Dosen Pengampu :
Oleh :
Kelompok 2 / 5B
FAKULTAS TARBIYAH
GENTENG BANYUWANGI
NOVEMBER 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat
dan hidayah-Nya, penulis bisa menyelesaikan Makalah yang berjudul "Metode
Pembelajaran Ceramah".
Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ahmad Izza
Muttaqin, M.Pd.I. selaku Dosen pengampu Mata kuliah Pembelajaran SKI Di
Sekolah/Madrasah, yang telah memberikan kami pencerahan atas terselesaikannya
makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari ada kekurangan pada makalah ini. Oleh sebab itu, saran
dan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan karya penulis. Semoga laporan
ini bisa bermanfaat bagi semua dan terkhusus bagi selaku penulis. Terima Kasih.
Wassalammu’alaikum wr. wb
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan Masalah.........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan................................................................................................12
DAFTAR RUJUKAN..........................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan belajar mengajar pendidikan agama Islam melibatkan
beberapa komponen, yaitu peserta didik, guru, tujuan pembelajaran, metode
mengajar, media dan lainnya. Selain itu peranan seorang guru pendidikan
agama Islam juga tidak kalah penting untuk bisa mengembangkan potensi
kegiatan pengajaran dan potensi peserta didiknya dalam rangka mentransfer
ilmu pengetahuan, agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal.
Dalam proses belajar mengajar, tentulah harus menggunakan berbagai metode
yang sesuai dengan kondisi yang ada, agar tercipta suatu lingkungan belajar
(Class Orcestra) yang efektif dan efisien, yang membuat peserta didik
menjadi fun dan senang melakukannya. Dari sekian banyak metode
pembelajaran, metode ceramah adalah metode yang paling umum dipakai
oleh para guru pendidikan agama Islam, baik di tingkat raudhatul athfal dan
yang sederajat, hingga perguruan tinggi Islam sekalipun. Penggunaan metode
ceramah sangat penting diperhatikan dalam setiap pembelajaran pendidikan
agama Islam. Apakah penggunaan metode ceramah yang berkembang selama
ini sudah sesuai dengan langkah-langkahnya untuk mencapai tujuan
pembelajaran pendidikan agama Islam? Di bawah ini akan dijelaskan hal-hal
yang berkaitan dengan penggunaan metode ceramah dalam pengajaran
pendidikan agama Islam sebagai pedoman bagi guru pendidikan agama Islam
dalam mensukseskan proses pembelajarannya. (Tambak, 2014:1-2)
Sebagai seorang pengajar, guru hendaknya mempunyai perencanaan
yang maksimal. Perencanaan tersebut di antaranya tujuan pengajaran, bahan
pengajaran, kegiatan belajar, metode mengajar dan evaluasi belajar.
Perencanaan ini merupakan bagian dari keseluruhan tanggung jawab guru
dalam proses pembelajaran yang dituangkan dalam administrasi perangkat
pengajaran. dalam segi kurikulum yang diberlakukan pemerintah untuk
meningkatkan mutu pendidikan saat ini.
iv
Faktor guru merupakan hal yang paling penting. Seorang guru harus
mempunyai kualitas yang baik untuk mendapatkan hasil yang baik. Oleh
sebab itu, maka dalam melaksanakan tugasnya guru harus mempunyai
kompetensi. (Riadi, 2017:2)
Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung
pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi
pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan
metode pembelajaran. Pendidikan agama islam pada masa sekarang menjadi
pendidikan yang diwajibkan dalam kurikulum pendidikan yang berlaku di
Indonesia. Ini membuktikan bahwa pemerintah memperhatikan pendidikan
agama Islam sehingga memasukkannya sebagai salah satu bidang studi yang
diakui resmi dan mempunyai kekuatan hukum karena sudah diatur dalam
undangundang. (Helmi, 2016:2)
Ceramah adalah penuturan atau penerangan secara lisan oleh guru
terhadap kelas. Alat interaksi yang terutama dalam hal ini adalah “berbicara".
Dalam ceramahnya kemungkinan guru menyelipkan pertanyaan pertanyaan,
akan tetapi kegiatan belajar siswa terutama mendengarkan dengan teliti dan
mencatat pokok pokok penting, yang dikemukakan oleh guru; bukan
menjawab pertanyaanpertanyaan siswa. Dalam lingkungan pendidikan
modern, ceramah sebagai metode mengajar telah menjadi salah satu persoalan
yang cukup sering diperdebatkan. Sebagian orang menolak sama sekali
dengan alasan bahwa cara sebagai metode mengajar kurang efisien dan
bertentangan dengan cara manusia belajar. Sebaliknya, sebagian yang
mempertahankan berdalih, bahwa ceramah lebih banyak dipakai sejak dulu
dan dalam setiap pertemuan di kelas guru tidak mungkin meninggalkan
ceramah walaupun hanya sekedar sebagai kata pengantar pelajaran atau
merupakan uraian singkat di tengah pelajaran.[ CITATION NUR11 \l 1057 ]
v
B. Rumusan Masalah
Untuk memperjelas arah kajian dalam makalah ini, maka disusun
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa Definisi Metode Ceramah?
2. Bagaimana Langkah-Langkah Metode Ceramah?
3. Apa Kelebihan Metode Ceramah?
4. Apa Kekurangan Metode Ceramah?
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan
masalah dalam makalah ini adalah:
1. Untuk Mengetahui Definisi Metode Ceramah
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Langkah-Langkah Metode Ceramah
3. Untuk Mengetahui Kelebihan Metode Ceramah
4. Untuk Mengetahui Kekurangan Metode Ceramah
vi
BAB II
PEMBAHASAN
vii
Berdasarkan pendapat ini: penulis dapat menyimpulkan bahwa metode
ceramah adalah metode pembelajaran yang mengkombinasikan antara metode
ceramah dengan metode-metode pembelajaran lain yang bisa disandingkan
dengan metode ceramah sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung
efektif dan efesien serta tujuan pembelajaran pun bisa tercapai dengan
baik/maksimal. (Hama, 2011: 18-19)
Adapun menurut M. Basyiruddin Usman yang dimaksud dengan
metode ceramah adalah “teknik penyampaian pesan pengajaran yang sudah
lazim disampaikan oleh para guru di sekolah. Ceramah diartikan sebagai
suatu cara penyampaian bahan secara lisan oleh guru bilamana diperlukan”.
Dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian menurut M. Basyiruddin Usman
ini juga didefinisikan sebagai penyampaian materi pelajaran secara lisan, dan
hampir memiliki kesamaan definisi yang dijelaskan menurut Armai Arif,
yaitu sama-sama menyampaikan pembelajaran secara lisan. Tetapi kalau
menurut Usman ada penambahan sedikit kata yaitu “bila mana diperlukan”.
(Silvia, 2019: 28)
Metode ceramah menurut Syaiful Sagala adalah sebuah bentuk
interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan dari guru kepada peserta
didik. Dalam pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan uraiannya, guru dapat
menggunakan alat-alat bantu seperti gambar, dan audio visual lainnya.
Metode ceramah menurut Syaiful Basri Djamaran dan Aswan Zain adalah
alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar
mengajar. Menurut Wina Sanjaya, metode ceramah dapat diartikan sebagai
cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan
langsung kepada sekelompok siswa. (Amaliah, Fadhil, & Narulita, 2014: 2-3)
viii
B. Langkah-Langkah Metode Ceramah
Langkah – langkah menggunakan metode ceramah adalah sebagai
berikut ( Suciati, 2005 : 77 ) :
1. Tahap persiapan : yang artinya tahap guru untuk menciptakan kondisi
sebelum memulai mengajar.
2. Tahap penyajian : yang artinya saat guru menyampaikan bahan ceramah.
3. Tahap asosiasi : yang artinya memberikan kesempatan pada siswa untuk
menghubungkan dan membandingkan bahan ceramah yang telah
diterimanya. Untuk itu pada tahap ini diberikan kesempatan untuk tanya
jawab dan diskusi. (Linawati, 2009: 21)
4. Tahap generalisasi dan kesimpulan : membimbing siswa untuk menarik
kesimpulan atau merangkum materi pelajaran yang baru saja
disampaikan,
5. Tahap aplikasi atau evaluasi : merangsang siswa untuk dapat menanggapi
atau memberi semacam ulasan tentang materi pembelajaran yang telah
disampaikan, melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa
menguasai materi pembelajaran yang baru saja disampaikan.[ CITATION
Mat14 \l 1057 ]
ix
7. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan,
8. Guru merangsang siswa untuk dapat menanggapi atau memberi ulasan
tentang materi yang sudah disampaikan, dan
9. Guru melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa
menguasai materi pembelajaran yang sudah disampaikan. (Rivai &
Wulandari, 2018: 5)
x
C. Kelebihan Metode Ceramah
Kelas kontrol cenderung diam dan hanya manut pada apa yang
dikatakan guru. Ketika guru meminta peserta didik bertanya, kelas menjadi
hening seketika. Hal ini terjadi karena, peserta didik tidak terbiasa untuk
bertanya atau mengemukakan pendapat mereka. Padahal jika ditelusuri lebih
jauh lagi, metode ceramah juga memiliki banyak kelebihan yaitu;
1. Kelas lebih aktif karena anak tidak hanya mendengarkan saja.
2. Dengan metode ceramah plus ini guru bisa mengontrol urutan dan
keluasan materi pembelajaran, sehingga dapat mengetahui sejauh mana
siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.
3. Metode ini dianggap sangat efektif apabila materi yang harus dikuasai
siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki terbatas.
4. Metode ceramah plus ini bisa digunakan untuk jumlah dan ukuran kelas
yang besar.
5. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya sehingga
guru mengetahui hal-hal yang belum dimengerti oleh peserta didik.
(Maurin & Muhamadi, 2018: 2)
6. Melatih kemampuan peserta didik dalam mendengarkan secara tepat,
kritis dan penuh penghayatan sehingga memungkinkan mereka dapat
mendengarkan dengan baik dan benar.
7. Memungkinkan terjadinya penguatan (reinforcement) baik dari guru
maupun peserta didik.
8. Memungkinkan guru untuk mengaitkan materi pelajaran dengan
pengalaman guru sendiri atau peserta didik dalam kehidupan nyata.
9. Membantu peserta didik memahami pelajaran yang disajikan dengan
metode lain. (Adilah, 2017: 5)
xi
D. Kekurangan Metode Ceramah
Dalam Metode Pembelajaran Ceranah ini ada Beberapa hal yang harus
Dipahami, sesudah kita memahami kelebihannya, berikut kukurangan dari
Metode Ceramah:
1. Proses pembelajaran dengan metode cara membuat siswa tidak banyak
berperan dalam dalam proses pembelajaran artinya Siswa lebih
cenderung pasif.
2. Dengan metode ini membuat siswa cenderung lebih pasif karena dalam
proses pembelajaran ini pembelajaran lebih berpusat pada guru atau
(Teacher Centered Instruction).
3. Dengan metode cara membuat siswa bosan, karena hanya mendengarkan
untuk berceramah.
4. Metode pembelajaran seperti ini menjadikan siswa kurang menarik,
karena siswa tidak dapat mencari, melihat dan mempraktekkan materi
yang dipelajarinya secara langsung karena metode ini terkesan sebagai
hafalan. (Gunawan, 2007: 70)
5. Hanya sedikit penyuluh yang dapat menjadi presentator yang baik.
6. Tidak semua sasaran mempunyai daya tangkap yang sama.
7. Ceramah dalam waktu yag lama dapat membosankan sehingga sering
mengganggu konsentrasi berpikir sasaran. (Fadilah, 2015:29)
xii
E. Analisis Kesesuaian Metode Dengan Materi
Setelah dianalisis, metode ceramah ini sangat tepat jiaka dipadukan
pada materi ski. Dikarnakan materi materi yang dijelaskan merupakan sesuatu
yang harus disampaikan dalam pembelajaran ski yaitu dengan metode
ceramah.
Pada pembelajaran metode ceramah ini lebih menonjol guru yang
menyampaikan dari pada muridnya. Ketepatan pada metode ini dalam
pembelajaran ski adalah dalam materi ski sangat banyak sejarah sejarah atau
cerita yang harus disampaikan sehingga siswa dapat mengambil hikmahnya
kemudian dipraktekkan pada kehidupan sehari hari.
Dengan menggunakan metode ceramah disampaikan bermanfaat bagi
guru juga bermanfaat bagi siswa.
xiii
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Yang dimaksud dengan ceramah dalam metode pembelajaran di sini
adalah penyampaian materi pelajaran secara langsung melalui penuturan
lisan atau komunikasi verbal yang menggunakan bahasa dan disebut juga
dengan pidato.
2. Untuk Langkah-langkah Metode Ceramah yaitu: Tahap persiapan yang
artinya tahap guru untuk menciptakan kondisi sebelum memulai
mengajar, Tahap penyajian yang artinya saat guru menyampaikan bahan
ceramah, Tahap asosiasi yang artinya memberikan kesempatan pada
siswa untuk menghubungkan dan membandingkan bahan ceramah yang
telah diterimanya, Tahap generalisasi dan kesimpulan membimbing
siswa untuk menarik kesimpulan materi pelajaran yang baru saja
disampaikan, Tahap aplikasi atau evaluasi artinya merangsang siswa
untuk dapat menanggapi atau memberi semacam ulasan materi
pembelajaran yang telah disampaikan, melakukan evaluasi untuk
mengetahui kemampuan siswa menguasai materi
3. Kelebihan dari Metode Ceramah yaitu: Kelas lebih aktif karena anak
tidak hanya mendengarkan saja, Dengan metode ceramah plus ini guru
bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran, sehingga
dapat mengetahui sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang
disampaikan, Metode ini dianggap sangat efektif apabila materi yang
harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki
terbatas, Dalam waktu singkat, guru dapat menyajikan materi pelajaran
yang banyak kepada sejumlah peserta didik secara serentak; Melatih
kemampuan peserta didik dalam mendengarkan secara tepat, kritis dan
penuh penghayatan sehingga memungkinkan mereka dapat
mendengarkan dengan baik dan benar; Memungkinkan terjadinya
penguatan (reinforcement) baik dari guru maupun peserta didik;
xiv
Memungkinkan guru untuk mengaitkan materi pelajaran dengan
pengalaman guru sendiri atau peserta didik dalam kehidupan nyata;
Membantu peserta didik memahami pelajaran yang disajikan dengan
metode lain.
4. Kekurangan dari metode Ini yaitu: Proses pembelajaran dengan metode
cara membuat siswa tidak banyak berperan dalam dalam proses
pembelajaran artinya Siswa lebih cenderung pasif, Dengan metode ini
membuat siswa cenderung lebih pasif karena dalam proses pembelajaran
ini pembelajaran lebih berpusat pada Guru, Tidak semua sasaran
mempunyai daya tangkap yang sama; Ceramah dalam waktu yag lama
dapat membosankan sehingga sering mengganggu konsentrasi berpikir
sasaran.
B. Saran
1. Diharapkan makalah ini dapat menambah Khasanah Keilmuan bagi
Khalayak Umum.
2. Dapat memberikan Kontribusi Keilmuan khususnya pada Pengembangan
Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
3. Dapat menjadi Sumber Referensi bagi Pemakalah berikutnya.
xv
DAFTAR RUJUKAN
Adilah, N. (2017). Perbedaan Hasil Belajar Ipa melalui Penerapan Metode Mind
Map Dengan Metode Ceramah. Indonesian Journal of Primary
Education , 5.
Amaliah, R. R., Fadhil, A., & Narulita, S. (2014). Penerapan Metode Ceramah
dan Diskusi Dalam Meningkatkan Hasil Belajar PAI di SMA Negeri 44
Jakarta. Jurnal Studi Al-Qur’an; Membangun Tradisi Berfikir Qur’ani , 2-
3.
Arifah, P. (2011). PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL
DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA
PELAJARAN AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IPS 2 SMA
MTA SURAKARTA. Skripsi , 33.
Fadilah, H. (2015). Perbedaan metode ceramah dan leaflet terhadap skor
pengetahuan santriwati tentang pedikulosis kapitis di Pondok Pesantren
Al-Mimbar Sambongdukuh Jombang. Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah:
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Jakarta , 29.
Gunawan, E. (2007). PENGARUH METODE MENGAJAR (CERAMAH,
CERAMAH - PRAKTIKUM DAN CERAMAH - PEMBERIAN TUGAS)
TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA Sebuah Eksperimen
Di Smpn 1 Cikarang Barat Bekasi. Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah:
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Jakarta , 70.
Hama, R. (2011). PENGGUNAAN METODE CERAMAH DALAM
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MIN EKATIRO
KABUPATEN BULUKUMBA. Skripsi, UIN Alauddin: Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan. Makassar , 18-19.
Hartono, B. P. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Think Pair Share dengan
Metode Snowball Drilling untuk Meningkatkan Perhatian Siswa.
Edumatica , 4.
Helmi, J. (2016). PENERAPAN KONSEP SILBERMAN DALAM METODE
CERAMAH PADA PEMBELAJARAN PAI. Al-Ishlah: Jurnal
Pendidikan , 2.
Inside, M. (2014, Desember). Langkah Langkah Melaksanakan Metode Ceramah.
Dipetik Oktober 18, 2021, dari materiinside.blogspot.com:
http://materiinside.blogspot.com/2014/12/langkah-melaksanakan-metode-
ceramah.html
xvi
Istiani, N., K, H. D., & Sulasmono, B. S. (2013). PERBEDAAN PENGARUH
METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD
TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR PKN PADA
SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PABELAN KECAMATAN
PABELAN KAB. SEMARANG SEMESTER GANJIL TAHUN
PELAJARAN 2012/2013. Satya Widya , 5.
Linawati, R. (2009). METODE CERAMAH DAN DRILL (LATIHAN)
SEBAGAI PEMILIHAN PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA
CHINA DI SMP WARGA SURAKARTA. Skripsi, Universitas Sebelas
Maret: Fakultas Sastra Dan Seni Rupa. Surakarta , 21.
Maurin, H., & Muhamadi, S. I. (2018). METODE CERAMAH PLUS DISKUSI
DAN TUGAS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR
SISWA. Al-Aulad: Journal of Islamic Primary Education , 2.
Nasution, M. K. (2017). Penggunaan Metode Pembelajaran Dalam Peningkatan
Hasil Belajar Siswa. Jurnal Ilmiah Bidang Pendidikan , 1.
Nurrohmawati, R. (2011). PENERAPAN METODE CERAMAH DAN TANYA
JAWAB DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PADA SISWA KELAS VII G DI SLTP NEGERI 13 MALANG. UMM
Institutional Repository , 1.
Riadi, A. (2017). KOMPETENSI GURU DALAM PELAKSANAAN
EVALUASI PEMBELAJARAN. Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI
Kalimantan , 2.
Rivai, I. N., & Wulandari, T. (2018). PERBEDAAN METODE DEBAT DAN
CERAMAH TERHADAP PENGUASAAN KONSEP IPS DITINJAU
DARI BERPIKIR KRITIS SISWA. Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan
IPS , 5.
Saroh, M. T. (2015). PELAKSANAAN METODE CERAMAH DAN DISKUSI
KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH
RUNGROTE WITTAYA SONGKHLA, THAILAND SELATAN.
Skripsi, UIN Maulana Malik Ibrahim: Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan
Keguruan. Malang , 42-43.
Silvia, L. (2019). KOMPARASI METODE CERAMAH DAN METODE
DISKUSI PADA PEMBELAJARAN PAI KELAS VII SMPN 2
TRIENGGADENG PIDIE JAYA. Skripsi, UIN Ar-Raniry Darussalam:
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Banda Aceh , 28.
Syafitri, E., Taga, G., & Seto, S. B. (2021). METODE PEMBELAJARAN
SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA KELAS VIII MTs. NEGERI NGADA. JUPIKA , 4-5.
xvii
Tambak, S. (2014). METODE CERAMAH: KONSEP DAN APLIKASI DALAM
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. JURNAL
TARBIYAH , 1-2.
Tiamsa. (2017). Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Kompetensi Dasar
Perkalian dan Pembagian Pecahan Melalui Penggunaan Metode Snowball
Drilling di Kelas V SD Negeri 060923 Medan Amplas. KEGURUAN , 3.
Wirabumi, R. (2020). METODE PEMBELAJARAN CERAMAH. ACIET , 4.
xviii
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
xix
3) Menyampaikan indikator tentang apa saja yang akan dipelajari
c. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi:
a) Guru menjelaskan / menyampaikan bahan ceramah.
2) Apersepsi:
a) Setiap siswa mengamati dan merenungkan apa yang Guru
Jelaskan.
b) Setiap siswa memahami kembali isi Materi yang
dijelaskan.
c) Setiap siswa diharapkan dapat memberikan kesimpulan
terkait materi yang sudah dijelaskan Guru.
3) Konfirmasi:
a) Guru memberikan waktu bagi peserta didik untuk
menanggapi atau memberi ulasan terkait materi.
b) Guru memberi evaluasi kepada setiap siswa untuk
mencatat kesimpulan / merangkum materi yang sudah
dijelaskan.
c) Guru memberikan penguatan kepada peserta didik tentang
materi yang dipelajari.
4) Kegiatan Penutup
a) Guru memberikan motivasi dan semangat kepada siswa.
b) Berdoa bersama.
c) Guru mengucapkan salam penutup.
xx
MATERI PEMBELAJARAN
"SEJARAH ISLAM DI INDONESIA"
xxi
sebagai dari mereka menikah dengan penduduk setempat, tinggal menetap
dan beranak pinak. kemudian muncul komunitas dan perkampungan muslim,
dari situlah Islam mulai berkembang di Indonesia. Saluran penyebaran Islam
di Indonesia selanjutnya melalui; perdagangan, perkawinan, pendidikan, seni-
budaya, tasawuf dan politik. Dari sinilah Walisanga mempunyai peran
dakwah yang sangat penting dalam perkembangan Islam di Tanah air.
Walaupun melalui proses yang panjang Walisanga mampu “membumikan”
nilai-nilai ajaran Islam yang menjadi corak Islam di Nusantra.
Kemudian selanjutnya ada 4 Teori masuknya Islam ke Indonesia,
yaitu: Teori Mekah, Teori Persia, Teori Gujarat dan Teori Cina.
1. Teori Mekah merupakan teori baru yang muncul sebagai
sanggahan/penolakan terhadap teori Gujarat. Teori Mekah
mengemukakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama
Hijriyah atau abad ke-7 Masehi. Adapun orang-orang yang membawa
Islam ke Indonesia berasal dari bangsa Arab, terutama Mesir
2. Teori Persia berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-
15 dengan dibawa oleh bangsa Persia (sekarang menjadi negara Iran).
3. Teori Gujarat ini mengemukakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada
abad ke-13 Masehi. Bangsa Gujarat (Cambay) dari India diyakini sebagai
pihak yang membawa Islam ke Indonesia.
4. Teori Cina: Ahli sejarah yang mendukung teori ini anatra lain; Prof.
Slamet Muljana, H.J, De Graaf. Teori cina ini di dasarkan pada asumsi
adanya unsur kebudayaan Cina dalam sejumlah unsur kebudayaan Islam
di Indonesia, berdasarkan sumber klonik dari klenteng Sampokong di
Semarang yang memperlihatkan pengaruh orangorang Cina dalam
penyebaran Islam di Indonesia.
xxii
ekonomi, pendidikan dan ilmu pengetahuan, bahkan dalam tatanan berbangsa
dan bernegara yang masih dapat kita rasakan sampai saat ini.
1. Politik
Seiring periodisasi perkembangan Islam di Indonesia, ajaran Islam ikut
mewarnai corak politik di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan
munculnya kerajaan Islam di Indonesia, seperti Kerajaan Samudera
Pasai, Malaka, Aceh Darussalam, Demak, Pajang, Banten, Cirebon,
Mataram, Ternate, Tidore, Gowa-Tallo, dan lain-lain. Bahkan, nilai-nilai
Islam mewarnai corak pemerintahan dan tata kenegaraan, berkolaborasi
dengan nilai-nilai luhur bangsa.
2. Seni dan Budaya
Seni dan budaya tidak lepas dari pengaruh nilai-nilai ajaran Islam.
Kesenian termasuk dalam unsur kebudayaan. Banyak seni dan budaya
Indonesia yang bernuansa Islam seperti, hadrah, rebana, kasidah,
kaligrafi, seni lukis, seni pahat, tari zapin, pakarena burakne, sandur, tari
pergaulan, barzanji, khitan, sekaten, rajaban, mauludan, nyadran,
kenduri, menata konde, dan masih banyak lagi.
3. Pendidikan
Para saudagar, ulama, termasuk wali, berperan besar terhadap
penyebaran Islam. Mereka pada mulanya mendirikan pesantren-pesantren
di sekitar kota pelabuhan (sebagai tempat transit kapal-kapal dagang)
guna menyebarkan dakwah Islam. Istilah “pesantren” sendiri berasal dari
ucapan “pesantrian”, yakni tempat para santri menimba ilmu agama.
4. Perekonomian
Perekonomian sebagai salah satu pilar tegaknya sebuah peradaban sedikit
banyak mendapat corak keislaman. Nilai-nilai ajaran Islam telah terpatri
dalam sanubari setiap muslim, apa pun profesinya. Sehingga, di dalam
menjalankan segala aktivitas selalu dilandasi karena Allah dan mencari
keridaan-Nya. Sejarah mencatat banyak tokoh muslim Indonesia yang
sukses dalam bidang perekonomian. Mohammad Hatta adalah salah
contoh tokoh muslim yang ikut mewarnai perekonomian Indonesia
xxiii
dengan nilai-nilai keislaman, Ia dikenal sebagai bapak koperasi, di mana
badan usaha berbentuk koperasi merupakan saka guru perekonomian
Indonesia.
xxiv