Anda di halaman 1dari 24

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah

banyak membawa perubahan terhadap kehidupan manusia termasuk

pendidikan. Pendidikan dapat diartikan sebagai proses yang dilakukan oleh

seseorang untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah

laku yang sesuai dengan kebutuhan. Pendidikan dapat diperoleh dimana

saja, salah satunya melalui kemajuan teknologi informasi seperti media

sosial. Pada era modern saat ini media sosial merupakan salah satu bagian

dari kebutuhan hidup masyarakat, bahkan banyak pelajar yang

menggunakan media sosial.

Rulli Nasrullah (2016: 13), Media sosial adalah medium internet yang

memungkinkan penggunanya mempresentasikan dirinya maupun

berinteraksi, bekerja sama, berbagi, berkomunikasi dengan pengguna lain,

dan membentuk ikatan sosial secara virtual. Saat ini media sosial sudah

menjadi bagian kehidupan sehari-hari pengguna internet di Indonesia dan

merupakan situs yang paling sering dikunjungi oleh penggunannya. Sosial

media yang sering digunakan seperti facebook, twitter, instagram, youtube,

whatsapp dan lain sebagainya. Akses terhadap media telah menjadi salah

satu kebutuhan primer dari setiap orang, hal itu dikarenakan adanya

kebutuhan akan informasi, hiburan, pendidikan, dan akses pengetahuan dari

belahan bumi yang berbeda.

1
Van Dijk (dalam Nasrullah 2016: 11), Media sosial adalah platfrom

media yang memfokuskan pada eksistensi pengguna yang memfasilitasi

mereka dalam beraktivitas maupun berkolaburasi, karena itu media sosial

dapat dilihat sebagai medium (fasilitator) online yang menguatkan

hubungan antar pengguna sekaligus sebagai sebuah ikatan sosial.

Penggunaan gadget dipergunakan oleh kalangan pelajar guna

mempermudah pekerjaan mereka. Dalam bidang pendidikan telah

mengakui empat keunggulan utama penggunaan media sosial di Indonesia,

yaitu pertama meningkatkan hubungan antara guru-siswa, guru-wali murid,

dan guru-guru. Kedua, meningkatkan motivasi belajar siswa melalui

penggunaan media pembelajaran visual yang diperoleh melalui media

sosial. Ketiga, menawarkan kursus yang dipersonalisasi materi, dan yang

keempat, yaitu mengembangkan kemampuan kolaboratif siswa melalui

proses kerja kelompok yang sifatnya memanfaatkan informasi dalam media

sosial. Anak dan remaja akan termotivasi untuk belajar mengembangkan

diri melalui teman-teman yang mereka jumpai secara online, karena mereka

berinteraksi dan menerima umpan balik satu sama lain. Remaja saat ini

merupakan pengguna gadget terbesar di Indonesia dengan angka presentase

lebih dari 80%. Hal ini disebabkan kemudahan gadget yang ditawarkan

lebih beragam dan kecepatan akses untuk saling bertukar informasi antar

pengguna gadget. Dalam teknologi ini pun salah satu kemudahan yang

paling diminati remaja adalah layanan media sosial. Berdasarkan data

reptoral digital 2019, penggunaan media sosial di Indonesia mengalami

peningkatan dari tahun sebelumnya, yaitu ada sebanyak 150 juta

2
pengguna aktif media sosial diIndonesia dengan presentase 56% di tahun

2019. Sedangkan pada tahun 2018, pengguna aktif media sosial mencapai

130 juta yang dipresentasekan sekitar 49%. Hal ini menunjukkan adanya

peningkatan dari tahun sebelumnya sebanyak 7% dalam setahun dengan

pertambahan sekitar 20 juta pengguna aktif media sosial.

Kehadiran internet sewajarnya dapat menumbuhkan minat belajar

siswa jika digunakan dengan tepat agar prestasi siswa dapat meningkat.

Namun, pada kenyataannya pemanfaatan internet sering kali disalahgunakan

oleh siswa. Penggunaan media sosial tidak hanya digunakan oleh siswa

untuk menunjang proses belajar, tetapi lebih banyak pada non-belajar.

Penggunaan media sosial yang paling sering digunakan oleh siswa yakni

facebook, youtube, instagram, whatsaap. Fitur yang diberikan yakni bisa

melihat informasi tentang perkembangan jaman, tetapi bukan tentang belajar

melainkan video-video lucu, menambah teman di jejaring facebook, melihat

kegiatan teman yang di upload di jejaring facebook maupun instagram, dan

saling berbalas komentar dengan teman di kolom komentar yang disediakan

oleh facebook maupun instagram.

Penggunaan media sosial seakan menjadi candu, tiada hari tanpa

membuka media sosial. Hal ini dapat membuat siswa menjadi lalai dan

tidak fokus untuk belajar.. Penggunaan media sosial terhadap siswa sangat

membahayakan jika digunakan dengan maksud yang tidak jelas dan dapat

merugikan diri sendiri maupun orang tua. Guru juga sangat dirugika

3
dengan penggunaan media sosial yang tidak tepat, karena dapat

menghambat pemberian pembelajaran kepada para siswa.

Tanwey (2002: 21) Minat belajar adalah suatu rasa lebih suka dan rasa

ketertarikan yang menimbulkan keinginan untuk berhubungan dengan aktif

yang ditandai dengan adanya perasaan senang tanpa adanya paksaan. Siswa

yang memiliki minat belajar yang tinggi dalam kelasnya akan menimbulkan

keinginan untuk berhubungan lebih aktif dalam proses belajar di kelas

seperti sering bertanya pada guru, rajin mengerjakan pekerjaan rumah,

mencari referensi materi pelajaran sekolah dengan rasa senang, ikhlas dan

menjalankan kegiatan tanpa adanya paksaan dari dalam dan dari luar

individu.

Minat belajar merupakan salah satu peranan penting dalam menentukan

prestasi belajar siswa. Minat belajar siswa dalam pembelajaran menjadi

kekuatan yang akan mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang memiliki

minat belajar akan memusatkan perhatiannya dalam pembelajaran sehingga

mampu berkonsentrasi dengan baik. Minat belajar yang dimiliki siswa

berbeda satu dengan yang lainnya. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

minat belajar siswa yakni kondisi siswa, kemampuan daya intelektual,

motivasi, kebiasaan belajar, kondisi guru, ketersediaan sumber belajar,

keluarga, keadaan ekonomi, lingkungan.

Rendahnya minat belajar siswa nampak dari beberapa hal seperti

siswa kurang bergairah untuk mengikuti pembelajaran, siswa tidak

merespon saat guru memberikan pertanyaan di kelas, siswa kurang

menyelsaikan tugas-tugas yang diberikan guru dan tidak mau menanyakan

4
materi pelajaran yang belum dipahami dan rendahnya minat baca siswa

untuk mencari tugas-tugas yang diberikan guru dengan memanfaatkan

perpustakaan sekolah.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan

permasalahan yaitu: "Apakah ada pengaruh media sosial terhadap minat

belajar siswa ?

3. Tujuan Makalah

Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui adakah

pengaruh media sosial terhadap minat belajar siswa di SMK Negeri 1

Penajam Paser Utara?

4. Manfaat Makalah

Berdasarkan tujuan dan rumusan masalah di atas maka penelitian ini

mempunyai manfaat yaitu sebagai berikut:

1. Bagi sekolah, makalah ini dapat memberikan informasi kepada siswa

siswa mengenai pengaruh media sosial terhadap minat belajar siswa.

Informasi tersebut diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi

sekolah.

2. Bagi guru, makalah ini diharapkan dapat memberikan masukan

yang bersifat positif mengenai pengaruh media sosial terhadap minat

belajar siswa di SMK Negeri 1 Penajam Paser Utara.

5
5. Batasan Istilah

1. Media sosial

Media sosial adalah media yang di desain untuk memudahkan

interaksi sosial yang bersifat interaktif atau dua arah dan merupakan

alat bantu dalam menyampaikan informasi dari individu ke individu

maupun individu ke kelompok dan sebaliknya dari kelompok ke

kelompok, dan dari kelompok ke individu.

2. Minat belajar

Minat belajar siswa merupakan rasa ketertarikan yang dimiliki siswa

dalam belajar. Minat belajar yang dimiliki siswa dapat dilihat pada

beberapa indikator, yaitu rasa suka atau ketertarikan terhadap hal yang

dipelajari, perasaan senang untuk belajar, perhatian terhadap

pembelajaran, keterlibatan siswa atau partisipasi siswa dalam

pembelajaran.

6
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1. Media Sosial

Media sosial merupakan sebuah media online, dengan para

pengunanya dapat dengan mudah berpartisipasi dan berbagi informasi

didalamnya. Menurut Hadi Purnama (2012: 112), media sosial adalah media

yang di desain untuk memudahkan interaksi sosial yang bersifat interaktif

atau dua arah. Media sosial menambahkan pembendaharaan kata dalam

kamus kita yakni selain mengenal dunia nyata kita juga mengenal "dunia

maya" yaitu dunia bebas tanpa batasan yang berisi orang-orang dari dunia

nyata. Setiap orang bisa jadi siapapun di dunia maya. Seseorang bisa sangat

berbeda kehidupannya antara dunia nyata dan dunia maya.

Media sosial adalah alat bantu dalam menyampaikan informasi dari

seseorang kepada seseorang atau kelompok orang, untuk mencapai tujuan

individu maupun tujuan kelompok. Untuk lebih jelas sebagaimana di

kemukakan Nasrullah (2016: 8), bahwa "media sosial dapat dilihat dari

perkembangan bagaimana hubungan individu dengan perangkat media".

Siddiqui dan Singh (2016: 71), menyatakan bahwa media sosial

menghasilkan keragaman konten dari pembuatan informasi, pengisian,

penyirkulasian, dan penggunaannya oleh konsumen. Media sosial

merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat akun pribadi, kemudian

terhubung dengan teman-teman untuk berbagi informasi dan berkomunikasi.

Awal mula terbentuknya media sosial terjadi pada tahun 1978 dari

1
penemuan sistem papan buletin, yang dapat memungkinkan kita

mengunggah, atau mengunduh informasi, dapat berkomunikasi dengan

mengunakan surat elektronik yang koneksi internetnya masih terhubung

dengan saluran telepon dan modem. Sistem papan buletin ini ditemukan

oleh Ward Christensen dan Randi Suess. Di Indonesia, internet mulai

digunakan pada akhir tahun 1993. Tahun 2004 munculnya facebook yaitu

salah satu media sosial yang cukup populer hingga saat ini, dan merupakan

salah satu media sosial yang mempunyai pengguna terbanyak.

Seperti kita ketahui, sebelum muncul dan populernya media sosial,

kebanyakan orang berkomunikasi dengan cara sms atau telepon melalui

handphone. Namun sekarang dengan adanya media sosial, orang

cenderung berkomunikasi lewat layanan obrolan (chat) atau berkirim

pesan lewat layanan yang tersedia di media sosial. Perkembangan dari

media sosial ini sungguh pesat, ini bisa di lihat dari banyaknya jumlah

anggota yang dimiliki masing-masing situs jejaring sosial.

Saat ini jika seseorang tidak memiliki akun media sosial khususnya

bagi para remaja biasanya dianggap kuno, ketinggalan zaman dan kurang

bergaul. Hal ini pula yang menyebabkan pengguna media sosial terus

bertambah hingga saat ini, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa maupun

orang tua.

Sebagai salah satu media komunikasi, media sosial tidak hanya

dimanfaatkan untuk berbagai informasi, tetapi juga ekspresi diri (self

expression) pencitraan diri (personal branding), ajang curhat, keluh kesah,

dan bisnis online (online business) juga pemasaran online (onlne

2
marketing). Perkembangan media sosial mempunyai banyak dampak bagi

para pengunanya baik dampak positf maupun dampak negatif.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa media sosial

merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat akun pribadi, kemudian

terhubung dengan teman-teman untuk berbagi informasi dan berkomunikasi

dalam waktu yang cepat dan tak terbatas, bisa saling mengenal satu dengan

yang lainnya dan mengetahui kepribadian seseorang tanpa harus bertemu

secara langsung karena jarak tidak lagi menjadi masalah dalam

berkomunikasi.

2. Dampak Penggunan Media Sosial

Jejaring media sosial juga mempunyai banyak dampak baik

dampak positif maupun dampak negatif yang berpengaruh pada

kehidupan manusia.

Berikut beberapa dampak positif dan negatif pengguna media sosial

bagi siswa (Alfiyana Khoiratun, 2014: 22)

1) Dampak Positif

a. Siswa dapat belajar mengembangkan keterampilan teknis dan

sosial yang sangat di butuhkan di zaman digital seperti sekarang

ini. Mereka akan belajar bagaimana cara beradaptasi,

bersosialisasi dengan masyarakat sosial dan mengelola jaringan

pertemanan.

b. Memperluas jaringan pertemanan, siswa akan menjadi lebih

mudah berteman dengan orang lain di seluruh dunia, meski

sebagian besar diantaranya belum pernah mereka temui secara

3
langsung.

c. Menambah wawasan siswa tentang berita atau kabar yang

sedang banyak dibicarakan untuk bidang pendidikan,

kebudayaan dan lain-lain.

d. Sebagai media dakwah dan diskusi. Di media sosial (facebook)

siswa dapat bergabung dengan berbagai komunitas.

e. Siswa dapat bertukar pikiran dan belajar dari perkataan orang,

sehingga lebih tanggap dan komunikatif terhadap sekitarnya.

f. Dapat digunakan sebagai media pembelajaran di bidang

pendidikan

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa media

sosial memiliki dampak positif bagi penggunanya, terutama bagi

siswa. Dengan media sosial siswa bisa menambah ilmunya atau

mencari informasi yang berkaitan dengan pendidikan. Selain itu

media sosial juga bisa menambah pertemanan dengan orang lain.

2) Dampak Negatif

a. Berkurangnya waktu belajar, terlalu lama bermain media sosial

akan mengurangi jatah waktu belajar.

b. Menganggu kesehatan, terlalu banyak menatap layar handphone

maupun komputer atau laptop dapat mengganggu kesehatan

mata.

c. Siswa menjadi mudah malas, tidak mengerjakan tugas karena

selalu ingin tahu status teman-temannya. Sehingga lebih banyak

waktu yang terbuang sia-sia untuk hal yang kurang bermanfaat.

4
Contohnya chatting, yang akan berpengaruh terhadap minat

belajar.

d. Kurangnya sosialisasi dengan lingkungan. Ini dampak terlalu

sering dan terlalu lama bermain media sosial. Hal ini cukup

menghawatirkan perkembangan kehidupan sosial si anak.

Mereka yang seharusnya belajar sosialisasi dengan lingkungan

justru lebih banyak menghabiskan waktu di dunia maya.

e. Memicu terjadinya aksi pornografi dan pelanggaran asusila.

Mudah sekali pengguna media sosial menemukan sesuatu yang

berbau seks, karena hal itu banyak di cari di internet.

f. Banyak terjadi kriminalitas oleh pihak-pihak yang tidak

bertanggung jawab.Contohnya kasus penculikan yang diawali

dengan perkenalan seseorang yang tidak dikenalnya, penipuan,

pembunuhan dan lainnya.

g. Menghamburkan uang. Siswa dapat menghabiskan uangnya

untuk membeli paketan internet atau online berjam-jam di

warnet.

Selain memiliki dampak positif, media sosial juga mempunyai

dampak negatif bagi siswa yang menyalah gunakan. Dampak yang

telah disebutkan di atas, pastinya akan berpengaruh bagi siswa

yang tidak dapat mengontrol penggunaan media sosial.

3. Jenis-jenis Media Sosial

Media sosial adalah teknologi yang berbasis internet sebagai

alat komunikasi maupun sebagai media promosi dalam bisnis.

5
Adapun macam-macam media sosial menurut Rulli Nasrullah

(2016: 14), adalah sebagai berikut :

a. Blog

Blog merupakan media sosial yang memungkinkan penggunanya

untuk mengunggah aktivitas keseharian, saling mengomentari dan

bergi, baik tautan web lain, informasi dan sebagainya.

b. Microblogging

jenis media sosial yang memfasilitasi pengguna untuk menulis dan

mempublikasikan aktivitas atau pendapatnya. Kehadiran jenis

media sosial ini merujuk pada munculnya twitter yang hanya

menyediakan ruang tertentu atau maksimal 140 karakter.

c. Facebook

Facebook adalah sebuah situs jejaring sosial yang dipakai manusia

untuk berinteraksi dengan manusia lain dengan jarak yang jauh.

Facebook memiliki berbagai macam aplikasi tambahan seperti

game, chating, videochat, halaman komunal, dan lain-lain.

d. Twitter

Twitter merupakan sebuah situs web yang dimiliki dan

dioperasikan oleh twitter.inc dan merupakan salah satu layanan

jejaring sosial berupa microblog daring yang memungkinkan para

penggunanya untuk mengirim, menerima dan membaca pesan

berbasis teks yang jumlah karakternya mencapai 140 karakter, yang

dikenal dengan sebutan kicauan (tweets).

6
e. Instagram

Instagram merupakan suatu jejaring sosial yang didalamnya fokus

kepada berbagai foto penggunanya. Nama instagram terdiri dari

dua kata yaitu "insta" dan "gram". Insta berasal dari kata instan,

yang dapat diartikan dengan kemudahan dalam mengambil dan

melihat foto. Gram berasal dari kata telegram, yang dapat diartikan

dengan mengirim sesuatu (foto) kepada orang lain.

f. Tiktok
Tik Tok adalah sebuah aplikasi di mana para penggunanya bisa

berbagi video musik dengan durasi pendek. Selain nama TikTok,

dia juga dikenal dengan Douyin, sebuah video pendek vibrato.

Pengguna bisa membuat, mengedit, dan berbagi klip video pendek

disertai dengan filter foto video dan musik yang sudah disediakan

pada aplikasi tersebut. Kegunaan TikTok adalah untuk menjadi

wadah yang memungkinkan penggunanya berbagi dan

mengunggah video dalam durasi 15-60 menit saja. Namun saat ini,

TikTok juga bisa digunakan untuk mempromosikan produk atau

jasa.

4. Minat Belajar Siswa

A. Pengertian Minat

Minat merupakan salah satu aspek psikis yang dapat mendorong

manusia mencapai tujuan. Seseorang yang memiliki minat terhadap suatu

objek, cenderung memberikan perhatian atau merasa senang yang lebih

besar kepada objek tersebut. oleh karena itu, tinggi rendahnya perhatian

7
atau rasa senang seseorang terhadap suatu objek dipengarui oleh tinggi

rendahnya minat seseorang tersebut. Minat pada dasarnya adalah

penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan hal-hal dari

luar dirinya. Semakin kuat atau semakin dekat hubungan tersebut

semakin besar pula minat yang dimiliki.

Menurut Slameto (2003: 180) minat merupakan suatu dorongan

yang kuat dalam diri seseorang terhadap sesuatu. Minat adalah suatu

rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa

adanya penyuruh. Keinginan seseorang akan sesuatu menimbulkan

kegairahan terhadap sesuatu tersebut, minat dapat timbul dengan

sendirinya yang deselenggarai dengan adanya rasa suka terhadap sesuatu.

Mulyana (2005: 112) mengemukakan minat merupakan salah satu

faktor yang turut menentukan keefektifan pembelajaran, karena minat

adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah

laku kearah suatu tujuan tertentu. Siswa akan belajar dengan sungguh-

sungguh apabila memiliki minat yang tinggi. Dengan kata lain seorang

siswa akan belajar baik apabila ada faktor pendorongnya.

Berdasarkan pendapat diatas dapat dismpulkan bahwa minat akan

timbul apabila mendapat rangsangan dari luar. Kecenderungan untuk

merasa tertarik pada suatu bidang bersifat menetap dan merasakan

perasaan yang senang apabila ia terlibat aktif didalamnya. Perasaan

senang ini timbul dari lingkungan atau berasal dari objek yang menarik.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2008: 916),

minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah,

8
dan keinginan. Minat merupakan keinginan yang timbul dari hati dengan

sendirinya. Menurut Muhibbin Syah (2011: 152) mengatakan bahwa

minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan

yang besar terhadap sesuatu. Tinggi rendahnya minat yang dimiliki

seseorang akan mempengaruhi perilakunya.

Minat memiliki peran penting bagi aktivitas belajar siswa. Minat

belajar siswa yang tinggi akan berpengaruh terhadap hasil belajarnya.

Menurut Slamento (2010: 57) mengatakan bahwa: Minat belajar besar

pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang

dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar

dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan-

segan untuk belajar, ia tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu.

Bahan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan

tersimpan, karena minat menambah kegiatan belajar.

Menurut Makmun Khairani (2014: 144) mengemukakan bahwa,

minat sebagai aspek kewajiban, bukan aspek bawaan, melainkan kondisi

terbentuk setelah dipengaruhi oleh lingkungan. Karena itu minat sifatnya

berubah-ubah dan sangat tergantung pada individunya. Minat belajar

terbentuk setelah siswa beradaptasi dengan lingkungan belajarnya.

Lingkungan belajar yang nyaman dan mendukung pembelajaran akan

berdampak pada prestasi belajar siswa.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, minat merupakan keinginan

yang timbul dari hati dengan sendirinya dan menjadi gaya gerak bagi

seseorang untuk melakukan suatu tindakan. Sedangkan minat belajar

9
merupakan rasa suka, tertarik, perhatian yang dimiliki siswa terhadap

aktivitas belajar yang ditunjukkan melalui perilaku siswa yang giat dan

bersemangat dalam belajar.

5. Pengertian Belajar

Setelah memahami pengertian minat dengan baik maka

selanjutnya dapat djelaskan mengenai pengertian belajar. Belajar adalah

salah satu aktivitas yang paling sering dilakukan oleh siswa baik di

sekolah maupun di rumah. Namun, bukan hanya siswa saja yang dituntut

harus terus belajar guru pun dituntut untuk selalu memacu dirinya untuk

banyak belajar. Bahkan masyarakat umumpun tetap melakukan aktivitas

belajar dengan cara membaca buku, media cetak, media sosial maupun

media-media lainnya.

Slameto (2010: 2) mengemukakan bahwa "belajar adalah suatu

proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruan sebagai hasil

pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya".

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan belajar

menghendaki perubahan tingkah laku dalam hal pengetahuan sikap dan

keterampilan.

Menurut Syah (2003: 63) belajar adalah kegiatan yang berproses

dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam

penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. ini berarti, bahwa

berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung

pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah

10
maupun dilingkungan rumah atau keluarganya sendiri.

Isjoni (2009: 77) menyatakan bahwa kemandirian belajar dicapai

melalui interaksi bukan dengan cara mengasingkan peserta belajar.

Akibatnya kita seperti berhadapan dengan situasi yang paradoks, yaitu

bahwa keberhasilan sistem belajar mandiri sangat bergantung pada mutu

interaksi antara peserta belajar dan fasilitator.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan aktivits belajar di sekolah, proses pembelajaran di sekolah

terdapat dua unsur yang saling terkait yaitu guru memberikan

pengetahuan dan keterampilan kepada siswa, dan siswa menerima

pengetahuan dan keterampilan dari guru.

Menurut Tanwey (2002: 21) minat belajar adalah suatu rasa lebih

suka dan rasa ketertarikan yang menimbulkan keinginan untuk

berhubungan dengan aktif yang ditandai adanya hubungan perasaan

senang tanpa adanya paksaan. Siswa yang memiliki minat belajar yang

tinggi dalam kelasnya akan menimbulkan kainginan untuk berhubungan

lebih aktif dengan proses belajar di kelas seperti sering bertanya pada

guru, rajin mengerjakan pekerjaan rumah, mencari referensi.

materi pelajaran sekolah dengan rasa senang, iklas dan menjalankan

kegiatan tanpa ada paksaan dari dalam dan dari laur individu.

Menurut Syah (2003: 99) minat belajar siswa merupakan rasa suka

dan ketertarikan pada aktivitas belajar antara lain membaca, menulis,

serta tugas praktek tanpa ada yang menyuruh. Siswa yang memiliki

minat belajar yang tinggi akan memperhatikan partisipasinya pada suatu

11
aktivitas yang dia minati khusus di kelas.

Jadi yang dimaksud dengan minat belajar adalah ketertarikan pada

suatu hal atau kegiatan tertentu yang ditunjukkan anak dalam kegiatan

belajar tanpa adanya paksaan dari orang lain. Kesediaan atau

kesungguhan yang disertai dengan tanggung jawab yang muncul pada

diri siswa dalam belajar di sekolah.

6. Indikator Minat Belajar

Slameto (2010: 180) beberapa indikator minat belajar yaitu, perasaan

senang, ketertarikan, penerimaan, dan keterlibatan siswa. Menurut

Djamarah (2002: 132) indikator minat belajar yaitu rasa suka/senang,

pernyataan lebih menyukai, andanya rasa keterikatan, adanya kesadaran

untuk belajar tanpa disuruh, berpartisipasi dalam aktivitas belajar,

memberikan perhatian. Dari beberapa definisi yang dikemukakan

mengenai indikator minat yaitu:

1. Perasaan senang

Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap

suatu mata pelajaran, maka siswa terseut akan terus mempelajar ilmu

yang diseganiya. Tidak ada perasaan terpaksa pada siswa untuk

mempelajari bidang tersebut.

2. Perhatian siswa

Perhatian merupakan kosentrasi atau aktivitas jiwa terhadap

pengamatan dan pengertian, dengan mengesampingkan yang lain

dari pada itu. Siswa yang memiliki minat belajar pada objek tertentu,

dengan sendirinya akan memperhatikan objek tersebut.

12
3. Ketertarikan siswa

Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong untuk cenderung

merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan atau bisa berupa

pengalaman afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.

4. Keterlibatan siswa

Ketertarikan seseorang akan suatu objek yang mengakibatkan orang

tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan

kegiatan dari objek tersebut.

7. Kerangka Pemikiran

Makalah ini dibuat untuk mengetahui pengaruh media sosial terhadap

minat belajar siswa di SMK Negeri 1 Penajam Paser Utara. Tidak dapat

dipungkiri bahwa pengguna media sosial sebagian besar adalah usia

remaja, yaitu para pelajar dan mahasiswa. Penggunaan media sosial bagi

para pelajar akan berdampak pada minat belajar siswa. Entah itu dampak

positif atau dampak negatif. Penggunaan media sosial dalam lingkungan

sekolah perlu mendapat pengawasan yang ketat. Pengawasan ini bertujuan

agar siswa tidak bermain media sosial saat pembelajaran berlangsung.

Penggunaan media sosial jika tidak dibarengi dengan batasan waktu

penggunaan maka akan menimbulkan dampak negatif bagi siswa.

Akibatnya siswa kurang memiliki minat untuk belajar sehingga akan

berdampak pula pada hasil belajarnya. Sebaliknya jika siswa

menggunakan media sosial untuk hal-hal yang bersifat positif, maka siswa

akan mendapatkan banyak manfaat melalui media sosial yang mereka

13
miliki, yaitu mendapatkan informasi lebih cepat, memudahkan interaksi

serta menambah wawasan mereka mengenai teknologi informasi dan

komunikasi. Minat belajar merupakan salah satu aspek yang dapat

mendorong siswa untuk mencapai tujuan belajar yaitu hasil belajar. Minat

belajar dianggap penting karena dengan minat belajar yang baik maka

siswa dapat menerima pelajaran dengan baik pula dengan demikian hasil

yang didapatkan akan baik juga, begitupun sebaliknya apabila siswa tidak

mempunyai minat belajar yang baik maka siswa tersebut tidak dapat

menerima pelajaran dengan baik.

Pengaruh media sosial terhadap minat belajar


Siswa di SMK Negeri 1 Penajam Paser Utara

Media Sosial

Mendapatkan informasi
Memudahkan interaksi
Keragaman konten
Tujuan penggunaan media sosial

Minat Belajar

14
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Penggunaan media sosial secara positif dapat membantu

meningkatkan minat belajar siswa karena dengan menggunakan media

sosial anak bisa bermain sambil belajar dengan menggunakan aplikasi untuk

mencari tambahan materi belajar yang mampu menumbuhkan antusias

belajar dan semangat belajar sehingga menimbulkan minat belajar yang

tinggi. Namun sebaliknya jika siswa menggunakan media sosial untuk hal-

hal yang bersifat negatif akan merugikan siswa itu sendiri, dimana dengan

rutinitas/keseringan menggunakan media sosial tanpa adanya batasan waktu

dapat menyebabkan minat belajar menurun dan dampak penggunaan media

sosial yang cukup lama dapat membahayakan kesehatan dan sosial anak itu

sendiri.

2. Saran

A. Bagi sekolah, dalam hal ini kepala sekolah agar lebih tegas lagi dalam

memberikan peraturan terhadap siswanya untuk tidak membawa

handphone ke sekolah dan perlu menghimbau kepada orang tua siswa

agar ikut mengawasi belajar anak-anaknya. Hal ini dimaksudkan untuk

menjaga agar anak tidak melupakan kewajiban belajarnya serta

memberikan pemahaman dan orientasi kepada siswa bahwa

menggunakan media sosial bukan hanya sebagai sarana hiburan

melainkan juga terhadap pemanfaatan media sosial itu sendiri.

15
B. Bagi guru, memberikan edukasi kepada siswa bahwa menggunakan

media sosial bukan hanya sebagai media hiburan melainkan juga

merupakan penambahan wawasan. Diharapkan penelitian ini dapat

dijadikan bahan masukan dan referensi bagi guru untuk lebih

memahami minat belajar siswa. Guru diharapkan lebih kreatif dan

inovatif dalam memilih dan menerapkan strategi pembelajaran sehingga

menarik minat belajar siswa.

C. Bagi siswa, agar lebih bijak dalam menggunakan media sosial.

Diharapkan hasil penelitian ini dapat membawa dampak positif bagi

siswa agar lebih aktif dalam belajar dan siswa dapat lebih mandiri

dalam materi pelajaran tentunya dengan penggunaan media sosial

secara positif agar dapat meningkatkan minat belajar dan hasil belajar.

16
DAFTAR PUSTAKA

Mundir. 2013. Statistik Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Nasrullah, Rulli. 2016. Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya,


Sosioteknologi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media

Pabundu, Tika. 2006. Metodologi Riset Bisnis. Jakarta: Bumi Aksara.

Purwanto. 2012. Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Riduwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru Karyawan dan Peneliti
Pemuda. Bandung: Alfabeta

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:


Rineka Cipta

. 2003. Belajar dan Faktor- faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:


PT. Asdi Mahasatya

Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Grafindo Persada

Tanwey. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Surabaya: University Press

Taralaki, Yahya Syahputra. 2019. Pengaruh Media Sosial terhadap Minat Belajar
Sejarah pada siswa SMA Negeri 5 Sigi. Skripsi : Universitas Tadulako

17
1
8

18

Anda mungkin juga menyukai