DISUSUN OLEH:
Nama: Hudaefa
Nim: 222711010069
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang sudah melimpahkan rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyusun tugas pada mata kuliah Perencana
Sistem Pai dengan judul “ Macam- Macam Model Desain Pembelajaran Pai ” ini dengan
baik serta tepat waktu.
Maksud dan tujuan dalam penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi nilai
mata kuliah Perencana Sistem Pai. Selain itu, penyusun berharap dengan adanya makalah ini
dapat menambah pengetahuan mahasiswa mengenai Hal-hal yang terkait dengan konsep
pembelajaran Macam-macam Model Desain Pembelajaran Pai.
Kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam makalah ini. Penyusun
berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah refrensi yang
berkepentingan dengan materi ini. Kami ucapkan terimakasih
Penulis
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
1. Kesimpulan ……………………………………………………………..…..……. 7
2. Saran ………………………………………………………………..…..….…….. 8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah pendidikan yang masih dianggap penting untuk dipecahkan oleh bangsa
Indonesia, khususnya pendidikan islam adalah mengenai rendahnya mutu pendidikan baik
pendidikan persekolahan maupun luar persekolahan. Pendidikan menjadi tolok ukur
kemajuan negara jika hasil pendidikannya sesuai dengan tujuan dari pendidikan Nasional.
Dalam usaha perbaikan dan memajukan pendidikan di Indonesia pemerintah memberikan
peluang besar bagi lembaga – lembaga sekolah berupa otonomi sekolah untuk mengelola
sekolah mereka dengan mandiri. Mereka diharapkan mampu mengelola lembaga dalam
segala bidang baik dari masukan, proses sampai pada hasil dari pendidikan tersebut.
Salah satu bidang yang perlu kita pelajari dari segi proses pendidikan. Proses
pendidikan akan menyangkut masalah proses pembelajaran yang berkaitan langsung dengan
siswa sebagai subyek pendidikan. Banyak kita temui pembelajaran saat ini tidak berorientasi
pada bagimana siswa mendapatkan pengetahuan dengan mudah dan memahami. Tetapi lebih
pada sisi bagaimana mana materi tersampaikan sampai tuntas, asumsinya bagi siswa materi
tersebut sebatas “tahu”. Sehingga siswa lebih cenderung memahami materi dari sisi”kulit”nya
pengetahuan saja. Padahal pengetahuan itu dapat diketahui melaui proses yang panjang mulai
dari melihat, mengetahui, memahami, melakukan sampai menghasilkan pengetahuan secara
utuh. Terutama pada materi – materi Pendidikan Agama Islam karena materi – materi ini
tidak hanya mengangkat materi sejarah, ibadah dan tauhid tetapi lebih kepada nilai – nilai
akhlakul karimah.
Oleh sebab itu fungsi guru sebagai fasilitator, motivator dan inovator pendidikan
dituntut melakukan perubahan minimal perbaikan proses pembelajaran melalui strategi –
strategi yang jitu. Agar siswa mampu memahami materi yang diajarkan hingga menjadi nilai
– nilai (karakter) dalam kehidupan siswa sehari – hari. Perbaikan terhadap proses
pembelajaran dapat dilakukan mulai dari penggunaan pendekatan, model, strategi, metode
hingga ketrampilan pembelajaran. Salah satu ketrampilan yang dapat kita lakukan dengan
penggunaan strategi pembelajaran yang efektif dan efisien dengan harapan pembelajaran
dapat memposisikan siswa belajar dan dapat menggali potensi siswa secara maksimal.
Dari uraian tersebut diatas penulis akan membahas tentang “model-model desain
pembelajaran” yang dapat digunakan dalam rangka memudahkan penyampaian materi pada
proses pembelajaran. Agar fungsi PAI sebagai pendidikan yang memiliki nilai – nilai
(karakter) budaya pendidikan yang tinggi dapat tercapai.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada materi ini adalah :
1. Apakah yang dimaksud pengertian Model-model desain pembelajaran?
2. Bagaimanakah macam – macam Model-model desain pembelajaran?
3. Bagaimanakah penerapan model desain pembelajaran pada PAI
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui maksud pengertian yang dimaksud pengertian Model-model desain
pembelajaran Untuk mengetahui macam – macam strategi pembelajaran.
2. Untuk mengetahui Bagaimanakah macam – macam Model-model desain pembelajaran.
3. Untuk mengetahui Bagaimanakah penerapan model desain pembelajaran pada PAI
2
BAB II
PEMBAHASAN
3[3] Walter Dick & Lou Carey, The Systematic design of Intrustion, (Boston: Library of Congress Cataloging-
in-Publication Data, 1937), h. 1
1. Model Pengembangan Perangkat Four-D Model
Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan yaitu Define, Design, Develop, dan
Disseminate atau diadaptasikan menjadi model 4-D, yaitu pendefinisian, perancangan,
pengembangan, dan penyebaran atau disingkat menjadi 4-P. Hal ini sesuai dengan gambar di
bawah ini:
1. Analisis Pengguna
2. Penentuan strategi dan tema penyebaran
3. Waktu
4. Pemilihan media penyebaran
1. Merumuskan tujuan
2. Menganalisis tujuan tugas belajar
3. Mengelompokkan tugas-tugas belajar dan memilih kondisi belajar yang tepat.
4. Memilih metode dan media
5. Mensintesiskan komponen-komponen pembelajaran
6. Melakasanakan rencana, mengevaluasi dan memberi umpan balik.
3. Perumusan tujuan/kompetensi
4[4] Thiagarajan, S., Semmel, D. S & Semmel, M. I. 1974. Instructional Development for Training Teachers of
Expectional Children. Minneapolis, Minnesota: Leadership Training Institute/Special Education, University of
Minnesota.
5[5] Harjanto, Perencanaan Pengajaran …, h. 75
4. Pengembangan alat penilaian
a) Menentukan jenis tes/intrumen yang akan digunakan untuk menilai tercapai tidaknya
tujuan
b) Merencanakan pertanyaan (item) untuk menilai masing-masing tujuan
5. Kegiatan belajar
7. Pelaksanaan
a) Mengadakan pretest
b) Menyampaikan materi pelajaran
c) Mengadakan posttest
d) Perbaikan
Menurut Kemp (1977) pengembangan intruksional atau desain intruksional itu terdiri dari 8
langkah yaitu:
Model pengembangan intruksional Briggs ini bersandarkan pada prinsip keselarasan antara 1)
tujuan yang akan dicapai, 2) strategi untuk mencapainya, dan 3) evaluasi keberhasilannya.
Langkah pengembangan dimaksud dirumuskan kedalam 10 langkah pengembangan yaitu:
Dari beberapa teori yang dipaparkan di atas teori-teori tersebut mempunyai kelebihan dan
juga kelemahan masing-masing. Di sini penulis ingin mengembangkan pendidikan islam
yang sesuai dengan teori yang diajarkan oleh Four-D Model
Pengembangan model pembelajaran yang berpijak pada pandangan konstruktivisme
berbeda dengan pandangan behaviorisme (misalnya model Dick dan Carey). Model
pengembangan pembelajaran yang konstruktivis memiliki beberapa karakteristik, diantaranya
(1) proses pengembangan pembelajaran bersifat recursive, non-linier, dan tidak ada
kepastian(chaos), (2) desain bersifat reflektif dan kolaboratif, (3) tujuan muncul dari
pekerjaan desain dan pengembangan, (4) pembelajaran menekankan pada belajar dalam
konteks yang bermakna, (5) evaluasi formatif menentukan, dan (6) data subyektif lebih
bernilai.
1. Define focus
Define focus dilakukan dengan cara membentuk tim pengembang (team
partisipatory). Tugas tim ada 3, yakni (1) menciptakan dan mendukung tim partisipasi, (2)
melakukan pemecahan masalah secara progresif, dan (3) mengembangkan pemahaman
konstekstual.
Tim pengembang terdiri dari perwakilan pebelajar, pembelajar, desainer, seniman
grafis, dan sebagainya. Tim bekerja mulai awal pengembangan produk sampai akhir.
Anggota tim bisa melibatkan 1 -3 orang dari sudut pandang yang beragam, misalnya
psikolog,. Mereka diharapkan dapat memberikan masukan dari sudut pandang yang berbeda
6
[6]
Dari pembentukan team ini nantinya akan diperoleh masukan-masukan dan masalah-
masalah yang akan dihadapi. Sehingga nantinya bisa dihindari segala kemungkinan yang
menjadi permasalahan.
Desain dan pengembangan merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan, karena
terkait dengan pengembangan pronesis dan pemecahan masalah secara progresif. Ada 4
aktivitas dilakukan dalam desain dan pengembangan ini, yakni (1) memilih lingkungan, (2)
memilih format produk dan media, (3) menentukan format penilaian, dan (4) mendesain dan
mengembangan produk. Dalam memilih lingkungan dan format media perlu memperhatikan
3 karakteristik penting yaitu power, flexibility, and accessibility dengan 2 komponen, yakni
(1) perlengkapan/peralatan desain (tools of design), misalnya chart, video, komputer, dan lain
-lain, (2) proses desain (process of design). Prosedur evaluasi lebih menekankan pada
evaluasi formatif dengan pendekatan kualitatif. Alat pengumpul data yang diperlukan
menggunakan metode observasi dan dukumentasi.
3. Dissemination Focus
Sebagaimana model sistem desain pembelajaran pada umumnya, fokus desiminasi
terdiri dari 4 kegiatan yakni (1) evaluasi, (2) produk akhir, (3) difusi, dan (4) adopsi. Pada
tahap ini produk pengembangan digunakan pembelajaran di sekolah/kampus dalam kelas
6[6] http://pasca.tp.ac.id/site/teori-model-dan-penelitian-pengembangan-dalam-perspektif-teknologi-
pembelajaran diakses pada tanggal 10 September 2013
yang sebenarnya. Perlu ditegaskan bahwa produk hasil pengembangn mungkin hanya cocok
untuk konteks lokal, bukanuntuk semua konteks pembelajaran
Dalam evaluasi, data-data yang dikumpulkan adalah data kualitatif. Variabel-variabel
yang diangkat lebih banyak bersifat kontekstual (ruang, waktu, kasus, masalah, materi)
sehingga produk hasil pengembangan tidak dapat digeneralisasikan untuk semua latar
(setting). Kerja yang berubah-ubah inilah kunci kesulitan dalam merancang pembelajaran
konstruktivistik..7[7]
BAB III
7[7] Ibid
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Desain Pembelajaran adalah praktek penyusunan media teknologi komunikasi dan isi
untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru
dan peserta didik
2. Dalam bidang pendidikan desain pendidikan berkenaan dengan kurikulum, konseling,
administrasi, evaluasi, dan pembelajaran. Kurikulum terutama berkenaan dengan apa
yang akan diajarkan, sementara pembelajaran adalah bagaimana mengajarkannya.
3. Dalam desain pembelajaran terdapat banyak model desain diantaranya:
1. Walter Dick & Lou Carey..
2. Model Pengembangan Perangkat Four-D Model
3. Model Desain Pembelajaran Wong dan Roulerson
4. Model Pengembangan Desain Sistem Intruksional PPSI
5. Model J.E. Kemp
6. Model Briggs
4. Dalam pengembangan desain pembelajaran pendidikan Islam ini lebih cocok
menggunakan teori Dick & Carey dengan beberapa pertimbangan diantaranya:
DAFTAR PUSTAKA
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
http://zuhairistain.blogspot.com/2009/04/pengertian-desain-pembelajaran_16.html diakses
pada tanggal
Walter Dick & Lou Carey, The Systematic design of Intrustion, Boston: Library of Congress
Cataloging-in-Publication Data, 1937.
Thiagarajan, S., Semmel, D. S & Semmel, M. I. 1974. Instructional Development for
Training Teachers of Expectional Children. Minneapolis, Minnesota: Leadership Training
Institute/Special Education, University of Minnesota.
Gagne, Robert,M. The Conditions of Learning, Holt, Rinehart and Winston, New York, 1977