Nurliyati Rahayu
Mahasiswa Pascasarjana, FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
nurli.rahayu@gmail.com
ABSTRAK
Implementasi strategi marketing mix dalam pemasaran jasa pendidikan di TK
Negeri 2 Yogyakarta bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan strategi
marketing mix di TK tersebut. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Analisis data menggunakan model Miles dan Huberman yang
mencakup penyajian data, reduksi data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa TK Negeri 2 Yogyakarta menggunakan strategi marketing mix
dalam memasaran jasa pendidikannya. Strategi marketing mix yang digunakan adalah
7P, yang terdiri dari: product, price, place, promotion, people, physical evidence, dan
process. Product yang ditawarkan adalah sekolah multikultural berwawasan budaya.
Price yang ditawarkan sangat terjangkau sesuai kebutuhan peserta didik. Place yang
disediakan sangat strategis. Promotion menggunakan website sebagai media promosi
utama. People yang tersedia sangat professional dan berkompeten. Physical evidence
yang disediakan lengkap dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Process
pembelajaran menggunkan empat model pembelajaran, yaitu: BCCT, area, sudut dan
pengaman.
Kata kunci: pemasaran, jasa pendidikan, marketing mix
ABSTRACT
The implementation of the marketing mix strategy in marketing education
services in TK Negeri 2 Yogyakarta aims to find out how to apply the marketing mix
strategy in the kindergarten. The type of research used is qualitative research. Data
collection techniques using observation, interviews, and documentation. Data
analysis used the Miles and Huberman model which included data presentation, data
reduction, and drawing conclusions. The results showed that TK Negeri 2 Yogyakarta
used a marketing mix strategy in marketing education services. The marketing mix
strategy used is 7P, which consists of: product, price, place, promotion, people,
physical evidence, and process. The products offered are multicultural schools with
cultural insights. The price offered is very affordable according to the needs of
students. The place provided is very strategic. Promotion uses the website as the
main promotional media. The available people are very professional and competent.
Physical evidence provided is complete and in accordance with the needs of students.
91
Jurnal Qurroti : Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Vol.2 No. 1, April 2020, e-ISSN: 2721-1509
The learning process uses four learning models, namely: BCCT, area, angle and
safety.
Keyword: marketing, education servies, marketing mix
PENDAHULUAN
Dewasa ini, pendidikan anak usia dini semakin berkembang pesat di
Indonesia. Hal ini disebabkan karena banyaknya panelitian yang telah dipublikasikan
mengenai pentingnya pendidikan pada anak usia dini. Howard Gadner dalam buku
Konsep Dasar PAUD menyatakan bahwa anak-anak pada usia lima tahun pertama
dapat belajar mengenai segala hal dengan cemerlang. PAUD merupakan lembaga
pendidikan yang diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, memiliki
kelompok sasaran anak usia 0-6 tahun yang sering disebut dengan masa emas
perkembangan.1
Pendirian berbagai lembaga pendidikan anak usia dini yang tak terbendung
menyebabkan terjadinya kompetisi antarsekolah yang tidak dapat dihindari. Hal ini
dibuktikan dengan beragam upaya kreatif yang dilakukan oleh penyelenggara
pendidikan untuk menampilkan keunikan dan keunggulan sekolahnya agar tetap
diminati oleh pengguna jasa pendidikan. 2 Persaingan jasa pendidikan anak usia dini
harus dihadapi oleh penyelenggara pendidikan dengan merencanakan strategi
pemasaran. Strategi pemasaran mempunyai peran yang sangat penting dalam
mencapai tujuan yang diinginkan oleh lembaga pendidikan. Strategi pemasaran harus
didasarkan pada analisis internal sekolah dan disesuaikan dengan perubahan-
perubahan yang dibutuhkan. Strategi pemasaran harus dapat memberikan gambaran
yang jelas dan terarah tentang apa yang akan dilakukan sekolah dalam menggunakan
setiap kesempatan atau peluang pada pasar sasaran.3
Segala aktivitas yang dilakukan oleh penyedia jasa pendidikan akhirnya
bermuara pada nilai yang akan diberikan ke pengguna jasa pendidikan atas kepuasan
1
Suyadi dan Maulidya Ulfah, Konsep Dasar PAUD (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), 1-4.
2
David Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan (Jakarta: Salemba Empat, 2012), 5.
3
Sofian Assauri, Manajemen Pemasaran (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), 168.
92
Jurnal Qurroti : Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Vol.2 No. 1, April 2020, e-ISSN: 2721-1509
4
Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan..., 74.
5
Kuni Fathonah, ‘Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan Dalam Meningkatkan Pelayanan
Pendidikan Di MAN 1 Sragen’ (Institut Agama Islam Negeri Surakarta, 2016).
6
Mukhtar S Muhammad, ‘Pemasaran Dan Upaya Dalam Mempengaruhi Harapan Stakeholder
Dalam Lembaga Pendidikan Islam’, Jurnal Tarbawi 14, no. 2 (2017): 161–78.
7
Syahrial Labaso, “Penerapan Marketing Mix sebagai Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan di
MAN 1 Yogyakarta,” MANAGERIA: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 3, no. 2 (2019): 289–311.
8
Buchari Alma dan Ratna Hurriyati, Manajemen Corporate dan Strategi Pemasaran Jasa
Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2008), 30.
93
Jurnal Qurroti : Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Vol.2 No. 1, April 2020, e-ISSN: 2721-1509
Berbagai lembaga pendidikan anak usia dini saling bersaing untuk menarik
perhatian masyarakat dengan menawarkan sekolah yang mempunyai ciri khusus
seperti sekolah alam, sekolah berwawasan budaya, sekolah yang berciri khas agama,
sekolah enterpreneur, bahkan sekolah internasional yang menawarkan penggunaan
bahasa internasional dalam kegiatan pembelajaran. Menurut data dari kementerian
pendidikan dan kebudayaan tahun 2019 di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
terdapat 5.281 sekolah anak usia dini yang terdiri dari TK/RA, KB, TPA, dan SPS.
Terdapat 2.376 sekolah TK/RA yang terdiri dari 41 TK/RA negeri dan 2.335 TK/RA
swasta.9 Perbandingan antara TK/RA negeri dan swasta di provinsi DIY sangat jauh,
yaitu 1: 57.
Salah satu TK negeri yang ada di DIY adalah TK Negeri 2 Yogyakarta. TK
Negeri 2 Yogyakarta dikenal dengan nama TK Kapas karena letaknya di jalan Kapas.
Semula TK ini adalah TK swasta yang didirikan oleh warga Baciro pada tahun 1951.
TK ini dipergunakan sebagaitempat praktek siswa-siswa Sekolah Guru Taman
Kanak-Kanak (SGTK). Pada tahun 1972 ditetapkan sebagai TK Teladan oleh
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta karena prestasinya. TK ini mendapat Surat
Keputusan Penegerian dari Mendikbud RI pada tahun 1985 dengan nama TK Negeri
2 Yogyakarta karena dulu digunakan untuk praktek siswa-siswi SPG Negeri 2
Yogyakarta. TK ini dapat bertahan dan bersaing dengan TK-TK swasta di lingkungan
sekitar Kota Yogyakarta, bahkan menjadi salah satu TK percontohan dan unggulan.
Berdasarkan pemaparan diatas, penelitian akan berfokus pada implementasi strategi
marketing mix dalam pemasaran jasa pendidikan di TK Negeri 2 Yogyakarta.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif
adalah jenis penelitian yang dilakukan secara wajar dan natural sesuai dengan kondisi
9
__________, PDSPK, ‘Jumlah Data Satuan Pendidikan (Sekolah) Anak Usia Dini Per Provinsi’, Pusat
Data Dan Statistik Pendidikan Dan Kebudayaan (PDSPK) Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, 2019,
https://referensi.data.kemdikbud.go.id/index21.php.
94
Jurnal Qurroti : Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Vol.2 No. 1, April 2020, e-ISSN: 2721-1509
objek dilapangan tanpa adanya manipulasi, maka jenis penelitian ini adalah penilitian
kualitatif.10 Penelitian memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah dan
memahami sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku individu atau sekelompok
orang. Penelitian ini bertujuan untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek
penelitian.11 Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan, dimana
pengambilan data dilakukan di lokasi subyek penelitian.
Peneliti menggumpulkan data dengan menggali informasi melalui observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang
mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang terkait dengan data
yang dibutuhkan.12 Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui percakapan dan tanya-jawab, baik langsung maupun tidak langsung dengan
responden untuk mencapai tujuan tertentu. 13 Dokumentasi adalah metode
pengumpulan data yang digunakan untuk menelusuri data historis. 14 Proses analisis
data menggunakan model Miles dan Huberman. Adapun langkah-langkah analisis
yang peneliti laksanakan antara lain: penyajian data, mereduksi data dan penarikan
kesimpulan.15 Penelitian ini akan menggunakan observasi tak berstuktur, melakukan
wawancara secara langsung kepada kepala sekolah TK Negeri 2 Yogyakarta Tri
Hariyatni, M.Pd, dokumentasi dilakukan dengan pengambilan foto.
PEMBAHASAN
Pemasaran Jasa Pendidikan
Kotler dan Keller menyatakan bahwa pemasaran berhubungan dengan
mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan konsumen. Pemasaran adalah serangkaian
10
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011), 140.
11
Djunaidi Ghony dan Fauan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2012), 27-29.
12
Ibid, 165.
13
Arifin, Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru…, 233.
14
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif (Jakarta: Kencana, 2007), 121-122.
15
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D)
(Bandung: Alfabeta, 2012), 338-341.
95
Jurnal Qurroti : Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Vol.2 No. 1, April 2020, e-ISSN: 2721-1509
16
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, terj. Benyamin Molan
(Jakarta: Indeks, 2007), 6-7.
17
Imam Machali dan Ara Hidayat, The Handbook of Education Management: Teori dan
Praktik Pengelolaan Sekolah/Madrasah di Indonesia, 2 ed. (Jakarta: Prenadamedia Grup, 2016),
278.
18
Fajar Laksana, Manajemen Pemasaran: Pendekatan Praktis (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2008), 4.
19
Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan…, 6.
96
Jurnal Qurroti : Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Vol.2 No. 1, April 2020, e-ISSN: 2721-1509
20
Machali dan Hidayat, The Handbook of Education Management: Teori dan Praktik
Pengelolaan Sekolah/Madrasah di Indonesia…, 284.
21
Buchari Alma, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2003), 15.
22
Machali dan Hidayat, The Handbook of Education Management: Teori dan Praktik
Pengelolaan Sekolah/Madrasah di Indonesia…, 283.
23
Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan…, 17.
97
Jurnal Qurroti : Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Vol.2 No. 1, April 2020, e-ISSN: 2721-1509
24
Yevis Marty Oesman, Sukses Mengelola Marketing Mix, CRM, Customer Value, Dan
Customer Dependency (Bandung: Alfabeta, 2010), 22.
25
Rambat Lumpiyoadi and A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa (Jakarta: Salemba
Empat, 2006), 70.
26
Jonathan Ivy, ‘A New Higher Education Earketing Mix: The 7Ps for MBA Marketing’,
International Journal of Educational Management 22, no. 4 (2008): 288–99,
doi:10.1108/09513540810875635.
27
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran (Jakarta: Prenhallindo, 2000), 448.
98
Jurnal Qurroti : Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Vol.2 No. 1, April 2020, e-ISSN: 2721-1509
28
Machali dan Hidayat, The Handbook of Education Management: Teori dan Praktik
Pengelolaan Sekolah/Madrasah di Indonesia…, 291.
29
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran (Jakarta: Erlangga, 2009), 52.
30
Warren J Keegen, Manajemen Pemasaran Global (Jakarta: Prenhallindo, 1997), 73.
31
Machali dan Hidayat, The Handbook of Education Management: Teori dan Praktik
Pengelolaan Sekolah/Madrasah di Indonesia…, 292.
99
Jurnal Qurroti : Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Vol.2 No. 1, April 2020, e-ISSN: 2721-1509
2. Price (harga)
Harga dalam pemasaran adalah jumlah uang yang harus dibayarkan oleh
konsumen untuk mendapatkan suatu produk. Menurut Swastha, harga adalah
jumlah yang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk
mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya. Harga
merupakan sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh konsumen untuk
mendapatkan suatu produk.32 Djaslim Saladin mengartikan harga sebagai
sejumlah uang sebagai alat tukar untuk memperoleh produk atau jasa. Harga
dalam konteks jasa pendidikan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
mendapatkan jasa pendidikan yang ditawarkan. 33 Harga dalam pendidikan yang
dipertimbangkan mengenai penetapan harga SPP, investasi bangunan, biaya
labolatorium dan lain-lain.
3. Place (lokasi/tempat)
Lokasi yang baik menjamin tersedianya akses yang cepat, dapat menarik
sejumlah besar konsumen dan cukup kuat untuk mengubah pola berbelanja dan
pembelian konsumen.34 Tempat berhubungan dengan dimana perusahaan jasa
harus berdiri dan melakukan aktivitas kegiatannya. Dalam kontek jasa
pendidikan lembaga pendidikan adalah lokasi sekolah berada. Lokasi sekolah
sedikit banyak menjadi pertimbangan calon pelanggan dalam menentukan
pilihannya. Lokasi yang strategis, nyaman dan mudah dijangkau akan menjadi
daya tarik tersendiri, disbanding dengan lokasi sekolah yang dekat pemakaman,
dikenal angker, dekat pasar dan lain-lain.
4. Promotion (promosi)
32
Basu Swastha, Manajemen Pemasaran (Jakarta: Liberty, 2001), 147.
33
Djaslim Saladin, Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan, Pelaksanaan dan
Pengendalian; Teori Aplikasi dan Tanya Jawab (Bandung: Linda Karya, 2002), 95.
34
Vivid Dekanawati dan Francis Wahono, “Kepuasan Pelayanan Pelanggan Berbasis Bauran
Pemasaran (Studi pada Akademi Maritim Yogyakarta),” JURNAL UPAJIWA DEWANTARA 1, no. 1
(2017): 35–46.
100
Jurnal Qurroti : Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Vol.2 No. 1, April 2020, e-ISSN: 2721-1509
35
Gitosudarmo Indriyono., Manajemen Pemasaran (Yogyakarta: BPFE, 2000), 237.
36
Machali dan Hidayat, The Handbook of Education Management: Teori dan Praktik
Pengelolaan Sekolah/Madrasah di Indonesia…, 293.
37
Ibid.
101
Jurnal Qurroti : Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Vol.2 No. 1, April 2020, e-ISSN: 2721-1509
6. Physical evidence
Bukti fisik adalah lingkungan fisik tempat jasa diciptakan dan langsung
berinteraksi dengan konsumennya. Zeithaml dan Bitner menyatakan “physical
evidence is the environment in which the service is delivered and where the firm
and cutomer interact, and any tangible components thet facilitate performance
or communication of the service.” 38 Terdapat dua macam bukti fisik yaitu
pertama, bukti penting (essential evidence) merupakan keputusan-keputusan
yang dibuat oleh pemberi jasa mengenai desain dan tata letak (layout) dari
gedung. Dalam kontek jasa pendidikan essential evidence dapat berupa desain
ruang kelas, gedung sekolah, perpustakaan, lapangan olah raga dan lain-lain.
Kedua bukti pendukung (peripheral evidence) merupakan nilai tambah yang bila
berdiri sendiri tidak akan berarti apa-apa, jadi hanya berfungsi sebagai pelengkap
saja, namun demikian mempunyai peran penting dalam proses produksi jasa.
Dalam kontek lembaga pendidikan bukti pendukung dapat berupa raport per
semester, catatan prestasi siswa dan lain-lain.
Physical evidence dalam kontek SNP adalah Standar sarana dan
prasarana yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat
berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja,
tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi.39
7. Process (proses)
prosedur atau mekanisme dalam rangkaian aktivitas untuk menyampaikan
jasa dari produsen ke konsumen. Proses dalam kontek jasa pendidikan adalah
proses pendidikan yang meliputi segala kegiatan yang medukung
38
Zeithaml Valarie A dan Mary Jo Bitner, Service Marketing: integrating Customer focus
Across the firm., 3 ed. (The McGraw-Hill Companies, 2004), 25.
39
Machali dan Hidayat, The Handbook of Education Management: Teori dan Praktik
Pengelolaan Sekolah/Madrasah di Indonesia…, 294.
102
Jurnal Qurroti : Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Vol.2 No. 1, April 2020, e-ISSN: 2721-1509
Product
Process Price
Marketing
Mix
Physical
Place
Evidence
People Promotion
Terdapat tujuh komponen dalam strategi marketing mix yang biasa disingkat
dengan 7P, yaitu terdiri dari 4P tradisional yang digunakan dalam pemasaran barang
dan 3P sebagai perluasan dari marketing mix. Unsur 7P tersebut adalah product
(produk), price (harga), place (lokasi), promotion (promosi), people (SDM), physical
evidence (bukti fisik), dan process (proses). TK Negeri 2 Yogyakarta dalam praktik
kegiatan pemasarannya telah mendesain sedemikian rupa sehingga ketujuh komponen
dalam marketing mix tersebut telah diterapkan. Ketujuah komponen marketing mix
40
Ibid.
103
Jurnal Qurroti : Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Vol.2 No. 1, April 2020, e-ISSN: 2721-1509
yang telah diterapkan oleh TK Negeri 2 Yogyakarta dapat disajikan dalam tabel
sebagai berikut:
104
Jurnal Qurroti : Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Vol.2 No. 1, April 2020, e-ISSN: 2721-1509
105
Jurnal Qurroti : Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Vol.2 No. 1, April 2020, e-ISSN: 2721-1509
106
Jurnal Qurroti : Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Vol.2 No. 1, April 2020, e-ISSN: 2721-1509
107
Jurnal Qurroti : Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Vol.2 No. 1, April 2020, e-ISSN: 2721-1509
108
Jurnal Qurroti : Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Vol.2 No. 1, April 2020, e-ISSN: 2721-1509
109
Jurnal Qurroti : Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Vol.2 No. 1, April 2020, e-ISSN: 2721-1509
110
Jurnal Qurroti : Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Vol.2 No. 1, April 2020, e-ISSN: 2721-1509
KESIMPULAN
Terdapat tujuh komponen dalam strategi marketing mix yang biasa disingkat
dengan 7P, yaitu: product, price, place, promotion, people, physical evidence, dan
process. Product (Produk) Jasa TK Negeri 2 Yogyakarta. TK Negeri 2 Yogyakarta
merupakan sekolah multikultural berwawasan budaya. Peserta didik di sekolah ini
berasal dari beragam suku dan agama. Program penunjang disediakan 12 program
pengembangan diri, yang meliputi: kerohanian, mengenal Bahasa Inggris, mengenal
huruf, menggambar, menari, komputer, band, drumband, fashionshow, renang, olah
vocal dan sempoa. TK Negeri 2 Yogyakarta termasuk salah satu TK percontohan dan
unggulan di Kota Yogyakarta. Lulusan dari TK ini meneruskan ke SD-SD favorite.
Price (Harga) Jasa TK Negeri 2 Yogyakarta. Dana investasi awal yang harus
dibayarkan sebesar Rp.2.963.000,00. SPP (sumbangan pembinaan pendidikan) di TK
Negeri 2 Yogyakarta bebas biaya karena adanya BOSDA (biaya operasional daerah)
dan BOP (biaya operasional pendidikan). Biaya konsumsi harian anak Rp. 59.300,00
per bulan. Biaya 12 pengembangan diri Rp. 280.000,00 per bulan. Place (Tempat)
Jasa TK Negeri 2 Yogyakarta. Lokasi TK Negeri 2 Yogyakarta beralamat di Jl.
Kapas No 2, Semaki, Umbulharjo, Yogyakarta. Berdasarkan lokasi ini, TK Negeri 2
Yogyakarta terkenal dengan sebutan TK Kapas. Lokasi TK ini sangat strategis,
berada di tengah Kota Yogyakarta.
111
Jurnal Qurroti : Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Vol.2 No. 1, April 2020, e-ISSN: 2721-1509
DAFTAR PUSTAKA
112
Jurnal Qurroti : Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Vol.2 No. 1, April 2020, e-ISSN: 2721-1509
113
Jurnal Qurroti : Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Vol.2 No. 1, April 2020, e-ISSN: 2721-1509
114