Anda di halaman 1dari 15

PENERAPAN METODE CERAMAH DAN METODE CERITA (KISAH)

DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Mata Kuliah Strategi Pembelajaran
Aqidah Akhlak

Dosen Pengampu: Prof.Dr.H.Wahyudin Nur Nasution,M.Ag

DISUSUN OLEH KELOMPOK 9

1. Halija (0301182132)
2. Muhamad Arief Hidayatullah(0301183241)
3. Cut Nur Zahwa Djoely (0301183229)
4. Sasmita (0301171337)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2020
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Karunia-Nya kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Salawat dan
salam kepada Rasulullah Muhammad saw. Atas segala jasa dan kesungguhannya
menyampaikan risalah Allah dimuka bumi dan semoga beliau memberikan
syafa’atnya kepada kita di Hari Kiamat kelak.

Tujuan penulis membuat makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas


kelompok mata kuliah strategi pembelajaran aqidah akhlak oleh dosen
pengampu mata kuliah Prof.Dr.H.Wahyudin Nur Nasution,M.Ag.

Dalam penulisan makalah ini kemungkinan masih banyak ditemukan


kesalahan-kesalahan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca guna perbaikan tugas-tugas pada masa yang akan
datang.

Akhirul kalam, semoga makalah ini dapat membantu pengetahuan,


meningkatkan keterampilan dan memperluas wawasan saintifik kependidikan
bagi para mahasiswa.

Medan, 06 april 2020

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................... i
Daftar Isi......................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................ 1


BAB II PEMBAHASAN

A. Metode Ceramah................................................ 2
B. Metode Kisah..................................................
5
C. Pembelajaran Aqidah Akhlak...................................... 8
BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan .................................................. 11
Daftar Pustaka ..................................................… 12

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Dalam proses belajar mengajar sebagai seorang guru khususnya aqidah akhlak dalam
mendidik siswanya agar mencapai tujuan yang diharapkan tidaklah mudah. Oleh karena itu,
guru dituntut untuk bisa mencari metode belajar aktif yakni sebuah kesatuan sumber
pembelajaran yang komprehensif.

Metodologi mengajar dalam dunia pendidikan perlu dimiliki oleh pendidik, karena
keberhasilan proses belajar mengajar bergantung pada cara mengajar gurunya. Jika cara
belajar gurunya enak menurut siswa, maka siswa akan tekun, rajin, antusias menerima
pelajaran yang diberikan, sehingga diharapkan akan terjadi perubahan dan tingkah laku pada
siswa baik tutur katanya, sopan santunnya, motorik dan gaya hidupnya.

Penerapan suatu metode dalam situasi pengajaran haruslah mempertimbangkan dan


memperhatikan berbagai kemungkinan-kemungkinan yang dapat mempertinggi mutu dan
efektifitas suatu metode tertentu. Kalau tidak maka bukan saja akan berakibat proses
pengajaran terhambat, akan tetapi akan berakibat lebih jauh, yaitu tidak tercapainya tujuan
pengajaran seperti yang telah ditetapkan.

Dalam kegiatan mengajar makin tepat metode yang digunakan maka makin efektif dan
efesien kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru dan siswa pada akhirnya akan
menunjang dan mengantarkan keberhasilan belajar siswa dan keberhasilan mengajar yang
dilakukan oleh guru. Oleh karena itu, guru harus memilih metode pembelajaran yang tepat
dalam mengajar terutama dalam menyampaikan materi pelajaran akidah akhlak agar
mencapai tujuan yang diharapkan. Metode ceramah dan kisah merupakan metode yang
dianggap cocok untuk pembelajaran akidah akhlak.

Penerapan metode ceramah merupakan metode yang digunakan pendidik dengan


memberikan suatu ilmu atau motivasi kepada peserta didik secara langsung untuk ditangkap
dan dipahami peserta didik. Sedangkan metode cerita/kisah merupakan pengungkapan
peristiwa –peristiwa bersejarah yang bersumber dari al-qur’an dan mengandung pendidikan
moral, rohani, dan sosial baik tentang kisah yang bersifat kebaikan maupun kedzaliman atau
ketimpangan jasmani-rohani.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Metode Ceramah
1. Pengertian Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan suatu cara penyajian atau penyampaian bahan pelajaran
secara lisan dari pendidik kepada sekelompok peserta didik. Menurut pendapat m. Basyirudin
usman yang dimaksudkan dengan metode ceramah adalah teknik penyampaian pesan
pengajaran yang sudah lazim disampaikan oleh para guru disekolah. Ceramah diartikan
sebagai suatu cara penyampaian bahan cara lisan oleh guru bilamana diperlukan. Pengertian
senada juga diungkapkan oleh mahfuz sholahuddin dkk, bahwa metode ceramah adalah suatu
cara penyampaian bahan pelajaran secara lisan oleh guru didepan kelas atau kelompok.
Sedangkan kamus besar bahasa indonesia disebutkan yang dimaksud metode ceramah adalah
cara belajar mengajar yang menekankan pada pemberitahuan satu arah dari pengajar kepada
pelajar(pengajar aktif, pelajar pasif).
Dari beberapa pengertian dapat ditulis kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan
metode ceramah adalah cara penyampaian bahan pelajaran kepada peserta didik secara lisan.
Sejak jaman rasulullah saw metode ceramah merupakan cara yang paling awal yang
dilakukan rasulullah saw dalam penyampaian wahyu kepada umat. Karakteristik yang
menonjol dari metode ceramah adalah peran guru tampak lebih dominan, sementara siswa
lebih banyak pasif dan menerima apa yang disampaikan oleh guru. Dalam sebuah hadist
rasulullah saw bersabda:

artinya : “sampaikanlah dariku walaupun satu ayat.”1(hadis riwayat bukhori)


Serta banyak didalam al-qur’an ayat-ayat yang berbentuk ceramah yang diturunkan allah swt
kepada nabi muhamad saw. Sebagaiana firman allah dalam qs.yusuf ayat:3

artinya :”kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan al-
qur’an ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (kami mewahyukan)nya adalah
termasuk orang-orang yang belum mengetahui”.(qs.yusuf ayat:3).
1
Dasuki.2006.Perbandingan Metode Ceramah Dan Diskusi Dalam Memahami Pelajaran Aqidah Akhlak
Diman 11 Lebuk Bulus Jakarta Selatan .(Jakarta: Jurnal Pendidikan Agama Islam Uin Syarif
Hidayatullah).Hal.18

2
Ayat diatas menjelaskan bahwa allah menyampaikan wahyu kepada nabi muhammad
saw dalam bentuk cerita tentang kisah-kisah terdahulu, dan ini merupakan metode ceramah.2

2. Tujuan Penggunaan Metode Ceramah


a. Menciptakan landasan pemikiran peserta didik melalui ceramah, yang ditulis oleh
peserta didik. Dengan begitu diharapkan peserta didik dapat belajar dari hasil
tulisannya tentang materi pelajaran yang telah diceramahkan pendidik.
b. Menyajikan garis-garis berisi isi pelajaran dan permasalahan penting yang terdapat
dalam isi pelajaran.
c. Merangsang peserta didik untuk dapat belajar mandiri dan menumbuhkan rasa ingin
tahu melalui pengayaan belajar.
d. Meningkatkan daya dengar, konsentrasi dan keterampilan penyimpulan peserta
didik.
e. Memperkenalkan hal-hal baru dan memberikan penjelasan secara gamblang tentang
penjelasan teori dan prakteknya.
f. Sebagai langkah awal untuk metode yang lain dalam upaya menjelaskan prosedur
yang harus ditempuh peserta didik. Misalnya sebelum sosiodrama peserta didik
diberi penjelasan tentang peran-peran yang akan dilakukan dan lain-lain.3

3. Pelaksanaan Metode Ceramah


Penerapan metode ceramah merupan cara mengajar yang paling tradisional dan tidak
asing lagi dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan. Cara ini kadang
membosankan, maka dalam pelaksanaannya memerlukan keterampilan tertentu agar dapat
menarik perhatian siswa.
Adapun langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan metode
ceramah adalah sebagai berikut:
a. Langkah persiapan
Persiapan yang dimaksud disini adalah menjelaskan kepada siswa tentang tujuan
pelajaran dan pokok-pokok masalah yang akan dibahas dalam pebelajaran.
b. Langkah penyajian

2
Jamisah Nur. 2018. Efektivitas Pembelajaran Aqidah Akhlak Di Mas Luqman Al-Hakim.(Banda Aceh:Jurnal
Skripsi Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Uin Ar-Raniry).Hal.27
3
Nasution Wahyudin Nur.2019. Strategi Pembelajaran.(Medan: Perdana Publishing).Hal.141

3
pada tahap ini guru menyajikan bahan yang berkenaan dengan pokok-pokok
masalah.
c. Langkah generalisasi
Dalam hal ini unsur yang sama dan berlainan dihimpun untuk mendapatkan
kesimpulan mengenai pokok-pokok masalah.
d. Langkah aplikasi penggunaan
Pada langkah ini kesimpulan yang diperoleh digunakan dalam berbagai situasi
sehingga nyata makna kesimpulan itu4.

4. Kelebihan Metode Ceramah


a. Ceramah merupakan metode yang murah dan mudah untuk diterapkan.
b. Ceramah dapat menyajikan materi yang luas yang dijelaskan oleh guru dalam waktu
yang singkat.
c. Guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu ditekankan sesuai
dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
d. Melalui ceramah guru dapat mengontrol keadaan kelas dengan baik.
e. Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi sederhana.
sedangkan menurut nurmalikha kelebihan dari metode ceramah yaitu :
a. Siswa dapat langsung menerima pelajaran.
b. Praktis dari sisi persiapan dan media yang digunakan.
c. Efesien dari sisi waktu dan biaya.
d. Dapat menyampaikan materi yang banyak.
e. Mendorong guru menguasai materi.
f. Lebih mudah mengontrol kelas.
g. Siswa tidak perlu persiapan.

5. Kekurangan Metode Ceramah


a. Materi yang dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang
dikuasai guru.
b. Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya
verbalisme”penyakit” maksudnya, siswa hanya mengandalkan kemampuan
auditifnya, sedangkan siswa memiliki kemampuan yang berbeda.
c. Guru yang bertutur kata kurang baik, ceramah sering dianggap membosankan.
4
Anas Muhammad.2014.Mengenal Metodologi Pembelajaran.(Muhammadanas)Hal.16

4
menurut pendapat nurmalikha adapun kekurangan yang dihadapi ketika menggunakan
metode ceramah yaitu :
a. Membuat siswa fasif
b. Mengandung unsur paksaan kepada siswa.
c. Memendam daya kritis siswa
d. Guru menyimpulkan bahwa siswa mengerti dan tertarik pada ceramahnya, ini susah
sekali diterima.
e. Anak didi yang lebih tanggap dari visi visual akan rugi.’
f. Susah mengontrol sejauh mana perolehan belajar anak didik.
g. Bila terlalu lama membosankan.
h. Guru tidak mengetahui sampai mana murid telah mengerti (memahami) yang telah
dibicarakan.5

B. Metode Cerita (Kisah)


1. Pengertian Metode Cerita (Kisah)
Kisah berasal dari kata al-qassah yang berarti mencari atau mengikuti jejak. Kata al-
qashash menurut bahasa berasal dari bentuk mashdar yaitu kata al-qishah yang mempunyai
arti berita dan keadaan. Sebagiamana dijelaskan dalam firman allah swt. Surat al-kahfi ayat
64 :

Artinya :”musa berkata :itulah (tempat) yang kita cari “. Lalu keduanya kembali,
mengikuti jejak mereka semula”.
Dan dalam surah al-qashah ayat 11

Artinya : dan berkatalah ibu musa kepada saudara musa yang parempuan :”ikutilah
dia maka kelihatanlah olehnya musa dari jauh, sedang mereka tidak menegtahuinya”.
Sedangkan menurut armai arif, bahwa metode cerita adalah suatu penyampaian materi
pelajaran dengan cara menceritakan kronologis terjadinya sebuah peristiwa baik benar atau
berbentuk fiktif saja. Metode kisah/ cerita dalam pendidikan aqidah akhlak menggunakan

5
Jasmin Nur. 2018. Efektifitas Pembelajaran Aqidah Akhlak Dimas Luqman Al-Hakim. Hal.29

5
paradigma al-qur’an dan kisah nabawi. Kedua sumber tersebut mempunyai subtansi cerita
yang valid tanpa diragukan lagi kebenarannya. Namun terkadang kevalidan sebuah cerita
terbentuk pada sdm yang menyampaikan cerita itu sendiri sehingga banyak kelemahannya.

2. Hikmah Metode Kisah


a. Manjelaskan betapa tingginya kandungan balaqhah dalam al-qur’an, salah satu
karakteristik balaghah menjelaskan satu makna dalam bentuk yang berbeda, satu
cerita diulang-ulang dalam beberapa tempat dengan uslub yang berbeda, hal ini
menunjukkan bahwa manusia tidak mudah berasa bosan, akan tetapi akan
menunjukkan makna-makna baru dalam jiwa, yang mana hal itu tidak dapat
ditemukan dalam satu ayat pada ayat yang lain.
b. Menunjukkan hebatnya mukjizat al-qur’an bahkan para sastrawan arab tidak mampu
menandinginya. Hal ini membuktikan bahwa al-qur’an benar-benar mukjizat yang
datang dari allah swt.
c. Memberikan perhatian besar terhadap kish tersebut agar pesan-pesannya lebih
mantap dan melekat dalam jiwa, hal ini karena pengulangan merupakan salah satu
cara pengukuha dan indikasi betapa besarnya pengaruh dari perhatian. Misalnya
kisah musa dan fir’aun, kisah ini menggambarkan pergulatan sengit antara
kebenaran dan kebatilan, walaupun kisah itu sering diulang-ulang tetapi tidak pernah
terjadi dalam satu surat.
d. Adanya beberapa perbedaan tujuan dari berbagai bentuk makna yang terdapat dalam
setiap pengulangan kisah-kisah tersebut.

3. Kelebihan Metode Kisah


a. Kisah dapat mengaktifkan dan membangkitkan semangat abak didik. Karena anak
didik akan senantiasa merenungkan makna dan mengikuti berbagai situasi kisah,
sehingga anak didik terpengaruh oleh tokoh dan topik kisah tersebut.
b. Mengarahkan semua emosi sehingga menyatukan pada satu kesimpulan yang terjadi
pada akhir cerita.
c. Kisah selalu mengikat, karena mengandung untuk mengikuti peristiwanya dan
merenungkan maknanya.
d. Dapat mempengaruhi emosi. Seperti takut, perasaan diawasi, rela, senang, sungkan,
atau benci sehingga bergelora dalam lipatan cerita.

6
4. Kekurangan Metode Cerita
a. Pemahaman anak didik akan menjadi sulit karena kisah itu telah terakumulasi oleh
masalah lain.
b. Bersifat monoton dan dapat menjenuhkan anak didik.
c. Sering terjadi ketidak selarasan isi cerita dengan konteks yang dimaksud sehingga
pencapaian tujuan sulit diwujudkan.6

5. Pelaksanaan Metode Kisah


Ada beberapa langkah pelaksanaan metode cerita meurut para ahli pendidikan sebagai
berikut :
a. Menurut verna hildebrand, langkah-langkah pelaksanaan metode cerita adalah :
1) Choosing a story, yaitu pemilihan cerita sesuai dengan situasi dan kondisi proses
belajar megajar.
2) Size of story, yaitu pengorganisasian kelompok cerita, semakin sedikit jumlah
anggota dalam kelompok penceritaan semakin efektif proses dan hasilnya.
3) Chair or floor for story time, yaitu penataan posisi tempat duduk siswa yang
biasanya dilakukan diatas kursi/lantai dengan informasi setengah lingkaran.
4) Transition to story time, yaitu perubahan dalam penceritaan yang merangsang
aktivitas siswa untuk mendengarkan penceritaan dengan prilaku dan sedikit
kekacauan.
b. Agus f.tangyong dkk, berpendapat bahwa :
1) Anak didik dibiasakan mendengarkan cerita dari guru
2) Guru sering meminta anak didik menceritakan kejadian penting yang dialami.
3) Guru bercerita melalui gambar, kemudian siswa menceritakan kembali dengan
kalimatnya.
c. Quthb
Menurut quthb sebagaimana dikutib lift anis ma’sumah bahwa guru dapat memberikan
cerita-cerita yang sederhana dan mampu dipahami oleh siswa. Hal ini akan menunjukkan
daya tarik yang menyentuh perasaan dan mempunyai pengaruh jiwa yang tentunya sesuai
dengan perkembangan jiwa anak.

6
Purwadi Tomi.2014.Efektifitas Metode Kisah Terhadap Hasil Pembelajaran Aqidah Akhlak Pada Siswa Kelas
VIII Dismp Almubarak Pondok Aren Tangerang Selatan.(Jakarta :Jurnal Skripsi Pendidikan Agama Islam Uin
Syarif Hidayatullah).Hal.21

7
Langkah-langkah pelaksanaan:
1) Guru mempersiapkan alat peraga yang diperlukan.
2) Guru mengatur organisasi kelas.
3) Guru memberikan stimulasi agar siswa mau mendengarkan.
4) Guru bercerita
5) Pemberian tugas.7

C. Pembelajaran Aqidah Akhlak


1. Pengertian Pembelajaran
Menurut undang-undang sistem pendidikan nasional (uuspn) no.20 tahun
2003,pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Pada intinya proses pembelajaran tidak terlepas dari tiga hal,
yaitu pendidik, peserta didik dan sumber-sumber belajar yang digunakan dalam proses
pembelajaran.
Pembelajaran merupakan suatu rekayasa yang diupayakan untuk membantu peserta
didik agar dapat tumbuh berkembang sesuai dengan maksud dan tujuan penciptaannya.
Dalam konteks proses belajar disekolah atau dimadrasah, pembelajaran tidak dapat hanya
terjadi dengan sendirinya, yakni peserta didik belajar berinteraksi dengan lingkungannya
seperti yang terjadi dalam proses dimasyarakat (sosial learning). Proses pembelajaran harus
diupayakan dan selalu terkait dengan tujuan (goal based). Oleh karenanya, segala kegiatan
interaksi, metode dan kondisi pembelajaran harus direncanakan dengan selalu mengacu pada
tujuan pembelajaran yang dikehendaki.

2. Pengertian Aqidah Akhlak


Aqidah akhlak bentuk masdar dari kata “aqada, ya’qidu, ‘aqdan-‘aqidatan” yang berarti
simpulan, ikatan, sangkutan, perjanjian dan tokoh. Sedangkan secara teknis aqidah berarti
iman, kepercayaan dan keyakinan. Dan tumbuhnya kepercayaan tentunya didalam hati,
sehingga yang dimaksud dengan aqidah adalah kepercayaan yang menghujan atau simpul
dalam hati.
Sedangkan aqidah menurut istilah adalah hal-hal yang wajib dibenarkan oleh hati dan
jiwa yang didalamnya merasa tentram, sehingga menjadi keyakinan kukuh yang tidak
tercampur oleh keraguan. Sedangkan akhlak merupakan sikap yang telah melekat pada diri
seseorang dan secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan. Jika tindakan
7
ibid hal.18

8
spontan itu baik menurut pandangan akal dan agama, maka disebut akhlak yang baik atau
akhlakul karimah. Akan tetapi apabila tindakan spontan itu berupa perbuatan-perbuatan yang
jelek, maka disebutakhlak tercela atau akhlak mazmumah.
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran aqidah akhlak adalah upaya sadar
dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan
mengimani allah swt. Dan merealisasikan dalam prilaku kehidupan sehari-hari berdasarkan
al-qur’an dan hadist.8

3. Tujuan Pembelajaran Aqidah Akhlak


Setiap kegiatan pendidikan merupakan bagian dari proses untuk menuju suatu tujuan
yang hendak dicapai. Tujuan pendidikan merupakan suatu masalah yang fundamental, sebab
hal itu akan menentukan kearah mana peserta akan dibawa. Karena pengertian dari tujuan
sendiri adalah sesuatu yang diharapkan tercapai setelah usaha atau suatu kegiatan selesai.
Adapun tujuan pembelajaran aqidah akhlak menurut beberapa ahli adalah sebagai
berikut :
Menurut moh.athiyah al-abrasyi tujuan dari pendidikan moral atau aqidah dalam islam
adalah untuk membentuk individu yang bermoral baik, keras kemauan, sopan dalam
berbicara dan bertingkah laku, bersifat bijaksana, ikhlas, jujur dan suci.
sedangkan menurut moh.rifai tujuan pendidikan aqidah akhlak :
a) Memberikan pengetahuan, penghayatan dan keyakinan kepada peserta didik tentang
hal-hal yang harus diimani, sehingga tercermin dalam sikap dan tingkah lakunya
sehari-hari.
b) Memberikan pengetahuan, penghayatan dan kemauan yang kuat untuk
mangamalkan akhlak yang baik dan menjauhi akhlak yang buruk, baik dalam
hubungannya dengan allah, dirinya sendiri, sesama manusia maupun dengan alam
sekitarnya.
c) Memberikan bekal kepada peserta didik tentang aqidah dan akhlak untuk
melanjutkan pelajaran ke jenjang yang lebih tinggi.
Berdasarkan rumusan-rumusan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan
pendidikan aqidah akhlak adalah untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik

8
Salamah Lailatus.2008.Efektivitas Metode Kisah Dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak Dimadrasahaliyah
Almaarif Singosari Malang.(Malang:Jurnal Skripsi Pendidikan Agama Uin Malang).Hal.61

9
kepada allah swt. Serta untuk memberikan pengetahuan mengenai akhlakul karimah sebagai
bekal menuju kehidupan yang lebih baik.9

Penutup

A. Kesimpulan

Metode ceramah pada umumnya digunakan dalam metode pengajian atau kegiatan
keagamaan,metode ini pada umumnya merupakan kategori teknis yang mudah dilakukan baik
untuk mengajar maupun metode kegiatan yang bersifat edukasi.Di dalam implementasi nya
metode ceramah juga memiliki berbagai karakteristik yang berbeda-beda dan dapat divariasi
kan dengan berbagai metode.Karena metode ini dinilai sebagai hal yang efektif dan langkah
yang berarti.Metode bercerita juga merupakan hal yang senada dengan metode
ceramah.Namun yang menjadi karakteristik yang signifikan adalah di dalam metode berkisah
terdapat beberapa teknik dan elemen.Dan di dalam pembelajaran aqidah akhlak yang
menekankan kepada perilaku dan contoh sikap.Metode ceramah dan bercerita juga
merupakan elemen pendukung dalam proses pengintegrasian nilai aqidah dan akhlak.Jadi
pada intinya,ceramah dan bercerita adalah pilihan terbaik setelah metode keteladanan dalam
mengembangkan mata pelajaran aqidah akhlak pada setiap jenjang.

B. Saran

Kami memohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan dalam sistematika penulisan
da nisi materi yang disajikan di dalam makalah ini.Dan,kami berharap saran dan kritik yang
membangun demi perbaikan yang baik kedepannya.Kepada Allah swt kami mohon
ampun,billahi taufiq wal hidayah assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh.
9
ibid hal.51

10
Daftar Pustaka
Dasuki.2006.Perbandingan Metode Ceramah Dan Diskusi Dalam Memahami Pelajaran
Aqidah Akhlak Diman 11 Lebuk Bulus Jakarta Selatan .(Jakarta: Jurnal Pendidikan
Agama Islam Uin Syarif Hidayatullah).
Lailatus Salamah.2008.Efektivitas Metode Kisah Dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak
Dimadrasahaliyah Almaarif Singosari Malang.(Malang:Jurnal Skripsi Pendidikan
Agama Uin Malang).
Muhammad Anas.2014.Mengenal Metodologi Pembelajaran.(Muhammadanas).
Nur Jasmin. 2018. Efektivitas Pembelajaran Aqidah Akhlak Di Mas Luqman Al-Hakim.
(Banda Aceh:Jurnal Skripsi Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Uin Ar-Raniry).
Tomi Purwadi.2014.Efektifitas Metode Kisah Terhadap Hasil Pembelajaran Aqidah Akhlak
Pada Siswa Kelas Viii Dismp Almubarak Pondok Aren Tangerang Selatan.(Jakarta
:Jurnal Skripsi Pendidikan Agama Islam Uin Syarif Hidayatullah).
Wahyudin Nur Nasution.2019. Strategi Pembelajaran.(Medan: Perdana Publishing).

11

Anda mungkin juga menyukai