Disusun oleh:
KATA PENGANTAR
Saya sadar bahwa makalah ini sangatlah jauh dari kata sempurna dikarenakan
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................
A. Latar Belakang......................................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................................
C. Tujuan Makalah....................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN…………………………………………………………………………....
A. SIMPULAN.................................................................................................................
B. SARAN........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk menciptakan
suasana belajar yang positif dan proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan
serta dapat mengembangkan potensi diri menjadi kekuatan religius. Guru mempunyai
kemampuan mengendalikan diri baik dari segi kepribadian, kecerdasan, dan akhlak
mulia. Dan keterampilan yang diperlukan. dalam lingkungan nasional dan sosial.
bangsa. Dalam pendidikan dikenal dua istilah yaitu pendagogi dan pendagogik, yang
pertama adalah pendagogi yang berarti pendidikan, dan pendagogik yang berarti ilmu
pendidikan.
Menurut Redja Mudyahardjo, pendidikan mempunyai dua pengertian, yaitu
pengertian luas dan pengertian sempit. Secara umum, pendidikan adalah kehidupan.
Pendidikan merupakan sesuatu yang mempengaruhi perkembangan seseorang sebagai
pengalaman belajar dalam lingkungan apapun. Sedangkan dalam arti sempit
pendidikan adalah sekolah. Pendidikan adalah pengajaran yang diberikan di sekolah
sebagai lembaga formal. Pendidikan adalah segala sesuatu yang mempengaruhi
peserta didik yang dipercayakan dengan tujuan memperoleh kesanggupan sempurna
dan kesadaran penuh akan hubungan dan tugas sosial.(Asrori, 2016)
Kalau bicara soal pendidikan, tentu saja kami akan melakukannya melibatkan
banyak hal untuk dipikirkan. Karena pendidikan mencakup semua tindakan manusia
yang dilakukan dengan suatu tujuan memperoleh kelangsungan, perlindungan, dan
peningkatan kehidupan. Untuk menciptakan pendidikan yang baik tentunya harus
memilikinya strategi dalam proses belajar mengajar (pelatihan kejuruan). Karena itu,
mengidentifikasi strategi yang tepat sangatlah penting. Strategi Pembelajaran yang
tepat akan mendorong peserta didik (siswa) berpikir mandiri dan kreatif, serta mampu
beradaptasi dengan situasi yang muncul dan mungkin timbul. Karena penerapan
strategi yang tidak tepat akan menimbulkan akibat yang sangat buruk. Karena akan
kontraproduktif dan bertentangan dengan apa yang ingin dicapai, misalnya seorang
dosen yang mengajar seperti mahasiswa mungkin kreatif tetapi mengajar dengan cara
yang otoriter dan kaku.
Perencanaan pendidikan merupakan kunci efektivitas suatu kegiatan untuk
mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan dan direncanakan. Oleh karena itu,
dalam pembahasan makalah ini, kami akan membahas tentang gabaimana
perencanaan pendidikan itu sehingga perencanaan yang direncanakan dapat maksimal
dan tujuan utamanya dapat tercapai. Dalam hal ini akan mengakibatkan kematian
siswa tersebut. Dalam hal ini dikatakan juga pengetahuan dan teori cara
pengoperasiannya Jawaban yang baik tentu saja akan membantu seseorang untuk
lebih memahaminya menjalankan sesuatu. Namun teori-teori ini tidak dapat
dijelaskan lebih lanjut dia akan menjadi pelari yang baik jika mengikuti teori ini.
Untuk mencapai hasil yang optimal, ia harus diberi kesempatan. (Mansyur, 1991)
Untuk menghasilkan pendidikan yang baik, tentunya harus memiliki strategi
dalam proses belajar mengajar (pembelajaran). Oleh karena itu penetapan strategi
yang relevan merupakan suatu keharusan. Strategi pembelajaran yang tepat akan
membina peserta didik (mahasiswa) untuk berfikir mandiri, kreatif dan sekaligus
adaptif terhadap berbagai situasi yang terjadi dan yang mungkin terjadi. Karena
penetapan strategi yang tidak tepat akan berakibat fatal. Sebab akan terjadi
kontraproduktif dan berlawanan dengan apa yang ingin dicapai, misalnya seorang
dosen mengajar agar mahasiswa menjadi kreatif, akan tetapi mengajar dengan cara-
cara otoriter dan kaku. Maka dalam hal ini yang akan mengakibatkan kefatalan
terhadap mahasiwa tersebut. Ketika mempersiapkan sesi kelas belajar mengajar guru
atau dosen perlu memikirkan cara agar mahasiswanya dapat memproses informasi
yang disampaikan. Di sisi lain dosen atau guru juga harus mempertimbangkan cara
mengaitkan informasi yang telah disampaikan dengan pengetahuan yang dimiliki
sebelumnya oleh siswa/mahasiswa.
Jadi seluruh rangkaian proses pembelajaran dimulai dari mendengarkan,
aktivitas, dan diskusi semuanya tentang pengalaman menimbulkan kesan kuat dan
bermanfaat bagi siswa (siswa).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan lingkup proses pembelajaran ?
2. Apa saja ruang lingkup proses pembelajaran ?
3. Bagaimana proses pembelajaran dalam pendidikan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami lingkup proses pembelajaran
2. Untuk mengetahui dan memahami apa saja ruang lingkup proses pembelajaran
3. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana proses pembelajaran dalam
pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
Ruang lingkup adalah sejauh mana atau batas kegiatan yang perlu
dilakukan guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan
secara efektif dan efisien. Ruang lingkupnya meliputi: materi, media, pendekatan,
alokasi waktu, metode, model pembinaan terpadu, keterampilan dan penilaian
dasar siswa.
a. Mata pelajaran atau materi yang diajarkan harus konsisten dengan kurikulum
yang telah ditetapkan.
b. Sarana pembelajaran termasuk sarana dan prasarana merupakan faktor penting
penunjang kegiatan belajar dan pembelajaran. Baik itu menyangkut sarana
prasarana sekolah maupun fasilitas milik siswa itu sendiri.
c. Dalam kegiatan belajar mengajar sangat penting bagi guru untuk melakukan
pendekatan kepada siswa. Hal ini bertujuan untuk memotivasi siswa agar
mempunyai semangat belajar yang tinggi. Misalnya memberikan nasehat atau
bimbingan kepada siswa jika melakukan kesalahan dalam kegiatan
pembelajaran.
d. Guru harus mampu mengatur alokasi waktu belajar sesuai dengan waktu yang
diperlukan untuk menyampaikan materi yang ada. Mematuhi tujuan yang
direncanakan.
e. Setiap guru mempunyai metode atau cara dalam menyampaikan materi kepada
siswa. Yang terpenting adalah memastikan siswa merasa nyaman dan tidak
merasa bosan saat mengikuti kegiatan belajar mengajar. Guru hendaknya
menciptakan kesempatan bagi siswa untuk berdiskusi memecahkan masalah.
f. Model pelatihan terpadu merupakan model pembelajaran yang
menitikberatkan pada pelatihan siswa agar mampu bertindak mandiri dalam
menyelesaikan setiap permasalahan.
g. Kompetensi inti siswa merupakan kemampuan yang dimiliki siswa dalam
menyampaikan materi dan pembelajaran kepada siswanya.
h. Untuk mengetahui hasil akhir kemampuan siswa, guru mengevaluasi siswa
dalam bentuk soal, tes atau pekerjaan rumah kemudian menganalisis untuk
menemukan bagian mana yang cacat atau mana yang kurang dipahami siswa.
Dalam ruang lingkup yang luas, memiliki banyak segi-segi atau yang terlibat
langsung maupun tidak langsung. Mata pelajaran yang mengikuti pendidikan dalam
kerangka pendidikan adalah sebagai berikut: (Mansyur, 1991)
1. Dilindungi atau pelajar, Ini adalah objek pendidikan yang paling penting.
2. Dasar dan tujuan pendidikan, Ia merupakan landasan dan sumber dari
segala kegiatan pendidikan yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran.
3. Pendidik, Khususnya subjek yang mengajar atau siapa yang mengajar.
4. Materi pendidikan, Khususnya materi atau pembelajaran pengalaman
pengetahuan atau materi.
5. Metode pendidikan, Cara pembelajaran yang paling tepat adalah
menyampaikan dokumen atau materi kepada murid dan siswa.
6. Menilai tingkat pendidikan, Secara khusus merupakan sarana untuk
melakukan penilaian dan evaluasi terhadap kegiatan belajar mengajar serta
hasil belajar siswa dan siswa
7) Alat pendidikan, Ini adalah alat yang digunakan ketika melaksanakan
pembelajaran untuk memfasilitasi pendidikan.
Lingkungan sekitar, Secara khusus, situasi ini berdampak besar pada siswa.
2. Pembelajaran
Kata dasar “studi” adalah penelitian. Dalam arti sempit, belajar dapat
Dipahamisebagai suatu proses atau cara yang digunakan untuk membantu seseorang
melakukan kegiatan belajar, sedangkan belajar adalah proses perubahan tingkah laku
akibat interaksi individu dengan lingkungan dan pengalaman. Istilah “belajar”
(instruction) berbeda dengan istilah “mengajar” (teaching). Kata “belajar” lebih
menekankan pada keseriusan kegiatan belajar siswa yang berkaitan dengan aspek
intelektual, sosial, dan intelektual, sedangkan kata “mengajar” lebih mengacu pada
kegiatan mengajar guru di kelas yang lebih banyak. Dalam arti luas, pembelajaran
adalah suatu proses atau kegiatan, interaksi dan komunikasi yang sistematis dan
sistematis antara pendidik (guru) dan siswa, sumber belajar dan lingkungan yang
ditujukan untuk memfasilitasi kondisi yang memungkinkan siswa melakukan kegiatan
belajar, baik di dalam kelas maupun di luar kelas, dihadiri secara fisik atau tidak,
untuk menguasai keterampilan yang ditentukan.
Berdasarkan rumusan diatas, ada beberapa hal yang perlu dijelaskan lebih
lanjut, yaitu: (Zainal Arifin, 2011)
b. Proses Pembelajaran
Proses awal pembelajaran menuntut guru untuk mengetahui Kemampuan
dasar yang dimiliki siswa meliputi kemampuan dasar, motivasi, tingkat
pendidikan, latar belakang sosial ekonomi, dan lain-lain. Kemampuan guru dalam
mempersepsi karakteristik belajar siswa merupakan faktor utama penyediaan
materi pembelajaran dan menjadi indikator keberhasilan pelaksanaan
pembelajaran.
Pembelajaran mempunyai dua ciri yaitu mendalam Proses pembelajaran
paling banyak melibatkan proses mental siswa, tidak hanya menuntut siswa
mendengarkan dan mencatat tetapi juga memerlukan tindakan aktif siswa dalam
proses berpikir. Kedua, pembelajaran mendalam menciptakan suasana dialog dan
proses tanya jawab yang berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan
dan meningkatkan kemampuan siswa, dari situlah kemampuan berpikir dapat
membantu Siswa memperoleh pengetahuan yang mereka bangun sendiri.
Proses belajar mengajar atau pelatihan vokasi merupakan suatu kegiatan
pelaksanaan program pembelajaran di lembaga pendidikan agar peserta didik
dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan dasar pendidikan adalah
membimbing peserta didik menuju perubahan perilaku intelektual, moral, dan
sosial budaya. Melalui pendidikan diharapkan peserta didik mampu hidup mandiri
sebagai individu maupun sebagai masyarakat. Proses pembelajaran sendiri
menekankan pada interaksi antara siswa, guru, metode, kurikulum , fasilitas, dan
aspek lingkungan yang berkaitan dengan perolehan keterampilan. Kapasitas akan
tercapai secara optimal bila komponen tersebut telah selesai dibangun sesuai
dengan fungsinya masing-masing.
Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor internal
siswa maupun faktor eksternal siswa. Sebagai salah satu faktor yang
mempengaruhi belajar, minat adalah kecenderungan seseorang terhadap suatu
objek atau aktivitas yang disukai yang disertai dengan perasaan gembira,
perhatian, dan tindakan positif. Minat sangat mempengaruhi hasil belajar siswa,
jika materi pembelajaran baik. Jika pembelajaran tidak sesuai dengan minat siswa
maka siswa tidak akan belajar dengan baik dengan baik karena tidak ada daya
tarik baginya. Siswa tidak tertarik dengan mata pelajaran tetapi tidak
memperhatikan isi yang diajarkan. (Supriadi Saputro, 2000).
Inti proses pembelajaran adalah hubungan antara guru dan siswa. Memang
mereka saling berinteraksi dalam proses belajar mengajar. Pembelajaran biasanya
diperuntukkan bagi siswa, sedangkan pengajaran diperuntukkan bagi guru. Karena
belajar merupakan suatu proses, tentunya dalam suatu proses terdapat unsur-unsur
tertentu yang saling bergantung satu sama lain. Komponen utama pembelajaran
meliputi tujuan pembelajaran, pendidik, peserta didik, kurikulum, strategi
pembelajaran, materi pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Hubungan antara
komponen-komponen pembelajaran tersebut salah satunya akan membentuk suatu
kegiatan yang disebut proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan suatu
tahapan/urutan di mana terjadi interaksi guru-siswa dan berlangsungnya
komunikasi timbal balik dalam suatu situasi pendidikan untuk mencapai suatu
tujuan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, guru dan siswa merupakan dua
komponen yang tidak dapat dipisahkan. Harus ada interaksi yang saling
menguntungkan antara kedua komponen tersebut agar hasil belajar siswa dapat
dicapai secara optimal. (Rustaman, 2003)
Proses belajar adalah keseluruhan kegiatan yang dirancang untuk mengajar
siswa. Di satuan pendidikan Proses pembelajaran berlangsung secara interaktif,
bersifat inspiratif, menyenangkan, menstimulasi dan memotivasi sehingga peserta
berpartisipasi aktif sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangannya
perkembangan fisik dan psikologi peserta didik .Di Indonesia Proses pembelajaran
di satuan pendidikan dasar dan menengah diatur sesuai prosedur standar.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor (Permendiknas)
Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Prosedur Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah, bahwa standar prosedur tersebut mencakup kriteria minimal
pembelajaran pada satuan pengajaran dasar dan fasilitas lintas wilayah hukum.
Negara Kesatuan Republik Indonesia standar proses meliputi perencanaan proses
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan
pemantauan hasil pembelajaran untuk melaksanakan proses pembelajaran secara
efektif dan efisien.
Dalam proses pembelajaran, agar dapat terlaksananya proses pembelajaran
yang efektif dan efesien, perlu adanya perencanaan Perencanaan adalah proses
mengidentifikasi dan memanfaatkan sumber daya untuk mendukung kegiatan dan
upaya yang akan dilakukan secara konsisten untuk mencapai sebuah tujuan yang
efektif dan efesien. Dalam konteks perencanaan pembelajaran, dapat dipahami
sebagai proses penyiapan materi pelajaran, penggunaan media pembelajaran,
penggunaan pendekatan atau metode pembelajaran, dan penilaian dalam jangka
waktu akan dilaksanakan pada waktu tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.
target. . Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk kurikulum dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada standar isi
Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana kinerja pembelajaran
Mempelajari dan menyiapkan media dan sumber pembelajaran, alat penilaian
pembelajaran, dan situasi pembelajaran. Penyusunan kurikulum dan RPP sesuai
dengan metode pembelajaran yang digunakan.
Sebagai perencana, guru atau dosen harus mampu mendiagnosis kebutuhan
siswa sebagai objek pembelajaran, merumuskan tujuan kegiatan dalam proses
pembelajaran, dan menentukan strategi pengajaran yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan ini dapat bermanfaat bagi
guru sebagai bahan pembenahan diri untuk memperbaiki metode pengajarannya.
Agar pembelajaran terlaksana dengan baik untuk itu seorang guru perlu menyusun
komponen perencanaan pembelajaran antara lain:
1) Penentuan alokasi waktu dan minggu efektif
Penentuan alokasi waktu pada hakikatnya meliputi penentuan minggu
efektif setiap semester dalam satu tahun ajaran Rencana alokasi waktu yang
tepat Mengetahui berapa jam waktu produktif yang digunakan dalam proses
pembelajaran selama tahun pengajaran Hal ini diperlukan untuk memenuhi
standar , keterampilan, dan Keterampilan dasar minimum harus memiliki
perolehan sesuai dengan formula standar konten yang ditetapkan.
2) Menyusun program tahunan (Prota)
Program tahunan (Prota) adalah rencana program umum untuk setiap
mata pelajaran untuk setiap kelas, yaitu yang dikembangkan secara khusus
oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan adalah dengan menentukan
alokasi untuk satu tahun. pelajaran untuk mencapai tujuan (standar
keterampilan dan keterampilan dasar) telah diidentifikasi. Program ini perlu
dipersiapkan dan dikembangkan oleh guru sebelum mata kuliah , karena
menjadi pedoman bagi pengembangan program selanjutnya.
3) Menyelenggarakan program semester (Promes)
a. Sikap dan kebiasaan, motivasi, minat, bakat, meliputi: bagaimana perilaku siswa
terhadap guru, mata pelajaran, orang tua, suasana sekolah, lingkungan, metode, dan
sebagainya.
Ruang lingkup penilaian hasil belajar dan penilaian hasil belajar tersebut di
atas merupakan aspek minimal yang harus dievaluasi oleh guru dalam konteks
pembelajaran. Aspek-aspek ini masih bersifat umum dan global. Oleh karena itu,
harus ditelusuri hingga ke tataran operasional dan konkrit agar aspek-aspek tersebut
benar-benar dapat diukur (measurable) dan dapat diobservasi. Untuk mengukur aspek-
aspek tersebut, guru harus membuat berbagai alat penilaian atau evaluasi, baik tes
maupun non tes.
1. Guru
2. Siswa
Faktor sarana dan prasarana adalah segala sesuatu yang secara langsung
menunjang kelancaran proses pembelajaran, seperti bahan pembelajaran, teknologi
Alat pembelajaran, perlengkapan dan prasarana sekolah adalah segala sesuatu yang
secara tidak langsung dapat menunjang keberhasilan proses pembelajaran, contoh:
jalan raya ke sekolah, penerangan sekolah, toilet lahir. Seluruh infrastruktur akan
membantu guru mengatur proses pembelajaran. Ada beberapa keuntungan bagi
sekolah dengan infrastruktur yang lengkap.
Dengan adanya factor ini dapat menumbuhkan semangat dan motivasi guru
dalam mengajar. Pengajaran dapat dipandang dalam dua dimensi, yaitu sebagai proses
penyampaian materi pendidikan dan sebagai proses menciptakan lingkungan yang
dapat merangsang siswa untuk belajar. Jika mengajar dianggap sebagai proses
pemberian bahan, maka sarana belajar harus berupa alat dan bahan yang mampu
menyampaikan pesan secara efektif, sedangkan jika mengajar dianggap sebagai
proses menata lingkungan agar siswa dapat belajar maka perlu adanya. untuk fasilitas
yang berkaitan dengan berbagai sumber belajar yang dapat mendorong siswa untuk
belajar. Oleh karena itu, ketersediaan fasilitas memungkinkan guru memiliki banyak
pilihan berbeda dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Siswa dapat memilih untuk
belajar. Karena setiap siswa mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda, ada yang
bersifat auditori dan ada pula yang visual, fasilitas yang lengkap membuat pilihan
belajar menjadi lebih mudah bagi siswa.
6) Lingkungan
a. Pengorganisasian kelas
Organisasi kelas mencakup jumlah siswa dalam suatu kelas; terlalu banyak
akan kurang efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. hubungan antara orang-
orang yang terlibat dalam proses pembelajaran (internal atau eksternal).
a.. Judul, Mata Pelajaran, Standar Kompetensi, Kompetensi Inti dan Indikator
Panduan belajar adalah suatu proses atau langkah-langkah yang harus diikuti
untuk memperlancar pembelajaran. Instruksi ini ditujukan untuk siswa dan guru.
Panduan belajar ditulis dengan bahasa yang mudah dipahami. Sedangkan siswa dapat
melengkapi gambar untuk membangkitkan minat belajar.
Kompetensi merupakan nilai atau konsep dasar yang harus dikuasai siswa
dalam setiap mata pelajaran. Hal ini berkaitan dengan materi berikut karena semuanya
berkesinambungan. Keterampilan ini dapat diperoleh dengan berbagai cara, melalui
materi atau melalui aktivitas.
f. Latihan
Latihan dapat disajikan dalam bentuk soal atau kegiatan. Tugas ini dapat
berupa pertanyaan di akhir subbab, di akhir bab, atau di perpanjangan. Untuk latihan
yang berbentuk kegiatan dapat berupa diskusi, eksperimen atau demonstrasi.
h. Evaluasi
Umpan balik atau umpan balik terhadap hasil penilaian dapat menjadi
indicator keberhasilan atau kegagalan akademik. Apabila setelah evaluasi hasilnya
kurang memuaskan, dapat dilakukan perbaikan. Sedangkan jika hasil penilaiannya
bagus maka dapat ditanyakan soal latihan.
b. Cakupan Dokumen
c. Cakupan
Selain kesembilan prinsip tersebut, masih ada prinsip lain yang bergantung
pada pendapat orang lain. Menurut Mbulu (Krisma, 2014), ada tujuh prinsip
pengembangan bahan ajar, yaitu:
1. Bertahap yaitu dilaksanakan mulai dari kelompok dan jenis mata pelajaran
hingga ditentukan isi setiap mata pelajaran
2. Global yaitu dilaksanakan dengan mempertimbangkan keseluruhan isi setiap
pelajaran dan bukan sebagian
3. Sistematis, yaitu dicapai dengan mempertimbangkan isi pokok bahasan secara
keseluruhan dan melalui proses yang berulang-ulang
4. Fleksibel, yaitu mampu menerima hal-hal baru yang belum disebutkan dalam
isi topik pada saat dilaksanakan
5. Ilmiah nilai, artinya bahan ajar disusun berdasarkan tingkat nilai topiknya,
disusun secara urut, dijelaskan menurut sistem hubungan dan harus benar-
benar dapat dipercaya.
6. Berorientasi pada pembelajar, artinya disesuaikan dengan karakteristik
pembelajar dan memperhatikan kebutuhan, minat/minatnya
7. Berkelanjutan, artinya pengembangan bahan ajar merupakan suatu proses yang
tidak berhenti satu kali saja, melainkan suatu proses yang menghubungkan
setiap kegiatan pengembangan, yaitu desain, evaluasi dan penggunaan.
Guru dapat mengatur dan merancang sesuatu, situasi ada ketika proses
belajar mengajar berlangsung. Menurut Nana Sudjana dikutip Suryobroto
Pelaksanaan proses belajar mengajar meliputi langkah sebagai berikut:
a) Tahap Pra-instruksi
b) Tahap pendidikan
2) Manajemen guru
1) Teknik pengujian berupa tes tertulis, tes lisan dan tes praktik atau uji
kompetensi.
a. Penilaian Formatif
b. Penilaian Sumatif
3. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran sangat berguna bagi guru dan siswa dalam proses
pembelajaran. Bagi guru, strategi pembelajaran ini berfungsi sebagai pedoman dan
acuan tindakan sistematis dalam melaksanakan pembelajaran. Untuk Siswa
Menggunakan strategi pembelajaran dapat mempermudah proses pembelajaran dan
mempercepat pemahaman isi pembelajaran, karena setiap strategi pembelajaran
dirancang untuk menyederhanakan proses belajar. Strategi Tentatif Pembelajaran ini
dapat meningkatkan prestasi akademik siswa.
Disadari atau tidak, guru harus memilih strategi tertentu agar proses
pembelajaran di kelas dapat terlaksana dengan baik dan mencapai hasil yang optimal.
Tidak ada satupun guru yang tidak berharap demikian, karena secara individu guru
masih mempunyai hati nurani yang peka terhadap murid-muridnya. Tidak ada guru
yang menginginkan terjadinya kekacauan dalam proses pembelajaran yang berujung
pada buruknya hasil belajar, maka setiap guru pasti akan mempersiapkan strategi
pembelajaran yang matang dan tepat agar hasil belajar siswa dapat terus meningkat
dengan baik.
Agar kegiatan belajar dan belajar berhasil membantu siswa mencapai tujuan
pembelajaran khususnya hasil belajar siswa, Sudjana menjelaskan Hasil belajar yang
diperoleh siswa dalam proses mengajar harus disajikan sebagai perubahan perilaku
yang utuh (lengkap) meliputi kognitif, emosional dan unsur psikomotorik secara
terpadu dalam diri siswa, atau hasil Hasil belajar bersifat unik (kenyataan unik) dan
tidak bergantung satu sama lain, oleh karena itu bukan merupakan integritas pribadi.
(Muhamimin dkk, 1996)
Dilihat dari cara penyajian dan pengolahannya, strategi pembelajaran juga dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu:
Strategi ini diawali dengan mempelajari materi dari benda atau contoh tertentu,
kemudian siswa secara bertahap dihadapkan pada materi yang kompleks dan
sulit. Strategi ini sering disebut dengan strategi pembelajaran khusus hingga
umum. (Abdul Majid, 2010)
Oleh karena itu, sebelum menentukan strategi pembelajaran mana yang dapat
digunakan, perlu dilakukan beberapa pertimbangan. Pertimbangan berkaitan dengan
tujuan yang ingin dicapai.
Oleh karena itu, penilaian di sini menyangkut penentuan apakah kinerja siswa
konsisten dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ruang lingkup penilaian pembelajaran dari sudut pandang penilaian proses dan
hasil pembelajaran
a. Sikap dan kebiasaan, motivasi, minat, bakat, meliputi: bagaimana perilaku siswa
terhadap guru, mata pelajaran, orang tua, suasana sekolah, lingkungan, metode, dan
sebagainya.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Asrori Muhammad, 2013 Pengertian, Tujuan, dan Ruang lingkup Strategi Pembelajaran
https://ejournal.uinmalang.ac.id/index.php/madrasah/article/viewFile/3301/5117
Dr. Rusman. 2017 Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
(Jakarta: Kencana)
Harjanto, 2003. Perencanaan Pengajaran, Jakarta : PT. Rineka Cipta, Cet. III.
Jamrah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan, 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta
Lampiran Permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar Dan
Menengah
Majid, Abdul, 2010 Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru
(Bandung: Remaja Rosdakarya)
Mulyasana, Dedi. 2012 Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya)
Prisnamasari, Tatik. 2014. Makalah Pengertian dan Fungsi Bahan Ajar, (Online),
(http://kumpulanertikel.blogspot.co.id/2014/12/makalah-pengertian-dan-fungsi-bahan-
ajar.html)
Sadirman, Arief S. dkk., 1996. Media Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafmdo Persada, ed. I,
Cet. IV.
Saputro, Supriadi dkk. 2000. Strategi Pembelajar, Bahan Sajian Prograam Pendidikan
Mengaajar. Malang: Universitas Negeri Malang.
Suharyono, dkk. 1991. Strategi Belajar Mengajar 1, Semarang : IKIP Semarang Press.
Sulfemi, Wahyu Bagja, Arsyad, A. (2019). Korelasi Penguasaan Materi Pembelajaran Oleh
Guru Dengan Motivasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Administrasi Perkantoran di SMK
Pelita Bogor
Zaini, Hisyam. dkk. 2002. Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi, Yogyakarta : CTDS
IAIN Sunan Kalijaga