Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MODEL DESAIN PEMBELAJARAN

Disusun Oleh :

Kelompok III

ANGEREINY CITRA SARI (5191151005)

ALFONSO GIRSANG (5193351002)

FIYA MONALISA (5193151005)

YOSUA SITEPU (5192451003)

PROGRAM PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN


KOMPUTER
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan anugerah-
Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah Perencanaan
Pembelajaran mengenai “Model Desain Pembelajaran ” untuk memenuhi tugas
mata kuliah Perencanaan Pembelajaran.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
penyusun hadapi. Namun penyusun menyadari bahwa kelancaran dalam
penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan dan bimbingan dari beberapa
pihak dan dosen pembimbing yaitu bapak ibu Uli Basa Sidabutar, S.Kom.,
M.Pd. sehingga kendala-kendala yang penyusun hadapi dapat teratasi.

Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan


makalah ini. Oleh karena, itu penyusun berharap agar pembaca memberikan
kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan tugas ini. Semoga
materi ini dapat bermanfaat dan memberikan pengetahuan yang baru bagi
penyusun dan pembaca.

Medan,
Maret 2021

Kelompok III

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
A. Latar Belakang..............................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................3
C. Tujuan...........................................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................4
PEMBAHASAN................................................................................................................4
A. Pengertian Desain Pembelajaran..................................................................................4
B. Model-Model Desain Pembelajaran ............................................................................5
C. Penereapan Model Pembelajaran ...............................................................................10
BAB III..............................................................................................................................8
PENUTUP.........................................................................................................................8
A. Kesimpulan...................................................................................................................8
B. Saran.............................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................9

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan istilah kurikulum seakan menjadi kata yang
wajib diketahui oleh seorang pendidik agar dapat menyampaikan informasi
sesuai dengan ketentuan yang ada.kurikulum bukanlah acuan pokok seorang
pendidik dalam mengajar, karena setiap kurikulum yang ada masih mengandung
kekurangan yang perlu direnovasi oleh pendidik tersebut. Kurikulum juga perlu
diterapkan diluar sekolah agar peserta didik lebih terarah.
Dari masa kemasa perkembangan kurikulum di Indonesia mengalami
inovasi-inovasi yang bertujuan untuk terciptanya sebuah kuikulum yang
mendidik dan membentuk kerakter peserta didik. Dalam melakukan inovasi
kurikulum dibutuhkan langkah-langkah tertentu agar tercapai tujuan yang
hendak di capai. Namun tidak semua kurikulum dapat berfungsi sebagaimana
yang kita inginkan. Pada makalah ini penulis akan membahas tentang konsep
pengembangan kurikulum yang meliputi konsep dasar kurikulum, fungsi
kurikulum, kedudukan kurikulum dalam pendidikan dan langkah-langkah
pengembangan kurikulum.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka diperoleh rumusan masalah


sebagai berikut:

1. Apa itu desain pembelajaran?


2. Apa saja model-model desain pembelajaran ?
3. Bagaimana penerapan model desain pembelajaran ?

C. Tujuan

4
Berdasarkan rumusan masalah yang diperoleh, adapun tujuan penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Pengertian desain pembelajaran


2. Model-model desain pembelajaran
3. penerapan model desai pembelajaran

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Desain Pembelajaran


Dalam Wikipedia, desain instruksional (juga disebut Instruksional Desain
Sistem (ISD)) adalah praktek menciptakan “pengalaman pembelajaran yang
membuat perolehan pengetahuan dan keterampilan yang lebih efisien, efektif,
dan menarik”. Proses ini berisi penentuan status awal dan kebutuhan peserta
didik, perumusan tujuan pembelajaran, dan merancang “intervensi” untuk
membantu terjadinya belajar.
Menurut para ahli desain pembelajaran diartikan sebagai berikut :

a. Smith and Ragan


Desain pembelajaran merupakan prinsip-prinsip penerjemahan dari
pembelajaran dan instruksi ke dalam rencana-rencana untuk bahan-bahan dan
aktivitas-aktivitas instruksional.
b. Gentry
Mengatakan bahwa model disain pembelajaran adalah suatu representatif
gafik tentang suatu pendekatan sistem, yang dirancang untuk memfasilitasi
pengembangan yang efektif dan efisien dari pembelajaran.
c. Prof. Atwi Suparman
Desain pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang,
misalnya sebagai disiplin, sebagai ilmu, sebagai sistem, dan sebagai proses.

1) Sebagai disiplin, desain pembelajaran membahas berbagai penelitian dan teori


tentang strategi serta proses pengembangan pembelajaran dan pelaksanaannya.

2) Sebagai ilmu, desain pembelajaran merupakan ilmu untuk menciptakan


spesifikasi pengembangan, pelaksanaan, penilaian, serta pengelolaan situasi
yang memberikan fasilitas pelayanan pembelajaran dalam skala makro dan
mikro untuk berbagai mata pelajaran pada berbagai tingkatan kompleksitas.
3) Sebagai sistem, desain pembelajaran merupakan pengembangan sistem
pembelajaran dan sistem pelaksanaannya termasuk sarana serta prosedur untuk
meningkatkan mutu belajar.

4) Sebagai proses, merupakan pengembangan sistematis tentang spesifikasi

6
pembelajaran dengan menggunakan teori pembelajaran dan teori belajar untuk
menjamin mutu pembelajaran.
d. Syaiful Sagala
Desain pembelajaran merupakan proses keseluruhan tentang kebutuhan
dan tujuan belajar serta sistem penyampaiannya. Berdasarkan pengertian para
ahli di atas dapat disimpulkan bahwa desain pembelajaran merupakan rancangan
atas proses pembelajaran berdasarkan kebutuhan dan tujuan belajar serta sistem
penyampaiannya sehingga menjadi acuan dalam pelaksanaannya untuk
menciptakan pembelajaran yang efektif.

Fungsi Desain Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar Mengajar adalah sebagai


berikut :
a. Sebagai acuan atau pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran
b. Menjadikan guru lebih siap dan percaya diri dalam menjalankan tugas mengajar.
c. Meningkatkan kemampuan guru.

B. Model-model desain pembelajaran


Ada berbagai model desain pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan- pendekatan tertentu. Beberapa model-model desain pembelajaran
tersebut adalah :

1. Model Dick and Carey


Dikembangkan oleh Walter Dick & Lou Carey (1985). Model ini
termasuk ke dalam model prosedural. Langkah–langkah Desain Pembelajaran
menurut Dick and Carey adalah :

1. Mengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran.


2. Melaksanakan analisis pembelajaran
3. Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa
4. Merumuskan tujuan performansi
5. Mengembangkan butir–butir tes acuan patokan
6. Mengembangkan strategi pembelajaran
7. Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran
8. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
9. Merevisi bahan pembelajaran
Menurut Prof. Atwi Suparman (Rektor UT), model ini cocok untuk
pembelajaran formal di sekolah dan untuk sistem pembelajaran yang melibatkan

7
komputer dalam proses pembelajaran. Analisis tentang media dan metode tidak
bersifat argumentatif guna mencapai berbagai alternatif media.
2. Model ASSURE
Model ASSURE merupakan suatu model yang merupakan sebuah
formulasi untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau disebut juga model
berorientasi kelas. Menurut Heinich et al (2005) model ini terdiri atas enam
langkah kegiatan yaitu:

1. Analisis Pelajar

Menurut Heinich et al (2005) jika sebuah media pembelajaran akan


digunakan secara baik dan disesuaikan dengan ciri-ciri pelajar, isi dari
pelajaran yang akan dibuatkan medianya, media dan bahan pelajaran itu
sendiri. Lebih lanjut Heinich, 2005 menyatakan sukar untuk menganalisis
semua ciri pelajar yang ada, namun ada tiga hal penting
dapat dilakuan untuk mengenal pelajar berdasarkan ciri-ciri umum,
keterampilan awal, keterampilan khusus dan gaya belajar
2. Menyatakan tujuan
Menyatakan tujuan adalah tahapan ketika menentukan tujuan
pembelajaran baik berdasarkan buku atau kurikulum. Tujuan pembelajaran
akan menginformasikan apakah yang sudah dipelajari anak dari pengajaran
yang dijalankan. Menyatakan tujuan harus difokuskan kepada pengetahuan,
kemahiran, dan sikap yang baru untuk dipelajari
3. Pemilihan Metode, media dan bahan
Heinich et al. (2005) menyatakan ada tiga hal penting dalam pemilihan
metode, bahan dan media yaitu menentukan metode yang sesuai dengan
tugas pembelajaran, dilanjutkan dengan memilih media yang sesuai untuk
melaksanakan media yang dipilih, dan langkah terakhir adalah memilih dan
atau mendesain media yang telah ditentukan.
4. Penggunaan Media dan bahan
Menurut Heinich et al (2005) terdapat lima langkah bagi penggunaan
media yang baik yaitu, preview bahan, sediakan bahan, sedikan persekitaran,
pelajar dan pengalaman pembelajaran
5. Partisipasi Pelajar di dalam kelas
Sebelum pelajar dinilai secara formal, pelajar perlu dilibatkan dalam
aktivitas pembelajaran seperti memecahkan masalah, simulasi, kuis atau
presentasi.
6. Penilaian dan Revisi
Sebuah media pembelajaran yang telah siap perlu dinilai untuk menguji
keberkesanan dan impak pembelajaran. Penilaian yang dimaksud melibatkan
beberaoa aspek diantaranya menilai pencapaian pelajar, pembelajaran yang
dihasilkan, memilih metode dan media, kualitas media, penggunaan guru dan

8
penggunaan pelajar.
3. Model Gerlach & Elly
Model pembelajaran Gerlach dan Ely merupakan suatu metode
perencanaan pengajaran yang sistematis. Model ini menjadi suatu garis
pedoman atau suatu peta pembelajaran karena dalam model ini diperlihatkan
keseluruhan proses belajar mengajar yang baik, sekalipun tidak menggambarkan
secara rinci setiap komponennya. Dalam model ini juga diperlihatkan hubungan
antara elemen yang satu dengan yang lainnya serta menyajikan suatu pola
urutan yang dapat dikembangkan dalam suatu rencana untuk mengajar.
Model yang dikembangkan oleh Gerlach dan Ely (1971) dimaksudkan
sebagai pedoman perencanaan mengajar.
Rincian komponennya adalah sebagai berikut:
a. Merumuskan tujuan pembelajaran (Specification of Object)
Tujuan harus bersifat jelas (tidak abstrak dan tidak terlalu luas) dan
operasional agar mudah diukur dan dinilai.
b. Menentukan isi materi (Specification of Content)
Isi materi harus sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Pemilihan
materi haruslah spesifik agar lebih mudah membatasi ruang lingkupnya dan
lebih jelas dan mudah dibandingkan dan dipisahkan dengan pokok bahasan
lainnya.
c. Penilaian kemampuan awal siswa (Assesment of Entering Bahaviors)
Kemampuan awal siswa ditentukan dengan memberikan tes awal.
Mengetahui kemampuan awal ini penting bagi pengajar agar dapat
memberikan dosis pelajaran yang tepat, tidak terlalu sukar dan tidak terlalu
mudah.
Tes awal dapat dilakukan dengan 2 cara:
1. Pretest
2. Mengumpulkan data pribadi siswa.
d. Menentukan strategi (Determination of Strategy)
Strategi pembelajaran merupakan pendekatan yang dipakai pengajar dalam
memanipulasi informasi, memilih sumber-sumber dan menentukan
tugas/evaluasi dalam kegiatan balajar mengajar.
Menurut gerlach & elly ada 2 bentuk pendekatan, yaitu:
1. Bentuk Ekspository
2. Bentuk Inquiry
e. Pengelompokkan belajar (Organization of Groups)
Beberapa pengelompokkan siswa diantaranya;
1. Berdasarkan jumlah siswa

9
2. Pengelompokkan campuran
3. Gabungan beberapa kelas
4. Sekolah dalam sekolah
5. Taman kependidikan
f. Pembagian waktu (Allocation of Time)
Rencana penggunaan waktu akan berbeda berdasarkan pokok
permasalahan, tujuan-tujuan yang dirumuskan, ruangan yang tersedia, pola-
pola administrasi serta kegunaan dan minat-minat para siswa.
g. Menentukan ruangan (Allocation of Space)
Ada tiga alternatif ruangan belajar agar proses belajar mengajar dapat
terkondisikan;
1. Ruangan-ruangan kelompok besar
2. Ruangan-ruangan kelompok kecil
3. Ruangan untuk belajar mandiri
h. Memilih media (Allocation of Resources)
Gerlach & Elly membagi media sebagai sumber belajar kedalam 5 kategori;
1. Manusia dan benda nyata
2. Media visual proyeksi
3. Media audio
4. Media cetak
5. Media display
i. Evaluasi hasil belajar (Evaluation of Performance)
Semua kegiatan pembelajaran dikatakan berhasil atau tidak setelah tingkah
laku akhir belajar tersebut dievaluasi. Dalam tahap evaluasi, yang dilihat
bukan hanya hasil belajar siswa, melainkan juga keseluruhan sistem
pembelajaran.
j. Menganalisi umpan balik (Analysis of Feed Back)
Data dari analisis umpan balik yang diperoleh dari evaluasi, tes maupun
tanggapan-tanggapan tentang kegiatan pembelajaran ini menentukan apakah
sistem, metode maupun media yang dipakai dalam pembelajaran tersebut
sudah sesuai untuk tujuan yang dicapai atau masih perlu untuk
disempurnakan. Sehingga untuk kedepannya dapat diperbaiki agar proses
pembelajaran benar-benar berhasil.
Kelebihan model pembelajaran Gerlach &Elly antara lain:
a. Sangat teliti dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran.
b. Cocok digunakan untuk segala kalangan.
Adapun kekurangan model pembelajaran Gerlach &Elly yaitu

10
a. Terlalu panjangnya prosedur perancangan desain pembelajaran.
b. Tidak adanya tahapan pengenalan karakteristik siswa.

4. Model ADDIE
Model desain pembelajaran yang menggunakan 5 tahap/ langkah
sederhana dalam pengaplikasinnya. Desain pembelajaran yang mudah dipelajari.
Sesuai dengan namanya tahap/ langkah dalam pembelajarannya yaitu Analysis,
Desain, Development, Implementation, dan Evaluation. Ada lima langkah yang
dikemukakan dalam model ini sesuai dengan namanya, yaitu:
1) Analysis: menganalisis kebutuhan untuk menentukan masalah dan solusi
yang tepat dan menentukan kompetensi siswa.
2) Design: menentukan kompetensi khusus, metode, bahan ajar, dan
pembelajaran.
3) Development: memproduksi program dan bahan ajar yang akan digunakan
dalam program pembelajaran.
4) Implementation: melaksanakan program pembelajaran dengan menerapkan
desain atau spesifikasi program pembelajaran.
5) Evaluation: melakukan evaluasi program pembelajaran dan evaluasi hasil
belajar.
5. Model Degeng
Degeng (1997:13) mengemukakakan delapan langkah disain pembelajaran
yang berkonteks model elaborasi yaitu:
1. Analisis tujuan dan karakteristik Bidang Studi
2. Analisis sumber belajar (kendala)
3. Analisis karakteristik si-belajar
4. Menetapkan tujuan belajar dan isi pembelajaran
5. Menetapkan strategi pengorganisasian isi pembelajaran
6. Menetapkan strategi penyampaian isi pembelajaran
7. Menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran, dan
8. Pengembangan prosedur pengukuran hasil pembelajaran.
6. Model PPSI
Model gabunga
(PBET), perencanaan pengajaran sistematika dan perencanaan pengajaran model
Davis. Di Indonesia dikembangkan menjadi PPSI (Prosedur Pengembangan
Sistem Instruksional). Istilah sistem instruksional dalam PPSI, mengandung
pengertian bahwa PPSI menggunakan pendekatan sistem, maka PPSI juga dapat
disebut menggunakan pendekatan yang berorientasikan pada tujuan.
Model pengembangan instruksional PPSI ini memiliki 5 langkah pokok,
yaitu:
1. Perumusan tujuan, terdiri dari:

11
2. Merumuskan tujuan instruksional khusus (TIK),
3. Pengembangan alat evaluasi
4. Kegiatan belajar
5. Pengembangan program kegiatan,
6. Pelaksanaan,
7. Model Kemp
Menurut Kemp (1977) pengembangan intruksional atau desain
intruksional itu terdiri dari 8 langkah yaitu :
1. Menentukan tujuan intruksional umum (TIU) atau Standar Kompetensi.
2. Menganalisis karakteristik peserta didik
3. Menentukan TIK atau Kompetensi Dasar.
4. Menentukan materi pelajaran
5. Menetapkan penjajagan awal (pre test)
6. Menentukan strategi belajar mengajar
7. Mengkoordinasi sarana penunjang, yang meliputi tenaga fasilitas, alat,
waktu dan tenaga.
8. Mengadakan evaluasi

8. Model ISD (Instructional system design).


Rancangan sistem pembelajaran merupakan prosedur terorganisir yang
mencakup langkah-langkah menganalisis, merancang, mengembangkan,
melaksanakan dan menilai pembelajaran. Langkah-langkah ini dalam setiap
poses memiliki dasar yang terpisah dalam teori maupun praktek seperti halnya
pada proses ISD secara keseluruhan. Dalam pengutaraannya yang lebih
sederhana adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis adalah mengidentifikasi apa yang dipelajari.
2. Merancang adalah menspesifikasi proses dan produk.
3. Mengembangkan adalah memandu dan menghasilkan materi pembelajaran.
4. Melaksanakan adalah menggunakan materi dan strategi dalam konteks.
5. Menilai adalah menentukan kesesuaian pembelajaran.

9. Model Pengembangan Instruksional (MPI)


Model Pengembangan Instruksional (MPI) dalam Suparman (2001)
dikemukakan ada delapan langkah yaitu:
1. Mengidentifikasi kebutuhan instruksional dan menulis tujuan instruksional
umum;
2. Melakukan analisis instruksional
3. Mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal mahasiswa
4. Menulis tujuan instruksional khusus;
5. Menulis tes acuan patokan;

12
6. Menyusun strategi instruksional;
7. Mengembangkan bahan instruksional; dan
8. Mendisain dan melaksanakan evaluasi formatif yang termasuk di dalamnya
kegiatan merevisi.

C. Menerapkan Model Desain Pembelajaran

1. Identifikasi tujuan pembelajaran


Langkah pertama yang dilakukan dalam menerapkan model
pembelajaran ini, adalah menentukuan kemampuan atau kompetensi yang perlu
dimiliki peserta didik setelah menempuh program pembelajaran. Hal ini
kompetensi yang harus dimiliki peserta didik adalah pemahaman tentang materi
perkuliahan.
2. Analisis instruksional
Setelah melakukan identifikasi tujuan pembelajaran, langkah selanjutnya
adalah melakukan analisis instruksional yaitu sebuah prosedur yang digunakan
untuk menentukan ketrampilan dan pengetahuan yang relevan dan diperlukan
oleh peserta didik untuk mencapai kompetensi. Antara lain pengetahuan,
ketrampilan dan sikap yang perlu dimiliki peserta didik setelah mengikuti
pembelajaran.
3. Analisis peserta didik dan konteks
Selanjutnya analisis terhadap karakteristik peserta didik yang akan
belajar dan konteks pembelajaran. Analisis konteks meliputi kondisi-kondisi
terkait dengan ketrampilan yang dipelajari peserta didik dan situasi tugas yang
dihadapi peserta didik untuk menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang
dipelajari, sedang analisis karakteristik peserta didik adalah kemampuan aktual
yang dimiliki peserta didik.
4. Merumuskan Tujuan Pembelajaran Khusus
Dengan dasar analisis instruksional tersebut, maka dirumuskan tujuan
pembelajaran khusus yang akan menjadi harapan/gambaran dari perilaku peserta
didik setelah menerima pelajaran. Dalam pengembanganya tujuan pembelajaran
khusus/indikator ini adalah perubahan perilaku pengetahuan mengenai materi
perkuliahan.
5. Mengembangkan alat penilaian
Alat penilaian ini menjadi salah satu feedback dalam pembelajaran untuk
mengetahui ketercapain tujuan dan kompetensi khusus yang telah
dirumuskanya. Dalam pengembangnya alat evaluasi ini adalah performance
peserta didik setelah menerima pelajaran. Apakah tingkat pemahaman peserta
didik meningkat atau tidak.
6. Mengembangkan strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran yang dipilih adalah strategi pembelajaran yang
dapat dijadikan jembatan/media transformasi apakah mendukung ketercapaian
kompetensi yang telah dirumuskan.

13
7. Pengembangan bahan ajar
Dalam langkah ini, pengembangan bahan ajar disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran/kompetensi yang telah dirumuskan, serta disesuaikan dengan
strategi pembelajaran yang digunakan.
8. Merancang evaluasi formatif
Setelah draft rancangan tentang program pembelajaran selesai
dikembangkan, maka evaluasi formatif ini berfungsi sebagai alat untuk
mengumpulkan data kekuatan dan kelemahan program pembelajaran yang telah
dirancang. Model ini dikembangkan dengan menguji cobakan pada kelas
kelompok kecil misalnya 2 atau 3 peserta didik atau 10 orang peserta didik
dalam diskusi terbatas.
9. Melakukan revisi terhadap program pembelajaran
Langkah ini dilakukan setelah mendapatkan masukan dari evaluasi
formatif terhadap draf program. Pada langkah ini, tidak hanya mengevaluasi
terhadap draf program saja, akan tetapi pada semua sistem pembelajaran mulai
dari analisis instruksional sampai evaluasi formatif.
10. Melakukan evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif merupakan evaluasi puncak terhadap program
pembelajaran yang telah dirancang, setelah program tersebut dilakukan evaluasi
formatif dan dilakukan revisi-revisi terhadap produk, maka evaluasi sumatif
dilakukan.

14
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Desain pembelajaran merupakan rancangan atas proses pembelajaran berdasarkan
kebutuhan dan tujuan belajar serta sistem penyampaiannya sehingga menjadi
acuan dalam pelaksanaannya untuk menciptakan pembelajaran yang efektif.
Dengan tujuan menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien dengan
meminimalisir kesukaran siswa dalam memahami pembelajaran. Model-model
desain rencana pembelajaran adalah model PPSI, model Kemp, model Gerlach &
Elly, model Dick & Carrey, model ASSURE, model ADDIE, dan model Hanafin
and Peck.
2. Dalam model PPSI pengajaran dipandang sebagai suatu sistem. Sub-sistem dari
pengajaran, diantaranya tujuan pembelajaran, bahan pelajaran, kegiatan
pembelajaran, alat-alat dan sumber pembelajaran dan evaluasi. Model kemp
berorientasi pada perancangan pembelajaran yang menyeluruh. Sehingga guru
sekolah dasar dan sekolah menengah, dosen perguruan tinggi, pelatih di bidang
industry, serta ahli media yang akan bekerja sebagai perancang pembelajaran.
Model Gerlach & Elly menjadi suatu garis pedoman atau suatu peta perjalanan
pembelajaran karena model ini memperlihatkan keseluruhan proses belajar
mengajar yang baik, sekalipun tidak menggambarkan secara rinci setiap
komponennya.
3. Model Dick & Carrey diciptakan selain cocok untuk pembelajaran formal di
sekolah, juga untuk sistem pembelajaran yang melibatkan komputer dalam proses
pembelajaran. Model ASSURE merupakan suatu model yang merupakan sebuah
formulasi untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau disebut juga model
berorientasi kelas. Model ADDIE menggunakan 5 tahap pengembangan yakni
Analysis (analisa), Design (disain /perancangan), Development (pengembangan),
Implementation (implementasi/eksekusi), Evaluation (evaluasi/ umpan balik).
B. Saran
Dengan adanya pembuatan makalah ini penulis mengharapkan agar
senantiasa dapat dimanfaatkan dan sebagai literatur atau sebagai bahan rujukan
bagi mahasiswa dalam menambah wawasan pengetahuannya.sehingga mampu
memberkan kontribusi dalam proses pembelajaran dan pendidikan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Suparman, Atwi. 2009. Desain Intruksional. Jakarta: Universitas Terbuka


mastugino.blogspot.com › UKG

ervindasabila.blogspot.com/p/v-behaviorurldefaultvml-o.html

http://ervindasabila.blogspot.co.id/p/v-behaviorurldefaultvml-o.html
http://fungsidantujuan.blogspot.co.id/2015/02/blog-post.html

Supriatna, D dan Mulyadi, M. 2009. Konsep Dasar Desain Pembelajaran.


Jakarta : Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan

16

Anda mungkin juga menyukai