Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN

MODEL-MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM

Kelompok 1:

1. Febriyona Aulia Rahmi (20129137)


2. Karmila Sari (20129298)
3. Putri Elda Ladisyahi Rita (20129187)

Dosen Pengampu:

Dra. Tin Indrawati, M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang “Model-
Model Pengembangan Kurikulum” ini dengan tepat waktu. Penulisan makalah ini merupakan
salah satu tugas yang diberikan dalam Mata Kuliah Kurikulum dan Pembelajaran di Universitas
Negeri Padang.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi. Mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu dengan hati
terbuka kami menerima kritik dan saran dari semua pihak dengan harapan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.

Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam


menyelesaikan makalah ini khususnya kepada dosen kami Dra. Tin Indrawati, M.Pd yang telah
memberikan tugas dan petunjuk, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Padang, 21 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI ...........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .........................................................................................................1


B. Rumusan Masalah ....................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengembangan Kurikulum ...........................................................................3


B. Pengertian Model Pengembangan Kurikulum ...............................................................3
C. Model-Model Pengembangan Kurikulum .....................................................................4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................................10
B. Saran .......................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengembangan kurikulum tidak dapat lepas dari berbagai aspek yang
mempengaruhinya seperti cara berpikir, sistem nilai (moral, keagamaan, politik, budaya,
dan sosial), proses pengembangan, kebutuhan peserta didik, kebutuhan masyarakat
maupun arah program pendidikan. Aspek-aspek tersebut akan menjadi bahan yang perlu
dipertimbangkan dalam suatu pengembangan kurikulum. Model pengembangan
kurikulum merupakan suatu alternatif prosedur dalan rangka mendesain, menerapkan,
dan mengevaluasi suatu kurikulum.
Dalam praktik pengembangan kurikulum sering terjadi kecenderungan hanya
menekankan pada pemenuhan mata pelajaran. Artinya, isi atau materi yang harus
dipelajari peserta didik hanya berpusat pada disiplin ilmu yang terstruktur, sistematis, dan
logis. Sehingga mengabaikan pengetahuan dan kemampuan faktual yang dibutuhkan
sejalan dengan perkembangan masyarakat. Oleh karena itu, model pengembangan
kurikulum harus dapat menggambarkan suatu proses sistem perencanaan pembelajaran
yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan dan standar keberhasilan pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengembangan kurikulum?
2. Apa yang dimaksud dengan model pengembangan kurikulum?
3. Apa saja model-model pengembangan kurikulum?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan menambah wawasan tentang pengertian pengembangan
kurikulum.
2. Untuk mengetahui dan menambah wawasan tentang pengertian model pengembangan
kurikulum.

iv
3. Untuk mengetahui dan menambah wawasan tentang model-model pengembangan
kurikulum.

v
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengembangan Kurikulum


Pengembangan kurikulum dapat diartikan sebagai suatu bentuk proses
perencanaan dan penyusunan kurikulum yang dilakukan oleh pengembangan kurikulum
agar kurikulum yang dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan acuan yang digunakan
untuk mencapai tujuan pendidikan (Almu’tasim, 2018:2). Pengembangan kurikulum
tidak dapat lepas dari berbagai hal yang mempengaruhinya seperti cara berpikir dan
sistem nilai, baik itu nilai moral, keagamaan, politik, budaya, sosial, proses
pengembangan, kebutuhan peserta didik, kebutuhan masyarakat, dan arah program
pendidikan.
Tujuan pengembangan kurikulum juga harus memperhatikan tujuan institusional
(tujuan lembaga/satuan pendidikan), tujuan kurikuler (tujuan bidang studi), dan tujuan
instruksional (tujuan pembelajaran). Semuanya perlu dipertimbangkan dalam
mengembangkan kurikulum (Bahri, 2017:31). Proses pengembangan kurikulum terdapat
tiga kegiatan yang selalu terkait dan tidak dapat dipisahkan yaitu desain, implementasi,
dan evaluasi. Dalam mengembangkan suatu kurikulum banyak pihak yang turut
berpartisipasi yaitu administrator pendidikan, ahli pendidikan, ahli kurikulum, ahli bidang
ilmu pengetahuan, guru-guru, dan orang tua siswa serta tokoh-tokoh masyarakat.
Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang tiada henti (ongoing process)
antara berbagai komponen yaitu orientations, development, implementation, dan
evaluation.

B. Pengertian Model Pengembangan Kurikulum


Model adalah konstruksi yang bersifat teoritis dari konsep (Mu’arif dkk.,
2021:34). Banyak model yang dapat digunakan dalam pengembangan kurikulum. Di
dalam pemilihan suatu model kurikulum bukan hanya didasarkan pada kelebihan dan
kekurangan saja, tetapi juga harus mempertimbangkan dengan sistem pendidikan dan
sistem pengelolaan pendidikan model pendidikan mana yang dianut dan model

vi
pendidikan mana yang digunakan. Model pengembangan kurikulum merupakan suatu
alternatif prosedur atau cara yang dilakukan dalam rangka mendesain (designing),
menerapkan (implementation), dan mengevaluasi (evaluation) suatu kurikulum. Oleh
karena itu, model pengembangan kurikulum harus dapat menggambarkan suatu proses
sistem perencanaan pembelajaran yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan dan standar
keberhasilan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan agar pendidikan dapat
berjalan sebagaimana mestinya (Ramadhan, 2019:46).
Model pengembangan kurikulum merupakan ulasan teoritis tentang suatu proses
pengembangan kurikulum secara menyeluruh atau dapat pula hanya mencakup salah satu
komponen kurikulum. Hal ini, para ahli mengemukakan tentang model pengembangan
kurikulum. Sudut pandang ahli yang satu terkadang berbeda dengan sudut pandang ahli
yang lain. Ada yang memandang dari sudut isinya dan ada juga yang memandang dari
sisi pengelolaanya. Tidak sedikit pula ahli yang mengembangkan model kurikulum dari
sisi proses penggunaan kurikulum tersebut. Walaupun demikian, para ahli tersebut tetap
mempunyai satu tujuan atau arah yaitu mengoptimalkan kurikulum dengan baik.

C. Model-Model Pengembangan Kurikulum


1. Model Ralp Tyler
Menurut Tyler, sebagaimana yang dikutip oleh Abdullah Idi bahwa sangat penting
pendapat secara rasional, menganalisis, menginterpretasikan kurikulum, dan program
pengajaran dari suatu lembaga pendidikan. Tyler mengusulkan sebuah model
pengembangan kurikulum yang komprehensif yaitu dengan merekomendasikan
kepada pengembangan kurikulum untuk mengidentifikasi tujuan-tujuan umum
dengan mengumpulkan data dari tiga sumber (para peserta didik, kehidupan nyata di
luar lingkungan sekolah, dan mata pelajaran). Untuk selanjutnya, disempurnakan
melalui dua saringan yang terdiri atas filosofi sosial dan kependidikan sekolah serta
psikologi pembelajaran. Hasilnya adalah tujuan pembelajaran khusus. Tyler
mengusulkan model tersebut berdasarkan identifikasi atas empat pertanyaan berikut
ini, yaitu:
a. Tujuan-tujuan pendidikan apakah yang seharusnya dicapai oleh sekolah atau
lembaga pendidikan?

vii
b. Pengalaman-pengalaman pendidikan apakah yang harus disediakan yang
sekiranya dapat digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan di atas?
c. Bagaimana pengalaman-pengalaman pendidikan dapat diorganisasi atau disusun
secara efektif?
d. Bagaimana dapat diketahui dan ditentukan bahwa tujuan-tujuan tersebut telah
dicapai?
2. Model Hilda Taba
Model pengembangan kurikulum Taba adalah model yang memodifikasi model
dasar Tyler. Adapun langkah-langkah dalam proses pengembangan kurikulum Taba,
yaitu:
Step 1: Diagnosis of needs
Step 2: Formulation of objectives
Step 3: Selection of content
Step 4: Organization of content
Step 5: Selection of learning experiences
Step 6: Organization of learning experiences
Step 7: Determination of what to evaluate and of the ways and means of doing it
Berdasarkan hal tersebut, kita dapat mengetahui bahwa langkah-langkah yang
digunakan Taba dalam mengembangkan kurikulum adalah diagnosis kebutuhan,
formulasi pokok-pokok, seleksi isi, organisasi isi, seleksi pengalaman belajar,
organisasi pengalaman belajar, dan penentuan tentang apa yang harus dievaluasi dan
cara untuk melakukannya.
3. Model Beauchamp’s System
Model pengembangan ini dikemukan oleh Beaucamp seorang ahli kurikulum.
Beaucamph mengemukakan lima hal dalam pengembangan kurikulum, yaitu:
a. Menetapkan arena atau lingkup wilyah yang akan dicakup oleh kurikulum
tersebut apakah suatu sekolah, kecamatan, kabupaten, provinsi atau seluruh
Negara. Penetapan area ini ditentukan oleh wewewang yang dimiliki oleh
pengambil kebijaksanaan dalam pengembangan kurikulum dan tujuan
pengembangan kurikulum.

viii
b. Menetapkan personalia yaitu siapa-siapa yang turut serta terlibat dalam
pengembangan kurikulum. Ada empat kategori orang yang turut berpartisipasi
dalam pengembangan kurikulum, yaitu:
 Para ahli pendidikan/kurikulum yang ada pada pusat pengembangan
kurikulum dan para ahli bidang ilmu dari luar.
 Para ahli pendidikan dari perguruan tinggi atau sekolah dan guru-guru
terpilih.
 Para professional dalam sistem pendidikan.
 Professional lain dan tokoh-tokoh masyarakat.
c. Organisasi dan prosedur pengembangan kurikulum. Langkah ini berkenaan
dengan posedur yang harus ditempuh dalam merumuskan tujuan umum dan
tujuan yang lebih khusus, memilih isi dan pengalaman belajar, kegiatan evaluasi
dan dalam menentukan keseluruhan desain kurikulum.
d. Implementasi kurikulum. Langkah ini merupakan langkah mengimplementasikan
atau melaksanakan kurikulum yang bukan sesuatu yang sederhana karena
membutuhkan kesiapan yang menyeluruh, baik kesiapan guru-guru, siswa,
fasilitas, bahan, biaya, dan sebagainya. Di samping kesiapan manajerial dari
pimpinan sekolah atau administrator setempat.
e. Evaluasi kurikulum. Langkah ini minimal mencakup empat hal, yaitu evaluasi
tentang pelaksanaan kurikulum oleh guru-guru, evaluasi desain kurikulum,
evaluasi hasil belajar siswa, dan evaluasi dari keseluruhan sistem kurikulum.
4. Model Peter F. Oliva
Model ini mewakili komponen-komponen paling penting, tetapi model ini dapat
diperluas menjadi model yang menyediakan detail tambahan dan menunjukkan
beberapa proses yang diasumsikan oleh model yang lebih sederhana. Model ini
mempunyai enam komponen, yaitu:
a. Statement of philosophy (rumusan filosofis).
b. Statement of goals (rumusan tujuan umum).
c. Statement of objectives (rumusan tujuan khusus).
d. Design of plan (desain perencanaan).
e. Implementation (implementasi).

ix
f. Evaluation (evaluasi).
5. Model the Demonstration (KTSP menuju K13-K16)
Model demonstrasi pada dasarnya bersifat grass roots yaitu datang dari bawah.
Model ini diprakarsai oleh sekelompok guru yang bekerja sama dengan para ahli
untuk mengadakan perbaikan kurikulum. Model ini umumnya berskala kecil, hanya
mencakup suatu sekolah atau beberapa sekolah, suatu komponen kurikulum atau
keseluruhan komponen kurikulum. Karena sifatnya ingin mengubah atau mengganti
kurikulum yang ada , pengembangan kurikulum sering mendapatkan tantangan dari
pihak-pihak tertentu.
6. Model the Systematic Action-Research
Model perkembangan ini didasarkan pada asumsi bahwa perkembangan kurikulum
merupakan perubahan sosial. Hal itu mencakup suatu proses yang melibatkan
kepribadian orang tua, siswa, guru, struktur sistem sekolah, pola hubungan pribadi,
kelompok dari sekolah, dan masyarakat.
7. Model Emerging Technical
Adapun langkah-langkah model pengembangan kurikulum ini yaitu model analisis
tingkah laku memulai kegiatan dengan cara melatih kemampuan anak mulai dari
yang sederhana sampai pada yang kompleks secara bertahap. Model analisis sistem
memulai kegiatannya dengan cara menjabarkan tujuan-tujuan secara khusus (output),
kemudian menyusun alat-alat ukur untuk menilai keberhasilannya. Selanjutnya,
mengidentifikasi sejumlah faktor yang berpengaruh terhadap proses
penyelenggaraannya. Model berdasarkan komputer memulai kegiatannya dengan
jalan mengidentifikasi sejumlah unit kurikulum lengkap dengan tujuan-tujuan
pembelajaran khususnya. Setelah itu, guru dan siswa diwawancarai tentang
pencapaian tujuan-tujuan tersebut dan data itu disimpan dalam komputer untuk
dimanfaatkan dalam menyusun materi pembelajaran untuk siswa.
8. Model the Administrative (LineStaff)
Dikemukakan oleh (Hidayani, 2018:386). Model administratif diistilahkan juga
model garis staff atau topdown dari atas ke bawah. Model ini menggunakan prosedur
garis staff atau garis komando dari atas ke bawah (top-down). Maksudnya, inisiatif
pengembangan kurikulum berasal dari pejabat tinggi (Kemdiknas), kemudian secara

x
struktural dilaksanakan di tingkat bawah. Dalam model ini pejabat pendidikan
membentuk panitia pengarah (steering commitee) yang biasanya terdiri atas
pengawas pendidikan, kepala sekolah, dan guru-guru inti. Panitia pengarah ini
bertugas merumuskan rencana umum, prinsip-prinsip, landasan filosofis, dan tujuan
umum pendidikan. Adapun langkah-langkah model pengembangan kurikulum ini
dilaksanakan melalui atasan membentuk tim yang terdiri atas pejabat teras yang
berwenang (pengawas pendidikan, kepala sekolah, dan pengajar inti). Tim
merencanakan konsep rumusan tujuan umum dan rumusan falsafah yang diikuti,
kemudian dibentuk beberapa kelompok kerja yang anggotanya terdiri atas para
spesialis kurikulum dan staff pengajar yang bertugas untuk merumuskan tujuan
khusus kegiatan belajar.
9. Model the Grass-Roots
Model ini dikemukan oleh (Mubarok, t.t., 11). Model ini didasarkan pada dua
pandangan pokok. Pertama, implementasi kurikulum akan lebih berhasil apabila
guru-guru sebagai pelaksana sudah sejak semula terlibat secara langsung dalam
pengembangan kurikulum. Kedua, pengembangan kurikulum bukan hanya
melibatkan personel yang profesional (guru) saja, tetapi juga siswa, orang tua, dan
anggota masyarakat. Dalam kegiatan pengembangan kurikulum ini, kerja sama
dengan orang tua siswa dan masyarakat sangat penting dilaksanakan. Model
pengembangan ini merupakan lawan dari model pertama. Insiatif dan upaya
pengembangan kurikulum bukan datang dari atas tetapi dari bawah yaitu guru-guru
atau sekolah. Dalam model pengembangan kuruikulum yang bersifat grass roots
seorang guru, sekelompok guru, atau keseluruhan guru suatu sekolah mengadakan
upaya pengembangan kurikulum. Adapun langkah model ini yaitu inisiatif
pengembangan datang dari bawah (para pengajar), tim pengajar dari beberapa
sekolah ditambahkan narasumber lain dari orang tua siswa atau masyarakat luas yang
relevan. Pihak atasan memberikan bimbingan dan dorongan. Untuk pemantapan
konsep pengembangan yang telah dirintisnya diadakan lokakarya untuk input yang
diperlukan.

xi
10. Model D.K. Wheeler
Pendekatan yang digunakan Wheeler dalam pengembangan kurikulum memiliki
bentuk rasional. Setiap langkah merupakan pengembangan secara logis terhadap
yang terdahulu, lebih umum mengerjakan suatu langkah tertentu tidak dapat
dilakukan sebelum langkah-langkah sebelumnya telah selesai.
11. Model Pengembangan Kurikulum Audery dan Nicholls
Mereka mengembangkan suatu pendekatan yang tegas atau jelas yang mencakup
elemen-elemen kurikulum secara jelas tetapi ringkas. Nicholls menitikberatkan pada
pendekatan yang rasional dari pengembangan kurikulum, khususnya dimana
kebutuhan untuk kurikulum baru muncul dari perubahan-perubahan situasi. Audery
dan Nicholls mendefinisikan pekerjaan Tyler, Taba, dan Wheeler dengan penekanan
kurikulum proses yang siklus atau berbentuk lingkaran dan kebutuhan untuk langkah
awal yaitu analisis situasi. Keduanya mengungkapkan bahwa sebelum elemen-
elemen lebih jelas dalam proses diambil atau dilakukan konteks dan situasi yang
mana keputusan-keputusan kurikulum dibuat memerlukan pertimbangan yang
mendetail dan serius.

xii
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengembangan kurikulum dapat diartikan sebagai suatu bentuk proses
perencanaan dan penyusunan kurikulum yang dilakukan oleh pengembangan kurikulum
agar kurikulum yang dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan acuan yang digunakan
untuk mencapai tujuan pendidikan (Almu’tasim, 2018:2). Model pengembangan
kurikulum merupakan suatu alternatif prosedur atau cara yang dilakukan dalam rangka
mendesain (designing), menerapkan (implementation), dan mengevaluasi (evaluation)
suatu kurikulum. Oleh karena itu, model pengembangan kurikulum harus dapat
menggambarkan suatu proses sistem perencanaan pembelajaran yang dapat memenuhi
berbagai kebutuhan dan standar keberhasilan dalam pendidikan.
Model-model pengembangan kurikulum yang dapat digunakan yaitu Model Ralp
Tyler, Model Hilda Taba, Model Beauchamp’s System, Model Peter F. Oliva, Model the
Demonstration, Model the Systematic Action-Research, Model Emerging Technical,
Model the Administrative (LineStaff), Model the Grass-Roots, Model D.K. Wheeler, dan
Model Pengembangan Kurikulum Audery dan Nicholls.

B. Saran
Saran yang disampaikan penulis agar dengan membaca makalah ini disarankan
pada pembaca agar mengetahui tentang model-model pengembangan kurikulum. Penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak untuk
kesempurnaan makalah yang akan datang.

xiii
DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Rohman. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. (Semarang: CV. Karya
Abadi Jaya, 2015), hlm. 88.

Abdullah Idi, dkk. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, hlm. 42-43.

Hafni, Ladjid. 2005. Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Quantum Teaching.

M. Ahmad, dkk. 1997. Pengembangan Kurikulum. Bandung: CV Pustaka Setia.

Prof. Dr. Nana Syaodil Sukmadinata. 1997. Pengembangan Kurikulum. Bandung:


Remaja Rosda Karya.

Rosnaeni, Sukiman, Apriliyanti Muzayanati ,Yani Pratiwi. Model-Model Pengembangan


Kurikulum di Sekolah. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 4 No. 1 Tahun 2022 p-ISSN
2656-8063 e-ISSN 2656-8071.

Usmar, Ali. Model-Model Pengembangan Kurikulum dalam Proses Kegiatan Belajar.


Jurnal An-Nahdhah, Vol. 11 No. 2 Juli-Desember 2017.

xiv

Anda mungkin juga menyukai