Anda di halaman 1dari 19

PENGGUNAAN PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN

SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM


Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Kebudayaan
Islam

Dosen Pengampu : Adi Wijaya,M.Pd

Disusun Oleh :

1.Muhammad Chadziqul Faruq 221210116


2.Chafidzotur Rofi’ah Alfaddi 221210034
3.Nafi Satu Syarifah 221210129
4.Muhammad Ilham Fadli 221210100

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


UNIVERSITAS MA’ARIF LAMPUNG
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta Alam
karena atas izin dan kehendaknya makalah sederhana ini dapat kami rampungkan
tepat pada waktunya dengan Judul “Penggunaan PAIKEM dan Media
Pembelajaran SKI”
Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Pembelajaran SKI
Dalam penulisan makalah ini kami menemui berbagai hambatan yang
dikarenakan terbatasnya Ilmu Pengetahuan kami mengenai hal yang berkenan
dengan penulisan makalah ini. Oleh karena itu sudah sepatutnya kami berterima
kasih kepada dosen pembimbing kami yakni Bpk.Adi Wijaya,M.Pd. yang telah
memberikan limpahan ilmu berguna kepada kami.
Kami menyadari akan kemampuan kami yang masih amatir. Dalam
makalah ini kami sudah berusaha semaksimal mungkin.Tapi kami yakin makalah
ini masih banyak kekurangan disana-sini. Oleh karena itu kami mengharapkan
saran dan juga kritik membangun agar lebih maju di masa yang akan datang.
Harap kami, makalah ini dapat menjadi track record dan menjadi referensi
bagi kami dalam mengarungi masa depan. Kami juga berharap agar makalah ini
dapat berguna bagi orang lain yang membacanya.

Metro,03 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................. 1
C. Tujuan Pembahasan ................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 2
A. Pengunaan PAIKEM .............................................................................................. 2
B. Media pembelajaran sejarah kebudayaan islam ....................................................... 9
BAB III PENUTUP ..................................................................................................... 15
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 15
DAFTAR PUSAKA ..................................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan salah satu unsur penentu baik tidaknya lulusan
yang dihasilkan oleh suatu sistem pendidikan. Pembelajaran ibarat jantung dari
proses pendidikan. Pembelajaran yang baik cenderung menghasilkan lulusan
dengan hasil belajar yang baik pula, demikian pula sebaliknya.
Pada kenyataan dilapangan hasil belajar siswa selama ini masih kurang
dan belum sesuai dengan yang diharapkan, baik secara intelektual maupun sikap.
Siswa belum mencapai tahap kompetensi yang ideal. Oleh karena itu perlu adanya
perubahan dalam proses pembelajaran dari kebiasaan yang sudah berlangsung
selama ini. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis akan mencoba
membahas Model PAIKEM karena pembelajaran ini dirancang agar mengaktifkan
anak, mengembangkan kreativitas sehingga efektif namun tetap menyenangkan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengunaan PAIKEM ?
2. Bagaimana Metode pembelajaran sejarah kebudayaan islam ?

C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui Pengunaan PAIKEM
2. Mengetahui Bagaimana Metode pembelajaran sejarah kebudayaan islam

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengunaan PAIKEM
a. Pengertian Model PAIKEM
PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses
pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa
aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan.
Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model pembelajaran yang
menyenangkan. Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan dalam
pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di pikirannya tidak
akan ada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan tertekan dengan tenggat waktu
tugas, kemungkinan kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa bosan.
Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara
diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya mengukur daya
kemampuan serap ilmu masing-masing orang. Contohnya saja sebagian orang ada
yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dengan menggunakan visual atau
mengandalkan kemampuan penglihatan, auditory atau kemampuan mendengar,
dan kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan pula dengan upaya
penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan yang akan mengakibatkan proses
renovasi mental, diantaranya membangun rasa percaya diri siswa. 1
Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti
meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika
proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus
dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran
memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran
hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut
tak ubahnya seperti bermain biasa.
Siswa tidak memungkiri metode “PAIKEM” sama dengan pembelajaran
aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan” merupakan metode yang sangat

1
Syaiful BahriDjamarah, Guru dan Anak Didik. (Jakarta : Rineka Cipta, 2010) hal. 78

2
mengerti dan memahami kondisi siswa. bagaimana guru menyampaikan materi
merupakan penilaian utama siswa, seorang guru mempunyai wawasan yang luas
akan tergambar dengan cara bagaimana seorang guru menyampaikan
pembelajaran di kelas, fokus terhadap materi dan penyampaian yang mudah
dimengerti oleh siswa. peduli terhadap siswa dan tidak pilih-memilih
(diskriminatif), performance yang menarik serta bisa dijadikan partner dalam
berdiskusi dan berkeluh kesah merupakan sekian banyak kriteria yang siswa
sampaikan jika seorang guru ingin menjadi favorit di mata siswa. 2
1. Pembelajaran Aktif
Pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih
banyak melibatkan aktivitas siswa dalam mengakses berbagai informasi dan
pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas,
sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan
pemahaman dan kompetensinya.
2. Pembelajaran Inovatif
Pembelajaran inovatif juga merupakan strategi pembelajaran yang
mendorong aktivitas belajar. Maksud inovatif disini adalah dalam kegiatan
pembelajaran itu terjadi hal-hal yang baru, bukan saja oleh guru sebagai fasilitator
belajar, tetapi juga oleh siswa yang sedang belajar. pelajari.
3. Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran kreatif merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan
guru untuk dapat memotivasi dan memunculkan kreativitas siswa selama
pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan beberapa metode dan strategi
yang bervariasi, misalnya kerja kelompok, bermain peran, dan pemecahan
masalah.
Pada umumnya, berpikir kreatif memiliki empat tahapan sebagai berikut,
yaitu:3
a. Tahapan pertama; persiapan, yaitu proses pengumpulan informasi untuk diuji.

2
Ibid hal. 79
3
Hamzah B. Uno danNurdin Mohammad, belajardenganpendekatan PAILKEM:
PembelajaranAktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik,(Jakarta: BumiAksara, 2013),
hlm. 174.

3
b. Tahap kedua; inkubasi, yaitu suatu rentang waktu untuk merenungkan
hipotesis informasi tersebut sampai diperoleh keyakinan bahwa hipotesis
tersebut rasional.
c. Tahap ketiga; iluminasi, yaitu suatu kondisi untuk menemukan keyakinan
bahwa hipotesis tersebut benar, tepat dan rasional.
d. Tahap keempat; verifikasi, yaitu pengujian kembali hipotesis untuk dijadikan
sebuah rekomendasi, konsep, atau teori.
Siswa dikatakan kreatif apabila mampu melakukan sesuatu yang
menghasilkan sebuah kegiatan baru yang diperoleh dari hasil berpikir kreatif
dengan mewujudkannya dalam bentuk sebuah hasil karya baru.
4. Pembelajaran Efektif
Pembelajaran dapat dikatakan efektif jika mampu memberikan
pengalaman baru kepada siswa membentuk kompetensi siswa, serta mengantarkan
mereka ke tujuan yang ingin dicapai secara optimal.
Proses pelaksanaan pembelajaran efektif dilakukan melalui prosedur
sebagai berikut:
a. melakukan appersepsi,
b. melakukan eksplorasi, yaitu memperkenalkan materi pokok dan kompetensi
dasar yang akan dicapai, serta menggunakan variasi metode,
c. melakukan konsolidasi pembelajaran, yaitu mengaktifkan siswa dalam
pembentukan kompetensi siswa dan mengaitkannya dengan kehidupan
siswa,
d. melakukan penilaian, yaitu mengumpulkan fakta-fakta dan data/dokumen
belajar siswa yang valid untuk melakukan perbaikan program pembelajaran.
Untuk melakukan pembelajaran yang efektif, guru harus memerhatikan
beberapa hal, sebagai berikut:
(1) pengelolaan tempat belajar,
(2) pengelolaan siswa,
(3) pengelolaan kegiatan pembelajaran,
(4) pengelolaan konten/materi pelajaran, dan
(5) pengelolaan media dan sumber belajar. 4

4
Ibid hal. 175

4
5. Pembelajaran Menyenangkan
Pembelajaran menyenangkan (joyfull instruction) merupakan suatu proses
pembelajaran yang di dalamnya terdapat suatu kohesi yang kuat antara guru dan
siswa, tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan. Dengan kata lain, pembelajaran
menyenangkan adalah adanya pola hubungan yang baik antara guru dengan siswa
dalam proses pembelajaran. Guru memposisikan diri sebagai mitra belajar siswa,
bahkan dalam hal tertentu tidak menutup kemungkinan guru belajar dari siswanya.
Dalam hal ini perlu diciptakan suasana yang demokratis dan tidak ada beban, baik
guru maupun siswa dalam melakukan proses pembelajaran.
Ada empat aspek yang memengaruhi model PAIKEM, yaitu pengalaman,
komunikasi, interaksi, dan refleksi. Apabila dalam suatu pembelajaran terdapat
empat aspek tesebut, maka pembelajaran PAIKEM terpenuhi.
1. Pengalaman.
2. Komunikasi
3. Interaksi.
4. Refleksi.
b. Ciri-ciri PAIKEM& Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam PAIKEM
1. Ciri-ciri PAIKEM
Secara garis besar, ciri-ciri PAIKEM menurut pelatihan Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS) adalah sebagai berikut:
a) Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman
dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat
(learning to do).
b) Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan semangat,
termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan
pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
c) Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang
lebih menarik dan menyediakan “pojok baca”. 5

5
Jamal ma’murAsmani, 7 Tips Aplikasi PAKEM (pembelajaranAktif, Kreatif, Efektif,
danMenyenangkan): MenciptakanPembelajaran yang efektifdanberkualitas, (Jogjakarta: DIVA
press, 2011), hlm. 89.

5
d) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif,
termasuk cara belajar kelompok.
e) Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan
suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa
dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
PAIKEM merupakan sebuah model pembelajaran kontekstual yang
melibatkan paling sedikit empat prinsip utama dalam proses pembelajarannya.
Pertama, proses Interaksi (siswa berinteraksi secara aktif dengan guru, rekan
siswa, multi-media, referensi, lingkungan dsb). Kedua, proses Komunikasi (siswa
mengkomunikasikan pengalaman belajar mereka dengan guru dan rekan siswa
lain melalui cerita, dialog atau melalui simulasi role-play). Ketiga, proses
Refleksi, (siswa memikirkan kembali tentang kebermaknaan apa yang mereka
telah pelajari, dan apa yang mereka telah lakukan). Keempat, proses Eksplorasi
(siswa mengalami langsung dengan melibatkan semua indera mereka melalui
pengamatan, percobaan, penyelidikan dan/atau wawancara).
2. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam PAIKEM
 Memahami sifat yang dimiliki anak. Pada dasarnya anak memiliki sifat:
rasa ingin tahu dan berimajinasi. Anak desa, anak kota, anak orang kaya,
anak orang miskin, anak Indonesia, atau anak bukan Indonesia – selama
mereka normal – terlahir memiliki sifat itu. sifat tersebut merupakan
modal dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis dan kreatif.
 Mengenal anak secara perorangan. Para siswa berasal dari lingkungan
keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam
PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, kreatif, Efektif dan
Menyenangkan) perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus
tercermin dalam kegiatan pembelajaran.. 6
 Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar. Sebagai
makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau
berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam
pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu,
anak dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok.

6
Ibid hal. 91

6
 Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan
memecahkan masalah.Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan
masalah. Hal ini memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis
untuk menganalisis masalah; dan kreatif untuk melahirkan alternatif
pemecahan masalah.
 Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang
menarikRuang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan
dalam PAIKEM..
 Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Lingkungan (fisik,
sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan
belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar, tetapi juga
sebagai objek kajian (sumber belajar).
 Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan
belajarMutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam
belajar.7
 Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental..
c. Prinsip-PrinsipPAIKEM& Langkah-Langkah PAIKEM
1. Prinsip-PrinsipPAIKEM
Pelaksanaan pembelajaran yang mengutamakan aspek keaktifan,
kreatifitas dan inovatif, sehingga membuat pembelajaran menjadi efektif dan
menyenangkan, menuntut guru untuk menguasai berbagai metode mengajar serta
keterampilan dasar mengajar. Penguasaan berbagai metode mengajar tersebut
akan memberi keleluasaan untuk memilih metode yang sesuai dengan metode
yang sesuai dengan tujuan, materi, peserta didik dan aspek-aspek lainnya,
sehingga prinsip-prinsip PAIKEM dapat diterapkan secara optimal.
Prinsip-prinsip pembelajaran PAIKEM antara lain:
 Mengalami. Peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun
emosional. Melalui pengalaman langsung pembelajaran akan lebih
memberi makna kepada sisa dari pada hanya mendengarkan;
 Komunikas Kegiatan pembelajaran memungkinkan terjadinya komunikasi
antara guru dan peserta didik;

7
Ibid hal. 94

7
 Interaksi. Kegiatan pembelajarannya memungkinkan terjadinya interaksi
multi arah.
 Refleksi. Kegiatan pembelajarannya memungkinkan peserta didik
memikirkan kembali apa yang telah dilakukan. Proses refleksi sangat perlu
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian proses
pembelajaran. 8
2. Langkah-Langkah PAIKEM
Sebagai tahapan strategis pencapaian kompetensi, kegiatan PAIKEM perlu
didesain dan dilaksanakan secara efektif dan efisien sehingga memperoleh hasil
maksimal. Berdasarkan panduan penyusunan KTSP, kegiatan pembelajaran terdiri
dari kegiatan tatap muka, kegiatan tugas terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur. Sekolah standar, beban belajarnya dinyatakan dalam jam pelajaran
ditetapkan bahwa satu jam pelajaran tingkat SMA/SMK terdiri dari 45 menit,
SMP terdiri dari 40 menit, dan untuk SD terdiri dari 35 menit tatap muka untuk
Tugas Terstruktur dan Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur. Dalam hal ini guru
perlu mendesain kegiatan pembelajaran tatap muka, tugas terstruktur dan kegiatan
mandiri.
a. Kegiatan Tatap Muka
Untuk kegiatan tatap muka dilakukan dengan strategi bervariasi baik
ekspositori maupun diskoveri inkuiri. Metode yang digunakan seperti ceramah
interaktif, presentasi, diskusi kelas, diskusi kelompok, pembelajaran kolaboratif
dan kooperatif, demonstrasi, eksperimen, observasi di sekolah, ekplorasi dan
kajian pustaka atau internet, tanya jawab, atau simulasi. Tapi jika sudah ada
sekolah yang menerapkan sistem SKS, maka kegiatan tatap muka lebih disarankan
dengan strategi ekspositori. Namun demikian tidak menutup kemungkinan
menggunakan strategi diskoveri inkuiri. Metode yang digunakan seperti ceramah
interaktif, presentasi, diskusi kelas, tanya jawab, atau demonstrasi.
b. Kegiatan Tugas terstruktur
Bagi sekolah yang menerapkan sistem paket, kegiatan tugas terstruktur
tidak dicantumkan dalam jadwal pelajaran namun dirancang oleh guru dalam
silabus maupun RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran). Oleh karena itu

8
Syaiful BahriDjamarah, op.cit., hlm. 109

8
pembelajaran dilakukan dengan strategi diskoveri inkuiri. Metode yang digunakan
seperti penugasan, observasi lingkungan, atau proyek. Kegiatan tugas terstruktur
merupakan kegiatan pembelajaran yang mengembangkan kemandirian belajar
peserta didik, peran guru sebagai fasilitator, tutor, teman belajar. Strategi yang
disarankan adalah diskoveri inkuiri dan tidak disarankan dengan strategi
ekspositori. Metode yang digunakan seperti diskusi kelompok, pembelajaran
kolaboratif dan kooperatif, demonstrasi, eksperimen, observasi di sekolah,
ekplorasi dan kajian pustaka atau internet, atau simulasi.
c. Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur
Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang
dirancang oleh guru. Strategi pembelajaran yang digunakan adalah diskoveri
inkuiri dengan metode seperti penugasan, observasi lingkungan, atau proyek. 9
PAIKEM dapat diterapkan pada pembelajaran Pembelajaran kontekstual dengan
pendekatan konstruktivisme dipandang sebagai salah satu strategi yang memenuhi
prinsip pembelajaran berbasis kompetensi. Dengan lima strategi pembelajaran
kontekstual (contextual teaching and learning), yaitu relating, experiencing,
applying, cooperating, dan transferrini diharapkan peserta didik mampu mencapai
kompetensi secara maksimal.
Pemilihan strategi ekspositori dilakukan atas pertimbangan:
 karakteristik peserta didik dengan kemandirian belum memadai;
 sumber referensi terbatas;
 jumlah pesera didik dalam kelas banyak;
 alokasi waktu terbatas; dan
 jumlah materi (tuntutan kompetensi dalam aspek pengetahuan) atau bahan
banyak.
B. Media pembelajaran sejarah kebudayaan islam
a. Audio
Pembahasan pembelajaran dengan menggunakan media audio tidak lepas
dari aspek pendengaran itu sendiri. Pendengaran merupakan alat untuk

9
Yuhdi Mundi, Media pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, ( Jakarta : Referensi GP
Press Group), 2013, h. 58

9
mendengarkan. Mendengarkan sesungguhnya suatu proses yang rumit yang
melibatkan empat unsur :
1) mendengar,
2) memperhatikan,
3) memahami dan
4) unsur mengingat.
Jadi dengan demikian mendengarkan adalah proses selektif untuk
memperhatikan, mendengar, memahami dan mengingat simbol-simbol
pendengaran.Media audio memiliki kemampuan media untuk membangkitkan
rangsangan indera pendengaran. Adapun ciri utama dari media ini adalah pesan
yang dituangkan melalui audio dituangkan dalam lambang-lamang auditif, baik
verbal maupun noverbal.
Sebagai media pembelajaran, ada beberapa model atau pola pembelajaran
dengan memanfaatkan media audio yaitu: model pertama yaitu terintegrasi dengan
media cetak (dalam bentuk modul), pemanfaatan audio diintegrasikan dengan
modul, untuk memperoleh hasil belajar maksimal peserta didik dituntut untuk sbar
dan teliti, karena peserta didik harus bolak-balik antara mematikan audio untuk
melihat kemodulnya atau menutup modul dan kembal memutar dan menyimak
audionya. Pengintegrasiannya bisa secara murni, akan tetapi bisa juga semi
terintegrasi. Pengintegrasian secara murni artinya antar bahan pembelajaran yang
tidak dapat di pisah-pisahkan. Peserta didik harus memiliki dan memanfaatkan
keduanya dalam proes pembelajaran.10
Model kedua adalah melalui media audio peserta didi diajak untuk
berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran, meskipun ajakan untuk ikut
partisipasi tersebut hanyalah bersifat semu. Dengan model interaktif seolah-olah
terjadi komunikasi dua arah antara peerta didik dengan narator yang membawakan
materi pembelajaran dalam media audio. Dalam pembelajaran interaktif umpan
balik diberikan oleh media audio itu sendiri. Peserta didik dimita untuk
mencocokkan jawaban dengan jawaban yang diberikan melalui media audio.
Media audio dalam pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan
media audio adalah :

10
Ibid hal. 59

10
a. Mampu mengatasi keterbatasan ruang dan memungkinkan menjangkau
sasaran yang luas
b. Mampu mengembangkan daya imajinasi pendengar.
c. Mampu memusatkan perhatian siswa pada penggunaan kata, bunyi dan arti
dari kata/bunyi itu.
d. Sangat tepat untuk mengajarkan musik dan bahasa, laboratorium bahasa
tidak lepas dari media ini terutama untk melatih listening.
e. Mampu mempengaruhi suasana dan perilaku siswa melalui musik latar dan
efek suara.
f. Dapat menyajikan program pendalaman materi yang dibawakan oleh guru
atau orang yang memiliki keahlian dibidang tertentu sehingga tema yang
dibahas memiliki mutu yang baik dilihat dari segi ilmiah, karena selalu
dilengkapi hasil-hasil obervsi dan penelitian.
g. Dapat mengerjakan hal-hal tertentu yang sulit dikerjakan oleh guru, yakni
menyajikan pengalamanpengalaman dunia luar, kedalam kelas sehingga
media audio memungkinkan untuk menghadirkan hal-hal yang aktual dan
dengan demikian dapat memberikan suasana kesegaran pada sebagian topik
yang dibahas.
Adapun kekurangan dari media audio ini adalah sifat komunikasinya yang
satu arah. Dan penyajiannya hanya mengandalkan satu indera.
Dalam hal pembelajaran mata pelajaran pendidikan agama islam
dimadrasah guru dapat menggunakan media audio untuk kepentingan
pembelajaran. Beberapa materi pendidikan agama islam yang dapat terapkan
dengan menggunakan media audio adalah sebagai berikut :11
- Materi SKI menurut penulis dapat digunakan menggunakan media audio
yaitu dengan membuat drama atau sandiwara audio dengan durasi 15 sampai
20 menit. Guru dapat membuat drama dan atau sandiwara dalam bentuk
rekaman audio. Adapun para pemainnya adalah dari siswa. Program drama/
sandiwara radio ini dapat memberikan manfaat cukup baik bagi siswa pada
pemahaman peristiwa-peristiwa sejarah.

11
Syaiful BahriDjamarah, op.cit., hlm. 46

11
- Mata pelajaran fiqih pun dapat menggunakan media audio yaitu dengan
membuat materi menjadi materi talk show misalnya pembahasan tentang
pengertian zakat, pajak, sedekah dan infaq.
- Adapun untuk mata pelajaran al-qur’an hadits media audio daat digunakan
sebagai fasilitator dari mualai mengenal huruf hijaiyah sampai dengan media
membaca al-qur’an sesuai dengan kaidah tajwid.
- Demikian juga dengan mata pelajaran akidah akhlak materi dapat di
modifikasi menjadi talk show yang membahas berbagai pokok bahasan dalam
materi akidah akhlak.
- Mata pelajaran bahasa arab di madrasah termasuk dalam rumpun mata
pelajaran pendidikan agama islam dan penggunaan media audio sangat cocok
untuk pelajaran bahasa arab. Dengan media ini siswa dapat mempelajari/
mendengarkan ungkapan-uangkapan dari native speaker, siswa juga dapat
membelajari intonasi bahasa yang digunakan oleh ative speaker. Peserta didik
juga dapat berlatih pidato ahasa arab dengan media audio ini.
b. Visual
Media berbasis visual memegang peranan penting dalam proses belajar.
Media visual dapat pula memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan.
Visual dapat juga menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan
antara isi materi dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif visual sebaiknya
ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan
visual tersebut untuk meyakinkan terjadinya proses informasi. 12 Menurut Yudhi
Munadi media visual adalah media yang melibatkan indera pengelihatan. Bentuk
visual dapat berupa gambar presentasi seperti gambar, lukisan atau foto yang
menunjukkan bagaiman tampaknya sesuatu benda. Bentuk visual dapat juga
berbentuk diagrambyang melukiskan hubungan – hubungan konsep, organisasi,
dan struktur materia. Bentuk lain dari media visual adalah peta yang menunjukkan
hubungan antara unsur-unsur dalam isi materi, grafik pun masuk dalam kategori
media visual.
Pada umumnya prinsip yang perlu diperhatikan dalam menggunakan media
visual adalah:

12
Ibid hal. 68

12
1. Usahakan media visual sesederhana mungkin agar tidak mengganggu
perhatian siswa untuk mengamatipa yang seharusnya di perhatikan.
2. Visual digunakan untuk menekankan informasi sasaran sehingga
pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik.
3. Ulangi sajian visual dan libatkan siswa untuk meningkatkan daya ingat.
4. Gunakan gambar untuk melukiskan perbedaan konsep yang divisualkan itu
secara berdampingan.
5. Tekankan kejelasan dan ketepatan dalam semua visual
6. Visual yang divisualisasikan harus dapat terbaca dan mudah dibaca
7. Visual khususnya diagram, amat membantu untuk mempelajari materi yang
agak kompleks.
8. Visual dimaksudkan untuk mengkomunikasikan sasaran.
9. Unsur pesan dalam visual harus ditonjolkan
c. Audio Visual
Media audio visual adalah jenis media yang lain mengandung unsur suara
juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, seperti misalnya rekaman
video, berbagai ukuran film, slide suara dan lain sebagainya. Kemampuan media
ini dinggap lebih baik dan lebih menarik. menurut Yuhdi Munadi media audio
visual dapat dibagi menjadi dua jenis. Jenis pertama, dinamakan media audio-
visual murni, seperti film gerak (movie) bersuara, televisi dan video. Jenis kedua
adalah audi visual tidak murni yankni apa yang kita kenal dengan slide, opaque,
ohp dan pralatan visual lainnya, bila diberi unsur suara dari rekaman kaset yang
dimanfaatkan secara bersamaan dalam satu waktu atau proses pembelajaran. 13
Pemanfaatan media audio visual berupa film yang merupakan alat
komunikasi yang sangat membantu proses pembelajaran efektif. Apaa yng
terpandang oleh mata dan terdengat oleh telinga, lebih cepat dan lebih mudah
dingat daripaa apa yang hanya dibaca saja atau didengar saja. Adapun manfaat
dan karakteristik dari film adalah sebagai berikut :
a. Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu
b. Mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara realistis
dalam waktu yang singkat.

13
Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran, (Jakarta : Kencana), 2014, h. 118

13
c. Film dapat diulagai bila perlu utuk menambah kejelasan
d. Pesan yang akan disampaikan cepat dan mudah diingat
e. Mengembangkan pikiran dan dan pendapat para siswa
f. Mengembangkan imajinasi persrta didik.
g. Memperjelas hal-hal yang yang abstrak dan memberikan gamaran yang
lebih realistis
h. Sangat kuat mempengaruhi emosi seseorang
i. Film sangat baik untuk menjelaskan suatu proses dan dapat menjelaskan
suatu proses dan dapat menjelaskan suatu keterampilan dan lain-lain.
j. Semua peserta didik dapat belajar dari film, baik yang panai maupun yang
kurang pandai Menumbuhkan minat dan motivasi belajar.
Media audio visual juga memiliki kelemahan yaitu media audio visual
terlalu menekankan pentingnya materi ketimbang proses pengembangan materi
tersebut. Hal lain adalah bahwa pembuatan dan penggunaan media audio visual
dalam proses pembelajaran terutama dinegara kita masih sangat minim (sedikit),
hal ini karena media audio visual ini masih tergolong mahal atau memakan biaya
yang tinggi. 14
Menurut Oemar Hamalik sebagaimana yang dikutif oleh Asnawir menyatakan
bahwa film yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Dapat menarik siswa
2. Benar dan autentik
3. Up to date dalam setting, pakaian, dan lingkungan
4. Perbendaharaan bahasa yang dipergunakan secara benar
5. Kesatuan dan sequence nya cukup teratur
6. Teknis yang dipergunakan cukup memenuhi persyaratan dan cukup
memuaskan.

14
Ibid hal. 120

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan.Siswa tidak memungkiri metode “PAIKEM” sama
dengan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan”
merupakan metode yang sangat mengerti dan memahami kondisi siswa.
Ada empat aspek yang memengaruhi model PAIKEM, yaitu pengalaman,
komunikasi, interaksi, dan refleksi. Apabila dalam suatu pembelajaran terdapat
empat aspek tesebut, maka pembelajaran PAIKEM terpenuhi.
Media pembelajaran sejarah kebudayaan islam
1. Audio
2. Visual
3. Audio Visual

15
DAFTAR PUSAKA
Syaiful BahriDjamarah. 2010. Guru dan Anak Didik. Jakarta : Rineka Cipta.
Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohammad, 2003. belajar dengan pendekatan
PAILKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif,
Menarik. Jakarta: Bumi Aksara
Jamal ma’mur Asmani, 2011. Tips Aplikasi PAKEM (pembelajaran Aktif, Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan): Menciptakan Pembelajaran yang efektif
dan berkualitas, Jogjakarta: DIVA press.
Yuhdi Mundi. 2013. Media pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta :
Referensi GP Press Group.
Wina Sanjaya. 2014. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta : Kencana

16

Anda mungkin juga menyukai