Anda di halaman 1dari 16

PRINSIP PENGEMBANGAN DESAIN DAN MODEL

PEMBELAJARAN PKN KELAS RENDAH

Dosen Pengampu : Sahliah, M.Pd

Disusun Oleh :
Asti Ananda 22060331
Rahmi Azri Andriyani 22060301
Sani Apriliani 22060012

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


SILIWANGI
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena berkat kebaikan-Nya
kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Tidak lupa, tim penyusun atau kelompok 11 ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Sahliah,M.Pd selaku dosen pengampu Mata Kuliah Pendidikan Kewarganeagraan yang sudah
membantu kami dalam proses penggarapannya.
Makalah yang berjudul ‘Prinsip Pengembangan Desain dan Model Pembelajaran PKN kelas
Rendah “disusun oleh kami selaku kelompok 11 untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaran. Lewat proses panjang, kami pun yang beranggotakan tiga orang sedikitnya
paham dalam prinsip dan pengembangan desain dan model pembelajaran .Semoga hal-hal yang
sudah kami dapatkan bisa diwujudkan dan berdampak banyak bagi rekan rekan mahasiswa
sekalian. Kami pun mengetahui jika makalah yang sudah digarap masih jauh dari kata sempurna.
Masih banyak kekurangan sehingga kami sangat berharap saran dan kritiknya kepada kami agar
di kemudian hari kami bisa membuat satu makalah yang lebih berkualitas.
Terakhir, semoga makalah berikut bisa mempunyai dampak dan manfaat bagi kami sendiri dan
lingkungan di sekitar kita.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I : Pendahuluan…………………………………………………………………....
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………...
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………..
1.3 Tujuan……………………………………………………………………....
1.4 Manfaat……………………………………………………………………..

BAB II : Pembahasan…………………………………………………………………..
1. Pengertian model dan desai pembelajaran
2. Prinsip pengembangan desain dan model pembelajaran PKN di kelas rendah

BAB III : Penutup……………………………………………………………………….


3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………… ……
3.2 Daftar Pustaka……………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Desain pembelajaran adalah proses keseluruhan tentang kebutuhan dan tujuan belajar
serta sistem penyampaiannya. Termasuk didalamnya adalah pengembangan bahan kegiatan
pembelajaran, uji coba dan penilaian bahan, serta pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Desain
pembelajaran mengandung arti bahwa penyusunan perencanaan pembelajaran harus sesuai
dengan konsep pendidikan dan pembelajaran yang dianut dalam kurikulum yang digunakan.
Agar proses pengajaran mata pelajaran tertentu dapat terlaksana dengan baik, salah
satu yang perlu dibenahi adalah perbaikan kualitas tenaga pengajarnya. Dengan perbaikan ini,
para guru paling tidak dapat mengorganisir pengajaran dengan jalan menggunakan teori-teori
belajar serta desain pengajaran yang dapat menimbulkan minat dan motivasi peserta didik.
Model pembelajaran merupakan tingkatan tertinggi dalam kerangka pembelajaran
karena mencakup keseluruhan tingkatan. Lingkupnya yaitu keseluruhan kerangka
pembelajaran karena memberikan pemahaman dasar atau filosofis dalam pembelajaran.
Dalam model pembelajaran, terdapat strategi yang menjelaskan operasional, alat, atau teknik
yang digunakan siswa dalam prosesnya. Selanjutnya, di dalam strategi pembelajaran ada
metode pembelajaran yang menjelaskan langkah-langkah untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Tingkatan ini memiliki fungsi untuk menjelaskan hubungan dari kerangka
pembelajaran tersebut.
Istilah model pembelajaran ini sering diartikan sebagai pendekatan pembelajaran.
Dalam pendekatan pembelajaran, di dalamnya terdapat rencana-rencana dan alur yang
digunakan sebagai petunjuk dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Mengingat model
pembelajaran adalah dasar untuk strategi dan metode , perlu diketahui pengertian model
pembelajaran menurut beberapa ahli untuk mengetahui lebih jauh.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan desain pembelajaran ?
2. Bagaimana prinsip pengembangan desain dan model pembelajaran kelas rendah

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu desain pembelajaran
2. Untuk mengetahui apa itu model pembelajaran
3. Untuk mengetahui apa pengembangan prinsip dan model pembelajaran

1.4 Manfaat Bagi Pembaca


Agar pembaca memahami desain pembelajaran PPKn pada kelas rendah dan bisa
menerapkannya dalam pembelajaran di SD/MI, dan agar nantinya pembaca mengetahui cara
atau strategi bahkan metode apa yang harus dilakukan dan pendekatan seperti apa yang akan
dilakukan untuk pembelajaran di SD/MI supaya anak-anak lebih mudah memahami materi
yang disampaikan oleh Guru, dan tujuan kegiatan belajar mengajarpun tercapai sesuai dengan
kurikulum yang telah ditetapkan.
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengertian Desain Pembelajaran
Istilah desain pembelajaran atau “instructional design” biasanya merujuk pada desain
materi pembelajaran yang disusun oleh sebuah tim yang dapat melibatkan guru atau tidak
perlu melibatkan guru yang akan melaksanakan pembelajaran tersebut. Sejumlah ahli
mengatakan bahwa desain pembelajaran dibuat oleh guru yang akan melaksanakan
pembelajaran namun bukanlah suatu keharusan desain pembelajaran dibuat hanya oleh guru
yang bersangkutan. Artinya, bahwa pengembangan desain pembelajaran dapat menjadi tugas
para pakar pembelajaran yang diharapkan akan membantu atau mempermudah para guru
dalam mengembangkan dan melaksanakan proses pembelajaran.
Jadi, desain pembelajaran adalah proses keseluruhan tentang kebutuhan dan tujuan
belajar serta sistem penyampaiannya. Termasuk didalamnya adalah pengembangan bahan
kegiatan pembelajaran, uji coba dan penilaian bahan, serta pelaksanaan kegiatan
pembelajaran.

Pengertian Desain dan Model Pembelajaran Menurut para ahli

a. Gagne, Briggs, & Wager

Mereka mengembangkan konsep desain pembelajaran dengan menyatakan bahwa desain


pembelajaran membantu proses belajar seseorang, di mana proses tersebut memiliki tahapan
segera dan jangka panjang. Menurut mereka, proses belajar terjadi karena adanya kondisi-kondisi
belajar yaitu internal dan eksternal. Kondisi internal : kemampuan dan kesiapan diri pembelajar.
Sedangkan kondisi eksternal : pengaturan lingkungan yang didesain. Penyiapan kondisi eksternal
inilah yang menurut mereka sebagai desain pembelajaran yang disusun secara sistematis, dan
menerapkan konsep pendekatan system agar berhasil meningkatkan mutu kinerja seseorang dan
mereka percaya bahwa proses belajar yang terjadi secara internal dapat ditumbuhkan jika factor
eksternal dapat di desain dengan efektif.

b. Reiser

Menurutnya, desain pembelajaran berbentuk rangkaian prosedur sebagai suatu sistem untuk
pengembangan program pendidikan dan pelatihan dengan konsisten dan teruji. Desain
pembelajaran juga sebagai proses yang rumit tapi kreatif, aktif dan berulang-ulang. Defenisi ini
bermakna sistem, pelatihan yaitu pendidikan di organisasi, serta proses yang teruji dan dapat dikaji
ulang penerapannya

b. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan suatu kerangka konseptual yang melukiskan prosedur secara
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar
dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Model pembelajaran
merupakan suatu rangkaian proses belajar mengajar dari awal hingga akhir, yang melibatkan
bagaimana aktivitas guru dan siswa dalam desain pembelajaran tertentu yang berbantuan
bahan ajar khusus, serta bagaimana interaksi antara guru siswa bahan ajar yang terjadi.
Umumnya, sebuah model pembelajaran terdiri beberapa tahapan-tahapan proses
pembelajaran yang harus dilakukan. Model pembelajaran sangat erat kaitannya dengan gaya
belajar peserta didik (learning style) dan gaya mengajar guru (teaching style), yang keduanya
disingkat menjadi SOLAT (Style of Learning and Teaching

Terdapat pula pengertian model pembelajaran menurut para ahli

a. Joce, Weil, Calhou


Menurut Joyce, Weil, dan Calhoun (dalam Warsono dan Hariyanto, 2013: 172), model
pembelajaran adalah deskripsi lingkungan pembelajaran yang meliputi perilaku guru
dalam melangsungkan pembelajaran.
b. Trianto
Trianto (dalam Gunarto, 2013:15) mengartikan model belajar sebagai pola yang
digunakan sebagai pedoman guna merancang pembelajaran di kelas atau tutorial.

2.3 Pengembangan desain dan model pembelajaran

Proses Pengembangan Desain Pembelajaran

1. Pentingnya perencanaan penyusunan desain pembelajaran.


Desain pembelajaran merupakan proses untuk menentukan kondisi belajar. Proses desain
pembelajaran menghasilkan suatu rencana atau blueprint untuk mengarahkan
pengembangan pembelajaran. Blueprint disebut pula prototype. Hal yang sangat penting
dalam melaksanakan proses pembelajaran, lebih-lebih manakala dikembangkan yang
tujuannya tiada lain hanya dalam rangka untuk kepentingan tercapainya proses
pembelajaran yang kondusif, berkualitas dan bertanggung jawab (bersifat kemandirian)
sesuai dengan cita-cita negara. Terjadinya proses pembelajaran yang tidak mencerminkan
desain pembelajaran yang dapat memberikan terjaminnya keberlangsungan proses
pembelajaran yang kondusif sangat memungkinkan sekali pembelajaran seperti itu untuk
memberikan ruang yang berimplikasi terjadinya permasalahan yang perlu dicarikan
solusinya. Sementara menurut Abidan Harahap, M.A. : “Untuk setiap pembelajaran, sangat
penting untuk selalu diperbaharui oleh seorang guru guna untuk mencapai standar lulusan
yang diharapkan sekolah dan cita-cita pendidikan nasional. Salah satu bukti kongkrit
adalah apabila guru itu mampu untuk melakukan perubahan pada siswa terutama
menyangkut pada kepribadian siswa (akhlakul karimah), peningkatan intlektual siswa, dan
memiliki sifat emosional yang sangat tinggi terhadap sesama, tentu sangat memerlukan
sarana yang bisa menjembatani yaitu melalui desain pembelajaran yang setiap guru dituntut
untuk selalu berusaha mengikuti perkembngan zaman.”

Oleh karena itu, pengembangan desain pembelajaran sangat penting untuk dilakukan sekaligus
ditingkatkan agar senantiasa guru menciptakan pembelajaran yang disukai oleh siswa sehingga
pengembangan desain pembelajaran tersebut semakin hari, minggu, bulan, dan tahun menjalani
sebuah perubahan yang signifikan. Di samping itu juga pengembangan desain tersebut sebagai
bentuk penunjang tercapainya pembelajaran yang terbaik bila dibandingkan dengan pembelajaran
sebelumnya. Karena adanya perubahan desain pembelajaran yang dilakukan dengan cara
dikembangkan merupakan suatu keharusan bagi seorang pendidik (guru), bagaimanapun hebatnya
seorang guru dalam melakukan tugasnya sebagai seorang guru kiranya sangat tidak memperoleh
keefektifan pembelajaran yang pada hakikatnya untukmenjadikan siswa-siswi yang berkualitas
manakala tidak dilakukan perunbahan dengan metode pengembangan. Menurut bapak Abidan
Harahap M.A. : “Berbicara pengembangan untuk saat ini bahkan kedepan nantinya memang sangat
memungkinkan untuk dijadikan modal bagi guru, dimana seorang guru sangat dituntut untuk bisa
kreatif dalam melakukan banyak hal, walaupun masih dalam tahapan pembelajaran, karna
bagaimanapun pekerjaan yang dilakukan itu sudah barang tentu ada nilai positif dan negatifnya,
namun untuk guru-guru disini masih belum ada yang melakukan pengembangan desain
pembelajaran sebagaimana peneliti lakukan. Ini mungkin sebagai bahan pembelajaran bagi kami
pribadi selaku guru, kalau nantinya pengembangan desain pembelajaran sangat layak dijadikan
sarana pembelajaran yang bermanfaat. Kami pikir juga di perlukan model-model pembelajaran
sesuai dengan pengalaman, pengalaman yang paling banyak membuat kita tidak terpaku terhadap
konsep-konsep pendidikan atau model-model desain yang telah diberikan oleh para pakar sebab
zamannya berbeda. Tidak harus terpaku pada satu saja harus sangat luas sudut pandangnya
sehingga guru harus sangat bebas untuk mendesain materi tersebut bagaimana siswa memahami
dengan cepat apa yang telah diberikan oleh guru dengan materi tersebut” Dengan demikian
pengembangan desain pembelajaran dan model-model desain pembelajaran sangat urgen bagi
pendidik selaku guru yang ada disekolah lebih-lebih dia mampu membuatsuasana pembelajaran
menjadi sangat terasa kondusif bagi siswa. Sementara menurut para ahli, iklim pembelajaran yang
dikembangkan oleh para pendidik mempunyai pengaruh yang sangat besar untuk menunjang
keberhasilan sebuah pembelajaran. Kualitas dan keberhasilan sangat tergantung oleh kemampuan
dan ketepatan guru dalam memilih serta menggunakan metode pembelajaran. Berdasarkan
pengamatan dan analisis konseptual terhadap realitas pembelajaran pendidikan, ternyata proses
pembelajaran berlangsung kurang kondusif, hal ini tentu berdampak terhadap kemampuan siswa
dalam menguasai pelajaranan. Kemauan siswa untuk pembelajaran nampaknya tidak begitu
kelihatan, sehingga siswa seakan-akan nampak sangat terpaksa dalam pembelajaran.

Penyusunan desain pembelajaran dalam penelitian ini setidaknya peneliti memiliki asumsi yang di
jadikan dasar untuk dapat melakukan penyusunan desain pembelajaran sebagai berikut:

a. Spesifikasi asumsi mendasar


Penyusunan pengembangan desain pembelajaran menjadi sangat penting untuk dilakukan,
sebab baik dan tidaknya penyusunan desain pembelajaran yang dihasilkan masih
bergantung kepada susunan yang sistematis dan tepat sasaran, sebagaimana tercantum
dalam tatacara pembuatan panduan desain pembelajarann. Menurut Bapak Abidan
Harahap : “Penyusunan panduan pembelajaran tidak cukup dilakukan hanya untuk
membuat panduan semata yang tanpa menghasil perubahan yang berdampak positif
terhadap perkembangan pola belajar siswa yang berkualitas dan bertanggung jawab dalam
kehidupannya. Karna banyak sekali panduan pembelajaran yang diberikan pemerintah
namun itu semua tidak memberikan dampak signifikan terhadap perkembangan
intlektualitas semua siswa yang ada dilembaga sekolah.
b. Model-Model Desain Pembelajaran

Model desain sistem pembelajaran berperan sebagai alat konseptual, pengelolaan, komunikasi
untuk menganalisis, merancang, menciptakan, mengevaluasi program pembelajaran, dan program
pelatihan. Pada umumnya, setiap desain sistem pembelajaran memiliki keunikan dan perbedaan
dalam langkah-langkah dan prosedur yang digunakan. Perbedaan juga kerap terdapat pada istilah-
istilah yang digunakan. Namun demikian, model- model desain tersebut memiliki dasar prinsip
yang sama dalam upaya merancang program pembelajaran yang berkualitas. Dalam desain
pembelajaran dikenal beberapa model yang dikemukakan oleh para ahli. Beberapa contoh dari
model desain pembelajaran diuraikan secara lebih jelas berikut ini:

1) Model Dick and Carey Model yang dikembangkan didasarkan pada penggunaan
pendekatan sistem terhadap komponen-komponen dasar desain pembelajaran yang
meliputi analisis desain pengembangan, implementasi dan evaluasi.
Keterangan Model :
1. Identifikasi tujuan pembelajaran khusus
Langkah pertama yang dilakukan dalam menerapkan model pembelajaran ini, adalah
menentukuan kemampuan atau kompetensi yang perlu dimiliki peserta didik setelah
menempuh program pembelajaran. Hal ini kompetensi yang harus dimiliki peserta
didik adalah pemahaman tentang materi perkuliahan.
2. Analisis instruksional
Setelah melakukan identifikasi tujuan pembelajaran, langkah selanjutnya adalah
melakukan analisis instruksional yaitu sebuah prosedur yang digunakan untuk
menentukan ketrampilan dan pengetahuan yang relevan dan diperlukan oleh peserta
didik untuk mencapai kompetensi. Antara lain pengetahuan, ketrampilan dan sikap
yang perlu dimiliki peserta didik setelah mengikuti pembelajaran..
3. Analisis peserta didik dan konteks
Selanjutnya analisis terhadap karakteristik peserta didik yang akan belajar dan konteks
pembelajaran. Analisis konteks meliputi kondisi-kondisi terkait dengan ketrampilan
yang dipelajari peserta didik dan situasi tugas yang dihadapi peserta didik untuk
menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang dipelajari, sedang analisis karakteristik
peserta didik adalah kemampuan aktual yang dimiliki peserta didik.
4. Merumuskan Tujuan Pembelajaran Khusus
Dengan dasar analisis instruksional tersebut, maka dirumuskan tujuan pembelajaran
khusus yang akan menjadi harapan/gambaran dari perilaku peserta didik setelah
menerima pelajaran. Dalam pengembanganya tujuan pembelajaran khusus/indikator ini
adalah perubahan perilaku pengetahuan mengenai materi perkuliahan.
5. Mengembangkan alat penilaian
Alat penilaian ini menjadi salah satu feedback dalam pembelajaran untuk mengetahui
ketercapain tujuan dan kompetensi khusus yang telah dirumuskanya. Dalam
pengembangnya alat evaluasi ini adalah performance peserta didik setelah menerima
pelajaran. Apakah tingkat pemahaman peserta didik meningkat atau tidak.
6. Mengembangkan strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran yang dipilih adalah strategi pembelajaran yang dapat dijadikan
jembatan/media transformasi apakah mendukung ketercapaian kompetensi yang telah
dirumuskan.
7. Pengembangan bahan ajar
Dalam langkah ini, pengembangan bahan ajar disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran/kompetensi yang telah dirumuskan, serta disesuaikan dengan strategi
pembelajaran yang digunakan..
8. Merancang evaluasi formatif
Setelah draft rancangan tentang program pembelajaran selesai dikembangkan, maka
evaluasi formatif ini berfungsi sebagai alat untuk mengumpulkan data kekuatan dan
kelemahan program pembelajaran yang telah dirancang. Model ini dikembangkan
dengan menguji cobakan pada kelas kelompok kecil misalnya 2 atau 3 peserta didik
atau 10 orang peserta didik dalam diskusi terbatas
9. Melakukan revisi terhadap program pembelajaran
Langkah ini dilakukan setelah mendapatkan masukan dari evaluasi formatif terhadap
draf program. Pada langkah ini, tidak hanya mengevaluasi terhadap draf program saja,
akan tetapi pada semua sistem pembelajaran mulai dari analisis instruksional sampai
evaluasi formatif.
10. Melakukan evaluasi sumatif
sumatif merupakan evaluasi puncak terhadap program pembelajaran yang telah
dirancang, setelah program tersebut dilakukan evaluasi formatif dan dilakukan revisi-
revisi terhadap produk, maka evaluasi sumatif dilakukan

2) Model Kemp Menurut Morisson, Ross, dan Kemp (2004),


Model desain sistem pembelajaran ini akan membantu pendidik sebagai perancang
program atau kegiatan pembelajaran dalam memahami kerangka teori dengan lebih baik
dan menerapakan teori tersebut untuk menciptakan aktivitas pembelajaran yang lebih
efektif dan efisien.

Secara singkat, menurut model ini terdapat beberapa langkah, yaitu:

1. Menentukan tujuan dan daftar topik, menetapkan tujuan umum untuk pembelajaran tiap
topiknya;

2. Menganalisis karakteristik peserta didik, untuk siapa pembelajaran tersebut didesain;

3. Menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan syarat dampaknya dapat
dijadikan tolok ukur perilaku peserta didik;

4. Menentukan isi materi pelajar yang dapat mendukung tiap tujuan;

5. Pengembangan penilaian awal untuk menentukan latar belakang peserta didik dan
pemberian level pengetahuan terhadap suatu topi;

6. Memilih aktivitas dan sumber pembelajaran yang menyenangkan atau menentukan


strategi pembelajaran, jadi peserta didik akan mudah menyelesaikan tujuan yang
diharapkan;

7. Mengkoordinasi dukungan pelayanan atau sarana penunjang yang meliputi personalia,


fasilitas-fasilitas, perlengkapan, dan jadwal untuk melaksanakan rencana pembelajaran;

8. Mengevaluasi pembelajaran peserta didik dengan syarat mereka menyelesaikan


pembelajaran serta melihat kesalahan-kesalahan dan peninjauan kembali beberapa fase
dari perencanaan yang membutuhkan perbaikan yang terus menerus, evaluasi yang
dilakukan berupa evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
Pendidikan khususnya pada Sekolah Dasar sangat menentukan langkah seseorang dalam
melanjutkan jenjang pendidikannya. Pendidikan di sekolah dasar memiliki beberapa mata
pelajaran yang sangat penting bagi kehidupan manusia dikemudian hari.

Menurut Sufianti (2022) Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata
pelajaran yang berkaitan langsung dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada
pendidikan afektif yang berhubungan langsung dengan sikap seseorang khususnya anak-
anak yang banyak dipengaruhi oleh lingkungan, baik itu lingkungan keluarga, sekolah,
maupun lingkungan teman bermainnya.

Menurut Prasetyo (2019) Pada jenjang Sekolah Dasar mata pelajaran PKn memuat materi
sejarah dan sistem ketatanegaraan. Melalui mata pelajaran PKn tersebut, siswa diarahkan
untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggungjawab.
Gejala yang ada di SD adalah siswa mengalami kesulitan menjawab pertanyaan yang
berkaitan dengan penalaran. Pembelajaran PKn, manusia diharapkan dapat saling
mengenal dan berhubungan satu sama lain, dan berbagi pengalaman agar meningkatkan
kemampuan berkomunikasi di dalam lingkungan, serta membentuk manusia yang
seutuhnya, oleh karena itu pembelajaran PKn menjadi sangat penting.

Menurut Prayogo (2022) kondisi ini dilihat dari masih banyaknya siswa yang belum tuntas
KKM pada mata pelajaran PKn. Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam
pembelajaran.

Menurut Sapeni (2022) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah
perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup
bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Berdasarkan observasi dalam pembelajaran,
permasalahan yang didapatkan yaitu :

1. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan selama ini masih didominasi oleh kegiatan guru
memberikan penjelasan dan siswa menerima konsep yang diberikan, guru menggunakan
metode ceramah dalam menyampaikan materi sehingga siswa hanya menerima penjelasan
yang disampaikan. Guru belum menggunakan model pembelajaran yang inovatif dalam
proses belajar mengajar.
2. Siswa belum terlibat secara aktif dalam proses kegiatan pembelajaran dan belum ikut
serta terlibat menemukan suatu konsep ajar yang disampaikan guru.

3. Hasil belajar pada mata pelajaran PKn masih tergolong rendah belum mencapai KKM
yang ditentukan. Untuk mengatasi permasalahan di atas, maka salah satu solusi yang dapat
dilakukan adalah dengan menerapkan suatu model pembelajaran yang inovatif seperti
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Model pembelajaran ini merupakan
model pembelajaran yang mampu meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.
Menurut Mungzilina, dkk (2018) dengan menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) siswa diharapakan dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Selain itu, diharapakan dapat bertanggung jawab menyelesaikan masalah-
masalah yang ada sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik dan hasil
belajar siswa menjadi meningkat. Pembelajaran yang berpusat pada siswa dapat
melibatkan keaktifan dalam memecahkan suatu permasalahan dengan cara berkolaborasi,
berdiskusi, demonstrasi dalam kelompok kecil serta mempresentasikan hasilnya di depan
kelas. Selain itu siswa dapat merefleksi pembelajaran yang telah berlangsung dan
mengerjakan soal evaluasi. Dengan keaktifan siswa dalam mempelajari materi pelajaran
secara mandiri maka hasil belajar yang akan didapatkan akan meningkat.

Menurut Saputri (2020) PBL dalam implementasinya terdapat beberapa langkah-langkah


yang dilakukan yaitu:

1) Orientasi peserta didik pada masalah;

2) Mengorganisasi untuk belajar;

3) Membimbing penyelidikan individual dan kelompok;

4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya;

5) Menganalisis. Diharapkan dengan penerapan model pembelajaran Problem Based


Learing akan dapat meningkatkan hasil belajar PKn.

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan praktik baik ini adalah menerapkan
pembelajaran dengan model problem based learning (PBL) pada mata pelajaran PKn di
kelas rendah. Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh guru antara lain :
1. Pemilihan model pembelajaran

a. Proses pemilihan model pembelajaran dengan mempelajari apa saja model-model dalam
pembelajaran, kemudian memahami sintaks dari model pembelajaran yang akan
digunakan.

b. Pemilihan model pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik siswa dengan melihat


kemampuan dasar dan kebiasaan siswa. c. Selanjutnya melihat karakteristik materi dengan
mempelajari materi pembelajaran. Disini guru memilih model pembelajaran PBL (Problem
Based Learning).

2. Sumber daya atau materi yang diperlukan guru/kompetensi guru terkait model
pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dan juga pemahaman guru terkait materi
pembelajaran. Metode diskusi kelompok (kolaborasi) dipilih agar seluruh siswa terlibat
secara aktif dan berani menyampaikan pendapat selama kegiatan pembelajaran. 3.
Membuat langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan sesuai dengan sintaks
model PBL:

a. Fase 1. Memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada peserta didik. Pada tahap
ini guru memberikan sebuah permasalahan yang akan diselesaikan oleh siswa secara
berkelompok.

b. Fase 2. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar

1) Siswa berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah dibentuk.

2) Siswa diminta mengisi identitas di LKPD.

3) Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam berkelompok

c. Fase 3: Membimbing penyelidikan individu dan kelompok

1) Siswa mengerjakan LKPD yang sudah di bagikan oleh guru.

2) Siswa berdiskusi untuk menuliskan kewajiban dan hak sebagai anggota keluarga
dirumah yang ada pada LKPD.

3) Siswa didampingi guru dalam memecahkan masalah yang di temukan saat pengerjaan
LKPD.
d. Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

1) Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas

2) Siswa bersama kelompoknya maju ke depan kelas untuk mensimulasikan saran yang
diberikan dari permalasahan yang ada pada LKPD.

e. Fase 5 :Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Model-Model Desain Pembelajaran dan model desain sistem pembelajaran berperan sebagai alat
konseptual, pengelolaan, komunikasi untuk menganalisis, merancang, menciptakan, mengevaluasi
program pembelajaran, dan program pelatihan. Pada umumnya, setiap desain sistem pembelajaran
memiliki keunikan dan perbedaan dalam langkah-langkah dan prosedur yang digunakan.
Perbedaan juga kerap terdapat pada istilah-istilah yang digunakan pada proses pembelajaran PKN
di kelas rendah. Pemilihan model pembelajaran yang tepat juga dapat memotivasi peserta didik
untuk memahami materi pembelajaran PKn dengan baik terutama pada peserta didik di kelas
rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
Lubis, Maulana Arafat, Pembelajaran Tematik SD/MI Pengembangan Kurikulum 2013,
Yogyakarta: Samudra Biru, 2018.
Lubis, Maulana Arafat, Pembelajaran PPKn (Teori Pengajaran Abad 21 Di SD/M),Yogyakarta:
Samudra Biru, 2018.
Syaiful Sagala, Konsep Dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 20 Sujarwo. 2013.
“Desain Sistem Pembelajaran”. 23 April 2013. Tersedia
pada:http://staffnew.uny.ac.id/upload/132304795/penelitian/Desain+Pe mbelajaran-
pekerti.
Suparman, M.Atwi. 1997. Desain Instruksional. Jakarta : PAU-PPAI Universitas Terbuka.05.
Supriatna, D dan Mulyadi, M. 2009. Konsep Dasar Desain Pembelajaran. Jakarta : Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
Suwarji, Suwandi. 2011. Model-model Asesment dalam Pembelajaran. Surakarta: Yuma
Pustaka.
Winkel, W.S. 1989. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia.
Sanjaya,Wina. 2009. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : Kencana.
Suparman, M.Atwi. 2014. Desain Instruksional Moderen: Panduan Para Pengajar & Inovator
Pendidikan. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai