Anda di halaman 1dari 18

“Model Pembelajaran Qur’ani: Contoh Dan Model Sintak Pembelajaran

Qur’ani Learning”
Makalah Ini Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah
“Teori Dan Model Pembelajaran PAI”
Dosen Pengampu : Dr.H. Ujang Dedih, M.Pd.

Disusun Oleh:
Diki Wahyudi (2220040015)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI BANDUNG
2023 M/1444 H
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi allah swt, yang telah memberikan karunia kepada setiap hambanya,
sehingga karenanya allah mengizinkan penulis untuk dapat menyelesaikan penyusunan
makalah yang berjudul “Model Pembelajaran Qur’ani: Contoh Dan Model Sintak
Pembelajaran Qur’ani Learning” rahmat dan salamnya semoga tercurahkan kepada
baginda nabi muhammad saw, seluruh keluarganya sahabatnya dan semoga sampai kepada
kita sebagai umatnya, aamiin.
Penulis mengharapkan makalah yang singkat ini dapat memberikan manfaat kepada
pembaca sekalian. Selanjutnya, Penulis sampaikan bahwa tidak ada gading yang tidak retak.
Penulis menyadari bahwa banyaknya kekurangan dalam penulisan makalah ini, sehingga
besar harapan pembaca sekalian dapat memberikan masukan untuk melengkapi tulisan ini.
Akhir kata, semoga kita semua senantiasa berada dalam keridhoan dan lindungan allah swt.
Aamiin.

Bandung, Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
B. RUMUSAN MASALAH
BAB II PEMBAHASAN
A. MODEL PEMBELAJARAN QUR’ANI
B. PENDEKATAN DALAM MODEL PEMBELAJARAN QUR’ANI
C. MODEL SINTAK PEMBELAJARAN QUR’ANI
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Model pembelajaran Qur'ani merupakan salah satu metode yang efektif dalam
memahamkan materi Al-Qur'an kepada peserta didik. Metode ini menggabungkan
berbagai teknik dan pendekatan dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik
dapat memahami dan mengamalkan ajaran Al-Qur'an dengan lebih baik. Dalam
artikel ini, kami akan membahas contoh dan model sintak pembelajaran Qur'ani
learning yang dapat membantu Anda dalam mengoptimalkan proses pengajaran Al-
Qur'an (El-Sayed, 2018).
Metode pembelajaran Al-Qur'an yang efektif memerlukan pendekatan yang
beragam agar peserta didik dapat memahami isi Al-Qur'an dengan lebih baik. Metode
imersi atau pendekatan totalitas mengajarkan peserta didik untuk memahami Al-
Qur'an secara menyeluruh melalui interaksi dengan berbagai sumber pengetahuan.
Hal ini akan membantu peserta didik untuk menghubungkan keterkaitan antara
berbagai ayat dan surat dalam Al-Qur'an.
Metode bermain peran atau role playing dapat membantu peserta didik untuk
memahami nilai-nilai yang terkandung dalam cerita Al-Qur'an dengan lebih baik.
Dengan memerankan karakter dalam cerita Al-Qur'an, peserta didik dapat merasakan
dan memahami peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam cerita tersebut.
Metode diskusi kelompok atau group discussion sangat penting dalam mengajarkan
Al-Qur'an. Dalam kelompok kecil, peserta didik dapat berdiskusi dan berbagi
pengetahuan tentang Al-Qur'an. Hal ini akan membantu peserta didik untuk
memperluas wawasan mereka dan mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam
tentang Al-Qur'an. Selain itu, pendekatan ini juga dapat membantu membangun
kerjasama tim, meningkatkan keterampilan berbicara, dan meningkatkan pemahaman
peserta didik tentang Al-Qur'an (Al-Abdali, 2019).
Dalam memilih metode dan pendekatan yang tepat dan efektif, guru harus
memperhatikan karakteristik dan kebutuhan setiap peserta didik. Setiap peserta didik
memiliki kecepatan belajar yang berbeda-beda, dan memiliki cara yang berbeda
dalam memahami informasi. Oleh karena itu, guru harus dapat menyesuaikan metode
pembelajaran dengan kebutuhan peserta didik agar dapat mencapai hasil yang optimal
dalam proses pembelajaran Al-Qur'an.
Selain itu, metode pembelajaran Al-Qur'an yang efektif juga harus dapat menarik
minat peserta didik. Kreativitas guru dalam memilih metode pembelajaran yang
menarik dapat membantu meningkatkan minat peserta didik dalam mempelajari Al-
Qur'an. Misalnya, guru dapat menggunakan media pembelajaran yang beragam
seperti video, presentasi, atau game interaktif untuk membuat proses pembelajaran
lebih menarik dan menyenangkan (Al-Khaṭīb, 2017).
Selain memilih metode pembelajaran yang tepat, guru juga harus dapat
menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif. Lingkungan pembelajaran yang
kondusif dapat membantu peserta didik lebih mudah berkonsentrasi dan terlibat aktif
dalam proses pembelajaran. Selain itu, guru juga harus memberikan dorongan dan
motivasi kepada peserta didik agar mereka termotivasi untuk terus belajar dan
mempelajari Al-Qur'an.
Pendidikan Al-Qur'an tidak hanya bertujuan untuk memahami teks, tetapi juga
untuk menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam teks tersebut dalam kehidupan
sehari-hari. Oleh karena itu, guru harus memastikan bahwa peserta didik memahami
nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur'an dan dapat menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Dalam rangka mencapai hasil yang optimal dalam proses pembelajaran Al-
Qur'an, kerjasama antara guru, peserta didik, dan orang tua juga sangat penting.
Orang tua dapat membantu memotivasi anak-anak mereka untuk belajar Al-Qur'an di
luar jam pelajaran, sementara guru dapat memberikan umpan balik dan saran kepada
orang tua tentang cara terbaik untuk membantu anak-anak mereka dalam mempelajari
Al-Qur'an di rumah (Saleh, 2021).
Secara keseluruhan, metode pembelajaran Al-Qur'an yang efektif memerlukan
pendekatan yang beragam dan disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan
peserta didik. Selain itu, kreativitas guru dalam memilih metode pembelajaran yang
menarik, lingkungan pembelajaran yang kondusif, dan kerjasama antara guru, peserta
didik, dan orang tua juga sangat penting dalam mencapai hasil yang optimal dalam
proses pembelajaran Al-Qur'an.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Model Pembelajaran Qur’ani
2. Bagaimana Pendekatan Model Pembelajaran Qur’ani
3. Apa Contoh dan Sintak Pembelajaran Qur’ani

C. Metode Penelitian

Penelitian pada penulisan ini termasuk dalam jenis penelitian yang


menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan apabila data
yang hendak dikumpulkan adalah data kualitatif, yaitu data yang disajikan dalam
bentuk kata-kata atau kalimat. Penelitian kualitatif sangat mengutamakan kualitas
data, sehingga dalam penelitian tidak digunakan analisis statistika. Dan penelitian ini
merupakan penelitian lapangan (Field study research) yang bermaksud mempelajari
secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi sosial, individu,
kelompok, lembaga dan masyarakat. Dalam hal ini adalah yang ada hubungannya
dengan lembaga Pendidikan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan
metode deskriptif analisis, yaitu berusaha memaparkan secara sistematis materi
pembahasan yang berasal dari berbagai sumber untuk kemudian diamati dengan
cermat guna memperoleh hasil sebagai kesimpulan. Dengan ini, penelitian deskriptif
mengambil masalah atau memusatkan perhatian pada masalah-masalah aktual
sebagaimana adanya saat penelitian dilaksanakan. Penelitian ini mengkaji bentuk,
aktifitas, karakteristik, perihal hubungan, kesamaan, dan perbedaan dengan fenomena
lain, atau objek tertentu kemudian dianalisis secara lebih kritis. (Maula, 2022, hal
178-179)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Model Pembelajaran Qur’ani
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Model tersebut
merupakan pola umum perilaku pembelajaran untuk mencapai kompetensi/tujuan
pembelajaran yang diharapkan. Model pembelajaran adalah pola interaksi siswa
dengan guru di dalam kelas yang menyangkut pendekatan, strategi, metode, teknik
pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
Dalam suatu model pembelajaran ditentukan bukan hanya apa yang harus
dilakukan guru, akan tetapi menyangkut tahapan-tahapan, prinsip-prinsip reaksi
guru dan siswa serta sistem penunjang yang disyaratkan.
Berikut pengertian model pembelajaran menurut beberapa ahli:
a. Menurut Sugiyanto model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi
sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar
dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.
(Sugiyanto, 2009)
b. Menurut Hamzah B. Uno bahwa model pembelajaran didefinisikan
sebagai cara yang digunakan guru yang dalam menjalankan fungsinya
merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. (Hamzah, 2010)
c. Menurut Arends dalam buku karangan Agus Suprijono menjelaskan bahwa
model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas maupun teritorial. (Suprijono, 2010)
Berdasarkan ulasan di atas dapat dipahami bahwa model pembelajaran
merupakan konsep-konsep yang membentuk suatu pola. Pola tersebut digunakan
pengajar sebagai acuan dalam menyusun rencana kegiatan pembelajaran yang
akan dilaksanakan baik di kelas maupun kelompok belajar kecil. Adapun
perbedaan pola, patron, format dan konsep sebagai berikut:
a. Pola merupakan cara yang digunakan guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran dan mendinamisasikan proses belajar mengajar.
b. Patron. Menurut KBBI patron adalah orang yang menjadi suri tauladan,
suri tauladan disini berarti seorang guru yang menjadi contoh yang baik
bagi santri.
c. Format merupakan susunan dan bentuk sebuah naskah yang
menggambarkan tata letak dan redaksi.
d. Konsep adalah perubahan tingkah laku yang terjadi melalui proses dan
menghasilkan perubahan seperti kemampuan membedakan, nilai, aturan
dan pengetahuan dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa
menjadi bisa.4 Berdasarkan ulasan-ulasan para tokoh maka dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu proses sadar untuk
melahirkan manusia, berubah tingkah lakunya melalui pembiasaan, dengan
latihan dan pengalaman yang dilakukan secara sistematis dan kontinyu.

1. Pendekatan dalam Model Pembelajaran Qur’ani


a. Membaca dan Menghafal Al-Qur’an
Membaca dan menghafal Al-Qur'an adalah kegiatan penting bagi umat Islam.
Untuk membaca dengan benar, ada beberapa teknik yang perlu diperhatikan. Pertama,
kita harus menguasai ilmu tajwid, yaitu kaidah dalam membaca Al-Qur'an sesuai
dengan aturan yang telah ditetapkan. Kedua, kita harus fokus dan konsentrasi saat
membaca, agar dapat merenungkan setiap ayat yang dibaca. Ketiga, kita harus
memulai dengan Basmalah, yaitu "Bismillahirrahmanirrahim" yang artinya "Dengan
menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang". Keempat, kita
harus menggunakan qiraat yang benar untuk membaca Al-Qur'an dengan merdu dan
sesuai dengan kaidah tajwid (Adisutrisno, 2017).

Dalam proses menghafal Al-Qur'an, ada beberapa langkah yang perlu diikuti.
Pertama, kita harus memiliki niat yang kuat dan ikhlas karena Allah SWT, karena niat
yang baik akan membantu konsistensi dan fokus dalam menghafal Al-Qur'an. Kedua,
kita harus memilih waktu yang tepat untuk menghafal, seperti saat subuh atau malam
hari ketika suasana lebih tenang dan damai. Ketiga, kita harus membaca dengan
konsentrasi ayat-ayat yang ingin dihafal, sambil mencoba memahami makna dan
pesan yang terkandung di dalamnya. Keempat, kita harus mengulang-ulang ayat yang
telah dihafal untuk memperkuat hafalan dan memastikan pemahaman yang baik
(Adisutrisno, 2017).

Artikel ini membahas tentang pentingnya membaca dan menghafal Al-Qur'an


dalam kehidupan umat Islam. Terdapat berbagai metode yang dapat digunakan untuk
menghafal Al-Qur'an, seperti teknik-teknik pengulangan dan pencarian bimbingan
dari guru atau teman. Namun, penghafalan yang baik memerlukan waktu dan usaha
yang cukup serta menjaga kebersihan hati dan menjauhi perbuatan dosa.

Membaca dan menghafal Al-Qur'an dapat memberikan banyak manfaat, seperti


meningkatkan kecintaan pada Al-Qur'an, mendapatkan ketenangan hati dan kekuatan
iman, serta mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT. Al-Qur'an juga
merupakan sumber petunjuk hidup yang lengkap dan sempurna, sehingga dapat
menjadi panduan untuk menjalani kehidupan dengan lebih baik dan bermanfaat bagi
diri sendiri serta lingkungan sekitar (Nur’aini, 2018).

b. Pemahaman Tafsir Al-Qur’an

Tafsir Al-Qur'an adalah proses interpretasi dan pemahaman teks suci Al-Qur'an
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Tafsir bertujuan untuk menjelaskan
dan memperdalam pemahaman umat Islam terhadap wahyu yang diterima oleh Nabi
Muhammad SAW, sehingga mereka dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari.

Tafsir Al-Qur'an diperlukan karena bahasa Arab yang digunakan dalam Al-Qur'an
memiliki banyak makna, variasi gaya bahasa, serta konteks yang berbeda-beda. Oleh
karena itu, pemahaman yang benar dan mendalam tentang Al-Qur'an sangat penting
bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan yang sesuai dengan ajaran Islam
(Adisutrisno, 2017).

Ada beberapa metode dalam menafsirkan Al-Qur'an, di antaranya (Sukardjo,


2015):

a. Tafsir Bi al-Ma'thur (Tafsir Berdasarkan Riwayat)

Tafsir ini didasarkan pada penjelasan dari Nabi Muhammad SAW, sahabat,
dan tabi'in. Metode ini mengutamakan hadits dan atsar (perkataan sahabat dan
tabi'in) sebagai sumber utama dalam menafsirkan ayat Al-Qur'an.

b. Tafsir Bi al-Ra'y (Tafsir Berdasarkan Pendapat)

Tafsir ini merupakan metode yang lebih fleksibel, di mana para ulama
menggunakan pengetahuan dan pemikiran mereka sendiri untuk
menginterpretasikan ayat Al-Qur'an. Tafsir ini memungkinkan adanya variasi
pendapat dalam pemahaman ayat, selama tidak bertentangan dengan prinsip-
prinsip dasar ajaran Islam.

c. Tafsir al-Qur'an bil Qur'an (Tafsir Al-Qur'an dengan Al-Qur'an)

Metode ini menggunakan ayat-ayat Al-Qur'an lainnya untuk menjelaskan


suatu ayat. Jadi, dalam metode ini, ayat yang sulit dimengerti dijelaskan dengan
ayat lain yang lebih mudah dipahami.

d. Tafsir al-Qur'an bil Sunnah (Tafsir Al-Qur'an dengan Sunnah)

Metode ini menggunakan hadits Nabi Muhammad SAW untuk menjelaskan


ayat Al-Qur'an. Dalam metode ini, para ulama mencari hadits yang relevan
dengan ayat yang ditafsirkan.

e. Tafsir al-Qur'an bil Ijtihad (Tafsir Al-Qur'an dengan Ijtihad)


Metode ini merupakan kombinasi dari beberapa metode di atas, di mana para
ulama menggunakan pengetahuan, pemikiran, dan ijtihad mereka untuk
menafsirkan ayat Al-Qur'an.

Pemahaman tafsir Al-Qur'an merupakan salah satu ilmu yang sangat penting
dalam Islam. Hal ini membantu umat Islam untuk memahami ajaran Islam secara
lebih mendalam dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena
itu, umat Islam diharapkan untuk senantiasa belajar dan mempelajari tafsir Al-Qur'an
agar dapat menjalani kehidupan yang sesuai dengan ajaran Islam.

c. Pembiasaan Akhlak Qur’ani

Pembiasaan Akhlak Qur'ani adalah proses untuk membentuk dan menanamkan


nilai-nilai moral dan etika yang terkandung dalam Al-Qur'an kepada diri seseorang,
sehingga ia mampu menjalani kehidupan yang sesuai dengan ajaran Islam. Akhlak
Qur'ani mencakup segala aspek kehidupan manusia, mulai dari interaksi dengan Allah
SWT, hubungan dengan sesama manusia, dan bahkan sikap terhadap lingkungan dan
makhluk hidup lainnya (Marzuki, 2019).

Proses pembiasaan akhlak Qur'ani melibatkan beberapa langkah berikut (Yusuf,


2017):

a. Memahami ajaran Al-Qur'an

Langkah pertama dalam pembiasaan akhlak Qur'ani adalah memahami ajaran


yang terkandung dalam Al-Qur'an. Hal ini melibatkan pembelajaran tentang tafsir
Al-Qur'an, hadits Nabi, dan kajian ilmiah lainnya yang relevan.

b. Mengamalkan ajaran Al-Qur'an

Setelah memahami ajaran Al-Qur'an, seseorang harus berusaha untuk


mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini mencakup ketaatan kepada
Allah SWT, menjalankan ibadah, menjaga hubungan baik dengan sesama
manusia, dan menjaga lingkungan.

c. Pembinaan karakter

Pembiasaan akhlak Qur'ani juga melibatkan pembinaan karakter yang sesuai


dengan ajaran Islam. Beberapa contoh akhlak yang dianjurkan dalam Al-Qur'an
antara lain kejujuran, kesabaran, kerendahan hati, toleransi, kebersihan, dan
keadilan.

d. Membiasakan diri dengan lingkungan yang baik

Lingkungan yang baik sangat mempengaruhi pembentukan akhlak Qur'ani.


Oleh karena itu, seseorang harus memilih lingkungan yang kondusif untuk
mendukung pembentukan akhlak Qur'ani, seperti bergaul dengan orang-orang
yang saleh, menghadiri majelis ilmu, dan menghindari lingkungan yang negatif.

e. Evaluasi diri dan introspeksi

Dalam proses pembiasaan akhlak Qur'ani, seseorang harus secara rutin


mengevaluasi diri dan melakukan introspeksi. Hal ini penting untuk
mengidentifikasi kelemahan dan kesalahan yang perlu diperbaiki, serta untuk
mengukur kemajuan dalam upaya pembiasaan akhlak Qur'ani.

f. Berdoa dan memohon pertolongan Allah SWT

Akhirnya, seseorang harus selalu berdoa dan memohon pertolongan Allah


SWT dalam upaya pembiasaan akhlak Qur'ani. Berdoa merupakan salah satu cara
untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan, serta memperoleh kekuatan dan
petunjuk dalam menghadapi berbagai tantangan dalam menjalani kehidupan yang
sesuai dengan ajaran Al-Qur'an.

Pembiasaan akhlak Qur'ani merupakan proses yang berkelanjutan dan


memerlukan usaha yang konsisten. Dengan mempraktikkan akhlak Qur'ani dalam
kehidupan sehari-hari, seseorang dapat menjalani kehidupan yang lebih baik dan lebih
dekat dengan ajaran Islam, serta menjadi teladan yang baik bagi orang lain.

Selain itu, pembiasaan akhlak Qur'ani juga memiliki dampak yang positif
terhadap masyarakat secara keseluruhan. Ketika individu menjalani kehidupan yang
sesuai dengan ajaran Al-Qur'an, hal ini akan menciptakan suasana yang harmonis dan
kondusif bagi pertumbuhan dan kemajuan masyarakat. Dalam upaya pembiasaan
akhlak Qur'ani, peran keluarga, pendidikan, dan masyarakat sangat penting. Keluarga
merupakan lingkungan pertama yang mempengaruhi pembentukan karakter
seseorang, sementara pendidikan dan masyarakat berperan dalam menguatkan dan
memperluas pembiasaan akhlak Qur'ani. Oleh karena itu, diperlukan sinergi antara
keluarga, pendidikan, dan masyarakat untuk menciptakan generasi yang memiliki
akhlak Qur'ani dan mampu menjalani kehidupan yang sesuai dengan ajaran Islam.

A. Model Sintak Pembelajaran Qur’ani


1. Model Pembelajaran Tafaqqur

Model pembelajaran Tafaqqur adalah suatu metode pembelajaran yang berfokus


pada pemikiran kritis dan reflektif dalam memahami ajaran agama, khususnya dalam
konteks Islam. Tafaqqur berasal dari bahasa Arab, yang berarti "berpikir dalam" atau
"kontemplasi". Model ini mengajak peserta didik untuk merenungkan dan menggali
makna yang lebih dalam dari teks-teks keagamaan, seperti Al-Qur'an dan Hadits, serta
mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari.

Model pembelajaran Tafaqqur memiliki beberapa karakteristik, di antaranya


(Rifa'i, 2016):

a. Memfokuskan pada pemahaman yang mendalam: Tafaqqur menekankan


pentingnya pemahaman yang mendalam terhadap teks-teks keagamaan.
Peserta didik diajak untuk tidak hanya membaca dan menghafal teks, tetapi
juga merenungkan makna dan hikmah yang terkandung di dalamnya.
b. Mengembangkan pemikiran kritis dan analitis: Model pembelajaran Tafaqqur
mengajak peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan
analitis dalam memahami ajaran agama. Hal ini mencakup kemampuan untuk
membedakan antara informasi yang benar dan salah, serta mengevaluasi
berbagai perspektif dan pendapat.
c. Mengaitkan ajaran agama dengan kehidupan sehari-hari: Tafaqqur mengajak
peserta didik untuk menghubungkan ajaran agama dengan kehidupan mereka
sehari-hari. Hal ini membantu mereka untuk memahami bagaimana ajaran
agama dapat diaplikasikan dalam berbagai situasi dan kondisi.
d. Menumbuhkan sikap reflektif: Model pembelajaran Tafaqqur menekankan
pentingnya sikap reflektif dalam proses pembelajaran. Peserta didik diajak
untuk merenungkan pengalaman mereka, mengevaluasi pemahaman mereka,
dan mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.
e. Pembelajaran kolaboratif: Tafaqqur mendorong peserta didik untuk belajar
bersama-sama dalam mencapai pemahaman yang lebih baik tentang ajaran
agama. Pembelajaran kolaboratif ini menciptakan suasana yang kondusif
untuk diskusi dan pertukaran ide.

Beberapa langkah yang dapat diambil dalam penerapan model pembelajaran


Tafaqqur meliputi (Kahar, 2019):

a. Menyusun rencana pembelajaran yang mencakup materi keagamaan yang


relevan dan kontekstual.
b. Menggunakan metode diskusi, tanya jawab, dan presentasi untuk menggali
pemahaman yang lebih dalam tentang teks-teks keagamaan.
c. Membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis
dan analitis.
d. Mengajak peserta didik untuk merenungkan makna dan hikmah yang
terkandung dalam ajaran agama.
e. Mendorong peserta didik untuk mengaplikasikan ajaran agama dalam
kehidupan sehari-hari.

Model pembelajaran Tafaqqur merupakan metode yang efektif dalam membantu


peserta didik untuk memahami ajaran ag ama secara lebih mendalam dan reflektif.
Melalui model ini, peserta didik tidak hanya menghafal teks-teks keagamaan, tetapi
juga menggali makna dan hikmah yang terkandung di dalamnya. Selain itu, model
pembelajaran Tafaqqur juga membantu peserta didik untuk mengembangkan
kemampuan berpikir kritis, analitis, dan reflektif, serta mengaitkan ajaran agama
dengan kehidupan sehari-hari.

Dalam mengimplementasikan model pembelajaran Tafaqqur, peran pendidik


sangat penting. Pendidik harus mampu membimbing peserta didik dalam proses
pemikiran kritis dan reflektif, serta memfasilitasi diskusi yang produktif. Beberapa
tips yang dapat dilakukan pendidik dalam mengimplementasikan model pembelajaran
Tafaqqur meliputi (Kahar, 2019):

a. Menyediakan sumber belajar yang kaya dan beragam, seperti teks-teks


keagamaan, buku, artikel, dan video yang relevan dengan materi yang
diajarkan.
b. Mengajukan pertanyaan yang menstimulasi pemikiran kritis dan reflektif, serta
membantu peserta didik untuk merenungkan makna dan hikmah yang
terkandung dalam teks-teks keagamaan
c. Menyediakan dukungan dan bimbingan yang diperlukan untuk membantu
peserta didik dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan analitis.
d. Mendorong peserta didik untuk bekerja sama dalam kelompok dan berbagi
pemikiran serta pengalaman mereka dengan teman-teman mereka
e. Memberikan umpan balik yang konstruktif dan mendorong peserta didik untuk
terus meningkatkan pemahaman dan keterampilan mereka.

Model pembelajaran Tafaqqur juga dapat dikombinasikan dengan metode


pembelajaran lainnya, seperti model pembelajaran konvensional atau model
pembelajaran berbasis proyek, untuk menciptakan pendekatan yang lebih holistik dan
efektif dalam pembelajaran ajaran agama. Dengan menggabungkan berbagai metode
pembelajaran, pendidik dapat memastikan bahwa peserta didik memperoleh
pemahaman yang komprehensif tentang ajaran agama dan mampu
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Secara keseluruhan, model pembelajaran Tafaqqur merupakan metode yang


efektif dan berpotensi untuk membantu peserta didik dalam memahami ajaran agama
secara lebih mendalam, reflektif, dan aplikatif. Dengan bimbingan yang tepat dari
pendidik dan lingkungan belajar yang kondusif, peserta didik dapat mengembangkan
kemampuan berpikir kritis dan reflektif, serta menerapkan ajaran agama dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga menjadi individu yang lebih baik dan sesuai dengan
nilai-nilai yang diajarkan dalam agama.

2. Model Pembelajaran Tadabbur

Model Pembelajaran Tadabbur adalah suatu metode pembelajaran yang


menekankan pada pemahaman mendalam terhadap ajaran agama, terutama Al-Qur'an.
Tadabbur berasal dari bahasa Arab yang berarti "merenung" atau "menghayati".
Model pembelajaran Tadabbur mengajarkan kepada peserta didik untuk memahami
dan merenungkan makna yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur'an serta
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Model pembelajaran Tadabbur memiliki beberapa karakteristik, di antaranya


(Sumarno, 2018):

a. Fokus pada pemahaman mendalam terhadap ayat Al-Qur'an: Model


pembelajaran Tadabbur menekankan pada pemahaman mendalam terhadap
ayat-ayat Al-Qur'an. Peserta didik tidak hanya belajar menghafal, tetapi juga
belajar memahami makna yang terkandung di dalamnya.
b. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan reflektif: Model
pembelajaran Tadabbur mendorong peserta didik untuk mengembangkan
kemampuan berpikir kritis dan reflektif dalam memahami ayat-ayat Al-Qur'an.
Hal ini membantu peserta didik untuk memahami ayat-ayat Al-Qur'an secara
lebih mendalam dan mengevaluasi pemahaman mereka.
c. Mengaplikasikan ayat-ayat Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari: Model
pembelajaran Tadabbur mengajarkan peserta didik untuk mengaplikasikan
ayat-ayat Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini membantu peserta
didik untuk memahami bagaimana ajaran agama dapat diaplikasikan dalam
berbagai situasi dan kondisi.
d. Mengembangkan nilai-nilai keagamaan: Model pembelajaran Tadabbur
membantu peserta didik untuk mengembangkan nilai-nilai keagamaan yang
terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur'an, seperti kesabaran, kerendahan hati,
kejujuran, dan keadilan.
e. Pembelajaran berbasis diskusi: Model pembelajaran Tadabbur dilakukan
melalui diskusi kelompok yang terdiri dari pendidik dan peserta didik. Peserta
didik diajak untuk berdiskusi dan mempertukarkan pandangan mereka tentang
ayat-ayat Al-Qur'an.

Beberapa langkah yang dapat diambil dalam penerapan model pembelajaran


Tadabbur meliputi:

a. Menyusun rencana pembelajaran yang mencakup materi Al-Qur'an yang


relevan dan kontekstual.
b. Menggunakan metode diskusi, tanya jawab, dan presentasi untuk membantu
peserta didik memahami ayat-ayat Al-Qur'an
c. Mendorong peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis
dan reflektif dalam memahami ayat-ayat Al-Qur'an
d. Mengaplikasikan ayat-ayat Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari peserta
didik.
e. Membantu peserta didik untuk mengembangkan nilai-nilai keagamaan yang
terkandung dalam ay at-ayat Al-Qur'an.
Selain itu, model pembelajaran Tadabbur juga membutuhkan peran aktif dari
pendidik dalam membimbing peserta didik. Pendidik harus mampu memfasilitasi
diskusi kelompok yang produktif, mempertahankan lingkungan yang kondusif, dan
memberikan umpan balik yang konstruktif kepada peserta didik. Beberapa tips yang
dapat dilakukan oleh pendidik dalam mengimplementasikan model pembelajaran
Tadabbur meliputi:

a. Menyediakan sumber belajar yang lengkap dan relevan, seperti kitab Al-
Qur'an, buku-buku tafsir, dan sumber belajar lainnya.
b. Menjelaskan konsep dan makna dari ayat-ayat Al-Qur'an secara mendalam,
dan membimbing peserta didik untuk memahaminya
c. Mendorong peserta didik untuk berdiskusi dan bertukar pikiran mengenai
ayat-ayat Al-Qur'an.
d. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berlatih dan
mengaplikasikan nilai-nilai keagamaan yang terkandung dalam ayat-ayat Al-
Qur'an dalam kehidupan sehari-hari mereka.
e. Memberikan umpan balik yang konstruktif dan memberikan dukungan yang
diperlukan bagi peserta didik yang kesulitan dalam memahami ayat-ayat Al-
Qur'an (Al-Abdali, 2019).

Model pembelajaran Tadabbur merupakan metode yang efektif dalam membantu


peserta didik memahami ayat-ayat Al-Qur'an secara mendalam dan merenungkan
makna yang terkandung di dalamnya. Dengan mengembangkan kemampuan berpikir
kritis dan reflektif, peserta didik dapat mengevaluasi pemahaman mereka terhadap
ajaran agama dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari mereka. Selain
itu, melalui pembelajaran berbasis diskusi dan kolaborasi, peserta didik dapat
memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam mengenai ajaran agama.

Dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran ajaran agama, model


pembelajaran Tadabbur dapat dikombinasikan dengan metode pembelajaran lainnya,
seperti model pembelajaran Tafaqqur atau model pembelajaran berbasis proyek.
Dengan menggabungkan berbagai metode pembelajaran, pendidik dapat menciptakan
pendekatan yang lebih holistik dan efektif dalam pembelajaran ajaran agama. Hal ini
dapat membantu peserta didik memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif
tentang ajaran agama, dan menjadi individu yang lebih baik dan sesuai dengan nilai-
nilai yang diajarkan dalam agama.

BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran
Qur'ani adalah metode pembelajaran yang berfokus pada pemahaman dan aplikasi ajaran Al-
Qur'an dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa contoh penerapan Model Pembelajaran
Qur'ani adalah pembacaan dan pemahaman ayat-ayat Al-Qur'an, pembelajaran melalui
pengalaman, diskusi kelompok, dan tugas atau proyek terkait dengan aplikasi ajaran agama
dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, Model Sintak Pembelajaran Qur'ani Learning adalah pendekatan


pembelajaran yang mengidentifikasi tujuan pembelajaran, menentukan metode pembelajaran
yang sesuai, mengevaluasi hasil pembelajaran, dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.
Hal ini membantu pendidik dalam merancang dan mengimplementasikan pembelajaran
ajaran agama yang efektif dan efisien.

Dengan menggunakan Model Pembelajaran Qur'ani dan Model Sintak Pembelajaran


Qur'ani Learning, peserta didik dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam dan
aplikatif terhadap ajaran agama, serta mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-
hari. Selain itu, model ini juga membantu peserta didik untuk mengembangkan kemampuan
berpikir kritis dan reflektif dalam memahami ajaran agama, sehingga menjadi individu yang
lebih baik dan sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan dalam agama.

DAFTAR PUSTAKA

Adisutrisno. (2017). Penerapan model pembelajaran qur’ani learning dalam meningkatkan


kualitas pembelajaran pendidikan agama islam. Jurnal Pendidikan Agama Islam,
14(2), 311-326.

Al-Abdali, M. S. (2019). Keefektifan metode bermain peran dalam mengajarkan nilai-nilai


Qur'ani pada siswa sekolah dasar. Journal of Education and Practice, 10(26), 116-
123.

Al-Khaṭīb, A. A. (2017). Teknik diskusi kelompok dalam mengajarkan konsep-konsep


Qur'ani pada siswa tingkat sekunder. Journal of Education and Practice, 8(13), 167-
173.

El-Sayed, A. M. (2018). Keefektifan metode imersi Qur'ani dalam mengajarkan makna ayat-
ayat Al-Qur'an bagi penutur bahasa Arab non-asli. International Journal of Emerging
Technologies in Learning (iJET), 13(1), 70-81.

Hamzah. (2010). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif
dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Kahar, F. d. (2019). Inovasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Yogyakarta: Cipta


Prima Nusantara.

Marzuki, M. &. (2019). Pembelajaran al-Qur’an: Memaknai dan mengamalkan. Jakarta:


Kementerian Agama RI.

Nur’aini, N. &. (2018). Model pembelajaran tadabbur ayat al-Qur’an dalam meningkatkan
pemahaman siswa. Jurnal Pendidikan Agama Islam, 6(2), 244-257.

Rifa'i, H. A. (2016). Model Pembelajaran Qur'ani Learning. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Saleh. (2021). Dampak penggunaan multimedia dalam mengajarkan Al-Qur'an pada siswa
sekolah dasar. International Journal of Emerging Technologies in Learning (iJET),
16(2), 69-83.

Sugiyanto. (2009). Model-model Pembelajaran Inovatif. Panitia Sertifikasi Guru Rayon, 3.

Sukardjo. (2015). Model pembelajaran al-qur’an di sekolah. Jurnal Pendidikan Agama Islam,
3(2), 210-223.

Sumarno, R. d. (2018). Model Pembelajaran Kontekstual dalam Pendidikan Agama Islam.


Jakarta: Prenadamedia Group.

Suprijono, A. (2010). Cooperatif Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yusuf. (2017). Pendidikan agama Islam dan pembelajaran Al-Qur’an. Jakarta: Rajawali
Press.

Anda mungkin juga menyukai