Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.....................................

Segala puji syukur kita kepada allah swt. Yang telah memberi kita rahmat kesehatan serta
anugerah sehingga kami mampu menyelesaikan makalah’Perilaku Menyimpang’

Sholawat serta salam tidak lupa kita haturkan kepada junjuungan nabi besar Muhammad saw
yang telh menyampaikan petunjuk Allah swt untuk kita semua

Selanjutnya dengan rendah hati kami meminta kritik dan saran dari pembaca untuk makalah
ini supaya selanjut nya dapat kami revisi kembali.karna kami sangat menyadari,bahwa
makalah yang telah kami buat masih memiliki banyak kekurangan

Kami ucapkan terima kasih yang sebanyak banyak nya kepada setiap orang yang telah
membantu dan mendukung selama proses penyelesaian makalah ini hingga rampung nya
makalah ini

Demikian lah yang dapat kami haturkan,kami berharap supaya makalah yang telah kami buat
ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembaca nya

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar.........................................................................................i

Bab I Pendahuluan................................................................................1

A. Latar belakang masalah........................................................1


B. Rumusan masalah..................................................................1
C. Tujuan penelitian...................................................................2
D. Manfaat penelitian.................................................................2

Bab II Metode Penelitian.......................................................................3

A.Jenis penelitian Kualitatif.......................................................3


B.Lokasi dan Waktu penelitian..................................................6
C.Teknik penelitian……………..................................................8

Bab III Perilaku menyimpang...............................................................9

A.Pengertian Perilaku Menyimpang…….……………….……9


B.Ciri-ciri Perilaku Menyimpang............................................. 12
C.Jenis-jenis Perilaku Menyimpang..........................................13
D.Sifat-sifat Perilaku Menyimpang...........................................14
E.Wujud Perilaku Menyimpang................................................14
F.Keadaan\Kondisi Remaja Yang Potensial Mengalami
Perilaku Menyimpang………………………………… …... 15
G.Macam-macam Perilaku Menyimpang..................................15
H.Faktor penyebab timbul nya perilaku menyimpang…...…..16

Bab IV Penutup.....................................................................................21

A.Kesimpulan...............................................................................21
B.Saran..........................................................................................21

DAFTAR PUSAKA..................................................................................22

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perilaku menyimpang dapat terjadi di mana saja dan kapan saja, di sekolah, dalam
keluarga, maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam materi patologi social dinyatakan
bahwa keadaan atau perilaku yang betul-betulnormal secara ideal, tetapi yang ada keadaan
antara normal dan abnormal. Oleh karen itu, batasan dari perilaku menyimpang memiliki
rentangan yang cukup luas. Wujud dari perilaku penyimpang itu dapat bermacam-macam,
mulai dari jenis yang tergolong masih ringan hingga berat.
Masalah sosial merupakan ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau
masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Masalah sosial merupakan
akibat interaksi sosial antara individu, individu dengan kelompok maupun antar kelompok.
Kepincangan-kepincangan yang dianggap sebagai masalah sosial oleh masyarakat tergantung
dari system sosial masyarakat tersebut. Ada beberapa persoalan yang dihadapi oleh
masyarakat-masyarakat yang pada umumnya sama misalnya, kemiskinan, kriminalitas,
masalah kependudukan, masalah generasi muda dalam masyarakat modern.
Masa remaja dikatakan sebagai suatu masa yang berbahaya karena pada periode itu
seseorang meninggalkan tahap kehidupan anak-anak untuk menuju ketahap selanjutnya yaitu
tahap kedewasaan. Masa ini dirasakan sebagai suatu krisis karena belum adanya pegangan
sedangkan kepribadiannya sedang mengalami pembentukan, pada waktu itu dia memerlukan
bimbingan terutama dari orang tua.Perkembangan zaman yang telah maju dengan pesat telah
mengubah gaya hidup remaja sekarang, dari kebiasaan mereka, minat mereka, bahasa dan
pakaian yang mereka gunakan, politik dan musik yang mereka sukai, juga perkembangan
seksualitas mereka.
Banyak faktor dan sumber yang menjadi penyebab timbulnya perilaku
menyimpangbaik yang berasal dari dalam maupun yang dari luar diri individu yang
bersangkutan.

  B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah makalah ini sebagai
berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan perilaku menyimpang?
2.      Apa wujud dari perilaku menyimpang

1
3.      Bagaimana keadaan/kondisi remaja yang potensial mengalami perilaku menyimpang?
4.      Apa saja faktor-faktor penyebab timbulnya perilaku menyimpang?
5.      Bagaimana upaya orang tua dan guru untuk menanggulangi perilaku menyimpang?
6. Apa saja karakteristik perilaku menyimpang?

  C            TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari makalah ini yaitu:
1.      Mampu memahami pengertian perilaku menyimpang.
2.      Mampu memahami wujud dari perilaku menyimpang.
3.      Mampu memahami keadaan/kendisi remaja yang mengalami perilaku menyimpang.
4.      Mampu memahami faktor-faktor penyebab timbulnya perilaku menyimpang.
5.      Mampu memahami bagaiman cara orang tua dan guru dalam menghadapi perilaku
menyimpang.

  D        MANFAAT
Berdasarkan tujuan diatas, manfaat dari makalah ini yaitu:
1.      Agar pembaca memahami pengertian perilaku menyimpang.
2.      Agar pembaca memahami wujud dari perilaku menyimpang.
3.      Agar pembaca memahami keadaan/kendisi remaja yang mengalami perilaku menyimpang.
4.      Agar pembaca memahami faktor-faktor penyebab timbulnya perilaku menyimpang.
5.      memahami bagaiman cara orang tua dan guru dalam menghadapi perilaku menyimpan

2
BAB II
METODE PENELITIAN

A.Jenis penelitian
 Pengertian kualitatif

Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung
menggunakan analisis . Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam
penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian
sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori ini juga bermanfaat untuk
memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil
penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam penelitian
kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari
teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang
digunakan; sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan
teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu “teori”.

Kriyantono menyatakan bahwa “riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena


dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya.”. Penelitian
kualitatif menekankan pada kedalaman data yang didapatkan oleh peneliti. Semakin dalam
dan detail data yang didapatkan, maka semakin baik kualitas dari penelitian kualitatif ini.
Bebeda dengan kuanitatif, objek dalam penelitian kualitatif umumnya berjumlah terbatas.
Dalam penelitian ini, peneliti ikut serta dalam peristiwa/kondisi yang sedang diteliti. Untuk
itu hasil dari penelitian ini memerlukan kedalaman analisis dari peneliti. Selain itu, hasil
penelitian ini bersifat subjektif sehingga tidak dapat digeneralisasikan. Secara umum,
penelitian kualitatif dilakukan dengan metode wawancara dan observasi. Melalui metode ini,
peneliti akan menganalisis data yang didapatkan dari lapangan dengan detail. Peneliti tidak
dapat meriset kondisi sosial yang dioservasi, karena seluruh realitas yang terjadi merupakan
kesatuan yang terjadi secara alamiah. Hasil dari penelitian kualitatif juga dapat memunculkan
teori atau konsep baru apabila hasil penelitiannya bertentangan dengan teori dan konsep yang
sebelumnya dijadikan sebagai kajian dalam penelitian.

Penelitian kualitatif jauh lebih subjektif daripada penelitian atau survei kuantitatif dan
menggunakan metode sangat berbeda dari mengumpulkan informasi, terutama individu,

3
dalam menggunakan wawancara secara mendalam dan grup fokus. Sifat dari jenis penelitian
ini adalah penelitian dan penjelajahan terbuka berakhir dilakukan dalam jumlah relatif
kelompok kecil yang diwawancarai secara mendalam.

Peserta diminta untuk menjawab pertanyaan umum, dan pewawancara atau moderator group
periset menjelajah dengan tanggapan mereka untuk mengidentifikasi dan menentukan
persepsi, pendapat dan perasaan tentang gagasan atau topik yang dibahas dan untuk
menentukan derajat kesepakatan yang ada dalam grup. Kualitas hasil temuan dari penelitian
kualitatif secara langsung tergantung pada kemampuan, pengalaman dan kepekaan dari
pewawancara atau moderator group.

Jenis penelitian yang sering kurang dilakukan dari survei karena mahal dan sangat efektif
dalam memperoleh informasi tentang kebutuhan komunikasi dan tanggapan dan pandangan
tentang komunikasi tertentu. Dalam hal ini sering metode pilihan dalam kasus di mana
pengukuran atau survei kuantitatif tidak diperlukan.

Ciri ciri kualitatif

 Dalam penelitian kualitatif data dikumpulkan dalam kondisi yang asli atau alamiah
(natural setting). 
 Peneliti sebagai alat penelitian, artinya peneliti sebagai alat utama pengumpul data
yaitu dengan metode pengumpulan data berdasarkan pengamatan dan wawancara 
 Dalam penelitian kualitatif diusahakan pengumpulan data secara deskriptif yang
kemudian ditulis dalam laporan. Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa kata-
kata, gambar, dan bukan angka. 
 Penelitian kualitatif lebih mementingkan proses daripada hasil, artinya dalam
pengumpulan data sering memperhatikan hasil dan akibat dari berbagai variabel yang
saling mempengaruhi. 
 Latar belakang tingkah laku atau perbuatan dicari maknanya. Dengan demikian maka
apa yang ada di balik tingkah laku manusia merupakan hal yang pokok bagi penelitian
kualitatif. Mengutamakan data langsung atau “first hand”. Penelitian kualitatif
menuntut sebanyak mungkin kepada penelitinya untuk melakukan sendiri kegiatan
penelitian di lapangan. 
 Dalam penelitian kualitatif digunakan metode triangulasi yang dilakukan secara
ekstensif baik tringulasi metode maupun triangulasi sumber data. 

4
 Mementingkan rincian kontekstual. Peneliti mengumpulkan dan mencatat data yang
sangat rinci mengenai hal-hal yang dianggap bertalian dengan masalah yang diteliti. 
 Subjek yang diteliti berkedudukan sama dengan peneliti, jadi tidak sebagai objek atau
yang lebih rendah kedudukannya. 
 Mengutamakan perspektif emik, artinya mementingkan pandangan responden, yakni
bagaimana ia memandang dan menafsirkan dunia dan segi pendiriannya. 
 Verifikasi. Penerapan metode ini antara lain melalui kasus yang bertentangan atau
negatif. 
 Pengambilan sampel secara purposif. Metode kualitatif menggunakan sampel yang
sedikit dan dipilih menurut tujuan penelitian. 
 Menggunakan “Audit trail”. Metode yang dimaksud adalah dengan mencantumkan
metode pengumpulan dan analisa data. 
 Mengadakan analisis sejak awal penelitian. Data yang diperoleh langsung dianalisa,
dilanjutkan dengan pencarian data lagi dan dianalisis, demikian seterusnya sampai
dianggap mencapai hasil yang memadai. 
 Teori bersifat dari dasar. Dengan data yang diperoleh dari penelitian di lapangan dapat
dirumuskan kesimpulan atau teori. 

Langkah langkah kualitatif

. Metode Pengamatan

Pengamatan (observation) merupakan cara yang sangat baik untuk meneliti tingkah
laku manusia. Dalam melakukan pengamatan sebaiknya peneliti sudah memahami terlebih
dahulu pengertian-pengertian umum dari objek penelitiannya. Apabila tidak maka hasil
pengamatannya menjadi tidak tajam.
Dalam penelitian naturalistik, pengamatan terhadap suatu situasi tertentu harus
dijabarkan dalam ketiga elemen utamanya, yaitu lokasi penelitian, pada pelaku atau aktor,
dan kegiatan atau aktivitasnya. Kemudian ketiga elemen utama tersebut harus diuraikan lebih
terperinci lagi.
Terdapat beberapa pengamatan berdasarkan dimensinya yaitu pengamatan berperan
serta dan pengamatan tidak perperan serta, pengamatan terbuka dan pengamatan tertutup,
pengamatan pada latar alamiah/tak terstruktur dan pengamatan eksperimental dan
pengamatan non-eksperimental.

5
2. Metode Wawancara

Wawancara merupakan teknik komunikasi antara interviewer dengan intervewee.


Terdapat sejumlah syarat bagi seorang interviewer yaitu harus responsive, tidak subjektif,
menyesuaikan diri dengan responden dan pembicaraannya harus terarah. Di samping itu
terdapat beberapa hal yang harus dilakukan interviewer ketika melakukan wawancara yaitu
jangan memberikan kesan negatif, mengusahakan pembicaraan bersifat kontinyu, jangan
terlalu sering meminta responden mengingat masa lalu, memberi pengertian kepada
responden tentang pentingnya informasi mereka dan jangan mengajukan pertanyaan yang
mengandung banyak hal.

3.Metode Dokumenter

Metode atau teknik dokumenter adalah teknik pengumpulan data dan informasi
melalui pencarian dan penemuan bukti-bukti. Metode dokumenter ini merupakan metode
pengumpulan data yang berasal dari sumber non-manusia. Sumber-sumber informasi non-
manusia ini seringkali diabaikan dalam penelitian kualitatif, padahal sumber ini kebanyakan
sudah tersedia dan siap pakai. Dokumen berguna karena dapat memberikan latar belakang
yang lebih luas mengenai pokok penelitian.
Foto merupakan salah satu bahan dokumenter. Foto bermanfaat sebagai sumber
informasi karena foto mampu membekukan dan menggambarkan peristiwa yang terjadi.
Akan tetapi dalam penenlitian kita tidak boleh menggunakan kamera sebagai alat
pencari data secara sembarangan, sebab orang akan menjadi curiga. Gunakan kamera ketika
sudah ada kedekatan dan kepercayaan dari objek penelitian dan mintalah ijin ketika
akan menggunakannya.

6
B. Tanggal dan waktu penelitian

Penelitian ini kami lakukan pada tanggal 29 januari – 26 februari 2019 di angkutan
umum menuju tanjung morawa.

Penelitian ini kami lakukan pada tanggal 29 januauri 2019 – 26 februari 2019 di
terminal amplas

7
C. Teknik penelitian

Teknik Observasi

Teknik observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data kualitatif yang dianjurkan untuk
mendapatkan data-data deskriptif. T_eknik observasi berasal dari kata observation yang
berarti pengamatan. Teknik observasi digunakan untuk memahami pola, norma, dan makna
perilaku dari informan yang diteliti.

Ternyata, ada 2 jenis observasi, lho. Kedua jenis observasi tersebut yaitu observasi
partisipatif dan observasi non-partisipan. Observasi partisipatif adalah observasi yang
dilakukan peneliti dengan mengamati dan berpartisipasi langsung dengan kehidupan
informan yang sedang diteliti. Contoh dari observasi partisipan adalah peneliti yang
memutuskan tinggal di Suku Dayak selama satu bulan untuk melihat langsung adat-adat
pernikahan di sana yang kemudian digunakan untuk data penelitiannya.

Lalu, apa bedanya dengan observasi non-partisipan? Pada Observasi non-


partisipan, peneliti tidak terlibat aktif dalam kehidupan informan, tetapi hanya menjadi
pengamat independen. Contoh dari observasi non-partisipan adalah peneliti yang hanya
datang 2 atau 3 kali ke Suku Dayak untuk melihat adat-adat pernikahan di sana. Nah, kamu
tau nggak, apa sih kelebihan teknik observasi? Kamu bisa terlibat langsung dengan
keseharian informan dan dapat mengetahui subjek penelitiannya secara langsung. Sedangkan
kelemahannya adalah keseharian subjek penelitiannya bisa terganggu. 

Wawancara Mendalam

Teknik wawancara mendalam bisa kamu lakukan jika kamu butuh data deskriptif yang cukup
banyak. Metode ini sering digunakan bersamaan dengan penggunaan metode observasi.
Untuk penelitian kualitatif, pertanyaan yang digunakan dalam wawancara merupakan
pertanyaan terbuka, sehingga informan bisa menjawab dengan lebih komprehensif. 

Dengan menggunakan metode wawancara, kamu bisa mendapatkan informasi primer dari
informan dan juga bisa berinteraksi secara langsung. Tetapi, kelemahannya antara lain
tingkat komprehensif pada hasilnya sangat bergantung dengan seberapa banyak kamu bisa
menggali informasi dari informan. 

D. Kajian Dokumen

Kamu juga bisa menggunakan kajian dokumen untuk mencari data penelitian kualitatifmu.
Contoh kajian dokumen yang bisa digunakan antara lain meneliti naskah lama, foto-foto,
film, maupun hasil penelitian sebelumnya atau buku yang terkait dengan penelitianmu. 

Metode terakhir yang bisa kamu gunakan untuk memperoleh data kualitatif adalah Focus
Group Discussion. Focus Group Discussion merupakan salah satu bentuk teknik wawancara
kelompok yang dilakukan peneliti untuk memetakan masalah awal penelitian dan
memahami fokus kelompok kecil yang sedang diteliti.

8
BAB III
PEMBAHASAN

  A. Pengertian Perilaku Menyimpang


Perilaku seseorang bisa dikatakan menyimpang bila mana perilaku tersebut dapat
memungkinkan dirinya sendiri maupun orang lain dan juga melanggar aturan-aturan, nilai-
nilai, dan norma baik agama, hukum maupun adat istiadat. Menurut Andi Mappiare(1982)
perilaku menyimpang itu juga disebut dengan “Tingkah Laku Bermasalah”. Arti tingkah laku
yang bermasalah yang masih dianggap wajar dan dialami oleh remaja yaitu: tingkah laku
yang masih dalam batas ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan sebagai akibat adanya
perubahan fisik dan psikis serta masih dapat diterima sepanjang tidak merugikan dirinya
sendri dan masyrakat sekitarnya. Perilaku yang agresif ada yang menganggap sebagai
perilaku menyimpang karena telah melanggar tata krama dari budaya kita yang canggung
mengajarkan anak menjadi penurut. Dengan kata lain anak yang baik adalah anak yang
penurut apa yang dikehendaki oleh orang tua, guru, dan orang dewasa lainnya. Padahaql
menurut Medinus dan Jhonson (1979) perilaku agresif tidak tidak mesti merugikan, tetapi
juga sering menguntungkan, seperti anak laki-laki yang agresif sering berhasil dalam
berkompetensi dan gigih dalam berusaha. Di samping itu Hurlock (1990) juga
mengemukakan bahwa remaja yang kematangannya terlambat dan sering di perlukan seperti
anak-anak, hal ini dapat menimbulkan siap dan perilaku yang menyimpang, seperti melawan,
tidak patuh, merusak dan sebagainya.
Menurut pandangan aliran Behaviorisme (dalam Bill. S. Reksadjaya, 1981) peristiwa
menyimpang itu terjadi apabila:
1.      Seseorang gagal menemukan cara-cara penyelesaian yang cocok untuk perilakunya.
2.      Seseorang belajar tentang cara-cara penyusaian yang salah.
3.      Seseorang dihadapkan pada konflik-konflik yang tidak mampu di atasinya.
Untuk mengatasi timbulnya perilaku menyimpang aliran Behaviorisme pengguanakan
prinsip-prinsip teori belajar, yaitu memberikana penguatan terhadap kondisi perilaku yang
positif untuk menghilangkan perilaku yang tidak diinginkan. Contohnya guru memberikan
pujian kepada anak yang datang lebih awal, anak yang disiplin dalam belajar, dan
menacuhkan anak-anak yang tidak patuh.
Menurut aliaran Humanisme bahwa penyebab terjadinya perilaku menyimpang itu di
sebabkan oleh:

9
1.      Seseornag belajar mengenai sikap penyesuaian yang salah.
2.      Seseorang menggunakan cara-cara mekanisme pertahanan diri secara berlebiahan.
Slavin (1976) menyatakan bahwa remaja pada umumnya mengalami gangguan
emosional dan ini dapat menimbulkan perilaku menyimpang, seperti penyalah guanaan
NAPZA dan penyimpangan seksual.
Menurut Maslow dan Mittelman (dalam kartini dan kartono, 1985) ciri-ciri pribadi
yang normal dan mental yang sehat adalah:
1.      Memiliki perasaan aman.
2.      Mempunyai spontranitas dan emosionalitas yang tepat.
3.      Mempunyai nilai dirinya secara objektif dan positif.
4.      Mempunyai kontak dengan suatu realitas yang baik.
5.      Memiliki dorongan-dorongan dan nafsu jamaniah yang sehat serta memiliki kemampuan
untuk memenuhi pemanfaatannya.
6.      Mempunyai pemahaman diri yang baik.
7.      Mempunyai tujuan hidup yang baik.
8.      Memiliki kemampuan untuk belajar dari pengalaman hidupnya.
9.      Ada kesanggupan untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan kelompok dimana iya berada.
10.  Ada sikap emansipasi yang sehat terhadap kelompoknya dan kebudayaannya.
11.  Ada integrasi dalam kepribadiannya.
Sesuai dengan ciri-ciri tersebut dapat dikemukakan bahwa remaja yang terlampau
jauh atau banyak menyimpang dari ciri-ciri tersebut dapat dikatakan perilakunya
menyimpang.
Perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma dan
nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Perilaku menyimpang dapat terjadi pada manusia
muda, dewasa, atau tua baik laki-laki maupun perempuan. Perilaku menyimpang ini tidak
mengenal pangkat atau jabatan dan tidak juga tidak mengenal waktu dan tempat.
Penyimpangan bisa terjadi dalam skala kecil maupun skala besar.Menurut Bruce J Cohen
(dalam buku terjemahan Sahat Simamora), Perilaku menyimpang didefinisikan sebagai
perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak masyarakat atau kelompok
tertentu dalam masyarakat. Batasan perilaku menyimpang ditentukan oleh norma-norma atau
nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Suatu tindakan yang mungkin pantas dan dapat
diterima di satu tempat mungkin tidak pantas dilakukan di tempat yang lain
Menurut Robert M.Z Lawang, perilaku menyimpang adalah suatu tindakan yang
menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu system social.Jadi dapat

10
disimpulkan bahwa perilaku menyimpang adalah perilaku manusia yang bertentangan atau
tidak sesuai dengan nilai-nilai atau norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
Masa remaja merupakan masa transmisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa.
Remaja dalam gambaran yang umum merupakan suatu periode yang dimulai dengan
perkembangan masa pubertas dan menyelesaikan pendidikan untuk tingkat menengah,
dimana perubahan biologis yang membawanya pada usia belasan (teenagers) seringkali
mempengaruhi perilaku masa remaja.Dalam kehidupan para remaja sering kali diselingi hal
hal yang negative dalam rangka penyesuaian dengan lingkungan sekitar baik lingkungan
dengan teman temannya di sekolah maupun lingkungan pada saat dia di rumah. Hal hal
tersebut dapat berbentuk positif hingga negative yang serng kita sebut dengan kenakalan
remaja. Kenakalan remaja itu sendiri merupakan perbuatan pelanggaran norma-norma baik
norma hukum maupun norma sosial.
Sedangkan Pengertian kenakalan remaja Menurut Paul Moedikdo,SH adalah :
1.      Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak-anak
merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana, seperti mencuri,
menganiaya dan sebagainya.
2.      Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk menimbulkan
keonaran dalam masyarakat.
3.      Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi sosial.
Adapun gejala-gejala yang dapat memperlihatkan hal-hal yang mengarah
kepada kenakalan remaja :
1.      Anak-anak yang tidak disukai oleh teman-temannya sehingga anak tersebut menyendiri.
Anak yang demikian akan dapat menyebabkan kegoncangan emosi.
2.      Anak-anak yang sering menghindarkan diri dari tanggung jawab di rumah atau di sekolah.
Menghindarkan diri dari tanggung jawab biasanya karena anak tidak menyukai pekerjaan
yang ditugaskan pada mereka sehingga mereka menjauhkan diri dari padanya dan mencari
kesibukan-kesibukan lain yang tidak terbimbing.
3.       Anak-anak yang sering mengeluh dalam arti bahwa mereka mengalami masalah yang oleh
dia sendiri tidak sanggup mencari permasalahannya. Anak seperti ini sering terbawa kepada
kegoncangan emosi.
4.       Anak-anak yang mengalami phobia dan gelisah dalam melewati batas yang berbeda
dengan ketakutan anal-anak normal.
5.      Anak-anak yang suka berbohong.

11
6.      Anak-anak yang suka menyakiti atau mengganggu teman-temannya di sekolah atau di
rumah.
7.      Anak-anak yang menyangka bahwa semua guru mereka bersikap tidak baik terhadap
mereka dan sengaja menghambat mereka.
8.        Anak-anak yang tidak sanggup memusatkan perhatian.

B. Ciri-ciri perilaku menyimpang


Menurut Wilnes dalam bukunya Punishment and Reformationsebab-sebab
penyimpangan/kejahatan dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
1)      Faktor subjektif adalah faktor yang berasal dari seseorang itu sendiri (sifat pembawaan
yang dibawa sejak lahir).
2)      Faktor objektif adalah faktor yang berasal dari luar (lingkungan). Misalnya keadaan rumah
tangga, seperti hubungan antara orang tua dan anak yang tidak serasi.
Untuk lebih jelasnya, berikut diuraikan beberapa penyebab terjadinya penyimpangan seorang
individu (faktor objektif), yaitu
1.      Ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan. Seseorang yang tidak sanggup
menyerap norma-norma kebudayaan ke dalam kepribadiannya, ia tidak dapat membedakan
hal yang pantas dan tidak pantas. Keadaan itu terjadi akibat dari proses sosialisasi yang tidak
sempurna, misalnya karena seseorang tumbuh dalam keluarga yang retak(broken home).
Apabila kedua orang tuanya tidak bisa mendidik anaknya dengan sempurna maka anak itu
tidak akan mengetahui hak dan kewajibannya sebagai anggota keluarga.
2.    Proses belajar yang menyimpang. Seseorang yang melakukan tindakan menyimpang karena
seringnya membaca atau melihat tayangan tentangperilaku menyimpang. Hal itu merupakan
bentuk perilaku menyimpang yang disebabkan karena proses belajar yang menyimpang.
karier penjahat kelas kakap yang diawali dari kejahatan kecil-kecilan yang terus meningkat
dan makin berani/nekad merupakan bentuk proses belajar menyimpang.
3.      Ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial. Terjadinya ketegangan antara
kebudayaan dan struktur sosial dapat mengakibatkanperilaku yang menyimpang. Hal itu
terjadi jika dalam upaya mencapai suatu tujuan seseorang tidak memperoleh peluang,
sehingga ia mengupayakan peluang itu sendiri, maka terjadilah perilaku menyimpang.
4.      Ikatan sosial yang berlainan. Setiap orang umumnya berhubungan dengan beberapa
kelompok. Jika pergaulan itu mempunyai pola-pola perilaku yang menyimpang, maka
kemungkinan ia juga akan mencontoh pola-pola perilaku menyimpang.

12
5.      Akibat proses sosialisasi nilai-nilai sub-kebudayaan yang menyimpang. Seringnya media
massa menampilkan berita atau tayangan tentang tindak kejahatan (perilaku menyimpang)Hal
inilah yang dikatakan sebagai prosesbelajar dari sub-kebudayaan yang menyimpang,
C.   Jenis-jenis perilaku menyimpang
Berdasarkan kekerapan atau berat-ringannya penyimpangan
1)      Penyimpangan Primer (Primary Deviation)
Ciri-cirinya :
a. Bersifat sementara / temporer
b. Gaya hidupnya tidak didominasi oleh perilaku menyimpang
c. Masyarakat masih mentolerir / menerima
Contoh: pegawai negeri yang membolos kerja, banyak minum alkohol pada waktu pesta,
siswa yang membolos atau menyontek saat ujian dan pelanggaran lalu lintas.
2)      Penyimpangan Sekunder (Secondary Deviation)
Ciri-cirinya :
a)      Bersifat permanen / tetap
b)      Gaya hidupnya didominasi oleh perilaku menyimpang
c)       Masyarakat tidak bisa mentolerir perilaku menyimpang tersebut.
Contoh: pembunuhan, perjudian, perampokan dan pemerkosaan.
Berdasarkan jumlah pelakunya
1) Penyimpangan Individu
Penyimpangan individu adalah penyimpangan yang dilakukan oleh seseorang individu
dengan melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku.
Contohnya pencurian yang dilakukan sendiri.
2)   Penyimpangan Kelompok
Penyimpangan kelompok adalah penyimpangan yang dilakukan secara berkelompok
dengan melakukan tindakan-tindakan menyimpang dari norma-norma masyarakat yang
berlaku. Pada umumnya penyimpangan kelompok terjadi dalam sub kebudayaan yang
menyimpang yang ada dalam masyarakat. Contohnya gank kejahatan atau mafia.
3)      Penyimpangan Institusi
Penyimpangan institusi dilakukan oleh organisasi yang melibatkan organisasi lainnya
yang dilakukan rapih. Sebagai contohnya tidakan korupsi yang dilakukan oleh para pejabat
negara.

13
D. sifat sifat perilaku menyimpang
 Secara umum, terdapat dua sifat penyimpangan, yaitu:
1.      Penyimpangan yang bersifat positif
Penyimpangan yang bersifat positif adalah penyimpangan yang terarah pada nilai nilai
sosial yang ideal(didambakan).walau cara atau timdakan yang dilakukan tersebut seolah olah
kelihatan meyimpang dari norma-norma yang berlaku,padahal sebenarnya tidak demikian.
Umumnya, penyimpang ini dapat diterima masyarakat karena sesuai dengan perubahan
zaman. Contoh, emansipasi wanita dalam kehidupan masyarakat yang memunculkan banyak
wanita karier
2.      Penyimpangan yang bersifat negatif
Dalam penyimpangan yang bersifat negatif, pelaku bertindak ke arah nilai-nilai sosial
yang dipandang rendah dan berakibat buruk serta mengganggu sistem sosial. Tindakan dan
pelakunya akan dicela dan tidak diterima masyarakat. Bobot penyimpangan dapat diukur
menurut kaidah sosial yang dilanggar. Contoh, seorang koruptor selain harus mengembalikan
kekayaan yang dimilikinya kepada negara, juga tetap dikenakan hukuman penjara.

E. Wujud Perilaku Menyimpang


Batasan tentang perilaku menyimpang tidak begitu jelas dan sangat luas, sebagai
acuan bahwa perilaku dapat dikatakan menyimpang, maka Gunarsa (1986) mengolongkan
kedalam dua jenis yaitu:
1.      Penyimpangan tingkah laku yang bersifat moral dan asosial yang tidak di ataur dalam
undang-undang sehingga dapat di golongkan dalam pelanggaran hukum. Contohnya adalah:
berbohong, membolos, kabur atau pergi dari rumah, membaca buku porno, berpesta pora
semalam suntuk, berpakaian tidak pantas, dan minum-minuman keras.
2.      Penyimpangan tingkah laku yang bersifat melanggar hukum dengan menyelesaikan sesuai
dengan undang-undang dan hukum, yang biasa di sebut dengan kenakanlan remaja.
Contohnya adalaha: berjudi, membunuh, memperkosa, dan mencuri.
Berdasarkan batasan tentang tingkah laku menyimpang tersebut, dapat dikemukakan
bahwa perilaku menyimpang yang sering terjadi pada remaja adalah;
1.      Suka bolos/cabut sebelum pelajaran berakhir.
2.      Tidak suka bergaul/suka menyendiri.
3.      Suka berbohong kepada orang tua, guru, dan orang lain.
4.      Suka berkelahi atau mengganggu temannya pada waktu belajar.

14
5.      Suka merusak fasilitas sekolah dan lain-lain.
6.      Sering mencuri barang-barang kepunyaan orang lain.
7.      Suka cari perhatian.
8.      Ugal-ugalan/kebut-kebutan di jalan sehingga mengganggu lalu lintas dan membhayaan
dirinya sendiri dan orang lain.
9.      Kecanduan narkoba/ obat-obatan terlarang.
10.  Suka mabuk-mabuk dan mengganggu ketenangan orang lain.
11.  Melakukan pemerkosaan dan hubungan seks bebas.
12.  Melakukan perjudian (dengan menggunakan uang sebagai bahan taruhannya).
13.  Melakukan pemerasan untuk mendapatkan uang.
14.  Suka melawan guru dan personil sekolah lainnya.
15.  Berfikiran/bersifat dan berpliku ekstrim/radikal.

F. Keadaan/Kondisi Remaja Yang Potensial Mengalami Perilaku Menyimpang


Perilaku menyimpang tidaklah terjadi secara mendadak, tetapi melalui suatu proses
yang lama dan kadang-kadang menunjukkan suatu gejala. Beberapa gejala yang tampak
yaitu:
1.      Remaja tersebut tidak disukai oleh teman-temannya, akibatnya sering menyendiri.
2.      Remaja yang menghindarkan diri dari tanggang jawab baik di rumah maupun disekolah.
3.      Remaja yang sering mengeluh, berarti dia tidak mampu mengatasi masalahnya.
4.      Remaja yang suka berbohong.
5.      Remaja yang sering mengganggu/menyakiti temannya atau orang lain.
6.      Remaja yang tidak menyayangi guru atau mata pealajaran disekolah.

G. Macam-macam perilaku menyimpang


( Dr.Robert M.Z. Lawang ) mengemukakan 4 macam perilaku menyimpang yang
dilakukan manusia bila ditinjau dari segi etika moral kemanusian,yaitu:
1. perilaku menyimpang yang dianggap sebagai kejahatan atau kriminal,misalnya
pemukukan,pemerkosaan,penodongan,pelanggaran UU,dan perusakan lingkungan
hidup seperti pembakaran hutan.
2. Penyimpangan seksual,yaitu perilaku seksual yang tidak lazim dan lain dari
biasanya,misalnya perzinaan,lesbianisme,homoseksuallitas,hidup bersama tanpda
nikah(kumpul kebo)dan sodomi.

15
3. Penyimpangan dalam bentuk pemakaian atau konsumsi yang berlebihan,misalnya
alkoholisme,dan narkoba,
4. Penyimpangan dalam bentuk gaya hidup lain dari biasanya misalnya,perjudi
profesional,perkelahian antargang,perkelahian antar pelajar,perkelahian
antaretnis,dan antar penganut agama dalam satu bangsa(negara)
H.Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya Prilaku Menyimpang
Banyak faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan timbulnya perilaku
menyimpang, baik yang berasal dari dalam maupun yang berasal dari dalam diri individu
yang bersangkutan.
Hasil studi Symond yang di kutip oleh (Moh.Surya ( 1983 )) menyatakan bahwa anak-
anak yang berasal dari keluarga yang sering bertengkar ternyata lebih banyak mengalami
masalah,bila dibandingkan dengan anak-anak yang berasal dari keluarga yang harmonis.
Selanjutnya hasil studi Levin mengungkapkan bahwa 90% anak-anak yang bersifat
jujur itu berasal dari keluarga yang keadaanya stabil dan harmonis dang 75% anak-anak
pembohong berasal dari keluarga yang tidak harmonis.
Secara garis besar faktor penyebab terjadinya perilaku menyimpang berasal dari:
1.      faktor yang berasal dari dalam diri Individu yang bersangkutan
prilaku menyimpang yang terjadi pada remaja ternyata juga ditimbulkan oleh kondisi atau
keadaan si remaja itu sendiri,seperti :
a.       potensi kecerdasan rendah sehingga tidak mampu memenuhi tuntutan akademik
sebadaimana diharapkan. Akibatnya iya mengalami frustasi, konflik batin dan rendah diri.
b.      Mempunyai masalah yang tidaak terpecahkan.
c.       Kemampuan penyesuaian diri rendah.
d.      Tingkah lakunya yang menyimpang itu mendapatkan penguatan dari lingkungan.
e.       Tidak menemukan figur yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-
hari..
2.      faktor yang berasal dari luar individu
faktor yang terjadinya perilaku menyimpang yang bersumber dari luar diri individu terdiri
dari lingkungan keluarga dan faktor lingkungan skolah.
a.       Lingkungankeluarga
1)      suasana kehidupan keluarga yang tidak menimbulkan rasa aman.
2)      kontrol orang tua rendah menyebabkan berkurangnya disiplin dalam kehidupan keluarga
3)      orang tua bersikap otoriter terhadap anak
4)      tuntutan orang tua terlalu tinggi atau tidak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki anak.

16
5)      kehadirannya dalam keluarga tidak diinginkan sehingga orang tua tidak menyayanginya.
6)      remaja diperlakukan seperti anak kecil oleh orang tuanya atau orang dewasa lainnya.
b.      Lingkungansekolah
1)      Tuntutan kurikulum yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dibandingkan dengan
kemampuan rata-rata anak yang bersangkutan.
2)      Longgarnya disiplin di sekolah menyebabkan terjadinya pelanggaran peraturan yang ada.
3)      Anak-anak sering tidak belajar karena guru jarang masuk sehingga perilaku anak tidak
terkontrol.
4)      Pendekatan yang dilakukan guru tidak sesuia dengan perkembangan remaja.
5)      Sarana dan prasarana di sekolah kurang memadai, akibatnya aktivitas anak sangat terbatas.
Hal ini menimbulkan perasaan tidak puas bagi anak dan memicu terjadinya penyimpangan
perilaku.
c.       LingkunganMasyarakat
1)      Kurangnya partisipasi aktif dari masyaarakat
2)      Media cetak/elektronik yang beredar secara bebas yang sebenarnya belum layak untuk
remaja, misalnya gambar porno, buku cerita porno/cabul
3)      Adanya contoh di lingkungan masyarakat yang kurang menguntungkan bagi perkembangan
remaja. Misalnya main judi, minuman keras dan pelacuran.
         Masalah yang dihadapi remaja
a.       Masalah Emosi
b.      Masalah Penyesuaian Diri
c.       Masalah Perilaku Seksual
d.      Masalah Perilaku Sosial
e.       Masalah Moral
f.       Masalah Keluarga
         Bentuk bentuk perilaku menyimpang
1.     Minuman Keras (Miras)
2.     Penyalahgunaan Narkotika
3.     Perkelahian Antarpelajar
4.     Perilaku Seks di Luar Nikah
5.     Berjudi
6.     Kejahatan (Kriminalitas)
         Dampak perilaku menyimpang

17
Berbagai bentuk perilaku menyimpang yang ada di masyarakat akan membawa dampak
bagi pelaku maupun bagi kehidupan masyarakat pada umumnya.
1.       Dampak Bagi Pelaku
Berbagai bentuk perilaku menyimpang yang dilakukan oleh seorang individu akan
memberikan dampak bagi si pelaku. Berikut ini beberapa dampak tersebut.
a.  Memberikan pengaruh psikologis atau penderitaan kejiwaan serta tekanan mental terhadap
pelaku karena akan dikucilkan dari kehidupan masyarakat atau dijauhi dari pergaulan.
b.   Dapat menghancurkan masa depan pelaku penyimpangan.
c.   Dapat menjauhkan pelaku dari Tuhan dan dekat dengan perbuatan dosa.
d.   Perbuatan yang dilakukan dapat mencelakakan dirinya sendiri.
2.      Dampak Bagi Orang Lain/Kehidupan Masyarakat
Perilaku penyimpangan juga membawa dampak bagi orang lain atau kehidupan
masyarakat pada umumnya. Beberapa di antaranya adalah meliputi hal-hal berikut ini.
a.   Dapat mengganggu keamanan, ketertiban dan ketidakharmonisan dalam masyarakat.
b.   Merusak tatanan nilai, norma, dan berbagai pranata sosial yang berlaku di masyarakat.
c.   Menimbulkan beban sosial, psikologis, dan ekonomi bagi keluarga pelaku.
d.   Merusak unsur-unsur budaya dan unsur-unsur lain yang mengatur perilaku individu dalam
kehidupan masyarakat.
Dampak yang ditimbulkan sebagai akibat perilaku penyimpangan sosial, baik terhadap
pelaku maupun terhadap orang lain pada umumnya adalah bersifat negatif. Demikian pula,
menurut pandangan umum, perilaku menyimpang dianggap merugikan masyarakat. Namun
demikian, menurut Emile Durkheim, perilaku menyimpang tidak serta merta selalu membawa
dampak yang negatif. Menurutnya, perilaku menyimpang juga memiliki kontribusi positif
bagi kehidupan masyarakat. Adapun beberapa kontribusi penting dari perilaku menyimpang
yang bersifat positif bagi masyarakat meliputi hal-hal berikut ini.

Upaya Orang Tua Dan Guru Untuk Menanggulangi Perilaku Menyimpang


Penyimpangan perilaku remaja atau siswa tidak hanya merugikan dirinya dan masa
depannya, tetapi juga mengganggu orang lain dan memusnahkan harapan orang tua, sekolah
dan bangsa. Oleh karena itu di perlukan adanya tindakan nyata dari berbagai pihak untuk
menanggulanginya. Usaha itu dapat bersifat pencegahan (preventive), pengentesan (curative),
pembentukan (corrective), dan penjagaan atau pemeliharaan (perseven ative). Secara konkrit
usaha-usaha tersebut dapay dilakukan sebagai berikut:
a.       Usaha Yang Dapat Dilakukan Oleh Keluarga

18
  Menciptakan hubungan yang harmonis di antara anggota keluarga. Dengan demikian dapat
diciptakan suasana yang aman dan damai bagi anak-anak mereka, lebih terasa tinggal
dirumah dari pada mengemukakan kesulitannya kepada orang tua untuk mendapatkan batuan,
pemecahan dan bimbingan.
  Orang tua jangan terlalu menurut secara berlebihan kepada anak untuk
berprestasi/memaksakan kehendaknya untuk mengambil jurusan/bidang studi yang dimiliki
anak. Misalnya anak harus mengambil jurusan eksata agar nanti jadi ahli teknik atau jadi
dokter, padahal kemampuan anak tidak mendukung untuk jurusan itu. Akibatnya anak tidak
berprestasi/gagal dalam studynya, sehingga ia merasa tersiksa atau frustasi. Hal ini
mungkinnya timbul perilaku menyimpang bagi anak tersebut.
  Membantu mengatasi berbagai kesulitan yang dialami oleh remaja. Banyak mungkin
persoalan yang timbul pada masa remaja seperti pertumbuhan anggota badan yang tidak
sempurna, canggung dalam hubungan sosial, perasaan malas untuk mengerjakan tugas
sekolah, kondisi emosinya sangat sensitif, sehingga mudah tersinggung dan emosinya
terganggu. Semua itu dapat mempengaruhi kegiatan belajarnya, akhirnya mengalami
kesulitan dalambelajar. Oleh karena itu pengertian dan bantuan orang tua sangat di perlukan.
b.      Usaha Yang Dapat Dilakukan Oleh Sekolah
  Menegakkan disiplin sekolah
Penegaan disiplin ini beralaku untuk semua personil sekolah, bagi siswa perlu ketertiban
pakaian seragam sekolah, kehadiran dan pulang sekolah serta penegakan peraturan-peraturan
sekolah. Penegakan disiplin ini bagi guru dimaksudkan adalah tidak terlalu banyak jam
belajar yang hilang di sebabkan oleh guru yang jarang masuk/terlambat ini berakibat siswa
menganggur dan cabut/keluyuran.

Karakteristik perilaku menyimpang


Perilaku menyimpang memiliki sejumlah karakteristik yang dapat diuraikan sebagai berikut:
A. Tidak ada satu pun perilaku menyimpang yang berdiri sendiri.Suatu perbuatan disebut
menyimpang jika perbuatan tersebut dinyatakan sebagai tindakan menyimpang oleh
sebagian besar anggota kelompok atau masyarakat.
B. Perilaku menyimpang tidak melekat pada suatu tindakan tertentu,melainkan
konsekunsi dari adanya peraturan dan penerapan sanksi yang dilakukan oleh orang
lain terhadap perilaku tindakan tersebut.Mengutip pendapat sosiolog (S.Howard
Becker (1966)), bukan tindakan itu sendiri, melainkan reaksi terhadapnya yang

19
menjadikan suatu tindakan itu sendiri, melainkan reaksi terhadapnya yang menjadikan
suatu tindakan dapat dinilai sebagai penyimpangan.
C. Penyimpangan-penyimpangan kecil , yang dibiarkan tanpa adanya sanksi , sangat
mungkin akan berkembang menjadi penyimpangan yang lebih besar. Terlebih bila
mendapat pengguna (reinforcement) melalui keterlibatan pelaku dengan orang atau
kelompok yang juga menyimpang.
D. Perilaku menyimpang tidak terjadi begitu saja , tetapi berkembang melalui suatu
priode waktu dan juga sebagai hasil dari serangkaian tahapan interaksi yang
melibatkan interaksi (tafsiran) tentang kesempatan untuk bertindak menyimpang.
Perilaku menyimpang didukung pula oleh pengendalian diri yang lemah serta longgar
nya pengendalian sosial dalam masyarakat.
E. Perilaku menyimpang tidak hanya dilakukan oleh individu, tapi juga dilakukan secara
berkelompok. Dalam kelompok di maksud biasanya dikembangkan subkultur
menyimpang.
F. Kelompok kelompok maupun masyarakat memiliki nilai dan norma yang berbeda.
Sesuatu yang menyimpang bagi kelompok tertentu mugkin saja tidak dianggap
menyimpang oleh kelompok lain.
G. Ada perilaku menyimpang yang bisa diterima dan ada yang di tolak. Perilaku
menyimpang yang bersifat nonkoform umumnya masih dapat di tolerir.

20
BAB IV
PENUTUP

  A.  Kesimpulan
Perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma dan
nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Perilaku menyimpang dapat terjadi pada manusia
muda, dewasa, atau tua baik laki-laki maupun perempuan. Perilaku menyimpang ini tidak
mengenal pangkat atau jabatan dan tidak juga tidak mengenal waktu dan tempat.
Batasan tentang perilaku menyimpang tidak begitu jelas dan sangat luas, sebagai
acuan bahwa perilaku dapat dikatakan menyimpang yang di bedakan menjadi dua jenis yaitu:
Penyimpangan tingkah laku yang bersifat moral dan asosial yang tidak di ataur dalam
undang-undang sehingga dapat di golongkan dalam pelanggaran hukum. Dan penyimpangan
tingkah laku yang bersifat melanggar hukum dengan menyelesaikan sesuai dengan undang-
undang dan hukum, yang biasa di sebut dengan kenakanlan remaja
Beberapa gejala yang tampak dari keadaan/kondisi remaja yang berpilaku
menyimpang yaitu: Remaja tersebut tidak disukai oleh teman-temannya, akibatnya sering
menyendiri, Remaja yang menghindarkan diri dari tanggang jawab baik di rumah maupun
disekolah, Remaja yang sering mengeluh, berarti dia tidak mampu mengatasi masalahnya,
Remaja yang suka berbohong, Remaja yang sering mengganggu/menyakiti temannya atau
orang lain, Remaja yang tidak menyayangi guru atau mata pealajaran disekolah.
Faktor- faktor timbulnya perilaku menyimpang yaitu: faktor yang berasal dari dalam
diri Individu yang bersangkutan dan faktor yang berasal dari luar individu.
Usaha orang tua dan guru dalm mengatasi perilaku menyimpang yaitu: Menciptakan
hubungan yang harmonis di antara anggota keluarga. Orang tua jangan terlalu menurut secara
berlebihan kepada anak untuk berprestasi/memaksakan kehendaknya untuk mengambil
jurusan/bidang studi yang dimiliki anak. Membantu mengatasi berbagai kesulitan yang
dialami oleh remaja. Dan menegakkan disiplin sekolah.

  B. Saran
Dalam segala hal mungkin selalu ada kekeliruan setiap melaksanakan suatu perbuatan. Begitu
juga dalam penulisan makalah ini, kami juga menyadari bahwa masih banyak kekeliruan dan

21
mungkin juga kekurangannya. Baik dari segi penulisan maupun isi dari makalah ini. Untuk
itu kami sangat mengharapkan saran maupun kritik yang membangun.

DAFTAR PUSTAKA

Mudjiran. 2006. Perkembangan Peserta Didik. Padang. Universitas Negeri Padang


Muin, Idianto. 2006. Sosiolog. Jakarta. Erlangga
Hamid Hasan, Said, Dkk. 2010. PengembanganPendidikanBudayaDan Karakter Bangsa.
Jakarta. Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum Kementrian Pendidikan
Nasional.
Maryati, Kun dan Juju Suryawati.2007. Sosiologi 1. Jakarta. Exis
http://www.crayonpedia.org/mw/BSE:Penyakit_Sosial_Sebagai_Akibat_Penyimpangan_Sosi
al_dan_Upaya_Pencegahannya_8.1_%28BAB_6%29
http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2109514-pengertian-perilaku-
menyimpang/#ixzz1kKcW4CsF

22

Anda mungkin juga menyukai