Anda di halaman 1dari 8

“MEMAHAMI PENDEKATAN SISTEM DESAIN INSTRUKSIONAL”

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


PEMBELAJARAN INOVATIF II
YANG DIAMPU OLEH

Biyan Yesi Wilujeng, S.Pd., M.Pd.


Dra. Arita Puspitorini, M.Pd.

Oleh :

Dwika Ramadhani Widyantari 18050634001

Inka Delaya Safier 18050634029

Ferren Aurora 18050634039

Michelle Grezanda 18050634038

UNIVERISTAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

PRODI S1 PENDIDIKAN TATA RIAS

2020
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Pembelajaran Inovatif II ini.

Makalah tentang Memahami Pendekatan Sistem Desain Instruksional ini, kami buat
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pembelajaran Inovatif II yang di ampu oleh ibu
Biyan Yesi Wilujeng, S.Pd., M.Pd., dan ibu Dra. Arita Puspitorini, M.Pd., yang harapannya
melalui makalah ini, para pembaca dapat mengerti tentang apa itu pendekatan pembelajaran
melalui system desain instruksional.

Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam pembuatan makalah ini dari awal hingga akhir. Apabila terdapat kekeliruan kata atau
penjelasan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Surabaya, 24 September 2020

Penulis
Daftar Isi

Kata Pengantar………………………………………………………………………………....i

Daftar Isi…………………………………………………………………………………….…ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………..….1


1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………..1
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………………………....1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Sistem Desain Instruksional…………………………………………………


2.2 Jenis Sistem Desain Instruksional…………………………………………………….
2.3 Langkah pengembangan model PPSI, Dick & Carry, Briggs dan J.E Kempt………....

BAB III PENUTUP

Kesimpulan…………………………………………………………………………………….
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin hari, teknologi semakin maju. begitu pula dengan ilmu pengetahuan. Tentu bukan hal
yang sulit sekarang ini untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan dari berbagai sumber
seperti internet, jurnal dan lainnya. Juga berbagai sarana dalam memperoleh pengetahuan pun
sangat beragam, seperti dengan LCD, laptop, tablet, HP, dan sebagainya. Oleh karena itu, kita
calon pendidik sebagai penangung jawab utama dalam perbaikan proses pembelajaran dan
fasilitator peserta didik dalam belajar dituntut untuk memiliki kemampuan yang lebih agar tujuan
pembelajaran yang di laksanakan dapat tercapai dengan sebaik-baiknya. Pembelajaran tidak
harus dilakukan oleh seorang teknolog pendidikan atau suatu tim yang terdiri dari ahli media dan
ahli materi ajar tertentu. Seorang pendidik yang memiliki pengetahuan tentang prinsip-prinsip
desain instruksi memiliki visi yang lebih luas tentang apa yang dibutuhkan untuk membantu
peserta didik belajar.

Instruksi lebih mungkin menjadi efektif jika direncanakan untuk melibatkan para siswa dalam
kegiatan yang memfasilitasi pembelajaran. Dengan menggunakan jenis-jenis sistem desain
instruksi, guru dapat memilih, atau merencanakan dan mengembangkan kegiatan terbaik untuk
membantu siswa belajar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu system desain instruksional?
2. Apa saja jenis system desain instruksional?
3. Jelaskan langkah pengembangan model PPSI, Dick & Carry, Briggs dan J.E. Kempt?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi system desain instruksional.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis system desain instruksional.
3. Untuk mengetahui langkah pengembangan model PPSI, Dick & Carry, Briggs dan J.E.
Kempt.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi system desain instruksional

Desain adalah sebuah rancangan bentuk atau rancangan langkah pertama dalam
pembuatan produk atau sistem yang direkayasa. Desain juga dapat didefinisikan berbagai proses
aplikasi berbagai teknik dan prinsip bagi tujuan pendefinisian suatu perangkat, suatu proses atau
sistem dalam detail yang memadai untuk memungkinkan realisasi fisiknya. Tujuan yaitu untuk
menghasilkan suatu model atau representasi dari entitas yang kemudian akan dibangun.

Desain pembelajaran adalah praktik penyusunan media teknologi komunikasi dan isi
untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara pendidik dan
peserta didik. Proses ini berisi penentuan status awal dari pemahaman peserta didik, perumusan
tujuan pembelajaran, dan merancang “perlakuan” berbasis-media untuk membantu terjadinya
transisi. Sebagai suatu disiplin ilmu, desain pembelajaran secara historis dan tradisional berakar
pada kognitif dan perilaku.

Berdasarkan kedua pengertian diatas, bisa didefinisikan bahwa desain intruksional adalah
keseluruhan proses analisis kebutuhan dan tujuan belajar serta pengembangan teknik mengajar
dan materi pembelajarannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Termasuk di dalamnya adalah
pengembangan paket pembelajaran, kegiatan mengajar, uji coba, revisi dan kegiatan
mengevaluasi hasil belajar. Pendekatan sistem dalam pendidikan dapat mencakup beberapa
daerah bidang garapan. Misalnya pendekatan sistem kurikulum, sistem pembelajaran, sistem
implementasi, sistem implementasi dan sebagainya.

Penggunaan pendekatan system desain instruksional hingga kini berkembang terus.


Selain komponen pengajar, peserta didik, fasilitas, kegiatan instruksional juga terdiri dari
subsistem diantaranya adalah tujuan instruksional, tes, strategi instruksional, bahan
instruksional, dan evaluasi. Oleh karena kompleksnya yang terkait dalam kegiatan instruksional,
maka untuk memecahkan masalah perlu menguji setiap komponen tersebut melalui analisis
system rancangan pembelajaran.
2.2 Jenis-jenis system desain instruksional

Dalam melakukan system desain instruksional dapat menggunakan 2 jenis pendekatan


atau 2 bentuk cara :

 Pendekatan-pengetahuan (knowledge-oriented); peserta harus dapat menjelaskan prinsip-


prinsip desain instruksional. Proses ini dilaksanakan tanpa menggunakan dasar-dasar
teori secara sistematis. Di sini paket atau bahan pengajaran disusun berdasar pengalaman
si pengembang, siswa disuruh mempelajari lalu hasilnya diamati. Bila hasilnya tak sesuai
dengan apa yang diharapkan, materi pengajaran tersebut direvisi dan pekerjaan
penyusunan paket (materi) pengajaran diulang. Pendekatan semacam ini mempunyai
beberapa kelemahan. Setiap pengembang harus mulai dari awal untuk mencari atau
menemukan semua langkah dan dasar yang diperlukan untuk mengembangkan suatu
materi pengajaran. Berulang kalinya pembuatan materi (paket) pengajaran baru. Hal ini
berarti menghendaki berulang kali uji coba, dan ini berarti kurang efisien.
 Pendekatan-produk (product-oriented), peserta diharuskan menerapkan prinsip-prinsip ini
dalam mendesain sesuatu, menghasilkan produk desain. Menurut pendekatan ini, hasil
belajar yang diharapkan, bisa diklasifikasikan sesuai dengan tipe-tipe tertentu. Untuk,
tiap tipe tujuan khusus (objective) dapat dipilihkan cara-cara tertentu untuk mencapainya,
kondisi tertentu untuk mengamati responsi siswa bisa diciptakan, dan perubahan-
perubahan bilamana perlu bisa diadakan. Di dalam penyusunan disain instruksional,
diadakan langkah-langkah secara sistematis, sehingga uji coba secara empiris terhadap
suatu program dapat mendorong untuk adanya informasi mengenai efektifitas suatu
program, yang sekaligus bisa untuk menguji model tersebut.

2.3 Langkah pengembangan model PPSI, Dick & Carry, Briggs dan J.E Kempt

Model PPSI

Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional) yaitu suatu model pengajaran
yang terorganisasi yang terdiri atas komponen yang menitik beratkan pada tujuan pengajaran.
Sehingga pengajaran selalu mengacu pada tujuan pendidikan khususnya tujuan instruksional.
Langkah-langkahnya yaitu :

1. Merumuskan tujuan pembelajaran, yang dimaksud adalah tujuan pembelajaran khusus,


yaitu rumusan yang jelas dan operasional tentang kemampuan atau kompetensi yang
diharapkan akan dimiliki siswa.
2. Mengembangkan alat evaluasi, yaitu tes yang berfungsi untuk menilai sejauh mana siswa
telah menguasai kemampuan atau kompetensi yang telah di rumuskan sebelumnya.
3. Menentukan kegiatan belajar-mengajar, kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Yang harus dilakukan dalam menentukan kegiatan belajar-
mengajar meliputi merumuskan semua kemungkinan, menentukan kegiatan yang harus
dilakukan, dan menentukan kegiatan yang perlu dilakukan oleh siswa.
4. Merencanakan program pembelajaran. Pada langkah ini, yang harus dilakukan yaitu
menyusun secara sistematis kegiatan pembejaran sesuai kelas.
5. Pelaksanaan. Langkah-langkah yang dilakukan meliputi pretest, menyiapkan materi
pelajaran, dan post test.

Model Dick and Carry

Model Dick and Carry berorientasi pada hasil dan system. Dick, Carry memandang desain
pembelajaran sebagai sebuah system dan menganggap pembelajaran adalah proses yang
sistematis. Pada kenyataannya cara kerja yang sistematis inilah dinyatakan sebagai model
pendekatan system. Dipertegas oleh Dick, Carry bahwa pendekatan system selalu mengacu
kepada tahapan umum system pengembangan pembelajaran (Instructional System
Development/ISD). Jika berbicara masalah desain maka masuk ke dalam proses, dan jika
mengunakan istilah Instructional Design (ID) mengacu pada Instructional System Development
(ISD) yaitu tahapan analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Instructional
desain inilah yang menjadi payung bidang.
Model Dick and Carry dimulai dengan mengenali tujuan pembelajaran, melakukan analisa
pembelajaran, mengenali tingkah laku masukan dan karakteristik pembelajar, merumuskan
tujuan performasi, mengembangkan strategi pembelajaran, mengembangkan dan memilih materi
pembelajaran, mendesain dan melakukan penilaian normative, dan memperbaiki atau merevisi
pembelajaran.

Model Briggs

Model Briggs yaitu model pembelajaran yang berorientasi pada guru atau dosen sebagai
perancang kegiatan instruksional maupun tim pengembangan instruksional yang susunan
anggotanya meliputi antara lain dosen, administrator, ahli bidang studi, ahli evaluasi, ahli media
dan perancang instruksional. Langkah-langkahnya yaitu mengidentifikasi tujuan kurikulum
secara umum dan luas, menentukan prioritas tujuan, mengidentifikasi kebutuhan kurikulum yang
baru, menentukan prioritas remidialnya.

Model Kempt

Model desain system pembelajaran yang dikemukakan oleh Jerold E. Kemp dkk
berbentuk lingkaran menunjukkan adanya proses kontinyu dalam menerapkan desain system
pembelajaran, yang terdiri dari beberapa komponen diantaranya yaitu mengidentifikasi masalah
dan menetapkan tujuan pembelajaran, menentukan dan menganalisis karakter siswa,
mengidentifikasi materi dan menganalisis komponen tugas belajar yang berkaitan dengan
pencapaian tujuan pembelajaran, menetapkan tujuan pembelajaran khusus bagi siswa, membuat
sistematika panyampaian materi pembelajaran secara sistematik dan logis, merancang strategi
pembelajaran, menetapkan metode untuk menyampaikan materi pelajaran, mengembangkan
instrumen evaluasi, memilih sumber-sumber yang dapat mendukung aktivitas pembelajaran.
BAB III

PENUTUP

Mengajar adalah proses yang dilakukan guru dalam mengadakan interaksi dengan
pseserta didik, dengan penekanan pada berbagai macam kegiatan. Seorang pendidik yang
memiliki pengetahuan tentang prinsip-prinsip desain instruksi memiliki visi yang lebih luas
tentang apa yang dibutuhkan untuk membantu peserta didik belajar. Instruksi lebih mungkin
menjadi efektif jika direncanakan untuk melibatkan para siswa dalam kegiatan yang
memfasilitasi pembelajaran. Dengan menggunakan prinsip-prinsip desain instruksi, guru dapat
memilih, atau merencanakan dan mengembangkan kegiatan terbaik untuk membantu siswa
belajar.

Anda mungkin juga menyukai