Anda di halaman 1dari 12

Model Pengembangan Kurikulum Dan

Sistem Pengelolaan Pengembangan Kurikulum Anak Usia Dini


Mata kuliah :
Kurikulum Anak Usia Dini
Dosen Pengampu :
Pendik Hanafi, M.Pd. I

Disusun Oleh kelompok 3:

1 . Miftahul jannah putri (16)

2. Arina Khumaidah

3. Finky Sumianto

4. Himmatul Ulya (19)

5. Sinta Eka

6. Ratna Pertiwi

PRODI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM PANGERAN DIPONEGORO
NGANJUK
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah. Makalah ini telah kami susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan


manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Nganjuk, 03 Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman judul.............................................................................................. i

Kata pengantar............................................................................................. ii

Daftar isi....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang...................................................................................... 1

B. Rumusan masalah................................................................................. 1

C. Tujuan pembahasan.............................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Model pengembangan Kurikulum AUD............................................. 2

B. Sistem Pengelolaan Kurikulum Anak Usia Dini ................................. 5

C. Peran Para pengembang dan Satuan Tingkat pengembang kurikulum. 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................... 8

B. Saran..................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Kurikulum tentunya memiliki kedudukan yang sentral dan strategis


dalam sebuah proses pendidikan kurikulum mengarahkan segala bentuk
aktivitas pendidikan, guna mencapai tujuan. Dalam menerapkan kurikulum,
sebuah Negara tentu memiliki model pengembangannya masing-masing.
Melalui adanya pengembangan kurikulum, maka dapat digunakan sebagai
acuan dalam mengembangkan kurikulum, atau sebagai acuan untuk memahami
penerapan kurikulum. Selain itu, pengembangan kurikulum merupakan sebuah
keniscayaan bagi setiap institusi pendidikan. Hal ini dimaksudkan agar proses
dan hasil pendidikan tidak menyimpang dari apa yang diharapkan, serta
mampu menjawab berbagai kebutuhan masyarakat dan zaman. Salah satu
model pengembangan kurikulum yang pertama dan sering digunakan dalam
mengembangkan suatu kurikulum adalah Model Ralp W. Tyler, karena
dianggap paling rasional. Sehingga model ini sering disebut sebagai pandangan
klasik dalam menyusun kurikulum

B. Rumusan masalah

1. Bagaimana Model pengembangan kurikulum rogers, Ralph tyler, dan


decker walker?
2. Bagaimana Sistem pengelolaan kurikulum AUD?
3. Bagaimana Peran Para pengembang dan Satuan Tingkat pengembang
kurikulum?
C. Tujuan pembahasan

1. Untuk mengetahui Model pengembangan kurikulum rogers, Ralph


tyler, dan decker walker

2. Untuk mengetahui Sistem pengelolaan kurikulum AUD

3. Untuk mengetahui Peran Para pengembang dan Satuan Tingkat


pengembang kurikulum

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Model Pengembangan Kurikulum AUD

1. Model pengembangan kurikulum rogers

Model I (Paling Sederhana) Menjelaskan kegiatan pendidikan semata


mata terdiri dari kegiatan memberikan informasi dan ujian. Konsep ini
didasarkan atas asumsi bahwa pendidikan adalah evaluasi dan evaluasi adalah
pendidikan, serta pengetahuan adalah akumulasi materi dan informasi.

Model yang sederhana ini menggambarkan dua pertanyaan pokok yang


menjadi inti model yaitu: (1) Mengapa saya mengajarkan mata pelajaran ini?
(2)Bagaimana saya dapat mengetahui keberhasilan pelajaran yang saya
ajarkan? alam menjawab pertanyaan tersebut tentu guru harus
mempertimbangkan ketepatan dan kerelevansian bahan pelajaran yag diajarkan
dengan kebutuhan siswa dan masyarakat.

Model II adalah penyempurnaan dari model I dengan menambahkan


pokok yang belum tercover pada model I yaitu mengenai metode dan
organisasi bahan pelajaran. Pertanyaan yang menjadi gambaran pokok model
ini adalah: (1) Mengapa saya mengajarkan bahan pelajaran ini dengan metode
ini? (2) Bagaimana saya harus mengorganisasikan bahan pelajaran ini? (Ibid;
51)

Model III pengembangan kurikulum merupakan penyempurnaan dari


model II yang belum bias memberikan alternative pokok atas unsure teknologi
pendidikan kedalamnya. Hal itu didasarkan pertimbangan bahwa teknologi
pendidikan merupakan faktor yang sangat menunjang dalam keberhasilan
belajar mengajar. Pertanyaan pokok yang tercover dari model III adalah: (1)
Buku-buku pelajaran apakah yang harus dipergunakan dalam mata pelajaran?
(2) Alat atau media apakah yang dapat dipergunakan dalam pelajaran tertentu?
Namun, nampaknya perkembangan model kurikulum ini juga belum

2
3

mencerminkan tujuan dari model pengembangan kurikulum dalam


proses belajar menajar. Oleh karena itu, disempurnakan lagi oleh model IV
dengan memeasukkan unsure tujuan didalamnya. Tujuan itulah yang bersifat
mengikat semua komponen yang lain, baik metode, organisasi bahan, teknologi
pengajaran, isi pelajaran maupun kegiatan penilaian.

2. Model pengembangan kurikulum ralph tyler

Model pengembangan kurikulum Menurut Tyler ada empat langkah,


yakni merumuskan tujuan, merumuskan pengalaman belajar, mengelola
pengalaman belajar, dan mengevaluasi.

 Langkah-Langkah Pengembangan Kurikulum

a. Merumuskan Tujuan

Dalam konsep pemikiran Tyler adalah merumuskan tujuan pendidikan


merupakan suatu tindakan atau langkah pertama yang harus dilakukan karena
dengan menentukan tujuan sama dengan menentukan arah atau sasaran
pendidikan. Menurut Tyler ada tiga hal yang harus dipertimbangkan dalam
menentukan tujuan pendidikan, yaitu mempelajari hakikat peserta didik,
kehidupan masa kini di luar sekolah, dan pendapat para ahli tentang tujuan
pendidikan.

b. Menyusun Pengalaman Belajar

Pengalam belajar bukan materi pelajaran dan bukan pula diartikan sebagai
aktivitas guru dalam memberikan pelajaran, tetapi diartikan sebagai segala
sesuatu yang telah diperoleh oleh siswa bukan yang diperbuat oleh guru. Dapat
disimpulkan yang dimaksud pengalaman belajar disini adalah keaktifan siswa
dalam belajar. Guru hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator.

c. Mengelola Pengalaman Belajar


4

Pengalam belajar mencakup tahapan tahapan belajar dan materi belajar.


Dimana semua ini harus diorganisasikan sehingga dapat memudahkan dalam
pencapaian tujuan.

Pengelolaan pengalaman belajar siswa harus memperhatikan tiga prinsip, yaitu


Kontinuitas, urutan isi dan integrasi.

d. Menilai/evaluasi pembelajaran

Dimaksudkan agar mampu menilai kesesuaian implementasi dengan tujuan


yang ingin dicapai. Dan berguna untuk menilai sejauh mana penggunaan
kurikulum mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh satuan
pendidikan. Dan Evaluasi pendidikan mempunyai dua fungsi, yakni fungsi
evaluasi sumatif dan formatif.

Evaluasi pendidikan sebaiknya memperhatikan dua hal ini. Yaitu,


Perubahan perilaku siswa dengan tujuan pendidikan dan evaluasi menggunakan
lebih dari satu alat penilaian dalam suatu waktu tertentu.

3. Model Pengembangan Kurikulum Decker Walker

Decker Walker berpendapat bahwa objectives atau rational model dalam


proses kurikulum ini tidak menerima pendapat dalam literature yang tidak
popular. Walker berpendapat bahwa para pengembang kurikulum tidak
mengikuti pendekatan yang telah ditentukan dari urutan yang rasional dari
elemen-elemen kurikulum ketika mereka mengembangkan kurikulum.

Pada langkah pertama, walker mempunyai argumen bahwa pernyataan


platform diorganisasikan oleh para pengembang kurikulum dan pernyataan
tersebut berisi serangkaian ide, preferensi atau pilihan, pendapat, keyakinan,
dan nilai-nilai yang dimiliki kurikulum.

Kemudian, walker berpendapat bahwa pengembangan kurikulum tidak


memulai tugas mereka dalam keadaan kosong. Ide-ide, nilai-nilai, konsepsi,
dan hal-hal lain yang pengembang kurikulum gunakan untuk proses
5

pengembangan kurikulum mengindikasikan adanya kesukaran dan perlakuan


sebagai dasar pengembangan kurikulum.

B. Sistem Pengelolaan Kurikulum Anak Usia Dini

1. Perencanaan Kurikulum AUD

kurikulum paud yang maksudnya adalah teknis kurikulum paud


direncanakan untuk kegiatan yang berkaitan dengan edukasi seperti
kedisiplinan, aktivitas individu dan kelompok, istirahat, makan snack, dan
seluruh kegiatan lainnya. Hal ini didasarkan bahwa anak adalah pembelajar
aktif dalam menelaah lingkungan dan berbagai pengalaman hidupnya.

2. Metode Pengembangan Kurikulum AUD

 Pendekatan Proses Pematangan

metode ini menerangkan bahwa setiap anak yang terlahir ke dunia memiliki
sifat bawaan (trah) yang unik berupa tingkah laku tertentu dan akan berubah
sendirinya karena dipengaruhi lingkungan dan perkembangan psikologis anak

 Pendekatan Timgkah Laku Lingkungan

Kurikulum pendidikan dalam paud yang berhasil akan mengubah tingkah


laku anak usia dini jika anak didik dapat mengendalikan peristiwa yang
terencana maupun yang tidak terencana.

 Pendekatan Interaksi

Pendekatan ini menyatakan bahwa perkembangan anak didapatkan dari


kombinasi antara lingkungan dan kredibilitas

3. Aktivitas Dalam Manajemen Kurikulum AUD

a. Perencanaan

b. Pengorganisasian
6

c. Melakukan Pelaksanaan Kurikulum

d. Mengadakan Pengawasan dan Evaluasi Kurikulum

C. Peran Para pengembang dan Satuan Tingkat pengembang kurikulum

1. Guru

Guru adalah sebagai perencanan, pelaksana dan pengembang kurikulum


bagi kelasnya. Sekalipun ia tidak mencetuskan sendiri konsep-konsep tentang
kurikulum, guru merupakan penerjemah kurikulum.Dia yang mengolah,
meramu kembali kurikulum dari pusat untuk disajikan dikelasnya. Oleh karena
itu guru bisa dikatakan sebagai barisan pengem-bangan kurikulum yang
terdepan. Adapun peran guru dalam mengem-bangkan kurikulum antara lain:

Guru sebagai perencana pengajaran. Artinya, guru harus membuat


perencanaan pengajaran dan persiapan sebelum melakukan kegiatan belajar
mengajar.

Guru sebagai pengelola pengajaran harus dapat menciptakan situasi


belajar yang memungkinkan tujuan belajar yang telah ditentukan.

Guru sebagai evaluator. Artinya, guru melakukan pengukuran untuk


mengetahui apakah anak didik telah mencapai hasil belajar seperti yang
diharapkan.

Guru merupakan titik sentral suatu kurikulum berkat usaha guru, maka
timbul kegairahan belajar siswa. Sehingga memacu belajar lebih keras untuk
mencapai tujuan belajar mengajar yang bersumber dari tujuan kurikulum,
untuk itu guru perlu memiliki ketrampilan belajar mengajar. Penguasaan
ketrampilan tersebut bergantung pada bahan yang dimilikinya dan latihan
keguruan yang telah dialaminya.

2. Administrator Pendidikan
Peranan para administrator di tingkat pusat dalam pengembangan
kuriku-lum adalah menyusun dasar-dasar hukum, menyusun kerangka dasar
7

serta program inti kurikulum (Sukmadinata, 2004). Kerangka dasar dan


program inti tersebut akan menentukan minimum course yang dituntut. Atas
dasar kerangka dasar dan program inti tersebut para administrator daerah  dan
administrator lokal mengembangkan kurikulum sekolah bagi daerahnya yang
sesuai dengan kebutuhan daerah. Administrator pendidikan terdiri dari:

 Administrator Pusat : direktur dan kepala pusat.

 Administrator Daerah: Kepala Kantor Wilayah.

 Administrator Lokal: Kepala Kantor Kabupaten, Kecamatan dan


Kepala Sekolah.

3. Peranan Orang Tua Murid


Peranan mereka dapat berkenaan dengan dua hal, pertama dalam
penyusunan kurikulum. Dalam penyusunan kurikulum mungkin tidak semua
orang tua dapat ikut serta hanya terbatas kepada beberapa orang saja yang
cukup waktu dan mempunyai latar belakang yang memadai. Kedua, dalam
pelaksanaan kurikulum diperlukan kerja sama yang sangat erat antara guru
dengan para orang tua murid. Sebagian kegiatan belajar yang dituntut
kurikulum dilaksanakan dirumah. Dan orang tua  mengikuti atau mengamati
kegiatan belajar anakanya dirumah

4. Peran Pakar Pendidikan


Komite Sekolah merupakan nama baru pengganti Badan Pembantu
Penyelenggara Pendidikan (BP3). Secara substansial kedua istilah tersebut
tidak begitu mengalami perbedaan. Yang membedakan hanya terletak pada
pengoptimalan peran serta masyarakat dalam mendukung dan mewujud-kan
mutu pendidikan. Komite Sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran
serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi
pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada pendidikan pra
sekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan di luar sekolah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengembangan kurikulum merupakan sebuah keniscayaan bagi setiap
institusi pendidikan. Maka dari itu, untuk mengembangkannya diperlukan
acuan atau kerangka yang disebut dengan model. Maka dari itu dalam
mengembangkan suatu kurikulum mutlak memerlukan model pengembangan
kurikulum

8
DAFTAR PUSTAKA
http://ejournal.stital.ac.id/index.php/alibrah/article/download/106/83/

https://www.jurnal.staidarululumkandangan.ac.id/index.php/
annahdhah/article/download/44/24/
https://www.paud.id/manajemen-kurikulum-paud/

https://www.asikbelajar.com/pihak-yang-terlibat-dalam-
pengembangan-kurikulu/

Anda mungkin juga menyukai