Disusun Oleh :
Monadia
1801160067
JURUSAN TARBIYAH
TAHUN 2021
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era globalisasi sekarang ini, persaingan lembaga pendidikan semakin ketat.
membuat lembaga pendidikan negeri maupun swasta tidak mendapatkan peserta didik
baru sesuai dengan target. Hal ini memicu adanya suatu persaingan yang semakin kuat
lembaga pendidikan tesebut, maka semakin banyak siswa yang ingin masuk ke
ilmu pengetahun dan teknologi, maka berdampak pada kebutuahan kehidupan social
masyarakat yang semakin meningkat. Pada akhirnya tuntutan itu berdampak pada
yang dapat dilakukan oleh sekolah sebagai institusi tempat masyarakat berharap
tentang kehidupan yang lebih baik dimasa yang akan datang. Pendidikan perlu
1
Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 37
1
kedudukan setara di lembaga pendidikan dalam upaya pembinaan dan pengembangan
kegiatan kerja sama kelompok manusia dengan maksud untuk mencapai tujuan
tertentu. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal sebagai salah satu bentuk
pengelompokan manusia yang tidak dapat melepaskan diri dari kegiatan manajemen.
pemasaran merupakan suatu proses yang harus dilakukan oleh sekolah untuk
pemberian keputusan kepada stakeholder merupakan hal yang harus dilakukan oleh
setiap lembaga, jika lembaga tersebut mengingikan untuk mempu bersaing. Pemberian
proses layanan yang harus selalu melakukan inovasi dan pengembangan karena
suatu organisasi agar tercapai tujuan organisasi secara efesien dan efektif. Di dalam
fungsi manajemen pemasaran ada kegiatan menganalisis yaitu analisis yang dilakukan
2
Sri Minarti, Manajemen Sekolah Mengelola Lambaga Pendidikan Secara Mandiri, (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2011), hlm. 157
3
Muhaimin, Manajemen Pendidikan Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana Pengembangan
Sekolah/Madrasah, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 98.
2
seberapa besar peluang untuk merebut pasar dan seberapa besar ancaman yang harus
dihadapi.4
Adapun tujuan dari pemasaran adalah membantu pengelola suatu organisasi untuk
memutuskan produk apa yang mesti ditawarkan terlebih dahulu dan menghasikan
nilai lebih yang diterima masyarakat atas produk yang ditawarkan, dan menstabilkan
Pada era sekarang ini persaiangan antar lembaga pendidikan yang begitu ketat,
pendidikan yang diibaratkan sebuah produk, tentunya akan terjual apabila dipasarkan
pemasaran jasa pendidikan untuk menarik peserta didik baru dan memberikan mutu
pendidikan yang bagus dari ouput hasil suatu lembaga pendidikan tersebut. Pemasaran
dimiliki oleh lembaga pendidikan tersebut. Pemasaran harus dilakukan dengan faktor
Negeri di kec. cempaga dan dikenal dengan sekolah terbaik di Cempaga. siswa yang
bersekolah di situ rata-rata siswa dari berbagai wilayah, desa dan kec. Lainya.
4
Agustina Shinta, Manajemen Pemasaran, (Malang: Universitas Barawijaya Press, 2011), hlm. 1
5
Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 130
3
SMA Negeri 1 Cempaga banyak di minati oleh masyarakat karena dipengaruhi
oleh beberapa faktor, diantaranya karena tempatnya yang strategis atau tidak jauh dari
masyarakat desa lainya, sudah berakreditas A dan saat ini sekolah ini dijuluki sekolah
model , menyediakan berbagai macam ekstrakulikuler, dan kondisi fisik bangunan dari
tahun ketahun sebagai mana yang ada dalam program kerja tahunan menunjukan
perkembangan yang cukup pesat, Nampak seperti ruang laboratorium sains, lab
computer, ruang seni, ruang PMR, ruang dram band, musolah beserta wc dan tempat
wudhu, tempat parkir murid dan guru, kantin, perpustakaan, lapangan futsal, volley,
dan badminton, dan ruangan kelas yang sekian tahun bertambah, dengan taman
Cempaga bersaing dengan sekolah Negeri lainya. SMAN 1 Cempaga harus mampu
bersaing mendapatkan input siswa yang baik, sehingga perlu melakukan usaha
Cempaga.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dibentuk rumusan masalah yang
akan diteliti :
A. Manajemen
1. Pengertian Manajemen
Banyak pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tentang pengertian manajemen.
Pendapat-pendapat tersebut berbeda satu sama lain. perbedaan itu terjadi karena adanya
perbedaan tinjauan tentang manajemen itu sendiri. Berikut ini akan dikemukakan
Pengertian manajemen ditinjau dari segi seni dikemukakan oleh Mary Parker
kemanusiaan.
pengertian manajemen ditinjau dari segi proses dikemukakan oleh James A.F.
5
Dari berbagai pengertian manajemen diatas, dapat dirumuskan bahwa manajemen
kegiatan organisasi dan proses penggunaan sumber daya organisasi lainya untuk
2. Fungsi Manajemen
Fungsi dalam hal ini adalah sejumlah kegiatan yang meliputi berbagai jenis
pekerjaan yang dapat digolongkan dalam satu kelompok sehingga membentuk suatu
kesatuan administratif.
usaha mental dan fisik yang diperlukan untuk memimpin, merencana, menyusun, dan
mengawasi.
Allen, Louis A., Pekerjaan manajer itu mencakup empat fungsi, yaitu:
1) Memimpin (Leading)
2) Merencanakan (Planning)
3) Menyusun (Organizing)
lebih baik
Koontz Harold dan O’Donel Cyril menyebutkan terdapat lima fungsi pokok dalam
manajemen, yaitu:
1) Planning
2) Organizing
3) Staffing
6
Alam, Ekonomi untuk SMA dan MA, (Jakarta: Erlangga, 2007) Hal. 127
6
5) Controlling7
Pemasaran adalah suatu proses social dan manajerial di mana individu dan
menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Definisi ini
Etika marketing dalam dunia pendidikan adalah menawarkan mutu layanan intelektual
menjaga nama baik dan menekankan pada mutu layanan yang harus diberikan kepada
para siswa.
Philip Kotler dan Gary Amstrong mendefinisikan pemasaran dari segi definisi
kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan
orang lain.9
Jasa merupakan suatu fenomena yang sangat rumit. Kata jasa mempunyai banyak
arti dan ruang lingkup, yaitu hanya berupa pelayanan dari seseorang kepada orang lain,
bisa juga diartikan sebagai mulai dari pelayanan yang diberikan oleh manusia, baik
yang dapat dilihat, yang bisa dirasakan, sampai pada fasilitas-fasilitas pendukung yang
7
Yayat M. Herujito, Dasar-Dasar Manajemen, Hal. 17-18
8
Thamrin Abdullah & Farncis Tantri, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012),
hlm. 14
9
Philip Khoter dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2009), hlm. 5
7
Sebagai salah satu bentuk produk, jasa dapat didefinisikan sebagai setiap tindakan
atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak lain yang pada dasarnya
bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak mengahasikan kepemilikan sesuatu.
kesehatan) dan perishable (jasa tidak mungkin disimpan sebagai persediaan yang siap
Pendidikan sebagai produk jasa merupakan sesuatu yang tidak berwujud akan
tetapi memenuhi kebutuhan konsumen yang diproses dengan menggunakan atau tidak
menggunakan bantuan produk fisik, dimana proses yang terjadi merupakan interaksi
antara penyediaan jasa dengan penggunaan jasa yang mempunyai sifat tidak
Pada dasarnya jasa pendidikan adalah sesuatu yang diberikan oleh satu pihak
kepada pihak lain yang bersifat tidak berwujud dan tidak memiliki dampak
perpindahan hak milik. Hal ini sangat erat kaitanya dengan karakteristik jasa yang
a. Tidak Berwujud (intangibility), jasa tidak berwujud seperti produk jasa, yang
jasa pendidikan akan mencari tanda atau informasi dapat diperoleh atas dasar letak
10
Fatkuroji, Desain Model Manajemen Pemasaran Berbasis Layanan Jasa Pendidikan pada MTs Swasta Se-
Kota Semarang, Nadwa Jurnal Pendidikan Islam, Vol.9, No, 1, 2015, hlm. 72-73
11
Yoyon Bahtiar Irianto dan Eka Prihati, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2009), Cet. 1, hlm. 335
8
b. Tidak terpisah (inseparability), jasa pendidikan tidak dapat dipisahkan dari
jasa pendidikan dihasilkan dan dikonsumsi secara serempak (simulta) pada waktu
yang sama. Jika peserta didik memberi jasa maka akan berhadapan langusng
penjualanya secara langusung dengan sekala operasi yang terbatas. Oleh, karena
itu lembaga pendidikan dapat menggunakan strategi bekerja dalam kelompok yang
lebih besar, bekerja lebih cepat, atau melatih para penyaji jasa agar mereka mampu
tergantung pada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut dihasilkan. Ada 3 faktor
d. Perishability, jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat
jasa para konsumen, dalam hal ini siswa dan orang tua siswa. Mereka inilah yang
pendidikan.12
12
Buchari Alma dan Ratih Hurriyati, Manajemen Corporate & Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan Fokus
pada Mutu dan Layanan Prima, (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 173-174
9
Pemasaran jasa pendidikan merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang
untuk berkembang, dan mendapatkan laba. Kegiatan pemasaran pendidikan harus dapat
terus, atau konsumen mempunyai pendangan yang baik terhadap lembaga pendidikan.
Pemasaran dalam konteks jasa pendidikan adalah sebuah proses social dan
manajerial untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan melalui penciptaan
(cereation) penawaran, pertukaran produk yang bernilai dengan pihak lain dala bidang
pendidikan.13
Dengan demikian pemasaran jasa pendidikan adalah suatu proses penewaran mutu
2. Unsur Pemasaran
Unsur utama dalam pemasaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga unsur utama,
yaitu:
2) Targeting, yaitu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan
dimasuki.
13
Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan: Konsep, Prinsip dan Aplikasi dalam Mengelola
Sekolah dan Madrasah, (Yogyakarta: Kaukaba, 2012), Hlm. 225
10
3) Positioning, penetapan posisi pasar. Tujuanya adalah untuk membangun dan
benak konsumen.
1) Merk (brand), yaitu nilai yang berkaitan dengan nama atau nilai yang dimiliki
dan melekat pada suatu perusahaan. Jika brandquity ini dikelola dengan baik,
semua manfaat yang diperoleh dari produk yang mereka beli dan merasa puas
karena itu sesuai dengan harapan mereka. Kedua, perusahaan itu sendiri
2) Pelayanan atau sevice, yaitu nilai yang berkaitan dengan pemberian jasa
3) Proses, yaitu nilai yang berkaitan dengan prinsip perusahaan untuk membua
setiap karyawan terlibat dan memiliki rasa tanggung jawab dalam proses
14
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedakan Kasus Bisnis, Reorientasi Konsep Perencanaan
Strategi untuk Menghadapi abad 21, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2005). Hlm. 48-51
11
3. Fungsi Pemasaran dalam Pendidikan
terhadap lembaga dan menarik minat sejumlah calon siswa. Oleh karena itu, pemasaran
harus berorientasi kepada “Pelanggan” yang dalam konteks sekolah atau madrasah
disebut dengan siswa. Disinilah perlunya sekolah atau madrasah untuk mengetahui
bagaimana calon siswa melihat sekolah atau madrasah yang akan dipilihnya. 15
Untuk membentuk citra baik terhadap lembaga dan dalam menarik minat sejumlah
berbagai upaya strategi yang dikenal dengan strategi pemasaran (strategi marketing
mix).
Elemen bauran pemasaran yang terdiri atas 4P (Promotoin, Place, Price, Product)
tradisional ditambah 3 elemen P lagi yaitu Physical evidence, People dan Process
pendidikan tersebut. Bauran pemasaran 7P tersebut akan diperolah calon siswa dari
berbagai sumber seperti dari media massa, orang tua, familli, alumni, guru sekolah,
siswa yang masih aktif dan sebagainya. Disamping itu ada empat faktor lain yang turut
mempengaruhi pilihan siswa yaitu lingkungan sosio cultural, dari mana calon siswa
berasal, apakah dia cocok bergaul dilingkungan lembaga pendidikan yang akan ia
15
Muhaimin, dkk, Manajemen Pendidikan Aplikasi dalam Penyusunan Konsep Rencana Pengembangan
Sekolah/Madrasah, (Jakarta:Kencana, 2011),hlm. 101
16
Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, (Bandung:Alfabeta, 2009), hlm.54
12
4. Citra Terhadap Lembaga
Para konsumen membeli sesuatu, bukan hanya sekedar membutuhkan barang itu,
tetapi ada sesuatu yang lain yang diharapkan. Sesuatu yang lain itu sesuai dengan citra
yang terbentuk dalam dirinya. Oleh sebab itu, penting sekali organisasi memberi
Citra ini tidak dapat dicetak seperti membuat barang di pabrik, akan tetapi citra ini
adalah kesan yang diperoleh sesuai dengan pengetahuan dan pemahaman seseorang
sendiri bagaimana image yang mereka tampilkan dalam melayani publiknya. Lembaga
harus dapat mengevaluasi penampilan mereka apakah sudah maksimal dalam member
image terhadap lembaga pendidikan misalnya sudah ada yang merasa puas, bagus, da
nada yang masih banyak kekurangan, dan perlu diperbaiki. Ada yang merasa puas
untuk sebagai layanan, dan tidak merasa puas dengan beberapa sektor layanan lain.
umumnya. Current Image ini perlu diketahui oleh seluruh karyawan lembaga
pendidikan, sehingga dimana ada kemungkinan image umum ini dapat diperbaiki.
Jadi, image ini akan diperhatikan publik dari waktu ke waktu dan akhirnya akan
membentuk suatu pandangan positif yang akan dikonsumsikan dari satu mulut ke
mulut lain. Dalam kesibukan kita sehari-hari jangan melupakan keadaan fisik bisnis,
17
Buchari Alma dan Ratih Hurriyati, Manajemen Corporate & Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan Fokus
pada Mutu dan Layanan Prima, (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 54
18
Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, (Bandung: CV Alfabeta, 2013),hlm. 375
13
penampilan, fasilitas, kantor dan karyawan yang melayani publik harus selalu dalam
garis dengan satu tujuan memuaskan konsumen. Katakana pada mereka apa yang kita
perbuat untuk menjaga agar meraka selalu puas, dan tanyakan lagi apa yang mereka
pendidikan, ini merupakan ilmu yang di padukan dalam satu kegiatan. Artinya, fungsi-
fungsi yang ada dalam kedua ilmu tersebut di gabung dalam satu bentuk kerja sama.
penggunaan sumber daya organisasi lainya untuk mencapai tujuan organisasi yang
telah ditetapkan. Menurut Koontz Harold dan O’Donel Cyril menyebutkan terdapat
lima fungsi pokok dalam manajemen, yaitu: Planning, Organizing, Staffing, Directing
individu dan kelompok memperolah apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
bernilai dengan orang lain.20 Jadi, manajemen pemasaran pendidikan dapat diartikan
pendayagunaan sumber daya yang dilakukan secara efektif dan efisien guna
19
Buchari Alma dan Ratih Hurriyati, Manajemen Corporate & Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan Fokus
pada Mutu dan Layanan Prima, (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 55-56
20
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran Jilid I, (Jakarta: Erlangga, 2009). Hal 5
14
Jadi manajemen pemasaran pendidikan harus difahami oleh segenap kompunen
lembaga pendidikan, agar penerapan pemasaran pendidikan berada pada posisi yang
tepat sesuai dengan nilai dan sifat dari pendidikan itu sendiri. Dengan pemasaran yang
bagus maka lembaga pendidikan akan menjadi sasaran bagi konsumen yaitu, calon
siswa, sehingga tujuan lembaga dapat tercapai secara efektif dan efisien.
15
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, Metode penelitian kualitatif ini
alamiah (natural setting) disebut juga sebagai metode etnografi, karena pada awalnya
metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya disebut
metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan dianalisis lebih bersifat kualitatif.
meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah ekperimen)
dimana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data digunakan secara
triagulagi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif
Kriteria dalam penelitian kualitatif adalah data yang pasti, data yang sebenarnya
terjadi sebagaimana adanya, bukan sekedar data yang terlihat, terucap tapi data yang
mengandung makna dibalik yang terlihat dan terucap tersebut. Untuk mendapatkan
data yang pasti maka diperlukan berbagai sumber data dan berbagai teknik
pengumpulan data, dua sumber yang memberikan data yang berbeda, maka data
narasumber nantinya dengan begitu akan didapatkan informasi yang akan diperlukan
21
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2007), hal. 1
16
B. Tempat Penelitian
SMA Negeri 1 Cempaga, yang beralamat di jalan Cilik Riwut km. 28 Desa Sungai
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data, serta instrumen pengumpulan data adalah alat
bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data
agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan lebih mudah. Dalam penelitian ini,
peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus sebagai pengumpul data. Prosedur yang
di pakai dalam pengumpulan data yaitu: (1) Observasi, (2) Wawancara, dan (3)
1. Obsevasi
sasaran. Observasi yang akan dilakukan di SMAN 1 Cempaga sesuai dengan judul
penelitian ini.
2. Wawancara
besar dibagi menjadi dua, yakni wawancara tak terstruktur dan wawancara
3. Dokumentasi
dokumentasi yang ada di lapangan serta dapat dijadikan bahan dalam pengecekan
bersumber dari arsip dan dokumen yang berada ditempat penelitian atau yang
berada diluar tempat penelitian yang ada hubungannya dengan penelitian tersebut.
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam
D. Instrument Penelitian
Instrumen penelitian ini merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun social yang dialami.22 Sementara itu menurut Suharsimi
Arikunto instrument adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti, dalam
22
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfa Beta 2009. Hlm.102
18
E. Teknik Pengabsahan Data
yang lain diluar data ini untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
wawancara dengan kepala sekolah, ketua penerimaan peserta didik baru, peserta didik
baru dalam hal proses manajemen pemasaran pendidikan di SMA Negeri 1 Cempaga.
dikategorikan absah apabila terdapat konsiten dan kesesuaian informasi antara subjek
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik
berikut:
a. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi merupakan
data mentah dari lapangan. Untuk itu perlu dilakukan pemilihan data yang relevan
23
Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014),
hlm. 330
19
data, selanjutnya data yang telah dipilih kemudian disederhanakan dengan mengambil
data yang pokok dan diperlukan dalam menjawab permasalahan yang diteliti.
b. Penyajian Data
Data yang telah disusun dari hasil reduksi data, kemudian disajikan dalam bentuk
narasi deskripsi. Data yang disajikan merupakan data yang dapat digunakan untuk
menjawab permasalahan yang diteliti. Setelah data disajikan secara rinci, maka
c. Penarikan Kesimpulan
Setelah data yang disajikan tersebut dibahas secara rinci, maka selanjutnya data
20
DAFTAR PUSTAKA
Fattah, Nanang. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2012
Thamrin Abdullah & Farncis Tantri, Manajemen Pemasaran, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2012
Fatkuroji, Desain Model Manajemen Pemasaran Berbasis Layanan Jasa Pendidikan pada
MTs Swasta Se-Kota Semarang, Nadwa Jurnal Pendidikan Islam, Vol.9, No, 1, 2015
Yoyon Bahtiar Irianto dan Eka Prihati, Manajemen Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2009
Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan: Konsep, Prinsip dan Aplikasi
Rangkuti, Freddy. Analisis SWOT Teknik Membedakan Kasus Bisnis, Reorientasi Konsep
Perencanaan Strategi untuk Menghadapi abad 21, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2005
Alma, Buchari. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Bandung: CV Alfabeta, 2013
Buchari Alma dan Ratih Hurriyati, Manajemen Corporate & Strategi Pemasaran Jasa
Pendidikan Fokus pada Mutu dan Layanan Prima, Bandung: Alfabeta, 2009
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran Jilid I, Jakarta: Erlangga, 2009
21
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2007
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2014
22
23
24