Anda di halaman 1dari 13

NAMA : WIWIT WAHYUNI

NIM : 1810246345
PROGRAM PASCASARJANA - ADMINISTRASI PENDIDIKAN 2018

PEMASARAN UNTUK SEKOLAH (MARKETING FOR SCHOOL)

1. DESKRIPSI
Morris (1984) seperti yang dikutip oleh Muhaimin, et al (2009:97) menyatakan
bahwa saat ini tidak ada organisasi baik itu bisnis atau nonbisnis yang dapat terlepas
dari pemasaran (marketing). Artinya baik perusahaan yg berorientasi pada laba ataupun
lembaga nonbisnis yang bersifat nonprofit seperti lembaga pendidikan membutuhkan
yang namanya marketing untuk kemajuan sekolahnya, atau memilih untuk tidak
melakukan marketing yang berimbas pada kemunduran.
Menurut Evans (1995) dalam Muhaimin, et al (2009:98) mendefinisikan
pemasaran dalam lembaga sekolah merupakan proses manajemen yang bertujuan untuk
melakukan identifikasi dan memberikan kepuasan terhadap pelanggan dan masyarakat
secara terus menerus dan berkesinambungan.
Pendapat ini diperkuat oleh penjelasan dari Tim Dosen Administrasi Pendidikan
UPI (2014:337) yang menyatakan bahwa prinsip marketing tidak hanya berorientasi
pada peningkatan laba akan tetapi bagaimana menciptakan kepuasan bagi costumer
dengan memenuhi hal yang dirasa kurang oleh costumer.
Definisi yang tidak jauh berbeda juga disampaikan oleh Alma (2003) yang
menjelaskan bahwa pemasaran jasa pendidikan berarti kegiatan lembaga pendidikan
memberi layanan atau menyampaikan jasa pendidikan kepada konsumen dengan cara
yang memuaskan.
Untuk mencapai target sekolah lewat pemasaran dan promosi, maka diperlukan
strategi pemasaran pendidikan (Tyagita, 2016:69) diantaranya :
a) Distinctive Competence
Tindakan yang dilakukan oleh perusahaan (sekolah) agar dapat melakukan
kegiatan yang lebih baik dari pada pesaing.

1
b) Competitive Advantage
Kegiatan khusus yang dikembangkan oleh sekolah agar lebih unggul
dibandingkan pesaingnya melalui strategi diferensiasi dengan memberikan
penawaran yang berbeda dibandingkan dengan apa yang ditawarkan oleh
kompetitor.
Selain menyusun strategi pemasaran, cara memasarkan sebuah sekolah dapat
dilakukan melalui promosi (Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, 2014:348) antara
lain:
a) Komunikasi personal dan interpersonal
Komunikasi langsung 2 arah antara sekolah dengan calon konsumen baik
perorangan maupun kelompok
b) Telemarketing
Penawaran yang dilakukan oleh sekolah kepada calon konsumen yang
dianggap prospektif melalui media telepon
c) Word of Mouth
Komentar masyarakat baik positif maupun negatif dari seorang atau
sekelompok masyarakat yang telah/sedang menyekolahkan anak mereka di
sekolah tersebut
d) Periklanan, berupa penyiaran, brosur, internet, pameran
e) Promosi penjualan, berupa pemberian kupon, penawaran diskon
f) Publikasi, berupa pelaksanaan special events, open house, mensponsori
kegiatan yang bermanfaat dengan bekerjasama dengan pihak ketiga
g) Coorporate design, bentuk pemasaran dengan menawarkan atribut yang
menimbulkan daya tarik, seperti logo sekolah pada pin atau stiker, seragam
sekolah, lokasi, fasilitas, keamanan dan kenyamanan sekolah
Dengan demikian, pemasaran merupakan suatu proses yang harus dilakukan
sekolah untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan. Pelanggan dalam sebuah
institusi pendidikan adalah siswa yang secara langsung merasakan jasa pendidikan.
Selain kepada pelanggan, sekolah juga berkewajiban untuk memberikan kepuasan
kepada masyarakat, hal ini dilakukan agar sekolah tetap mampu bersaing diantara
kompetitor-kompetitor yang menawarkan produk jasa pendidikan yang manarik
masyarakat. Pemberian kepuasan secara terus menerus dan berkesinambungan
2
mengindikasikan bahwa sekolah harus selalu melakukan inovasi dan pengembangan
mengikuti kebutuhan pelanggan (siswa dan masyarakat) yang selalu berubah.
Pemasaran pendidikan tidak hanya sekedar kegiatan jual beli barang seperti
dalam dunia industri, namun lebih dari itu pemasaran pendidikan adalah tentang
bagaimana mengelola komunikasi yang efektif dan membangun citra yang positif
dimata pengguna jasa pendidikan demi tercapainya fungsi pemasaran sekolah yaitu
menarik calon siswa untuk fungsi jangka pendek, dan untuk mendapatkan branding
sebagai tujuan jangka panjang.

2. KAJIAN-KAJIAN
Setelah memahami deskripsi tentang pemasaran sekolah dari segi hakikat, maka
pada bagian ini penulis akan mengkaji artikel-artikel yang berkenaan dengan pemasaran
pendidikan. Sehingga kita dapat melihat keterkaitan antara teori dengan praktek
sesungguhnya di lapangan (sekolah). Adapun artikel-artikel tentang pemasaran sekolah
antara lain:
a) Jurnal Strategi Pemasaran SMA Swasta Berasrama di Kabupaten
Semarang, oleh Brigitta Putri Atika Tyagita. Jurnal Manajemen
Pendidikan, Volume: 3, No. 1, Januari-Juni 2016, Halaman: 67-79
SMA Sedes Sapientiae merupakan sekolah dengan konsep asrama di
Kabupaten Semarang. Secara geografis, sekolah ini berada jauh dari
perkotaan, sekitar 2 jam perjalanan dari Jogja atau Semarang. Meskipun
demikian sekolah ini memiliki banyak murid yang berasal dari berbagai
daerah di Indonesia dengan jumlah murid yang meningkat setiap tahun.
Keberhasilan dalam mencapai peningkatan jumlah murid merupakan
salah satu tujuan dari dilakukannya pemasaran sekolah. Sekolah Sades
Sapientiae tidak main-main dalam merencanakan kegiatan marketing
sekolahnya. Semuanya dipersiapkan dengan perencanaan yang matang,
membentuk tim pelaksana hingga evaluasi dari kegiatan pemasaran ini
untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi agar kegiatan promosi
ditahun berikutnya bisa lebih baik lagi.

3
Kegiatan promosi sekolah yang dilakukan menekankan pada
kegiatan internal dan eksternal. Kegiatan eksternal berupa pelaksanaan open
house, safari koor dengan menunjukkan keunggulan ekstrakulikuler sekolah
yakni paduan suara, promosi ke sekolah-sekolah, memasang spanduk,
lomba antar SMP, dan menjalin kerjasama dengan berbagai SMP diberbagai
daerah. Dengan demikian banyak kegiatan promosi yang dilakukan,
kegiatan pemasaran eksternal dinilai memiliki pengaruh yang lebih besar
bagi peningkatan siswa baru di sekolah ini.
Kekuatan promosi internal diperoleh dari mutu lulusan dan
kesaksian para alumni, orang tua murid, serta warga sekitar yang
memberikan penilaian positif terhadap pengalaman mereka selama
bersekolah dan tinggal di asrama. Penanaman nilai-nilai kristiani dengan
saling mengasihi menjadikan lulusan SMA Sades Sapientiae tidak hanya
cerdas dan unggul secara akademik, namun juga secara rohani.
Sehingga, memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan dari
dalam (internal) sesungguhnya memiliki nilai promosi yang lebih unggul
karena mampu menciptakan fungsi marketing untuk jangka panjang yakni
terbangunnya citra sekolah melalui promosi tidak langsung lewat cerminan
mutu lulusan dan komunikasi yang baik dengan orang tua murid dan
masyarakat sekitar.

b) Jurnal Strategi Pemasaran Lembaga Pendidikan Untuk Meningkatkan


Jumlah Peserta Didik di PG/TK Samarinda, oleh Maskub Abrori, Syamil,
Volume 3 (2), 2015
Samarinda saat ini menjadi kota dengan persaingan lembaga
pendidikan yang cukup tinggi. Terdapat sekolah yang surplus peserta didik,
namun justru ada yg malah kekurangan. PG/TK Islam Bunayya Samarinda
adalah lembaga pendidikan prasekolah di bawah naungan yayasan Islam
Nurul Haq menjadi bagian dalam persaingan lembaga pendidikan. Untuk
memenangkan persaingan dan mampu bertahan ditengah lajunya
pertumbuhan lembaga pendidikan, maka PG/TK Islam Bunayya

4
menawarkan sistem terpadu yang memadukan program pendidikan umum
dengan pendidikan agama.
Diterapkannya strategi pemasaran agar tidak hanya sebatas rencana
dengan melibatkan seluruh karyawan PG/TK Islam Bunayya. Kehadiran
seluruh karyawan memiliki peranan penting dalam melaksanakan fungsi
pemasaran, penawaran dan promosi dengan mengedepankan keunggulan
setiap program. Memanfaatkan berbagai media dalam pemasaran seperti:
pembagian brosur, spanduk yang dipasang dijalan raya, informasi dari mulut
ke mulut sehingga informasi tentang PG/TK Islam Bunayya dapat sampai
kepada masyarakat umum dan tertarik untuk menyekolahkan anaknya di
PG/TK Islam Bunayya. Pemasaran PG/TK Islam Bunayya didukung pula
dengan kerjasama yang terjalin dengan lembaga lain, kepercayaan
masyarakat dan dukungan dari alumni dan orang tua murid.

c) Jurnal Pengembangan Komunikasi Pemasaran Sekolah, Oleh Subhan Afifi


dan Muhammad Edy Susilo. Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 13, No. 3,
September-Desember 2014, halaman 277-286
Komunikasi dalam pendidikan saat ini menjadi suatu hal yang
penting untuk dilakukan. Meskipun yang terpenting adalah peningkatan
mutu melalui guru-guru yang berkualitas, kurikulum yang sesuai, sarana dan
prasarana, metode dan media pembelajaran, namun apabila tidak
dikomunikasikan kepada masyarakat luas maka masyarakat tidak akan
pernah tahu. Untuk itulah komunikasi dalam pendidikan diperlukan guna
untuk memasarkan potensi sekolah, sehingga tujuan sekolah untuk tetap
eksis melalui peningkatan jumlah murid setiap tahunnya dapat terwujud.
Berdasarkan alasan itulah, dalam jurnal ini SDIT Hidayatullah
Yogyakarta dan MI Darussalam Solokerto menjadi dua sekolah yang
mendapatkan pelatihan komunikasi pemasaran sekolah. Promosi dilakukan
dengan pembuatan media cetak, media audio visual dan media online yang
mendukung pemasaran sekolah dan untuk menyampaikan keberadaan
sekolah.

5
Selain pembuatan media, pemasaran sekolah juga dilakukan melalui
event jalan sehat yang selain memberi manfaat kesehatan, juga terselip
tujuan untuk menjalin komunikasi dengan masyarakat sekitar sehingga
pihak sekolah bisa langsung turun ke jalan mensosialisasikan sekolah
mereka secara langsung kepada masyarakat. Memanfaatkan event ini untuk
menyebarkan brosur disepanjang rute jalan santai. Melakukan komunikasi
interaktif dengan masyarakat yang ingin mengetahui informasi mengenai
sekolah.
Dari 3 jurnal yang diulas di atas terlihat bahwa ketiga artikel tersebut memiliki
keterkaitan dengan judul yang penulis angkat, yakni berbicara mengenai pemasaran
pendidikan. Tidak hanya perusahaan saja, namun lembaga pendidikan yang merupakan
lembaga nonprofitpun juga mau tidak mau harus memasarkan sekolahnya. Sekolah yang
bermutu, memiliki guru-guru yang hebat dan professional, sarana dan prasarana,
kurikulum yg sesuai, metode dan media pembelajaran yang hebat serta melahirkan
alumni yang membanggakan, tanpa kita sadari itu bisa menjadi salah satu cara promosi
sekolah. Sehingga tidak hanya melalui iklan dan promosi periklanan, namun cerminan
alumni yang sukses dan testimoni yang positif dari masyarakat juga menjadi cara
pemasaran pendidikan yang efektif.
Tidak hanya sekedar promosi, keberhasilan pemasaran sekolah juga tergantung
dari bagaimana strategi yang diterapkan oleh masing-masing sekolah untuk mampu
tetap eksis dan bertahan ditengah menjamurnya institusi pendidikan saat ini. Setiap
sekolah memiliki strategi masing-masing, namun semuanya tetap bermuara pada satu
tujuan yakni bagaimana membuat sekolah diketahui oleh masyarakat luas sehingga
tercapainya peningkatan jumlah siswa setiap tahun dan mendapatkan citra yang positif
dimata masyarakat. Tidak hanya tujuan jangka pendek, namun juga mengejar tujuan
jangka panjang untuk branding sekolah.

3. ANALISIS
Persaingan dalam dunia pendidikan saat ini menjadi sesuatu yang tidak bisa
terelakkan lagi. Semakin banyaknya bermunculan sekolah-sekolah yang masing-masing
menawarkan keunggulannnya, menjadikan masyarakat begitu cerdas dan bebas memilih

6
lembaga pendidikan yang bermutu dan sesuai dengan kebutuhan masa depan anak-anak
mereka. Hal ini membuat munculnya iklim kompetisi antar lembaga pendidikan.
Ketidakmampuan sekolah menawarkan apa yang diinginkan dan dibutuhkan (needs dan
wants) oleh calon konsumen yang dalam hal ini adalah peserta didik, menjadikan
lembaga tersebut mengalami penurunan jumlah peserta didik setiap tahunnya.
Sementara, peserta didik menjadi sebuah titik awal untuk berlangsungnya tugas sebuah
sekolah.
Ketidakmampuan lembaga pendidikan bertahan dalam persaingan jasa
pendidikan menyebabkan sekolah tersebut ditinggalkan oleh pelanggannya. Daya saing
ditentukan oleh mutu sekolah. Namun disamping itu sekolah perlu mengenalkannya
kepada masyarakat luas. Untuk itulah sekolah perlu melakukan kegiatan marketing.
Strategi pemasaran yang tepat dapat membantu sekolah untuk dapat bertahan dan
diterima masyarakat.
Sesuai dengan konsep pemasaran yang disampaikan oleh Muhaimin, et al
(2009:98) dan Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI (2014:337) bahwa pemasaran
menitikberatkan pada kepuasan pelanggan, jika pelanggan tidak puas maka
marketingnya dianggap gagal. Begitupula dengan marketing jasa pendidikan, bila
lembaga pendidikan tidak mampu memenuhi kebutuhan peserta didik maka lembaga
pendidikan tersebut akan sulit untuk eksis dan bertahan. Untuk itulah mengapa
pemasaran pendidikan diperlukan agar sekolah tetap bertahan dan eksis, seperti halnya
yang disampaikan oleh Morris (1984) dan dikutip oleh Muhaimin, et al (2009:97)
bahwa marketing akan membawa kebaikan pada organisasi, dan menyebabkan
kemunduran apabila marketing ditinggalkan atau tidak dijalankan. Hal ini semakin
memperkuat alasan bahwa marketing mutlak diperlukan dalam sebuah lembaga
pendidikan.
Untuk menjalankan pemasaran sekolah yang efektif maka diperlukan
penyusunan strategi yang handal agar sekolah mampu mencapai sasaran yang
diharapkan. Berdasarkan strategi pemasaran pendidikan yang dikemukakan oleh
Tyagita (2016:69) bahwasanya untuk dapat bersaing dengan kompetitor lain dibidang
pendidikan dibutuhkan competitive advantage yaitu keunggulan yang dimiliki oleh
sekolah dengan memberikan penawaran yang berbeda dari apa yang ditawarkan oleh
kompetitor. Sehingga hal ini menjadi nilai tambah bagi suatu sekolah. Konsumen yang
7
dalam hal ini adalah peserta didik akan melirik sesuatu yg berbeda yang tidak dia
dapatkan bila bersekolah ditempat lain.
Competitive advantage ini bila dikaitkan dengan 3 jurnal di atas, terlihat bahwa
3 sekolah yang diulas pada jurnal, masing-masing menawarkan competitive advantage
nya sebagai salah satu strategi memenangkan pasar. SMA Sades Sapientiae
menunjukkan diferensiasinya dengan menyeimbangkan kemampuan akademis siswa
dengan nilai-nilai kristiani yang mengakar. Sehingga mencetak lulusan yang tidak
hanya unggul dan cerdas namun juga memiliki jiwa rohani dan pondasi iman serta
saling mengasihi. Selain itu, competitive advantage yang ditawarkan SMA Sades
Sapientiae adalah fasilitas asramanya yang sangat jarang dimiliki oleh institusi
pendidikan sejenis, siswa dididik dan ditanamkan nilai-nilai kemandirian dan mampu
hidup untuk saling berbagi.
Sama halnya dengan PG/TK Islam Bunayya Samarinda yang mengedepankan
sistem terpadu antara pendidikan umum dan agama. Program ini menjadi competitive
advantage yang ditawarkan melalui prinsip menanamkan nilai-nilai keislaman sejak
dini agar mencapai manusia yang sholeh yang senantiasa mendoakan orang tuanya,
generasi yang diridhoi Allah, pandai bersyukur dan enak dipandang. Dengan konsep
anak-anak sebagai penerus bangsa hendaklah memiliki keseimbangan antara ilmu dunia
dan akhiratnya. Sehingga strategi diferensiasi sebuah lembaga tingkat PG/TK dibuat
jelas melalui program ini.
Sementara untuk SDIT Hidayatullah Yogyakarta dan MI Darussalam Selokerto,
Sleman baru hendak memulai strategi pemasaran pendidikan di sekolah mereka akibat
belum tercapainya target penerimaan murid baru serta rendahnya dukungan masyarakat
dalam pengembangan sekolah. SDIT Hidayatullah Yogyakarta dan MI Darussalam
Selokerto mulai menjalani pelatihan marketing sekolah untuk lebih mengenalkan
sekolah mereka kepada masyarakat luas. Karena bagaimanapun, jika kualitas sekolah
tidak disampaikan maka masyarakat tidak akan pernah tahu. Oleh sebab itu, langkah
marketing sekolah dirasa sebagai salah satu jalan yang efektif untuk memasarkan
sekolah ke pangsa pasar yang lebih luas, tidak hanya terbatas pada warga yang tinggal
berdekatan dengan SDIT Hidayatullah Yogyakarta dan MI Darussalam Selokerto saja.
Menurut analisis penulis dari 3 jurnal diatas yang mengkaji tentang pemasaran
sekolah, bagian yang paling menarik untuk dibahas, dikaji dan dipraktekkan serta
8
memiliki potensi yang besar untuk orientasi ke depannya adalah mengenai strategi
pemasaran pendidikan yang diterapkan masing-masing sekolah dari ketiga jurnal
tersebut. Bagian strategi pemasaran penulis anggap paling menarik dikarenakan
keberhasilan sebuah pemasaran, tercapai atau tidaknya target dari pemasaran yang
dilakukan dipengaruhi dari bagaimana sekolah merencanakan, mengatur dan mengemas
strategi pemasaran sekolahnya.
Dalam menganalisis strategi pemasaran sekolah, penulis membagi menjadi
strategi internal dan strategi eksternal. Adapun penerapan masing-masing strategi ini
disetiap sekolah pada jurnal di atas, antara lain:
a) Strategi Internal
Strategi pemasaran pendidikan dalam lingkup intern sekolah.
melibatkan orang-orang yang berhubungan langsung dengan sekolah seperti
guru dan karyawan sekolah, pelayanan yang baik dari guru kepada peserta
didik, dan pengembangan kurikulum yang seimbang (Abrori, 2015:234).
SMA Sades Sapientiae merencanakan dengan sangat matang
mengenai strategi promosi sekolahnya melalui rapat kerja setiap tahunnya.
Dalam rapat ini segala rencana dipaparkan dengan sangat jelas, seperti
sekolah mana saja yang akan dikunjungi, dimana saja spanduk akan
dipasang, mengadakan safari koor di gereja mana saja, bahkan hingga biaya
yang dibutuhkan selama kegiatan tersebut berlangsung. Perencanaan yang
matang menjadi kunci pemasaran yang efektif.
Selain perencanaan, strategi pemasaran SMA Sades Sapientiae
diwujudkan lewat pelayanan dan komunikasi yang baik dengan siswa dan
wali murid. Apabila siswa dan walimurid sudah merasakan hangatnya
pelayanan sekolah terhadap mereka, maka promosi sekolah justru akan
otomatis terjadi lewat testimoni positif mereka kepada orang lain.
Mengembangkan kurikulum yang seimbang antara pengetahuan
umum dan agama menjadi modal pemasaran bagi SMA Sades Sapientiae,
TK/PG Islam Bunayya Samarinda, SDIT Hidayatullah Yogyakarta dan MI
Darussalam Solokerto. Karena masyarakat menginginkan lebih dari sekedar
kecerdasan akademik, namun juga rohani. Sehingga selain sebagai strategi
pemasaran, program ini juga menjadi competitive advantage sekolah yang
9
menarik calon peserta didik untuk melirik sekolah ini karena menawarkan
paket program yang berbeda.
Penerapan kurikulum yang seimbang dan pengajaran guru yang
berlandaskan nilai-nilai agama melahirkan lulusan yang bermutu.
Kesuksesan para alumni menjadi cerminan bagi keberhasilan sekolah,
sehingga secara tidak langsung keberadaan alumni yang membanggakan
telah ikut memegang peranan penting dalam memasarkan sekolah.
b) Strategi Eksternal
Pemasaran pendidikan melalui strategi eksternal berupa kerjasama
yang terjalin dengan pihak lain, penggunaan berbagai media promosi dan
dukungan dari alumni dan orang tua murid (Abrori, 2015:235). Salah satu
cara untuk memasarkan sekolah adalah dengan menjalin hubungan dengan
lembaga lain. Melalui kerjasama yang terbentuk memudahkan sekolah
untuk mempromosikan sekolahnya.
Seperti SMA Sades Sapientiae yang menjalin kerjasama dengan
beberapa SMP di sekitar Jawa Tengah maupun Jabodetabek. Yang mana
melalui kerjasama yang terjalin, SMA Sades Sapientiae melakukan
roadshow dan presentasi ke sekolah-sekolah mitra mereka untuk
mempromosikan sekolahnya. Tidak hanya sekedar presentasi, SMA Sades
Sapientiae juga melakukan open house dan menghadirkan video dari para
alumni dan orang tua yang memberikan pengalaman mereka selama
bersekolah disana. Testimoni yang positif dari para alumni dan orang tua
murid mendorong calon walimurid untuk mencari tahu lebih dalam tentang
SMA Sades Sapientiae, bahkan terdorong untuk menyekolahkan anak-anak
mereka disana.
Sama halnya dengan TK/PG Islam Bunayya Samarinda, SDIT
Hidayatullah Yogyakarta dan MI Darussalam Solokerto juga menjalin
kerjasama dengan lembaga lain. Untuk memenangkan persaingan dengan
sekolah negeri yang gratis, maka MI Darussalam Solokerto menjalin
kerjasama dengan Bank Syariah Mandiri untuk memberikan bantuan
beasiswa.

10
Pemasaran pendidikan melalui berbagai media promosi (Tim Dosen
Administrasi Pendidikan UPI, 2014:348) juga dilakukan oleh SMA Sades
Sapientiae, TK/PG Islam Bunayya Samarinda, SDIT Hidayatullah
Yogyakarta dan MI Darussalam Solokerto. Pemasangan spanduk dan
pembagian brosur, pemasaran word of mouth melalui komentar positif dari
siswa dan walimurid yang menyekolahkan anak-anak mereka disana juga
bagian dari kegiatan pemasaran.
Melakukan acara spesial seperti jalan sehat yang dilaksanakan oleh
MI Darussalam dengan tujuan menjaga kesehatan, namun juga diiringi
dengan maksud untuk memperkenalkan MI Darussalam kepada masyarakat
luas, periklanan berupa pembagian brosur oleh MI Darussalam Solokerto
disepanjang rute jalan sehat, melakukan interaksi secara langsung pada
masyarakat yang ingin mengetahui informasi mengenai sekolah.
SMA Sades Sapientiae juga melakukan pameran terhadap prestasi-
prestasi sekolah saat open house, mensponsori kegiatan yang bermanfaat
bagi masyarakat berupa bazar dan pengobatan gratis, lomba mewarnai,
festival band, hingga kegiatan olahraga seperti lomba futsal dan basket.
Seperti halnya yang disampaikan oleh (Tim Dosen Administrasi
Pendidikan UPI, 2014:348) bahwa kegiatan yang demikian dapat menjadi
cara sekolah untuk memasarkan dirinya kepada masyarakat.
Dari keseluruhan analisis strategi pemasaran pendidikan, penulis menyadari
bahwa untuk membentuk sekolah yang mampu bertahan ditengah tingginya persaingan
antar lembaga pendidikan, dibutuhkan perencanaan strategi pemasaran yang matang,
diikuti dengan implementasi yang terkoordinasi dan diakhiri dengan evaluasi untuk
perbaikan ditahun berikutnya. Membangun strategi promosi diawali dengan membentuk
internal yang kuat, maka akan diikuti pula dengan eksternal yang kuat.
Membangun internal yang kuat dengan meningkatkan mutu sekolah dan
pelayanan sehingga menghasilkan lulusan yang handal. Menjaga hubungan dengan
alumni dan walimurid serta membangun relasi dan menjalin kerjasama dengan lembaga
lain. Mampu mempertahankan ini semua maka akan menjadi lahan promosi yang
unggul karena alumni dan wali murid yang merasakan secara langsung bagaimana

11
keadaan sekolah. Sehingga penilaian positif dari keduanya dapat menjadi sumber
pemasaran yang handal karena mampu membentuk citra positif sekolah.
Sehingga tujuan marketing for school tidak hanya sebatas meningkatkan jumlah
murid saja, namun juga untuk mencapai tujuan jangka panjang yakni branding sekolah.
Maka setelah itu untuk menunjang kegiatan pemasaran agar lebih optimal dapat
dilakukan dengan memanfaatkan media promosi secara audio, visual maupun online.

12
DAFTAR PUSTAKA

Abrori, Maskub. 2015. Strategi Pemasaran Lembaga Pendidikan Untuk Meningkatkan


Jumlah Peserta Didik di PG/TK Samarinda. Syamil, Volume 3 (2), 2015.
Afifi, Subhan dan Muhammad Edy Susilo. 2014. Pengembangan Komunikasi
Pemasaran Sekolah. Jurnal Ilmu Komunikasi. Volume 13, Nomor 3, September-
Desember 2014, halaman 277-286.
Alma, Buchari. 2003. Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Muhaimin, Suti’ah dan Sugeng Listyo Prabowo. 2009. “Manajemen Pendidikan”
Aplikasinya Dalam Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah / Madrasah.
Jakarta: Prenada Media Grup.
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 2014.
Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Tyagita, Brigitta Putri Atika. 2016. Strategi Pemasaran Sekolah Menengah Atas Swasta
Berasrama di Kabupaten Semarang. Jurnal Manajemen Pendidikan. Vol: 3, No.
1, Januari-Juni 2016, Hal: 67-79.

13

Anda mungkin juga menyukai