Anda di halaman 1dari 12

PENDIDIKAN NILAI PADA ERA GLOBALISASI

Makalah ini diajukan guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan
Nilai

Dosen Pengampu :
Drs. Agus Burhan, M. Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 5
Iis Nurhayati (2020210029)
Nurul Hidayatun Najah (2020210048)
Dicky (
Semester 4B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM YAMISA
SOREANG
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumwarahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
dalam menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya,
kami tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa
shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW yang
syafa’atnya kita nantikan kelak.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, sehingga makalah “Pendidikqn Nilai Pada Era Globalisasi” ini dapat
diselesaikan. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah pendidikan
Nilai.
Kami menyadari makalah ini masih perlu banyak penyempurnaan karena
kesalahan dan kekurangan. Kami terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar
makalah ini dapat lebih baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah
ini, baik terkait penulisan maupun konten, Kami memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini
dapat bermanfaat.

Wassalamu’alaikumwarahmatullahi wabarakatuh

Bandung, Maret 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTARISI........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang...............................................................................................................1
B. RumusanMasalah...........................................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan.......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat Perkembangan Era Globalisasi........................................................................2
B. Arti Penting dan Peran Pendidikan Nilai Moral............................................................3
C. Dimensi Pendidikan Nilai Moral...................................................................................4
BAB IIIPENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................................8
B. Saran..............................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam era globalisasi pada saat sekarang ini pendidikan adalah Merupakan
suatu hal atau sebuah komponen yang sangat penting dan dibutuhkan dalam
mengikuti perkembangan jaman. Dalam melaksanakan dan mewujudkan Suatu
pembangunan, suatu bangsa dan negara memerlukan pendidikan. Dengan Kata
lain pelaksanaan sebuah pembangunan suatu bangsa dan negara tidak akan
Berjalan dengan baik apabila tidak didukung oleh berbagai sektor, salah satu
Diantaranya adalah sektor pendidikan. Pendidikan dinegara Indonesia bertujuan
Membentuk karakter bangsa yaitu manusia seutuhnya yang memiliki kualitas
Iman, budi pekerti dan rasionalitas tinggi. Pendidikan yang ada dapat dijadikan
Sebagai sebuah cara sekaligus sebagai tolak ukur bagi kemajuan dan keberhasilan
Sebuah negara dalam mencetak dan menghasilkan manusia yang berkualitas.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Hakikat Perkembangan Era Globalisasi?
2. Apa Arti Penting dan Peran Pendidikan Nilai Moral?
3. Bagaimana Dimensi Pendidikan Nilai Moral?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk Mengetahui Hakikat Perkembangan Era Globalisasi
2. Untuk Mengetahui Arti Penting dan Peran Pendidikan Nilai Moral
3. Untuk Mengetahui Dimensi Pendidikan Nilai Moral

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Perkembangan Era Globalisasi


Menurut Sero Soemardjan, Globalisasi merupakan sebuah satu proses
terbentuknya system komunikasi dan organisasi antar masyarakat yang ada di
seluruh dunia.Menurut John Huckle globalisasi merupakan suatu proses kejadian,
kegiatan dan keputusan di salah satu belahan dunia yang telah menjadi suatu
kosekuensi yang signifikan untuk seluruh masyarakat di daerah yang jauh
sekalipun.
Menurut Simanjuntak (1992), pada hakekatnya dalam era globalisasi suatu
komoditas dikatakan memiliki daya saing manakala memiliki harga jual yang
bersaing dan mutunya baik, dimana daya saing merupakan suatu konsep yang
menyatakan kemampuan suatu produsen untuk memproduksi suatu komoditas
dengan mutu yang cukup baik dan biaya produksi yang cukup rendah, sehingga
pada harga-harga yang terjadi dipasar Internasional dapat diproduksi dan
dipasarkan oleh produsen dengan memperoleh harga laba yang mencukupi
sehingga dapat mempertahankan kelanjutan biaya produksinya. Dalam hal ini
bagaimana kemampuan para penyelenggara pendidikan dalam menyelenggarakan
proses pendidikannya disuatu sekolah, dengan mutu yang baik dan biaya yang
tidak mahal, sehingga menjadi pilihan masyarakat.
Globalisasi sangat mempengaruhi kehidupan dan bahwa kenyataannya
kehidupan berubah begitu cepat menunjukkan bahwa orang-orang yang fleksibel
dan mudah beradaptasi merupakan kebutuhan dalam era globalisasi. Ekonomi,
dengan integrasi ekonomi global, modal, tenaga kerja dan barang-barang sekarang
1aaaabergerak jauh lebih cepat melintasi batas-batas nasional, melepaskan banyak
kompetisi internasional. Globalisasi tidak hanya membuka kesempatan bagi
lulusan untuk memasuki pasar global, tetapi juga mengundang ancaman pada
tenaga kerja yang lebih profesional dari negara lain. Arus bebas modal, orang dan
barang-barang mudah di akses ke informasi dan komunikasi modern perangkat
yang mungkin membawa demokratis dan nilai-nilai egaliter, yang pada gilirannya

2
dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hak asasi manusia dan
mengubah pengertian tentang kewarganegaraan dan nasionalisme. Sosial,
globalisasi juga dapat mengubah struktur sosial dari sosialis ke kapitalis atau dari
masyarakat kepada individu. Dampak sosial juga dapat menguntungkan jika
individualisasi memberikan pengertian tentang kebebasan, berinisiatif, kreativitas
dan sebagainya.

B. Arti Penting dan Peran Pendidikan Nilai Moral


Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan keterampilan yang diperlukan
olehnya.Moral adalah sesuatu yang abstrak, tidak berwujud tetapi sangat berperan
dalam kehidupan manusia.Dengan demikian, pendidikan moral adalah usaha
nyata dalam membentuk moralitas anak didik menjadi generasi bangsa yang
takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan bermoral.
Pedidikan Nilai Moralsangat penting bagi anak dan para remaja, sebagai
generasi penerus bangsa, agar martabat bangsa terangkat, kualitas hidup
meningkat, kehidupan menjadi lebih baik, aman dan nyaman serta
sejahtera.kondisi ideal remaja sebagai generasi penerus, merupakan individu yang
sedang berkembang, dan oleh karena itu perlu diberi kesempatan berkembang
secara proporsional dan terarah, dan mendapatkan layanan pendidikan yang
berimbang antara pengetahuan umum dan pendidikan nilai moral. Mereka
memiliki peran dan posisi strategis dalam kelangsungan kehidupan berbangsa dan
bernegara. Karena Keterpurukan suatu bangsa dapat disebabkan oleh rusaknya
moral warganya. hal itu dikarenakan warga itu sendiri yang tidak bisa mengontrol
diri dengan keimanan dan ketakwaannya kepada Sang Khalik Selain itu rusaknya
etika juga bisa karena terlalu terlena dengan tayangan TV atau hiburan yang
kurang mendidik. Maka dari itu, berikut merupakan Alasan penting untuk
mengajarkan pendidikan moral di era globalisasi ini, yaitu sebagai berikut :
1. Untuk menanamkan sikap saling menghargai.

3
2. Untuk menanamkan nilai kejujuran.
3. Membentuk perilaku yang lebih beretika.
4. Menciptakan generasi masa depan yang berkualitas.
5. Mencegah tindakan asusila.

C. Dimensi Pendidikan Nilai Moral


Dalam rangka mengkaji pendidikannilai moral secara luas, berikut ini
dikemukakan pula pembahasan mengenai perkembangan moral, pendidikan nilai
moral, dan strategi pendidikan nilai moral.
1. Teori Perkembangan Moral
Nilai Moral bersifat relatif. Para ahli lain memandang bahwa
perkembangan moral Dan bentuk-bentuk sosialisasi lainnya Sebagai
keseluruhan proses, di mana Seorang pribadi lahir dengan banyak
Kemungkinan tingkah laku aktual yang Dibatasi pada bidang yang jauh lebih
Spiritual, yaitu suatu bidang yang lazim Diterima sesuai dengan ukuran
kelompoknya. Dengan demikian, perkembangan moral dipahami sebagai
suatu internalisasi langsung norma-norma budaya eksternal.Pertimbangan
moral adalah penilaian mengenai benar dan baiknya sebuah Tindakan. Akan
tetapi, tidak semua penilaian mengenai baik dan benar merupakan
pertimbangan moral. BanyakDi antara tindakan yang justru merupakan
penilaian terhadap kebaikanAtau kebenaran, estetis, teknologis atau Bijak.
Penetapan tingkat perkembangan moral ini didasarkan pada
karakteristik empiris Yang memiliki beberapa ciri pokok berikut.
1) Tahap-tahap pertimbangan moral tersusun secara utuh, artinya
sistemBerpikirnya terorganisasi.
2) Tahap Pertimbangan moral berurutan secara In varian dan tidak pernah
terbalik dalam semua kondisi (kecuali mereka Yang mengalami trauma
secara ekstrem Perkembangannya selalu progresif). Tidak ada tahap-
tahap terlompati dan Gerakannya selalu menuju tahap yang Lebih
tinggi.

4
3) Tahap-tahap pertimbangan moral terintegrasi secara hierarkis. Artinya,
tingkat pemikiran moral Yang tinggi telah tercakup dan menguasai
tahap-tahap dan pola pikir Yang berada di bawahnya.
4) Struktur Tingkat pertimbangan moral berfungsiMelahirkan
kecenderungan ke arah Tahapan-tahapan yang lebih tinggi.
5) Struktur pertimbangan moral harus Dibedakan dengan isi
pertimbangan Moral.
2. Pendidikan Nilai Moral
Pendidikan nilai moral adalah pendidikan yang berusaha mengembang
komponen-komponen integrasi pribadi. Integrasi pribadi dapat
dilukiskanSekurang-kurangnya dengan empat Gambaran kepribadian.
Menurut JohnP. Miller, gambaran kepribadian menunjukkan beberapa
karakteristik, yaitu :
1) pribadi yang terintegrasikan selalu melakukan pertumbuhan dan
perkembangan.
2) pribadi yang terintegrasikan Memiliki kesadaran akan jati dirinya Dan
identitasnya.
3) pribadi yang terintegrasikan Senantiasa terbuka dan peka terhadap
Kebutuhan orang lain.
4) pribadi yang terintegrasikan menggambarkan suatu kebulatan
Kesadaran.
Pendidikan nilai moral tawaran John P. Miller tersebut di atas tidak
jauhberbeda dengan tawaran Kohlberg. Artinya, John P. Miller pun
beranggapan bahwa pendidikan nilai moral ituberfokus pada pembentukan
pribadi secara integratif. Oleh karena itu, pendidikan nilai moral bersifat
individualistis.
3. Pendekatan Pendidikan Nilai Moral
Pendekatan komprehensif pendidikan nilai menurut
KirschenbaumDarmiyatiZuchdi, Meliputi pendekatan:
1) Inculcating,Yaitu menanamkan nilai dan moralitas
2) modelling, yaitu meneladankan nilai Dan moralitas

5
3) facilitating, yaitu memudahkan perkembangan nilai dan Moral
4) skilldevelopment, yaituPengembangan keterampilan untuk Mencapai
kehidupan pribadi yang tenteram dan kehidupan sosial yang kondusif.
Pendekatan dapat dipilih sesuai dengan banyaknya nilai yang dipilih
untuk ditanamkan dan dikembangkan. Demikian pula, banyak sumber
pengembangan nilai-nilai dan banyak Pula faktor lain yang membatasinya.
Yang ditekankan dalam pendidikan nilai adalah keseluruhan proses
pendidikan nilai yang sangat kompleks dan menyeluruh yang melibatkan
cakupan yang luas dan beragam variasi yangdialami. Oleh karena itu,
pendidikan nilai tidak dapat disajikan hanya oleh seorang guru atau hanya
dalam satu pelajaran, tetapi diperlukan format yang beragam dari berbagai
pelajaran yang mengintegrasikan secara sendiri-sendiri atau dengan
kombinasi.

4. Metode dan Teknik Pendidikan Nilai Moral

Untuk mengaplikasikan konsep Pendidikan nilai tersebut di atas,


diperlukan beberapa metode, baik metode langsung maupun tidak
langsung.Metode langsung mulai dengan penentuan perilaku yang dinilai baik
sebagai Upaya indoktrinasi berbagai ajaran. Metode tidak langsung tidak
dimulai Dengan menentukan perilaku yang Diinginkan, tetapi dengan
menciptakan Situasi yang memungkinkan perilaku Yang baik dapat
dipraktikkan. Keseluruhan pengalaman di sekolah dimanfaatkan untuk
mengembangkan perilaku yang baik.

Pendidikan nilai Moral dapat diselenggarakan dengan Menggunakan


metode dogmatis, Metode deduktif, metode induktif, Atau metode reflektif
Masing-masing metode itu Dapat dijelaskan secara singkat sebagai Berikut.

1) Metode dogmatik adalah metode untuk mengajarkan nilai kepada pe-


Serta didik dengan jalan menyajikan Nilai-nilai kebaikan dan

6
kebenaran Yang harus diterima apa adanya Tanpa mempersoalkan
hakikat kebaikan dan kebenaran itu sendiri.
2) Metode deduktif adalah cara menyajikan nilai-nilai kebenaran
(keutuhan kemanusiaan) dengan jalan konsep tentang kebenaran itu
agar dipahami oleh pesertaDidik.
3) Metode induktif adalah sebagai kebalikan dari metode deduktif, yakni
membelajarkan nilai dimulaiDengan mengenalkan kasus-kasusDalam
kehidupan sehari-hari, kemudian ditarik maknanya secara
hakikiTentang nilai-nilai kebenaran yang Berada dalam kehidupan
tersebut.
4) Metode reflektif merupakan gabungan dari penggunaan metode
deduktif Dan induktif, yakni membelajarkan Nilai dengan jalan
mondar-mandir Antara memberikan konsep secaraUmum tentang
nilai-nilai kebenaran, melihatnya dalam kasus-kasus kehidupan sehari-
hari, atau Dari melihat kasus-kasus sehari-hariDikembalikan kepada
konsep teritiknya secara umum.
Sebagai konsekuensinya, para pendidik (orang tua, guru, dan para
pembimbing) harus konsisten dalam berperilaku moral karena peserta
didiktumbuh dan berkembang mengikutimodel perilaku para pendidik.
Merekaakan melakukan apa yang dilakukan dan dikatakan oleh si
pendidik. Parapendidik hendaknya selalu memelihara nilai diajarkan dan
konsisten dalam berperilaku.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian tersebut di atas Dapat ditarik beberapa kesimpulanSebagai
berikut.
1. Pendidikan nilai moral merupakan Tuntutan dan sekaligus kebutuhan Pada
tatanan global bagi umat manusia sebagai pengejawantahan hidup
bersama, berbangsa, dan bernegara dalam hubungannya dengan Tatanan
global yang diwarnai dengan Berbagai permasalahan yang bersifat Luas,
kompleks, dan mendunia.
2. Penyelesaian permasalahan hidup Yang dialami umat manusia tidakCukup
dalam negeri sendiri, namun Banyak hal yang penyelesaiannya dibutuhkan
dukungan dan bantuan Luar negeri, misalnya terorisme global, masalah
ekonomi, dan masalah Krisis multidimensional.
3. Pendidikan nilai moral merupakan Alternatif pemecahan masalah
yangBersifat lokal, regional, nasional, dan Internasional.
4. Konsep pendidikan nilai moral yang Dikemukakan oleh Kohlberg danJohn
P. Miller cenderung bersifat individualistik. Oleh karena itu, konsep itu
memerlukan penyempurnaan Dengan mempertimbangkan paradigma yang
dikemukakan oleh Capra. Lebih lanjut, dalam implementasikannya,
diperlukan strategi pendidikan nilai moral yang tepat melalui pemilihan
pendekatan (approach), metode (method), dan teknik (technique)
pendidikan nilai moral yang sesuai.
B. Saran
Apabila pembaca sudah memahami dan mengerti apa maksud serta tujuan
dari  penulisan artikel ini, diharapkan agar pembaca lebih bijak dalam menghadapi
era globalisasi yang sedang terjadi pada generasi milenial ini. 

8
DAFTAR PUSTAKA

Belen, S. 2004. “Pendidikan Nilai Diperlukan untuk Menjawab Tantangan


Global.” Kompas. (7 Februari 2004). Hlm. 9.

Miller, John P. 1976. Humanizing the Classroom: Models of Teaching


inAffective Education. New York:Praeger Publisher.

Mulyana, Rohmat. 2004. Mengartikulasikan Pendidikan Nilai.


Bandung:Alfabeta.

Kaswardi, K. (Editor) 1993. Pendidikan Nilai Memasuki Tahun 2000.


Jakarta: PT Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai