Anda di halaman 1dari 15

MODEL PEMBELAJARAN KWLA (KNOW, WANT TO

KNOW, AFFECT)
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Model
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.

Dosen Pengampu :

Karimaliana,S.S.,M.Pd.

Disusun oleh :

Kelompok 4

1. Indah Tri Wahyuni( 20053022 )

2. Fitri Aulia Agustina( 20053012 )

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ASAHAN

TAHUN 2023 / 2024


KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan
segala rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini
dengan judul MODEL PEMBELAJARAN KWLA (KNOW, WANT TO KNOW, AFFECT).
Shalawat beriring salam penulis hadiahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW semoga di
yaumil mahsyar kelak kita mendapatkan syafaatnya, aamiin ya rabbal alamin.

Pada makalah ini, dipaparkan secara berturut dan terperinci pembahasan mengenai
MODEL PEMBELAJARAN KWLA (KNOW, WANT TO KNOW, AFFECT). Semoga
dapat menambah wawasan serta ilmu bagi para pembaca, rekan-rekan dan juga penulis
sendiri. Penulis juga berharap nantinya makalah ini dapat dijadikan referensi tambahan bagi
pembaca yang membutuhkan informasi mengenai materi atau pembahasan yang tertera
didalam makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan bimbingan dari berbagai pihak
yang turut membantu, untuk itu penulis ucapkan banyak terimakasih kepada dosen pengampu
mata kuliah Pengembangan Model Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yaitu ibu
Karimaliana, S.S, M.Pd yang telah membimbing dalam menyusun makalah ini. Penulis juga
ucapkan banyak terimakasih kepada rekan tim kelompok yang sudah membantu baik segi
waktu, materi serta tenaganya untuk mensuport pembuatan makalah ini hingga selesai.
Berhubung penulis masih pada tahap belajar, penulis yakin dalam makalah ini masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyajian, penjelasan serta dari segi tampilan. Oleh karena itu
penulis mengharap kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Kisaran, Oktober 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………….. ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………….. iii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….. 1

A. Latar Belakang……………………………………………………….. ..1

B. Rumusan Masalah……………………………………………………....2

C. Tujuan…………………………………………………………………...2

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………….....3

A. Pengertian Model Pembelajaran………………………………………..3

B. Model Pembelajaran KWLA…………………………………………...4

C. Langkah Langkah Model Pembelajaran KWLA…………………….…6

D. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran KWLA……………..7

E. Tujuan Model Pembelajaran KWLA…………………………….…….8

F. Manfaat Model Pembelajaran KWLA…………………………….……9

BAB III PENUTUP……………………………………………………..10

A. Kesimpulan…………………………………………………………….10

B. Saran…………………………………………………………………....10

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….….…11

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam
tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan,
termasuk di dalamnya tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran,
lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas. Model pembelajaran berfungsi sebagai
pedoman bagi perancang dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran.Untuk pemilihan
model ini sangat dipengaruhi dari sifat dan materi yang akan diajarakan, juga dipengaruhi
oleh tujuan yang akan dicapai dalam pengajaran tersebut serta tingkat kemampuan peseta
didik. Di samping itu pula, setiap model pembelajaran selalu mempunyai tahapan-tahapan
(sintaks) oleh peserta didik dengan bimbingan guru. Antara sintaks yang satu dengan sintaks
yang lain juga mempunyai perbedaan. Perbedaan-perbedaan ini berlangsung di antara
pembukaan dan penutup yang harus dipahami oleh guru supaya model-model pembelajaran
dapat dilaksanakan dengan berhasil.

Pendidik atau guru memiliki peran yang sangat penting untuk menjadikan peserta
didik mampu bersaing dalam dunia kerja dan menjadikan mereka sebagai lulusan yang
berhasil dalam menghadapi kompetensi atau ketuntasan belajar. Oleh sebab itu, dibutuhkan
strategi bagi pengajar supaya peserta didik dapat belajar secara efektif dan efisien. Guru perlu
menyajikan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan kepada peserta didik, agar materi
yang disampaikan dapat ditangkap, dipahami, dimengerti dan digunakan oleh peserta didik
dengan baik.

Model KWL (Know, Want to Know, Learn) yaitu suatu cara penyajian bahan
pelajaran dimana akan memberikan kepada siswa tujuan membaca dan memberikan suatu
peran aktif siswa sebelum, saat dan sesudah membaca. Rahim (2007: 41) Sehingga dapat
membantu mereka memikirkan informasi baru yang diterimanya, dan juga bisa memperkuat
kemampuan siswa mengembangkan pertanyaan tentang berbagai topik.Metode ini
dikembangkan oleh Ogle (1988) untuk membantu guru menghidupkan latarbelakang
pengetahuan dan minat siswa terhadap suatu topik. Strategi KWL melibatkan tiga langkah

1
dasar yang menuntunsiswa dalam memberikan suatu jalan tentang apa yang telah mereka
ketahui, menentukan apa yang ingin mereka ketahui dan mengingat kembali apa yang mereka
pelajari dari membaca. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Safenaz Alshatti,
dkk (2012) disimpulkan bahwa tabel KWL mempengaruhi pendekatan guru, persiapan dan
proses pengiriman pelajaran, berpengaruh positif terhadap motivasi dan partisipa sisiswa di
kelas, berdampak positif pada hasil belajar, ingatan, penilaian diri dan sebagai petunjuk
belajar yang akan datang.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran?


2. Apa yang dimaksud dengan Model Pembelajaran KWLA?
3. Apa sajakah langkah-langkah model pembelajaran KWLA?
4. Apa sajakah kelebihan dan kekurangan model pembelajaran KWLA?

C. Tujuan

1. untuk Mengetahui Pengertian dari Model Pembelajaran.


2. untuk Mengetahui pengertian Model Pembelajaran KWLA.
3. untuk Mengetahui langkah-langkah pembelajaran KWLA.
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan model pembelajaran KWLA

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pembelajaran


Model pembelajaran merupakan suatu kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
secara sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para
pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Model
pembelajaran merupakan suatu rangkaian proses belajar mengajar dari awal hingga akhir,
yang melibatkan bagaimana aktivitas guru dan siswa, dalam desain pembelajaran tertentu
yang berbantuan bahan ajar khusus, serta bagaimana interaksi antara guru siswa bahan ajar
yang terjadi. Umumnya, sebuah model pembelajaran terdiri beberapa tahapan-tahapan proses
pembelajaran yang harus dilakukan. Model pembelajaran sangat erat kaitannya dengan gaya
belajar peserta didik (learning style) dan gaya mengajar guru (teaching style), yang keduanya
disingkat menjadi SOLAT (Style of Learning and Teaching).

Menurut Trianto (dalam Gunarto, 2013:15) model pembelajaran adalah suatu


perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran
di kelas atau pembelajaran tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan
pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-
tahap dalam 4 kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas.

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial.
Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk
di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap kegiatan pembelajaran, lingkungan
pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Sedangkan menurut Joyce & Weil dalam Mulyani
Sumantri, dkk model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu, dan memiliki fungsi sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktifitas belajar
mengajar.4 Berdasarkan beberapa uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran adalah cara atau teknik penyajian sistematis dalam mengorganisasikan

3
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dan berfungsi sebagai
pedoman bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam merancang dan melaksanakan
proses belajar mengajar.

B. Model Pembelajaran KWLA


Strategi KWL (Know, Want to Know, Learned) merupakan salah satu strategi
membaca yang cukup efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa.
Pada proses pelaksanaannya, strategi KWL berisi tahapan-tahapan pramembaca, selama
membaca, dan pasca membaca yang dapat membantu pembaca dalam memahami suatu
bacaan secara mendalam. Strategi KWL merupakan inovasi dalam pembelajaran yang dapat
membantu siswa berperan aktif sebelum, saat, dan setelah pembelajaran membaca
berlangsung. Langkah pokok strategi KWL adalah menggali latar belakang pengetahuan
siswa dengan cara brainstorming, menentukan hal-hal yang ingin diketahui dengan
merumuskan pertanyaan yang berkaitan dengan teks yang akan dibaca, dan menentukan hal-
hal yang telah dipelajari dengan cara menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan pada
langkah sebelumnya (Harsono, dkk, 2012: 57).

Lebih lanjut, Ogle (1986) menyatakan bahwa strategi KWL dapat membantu guru
menghidupkan latar belakang pengetahuan dan minat siswa pada suatu topik. Strategi KWL
memberikan kepada siswa tujuan membaca dan memberikan suatu peran aktif siswa sebelum,
saat, dan sesudah membaca. Strategi ini membantu mereka memikirkan informasi baru yang
diterima dan memperkuat kemampuan siswa mengembangkan pertanyaan tentang berbagai
topik.

Model know want learned menurut Blachowicz dan Ogle (2008: 113-114) memiliki
beberapa karakteristik yang meliputi:
(1) KWL merupakan sebuah proses yang menempatkan guru sebagai model dan
terlibat aktif pada teks;
(2) pembelajaran model KWL dilakukan menggunakan format k-w-l;
(3) guru dan siswa memulai proses belajar bersama dengan brainstorming terkait apa
yang mereka tahu (know) pada kolom k-w-l tentang suatu topik;
(4) peran guru bukan untuk mengevaluasi atau memperbaiki tetapi merangsang
siswa untuk berpikir secara luas tentang apa yang mereka pelajari;

4
(5) guru juga berperan dalam membantu siswa mengaktifkan pengetahuan dan
mengembangkan minat pada topik.
Menurut Rahim (2008:41) strategi KWLA memberikan kepada siswa tujuan
membaca dan memberikan suatu peran aktif siswa sebelum, saat, dan sesudah
membaca. Strategi ini membantu mereka memikirkan informasi baru yang
diterimanya. Strategi ini juga bisa memperkuat kemampuan siswa mengembangkan
pertanyaan tentang berbagai topik. Siswa juga bisa menilai hasil belajar mereka
sendiri.
Pelaksanaan strategi ini, terdiri atas tiga tahapan, yatu:

(1) mengakses apa yang telah diketahui siswa,


(2) menentukan apa yang ingin diketahui sebelum membaca, dan
(3) memahami apa yang dipelajari dan direkam dari bahan bacaan.

Langkah-langkah pembelajaran menggunakan strategi KWL dalam setiap siklus adalah


sebagai berikut. Pertama, langkah What I Know, mencakup tiga langkah yaitu:

1) mengarahkan pembelajar untuk menggali informasi lama yang mereka ketahui


tentang topik bacaan yang akan dibaca,
2) mencatat topik yang akan dibaca, dan
3) mengatur diskusi tentang ide-ide yang diajukan pembelajar.

Kedua, langkah What I Want to Know, mencakup dua langkah, yaitu:

1) mengarahkan pembelajar untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan


dengan topik bacaan dan
2) membimbing pembelajar untuk membuat skala prioritas tentang pertanyaan-
pertanyaan yang benar-benar mereka inginkan jawabannya.

Ketiga, langkah What I Learned, yaitu guru membimbing pembelajar menuliskan kembali
apa yang telah dibaca dengan menggunakan rumusan bahasa sendiri.

Keempat, langkah Affect, yaitu siswa kembali bercurah pendapat mengenai pengaruh topik
bacaan yang telah mereka baca
Penerapan strategi KWLA dalam meningkatkan keterampilan membaca pemahaman
akan berhasil jika setiap langkah atau tahapan sebelum, selama, dan setelah membaca
diterapkan dengan baik. Pengetahuan awal yang dimiliki pembaca berkaitan dengan teks

5
yang akan dibaca sangat penting dalam memahami isi bacaan. Oleh karena itu, langkah
pertama yang perlu diperhatikan guru dalam proses pembelajaran membaca adalah
brainstorming. Guru perlu menggali pengetahuan lama siswa terkait topik bacaan yang akan
dibaca dengan mengajukan berbagai pertanyaan. Kemudian, siswa melakukan curah pendapat
(diskusi) tentang informasi yang mereka ketahui tentang teks yang akan dibaca. Langkah
selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah menyusun tujuan khusus membaca yaitu dengan
cara merumuskan beberapa pertanyaan yang ingin diketahui jawabannya melalui teks.
Informasi-informasi yang dianggap penting dalam bacaan perlu digari bawahi selama
membaca.

C. Langkah-langkah model pembelajaran KWLA

a) Awali kelas dengan kegiatan membaca, setelah itu siswa ditugaskan untuk
mendeskripsikan “apa” yang sudah diketahui dari bacaan itu. Bahan bacaan
dapat disediakan oleh guru atau siswa. Jika bahan disediakan oleh guru, maka
bahan itu harus disesuaikan dengan minat dan potensi siswa. Teknik
pendeskripsian “apa” yang sudah diketahui adalah siswa menuliskan hal-hal (apa)
yang diketahui dari bacaan setelah siswa melaksanakan kegiatan membaca,
guru dapat menentukan batas (jumlah) maksimal yang harus dideskripsikan
tersebut, sehingga guru dapat menilai kompetensi siswa;
b) Setelah langkah 1 dipandang memadai, guru menugaskan siswa untuk
membaca kedua, kemudian siswa ditugaskan untuk menentukan “apa” yang
ingin dipelajari dari bacaan itu. Bahan bacaan yang dibaca oleh siswa adalah
bahan bacaan yang sama dengan langkah 1, termasuk teknik penentuan
“apa” yang sudah dipelajari;
c) Tugaskan siswa membaca bahan bacaan yang sama dengan langkah 2, setelah
itu siswa ditugaskan untuk mendeskripsikan “apa” yang sudah dipelajari.
Teknik pendeskripsiannya adalah sama dengan langkah 1 dan 2. Guru
memberikan bantuan kepada siswa yang kesulitan dalam melaksanakan
tugasnya.

Setelah siswa melaksanakan tugas dari masing-masing langkah, siswa ditugaskan


untuk melaporkan hasilnya.

6
D. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran KWLA

a. Kelebihan

1. Mendorong Siswa Lebih Aktif

Tahapan-tahapan yang ada dalam metodel KWL secara tidak langsung menuntut siswa untuk
berperan aktif baik sebelum, saat maupun setelah proses membaca berlangsung. Hal ini
tentunya akan membantu siswa lebih berani dalam mengemukakan gagasan serta
memberikan pertanyaan.

2. Membantu Siswa Memiliki Tujuan Membaca

Seringkali saat membaca siswa hanya sekedad membaca tanpa memiliki tujuan apapun.
Adanya metode ini membuat siswa memiliki tujuan yang harus dicapai sehingga proses
membaca akan dilakukan lebih teliti agar tujuan yang sudah ditentukan dapat ditemukan.

3. Menstimulasi Siswa Dalam Mengembangkan Pengetahuan

Karena adanya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya, siswa pun menjadi lebih kritis saat
membaca agar tujuan tersebut bisa dicapai. Di akhir aktivitas membaca, mereka pun mulai
menghubungkan pertanyaan-pertanyaan yang sebelumnya muncul dengan informasi yang
telah mereka baca. Dengan demikian secara tidak langsung, siswa belajar mengembangkan
pengetahuan yang mereka dapatkan.

b. Kekurangan

adapun kekurangan dari metode ini sebagai berikut :

a. Terlalu sederhana
b. Tidak memadai untuk pembelajarn yang kompleks dan tidak efesien
c. Pengembangan kemampuan kritis hanya berpusat pada siswa
d. Reverensi tidak cukup
e. Tidak fleksibel

7
E. Tujuan Model Pembelajaran KWLA

Tujuan dari model ini adalah memberikan kerangka kerja yang membantu siswa dan guru
dalam proses pembelajaran dengan cara berikut:

1.Know (Apa yang Diketahui): Membantu siswa mengidentifikasi apa yang mereka sudah
tahu tentang suatu topik sebelum memulai pembelajaran. Ini membantu guru dalam merinci
pemahaman awal siswa dan membangun pengetahuan baru berdasarkan fondasi yang sudah
ada.

2.Want to Know (Apa yang Ingin Diketahui): Mendorong siswa untuk merumuskan
pertanyaan atau hal-hal yang ingin mereka pelajari tentang topik tersebut. Ini memicu rasa
ingin tahu dan membantu guru merancang pengalaman pembelajaran yang relevan.

3.Learned (Apa yang Sudah Dipelajari): Memberikan kesempatan bagi siswa untuk
merefleksikan apa yang telah dipelajari setelah mengikuti pengajaran. Ini membantu siswa
mengukur pemahaman mereka dan mengidentifikasi apakah pertanyaan mereka terjawab.

4.Application (Penerapan): Mendorong siswa untuk menerapkan pengetahuan yang telah


mereka pelajari dalam situasi nyata atau dalam konteks lain. Ini mengaitkan pembelajaran
dengan kehidupan sehari-hari dan memastikan bahwa pengetahuan tersebut tidak hanya
sekadar konsep, tetapi juga memiliki nilai praktis.

Jadi, tujuan dari model KWLA adalah untuk memandu siswa dalam proses pembelajaran
yang lebih mendalam dan terfokus dengan membangun pada apa yang mereka tahu,
merangsang rasa ingin tahu, merefleksikan apa yang telah dipelajari, dan mendorong
penerapan pengetahuan dalam situasi praktis.

F. Manfaat Model Pembelajaran KWLA

Manfaat dari model pembelajaran KWLA (Know, Want to Know, Learned, and Application)
termasuk:

1.Mendorong Rasa Ingin Tahu: Model KWLA mendorong siswa untuk merumuskan
pertanyaan tentang apa yang ingin mereka pelajari. Ini merangsang rasa ingin tahu mereka,

8
membantu mereka lebih terlibat dalam pembelajaran, dan memotivasi mereka untuk
mengejar jawaban atas pertanyaan mereka sendiri.

2.Pemahaman yang Lebih Mendalam: Dengan memulai dengan apa yang siswa sudah
ketahui, guru dapat membangun pengetahuan baru atas dasar fondasi yang ada. Ini membantu
siswa memahami konsep secara lebih mendalam daripada sekadar menangani materi yang
sama tanpa mempertimbangkan pengetahuan sebelumnya.

3.Pengkaitan dengan Kehidupan Nyata: Melalui tahap "Application," siswa diberikan


kesempatan untuk menerapkan pengetahuan dalam situasi praktis atau mengaitkannya dengan
kehidupan sehari-hari mereka. Ini membuat pembelajaran lebih relevan dan bermanfaat.

4.Penilaian Pemahaman Siswa: Tahap "Learned" memungkinkan siswa dan guru untuk
mengevaluasi pemahaman siswa tentang topik tertentu. Ini membantu guru merancang
pengalaman pembelajaran selanjutnya dan memberikan umpan balik yang berguna kepada
siswa.

5.Penggunaan Dalam Perencanaan Pengajaran: Guru dapat menggunakan informasi dari


tahap "Want to Know" untuk merancang pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Ini
memastikan bahwa pengajaran lebih terfokus dan sesuai dengan minat siswa.

6. Keterlibatan Siswa: Model KWLA mendorong keterlibatan aktif siswa dalam proses
pembelajaran. Mereka tidak hanya menjadi penerima pasif informasi, tetapi juga pengembang
pertanyaan, refleksi, dan penerapan pengetahuan.

Secara keseluruhan, model KWLA membantu memperkaya pengalaman belajar siswa,


meningkatkan pemahaman mereka, dan merangsang motivasi belajar dengan mengakomodasi
pengetahuan awal siswa, memicu rasa ingin tahu, mengukur pemahaman, dan mendorong
aplikasi praktis.

BAB III

PENUTUP

9
A. Kesimpulan

Model KWL (Know, Want to Know, Learn) yaitu suatu cara penyajian bahan
pelajaran dimana akan memberikan kepada siswa tujuan membaca dan memberikan suatu
peran aktif siswa sebelum, saat dan sesudah membaca. Guru dapat menerapkan strategi
KWLA atau strategi membaca lainnya untuk meningkatkan kemampuan membaca
pemahaman siswa. Penerapan strategi membaca perlu disesuaikan dengan kebutuhan para
siswa. Selain itu, Siswa harus memiliki keberanian untuk memberikan pendapat atau
mengajukan pertanyaan dan menyimpulkan isi bacaan dengan menggunakan kalimat sendiri.
Selain itu, siswa juga harus mengutamakan motivasi diri untuk membangun minat belajar
khususnya mempelajari kosakata bahasa Indonesia.

B. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan dalam makalah ini kami sadar
bahwa masi banyak kekurangan yang kami miliki baik dari tulisan maupun bahasa yang kami
sajikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan menjad wawasan dalam
memahami metode penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Ogle, D.M. (1986). “K-W-L: A Teaching Model that Develops Active Reading of Expository
Text”. The Reading Teacher.39, (6), 564-570.

10
Budianti, Yudi dan Novita Damayanti. (2017). Pengaruh Metode KWL (Know Want to
Learn) terhadap Keterampilan dan Minat Membaca Siswa. Diunduh dari
Indonesian Journal of Primary Education Vol. 1, No. 2. Diunduh dari
https://ejournal.upi.edu/index.php/IJPE/article/view/9311/6067 . Diakses pada 20
Oktober 2023

Damastuti, Eviani dan Sugini. (2012). “Penerapan Strategi KWL (Know-Want to Know-
Learned) untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Siswa
Berkesulitan Belajar Kelas III SDN Manahan Surakarta”. Diunduh dari
https://eprints.uns.ac.id/11939/. Diakses pada 20 Oktober 2023.

Dewi, Ni Putu Wiwik Candra, I Nyoman Sudiana dan Ida Ayu Made Darmayanti. (2014).
Penerapan Model KWL (Know-Want to Know-Learned)

http://repository.unpas.ac.id/49939/6/BAB%20I.pdf

https://naikpangkat.com/mengenal-dan-menerapkan-metode-kwl-know-want-to-know-and-
learned/3/

https://journals.ums.ac.id/index.php/ppd/article/view/2806/3510

11

Anda mungkin juga menyukai