Anda di halaman 1dari 27

MANFAAT MEDIA DAN SUMBER BELAJAR

Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas Mata Kuliah Perencanaan dan Strategi
Pembelajaran

Dosen Pengampu:
Hulailah Istiqlaliyah, Lc, M.Pd.I

Disusun oleh:
Kelompok 7

Wafdah Zakiyyatinnisa 20312309


Wulan Sari 20312310

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN JAKARTA
1444 H/2022 M

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT, kami panjatkan atas limpahan
Rahmat,Hidayah serta Inayah-Nya, kami bisa menyelesaikan karya ilmiah berupa makalah yang
singkat dan sederhana ini. Sholawat serta salam mudah-mudahan tetap tercurah kepada
junjungan kita yaitu Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kita kepada jalan
yang lurus yang diridhoi oleh Allah SWT dengan ajarannya agama Islam.

Makalah ini dibuat dalam rangka untuk memenuhi tugas dari Ibu Hulailah Istiqlaliyah, Lc,
M.Pd.I. Dosen Mata Kuliah Perencanaan dan Strategi Pembelajaran dengan judul Manfaat
Media dan Sumberbelajar. Fakultas Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)
Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dosen, yang selalu kami harapkan keberkahannya dan
semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini masih belum sempurna, untuk itu perlu masukan dari semua pihak terutama
Ibu Hulailah Istiqlaliyah, Lc, M.Pd.I. Dan teman-teman mahasiswi lainnya. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi penyusun sendiri umumnya para pembaca
makalah ini, apabila ada kekurangan dalam penulisan makalah ini Penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Terima Kasih.

Jakarta, 02 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.......................................................................................................................2
A. Penggunaan metode belajar.............................................................................................2
B. Pengertian Media..........................................................................................................10
C. Sumber belajar..............................................................................................................15
BAB III....................................................................................................................................22
PENUTUP...............................................................................................................................22
Kesimpulan...........................................................................................................................22
DAFTAR PUSAKA................................................................................................................23

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Strategi pembelajaran adalah perencaaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang
di desain untuk mencapai tujuan Pendidikan tertentu. Oleh karena itu, kita memerlukan
metode utuk memperlancar rangkaian yang disusun sedemikian rupa untuk dapat mencapai
tujuan pembelajaran. Metode dalam pembelajaran sangat bervariasi agar proses belajar
mengajar dapat berkembang dan meimbulkan semangat peserta didik untuk terus belajar.
Selain penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi, guru juga harus mengetahui bahwa
banyak sekali media yang dapat dipakai untuk memperlancar strategi pemblajaran. Sumber
belajar (learning source) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu
yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara
terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau
mrncapai kompetensi tertentu.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian metode pembelajaran?


2. Apa saja penggunaan metode pembelajaran?
3. Apa pengertian media pembelajaran?
4. Apa Pengertian sumber belajar pemanfaatannya?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian metode pembelajaran


2. Untuk mengetahui apa saja penggunaan metode pembelajaran
3. Untuk mengetahui apa pengertian media pembelajaran
4. Untuk mengetahui apa Pengertian sumber belajar pemanfaatannya

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penggunaan metode belajar

1. Pengertian Metode belajar


Metode dari bahasa Yunani (Methodos) yang artinya cara, jalan. Secara umum,
metode diartikan sebagai cara melakukan sesuatu . Secara khusus metode pembelajaran
dapat diartikan sebagai cara atau pola yag khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip
dasar pendidikan. Selain itu, metode juga merupakan berbagai teknik dan sumber daya
terkait lainnya agar terjadi proses pembelajaran pada diri pembelajar (Aqib, 2013 :
102).
Prinsip dasar pendidikan yang dimaksudkan di antaranya prinsip psikologis
pendidikan dan prinsip pedagogis. Sedangkan teknik-teknik yang terkait komunikasi
dan teknik pengelolaan atau manajemen pembelajaran. Prinsip psikologis dalam
pembelajaran yang meliputi : perkembangan intelektual, belajar dilihat sebagai
perubahan prilaku, tingkat kecerdasan, tingkat intelektual, dan motivasi dalam belajar.
Prinsip pedagogis atau prinsip pembelajaran yang dimaksud meliputi berbagai teori dan
pendekatan pembelajaran.
Teknik komunikasi dalam pembelajaran ialah bagaimana menyampaikan pesan atau
materi pembelajaran serta bagaimana mengembangkan dialog antara guru dan murid
atau sesama murid secara efektif. Suyanto, dkk (2013 : 130) menyatakan bahwa metode
pembelajaran merupakan cara mengajar atau cara menyampaikan materi pelajaran
kepada siswa yang sedang belajar.

2. Jenis-jenis metode pembelajaran


Metode pembelajaran banyak macamnya, tetapi ada sejumlah metode pembelajaran
yang mendasar, sedangkan selebihnya adalah kombinasi atau modifikasi dari metode
dasar tersebut. Berikut ini akan diuraikan berbagai metode pembelajaran yang bisa
diterapkan di kelas, yang masing-masing metode tersebut memiliki keunggulan dan
kelemahan.
a. Metode ceramah

2
Metode ceramah berbentuk penjelasan konsep, prinsip dan fakta, pada akhir
pembelajaran ditutup dengan tanya jawab. Metode ceramah disebut juga metode
dosen, banyak digunakan dikalangan dosen, karena dosen memberikan kuliah
mimbar dan disampaikan dengan ceramah (Aqib : 2013 : 102). Metode ceramah juga
dapat digunakan oleh guru, yang dikombinasikan dengan metode lain. Keunggulan
metode ceramah:
1) Dapat menguasai seluruh arah kelas
2) Dapat menyampaikan materi yang banyak dalam waktu yang terbatas,
sedangkan jumlah siswa banyak
3) Mudah dilaksanakan
Keterbatasan Metode Ceramah:
a) Keberhasilan siswa tidak terukur
b) Perhatian dan motivasi siswa sulit diukur
c) Peran serta siswa dalam pembelajaran rendah
d) Materi kurang terfokus
e) Pembicaraan sering melantur (Aqib, 2013 : 103)
Agar metode ceramah dapat berjalan efektif, maka hal-hal yang harus
diperhatikan adalah (Suyanto, dkk, 2013:132)
1. Apersepsi , langkah ini dapat dilakukan dengan :
a. Menanyakan kepada siswa, tentang hal-hal yang dialami siswa dalam
kehidupan seharihari. Contoh, para siswa yang baik, siapa yang menonton
Liputan berita di TV tentang Bencana Alam? Apersepsi ini digunakan guru
geografi yang akan menjelaskan tentang materi pelajaran mengenai
”Bencana Alam”
b. Meminta siswa untuk bertanya Cara ini digunakan untuk merangsang
keingintahuan siswa dan mendorong siswa menghubungkannya dengan
pengalaman sehari-hari.
2. Guru menjelaskan materi pelajaran baru agar siswa menerimanya, langkah ini
dilakukan dengan :
a. Guru memberikan materi baru atau menjelaskan tugas yang harus
diselesaikan oleh siswa.
b. Siswa membaca materi baru atau mengerjakan tugas-tugas yang ada dalam
lembar LKS (Lembar Kerja Siswa). Tugas ini diberi batas waktu dalam
beberapa menit sesuai dengan RPP yang telah disusun.

3
3. Mencari hubungan, perbandingan dari beberapa materi pelajaran yang telah
dijelaskan
4. Membuat abstraksi dan generalisasi
5. Menerapkan apa yang telah diajarkan
a. Guru meminta siswa menerapkan konsep dalam situasi yang berbeda
b. Guru meminta siswa untuk memberikan beberapa contoh situasi baru
lainnya, kemudian meminta mereka untuk menyebutkan sebagaimana
langkah sebelumnya. Proses ini disebut dengan analogi.

b. Metode Demonstrasi dan eksperimen


Metode demonstrasi dapat diterapkan dengan syarat memiliki keahlian untuk
mendemonstrasikan penggunaan alat atau melaksanakan kegiatan tertentu seperti
kegiatan sesungguhnya (Aqib, 2013 : 104) Eksperimen adalah suatu metode yang
biasnya digunakan pada pelajaran sains. Di dalam eksperimen, pengujian hipotesis
melalui penyelidikanpenyelidikan, untuk menemukan konsep-konsep sains spesifik
dan prinsip-prinsip (Suyanto,dkk : 2013 : 146) kedua metode ini dalam
pelaksanaanya dapat dirangkaikan. Pelaksanaan metode ini bisa di dalam kelas
ataupun tempat khusus yang memang diperuntukkan sebagai pelaksanaan
eksperimen/ demonstrasi/ laboratorium).
Metode demonstrasi memiliki beberapa keuntungan dan kelemahan Keuntungan
Metode Demonstrasi :
1) Perhatikan siswa dapat dipusatkan kepada hal yang dianggap penting,
sehingga halhal yang penting dapat diamati seperlunya.
2) Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan membaca
buku, karena siswa telah memperoleh gambaran yang jelas dari hasil
pengamatannya.
3) Dengan bereksperimen, siswa akan memperoleh pengalaman praktek untuk
mengembangkan kecakapannya dan memperoleh penghargaan dari teman-
teman dan gurunya.
4) Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan dapat dijawab waktu
mengamati proses demonstrasi. Kelemahan Metode Demonstrasi Di samping
kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapa kelemahan, di
antaranya:

4
a) Demonstrasi bisa gagal, jika tidak diimbangi dengan persiapan yang
matang
b) Membutuhkan biaya yang cukup banyak, karena memerlukan peralatan,
bahanbahan dan tempat yang memadai
c) Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan khusus,
sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional (Sanjaya, 2007 :
153)

c. Metode sosiodrama
Metode sosiodrama adalah metode yang digunakan dalam proses pembelajaran di
mana siswa diberi memainkan peran seseorang dan menampilkan peranannya di
depan kelas (Suyanto, dkk.2013:149).
Kelebihan metode sosiodrama adalah Mengembangakan kreativitas siswa,
Memupuk kerja sama, Mengembangkan bakat, Siswa lebih memperhatikan
pelajaran, Memupuk keberanian, Melatih siswa untuk menganalisa masalah dan
mengambil kesimpulan dalam waktu singkat.
Kelemahan metode sosiodrama adalah Kemungkinan siswa kurang sungguh-
sungguh memainkan perannya, sehingga menyebabkan tujuan yang diharapkan tidak
terapai, Kesalahan-kesalahan dalam berperan sering menjadi bahan tertawaan
sehingga menurunkan siswa untuk terlibat penuh dalam penggunaan metode ini.
(Suyanto, dkk.2013:149)

d. Metode permainan
Game Method Tujuan utama metode permainan adalah untuk menciptakan
kesenangan dan ketertarikan akan proses pelajaran (Suyanto, dkk.2013 : 149).
Permainanpermainan tertentu membantu di dalam hal-hal pelajaran tertentu,
sehingga mereka mendapatkan pengalaman-pengalaman manis/ menyenangkan.
Metode ini mengurangi sifat kelas yang monoton dan membosankan. Permainan
juga menciptakan kesenangan, peningkatan daya tarik kelas secara penuh dan
membantu menyenangi minat pada pelajaran. Seperti permainan catur, menanamkan
kesabaran dan toleransi. Peran guru dalam metode ini adalah :
1) Memutuskan bentuk yang benar dari permainan-permainan yang akan
dimainkan dan pantas tidaknya permainan itu.
2) Memaksimalkan keikutsertaan siswa

5
3) Membuat siswa merealisasikan aturan-aturan dan sesuai perintah.
4) Dimainkan dengan kewajaran dan kendali
5) Menyatakan dengan jelas jenis hadiah (bila ada) untuk diberikan kepada
pemenang.
Permainan yang sering dimainkan di sekolah antara lainnya yaitu : Permainan
angka, Permainan abjad, Permainan peta dalam IPS, Permainan kata dalam bahasa
Inggris, Permaian gambar

e. metode drill
Metode drill merupakan metode mengajar dengan memberikan latihan-latihan
kepada siswa untuk memperoleh suatu keterampilan. Latihan (drill) ini merupakan
kegiatan yang selalu diulang-ulang, seperti melatih keterampilan motorik melalui
penggunaan alat-alat musik, olahraga, kesenian dan melatih kecakapan mental,
melalui kegiatan menghafal, mengalikan, menjumlahkan dan sebagainya. Metode
drill ini cocok digunakan dalam pembelajaran matematika, olahraga, untuk
menendang bola dengan baik, harus melakukan beberapa kali tendangan. Mata
pelajaran lain yang cocok dengan metode ini adalah kesenian, baik olah vokal, cara
menari, serta memainkan alat musik. Selain itu, pelajaran IPS, Bahasa, Matematika.

f. metode kerja lapangan


Metode ini adalah satu metode pembelajaran yang menarik para siswa pergi ke
”Lapangan” untuk bekerja. Mereka diberi tugas dimulai dengan : melakukan
eksperimen, melakukan survei, ikut serta dalam kerja kelompok orang di tempat
kerja atau menulis laporan tentang perjalanan mereka (Suyanto, 2013 : 150). Tujuan
utama metode ini adalah memberi kesempatan kepada para siswa untuk mencapai
pengetahuan melalui pengalaman sendiri yang tidak diperoleh di kelas. Hasil dari
lapangan bergantung pada beberapa faktor, seperti :
1) Perencanaan yang cocok dalam kaitan dengan menggunakan prosedur-
prosedur dan pengelolaan;
2) Sasaran dari kerja lapangan;
3) Maksud dan tujuan;
4) Kelayakan riset atau studi;
5) Tanggung jawab siswa;

6
6) Hasil dari studi lapangan dan rekomendasi Metode ini bisa diterapkan bersama
dengan ceramah, diksusi, tanyajawab, dan metode survei.
Kelebihan metode kerja lapangan :
a) Kerja lapangan menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan
lingkungan nyata
b) Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan
kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat
c) Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas siswa.

Kekurangan metode kerja lapangan :


a) Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak baik guru maupun
lembaga terkait
b) Memerlukan perencanaan dan persiapan yang matang
c) Dalam kerja lapagan sering unsur rekreasi menjadi prioritas dari pada
tujuan utama, sedangkan unsur studinya terabaikan.
d) Memerlukan pegawasan yang ketat dari guru terhadap gerak gerik anak
didik di lapangan
e) Bianya cukup mahal
f) Memerlukan tanggungjawab guru dan sekolah atas kelancaran kerja
lapangan dan keselamatan siswa terutama kerja lapangan jangka panjang

g. Metode karya wisata


Adalah suatu metode yang mengajak siswa ke objek wisata untuk mempelajari
sesuatu. Metode ini berbeda dengan darma wisata yang tujuannya untuk rekreasi
(Suyanto,dkk 2013:152). Karya wisata tidak selamanya membutuhkan biaya yang
mahal, misalnya melakukan karya wisata ke pasar yang ada disekitar sekolah. Siswa
bisa melakukan pengamatan kegiatan jual beli dalam pelajaran ekonomi, kemudian
melakukan wawancara dengan penjual atau pembeli. Para siswa memperoleh
pengalaman yang berkaitan dengan pelajaran ekonomi. Untuk pelajaran sejarah para
siswa bisa diajak ke museum untuk melihat bendabenda bersejaraha.

h. Metode kerja kelompok

7
Metode ini dilakukan dengan cara membagi para siswa/ kelas menjadi beberapa
kelompok kemudian siswa diberi tugas untuk mencapai tujuan pelajaran. Metode
kerja kelompok ini digunakan untuk :
1) Mengatasi kekurangan alat-alat pelajaran
2) Mengatasi kesulitan karena adanya perbedaan kemampuan belajar siswa
3) Mengatasi adanya perbedaan minat siswa, sehingga kelompok dibentuk atas
persamaan minat, dan
4) Membagi pekerjaan siswa agar lebih efisien Metode pembelajaran langsung
dirnacang secara khusus untuk menunjang proses belajar siswa baik
menyangkut pengetahuan prosedural maupun pengetahuan deklaratif.
Pengetahuan prosedul adalah pengetahuan mengenai bagaimana orang
melakukan sesuatu misalnya, bagaimana mengerjakan soal matematika,
bagaiamana langkah menyelesaikan persamaan kuadrat dan lain-lain.
Sedangkat pengetahuan deklaratif, merupakan pengetahuan tentang sesuatu
misalnya, Guernur merupakan pimpinan darah tingkat I dan dipilih untuk masa
jabatan lima tahun (Suyanto, 2013 : 159)1
Adanya metode pembelajaran yang tepat pada dasarnya bertujuan untuk
menciptakan kondisi pembelajaran yang sehingga siswa dapat belajar secara aktif
dan menyenangkan berdampak positif pada hasil belajar dan prestasi yang
optimal. Metode pembelajaran digunakan guru untuk menyajikan materi
pelajaran kepada murid di dalam kelas baik secara individual atau secara
kelompok agar materi pelajaran dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh
murid dengan baik (Ahmadi dan Prastya, 2005).
Penggunaan metode pembelajaran di sekolah beracuan pada Permendiknas
Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah yang menyatakan bahwa dalam kegiatan inti pembelajaran
merupakan proses untuk mencapai Kompetensi Dasar (KD) yang harus dilakukan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemadirian sesuai denganbakat, minat, dan perkembangan fisik
dan psikologis peserta didik. Metode pembelajaran mempermudah proses
kegiatan belajar-mengajar. Keberhasilan suatu proses pembelajaran dapat diukur
melalui seberapa banyak cara yang digunakan didalam mengajar (Sugiyono,
1
1 Ni Made Sueni , Metode, Model dan Bentuk Model Pembelajaran (Tinjauan Pustaka), hal 2-9

8
2006). Pembelajaran memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk bekerja
sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur, dan dibantu oleh
guru sebagai fasilitator ataupun pembimbing (Dimyati dan Mudjiono, 1996).
Dari hasil penelitian didapati metode pembelajaran berpengaruh terhadap
peningkatan prestasi belajar siswa, dalam proses pembelajaran di sekolah guru
dapat menggunakan berbagai metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan
kebutuhan siswa di sekolah, guru dapat menggunakan metode ceramah
(Preaching Method), metode percobaan (Experimental method), metode latihan
keterampilan (Drill method), metode diskusi (Discussion method), metode
pemecahan masalah (Problem solving method) metode perancangan (projeck
method), metode pembelajaran tersebut memiliki pengaruh yang kuat dan sedang
terhadap peningkatan prestasi belajar siswa, setiap metode pembelajaran memiliki
peranan dan keunggulan masing-masing, untuk itu diperlukan kemampuan guru
dalam menyesuaikan metode pembelajaran dalam proses pembelajaran.
Tarmudji (1994) menunjukkan keunggukan metode ceramah, menurut
Tarmudji dengan metode ceramah keterlibatan kelas mudah di jaga dan mudah
menguasai kelas, melatih peserta untuk menggunakan pendengarannya dengan
baik serta menangkap dan menyimpulkan ceramah dengan cepat dan tepat, materi
jelas sampai kepada seluruh siswa dengan merata. Sementara Suryobroto (1997)
metode diskusi melibatkan semua siswa secara langsung dalam proses
pembelajaran, siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan bahan
pelajarannya masingmasing. Sehingga dapat menumbuhkan dan mengembangkan
cara berfikir dan sifat ilmiah. Pada metode belajar diskusi memberikan banyak
manfaat bagi siswa, Alipandie (1984) mengatakan bahwa dengan metode belajar
diskusi suasana kelas menjadi hidup, adanya partisipasi siswa lebih meningkat,
sehingga dapat meningkatkan prestasi individu, kritis dalam berfikir, tekun dan
sabar.
Secara keseluruhan metode pembelajaran akan memberikan berbagai manfaat
bagi guru dan siswa di sekolah, guru sangat dituntut untuk mampu dalam
menggunakan metode pembelajaran, banyaknya metode pembelajaran yang
dikuasai dan dimiliki seorang guru akan mempermudah dan meningkatkan
kualitas proses pembelajaran itu sendiri, hal ini didasari pada rumusan metode
pembelajaran itu sendiri. Metode pembelajaran mengacu pada tujuantujuan

9
pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran
dan pengelolaan kelas (Arends, 1997).
Peningkatan prestasi belajar siswa dapat dilakukan dengan adanya penggunaan
metode pembelajaran yang baik, guru hendaknya mampu untuk merencanakan
kegiatan belajar yang baik dengan cara memilih metode pembelajaran yang sesuai
dengan materi yang akan disampaikan kepada siswa. Dalam pemilihan metode,
guru harus mengkaji kesesuaian antara prilaku yang diharapkan dengan tujuan
metode pembelajaran. Metode dipakai sesuai dengan tujuan, kondisi, jenis dan
fungsinya, waktu dan tempat serta anak didik dengan berbagai tingkat
kematangannya saat dilaksanakannya kegiatan.
Metode pembelajaran yang tepat akan memudahkan siswa dalam menerima
dan memahami materi yang akan disampaikan. Dengan metode yang tepat pun,
kesulitan guru dalam menyampaikan materi bisa diminimalisasikan. Metode
pembelajaran yang efektif memiliki keterkaitan dengan tingkat pemahaman guru
terhadap perkembangan kondisi siswa siswa di kelas, untuk itu seorang guru
diharapkan mampu mengembangkan kreativitas guru untuk menrapkan dan
mengembangkan berbagai macam bentuk metode pembelajaran, sehingga dapat
meningkatkan kemampuan berfikir, daya analsis dan hasil belajar siswa di
sekolah.
Penggunaan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan
siswa di sekolah dalam proses pembelajaran dapat memberikan kemampuan
pemahaman konsep yang baik pada siswa, serta terhadap materi-materi
pembelajaran, sehingga akan dapat melatih siswa dan dapat mengembangkan skill
belajar siswa di sekolah, serta sikap ilmiah para siswa. Dapat dikatakan bahwa
peningkatan hasil belajar siswa di sekolah, memberikan bukti nyata adanya
kemampuan guru dalam pengelolaan proses pembelajaran yang terlihat dari
kemampuan guru dalam menerapkan metode pembelajaran yang digunakan
selama proses pembelajaran, serta pemahaman dan keterampilan guru dalam
menerapkan metode pembelajaran yang tepat serta sesuai dengan kebutuhan yang
diinginkan dalam setiap kegiatan pembelajaran di sekolah.2

2
Mardiah Kalsum Nasution, “Penggunaan Metode Pembelajaran Dalam Peningkatan Hasil Belajar Siswa”,
Jurnal Ilmiah Bidang Pendidikan, Vol. 11, No. 1, 2017, hal 13-15.

10
B. Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’,
‘perantara’. Dengan demikian media merupakan wahana penyalur informasi atau penyalur
pesan. Secara luas media dapat diartikan dengan manusia, peristiwa benda atau peristiwa
yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Secara lebih
khusus , pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-
alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali
informasi visual atau verbal.
Media pembelajaran adalah alat, sarana, perantara, dan penghubung untuk menyebar,
membawa atau menyampaikan sesuatu pesan (message) dan gagasan, sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perbuatan, minat serta perhatian siswa sedemikian rupa
sehingga proses belajar mengajar terjadi pada diri siswa. Dalam media pembelajaran terdapat
dua unsur yang terkandung, yaitu (a) pesan atau bahan pengajaran yang akan disampaikan
atau perangkat lunak, dan (b) alat penampil atau perangkat keras.3
1. Media sebagai alat bantu
Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah sebagai suatu
kenyataan yang tidak dapat dipungkiri, karena memang pendidiklah yang
menghendakinya untuk membantu tugas pendidik dalam menyampaikan pesan-pesan
dari bahan pelajaran yang di berikan oleh pendidik kepada anak didik. Setiap materi
pelajaran memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi dan untuk menyederhanakan
tingkat kesukaran tersebut diperlukan kehadiran media sebagai alat bantu seperti: globe,
grafik, gambar dan lain-lain. Disamping itu media juga mempunyai fungsi untuk
mengatasi kebosanan dan kelahan yang diakibatkan dari penjelasan pendidik yang
sukar di mengerti. Penggunaan media harus menunjang tujuan pembelajaran sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

2. Macam-macam media
Menurut Wahidin dalam artikelnya klasifikasi media dapat dilihat dari jenisnya, daya liputnya
dan dari bahan serta cara pembuatannya
 Dilihat dari jenisnya, Media dibagi ke dalam:
a. Media Auditif: Adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara
saja, seperti : radio, cassette recorder, piringan hitam, dan lain-lain. Namun
3
Ani Cahyani, “Pengembangan Media dan Sumber Belajar Teori dan Prosedur”, (Penerbit Laksita Indonesia,
Kelapa Gading, 2019), Hal.3

11
media ini tidak cocok untuk orang yang mempuyai kelainan dalam
pendengaran.
b. Media Visual: Adalah media yang mengandalkan indra penglihatan. Media ini
menampilkan gambar diam seperti film, rangkai foto, gambar atau lukisan,
cetakan dan juga yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti
film bisu, film kartun, dan sebagainya. Seperti media auditif, media visual juga
memiliki kelemahan, yaitu media ini tidak cocok digunakan untuk orang yang
mempunyai kelainan dalam penglihatan. Media visual (image) memegang
peranan yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat
memperlancar pemahaman (melalui elaborasi struktur dan organisasi) dan
memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat dan dapat
memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar
lebih efektif, visual ditempatkan pada konteks yang bermakna dan peserta
didik harus berinteraksi dengan visual (image) itu untuk meyakinkan
terjadinya proses informasi.
c. Media Audiovisual: Adalah media yang mempunyai unsur rupa dan gambar.
Media ini dibagi ke dalam :
1) Audiovisual diam
2) Audiovisual gerak

 Dilihat dari daya liputnya, Media dibagi ke dalam :


a. Media dan daya liput luas dan serentak. Contoh : radio dan televise.
b. Media dengan daya liput terbatas oleh ruang dan tempat. Contoh : film, soun
slide, film rangkai.
c. Media untuk pengajaran individual
Media ini digunakan hanya untuk seorang diri, contoh : modul berprogram dan
pengajaran melalui komputer.

 Dilihat dari bahan pembuatannya, Media dibagi :


a. Media sederhana
b. Media kompleks

3. Prinsip Pemilihan dan Penggunaan Media


a. Tujuan Pemilihan: Memilih media harus dengan maksud dan tujuan yang jelas.

12
b. Karakteristik Media Pengajaran: Setiap media mempunyai karakteristik tertentu
jadi pemahaman. Karakteristik media sangat diperlukan dalam penetapan
penggunaan media.
c. Alternatif Pilihan: Pendidik harus mampu menetapkan atau memutuskan media
yang tepat dan sesuai dengan materi pelajaran.
Disamping harus memenuhi prinsip pemilihan dalam penggunaan media juga harus
memperhatikan faktor -faktor :
1) Objektivitas
2) Program Pengajaran
3) Sasaran Program
4) Situasi dan kondisi
5) Kualitas Teknik
6) Keefektifan dan Efisiensi penggunaan.

4. Pengembangan Media
Salah satu kriteria yang sebaiknya di gunakan dalam pemilihan media adalah
dukungan terhadap isi bahan pelajaran dan kemudahan memperolehnya. Apabila media
yang sesuai belum tersedia maka pendidik berupaya untuk mengembangkannya sendiri.
Sebelum membahas tentang pengembangan media pengajaran tersebut perlu
dikemukakan prinsip umum yang perlu dikemukakan prinsip umum yang perlu
diperhatikan pada saat mencari dan menentukan jenis media yang akan digunakan
dalam proses belajar mengajar. Peranan media akan terlihat jika pendidik pandai
memanfaatkannya. Ketika fungsi-fungsi media pelajaran diaplikasikan ke dalam proses
belajar mengajar maka akan terlihat peranannya sebagai berikut :
a. Media yang digunakan pendidik sebagai penjelas dari keterangan terhadap suatu
bahan yang disampaikan.
b. Media dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji lebih lanjut dan
dipecahkan oleh para peserta didik.
c. Media sebagai sumber belajar bagi peserta didik.
Bertolak dari fungsi dan peranan media diharapkan pemahaman pendidik terhadap
media menjadi lebih jelas sehingga tidak memanfaatkan media secara sembarangan.
Pendidik dapat mengembangkan media sesuai kemampuannya dengan tidak
mengabaikan prinsipprinsip dan faktor-faktor dalam memilih dan menentukan media
yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar.

13
5. Langkah-langkah dalam pemanfaatan media
a. Merumuskan tujuan pengajaran dengan memanfaatkan media.
b. Persiapan pendidik. Pada fase ini pendidik memilih dan memanfaatkan media
massa yang akan dimanfaatkan guna mencapai tujuan.
c. Persiapan kelas. Peserta didik atau kelas harus mempunyai persiapan dalam
menerima pelajaran dengan menggunakan media tertentu.
d. Langkah penyajian dan pemanfaatan media. Pada fase ini penyajian bahan
pelajaran dengan memanfaatkan media pengajaran.
e. Langkah kegiatan belajar peserta didik. Pada fase ini peserta didik belajar dengan
memanfaatkan media pengajaran.
f. Langkah evaluasi pengajaran. Pada langkah ini kegiatan belajar di evaluasi
sampai sejauh mana tujuan pengajaran tercapai, yang sekaligus dapat dinilai
sejauh mana pengaruh media sebagai alat bantu dapat menunjang keberhasilan
proses belajar peserta didik.4 Secara umum media pembelajaran mempunyai
kegunaan-kegunaan sebagai berikut:
a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam
bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya:
1) Objek yang terlalu besar, bisa digantikan dengan realita, gambar, film
bingkai, film, atau model
2) Objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film,
atau gambar
3) Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan
time lapse atau highspeed photography
4) Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi
lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal
5) Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan
dengan model, diagram, dan lain-lain
6) Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan
lain-lain) dapat di visualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar,
dan lain-lain.
4
Johannes Jefria Gultom, “Pemanfaatan Media Dalam Proses Belajar Mengajar”, diakses dari
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://media.neliti.com/media/publications/7820 7-
ID-pemanfaatan-media-dalam-proses-belajar-, pada tanggal 8 November 2021 pukul 23.05

14
Selain itu ada beberapa manfaat media pembelajaran menurut para ahli.
Sudjana & Rivai (1992) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam
proses belajar siswa, antara lain:
a) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar
b) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat
lebih mudah dipahami oleh siswa dan memungkinkannya
menguasai serta mencapai tujuan pembelajaran
c) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga
siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau
guru mengajar pada setiap jam pelajaran
d) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak
hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti
mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan
lain-lain.5

C. Sumber belajar

1. Pengertian sumber belajar


Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang
dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara
terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam
mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu.6
Sumber belajar menurut Dageng adalah segala sesuatu yang berwujud benda dan
orang yang dapat menunjang belajar sehingga mencakup semua sumber yang mungkin
dapat dimanfaatkan oleh tenaga pengajar agar terjadi perilaku belajar. Sedangkan
menurut Januszewski dan Molenda sumber belajar adalah semua sumber termasuk
pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan latar yang dapat dipergunakan peserta didik baik
secara sendiri-sendiri maupun dalam bentuk gabungan untuk menfasilitasi kegiatan
belajar dan meningkatkan kinerja belajar. Sejalan dengan pendapat itu, Seels dan
Richey menjelaskan bahwa sumber belajar adalah segala sumber pendukung untuk
5
Ani Cahyani, “Pengembangan Media dan Sumber Belajar Teori dan Prosedur”, (Penerbit Laksita Indonesia,
Kelapa Gading, 2019), Hal.27
6
Ani Cahyani, “Pengembangan Media dan Sumber Belajar Teori dan Prosedur”, (Penerbit Laksita Indonesia,
Kelapa Gading, 2019), Hal.6

15
kegiatan belajar, termasuk sistem pendukung dan materi serta lingkungan
pembelajaran. Sumber belajar bukan hanya alat dan materi yang dipergunakan dalam
pembelajaran, tetapi juga meliputi orang, anggaran, dan fasilitas. Sumber belajar bisa
termasuk apa saja yang tersedia untuk membantu seseorang belajar.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sumber belajar adalah semua
sumber seperti pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan latar yang dimanfaatkan peserta
didik sebagai sumber untuk kegiatan belajar dan dapat meningkatkan kualitas
belajarnya.

2. Ruang lingkup sumber belajar


Dalam hal dengan ruang lingkup sumber belajar, Miarso menetapkan seperi pesan,
orang, bahan, alat, teknik, dan latar. Kegiatan belajar dapat dilaksanakan di mana saja,
di sekolah, di rumah, di tempat kerja, di tempat ibadah, dan di masyarakat luas. Selain
itu, belajar juga dapat dilakukan dengan rangsangan dari dalam diri sendiri pembelajar
(internal) dan dari apa dan siapa saja di luar diri pembelajar (eksternal).
Sependapat dengan itu, berikut ini klasifikasi sumber belajar menurut Seels dan
Richey sebagai berikut:
a. Pesan yang merupakan informasi yang disampaikan oleh komponen yang lain,
biasanya berupa ide, makna, dan fakta. Berkaitan dengan konteks pembelajaran,
pesan ini terkait dengan isi bidang studi dan akan dikelola dan direkonstruksikan
kembali oleh pebelajar. Orang: orang tertentu yang terlibat dalam penyimpanan
dan atau penyaluran pesan.
b. Bahan yang merupakan kelompok alat yang sering disebut dengan perangkat
lunak. Dalam hal ini bahan berfungsi menyimpan pesan sebelum disalurkan
dengan menggunakan alat yang telah dirancang. Bahan yaitu segala sesuatu yang
berupa teks tertulis, cetak, rekaman elektronik, web, dan Iain-Iain yang dapat
digunakan untuk belajar.
c. Alat yang merupakan alat yang sering disebut perangkat keras. Berkaitan dengan
alat ini dipergunakan untuk mengeluarkan pesan yang tersimpan dalam bahan.
Alat juga merupakan benda-benda yang berbentuk fisik yang sering disebut
dengan perangkat keras, yang berfungsi untuk menyajikan bahan pembelajaran.
Sumber belajar tersebut, seperti komputer, OHP, kamera, radio, televisi, film
bingkai, tape recorder, dan VCD/DVD.

16
d. Teknik yang merupakan prosedur baku atau pedoman langkah-langkah dalam
penyampaian pesan. Dalam hal ini dapat dengan kata lain, teknik adalah cara atau
prosedur yang digunakan orang dalam kegiatan pembelajaran untuk tercapai
tujuan pembelajaran.
e. Latar yang merupakan lingkungan di mana pesan ditransmisikan. Lingkungan
adalah tempat di mana saja seseorang dapat melakukan belajar atau proses
perubahan tingkah laku maka dikategorikan sebagai sumber belajar, misalnya
perpustakaan, pasar, museum, sungai, gunung, tempat pembuangan sampah,
kolam ikan dan lain sebagainya.
Dari uraian di atas, dapat diklasifikasikan bahwa sumber belajar ada yang berbasis
manusia, sumber belajar berbasis cetakan, sumber belajar berbasis visual, sumber
belajar berbasis audio-visual, dan sumber belajar berbasis komputer.

3. Ciri-ciri sumber belajar


Secara garis besar sumber belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Sumber belajar harus mampu memberikan kekuatan dalam proses belajar
mengajar, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
b. Sumber belajar harus mempunyai nilai-nilai instruksional edukatif, yaitu dapat
mengubah dan membawa perubahan yang sempurna terhadap tingkah laku sesuai
dengan tujuan yang ada.
c. Dengan adanya klasifikasi sumber belajar, maka sumber belajar yang
dimanfaatkan mempunyai ciri-ciri;
1) tidak terorganisasi dan tidak sistematis baik dalam bentuk maupun isi,
2) tidak mempunyai tujuan pembelajaran yang eksplisit,
3) hanya dipergunakan untuk keadaan dan tujuan tertentu atau secara
insidental, dan
4) dapat dipergunakan untuk berbagai tujuan pembelajaran.
d. Sumber belajar yang dirancang (resources by designed) mempunyai ciri-ciri yang
spesifik sesuai dengan tersedianya media.
e. Sumber belajar dapat dipergunakan secara sendiri-sendiri (terpisah), tetapi juga
dapat dipergunakan secara kombinasi (gabungan).
f. Sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sumber belajar yang
dirancang (by designed), dan sumber belajar yang tinggal pakai/jadi (by
utilization). Sumber belajar yang dirancang adalah sesuatu yang memang dari

17
semula dirancang untuk keperluan belajar, sedangkan sumber belajar yang tinggal
pakai/jadi adalah sesuatu yang pada mulanya tidak dimaksudkan untuk
kepentingan belajar, tetapi kemudian dimanfaatkan untuk kepentingan belajar.

18
4. Fungsi sumber belajar
a. Meningkatkan produktivitas pembelajaran, melalui:
1) mempercepat laju belajar dan membantu pengajar untuk menggunakan waktu
secara lebih baik,
2) mengurangi beban guru/dosen dalam menyajikan informasi, sehingga dapat
lebih banyak membina dan mengembangkan gairah belajar murid/mahasiswa
b. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, melalui:
1) mengurangi kontrol guru/dosen yang kaku dan tradisional,
2) memberikan kesempatan kepada murid/mahasiswa untuk belajar sesuai dengan
kemampuannya;
c. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pengajaran, melalui:
1) perencanaan program pembelajaran yang lebih sistematis,
2) pengembangan bahan pembelajaran berbasis penelitian;
d. Lebih memantapkan pembelajaran, melalui:
1) peningkatkan kemampuan manusia dalam penggunaan berbagai media
komunikasi,
2) penyajian data dan informasi secara lebih konkrit;
e. Memungkinkan belajar secara seketika, melalui:
1) pengurang jurang pemisah antara pelajaran yang bersifat verbal dan abstrak
dengan realitas yang sifatnya konkrit.
2) memberikan pengetahuan yang bersifat langsung;
f. Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, terutama dengan adanya
media massa, melalui:
1) pemanfaatan secara bersama yang lebih oleh luas tenaga tentang
kejadiankejadian yang langka,
2) penyajian informasi yang mampu menembus batas geografis.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar berbasis sumber belajar dapat
memberikan beberapa keuntungan kepada peserta didik, seperti:
a. Memungkinkan untuk menemukan bakat terpendam pada diri seseorang yang
selama ini tidak tampak,
b. Memungkinkan pembelajaran berlangsung terus menerus dan belajar menjadi
mudah diserap dan lebih siap diterapkan, dan
c. Seseorang dapat belajar sesuai dengan kecepatan dan dengan waktunya yang
tersedia

19
5. Pemenfaatan sumber belajar
a. Dalam kaitannya dengan pemanfaatan alam sekitar sebagai sumber belajar
Miarso mengatakan bahwa pemanfaatan alam sebagai sumber belajar sangat
bergantung pada kemampuan dan kemauan tenaga pengajarnya. Berbagai faktor
yang dapat mempengaruhi usaha pemanfaatan alam sekitar sebagai sumber
belajar, yaitu:
1) kemauan tenaga pengajar,
2) kemampuan tenaga pengajar untuk dapat melihat alam sekitar yang dapat
digunakan untuk pengajaran, dan
3) kemampuan tenaga pengajar untuk dapat menggunakan sumber alam sekitar
dalam pembelajaran.Pemanfaatan sumber-sumber belajar tersebut harus sesuai
dengan tujuan, kondisi, dan lingkungan belajar peserta didik.
b. Menurut Duffy dan Jonassen berkaitan dengan pemanfaatan sumber belajar.
Tenaga pengajar mempunyai tanggung jawab membantu peserta didiknya untuk
belajar dan agar belajar menjadi lebih mudah, lebih menarik, lebih terarah, dan
lebih menyenangkan. Dengan demikian tenaga pengajar dituntut untuk memiliki
berbagai kemampuan khusus yang berhubungan dengan sumber belajar. Berikut
ini beberapa kemampuan tenaga pengajar, seperti:
1) menggunakan sumber belajar dalam kegiatan pengajaran sehari-hari
2) mengenalkan dan menyajikan sumber-sumber belajar
3) menerangkan peranan berbagai sumber belajar dalam proses pembelajaran
4) menyusun tugas-tugas penggunaan sumber belajar dalam bentuk tingkah laku
5) mencari sendiri bahan dari berbagai sumber
6) memilih bahan sesuai dengan prinsip dan teori belajar,
7) menilai keefektifan penggunaan sumber belajar sebagai bagian dari bahan
pengajarannya,
8) merencanakan kegiatan penggunaan sumber belajar secara efektif.
Bahwa bentuk perencanaan pemanfaatan sumber belajar yang efektif dan dengan
enam kegiatan utama dalam perencanaan pembelajaran menurut Heinich, yaitu:
a) Analyze learner characteristics, adalah menganalisis karakteristik umum
kelompok sasaran, apakah mereka siswa sekolah lanjutan atau perguruan
tinggi, anggota organisasi pemuda, perusahaan, usia, jenis kelamin, latar
belakang budaya dan sosial ekonomi, serta menganalisis karakteristik

20
khusus mereka yang meliputi antara lain pengetahuan, keterampilan, dan
sikap awal mereka.
b) State objective, adalah menyatakan atau merumuskan tujuan pembelajaran,
yaitu perilaku atau kemampuan baru apa (pengetahuan, keterampilan, atau
sikap) yang diharapkan mahasiswa miliki dan kuasai setelah proses belajar
mengajar selesai. Tujuan tersebut akan mempengaruhi pemilihan sumber
belajar dan urut-urutan penyajian dan kegiatan belajar.
c) Select or Modify media, adalah memilih, memodifikasi, atau merancang
dan mengembangkan materi dan sumber yang tepat. Apabila materi dan
sumber yang telah tersedia akan dapat mencapai tujuan, maka materi dan
sumber tersebut sebaiknya dipergunakan untuk menghemat waktu, tenaga,
dan biaya. Di samping itu perlu pula diperhatikan apakah materi dan
sumber itu akan mampu membangkitkan minat pebelajar, memiliki
ketepatan informasi, memiliki kualitas yang baik, memberikan kesempatan
kepada pebelajar untuk berpartisipasi, dan terbukti efektif.
d) Utilize, adalah menggunakan materi dan sumber. Setelah memilih materi
dan sumber yang tepat, diperlukan persiapan bagaimana dan berapa banyak
waktu yang diperlukan untuk menggunakannya,
e) Require learner response, adalah meminta tanggapan dari pebelajar.
Pengajar sebaiknya mendorong pebelajar untuk memberikan respons dan
umpan balik mengenai keefektifan proses belajar mengajar,
f) Evaluate, adalah mengevaluasi proses belajar. Tujuan utama evaluasi di sini
adalah untuk mengetahui tingkat pencapaian mahasiswa terhadap tujuan
pembelajaran, keefektifan sumber, pendekatan, dan pengajar itu sendiri.
Lazimnya jenis sumber belajar yang cenderung digunakan pada satuan
pendidikan menurut Stronge ada enam jenis, yaitu:
1) Orang, bentuk sumber belajar: tenaga pengajar jumal, dan surat surat kabar,
2) Pesan bentuk sumber belajar: Ide, fakta, makna yang terkait dengan isi
bidang studi atau mata kuliah,
3) Bahan bentuk sumber belajar: Buku, hasil pekerjaan mahasiswa, papan,
peta, globe, film (non tv), gambar-gambar, diagram, majalah, sumber
belajar: Komputer, LCD, radio, tape recorder, televisi, OHP, kamera, dan
OHP,

21
4) Latar bentuk sumber belajar: Perpustakaan, laboratorium, dan taman
kampus,
5) Teknik bentuk sumber belajar: Ceramah, ceramah bervariasi, diskusi,
pembelajaran terprogram, pembelajaran individual, pembelajaran
kelompok, simulasi, permainan, studi eksplorasi, studi lapangan, tanya
jawab, pemberian tugas,
6) Alat bentuk mata pelajaran, teman sejawat, dan laboran.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pola interaksi dalam pemanfaatan
sumber belajar oleh tenaga pengajar dan peserta didik pada satuan pendidikan, yaitu:
a) Tradisional Pasif adalah Pola interaksi pemelajar dengan sumber belajar
tenaga pengajar, di mana tenaga pengajar dljadikan sebagai satu-satunya
sumber belajar, tidak ada upaya pemelajar mencari sumber belajar lain di
luar guru/tenaga pengajar,
b) Tradisional aktif adalah Pola interaksi pemelajar dengan sumber belajar, di
mana mahasiswa menjadikan dosen sebagai sumber belajar utama, namun
sudah ada upaya untuk menemukan sumber belajar lain secara parsial guna
melengkapi pesan-pesan yang diperoleh dari dosen,
c) Pola Interaksi Berbagai Arah adalah Pola interaksi antara pemelajar dengan
aneka sumber belajar, di mana pemelajar menempafkan seluruh sumber
belajar dalam posisi setara,
d) Interaksi Mandiri adalah Pola interaksi pemelajar dengan sumber belajar di
mana pemelajar aktif berinteraksi secara mandiri dehgan sumber belalar
tanpa kontrol dari tenaga pengajar.7

7
Supriadi, , “Pemanfaatan Media Dalam Proses Belajar Mengajar”, diakses dari https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://jurnal.ar-raniry.ac.id, pada tanggal 8 November 2021 pukul 23.22

22
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan

Secara khusus metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara atau pola yag khas
dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan. Selain itu, metode juga merupakan
berbagai teknik dan sumber daya terkait lainnya agar terjadi proses pembelajaran pada diri
pembelajar (Aqib, 2013 : 102). Perlu diketahui bahwa metode pembelajaran sangat
bervariasi, seperti metode ceramah, metode demonstrasi dan eksperimen, dll. Setiap metode
memiliki kelebihan dan kekurangan sehingga guru dapat menyesuaikan proses pembelajaran
menggunakan metode yang bervariasi. Disamping metode yang digunakan, dalam
memperlancar strategi pembelajaran untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran guru juga
harus memperhatikan media belajar dan sumber belajar. Media pembelajaran adalah alat,
sarana, perantara, dan penghubung untuk menyebar, membawa atau menyampaikan sesuatu
pesan (message) dan gagasan, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perbuatan, minat
serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar terjadi pada diri
siswa. Sementara itu, Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa
data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik
secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam
mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu.

23
DAFTAR PUSAKA

Ani Cahyani, “Pengembangan Media dan Sumber Belajar Teori dan Prosedur”, (Penerbit
Laksita Indonesia, Kelapa Gading, 2019), Hal.3
Johannes Jefria Gultom, “Pemanfaatan Media Dalam Proses Belajar Mengajar”,diakses dari
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://media.neliti.com/
media/publications/78207-ID-pemanfaatan-media-dalam-proses-belajar-, pada tanggal
8 November 2021 pukul 23.05
Supriadi, “Pemanfaatan Media Dalam Proses Belajar Mengajar”, diakses dari
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://jurnal.arraniry.ac.i
d , pada tanggal 8 November 2021 pukul 23.22
Ni Made Sueni , Metode, Model dan Bentuk Model Pembelajaran (Tinjauan Pustaka)
Mardiah Kalsum Nasution, “Penggunaan Metode Pembelajaran Dalam Peningkatan Hasil
Belajar Siswa”, Jurnal Ilmiah Bidang Pendidikan, Vol. 11, No. 1, 201

24

Anda mungkin juga menyukai