Anda di halaman 1dari 19

STRATEGI PEMASARAN SEKOLAH MODERN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah


Kewirausahaan Bidang Pendidikan

Dosen Pengampu :
Dr. Fartika Ifriqia, M.Pd

Disusun oleh :

Putri Alfina Dwi Yanti 932109718


Rochmatul Laila 932120518
Roudhotu Fatimatus S. 932120118
Rizqi Noviasari 932116918
Siti Konik Alviatin 932121718

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI
2021

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyusun makalah yang berjudul “Strategi Pemasaran
Sekolah Modern” ini dengan baik. Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas
mata kuliah Kewirausahaan Bidang Pendidikan semester 7. Dalam menyelesaikan
makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan baik moral, material, dan spiritual
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis bermaksud
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Fartika selaku dosen mata kuliah Kewirausahaan Bidang Pendidikan yang
telah banyak memberikan dorongan dan masukan.
2. Teman-teman Fakultas Tarbiyah, Jurusan Pendidikan Agama Islam yang
telah setia membantu dalam penyusunan makalah.
3. Serta semua pihak yang telah banyak membantu penulis sehingga tidak dapat
disebutkan satu persatu.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh
dari sempurna. Akan tetapi penulis berusaha sedapat mungkin sesuai dengan
kemampuan penulis untuk menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Demi tercapainya kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini penulis
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun. Dan penulis sangat
berharap semoga makalah yang jauh dari sempurna ini dapat bermanfaat terutama
bagi pembacanya.

Kediri, 29 November 2021

Kelompok 9

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 1

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 2

BAB II ..................................................................................................................... 3

PENDAHULUAN................................................................................................... 3

A. Latar Belakang ............................................................................................. 3

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4

C. Tujuan .......................................................................................................... 5

BAB II ..................................................................................................................... 6

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 6

A. Pengertian Sekolah Modern ......................................................................... 6

B. Menciptakan pembedaan pada sekolah dengan lembaga pendidikan lain ... 7

C. Melahirkan Sekolah Modern Sesuai Kebutuhan Masyarakat ...................... 7

D. Penerapan Strategi Pemasaran Pada Lembaga Pendidikan .......................... 8

E. Media Pemasaran Lembaga Pendidikan .................................................... 12

F. Mengasah Kreatifitas dan Inovasi Lembaga Pendidikan ........................... 14

BAB III.................................................................................................................. 17

PENUTUP ............................................................................................................. 17

A. Kesimpulan ................................................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 18

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemasaran mempunyai peran yang sangat penting dalam memenuhi
kebutuhan masyarakat. Manajemen pemasaran tidak hanya diterapkan di
dunia bisnis, tetapi juga di dunia pendidikan. Dunia pendidikan yang
berkembang begitu pesat membuat para pengelola pendidikan menyadari
bahwa produk yang dimilikinya harus berorientasi kepada kebutuhan
pelanggan. Pengertian pelanggan dalam konteks pendidikan dibagi menjadi
dua yaitu pelanggan internal yang meliputi guru, staff dan karyawan.
Sedangkan pelanggan eksternal yaitu pelajar, orang tua, dan masyarakat.
Persaingan di lembaga pendidikan khususnya di sektor swasta tidak bisa
terelakkan lagi, banyak lembaga pendidikan yang ditinggal oleh
pelanggannya sehingga dalam beberapa tahun ini banyak terjadi merger dari
beberapa lembaga pendidikan.
Kemampuan lembaga untuk memahami pemasaran pendidikan
menjadi prasyarat dalam mempertahankan dan meningkatkan kemajuan
lembaganya. Lembaga pendidikan adalah sebuah lembaga yang bergerak di
bidang layanan jasa pendidikan yang kegiatannya melayani konsumen
berupa murid, orang tua siswa dan masyarakat umum. Oleh karena itu
strategi pemasaran yang diterapkan harus dilakukan dengan tepat sesuai
pemenuhan kebutuhan pengguna jasa. Keberhasilan dari strategi pemasaran
sekolah salah satunya yakni meningkatnya kuantitas siswa pada setiap tahun
ajaran. Bisa dikatakan bahwa meningkatnya kuantitas siswa adalah penentu
bagi eksistensi dan perkembangan lembaga pendidikan.
Meningkatnya kuantitas siswa tersebut muncul karena adanya
penilaian positif dan kepercayaan dari masyarakat pada sekolah tersebut.
Baik pada sistem komunikasi, dari segi biaya, tempat yang strategis,
ataupun pelayanan yang diberikan oleh sekolah. Masyarakat menilai
sekolah sebagai sarana atau wadah mereka untuk membantu

3
mengembangkan potensi bangsa melalui pendidikan, seperti pernyataan
yang dikutip dari Tim Administrasi Pendidikan tahun 2007 :
“ Secara historis, sekolah merupakan lembaga pendidikan modern
yang dikembangkan untuk membantu keluarga dan masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan pendidikan. dalam konteks ini, sekolah diharapkan
dapat menyediakan layanan pendidikan yang tidak dapat dilakukan oleh
keluarga dan masyarakat. keluarga dan masyarakat menaruh harapan
kepada sekolah agar generasi mudanya dapat memiliki
kemampuankemampuan yang dibutuhkan dalam menjalani kehidupan
sebagai anggota masyarakat.”
Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa lembaga pendidikan juga
harus bisa beradaptasi dan merenspons keinginan dan kebutuhan
masyarakat dengan positif dan secara kontinuitas. Jika dalam bidang bisnis,
perusahaan dituntut untuk cepat dan tanggap dalam memenuhi kebutuhan
konsumen, maka tidak jauh berbeda dengan dunia pendidikan dimana
sekolah dituntut untuk proaktif dalam memenuhi kebutuhan pengguna jasa.
Pendidikan adalah produk jasa yang dihasilkan dari lembaga pendidikan
yang bersifat non profit. Dilihat dari segi pemasaran, lembaga pendidikan
adalah suatu organisasi produksi yang menghasilkan jasa pendidikan yang
dibeli oleh konsumen. Apabila lembaga tidak mampu memasarkan hasil
produksinya, dalam hal ini jasa pendidikan dikarenakan mutunya tidak
memuaskan konsumen atau pengguna jasa maka jasa yang ditawarkan tidak
laku. Artinya, lembaga pendidikan yang memproses jasa pendidikan tidak
mampu memuaskan pengguna jasa sesuai dengan kebutuhan pasar.1

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sekolah modern?
2. Bagaimana menciptakan pembeda pada sekolah dengan Lembaga
Pendidikan lain?

1
Tim administrasi pendidikan,Ilmu dan aplikasi pendidikan,( Jakarta : PT. Imtima.2007 ) hal. 112

4
3. Bagaimana melahirkan sekolah modern sesuai kebutuhan
masyarakat?
4. Bagaimana penerapan strategi pemasaran pada Lembaga
Pendidikan?
5. Media apa yang digunakan pada pemasaran Lembaga Pendidikan?
6. Bagaimana mengasah kreativitas dan inovasi Lembaga Pendidikan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sekolah modern.
2. Untuk mengetahui cara menciptakan pembeda pada sekolah dengan
Lembaga Pendidikan lain.
3. Untuk mengetahui cara melahirkan sekolah modern sesuai
kebutuhan masyarakat.
4. Untuk mengetahui penerapan strategi pemasaran pada Lembaga
Pendidikan.
5. Untuk mengetahui Media yang digunakan pada pemasaran Lembaga
Pendidikan.
6. Untuk mengetahui mengasah kreativitas dan inovasi Lembaga
Pendidikan.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sekolah Modern


Pendidikan mengalami perubahan (inovasi), sebab proses
pendidikan yang tidak sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman hanya
akan membuat manusia stagnan (jumud). Oleh karena itu, pemahaman atau
pandangan orang mengenai hakikat pendidikan itupun berubah-ubah, yang
secara sederhana dapat dikategorikan sebagai pandangan pendidikan
tradisional dan sekolah modern.
Ahli sekolah modern mendefinisikan, sebagaimana dikatakan P.J.
Hills, bahwa:2
Education has most scienties two principles roles, that of passing on
knowledge from one generation to the next, and that providing
people with skill that enable to analyse, diagnose and thus question
“Pendidikan dalam masyarakat pada umumnya memiliki dua peran
pokok yaitu menyampaikan pengetahuan kepada generasi ke
generasi berikutnya dan memberikan bekal kepada manusia dengan
keahlian yang dapat untuk menganalisa, mendiagnosa, dan juga
kemampuan bertanya”.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sekolah modern adalah
cara-cara belajar yang sesuai dengan tuntutan era kekinian, untuk dapat
dipersiapkan anak didik pada masanya.
Berkaitan dengan pengertian sekolah modern, dikaitkan dengan
tujuan pendidikan. Sekolah modern berlaku bagi hidup untuk
menumbuhkan, memupuk, mengembangkan, memelihara dan
mempertahankan tujuan pendidikan yang telah dicapai.

2
P.J. Hills, A. Dictionary of Education, (London: Ruotledge and Kegan Paul Ltd., 1982).

6
B. Menciptakan pembedaan pada sekolah dengan lembaga pendidikan
lain
Dalam usaha membina dan mengembangkan hubungan dengan
lembaga pendidikan lannya, perlu dilaksanakan upaya sebagai berikut :
1. Mengadakan kunjungan antar sekolah.
2. Memberikan informasi tentang perkiraan jumlah lulusan sekolah pada
lembaga pendidikan setingkat di atasnya.
3. Mengundang pimpinan lembaga pendidikan yang lebih tinggi
tingkatnya untuk memberikan caramah tentang perkembangan
pendidikan sesuai dengan jenjangnya 3

C. Melahirkan Sekolah Modern Sesuai Kebutuhan Masyarakat


Jajat dan IIP (2011) mengemukakan kebutuhan masyarakat dapat
dibagi ke dalam 2 kategori yaitu :
1. Kebutuhan terasa, yaitu kebutuhan yang segera dapat dirasakan dan
diketahui langsung oleh masyarakat baik secara individual maupun
kelompok, misalnya : bagaimana menambah penghasilan, bagaimana
mempromosikan usaha koperasi.
2. Kebutuhan terduga, yakni kebutuhan yang tidak dirasakan dan
diketahui oleh sasaran, namun diduga dan dikehendaki oleh orang lain.

Jenis kebutuhan belajar masyarakat sangat dipengaruhi


permasalahan, tuntutan dan potensi yang dimiliki masyarakat tersebut.
Shane (2001) menganalisis kebutuhan belajar untuk masa depan yaitu :

1. Kemampuan membaca, menulis, berhitung fungsional.


2. Kemampuan bekerja sama.
3. Kemampuan berfikir ilmiah.
4. Kemampuan mengasuh keluarga dan rumah tangga.
5. Kemampuan mencari nafkah.

3
Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada Press,
2007), Cet. Ke-5, 246.

7
6. Kemampuan memahami kewarganegaraan.
7. Sikap dan motivasi untuk gemar belajar.
8. Kemampuan memperoleh dan menguasai informasi.
9. Kemampuan berkomunikasi.
10. Kemampuan berorganisasi.
11. Kemampuan beradaptasi dan mengatasi perubahan yang cepat.
12. Kemampuan Teknik perencanaan masa depan, mengatur waktu, tenaga,
dan uang.
13. Kemampuan bersaing.
14. Sikap keterbukaan.
15. Sikap peduli terhadap sesama dan menghargai martabat manusia, dan
16. Suka menghargai perbedaan dan keragaman.

Kebutuhan belajar masyarakat yang 1-6 merupakan kebutuhan yang


esensial sedangkan kelanjutannya merupakan kebutuhan belajar yang
menyesuaikan dengan tuntutan kebutuhan masyarakat di era global dan
reformasi.4

D. Penerapan Strategi Pemasaran Pada Lembaga Pendidikan


Dalam bidang Pendidikan diperlukan 2 konsep strategi pemasaran
yang dapat dipertimbangkan, yaitu :
1. Distinctive Competence, yaitu Tindakan yang dilakukan oleh Lembaga
Pendidikan agar dapat melakukan kegiatan yang lebih baik daripada
pesaing.
2. Competitive Advantage, yaitu kegiatan spesifik yang dikembangkan
oleh Lembaga Pendidikan agar lebih unggul dibandingkan dengan
pesaingnya, melalui strategi Differensiasi ( Keunggulan bersaing
disebabkan oleh pilihan strategi yang dilakukan Lembaga Pendidikan
untuk merebut peluang pasar).
Fokus dari penerapan pemasaran ini adalah bagaimana
mendekatkan pelayanan sesuai dengan keinginan dan kepuasan siswa,

4
Sujarwo, Analisis Kebutuhan Mayarakat, Depok : PT Raja Grafindo Persada, 2020. 17-28.

8
yang tentunya hal tersebut harus didukung dengan peran para tenaga ahli
di bidangnya, sumber daya dan fasilitas yang memadai, serta selalu
meningkatkan mutu lulusan.
1. Planning (Perencanaan)
Planning merupakan langkah pertama yang harus dilakukan
seorang manajer. Fungsi planning mencakup mendefinisikan tujuan
organisasi, mengembangkan strategi menyeluruh untuk mencapai
tujuan dan mengembangkan dan mengordinasikan kegiatan untuk
mencapai tujuan yang diharapkan.5 Perencanaan dalam pemasaran
pendidikan bertujuan untuk mengurangi atau mengimbangi
ketidakpastian dan perubahan yang akan datang, memusatkan
perhatian kepada sasaran, menjamin atau mendapatkan proses
pencapaian tujuan terlaksana secara efisien dan efektif, serta
memudahkan pengendalian. Langkah-langkah yang harus dilakukan
dalam proses perencanaan pemasaran pendidikan ialah sebagai
berikut:
a. Identifikasi Pasar (Pesaing)
Tahapan pertama dalam pemasaran pendidikan adalah
mengidentifikasi dan menganalisis pasar. Dalam tahapan ini,
perlu dilakukan suatu penelitian/riset pasar untuk mengetahui
kondisi dan ekspektasi pasar termasuk atribut-atribut pendidikan
yang menjadi kepentingan konsumen pendidikan, termasuk
dalamtahapan ini adalah pemetaan dari sekolah lain.6
b. Segmentasi Pasar dan Positioning(pemosisian)
Segmentasi pasar adalah membagi pasar menjadi
kelompok pembeli yang dibedakan berdasarkan kebutuhan,
karakteristik, atau tingkah laku, yang mungkin membutuhkan
produk yang berbeda. Sedangkan positioning adalah karakteristik

5
Wibowo. Manajemen Perubahan. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 12.
6
Sri Minarti. Manajemen Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri. (Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 395.

9
dan pembedaan (diferensiasi) produk yang nyata dan
memudahkan konsumen untuk membedakan produk jasa antara
satu lembaga dengan lembaga lainnya. Penentuan target pasar
merupakan langkah penting dalam pengelolaan lembaga
pendidikan. Dalam pasar yang sangat beragam karakternya, perlu
ditentukan atribut-atribut apa yang menjadi kepentingan utama
bagi pengguna pendidikan. Secara umum, pasar dapat dipilah
berdasarkan karakteristik demografi, geografi, psikografi,
maupun perilaku.7 Dengan demikian, sekolah akan lebih mudah
menentukan strategi pemasaran sehubungan dengan karakteristik
dan kebutuhan pasar. Setelah diketahui karakter pasar, maka akan
menentukan bagian pasar mana yang akan dilayani.
c. Diferensiasi Produk
Melakukan diferensiasi merupakan cara yang efektif
dalam mencari perhatian pasar. Dari banyaknya lembaga
pendidikan yang ada, orang tua siswa akan kesulitan untuk
memilih sekolah anaknya dikarenakan atribut-atribut kepentingan
antar Lembaga pendidikan semakin standar. Lembaga pendidikan
hendaknya dapat memberikan tekanan yang berbeda dari sekolah
lainnya dalam bentuk kemasan yang menarik, seperti logo dan
slogan. Fasilitas internet mungkin akan menjadi standar, namun
jaminan internet yang aman dan bersih, akan menarik perhatian
orang tua.8 Melakukan pembedaan secara mudah dapat pula
dilakukan melalui bentuk-bentuk tampilan fisik yang tertangkap
oleh panca indra yang memberikan kesan baik, seperti pemakaian
seragam yang menarik dan gedung sekolah yang bersih. Strategi
diferensiasi akan menempatkan organisasi secara unik untuk
memenuhikebutuhan khusus pelanggan.

7
ibid
8
Ni Wayan Sri Suprapti. Perilaku Konsumen: Pemahaman Dasar dan Aplikasinya dalam Strategi
Pemasaran, (Denpasar: Udayana University, 2010), hlm. 47.

10
2. Organizing (Pengorganisasian)
Organizing merupakan tanggung jawab manajer untuk
mendesain struktur organisasi dan mengatur pembagian
pekerjaan. Termasuk mempertimbangkan tugas apa yang harus
dilakukan, siapa melakukan, bagaimana tugas dikelompokkan,
siapa melapor kepada siapa dan dimana keputusan dibuat.29 Jadi,
disini diperlukan suatu struktur yang jelas, sehingga tidak terjadi
saling lempar tanggung jawab seandainya terjadi penyimpangan
dalam pekerjaan. Pengorganisasian ini sebagai proses membagi
kerja ke dalam tugastugas yang lebih kecil, membebankan tugas-
tugas itu kepada orang yang sesuai dengan kemampuannya dan
mengalokasikan sumber daya, serta mengkoordinasikan nya
dalam rangka efektivitas pencapaian tujuan organisasi.9
3. Actuating (Penggerakan)
Actuating berkenaan dengan fungsi manajer untuk
menjalankan tindakan dan melaksanakan pekerjaan yang
diperlakukan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh
organisasi. Actuating merupakan implementasi dari apa yang
direncanakan dalam fungsi planning dengan memanfaatkan
persiapan yang sudah dilakukan dalam organizing.10
Mengenai implementasi pemasaran, dalam merencanakan
strategi yang baik hanyalah sebuah langkah awal menuju
pemasaran sukses. Strategi pemasaran yang brilian kurang berarti
apabila perusahaan gagal mengimplementasikannya dengan
tepat. Implementasi pemasaran adalah proses yang mengubah
strategi dan rencana menjadi tindakan pemasaran dalam rangka
mencapai tujuan pemasaran strategis.
4. Controlling (Pengendalian)

9
Nanang Fattah. Landasan Manajemen Pendidikan. (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2008), hlm.
71.
10
Imam faizin, Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan dalam meningkatkan Nilai Jual Madrasah,
Jurnal Madaniyah Volume 7 nomoer 2 edisi agustus 2017.

11
Controlling merupakan suatu aktivitas untuk
menyakinkan bahwa semua hal berjalan seperti seharusnya dan
memonitor kinerja organisasi. Kontrol harus dilakukan sedini
mungkin agar tidak terjadi kesalahan yang berlarut-larut.

E. Media Pemasaran Lembaga Pendidikan


Fokus dari media pemasaran ini adalah bagaimana mendekatkan
pelayanan sesuai dengan keinginan dan kepuasan siswa, yang tentunya hal
tersebut harus didukung dengan peran para tenaga ahli di bidangnya, sumber
daya dan fasilitas yang memadai, serta selalu meningkatkan mutu lulusan.
1. Planning (Perencanaan)
Planning merupakan langkah pertama yang harus dilakukan
seorang manajer. Fungsi planning mencakup mendefinisikan tujuan
organisasi, mengembangkan strategi menyeluruh untuk mencapai tujuan
dan mengembangkan dan mengordinasikan kegiatan untuk mencapai
tujuan yang diharapkan.11 Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam
proses perencanaan pemasaran pendidikan ialah sebagai berikut:
Pertama, Identifikasi Pasar (Pesaing) Tahapan pertama dalam
pemasaran pendidikan adalah mengidentifikasi dan menganalisis pasar.
Dalam tahapan ini, perlu dilakukan suatu penelitian/riset pasar untuk
mengetahui kondisi dan ekspektasi pasar termasuk atribut-atribut
pendidikan yangmenjadi kepentingan konsumen pendidikan, termasuk
dalam tahapan ini adalah pemetaan dari sekolah lain.12
Kedua, Segmentasi pasar adalah membagi pasar menjadi kelompok
pembeli yang dibedakan berdasarkan kebutuhan, karakteristik, atau
tingkah laku, yang mungkin membutuhkan produk yang berbeda.
Sedangkan positioning adalah karakteristik dan pembedaan (diferensiasi)
produk yang nyata dan memudahkan konsumen untuk membedakan
produk jasa antara satu lembaga dengan lembaga lainnya.

11
Wibowo, Manajemen Perubahan. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006). Hlm.12
12
Sri Minarti. Manajemen Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri.
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 395.

12
Ketiga, Diferensiasi produk Melakukan diferensiasi merupakan
cara yang efektif dalam mencari perhatian pasar. Dari banyaknya
lembaga pendidikan yang ada, orang tua siswa akan kesulitan untuk
memilih sekolah anaknya dikarenakan atribut-atribut kepentingan antar
lembaga pendidikan semakin standar.
2. Organizing (Pengorganisasian)
Organizing merupakan tanggung jawab manajer untuk
mendesain struktur organisasi dan mengatur pembagian pekerjaan.
Termasuk mempertimbangkan tugas apa yang harus dilakukan, siapa
melakukan, bagaimana tugas dikelompokkan, siapa melapor kepada
siapa dan dimana keputusan dibuat. Jadi, disini diperlukan suatu struktur
yang jelas, sehingga tidak terjadi saling lempar tanggungjawab
seandainya terjadi penyimpangan dalam pekerjaan.
Pengorganisasian ini sebagai proses membagi kerja ke dalam
tugastugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang
yang sesuai dengan kemampuannya dan mengalokasikan sumber daya,
serta mengkoordinasikannya dalam rangka efektivitas pencapaian tujuan
organisasi.13
3. Actuating (Penggerakan)
Actuating berkenaan dengan fungsi manajer untuk menjalankan
tindakan dan melaksanakan pekerjaan yang diperlakukan untuk
mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi. Actuating
merupakan implementasi dari apa yang direncanakan dalam fungsi
planning dengan memanfaatkan persiapan yang sudah dilakukan dalam
organizing.
4. Controlling (Pengendalian)
Controlling merupakan suatu aktivitas untuk menyakinkan bahwa
semua hal berjalan seperti seharusnya dan memonitor kinerja organisasi.

13
Nanang Fattah. Landasan Manajemen Pendidikan. (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2008), hlm.
71.

13
F. Mengasah Kreatifitas dan Inovasi Lembaga Pendidikan
Fungsi kreatifitas dalam proses inovasi merupakan pembangkit ide
yang menghasilkan penyempurnaan efektifitas dan efisiensi. Langkah yang
dapat dilakukan guna mengasah kreatifitas dan inovasi lembaga pendidikan
adalah:
1. Memiliki visi untuk berubah
Visi misi merupakan suatu acuan dalam bertindak, Jangan
berharap suatu tim akan menjadi inovatif apabila mereka tidak
mengetahui tujuan yang hendak dicapai oleh lembaga ke depan. Inovasi
harus memiliki tujuan dan seorang pemimpin harus mampu menyatakan
dan mendefinisikan tujuan secara jelas sehingga setiap orang dapat
memahami dan mengingatnya. Para pemimpin besar banyak
meluangkan waktu untuk menggambarkan dan menjelaskan visi, tujuan
dan tantangan masa depan kepada setiap orang. Mereka berusaha
meyakinkan setiap orang akan peran pentingnya dalam upaya mencapai
visi dan tujuan, serta dalam menghadapi berbagai tantangan.
2. Memerangi ketakutan akan perubahan
Para pemimpin inovatif senantiasa mengobarkan semangat
pentingnya perubahan. Mereka berusaha menggantikan kepuasan atas
kemapanan yang ada dengan kehausan akan ambisi. Mereka akan
berkata ”Saat ini kita memang sedang melakukan hal yang baik, tetapi
kita tidak boleh berhenti dan berpuas diri dengan kemenangan yang ada,
kita harus melakukan hal-hal yang lebih baik lagi”. Mereka
menyampaikan pula bahwa saat ini kita sedang melakukan suatu
spekulasi baru yang penuh resiko, dan jika kita tidak bergerak maka
akan jauh lebih berbahaya. Mereka memberikan gambaran menarik
tentang segala sesuatu yang hendak diraih pada masa mendatang. Oleh
karena itu, satu-satunya cara menuju ke arah sana yaitu dengan berusaha
memeluk perubahan.

14
3. Berfikir Seperti Pemodal yang Berani Mengambil Resiko
Seorang pemodal yang berani mengambil resiko akan
menggunakan pendekatan portofolio, berusaha mencari keseimbangan
antara kegagalan dengan kesuksesan. Mereka senang
mempertimbangkan berbagai usulan atau gagasan tetapi tetap merasa
nyaman dengan berbagai pemikiran yang menggambarkan tentang
kegagalan-kegagalan yang mungkin akan diterima.
4. Memiliki Suatu Rencana Usulan yang Dinamis
Harus memfokuskan pada rencana usulan yang benar-benar
hebat, setiap rencana mudah dilaksanakan, sumber tersedia dengan baik,
responsif dan terbuka untuk semuanya. Berikan penghargaan dan
respons yang wajar kepada karyawan serta para senior harus memliki
komitmen agar karyawan tetap dapat menjaga kesegarannya dalam
melaksanakan setiap pekerjaan.
5. Kolaborasi
Kolaborasi sebagai kunci sukses dalam inovasi, bahwa tidak
semua dapat dilakukan hanya dengan mengandalkan pada sumber-
sumber internal. Oleh karena itu, perlu melihat dunia luar dan mengajak
organisasi lain sebagai mitra, sehingga bisa saling bertukar pengalaman
dan keterampilan dalam team.
6. Menerima kegagalan
Lembaga yang inovatif mendorong terbentuknya budaya
eksperimen. Setiap orang harus dibelajarkan bahwa setiap kegagalan
merupakan langkah awal dari perjalanan jauh menunju kesuksesan.
Untuk menjadi orang benar-benar cerdas dan tangkas, setiap orang harus
diberi kebebasan berinovasi, bereksperimen dan memperoleh
kesuksesan dalam melakukan pekerjaannya, termasuk didalamnya
mereka juga harus diberi kebebasan akan kemungkinan terjadinya
kegagalan.

15
7. Bersemangat
Lembaga harus fokus terhadap segala sesuatu yang ingin
dirubah. Siap dan senantiasa bergairah dan bersemangat dalam
menghadapi dan menanggulangi berbagai tantangan. Energi dan
semangat yang dimiliki akan menular kepada setiap orang. Tak ada
gunanya apabila mengisi bus dengan penumpang yang selalu merasa
asyik dengan dirinya sendiri, dibutuhkan orang-orang dan para
pendukung dengan semangat yang berkobar-kobar. Diharapkan setiap
orang dapat meyakini bahwa upaya mencapai tujuan merupakan sesuatu
yang amat penting dan bermanfaat.14

14
Fuad Fachrudin. Dunia Pendidikan Dan Pengembangan Daya Kreatif, Sukma: Jurnal
Pendidikan. 1, (Jan-Jun, 2019), 67.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sekolah modern adalah cara-cara belajar yang sesuai dengan
tuntutan era kekinian, untuk dapat dipersiapkan anak didik pada masanya.
Sekolah modern berlaku bagi hidup untuk menumbuhkan, memupuk,
mengembangkan, memelihara dan mempertahankan tujuan pendidikan
yang telah dicapai. Menciptakan pembedaan pada sekolah dengan lembaga
pendidikan dengan mengadakan kunjungan antar sekolah, Memberikan
informasi tentang perkiraan jumlah lulusan sekolah pada lembaga
pendidikan setingkat di atasnya dll.
Jenis kebutuhan belajar masyarakat sangat dipengaruhi
permasalahan, tuntutan dan potensi yang dimiliki masyarakat tersebut.
Fokus dari penerapan pemasaran ini adalah bagaimana mendekatkan
pelayanan sesuai dengan keinginan dan kepuasan siswa, yang tentunya hal
tersebut harus didukung dengan peran para tenaga ahli di bidangnya, sumber
daya dan fasilitas yang memadai, serta selalu meningkatkan mutu lulusan
yaitu dengan Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian),
Actuating (Penggerakan), Controlling (Pengendalian).
Fokus dari media pemasaran ini adalah bagaimana mendekatkan
pelayanan sesuai dengan keinginan dan kepuasan siswa, yang tentunya hal
tersebut harus didukung dengan peran para tenaga ahli di bidangnya, sumber
daya dan fasilitas yang memadai, serta selalu meningkatkan mutu lulusan.
Fungsi kreatifitas dalam proses inovasi merupakan pembangkit ide
yang menghasilkan penyempurnaan efektifitas dan efisiensi. Langkah yang
dapat dilakukan guna mengasah kreatifitas dan inovasi lembaga pendidikan
adalah memiliki visi untuk berubah, memerangi ketakutan akan perubahan,
berfikir seperti pemodal yang berani mengambil resiko, memiliki suatu
rencana usulan yang dinamis, kolaborasi, menerima kegagalan dan
bersemangat

17
DAFTAR PUSTAKA

Fachrudin, Fuad. (2019) . Dunia Pendidikan Dan Pengembangan Daya Kreatif. Sukma:
Jurnal Pendidikan.

Faizin, Imam. (2017). Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan dalam meningkatkan Nilai Jual
Madrasah, Jurnal Madaniyah Volume 7 nomoer 2 edisi agustus.

Fattah, Nanang. (2008). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda


Karya.

Hills, P.J. A. (1982). Dictionary of Education. London: Ruotledge and Kegan Paul Ltd.

Minarti, Sri. (2012). Manajemen Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara


Mandiri. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Minarti, Sri. (2012). Manajemen Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara


Mandiri. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Sujarwo. (2020). Analisis Kebutuhan Mayarakat. Depok: PT Raja Grafindo Persada.

Suprapti, Ni Wayan Sri. (2010). Perilaku Konsumen: Pemahaman Dasar dan Aplikasinya
dalam Strategi Pemasaran. Denpasar: Udayana University.

Tim administrasi pendidikan. (2007). Ilmu dan aplikasi pendidikan. Jakarta: PT.
Imtima.hal.

Wibowo. (2006). Manajemen Perubahan. (Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Wibowo. (2006). Manajemen Perubahan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Yamin, Martinis. (2007). Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung


Persada Press,. Cet. Ke-5.

18

Anda mungkin juga menyukai