Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH

Lingkup Proses Pembelajaran Dalam Pendidikan


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian Pendidikan
Dosen Pengampu : Anggun Pastika Sandi, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh:

Siti Chahyati : 21170004

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FALKUTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA INDONESIA
2023

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh


Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan kita
beribu-ribu nikmat, atas rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
“Metode Penelitian” Bapak Anggun Pastika Sandi, S.Pd, M.Pd atas kesempatan yang telah di
berikan kepada saya untuk menyusun makalah ini.

Pemakalah akan membahas tentang Pengertian dan penjelasan tentang Pengertian


Konsep Dasar Penelitian Pendidikan dan Karakteristiknya Besar harapan saya semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca juga menjadi amal
jariah untuk semua civitas yang terlibat di dalamnya.

Saya sadar bahwa makalah ini sangatlah jauh dari kata sempurna dikarenakan
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh.

Jakarta, 16 Oktober 2023

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................

A. Latar Belakang......................................................................................................

B. Rumusan Masalah.................................................................................................

C. Tujuan Makalah....................................................................................................

BAB II
PEMBAHASAN…………………………………………………………………………....

1. Pengertian Lingkup Proses Pembelajaran ………………………………………………

2. Ruang Lingkup proses Pembelajaran dalam pendidikan ..............................................

C. Proses pelaksanaan Pembelajaran, Strategi Pembelajaran, Evaluasi Pembelajaran......

BAB III PENUTUP ..............................................................................................................

A. SIMPULAN.................................................................................................................

B. SARAN........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk menciptakan
suasana belajar yang positif dan proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan
serta dapat mengembangkan potensi diri menjadi kekuatan religius. Guru mempunyai
kemampuan mengendalikan diri baik dari segi kepribadian, kecerdasan, dan akhlak
mulia. Dan keterampilan yang diperlukan. dalam lingkungan nasional dan sosial.
bangsa. Dalam pendidikan dikenal dua istilah yaitu pendagogi dan pendagogik, yang
pertama adalah pendagogi yang berarti pendidikan, dan pendagogik yang berarti ilmu
pendidikan.
Menurut Redja Mudyahardjo, pendidikan mempunyai dua pengertian, yaitu
pengertian luas dan pengertian sempit. Secara umum, pendidikan adalah kehidupan.
Pendidikan merupakan sesuatu yang mempengaruhi perkembangan seseorang sebagai
pengalaman belajar dalam lingkungan apapun. Sedangkan dalam arti sempit
pendidikan adalah sekolah. Pendidikan adalah pengajaran yang diberikan di sekolah
sebagai lembaga formal. Pendidikan adalah segala sesuatu yang mempengaruhi
peserta didik yang dipercayakan dengan tujuan memperoleh kesanggupan sempurna
dan kesadaran penuh akan hubungan dan tugas sosial.(Asrori, 2016)
Kalau bicara soal pendidikan, tentu saja kami akan melakukannya melibatkan
banyak hal untuk dipikirkan. Karena pendidikan mencakup semua tindakan manusia
yang dilakukan dengan suatu tujuan memperoleh kelangsungan, perlindungan, dan
peningkatan kehidupan. Untuk menciptakan pendidikan yang baik tentunya harus
memilikinya strategi dalam proses belajar mengajar (pelatihan kejuruan). Karena itu,
mengidentifikasi strategi yang tepat sangatlah penting. Strategi Pembelajaran yang
tepat akan mendorong peserta didik (siswa) berpikir mandiri dan kreatif, serta mampu
beradaptasi dengan situasi yang muncul dan mungkin timbul. Karena penerapan
strategi yang tidak tepat akan menimbulkan akibat yang sangat buruk. Karena akan
kontraproduktif dan bertentangan dengan apa yang ingin dicapai, misalnya seorang
dosen yang mengajar seperti mahasiswa mungkin kreatif tetapi mengajar dengan cara
yang otoriter dan kaku.
Perencanaan pendidikan merupakan kunci efektivitas suatu kegiatan untuk
mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan dan direncanakan. Oleh karena itu,
dalam pembahasan makalah ini, kami akan membahas tentang gabaimana
perencanaan pendidikan itu sehingga perencanaan yang direncanakan dapat maksimal
dan tujuan utamanya dapat tercapai. Dalam hal ini akan mengakibatkan kematian
siswa tersebut. Dalam hal ini dikatakan juga pengetahuan dan teori cara
pengoperasiannya Jawaban yang baik tentu saja akan membantu seseorang untuk
lebih memahaminya menjalankan sesuatu. Namun teori-teori ini tidak dapat
dijelaskan lebih lanjut dia akan menjadi pelari yang baik jika mengikuti teori ini.
Untuk mencapai hasil yang optimal, ia harus diberi kesempatan. (Mansyur, 1991)
Untuk menghasilkan pendidikan yang baik, tentunya harus memiliki strategi
dalam proses belajar mengajar (pembelajaran). Oleh karena itu penetapan strategi
yang relevan merupakan suatu keharusan. Strategi pembelajaran yang tepat akan
membina peserta didik (mahasiswa) untuk berfikir mandiri, kreatif dan sekaligus
adaptif terhadap berbagai situasi yang terjadi dan yang mungkin terjadi. Karena
penetapan strategi yang tidak tepat akan berakibat fatal. Sebab akan terjadi
kontraproduktif dan berlawanan dengan apa yang ingin dicapai, misalnya seorang
dosen mengajar agar mahasiswa menjadi kreatif, akan tetapi mengajar dengan cara-
cara otoriter dan kaku. Maka dalam hal ini yang akan mengakibatkan kefatalan
terhadap mahasiwa tersebut. Ketika mempersiapkan sesi kelas belajar mengajar guru
atau dosen perlu memikirkan cara agar mahasiswanya dapat memproses informasi
yang disampaikan. Di sisi lain dosen atau guru juga harus mempertimbangkan cara
mengaitkan informasi yang telah disampaikan dengan pengetahuan yang dimiliki
sebelumnya oleh siswa/mahasiswa.
Jadi seluruh rangkaian proses pembelajaran dimulai dari mendengarkan,
aktivitas, dan diskusi semuanya tentang pengalaman menimbulkan kesan kuat dan
bermanfaat bagi siswa (siswa).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan lingkup proses pembelajaran ?
2. Apa saja ruang lingkup proses pembelajaran ?
3. Bagaimana proses pembelajaran dalam pendidikan ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami lingkup proses pembelajaran
2. Untuk mengetahui dan memahami apa saja ruang lingkup proses pembelajaran
3. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana proses pembelajaran dalam
pendidikan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Lingkup Proses Pembelajaran

1. Ruang Lingkup pembelajaran

Ruang lingkup adalah sejauh mana atau batas kegiatan yang perlu
dilakukan guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan
secara efektif dan efisien. Ruang lingkupnya meliputi: materi, media, pendekatan,
alokasi waktu, metode, model pembinaan terpadu, keterampilan dan penilaian
dasar siswa.

a. Mata pelajaran atau materi yang diajarkan harus konsisten dengan kurikulum
yang telah ditetapkan.
b. Sarana pembelajaran termasuk sarana dan prasarana merupakan faktor penting
penunjang kegiatan belajar dan pembelajaran. Baik itu menyangkut sarana
prasarana sekolah maupun fasilitas milik siswa itu sendiri.
c. Dalam kegiatan belajar mengajar sangat penting bagi guru untuk melakukan
pendekatan kepada siswa. Hal ini bertujuan untuk memotivasi siswa agar
mempunyai semangat belajar yang tinggi. Misalnya memberikan nasehat atau
bimbingan kepada siswa jika melakukan kesalahan dalam kegiatan
pembelajaran.
d. Guru harus mampu mengatur alokasi waktu belajar sesuai dengan waktu yang
diperlukan untuk menyampaikan materi yang ada. Mematuhi tujuan yang
direncanakan.
e. Setiap guru mempunyai metode atau cara dalam menyampaikan materi kepada
siswa. Yang terpenting adalah memastikan siswa merasa nyaman dan tidak
merasa bosan saat mengikuti kegiatan belajar mengajar. Guru hendaknya
menciptakan kesempatan bagi siswa untuk berdiskusi memecahkan masalah.
f. Model pelatihan terpadu merupakan model pembelajaran yang
menitikberatkan pada pelatihan siswa agar mampu bertindak mandiri dalam
menyelesaikan setiap permasalahan.
g. Kompetensi inti siswa merupakan kemampuan yang dimiliki siswa dalam
menyampaikan materi dan pembelajaran kepada siswanya.
h. Untuk mengetahui hasil akhir kemampuan siswa, guru mengevaluasi siswa
dalam bentuk soal, tes atau pekerjaan rumah kemudian menganalisis untuk
menemukan bagian mana yang cacat atau mana yang kurang dipahami siswa.

Dalam ruang lingkup yang luas, memiliki banyak segi-segi atau yang terlibat
langsung maupun tidak langsung. Mata pelajaran yang mengikuti pendidikan dalam
kerangka pendidikan adalah sebagai berikut: (Mansyur, 1991)

1. Dilindungi atau pelajar, Ini adalah objek pendidikan yang paling penting.
2. Dasar dan tujuan pendidikan, Ia merupakan landasan dan sumber dari
segala kegiatan pendidikan yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran.
3. Pendidik, Khususnya subjek yang mengajar atau siapa yang mengajar.
4. Materi pendidikan, Khususnya materi atau pembelajaran pengalaman
pengetahuan atau materi.
5. Metode pendidikan, Cara pembelajaran yang paling tepat adalah
menyampaikan dokumen atau materi kepada murid dan siswa.
6. Menilai tingkat pendidikan, Secara khusus merupakan sarana untuk
melakukan penilaian dan evaluasi terhadap kegiatan belajar mengajar serta
hasil belajar siswa dan siswa
7) Alat pendidikan, Ini adalah alat yang digunakan ketika melaksanakan
pembelajaran untuk memfasilitasi pendidikan.
Lingkungan sekitar, Secara khusus, situasi ini berdampak besar pada siswa.

2. Pembelajaran

Kata dasar “studi” adalah penelitian. Dalam arti sempit, belajar dapat
Dipahamisebagai suatu proses atau cara yang digunakan untuk membantu seseorang
melakukan kegiatan belajar, sedangkan belajar adalah proses perubahan tingkah laku
akibat interaksi individu dengan lingkungan dan pengalaman. Istilah “belajar”
(instruction) berbeda dengan istilah “mengajar” (teaching). Kata “belajar” lebih
menekankan pada keseriusan kegiatan belajar siswa yang berkaitan dengan aspek
intelektual, sosial, dan intelektual, sedangkan kata “mengajar” lebih mengacu pada
kegiatan mengajar guru di kelas yang lebih banyak. Dalam arti luas, pembelajaran
adalah suatu proses atau kegiatan, interaksi dan komunikasi yang sistematis dan
sistematis antara pendidik (guru) dan siswa, sumber belajar dan lingkungan yang
ditujukan untuk memfasilitasi kondisi yang memungkinkan siswa melakukan kegiatan
belajar, baik di dalam kelas maupun di luar kelas, dihadiri secara fisik atau tidak,
untuk menguasai keterampilan yang ditentukan.

Berdasarkan rumusan diatas, ada beberapa hal yang perlu dijelaskan lebih
lanjut, yaitu: (Zainal Arifin, 2011)

a. Pembelajaran adalah sebuah program. Ciri-ciri suatu program adalah


sistematis, sistematik, dan terencana. Sistematis artinya teratur, dalam
hal ini pembelajaran harus dilakukan dalam urutan langkah-langkah
tertentu, mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga perencanaan.
Sistem adalah sebuah sistem. Artinya dalam pembelajaran terdapat
berbagai komponen yang meliputi tujuan, materi, metode, sarana dan
sumber belajar, yang saling berhubungan dan saling bergantung serta
berlangsung secara sistematis, terencana dan sistematik. Perencanaan
program merupakan alat penting untuk merealisasikannya dalam
situasi kehidupan nyata.
b. Setelah proses pembelajaran, guru tentu harus mengetahui efektivitas
dan efisiensi seluruh komponen dalam proses pembelajaran. Oleh
karena itu guru harus melakukan penilaian pembelajaran. Guru juga
harus mengevaluasi hasil pembelajaran. Dalam belajar terdapat proses
sebab akibat. Guru adalah penyebab utama terjadinya proses belajar
siswa, padahal setiap tindakan belajar siswa bukanlah hasil pengajaran
guru. Oleh karena itu, guru sebagai “tokoh sentral” harus mampu
mengidentifikasi strategi pembelajaran yang tepat sehingga dapat
mendorong siswa untuk belajar secara aktif, produktif dan efektif.
c. Belajar adalah interaksi dan komunikasi. Interaksi artinya kegiatan
belajar merupakan kegiatan multidimensi antara guru, siswa, sumber
belajar, dan lingkungan, saling mempengaruhi dan tidak diatur oleh
satu faktor saja. “interaksi ini tidak hanya pada tataran apa dan
bagaimana, tetapi juga lebih dari itu, khususnya pada tataran kognitif,
tataran makna, dan juga makna sosial (kesadaran sosial) dan makna
personal (diri). ). -tahu persisnya).” Sedangkan komunikasi
mempunyai arti hakikat komunikasi antara siswa dan guru adalah
untuk dapat saling memberi, menerima, dan memahami.
d. Proses pembelajaran bertujuan untuk membantu guru mencapai tujuan
pembelajaran dan siswa menguasai keterampilan yang diidentifikasi.
Untuk mengetahui sejauh mana siswa mencapai tujuan pembelajaran
atau menguasai keterampilan tertentu, guru harus melakukan kegiatan
penilaian. Selama proses pembelajaran, guru akan mengatur seluruh
rangkaian kegiatan pembelajaran, mulai dari membangun desain
pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, tindakan
mengajar atau mengajar, melakukan penilaian harga pembelajaran,
termasuk proses pencapaian hasil belajar berupa “ efek pengajaran".
Peran pembelajar adalah bertindak dalam belajar, yaitu mengalami
proses belajar, mencapai hasil belajar, dan menggunakan hasil belajar
yang tergolong “efek penyerta”.
Kata learn (belajar) sengaja digunakan maknanya kata yang berasal dari
English Guide. Kata Instruksi mempunyai arti yang lebih luas dari mengajar.
Meskipun kata mengajar ada dalam konteks guru-siswa di kelas formal, belajar
atau mengajar juga mencakup kegiatan belajar mengajar yang tidak dihadiri oleh
guru. Karena dalam mengajar fokusnya adalah pada proses belajar, maka perlu
adanya upaya terencana dalam menerapkan sumber belajar agar proses belajar itu
berlangsung pada diri siswa kita, sebut saja belajar. (Arief S.Sadirman, 1967)
a. Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran atau Learning Objective (LO) merupakan istilah yang
menggabungkan “komponen” dari dua kata, yaitu kata Apprentissage yang berarti
“belajar” atau pelatihan kejuruan dan kata Objectifs yang berarti “tujuan”. LO
secara harfiah berarti tujuan pembelajaran, namun dari segi pengertiannya sebagai
berikut:
Cranton menyatakan bahwa tujuan pembelajaran adalah pernyataan tentang
pengetahuan dan kemampuan yang diharapkan peserta setelah menyelesaikan
pembelajaran. Sedangkan Meger dalam bukunya yang berjudul Mempersiapkan
Tujuan Pembelajaran mengatakan bahwa tujuan pembelajaran merupakan
gambaran kemampuan siswa dalam menunjukkan kinerja yang diinginkan yang
sebelumnya tidak dapat diperolehnya. Selain pendapat di atas, ada juga yang
berpendapat bahwa tujuan pembelajaran adalah pernyataan jelas tentang
pembelajaran yang akan Anda capai dalam mata kuliah Anda Artinya tujuan
pembelajaran adalah pernyataan yang menyatakan hasil belajar yang harus dicapai
siswa dalam mata kuliah Anda.
Tujuan pembelajaran umum atau kompetensi inti, yaitu tujuan yang harus
dikuasai siswa pada setiap mata pelajaran dan topik. Kriteria yang digunakan untuk
mengevaluasi tujuan pembelajaran atau kompetensi inti secara umum adalah
hubungannya dengan tujuan kurikulum atau standar kompetensi setiap bidang
pembelajaran atau mata pelajaran dan tujuan. lembaga, kejelasan pembentukan
keterampilan dasar tergantung pada tingkat perkembangan peserta didik,
perkembangannya berupa hasil belajar dan indikator, penggunaan kata kerja
terapan dalam indikator dan faktor penting dalam kompetensi inti, hasil belajar dan
indikator pembelajaran.
Ada beberapa istilah yang identik dengan tujuan pembelajaran (LOs), di
Istilah tersebut mencakup hasil pembelajaran dan tujuan pembelajaran. Istilah
umum digunakan di Indonesia untuk tujuan pendidikan. Untuk tujuan pendidikan
dibagi menjadi dua, yaitu:
1) tujuan pendidikan umum (TIU), yaitu pernyataan yang
menggambarkan kemampuan umum yang harus diperoleh peserta didik
setelah selesainya suatu bidang studi atau suatu bidang studi. mata
kuliah satu semester.
2) (2) tujuan pendidikan khusus (TIC), yaitu tujuan yang menggambarkan
hasil belajar yang dicapai siswa setelah terpapar langsung pada suatu
mata pelajaran atau topik mata kuliah tertentu. (Hasyim Zaini, 2002).
Belajar juga merupakan suatu proses kegiatan belajar mengajar. memainkan
peran yang menentukan dalam keberhasilan akademik siswa. Selama proses
pembelajaran ini akan terjadi aktivitas timbal balik antara guru dan siswa untuk
mencapai tujuan dengan lebih baik. Proses pembelajaran antara lain “Proses
pembelajaran adalah kegiatan belajar mengajar berkaitan dengan aktivitas staf
pengajar, aktivitas siswa, model dan proses interaksi antar guru. staf, siswa dan
sumber belajar di lingkungan belajar sebagai bagian dari pelaksanaan program
“pendidikan”. Pembelajaran merupakan salah satu subsistem sistem pendidikan
selain kurikulum, konsultasi, pengelolaan dan penilaian. (Sulfemi, 2018)

b. Proses Pembelajaran
Proses awal pembelajaran menuntut guru untuk mengetahui Kemampuan
dasar yang dimiliki siswa meliputi kemampuan dasar, motivasi, tingkat
pendidikan, latar belakang sosial ekonomi, dan lain-lain. Kemampuan guru dalam
mempersepsi karakteristik belajar siswa merupakan faktor utama penyediaan
materi pembelajaran dan menjadi indikator keberhasilan pelaksanaan
pembelajaran.
Pembelajaran mempunyai dua ciri yaitu mendalam Proses pembelajaran
paling banyak melibatkan proses mental siswa, tidak hanya menuntut siswa
mendengarkan dan mencatat tetapi juga memerlukan tindakan aktif siswa dalam
proses berpikir. Kedua, pembelajaran mendalam menciptakan suasana dialog dan
proses tanya jawab yang berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan
dan meningkatkan kemampuan siswa, dari situlah kemampuan berpikir dapat
membantu Siswa memperoleh pengetahuan yang mereka bangun sendiri.
Proses belajar mengajar atau pelatihan vokasi merupakan suatu kegiatan
pelaksanaan program pembelajaran di lembaga pendidikan agar peserta didik
dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan dasar pendidikan adalah
membimbing peserta didik menuju perubahan perilaku intelektual, moral, dan
sosial budaya. Melalui pendidikan diharapkan peserta didik mampu hidup mandiri
sebagai individu maupun sebagai masyarakat. Proses pembelajaran sendiri
menekankan pada interaksi antara siswa, guru, metode, kurikulum , fasilitas, dan
aspek lingkungan yang berkaitan dengan perolehan keterampilan. Kapasitas akan
tercapai secara optimal bila komponen tersebut telah selesai dibangun sesuai
dengan fungsinya masing-masing.
Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor internal
siswa maupun faktor eksternal siswa. Sebagai salah satu faktor yang
mempengaruhi belajar, minat adalah kecenderungan seseorang terhadap suatu
objek atau aktivitas yang disukai yang disertai dengan perasaan gembira,
perhatian, dan tindakan positif. Minat sangat mempengaruhi hasil belajar siswa,
jika materi pembelajaran baik. Jika pembelajaran tidak sesuai dengan minat siswa
maka siswa tidak akan belajar dengan baik dengan baik karena tidak ada daya
tarik baginya. Siswa tidak tertarik dengan mata pelajaran tetapi tidak
memperhatikan isi yang diajarkan. (Supriadi Saputro, 2000).
Inti proses pembelajaran adalah hubungan antara guru dan siswa. Memang
mereka saling berinteraksi dalam proses belajar mengajar. Pembelajaran biasanya
diperuntukkan bagi siswa, sedangkan pengajaran diperuntukkan bagi guru. Karena
belajar merupakan suatu proses, tentunya dalam suatu proses terdapat unsur-unsur
tertentu yang saling bergantung satu sama lain. Komponen utama pembelajaran
meliputi tujuan pembelajaran, pendidik, peserta didik, kurikulum, strategi
pembelajaran, materi pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Hubungan antara
komponen-komponen pembelajaran tersebut salah satunya akan membentuk suatu
kegiatan yang disebut proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan suatu
tahapan/urutan di mana terjadi interaksi guru-siswa dan berlangsungnya
komunikasi timbal balik dalam suatu situasi pendidikan untuk mencapai suatu
tujuan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, guru dan siswa merupakan dua
komponen yang tidak dapat dipisahkan. Harus ada interaksi yang saling
menguntungkan antara kedua komponen tersebut agar hasil belajar siswa dapat
dicapai secara optimal. (Rustaman, 2003)
Proses belajar adalah keseluruhan kegiatan yang dirancang untuk mengajar
siswa. Di satuan pendidikan Proses pembelajaran berlangsung secara interaktif,
bersifat inspiratif, menyenangkan, menstimulasi dan memotivasi sehingga peserta
berpartisipasi aktif sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangannya
perkembangan fisik dan psikologi peserta didik .Di Indonesia Proses pembelajaran
di satuan pendidikan dasar dan menengah diatur sesuai prosedur standar.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor (Permendiknas)
Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Prosedur Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah, bahwa standar prosedur tersebut mencakup kriteria minimal
pembelajaran pada satuan pengajaran dasar dan fasilitas lintas wilayah hukum.
Negara Kesatuan Republik Indonesia standar proses meliputi perencanaan proses
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan
pemantauan hasil pembelajaran untuk melaksanakan proses pembelajaran secara
efektif dan efisien.
Dalam proses pembelajaran, agar dapat terlaksananya proses pembelajaran
yang efektif dan efesien, perlu adanya perencanaan Perencanaan adalah proses
mengidentifikasi dan memanfaatkan sumber daya untuk mendukung kegiatan dan
upaya yang akan dilakukan secara konsisten untuk mencapai sebuah tujuan yang
efektif dan efesien. Dalam konteks perencanaan pembelajaran, dapat dipahami
sebagai proses penyiapan materi pelajaran, penggunaan media pembelajaran,
penggunaan pendekatan atau metode pembelajaran, dan penilaian dalam jangka
waktu akan dilaksanakan pada waktu tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.
target. . Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk kurikulum dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada standar isi
Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana kinerja pembelajaran
Mempelajari dan menyiapkan media dan sumber pembelajaran, alat penilaian
pembelajaran, dan situasi pembelajaran. Penyusunan kurikulum dan RPP sesuai
dengan metode pembelajaran yang digunakan.
Sebagai perencana, guru atau dosen harus mampu mendiagnosis kebutuhan
siswa sebagai objek pembelajaran, merumuskan tujuan kegiatan dalam proses
pembelajaran, dan menentukan strategi pengajaran yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan ini dapat bermanfaat bagi
guru sebagai bahan pembenahan diri untuk memperbaiki metode pengajarannya.
Agar pembelajaran terlaksana dengan baik untuk itu seorang guru perlu menyusun
komponen perencanaan pembelajaran antara lain:
1) Penentuan alokasi waktu dan minggu efektif
Penentuan alokasi waktu pada hakikatnya meliputi penentuan minggu
efektif setiap semester dalam satu tahun ajaran Rencana alokasi waktu yang
tepat Mengetahui berapa jam waktu produktif yang digunakan dalam proses
pembelajaran selama tahun pengajaran Hal ini diperlukan untuk memenuhi
standar , keterampilan, dan Keterampilan dasar minimum harus memiliki
perolehan sesuai dengan formula standar konten yang ditetapkan.
2) Menyusun program tahunan (Prota)
Program tahunan (Prota) adalah rencana program umum untuk setiap
mata pelajaran untuk setiap kelas, yaitu yang dikembangkan secara khusus
oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan adalah dengan menentukan
alokasi untuk satu tahun. pelajaran untuk mencapai tujuan (standar
keterampilan dan keterampilan dasar) telah diidentifikasi. Program ini perlu
dipersiapkan dan dikembangkan oleh guru sebelum mata kuliah , karena
menjadi pedoman bagi pengembangan program selanjutnya.
3) Menyelenggarakan program semester (Promes)

Program semester (promes) merupakan pengembangan dari program


tahunan . Jika program tahunan yang disusun, tentukan jumlah jam yang
diperlukan untuk lulus memperoleh keterampilan dasar, dilanjutkan dengan a
program terbimbing semester untuk menjawab minggu atau jam berapa
pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar dilaksanakan.

4) Menyusun program pembelajaran

Bab Kurikulum merupakan bentuk pengembangan dan penyempurnaan


Kurikulum adalah rencana pembelajaran atau pengaturan yang teratur
pembelajaran materi mata pelajaran tertentu di kelas tertentu. Unsur-unsur
yang diperlukan untuk mengembangkan kurikulum meliputi antara lain
identitas mata pelajaran, identitas sekolah termasuk nama satuan pendidikan
dan kelas, keterampilan dasar, keterampilan inti, topik, materi inti,
pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, sumber belajar, dan kurikulum yang
dibangun. pada standar kompetensi kelulusan dan standar internal isi satuan
pendidikan dasar dan menengah sesuai model pembelajaran setiap tahun ajaran
tertentu. Program tersebut digunakan sebagai acuan dalam menyusun rencana
pelaksanaan studi.

5) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan


pembelajaran langsung untuk suatu pertemuan atau kegiatan lainnya. Rencana
pelaksanaan pembelajaran dibangun dari program untuk memandu kegiatan
pembelajaran siswa dengan tujuan mencapai kompetensi inti (KD). Setiap
pendidik Satuan pendidikan harus menyusun rencana Melaksanakan
pembelajaran secara menyeluruh dan sistematis agar pembelajaran
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, merangsang, efektif,
efektif, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif dan memberikan
ruang yang cukup untuk inisiatif, kreativitas dan kemandirian berdasarkan
bakat, minat dan perkembangan fisik dan psikologis siswa. Rencana
pelaksanaan pembelajaran disusun berdasarkan kompetensi inti atau subtema
yang dilaksanakan dalam satu atau lebih pertemuan. (Rusman, 2017)

B. . Ruang Lingkup Proses Pembelajaran.

1. Ruang lingkup penilaian pembelajaran dari sudut pandang penilaian proses


dan hasil pembelajaran

a. Sikap dan kebiasaan, motivasi, minat, bakat, meliputi: bagaimana perilaku siswa
terhadap guru, mata pelajaran, orang tua, suasana sekolah, lingkungan, metode, dan
sebagainya.

b. Pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran, meliputi:


Apakah siswa memahami tanggung jawabnya sebagai warga negara, anggota
masyarakat, warga sekolah, dan sebagainya. atau tidak?

c. Kecerdasan siswa, meliputi: Apakah siswa pada tingkat tertentu mampu


menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran.
d. Perkembangan/kesehatan jasmani, meliputi:

Apakah perkembangan jasmani siswa berkembang secara harmonis? Apakah


siswa dapat menggunakan bagian tubuhnya dengan lancar? Dan lain-lain. Dalam
komponen kurikulum dan standar keluaran, setiap mata pelajaran mempunyai tiga
komponen penting yaitu komponen inti, standar hasil belajar dan indikator untuk
menilai pencapaian standar keluaran.

Komponen pembelajaran merupakan pernyataan minimal tentang


pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai yang tercermin dalam kebiasaan berpikir dan
bertindak setelah siswa menyelesaikan suatu mata pelajaran atau topik tertentu.
Kompetensi mengidentifikasi apa yang harus dilakukan siswa untuk memahami,
menggunakan, memprediksi, menjelaskan, mengapresiasi, atau mengapresiasi.
Kompetensi merupakan gambaran umum tentang apa yang dapat dilakukan oleh
seorang siswa. Cara menilai apakah seorang siswa telah mencapai keterampilan
tertentu dijelaskan secara tidak langsung dalam pernyataan kompetensi, sedangkan
rincian apa yang diharapkan dari siswa dijelaskan dalam indikator hasil belajar dan
kinerja. Oleh karena itu, hasil belajar merupakan gambaran tentang apa yang perlu
ditemukan, dipahami, dan dilakukan siswa. Hasil pembelajaran ini mencerminkan
keluasan, kedalaman dan kompleksitas serta harus dijabarkan secara jelas dan terukur
dengan menggunakan teknik penilaian tertentu. Perbedaan antara keterampilan dan
hasil belajar adalah batas dan kriteria hasil belajar siswa dapat diukur.

Indikator kinerja pembelajaran dapat dijadikan sebagai dasar untuk menilai


kemampuan siswa dalam mencapai hasil dan hasil belajar yang diharapkan. Indikator
Hasil Belajar menggambarkan keterampilan yang harus dikuasai siswa khususnya
untuk berkomunikasi dan dapat digunakan sebagai metrik untuk mengevaluasi
pencapaian hasil belajar. Siswa mempunyai kesempatan untuk menggunakan
pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang telah dikembangkannya melalui
studinya dan menyelesaikan tugas-tugas yang telah ditentukan. Selama proses ini,
guru dapat mengevaluasi apakah siswa mencapai suatu hasil belajar yang ditentukan
oleh pencapaian beberapa indikator hasil belajar tersebut. Jika hasil belajar siswa
diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak, maka siswa tersebut telah
memperoleh suatu keterampilan. Oleh karena itu, penilaian harus memperhatikan
pencapaian standar nasional berdasarkan hasil pembelajaran dan indikator kinerja
pembelajaran.

Ruang lingkup penilaian hasil belajar dan penilaian hasil belajar tersebut di
atas merupakan aspek minimal yang harus dievaluasi oleh guru dalam konteks
pembelajaran. Aspek-aspek ini masih bersifat umum dan global. Oleh karena itu,
harus ditelusuri hingga ke tataran operasional dan konkrit agar aspek-aspek tersebut
benar-benar dapat diukur (measurable) dan dapat diobservasi. Untuk mengukur aspek-
aspek tersebut, guru harus membuat berbagai alat penilaian atau evaluasi, baik tes
maupun non tes.

Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses interaktif antara


peserta didik dengan lingkungannya sehingga menghasilkan perubahan perilaku yang
positif. Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik
faktor internal yang berasal dari dalam diri individu maupun faktor eksternal yang
berasal dari lingkungan luar. Dalam pembelajaran, tugas terpenting guru adalah
menciptakan kondisi yang mendukung perubahan perilaku. Ada beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi efektivitas pembelajaran, antara lain faktor yang berkaitan
dengan guru, siswa, sarana dan prasarana, serta faktor lingkungan. (Suharyono, 1991)

1. Guru

Guru memegang peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran.


Peran guru khususnya bagi siswa usia sekolah dasar tidak dapat digantikan dengan
alat lain,karena perkembangan fisik siswa memerlukan bantuan dan bimbingan orang
dewasa.Dalam proses pembelajaran, guru tidak hanya berperan sebagai teladan bagi
siswa yang diajarnya tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran. Dengan demikian
efektivitas proses pembelajaran terletak di pundak guru atau dengan kata lain
keberhasilan proses pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas guru. (M. Asrorun
Ni'am, 2006)

2. Siswa

Siswa adalah makhluk yang unik. Perkembangan anak merupakan


perkembangan seluruh aspek kepribadian anak dan setiap anak mempunyai laju
perkembangan yang tidak selalu sama. Proses belajar dipengaruhi oleh perkembangan
anak yang berbeda beda. Dengan demikian, setiap anak mempunyai kemampuan yang
berbeda-beda dan dapat digolongkan menjadi siswa berkemampuan tinggi, sedang,
dan rendah. Siswa yang tergolong dalam kelompok berkemampuan tinggi seringkali
terlihat sangat aktifdalam belajar, penuh perhatian dan serius dalam sisa pelajaran,
begitu pula sebaliknya pada siswa berkemampuan rendah. Perbedaan tersebut
memerlukan cara penanganan proses pembelajaran yang berbeda pula.

3. Sarana dan Prasarana Sarana

Faktor sarana dan prasarana adalah segala sesuatu yang secara langsung
menunjang kelancaran proses pembelajaran, seperti bahan pembelajaran, teknologi
Alat pembelajaran, perlengkapan dan prasarana sekolah adalah segala sesuatu yang
secara tidak langsung dapat menunjang keberhasilan proses pembelajaran, contoh:
jalan raya ke sekolah, penerangan sekolah, toilet lahir. Seluruh infrastruktur akan
membantu guru mengatur proses pembelajaran. Ada beberapa keuntungan bagi
sekolah dengan infrastruktur yang lengkap.

Dengan adanya factor ini dapat menumbuhkan semangat dan motivasi guru
dalam mengajar. Pengajaran dapat dipandang dalam dua dimensi, yaitu sebagai proses
penyampaian materi pendidikan dan sebagai proses menciptakan lingkungan yang
dapat merangsang siswa untuk belajar. Jika mengajar dianggap sebagai proses
pemberian bahan, maka sarana belajar harus berupa alat dan bahan yang mampu
menyampaikan pesan secara efektif, sedangkan jika mengajar dianggap sebagai
proses menata lingkungan agar siswa dapat belajar maka perlu adanya. untuk fasilitas
yang berkaitan dengan berbagai sumber belajar yang dapat mendorong siswa untuk
belajar. Oleh karena itu, ketersediaan fasilitas memungkinkan guru memiliki banyak
pilihan berbeda dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Siswa dapat memilih untuk
belajar. Karena setiap siswa mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda, ada yang
bersifat auditori dan ada pula yang visual, fasilitas yang lengkap membuat pilihan
belajar menjadi lebih mudah bagi siswa.

6) Lingkungan

Proses pembelajaran yang tidak memperhatikan lingkungan tidak hanya


menjadikan siswa kurang sadar terhadap lingkungan tetapi juga tidak mendatangkan
hasil belajar yang optimal. Dari sudut pandang lingkungan, ada dua faktor yang
mempengaruhi proses pembelajaran, yaitu faktor pengorganisasian kelas dan faktor
iklim psikologis sosial.

a. Pengorganisasian kelas

Organisasi kelas mencakup jumlah siswa dalam suatu kelas; terlalu banyak
akan kurang efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. hubungan antara orang-
orang yang terlibat dalam proses pembelajaran (internal atau eksternal).

b. Iklim Psikologis Sosial

Sekolah menjaga hubungan internal yang baik yang ditunjukkan dengan


kerjasama antar guru, saling menghormati, yang berpengaruh terhadap terciptanya
lingkungan belajar yang mampu mendorong pembelajaran siswa. Hubungan eksternal
yang baik akan meningkatkan kelancaran program sekolah, sehingga upaya sekolah
dalam meningkatkan mutu akademik akan mendapat dukungan dari pihak lain.

2. Ruang Lingkup Bahan Pembelajaran

Pengembangan Pembelajaran juga mempunyai keterbatasan dan faktor yang


harus diperhatikan untuk menciptakan materi pendidikan yang berkualitas, relevan
dan lengkap. Menurut Hamdani (Prisnamasari, 2014), ruang lingkup materi
pembelajaran meliputi:

a.. Judul, Mata Pelajaran, Standar Kompetensi, Kompetensi Inti dan Indikator

Materi pembelajaran mencakup beberapa unsur kunci yaitu judul, standar


kompetensi, topik dan indikator kompetensi inti. Judul mencerminkan atau
menggambarkan isi materi pembelajaran secara umum. Sementara itu, standar
kompetensi merupakan keterampilan yang lazim ditemukan dalam materi pendidikan.
Pada Kurikulum 2013, nama standar kompetensi diubah menjadi kompetensi inti.
Kompetensi inti adalah rincian standar kompetensi/keterampilan yang mendasarinya
dan indikator adalah metode yang digunakan untuk mencapai kompetensi inti. Kelima
unsur di atas merupakan dasar identifikasi ciri-ciri dan unsur-unsur yang harus ada
dalam materi pembelajaran agar mudah diketahui apa yang akan dicapai program dan
apa yang diharapkan.
b. Panduan Belajar

Panduan belajar adalah suatu proses atau langkah-langkah yang harus diikuti
untuk memperlancar pembelajaran. Instruksi ini ditujukan untuk siswa dan guru.
Panduan belajar ditulis dengan bahasa yang mudah dipahami. Sedangkan siswa dapat
melengkapi gambar untuk membangkitkan minat belajar.

c. Kompetensi yang ingin dicapai

Kompetensi merupakan nilai atau konsep dasar yang harus dikuasai siswa
dalam setiap mata pelajaran. Hal ini berkaitan dengan materi berikut karena semuanya
berkesinambungan. Keterampilan ini dapat diperoleh dengan berbagai cara, melalui
materi atau melalui aktivitas.

d. Isi Materi Pembelajaran

Intisari pembelajaran ini hendaknya dipelajari berdasarkan keterampilan dasar


yang telah dimiliki.

e. Informasi tambahan Informasi lain atau sumber informasi pendukung materi


pembelajaran

Selain materi pembelajaran yang disertakan dalam program, harus ada


informasi dan dokumen tambahan. Berita atau sumber informasi lain diperlukan
karena tidak semua yang ada dalam silabus relevan dengan kehidupan siswa sehari-
hari. Hal ini sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis wilayah, kondisi sosial
ekonomi dan tingkat pendidikan penduduk di wilayah tersebut. Setiap daerah tentu
mempunyai ciri khas yang berbeda dibandingkan dengan daerah lainnya. Oleh karena
itu, diperlukan lebih banyak informasi untuk mendukung materi pembelajaran yang
sudah termasuk dalam program.

f. Latihan

Latihan dapat disajikan dalam bentuk soal atau kegiatan. Tugas ini dapat
berupa pertanyaan di akhir subbab, di akhir bab, atau di perpanjangan. Untuk latihan
yang berbentuk kegiatan dapat berupa diskusi, eksperimen atau demonstrasi.

g. Instruksi kerja dapat dalam bentuk lembar kerja (LK).


Instruksi kerja adalah langkah-langkah atau instruksi yang memperjelas alur
kerja suatu kegiatan atau masalah. Instruksi kerja harus singkat, padat dan jelas
sehingga mudah dipahami oleh pembaca.

h. Evaluasi

Evaluasi adalah suatu cara yang digunakan untuk mengetahui hasil.


Penilaiannya mencakup tiga aspek, yaitu penilaian kognitif, penilaian afektif (sikap),
dan penilaian keterampilan. Penilaian kognitif sering dilakukan dengan menggunakan
kuesioner. Sedangkan untuk penilaian sentimen dilakukan dalam bentuk pertanyaan
atau observasi. Penilaian keterampilan dapat berupa kegiatan atau pertanyaan.
Penilaian dalam bentuk kuis dapat berupa soal akhir bab atau akhir semester.

i. Umpan balik atau tanggapan terhadap hasil penilaian

Umpan balik atau umpan balik terhadap hasil penilaian dapat menjadi
indicator keberhasilan atau kegagalan akademik. Apabila setelah evaluasi hasilnya
kurang memuaskan, dapat dilakukan perbaikan. Sedangkan jika hasil penilaiannya
bagus maka dapat ditanyakan soal latihan.

Dalam menentukan ruang lingkup atau ruang lingkup materi pembelajaran


hendaknya memperhatikan aspek-aspek berikut:

a. Tiga aspek dasar pendidikan

Tiga aspek dasar pendidikan meliputi aspek kognitif, emosional, dan


psikomotorik. Aspek kognitif yang berkaitan dengan pengetahuan akan disajikan
dalam materi pembelajaran. Aspek ini muncul sebagai fakta, prinsip, konsep dan
proses. Aspek emosional berkaitan dengan sikap dan nilai yang terkandung dalam
materi pembelajaran. Aspek psikomotorik merupakan suatu bidang yang berkaitan
dengan keterampilan atau kemampuan bertindak setelah memperoleh pengalaman
belajar. Aspek ini merupakan bagian dari kontinum hasil belajar kognitif dan
emosional. Untuk menentukan ruang lingkup ketiga aspek tersebut harus jelas, karena
dalam penerapannya dalam proses pembelajaran, setiap jenis uraian materi
memerlukan strategi dan materi pembelajaran yang berbeda-beda. Selain
memperhatikan jenis materi, hendaknya juga memperhatikan prinsip-prinsip yang
sebaiknya digunakan untuk menentukan ruang lingkup materi pembelajaran mengenai
keluasan dan kedalaman materi.

b. Cakupan Dokumen

Cakupan dokumen menggambarkan jumlah materi yang diharapkan tercakup


dalam materi pembelajaran. Dokumen ini merinci konsep-konsep yang terkandung di
dalamnya yang perlu dipelajari siswa. Misalnya fotosintesis dapat diajarkan di
sekolah dasar, menengah, atas, serta perguruan tinggi, namun luas dan dalamnya
setiap jenjang pendidikan berbeda-beda. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka
semakin luas dan rinci cakupan aspek fisik fotosintesis yang dipelajari.

c. Cakupan

Cakupan adalah cakupan yang lengkap terhadap aspek materi materi


pembelajaran. Cakupan ini harus cukup untuk membantu siswa menguasai
keterampilan dasar yang diidentifikasi. Penentuan ruang lingkup mata pelajaran perlu
dilakukan untuk mengetahui apakah materi yang perlu diajarkan terlalu banyak, tidak
cukup, atau cukup sesuai dengan keterampilan dasar yang perlu diperoleh. Misalnya
saja pembelajarannya untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang adaptasi
makhluk hidup, maka ruang lingkup isi yang perlu disampaikan adalah pengertian
adaptasi, tujuan adaptasi, dan bentuk-bentuk adaptasi. untuk keduanya. hewan dan
tumbuhan.

2. Prinsip-prinsip pengembangan bahan ajar

Pengembangan bahan ajar perlu didasarkan pada prinsip-prinsip tertentu untuk

mencapai tujuan di atas. Diantaranya:

a. Perubahan program wajib dan mutlak diperlukan.


b. Kurikulum merupakan produk pada masanya,
c. Perubahan kurikulum pada periode terkini selalu tumpang tindih dengan perubahan
kurikulum sebelumnya,
d. Perubahan kurikulum tersebut sebagai akibat dari perubahan masyarakat,
e. Pengembangan kurikulum berdasarkan proses memilih di antara beberapa pilihan,
f. Pengajaran pengembangan kurikulum tidak pernah berhenti,
g. Pengembangan program paling efektif bila dilakukan secara keseluruhan, bukan
proses sedikit demi sedikit,
h. Pengembangan program paling efektif bila dilakukan melalui proses yang
sistematis
i. Penyusunan program dimulai dari program itu sendiri.

Selain kesembilan prinsip tersebut, masih ada prinsip lain yang bergantung
pada pendapat orang lain. Menurut Mbulu (Krisma, 2014), ada tujuh prinsip
pengembangan bahan ajar, yaitu:

1. Bertahap yaitu dilaksanakan mulai dari kelompok dan jenis mata pelajaran
hingga ditentukan isi setiap mata pelajaran
2. Global yaitu dilaksanakan dengan mempertimbangkan keseluruhan isi setiap
pelajaran dan bukan sebagian
3. Sistematis, yaitu dicapai dengan mempertimbangkan isi pokok bahasan secara
keseluruhan dan melalui proses yang berulang-ulang
4. Fleksibel, yaitu mampu menerima hal-hal baru yang belum disebutkan dalam
isi topik pada saat dilaksanakan
5. Ilmiah nilai, artinya bahan ajar disusun berdasarkan tingkat nilai topiknya,
disusun secara urut, dijelaskan menurut sistem hubungan dan harus benar-
benar dapat dipercaya.
6. Berorientasi pada pembelajar, artinya disesuaikan dengan karakteristik
pembelajar dan memperhatikan kebutuhan, minat/minatnya
7. Berkelanjutan, artinya pengembangan bahan ajar merupakan suatu proses yang
tidak berhenti satu kali saja, melainkan suatu proses yang menghubungkan
setiap kegiatan pengembangan, yaitu desain, evaluasi dan penggunaan.

C. Proses Pembelajaran dalam Pendidikan

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidikan dan


sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan
yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan,
penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada
peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta
didik agar dapat belajar dengan baik.
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang komplek. Pembelajaran pada
hakikatnya tidak hanya sekedar menyampaikan pesan tetapi juga merupakan aktivitas
profesional yang menuntut pendidik dapat menggunakan keterampilan dasar mengajar
secara terpadu serta menciptakan situasi yang efektif dan efisien, oleh karena itu
dalam pembelajaran pendidik perlu menciptakan suasana yang kondusif dan strategi
belajar yang bervariasi guna menarik minat peserta didik. Pembelajaran yang
berkualitas sangat tergantung dari kreativitas pendidik, munculnya motivasi belajar
ditunjang dengan metode atau strategi mengajar yang mampu memfasilitasi hal
tersebut sehingga diharapkan tujuan pembelajaran tercapai. Keberhasilan proses
pembelajaran dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan peserta didik
dalam proses belajar. Desain pembelajaran yang baik, ditunjang penerapan strategi
dan metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik
peserta didik.

1. Proses Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan proses pembelajaran merupakan komponen yang sangat penting


dalam mencapai produksi pendidikan yang bermutu. Oleh karena itu, pelaksanaan
proses pembelajaran harus dilaksanakan secara tepat, ideal, dan seimbang. Dengan
demikian, guru harus mampu mengimplementasikan teori-teori yang berkaitan dengan
pembelajaran teoritis ke dalam praktik realitas 'pembelajaran' yang sebenarnya.
Menurut Roy R. Lefrancois (dikutip oleh Dimyati Mahmud), Implementasi
pembelajaran adalah penerapan strategi dirancang untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Implementasi pembelajaran merupakan proses yang saling berkaitan
Belajar mengajar di kelas merupakan inti sekolah. Dengan demikian, pembelajaran
merupakan interaksi guru dengan siswa untuk menyampaikan materi pembelajaran
kepada siswa dan mencapai tujuan pendidikan.

Fungsi pelaksanaan ini meliputi pengelolaan pembelajaran dan kegiatan


kepemimpinan yang dilakukan oleh guru di kelas dan pengelolaan siswa. Selain itu
juga mencakup kegiatan organisasi yang dilakukan oleh kepala sekolah, seperti
pembagian kerja menjadi tugas khusus berbeda yang harus dilakukan guru, yang juga
melibatkan fungsi manajemen lainnya. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan
pembelajaran, mencakup dua hal, yaitu manajemen kelas dan siswa, serta manajemen
guru. Kedua jenis manajemen tersebut akan dijelaskan secara rinci diuraikan sebagai
berikut:

1) Manajemen kelas dan siswa

Manajemen kelas merupakan upaya pemberdayaan Potensi kelas yang ada


saat ini dimaksimalkan sebaik-baiknya untuk mendukung proses pendidikan
interaktif dalam mencapai tujuan Tujuan Pembelajaran. Dalam hal
pengelolaan kelas, setidaknya ada tujuh hal yang perlu diperhatikan, yaitu
ruang kelas, penataan tempat duduk, penataan tempat duduk khususnya ruang
kelas, tata letak fasilitas pembelajaran, penataan tempat duduk, pencahayaan,
suhu pemanasan. sebelum membahas topik yang akan dipelajari (pelatihan dan
pengembangan keterampilan) dan menciptakan suasana belajar.

Guru dapat mengatur dan merancang sesuatu, situasi ada ketika proses
belajar mengajar berlangsung. Menurut Nana Sudjana dikutip Suryobroto
Pelaksanaan proses belajar mengajar meliputi langkah sebagai berikut:

a) Tahap Pra-instruksi

Tahap Pra-instruksi adalah tahap yang diselesaikan pada awal proses


pengajaran dan proses pembelajaran : Guru meminta kehadiran siswa dan
mencatat siswa yang tidak hadir; Tanyakan kepada siswa dimana mereka
berada pada diskusi sebelumnya; Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya tentang materi pembelajaran yang belum dipelajarinya tentang
penguasaan pelajaran yang diajarkan; Ulangi secara singkat bagian lain dari
pelajaran ini.

b) Tahap pendidikan

Tahap pendidikan adalah tahap pemberian bahan pelajaran, yang dapat


ditentukan dengan beberapa kegiatan sebagai berikut: Menjelaskan kepada
siswa tujuan pendidikan yang harus mereka capai; Interpretasi dokumen
bagian akan dibahas; Membahas materi utama yang ditulis; Untuk setiap
topik, harus diberikan contoh spesifik, soal, dan pekerjaan rumah; Penggunaan
bahan ajar sebanyak memperjelas pembahasan setiap topik; Hasil kesimpulan
membahas semua poin penting.
c) Tahap evaluasi dan monitoring

Tahap ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan tahap pendidikan,


kegiatan yang dilakukan pada tahap ini secara khusus adalah: Mengajukan
pertanyaan kepada seluruh kelas atau kepada siswa tentang semua aspek
utama pendidikan topik dibahas pada tahap pendidikan; Jika siswa tidak dapat
menjawab soal yang diberikan (di bawah 70%), guru harus mengajar kembali;
Untuk memperkaya pengetahuan siswa pada mata pelajaran, guru dapat
memberikan pekerjaan rumah atau tugas; Mengakhiri pelajaran dengan
menjelaskan atau menceritakan kembali materi yang akan dibahas pada
pelajaran selanjutnya

2) Manajemen guru

Dilaksanakan sebagai fungsi manajemen yang dilakukan oleh kepala


sekolah bekerja sama dengan guru dalam pembelajaran agar siswa
melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk mencapai apa yang direncanakan
tujuan pembelajaran Berkaitan dengan hal tersebut, peran kepala sekolah
sangat berperan penting dalam mendorong guru memaksimalkan fungsi
pengelolaan kelasnya.

Guru bertanggung jawab membantu siswa memperoleh pengetahuan


agar dapat berkembang secara maksimal. Guru sebagai salah satu komponen
kegiatan belajar mengajar (KBM) memegang peranan penting dalam
menentukan keberhasilan akademik, karena fungsi utamanya: guru
merancang, mengelola, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran. Guru
harus mampu menempatkan dirinya pada posisi dan menciptakan suasana
kondusif dan bertanggung jawab bagi pertumbuhan dan perkembangan
spiritual anak. Keterampilan yang dimiliki setiap guru akan menunjukkan
sifat-sifat guru yang sebenarnya, kapasitas yang akan dicapai dalam bentuk
penguasaan ilmu bertindak profesional dalam menjalankan tugasnya sebagai
guru.

Secara operasional, proses pelaksanaan juga melibatkan beberapa


fungsi manajemen lainnya, antara lain : (Harjanto, 2003)

a) Fungsi organisasi pembelajaran


Selain fungsi perencanaan, juga terdapat fungsi organisasi
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk mengidentifikasi tugas-tugas
yang jelas untuk setiap pegawai sekolah menurut bidang, wewenang,
subyek dan tanggung jawabnya.

Dengan memperjelas tugas dan tanggung jawab setiap unsur


dan komponen pembelajaran agar kegiatan pembelajaran baik proses
maupun kualitas yang diperlukan dapat berlangsung sesuai rencana.

Pengorganisasian pembelajaran ini menyampaikan gambaran


bahwa kegiatan belajar mengajar mempunyai arah yang jelas dan dapat
dipertanggungjawabkan. Artinya, jika dilihat dari komponen yang
berkaitan dengan pembelajaran di sekolah, sekolah memberikan
gambaran yang jelas mengenai kedudukan kepala sekolah dalam
menyediakan sarana, perlengkapan dan fasilitas sekolah, dan
kedudukan guru sebagai pihak yang bertanggung jawab. orang yang
menentukan dan merancang pembelajaran dengan mengorganisasikan
tugas. Waktu, desain kurikulum, pembelajaran fasilitas dan
perlengkapan serta faktor-faktor lain yang berhubungan dengan
keberhasilan penyelenggaraan kegiatan pembelajaran.

Kemudian, posisi siswa adalah mengawasi kegiatan


pembelajaran di kelas maupun saat belajar di rumah, di bawah
koordinasi guru, dan orang tua siswa yang terkait dengan
pembelajaran.Penyelenggaraan kegiatan pembelajaran ini bertujuan
untuk: Dapat menerima materi pendidikan yang direncanakan dan
terdistribusi secara optimal.

b) Fungsi motivasi dalam belajar

Motivasi atau motivasi adalah proses menumbuhkan semangat


(motivasi) dalam diri pegawai agar bekerja keras, tekun dan
membimbingnya dalam berlatih Melaksanakan rencana untuk
mencapai sasaran secara efektif dan efisien.

Motivasi dalam proses pembelajaran dilaksanakan oleh


pendidik dalam suasana edukatif agar peserta didik dapat
melaksanakan tugas belajar dengan semangat dan mengoptimalkan
kemampuan belajarnya dengan baik. Peran guru sangat penting dalam
menggerakkan dan memotivasi siswa agar dapat melaksanakan
kegiatan pembelajaran dengan baik dilaksanakan di ruang kelas,
laboratorium, perpustakaan dan tempat lain yang memungkinkan
pembelajaran Siswa melakukan kegiatan belajar. Guru tidak hanya
berusaha menarik perhatian siswa tetapi juga perlu meningkatkan
keaktifan siswa melalui pendekatan dan metode yang sesuai dengan isi
pelajaran yang disampaikan guru.

c) Fungsi fasilitas dalam pembelajaran

Fungsi fasilitas meliputi penyediaan fasilitas internal Arti


luasnya menciptakan peluang bagi seseorang Tumbuh dan
berkembangnya gagasan keunggulan Dalam bidang pembelajaran,
penyediaan fasilitas meliputi: Peralatan, prasarana dan
perlengkapannya Dukungan dan penunjang proses pembelajaran.
Fasilitas yang lengkap akan membantu menunjang proses belajar
siswa, terutama alat dan media pengajaran yang ramah anak.

2. Proses Penilaian Pembelajaran

Penilaian adalah upaya untuk mengetahui apakah siswa telah mempelajari


seberapa banyak pengetahuan yang telah diajarkan oleh guru kepada anak-anak. .
Penilaian pembelajaran meliputi penilaian hasil belajar dan penilaian proses
pembelajaran. Penilaian hasil belajar berfokus pada pengumpulan informasi tentang
prestasi siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Sedangkan penilaian pembelajaran merupakan suatu proses pengumpulan


informasi secara sistematis mengenai keefektifan proses pembelajaran dalam
membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran secara optimal.

Dengan demikian, penilaian hasil belajar dianggap baik disebabkan oleh


kegiatan belajar yang kurang baik. Sedangkan penilaian pembelajaran menentukan
baik atau buruknya jalannya kegiatan pembelajaran. Penilaian hasil belajar adalah
suatu proses penentuan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian dan/atau
pengukuran hasil belajar. Kegiatan pembelajaran , dimana tingkat pencapaiannya
kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau kata atau simbol . Apabila
tujuan utama kegiatan adalah menilai hasil belajar Setelah tercapai maka hasilnya
dapat digunakan untuk berbagai keperluan kebutuhan tertentu. Penilaian hasil belajar
dapat dilakukan melalui kegiatan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan
akhir semester, ulangan kenaikan pangkat, ujian sekolah/madrasah dan ujian nasional.
(Muhaimin, 1996)

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor (Permendiknas)


Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan Mengevaluasi hasil
pembelajaran pendidik dengan menggunakan berbagai teknik yang sesuai dengan
karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik. Teknik tersebut
antara lain :

1) Teknik pengujian berupa tes tertulis, tes lisan dan tes praktik atau uji
kompetensi.

2) Teknik observasi atau observasi dilakukan pada saat pembelajaran


berlangsung dan/atau di luar kegiatan pembelajaran.

3) Teknik penugasan baik perorangan maupun kelompok dapat digunakan


dalam bentuk tugas dan/atau proyek. Tahapan penilaian hasil belajar meliputi:

a. Penilaian Formatif

Penilaian formatif sering dipahami sebagai kegiatan penilaian yang


dilakukan pada setiap akhir pembahasan suatu topik. Penilaian ini dilakukan
pada saat proses pengajaran berlangsung secara berkala, isinya mencakup
seluruh satuan pelajaran yang telah diajarkan.

b. Penilaian Sumatif

Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilakukan guru setelah jangka


waktu tertentu pada akhir semester. Penilaian sumatif berguna untuk
memperoleh informasi keberhasilan akademik siswa , digunakan sebagai
masukan utamanya untuk menentukan nilai akhir semester dalam rapor.
Penilaian proses pembelajaran meliputi penentuan kualitas keseluruhan
program pembelajaran terutama dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan
pelaksanaan tahapan pelaksanaan penilaian hasil pembelajaran Penilaian ini
berfokus pada kinerja guru secara keseluruhan dalam proses pembelajaran.
Penilaian proses pembelajaran dilakukan menurut metode :

a) Bandingkan proses pembelajaran yang dilakukan guru dengan


prosedur baku.
b) Menentukan hasil kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai
dengan kapasitas guru. Penilaian pembelajaran yang dilakukan oleh
guru dan kepala sekolah dapat memberikan umpan balik untuk
pembelajaran selanjutnya. Oleh karena itu, evaluasi program
pembelajaran meliputi:
1. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan rencana
2. Melaporkan penyimpangan untuk mengambil tindakan korektif dan
konstruktif, mengembangkan tindakan perbaikan, mengembangkan
standar dan tujuan pembelajaran.
3. Mengevaluasi pekerjaan dan menangani pelanggaran di lembaga
pendidikan dan selama proses pembelajaran.

Proses pendidikan merupakan suatu sistem yang meliputi masukan,


proses dan hasil. Input adalah siswa yang akan melakukan kegiatan belajar,
proses adalah kegiatan belajar mengajar, dan output adalah hasil dari proses
yang dilakukan. Dari penerapan tersebut, proses pendidikan diharapkan dapat
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing untuk
menghadapi persaingan di era globalisasi saat ini.

Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu


tujuan pendidikan, sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Tujuan Pendidikan Nasional. Bab II Pasal 3 Isinya:

“Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan


membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”
Dengan berlakunya undang-undang ini, menurut waktu sektor
pendidikan harus selalu menjadi prioritas utama dan fokus upaya penyediaan
sarana dan prasarana khususnya bagi sekolah. Salah Salah satu tugas utama
sekolah adalah mempersiapkan siswa untuk berkembang secara optimal.

Dalam proses belajar mengajar, guru harus mempunyai strategi agar


siswa dapat belajar secara efektif dan efisien. Salah satu langkah untuk
memiliki strategi tersebut adalah dengan menguasai teknik presentasi atau
biasa disebut metode pengajaran. Belajar mengajar adalah kegiatan
pendidikan. Nilai-nilai pendidikan mewarnai interaksi yang terjadi antara guru
dan anak yang dididik. Interaksi edukatif yang dihasilkan dari kegiatan
pembelajaran Pengajaran dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan tertentu
yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dimulai. Guru dengan secara sadar
merencanakan pengajaran mereka dan secara sistematis menggunakan segala
sesuatu dengan untuk tujuan pendidikan. Dalam kamus sains populer, strategi
berarti ilmu tentang taktik atau trik untuk mencapai suatu tujuan. Secara
umum, strategi memuat garis besar mengenai arah tindakan dalam perusahaan
untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu. (Syaiful Bahri Jamrah dan Aswan
Zain, 1996) Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran, strategi sering
diartikan sebagai taktik atau pola gabungan aktivitas guru dan siswa dalam
mencapai tujuan. sasaran.

3. Strategi Pembelajaran

Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai suatu metode terencana


atau rangkaian kegiatan yang dirancang untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu
(J.R. David, 1976). Oleh karena itu, strategi pembelajaran dapat dipahami sebagai
rencana yang mencakup serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Ada dua hal yang perlu kita perhatikan dalam definisi di atas.
Pertama, strategi pembelajaran adalah suatu rencana tindakan (rangkaian kegiatan)
yang mencakup penggunaan metode dan penggunaan sumber/kekuatan yang berbeda-
beda dalam pembelajaran. Artinya, penyusunan strategi baru hingga penyusunan
rencana kerja belum selesai. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu.
Artinya arah setiap keputusan strategis adalah mencapai tujuan. Oleh karena itu,
mempersiapkan tahapan-tahapan pembelajaran, dengan menggunakan media dan
sumber belajar yang berbeda-beda, semuanya diarahkan untuk mencapai tujuan. Oleh
karena itu, sebelum menetapkan suatu strategi, perlu disusun tujuan yang jelas yang
dapat diukur keberhasilannya, karena tujuan merupakan ruh dari implementasi
strategi.

Strategi pembelajaran dapat dipahami sebagai suatu cara, seperangkat cara,


teknik yang dilaksanakan dan diterapkan oleh guru atau siswa dalam upaya
menimbulkan perubahan tingkah laku atau sikap. Strategi Pembelajaran merupakan
salah satu metode yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan isi pelajaran.
Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru tidak lepas dari penerapan strategi
pembelajaran. Karena strategi Pembelajaran ini merupakan salah satu metode yang
digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Penyampaian materi
kuliah diharapkan dapat mudah diserap dan dipahami oleh mahasiswa sehingga
berdampak pada tujuan yang ingin dicapai selama proses pembelajaran. Tujuan
Proses pembelajaran ini adalah tentang mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan
atau di atas standar minimal.

Strategi pembelajaran sangat berguna bagi guru dan siswa dalam proses
pembelajaran. Bagi guru, strategi pembelajaran ini berfungsi sebagai pedoman dan
acuan tindakan sistematis dalam melaksanakan pembelajaran. Untuk Siswa
Menggunakan strategi pembelajaran dapat mempermudah proses pembelajaran dan
mempercepat pemahaman isi pembelajaran, karena setiap strategi pembelajaran
dirancang untuk menyederhanakan proses belajar. Strategi Tentatif Pembelajaran ini
dapat meningkatkan prestasi akademik siswa.

Disadari atau tidak, guru harus memilih strategi tertentu agar proses
pembelajaran di kelas dapat terlaksana dengan baik dan mencapai hasil yang optimal.
Tidak ada satupun guru yang tidak berharap demikian, karena secara individu guru
masih mempunyai hati nurani yang peka terhadap murid-muridnya. Tidak ada guru
yang menginginkan terjadinya kekacauan dalam proses pembelajaran yang berujung
pada buruknya hasil belajar, maka setiap guru pasti akan mempersiapkan strategi
pembelajaran yang matang dan tepat agar hasil belajar siswa dapat terus meningkat
dengan baik.

Agar kegiatan belajar dan belajar berhasil membantu siswa mencapai tujuan
pembelajaran khususnya hasil belajar siswa, Sudjana menjelaskan Hasil belajar yang
diperoleh siswa dalam proses mengajar harus disajikan sebagai perubahan perilaku
yang utuh (lengkap) meliputi kognitif, emosional dan unsur psikomotorik secara
terpadu dalam diri siswa, atau hasil Hasil belajar bersifat unik (kenyataan unik) dan
tidak bergantung satu sama lain, oleh karena itu bukan merupakan integritas pribadi.
(Muhamimin dkk, 1996)

Departemen Pendidikan Nasional merumuskan strategi pembelajaran


berdasarkan cara pandang dan pemikiran guru dalam mengajar agar pembelajaran
menjadi efektif. Artinya formula yang diberikan Kementerian Pendidikan Nasional
lebih spesifik dengan tujuan yang jelas, yakni meningkatkan efisiensi pembelajaran.
Rumusan Departemen Pendidikan Nasional didasari oleh pernyataan berikut bahwa,
ketika mengembangkan strategi pembelajaran, guru harus mempertimbangkan
sejumlah faktor yang membantu menghasilkan pembelajaran yang efektif dan sukses.

Macam-macam Strategi Pembelajaran dalam Standar Proses Pendidikan

a. Strategi Pembelajaran Penyampaian (Eksposur)


Materi pembelajaran disajikan kepada siswa dalam bentuk jadi dan siswa
diharapkan menguasai materi tersebut. Roy Killen menyebutnya dengan strategi
pembelajaran langsung (direct instruction).
Mengapa mengatakannya secara langsung? Karena dalam strategi ini materi
pelajaran disajikan secara sederhana kepada siswa, siswa harus mengolahnya.
Sudah menjadi kewajiban siswa untuk menguasainya secara utuh. Oleh karena
itu, dalam strategi penjelasan, guru berperan sebagai pejalan kaki.

b. Strategi pembelajaran penemuan (Discovery)


Bahan pembelajaran dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa melalui berbagai
macam kegiatan, sehingga tugas guru lebih pada sebagai pendukung dan
penuntun pembelajaran. Karena sifatnya, strategi ini sering disebut dengan
strategi pembelajaran tidak langsung.

c. Strategi pembelajaran individual (individu)


Strategi pembelajaran personal dilaksanakan siswa secara mandiri. Cepat,
lambat, dan berhasilnya seorang siswa belajar sangat ditentukan oleh
kemampuan individu siswa tersebut. Materi pembelajaran dan metode
pembelajaran dirancang untuk belajar mandiri.

d. Strategi pembelajaran kelompok (group)


Strategi pembelajaran kelompok dilakukan secara berkelompok. Sekelompok
siswa diawasi oleh satu atau lebih guru. Bentuk pembelajaran kelompok ini
dapat dilakukan dalam pembelajaran kelompok besar atau pembelajaran
tradisional, atau dapat juga dengan melibatkan siswa dalam kelompok kecil
seperti kelompok diskusi. Strategi kelompok tidak memperhatikan kecepatan
pembelajaran individu. Semua individu dianggap setara. Oleh karena itu,
pembelajaran kelompok dapat terjadi ketika siswa yang berkemampuan tinggi
dihalangi oleh siswa yang berkemampuan rendah dan merasa tergeser oleh
siswa yang berkemampuan tinggi.

Dilihat dari cara penyajian dan pengolahannya, strategi pembelajaran juga dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Strategi pembelajaran deduktif

Strategi pembelajaran deduktif merupakan strategi pembelajaran yang meliputi

terlebih dahulu mempelajari konsep-konsep, kemudian mencari kesimpulan dan


ilustrasi. atau materi pembelajaran dipelajari mulai dari yang abstrak dan lambat
laun bergerak ke arah yang konkrit. Strategi ini disebut juga dengan strategi
pembelajaran umum-spesifik.

2. Strategi Pembelajaran Induktif

Strategi ini diawali dengan mempelajari materi dari benda atau contoh tertentu,
kemudian siswa secara bertahap dihadapkan pada materi yang kompleks dan
sulit. Strategi ini sering disebut dengan strategi pembelajaran khusus hingga
umum. (Abdul Majid, 2010)

Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasi dan


kemampuan baru. Ketika kita memikirkan informasi dan kemampuan apa yang harus
dimiliki siswa, kita juga perlu memikirkan strategi apa yang perlu kita gunakan untuk
dapat mencapai semua itu secara efektif dan efisien. Hal ini penting untuk dipahami
karena apa yang perlu dicapai menentukan bagaimana hal tersebut dicapai.

Oleh karena itu, sebelum menentukan strategi pembelajaran mana yang dapat
digunakan, perlu dilakukan beberapa pertimbangan. Pertimbangan berkaitan dengan
tujuan yang ingin dicapai.

4. Evaluasi Pembelajaran dalam proses Pendidikan

Evaluasi adalah proses pengumpulan informasi atau data yang direncanakan


dengan sengaja, mengandalkan data tersebut, dan kemudian mencoba mengambil
keputusan. Sementara itu, penilaian akademik merupakan suatu proses sistematis
dalam menentukan atau mengambil keputusan mengenai sejauh mana siswa telah
mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu, perencanaan penilaian pembelajaran
berarti serangkaian keputusan yang diambil untuk menentukan sejauh mana siswa
telah mencapai tujuan pendidikan.

Penilaian hasil belajar diartikan sebagai penentuan derajat kesesuaian antara


kinerja siswa dengan tujuan pembelajaran. Dalam hal ini yang dinilai adalah
karakteristik siswa dengan menggunakan standar tertentu. Karakteristik ini sangat
mendalam. Ruang lingkup kegiatan belajar mengajar adalah ekspresi siswa dalam
kognisi (pengetahuan dan kecerdasan), emosi (sikap, minat dan motivasi) dan
psikomotor (keterampilan, gerak dan tindakan) dinamis). Pengawasan ini dapat
dievaluasi secara lisan, tertulis, atau dengan tindakan. (Zainal Arifin, 2011)

Oleh karena itu, penilaian di sini menyangkut penentuan apakah kinerja siswa
konsisten dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pembelajaran adalah sebuah program. Yang mana didalamnya terdapat hal


yang sistematis, sistematik, dan terencana. Sistematis artinya teratur, dalam hal ini
pembelajaran harus dilakukan dalam urutan langkah-langkah tertentu, mulai dari
perencanaan, pelaksanaan hingga perencanaan. Sistem adalah sebuah sistem. Artinya
dalam pembelajaran terdapat berbagai komponen yang meliputi tujuan, materi,
metode, sarana dan sumber belajar, yang saling berhubungan dan saling bergantung
serta berlangsung secara sistematis, terencana dan sistematik. Perencanaan program
merupakan alat penting untuk merealisasikannya dalam situasi kehidupan nyata.

Ruang lingkup penilaian pembelajaran dari sudut pandang penilaian proses dan
hasil pembelajaran
a. Sikap dan kebiasaan, motivasi, minat, bakat, meliputi: bagaimana perilaku siswa
terhadap guru, mata pelajaran, orang tua, suasana sekolah, lingkungan, metode, dan
sebagainya.

b. Pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran, meliputi:


Apakah siswa memahami tanggung jawabnya sebagai warga negara, anggota
masyarakat, warga sekolah, dan sebagainya. atau tidak?

c. Kecerdasan siswa, meliputi: Apakah siswa pada tingkat tertentu mampu


menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran.

B. Saran

dengan adanya makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan baru


tentang Lingkup Proses Pembelajaran dalam Pendidikan, semoga pembaca dapat lebih
mengerti tentang proses Pembelajaran dan dapat diterapkan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Asrori Muhammad, 2013 Pengertian, Tujuan, dan Ruang lingkup Strategi Pembelajaran
https://ejournal.uinmalang.ac.id/index.php/madrasah/article/viewFile/3301/5117

Dr. Rusman. 2017 Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
(Jakarta: Kencana)

Harjanto, 2003. Perencanaan Pengajaran, Jakarta : PT. Rineka Cipta, Cet. III.

H. Ni’am, M. Asrorun, 2006. Membangun Profesionalitas Guru, Jakarta : eLSAS, Cet. I

Jamrah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan, 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta

Krisma, Richa. 2014. Pengembangan Bahan Ajar. (online),


(http://pengembanganbahanjar.blogspot.co.id/2014/07/pemilihan-bahan-ajar.html?m=1)

Lampiran Permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar Dan
Menengah
Majid, Abdul, 2010 Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru
(Bandung: Remaja Rosdakarya)

Majid, Abdul. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung; PT Remaja Rosdakarya.

Zainal, Arifin, 2011, Evaluasi Pembelajaran. PT Remaja Rosdakarya, Bandung

Mansyur, 1991. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Universitas Terbuka

Muhaimin dkk., 1996. Strategi Belajar Mengajar (Penerapannya dalam Pembelajaran


Pendidikan Agama), Surabaya: Citra Media.

Mulyasana, Dedi. 2012 Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya)

Permendiknas No 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan

Prisnamasari, Tatik. 2014. Makalah Pengertian dan Fungsi Bahan Ajar, (Online),
(http://kumpulanertikel.blogspot.co.id/2014/12/makalah-pengertian-dan-fungsi-bahan-
ajar.html)

Rustaman, 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi (Jakarta: Depikbud,)

Sadirman, Arief S. dkk., 1996. Media Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafmdo Persada, ed. I,
Cet. IV.

Saputro, Supriadi dkk. 2000. Strategi Pembelajar, Bahan Sajian Prograam Pendidikan
Mengaajar. Malang: Universitas Negeri Malang.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.


Jakarta: Kencana.

Suharyono, dkk. 1991. Strategi Belajar Mengajar 1, Semarang : IKIP Semarang Press.

Sulfemi, Wahyu Bagja, Arsyad, A. (2019). Korelasi Penguasaan Materi Pembelajaran Oleh
Guru Dengan Motivasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Administrasi Perkantoran di SMK
Pelita Bogor

Zaini, Hisyam. dkk. 2002. Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi, Yogyakarta : CTDS
IAIN Sunan Kalijaga

Anda mungkin juga menyukai