Anda di halaman 1dari 9

UJIAN TENGAH SEMESTER

RESUME MATERI KERAGAMAN BUDAYA


MATA KULIAH AGROEKOSISTEM BERKELANJUTAN
Dosen Pengampu : Asih Farmia, SP., M.Agr.Sc

Oleh:
Altaf Zhafirah
05.1.4.17.0810

KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN YOGYAKARTA-MAGELANG
JURUSAN PERTANIAN
PRODI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menyelamatkan keanekaragaman hayati berarti mengambil langkah untuk
melindungi gen, species, habitat atau ekosistem. Oleh sebab itu menyelamatkan
keanekaragaman hayati berarti pula mencegah merosotnya ekosistem alam yang utama dan
mengelola serta melindunginya secara efektif. Disadari atau tidak bahwa keanekaragaman
hayati (flora, fauna, jasad renik/mikroorganisme) adalah pusat dari semua sektor yang
penting bagi kehidupan manusia (bioprospecting).
Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki cakupan luas yang bervariasi, dari
yang sempit hingga yang luas, dari yang datar, berbukit serta bergunung tinggi, dimana di
dalamnya hidup flora, fauna dan mikroba yang sangat beranekaragam. Selain kaya sumber
daya alam, Indonesia juga memiliki keanekaragaman kelompok etnis dengan kehidupan
sosial dan budaya yang berbeda. Berkaitan dengan kekayaan sumber daya alam yang
kemudian jika dipadukan dengan kebhinekaan suku-suku bangsa yang mendiami di seluruh
Kepulauan Indonesia, maka tidak mengherankan jika tumbuh kembang berbagai sistem
pengetahuan tentang alam dan lingkungan. Berkaitan dengan kekayaan sumber daya alam
yang kemudian jika dipadukan dengan kebhinekaan suku-suku bangsa yang mendiami di
seluruh Kepulauan Indonesia, maka tidak mengherankan jika tumbuh kembang berbagai
sistem pengetahuan tentang alam dan lingkungan. Pengetahuan ini bervariasi dari satu
kelompok suku ke kelompok suku lain yang tampaknya bergantung pada tipe ekosistem
tempat mereka tinggal, iklim terutama curah hujan, adat, tatacara, perilaku, pola hidup
kelompok atau singkatnya pada tingkat kebudayaan suku-suku bangsa tersebut (Walujo, et
al, 1991)
Masyarakat dimanapun berada merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
berbagai organisme lain yang ada pada habitat tersebut dan membentuk suatu sistem ekologi
dengan ciri saling tergantung satu sama lain. Masyarakat secara alamiah telah
mengembangkan pengetahuan dan teknologi untuk memperoleh kehidupan dari keragaman
hayati yang ada di lingkungannya baik yang hidup secara liar maupun budidaya. Misalnya
masyarakat pemburu memanfaatkan ribuan jenis hewan dan tumbuhan untuk makanan,
obat-obatan dan tempat berteduh. Masyarakat petani, peternak dan nelayan mengembangkan
pengetahuan dan teknologi untuk memanfaatkan keragaman hayati di darat, sungai, danau
dan laut untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup mulai dari makanan, pakaian,

22
perumahan sampai obatobatan. Masyarakat industri memanfaatkan keragaman hayati untuk
menghasilkan berbagai produk industri seperti tekstil, industri makanan, kertas, obat-obatan,
pestisida, kosmetik. Ilustrasi ini menggambarkan bagaimana keragaman hayati sangat erat
hubungannya dengan masyarakat tanpa memandang tingkatan penguasaan teknologi, status
sosial ekonomi maupun budaya. Dengan demikian, keragaman hayati adalah tulang
punggung kehidupan, baik dari segi ekologi, sosial, ekonomi maupun budaya.
B. Tujuan
Tujuan dari resume materi keragaman budaya adalah agar mahasiswa mampu
menjelaskan konsep diversitas budaya dan ekonomi dengan baik dan benar.

23
BAB II
PEMBAHASAN

A. Keragaman Budaya
Keragaman adalah suatu kondisi dalam masyarakat dimana terdapat perbedaan
dalam berbagai bidang terutama suku bangsa, ras, agama, ideologi, budaya “masyarakat
yang majemuk”. Keragaman dalam masyarakat adalah sebuah keadaan yang menunjukkan
perbedaan yang cukup banyak macam atau jenis dalam masyarakat. Keragaman memiliki
makna sebagai kondisi dalam masyarakat dimana terdapat perbedaan-perbedaan dalam
berbagai bidang, terutama suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideologi, adat
kesopanan, serta situasi ekonomi. Faktor penyebab adanya keberagaman yaitu letak strategis
wilayah Indonesia, Kondisi negara kepulauan, perbedaan kondisi alam, keadaan transportasi
dan komunikasi dan penerimaan masyarakat terhadap perubahan.
Macam-macam keberagaman adalah sebagai berikut
1. Pluralitas yakni mengandalkan adanya hal-hal yang lebih dari satu
2. Heterogen yakni menunjukkan bahwa keberadaan yang lebih dari satu itu berbeda-beda,
bermacam-macam bahkan tidak dapat disamakan.
3. Multikultural yakni inti dari multikulturalisme ialah kesediaan menerima kelompok lain
secara sama sebagai kesatuan tanpa memperdulikan perbedaan budaya, etnik, gender,
bahasa maupun agama. Multikulturalisme memberikan penegasan bahwa dengan segala
perbedaannya itu mereka ialah sama di ruang publik, menekankan pengakuan dan
penghargaan pada perbedaan.
Unsur keragaman dalam masyarakat adalah sebagai berikut
1. Suku bangsa dan ras
Suku bangsa yang menempati wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke
sangat beragam, sedangkan perbedaan ras muncul karena adanya pengelompokkan
besar manusia yang memiliki ciri-ciri biologis lahirnya yang sama seperti rambut, warna
kulit, ukuran tubuh, mata, ukuran kepala dan lain sebagainya.
2. Agama dan keyakinan
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ialah sistem atau
prinsip kepercayaan kepada Tuhan atau juga disebut nama lainnya dengan ajaran
kebhaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut.
3. Ideologi dan politik
Ideologi ialah kumpulan ide atau gagasan, kata ideologi sendiri diciptakan oleh
Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan “sains tentang ide”.
24
Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang
segala sesuatu “banding Weltanschauung”, secara umum “lihat ideologi dalam
kehidupan sehari-hari” dan beberapa arah filosofis “lihat ideologi politis” atau
sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota
masyarakat.
Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa dan negara yang
melandasi, membimbing dan mengarahkan bangsa untuk mewujudkan kesejahteraan
dan kemakmuran. Untuk itu anak bangsa harus merasa senasib, sepenanggungan, se-
bangsa, se-tanah air serta mempunyai satu tekad dalam mencapai cita-cita bangsa
tersebut.
Ideologi adalah suatu istilah umum bagi sebuah gagasan yang berpengaruh kuat
terhadap tingkah laku dalam situasi khusu karena merupakan kaitan antara tindakan dan
kepercayaan yang fundamental. Keragaman masyarakat Indonesia dan politik dapat
dilihat dari banyaknya partai politik sejak berakhirnya orde lama. Meskipun pada
dasarnya Indonesia hanya mengakui satu ideologi yaitu Pancasila yang benar-benar
mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia.
4. Tatakrama
Tatakrama yang dianggap arti bahasa jawa yang berarti “adat sopan santun, basa
basi” pada dasarnya ialah segalan tindakan, perilaku, adat istiadat, tegur sapa, ucap dan
cakap sesuai kaidah atau norma tertentu. Tatakrama adalah semua sikap dan perilaku
yang sesuai dengan nilai-nilai atau norma yang dianut dalam masyarakat.
5. Kesenjangan ekonomi dan sosial
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang manjemuk dengan
bermacam tingkat, pangkat dan strata sosial. Kesenjangan ekonomi antara masyarakat
level atas dan bawah yang cukup lebar.
B. Implementasi Keragaman
1. Implementasi Keberagaman dalam Agama
 Menghormati dan menghargai hak-hak penganut agama lain. Hak adalah kekuasaan
untuk melakukan sesuatu. Namun, kekuasaan tersebut dibatasi oleh undang-
undang. Pembatasan ini harus dilakukan agar pelaksanaan hak seseorang tidak
sampai melanggar hak orang lain.
 Menjalankan semua kewajibannya sebagai warga Negara dan umat beragama
dengan baik. Kewajiban adalah sesuatu yg dilakukan dengan tanggung jawab.
Kewajiban merupakan hal yang harus dikerjakan atau dilaksanankan. Jika tidak
dilaksanankan dapat mendatangkan sanksi bagi yang melanggarnya.
25
 Saling membantu atau bergotong royong dalam kegiatan kemasyarakatan tanpa
memandang agama sebagai pembatasnya.
2. Implementasi Keberagaman dalam Adat Istiadat
Implementasi keberagaman dalam adat istiadat adalah penerapan adat istiadat yang
berlaku pada dasarnya berkaitan dengan pengguna hak dan pemenuhan kewajiban.
Berikut ini adalah penerapan adat istiadat di berbagai lingkungan antara lain:
a. Lingkungan Keluarga.
Contoh penerapan adat istiadat dan aturan lain dalam kehidupan keluarga antara
lain :
 Setelah bangun tidur menata kembali tempat tidur.
 Mengerjakan tugas di rumah yang menjadi tanggung jawabnya.
 Menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda.
 Menjaga nama baik keluarga.
 Mentaati dan mematuhi peraturan yang ada dalam keluarga yang sudah menjadi
kesepakatan bersama.
b. Lingkungan Sekolah
Beberapa contoh penerapan adat istiadat dalam lingkungan sekolah:
 Berbakti kepada guru.
 Menghormati guru, karyawan, dan pegawai sekolah lainnya.
 Mematuhi peraturan dan tata tertib
 Terus terang dan jujur dalam mengikuti pelajaran.
 Belajar dengan tekun dan disiplin.
 Saling menyayangi antara
c. Lingkungan Masyarakat
Penerapan adat istiadat dalam masyarakat bertujuan untuk menciptakan kehidupan
masyarakat yang tertib, aman dan damai. Apabila semua warga menaati dan
mematuhi adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat maka hubungan antar warga
pun akan terjalin dengan baik. Sehingga akan mampu mewujudkan tujuan bersama
seperti :
 Tolong-menolong dengan tetangga di lingkungan masyarakat sekitar kita.
 Menghormati dan menghargai tetangga dengan cara saling bertegur sapa.
Mematuhi segala peraturan dan hukum yang berlaku
 Bersama-sama menjaga kebersihan dan keamanan lingkungan.
 Ikut meningkatkan mutu kehidupan masyarakat.
26
3. Implementasi Keberagaman dalam Suku Bangsa
Dalam mengembangkan sikap menghormati terhadap keragaman suku bangsa, dapat
terlihat dari sifat dan sikap dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya adalah sebagai
berikut
 Kehidupan bermasyarakat tercipta kerukunan seperti halnya dalam sebuah keluarga.
 Antara warga masyarakat terdapat semangat tolong menolong, kerjasama untuk
menyelesaikan suatu masalah, dan kerjasama dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
 Dalam menyelesaikan urusan bersama selalu diusahakan dengan melalui
musyawarah.
 Terdapat kesadaran dan sikap yang mengutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan. Sikap dan keadaan seperti tersebut di atas harus
dijunjung tinggi serta dilestarikan.
C. Biodiversitas
1. Pengelolaan Biodiversitas
Pengelolaan keanekaragaman hayati (PKH) meliputi aspek
 perencanaan,
 pemanfaatan,
 pengendalian,
 pemeliharaan,
 pengawasan,
 penegakan hukum.
2. Pengendalian Kerusakan Biodiversitas
Pengendalian kerusakan terhadap keanekaragaman hayati dapat dilakukan melalui
tindakan pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan. Tindakan pencegahan dapat
dilakukan melalui ketaatasasan terhadap tata ruang kota dan baku mutu lingkungan
hidup serta penyadaran masyarakat terhadap pelestarian lingkungan. Adapun tindakan
penanggulangan dapat dilakukan dengan cara informasi peringatan kepada masyarakat
terkait kerusakan lingkungan kota, pengisolasian kerusakan lingkungan, dan
penghentian sumber yang menimbulkan kerusakan lingkungan. Selanjutnya upaya
pemulihan dapat dilakukan melalui remediasi, rehabilitasi, dan/atau restorasi, dan upaya
penghentian sumber yang menimbulkan kerusakan serta pembersihan dari unsur-unsur
yang menyebabkan kerusakan.
3. Strategi dan Kebijakan Pelestarian Bioversitas

27
Penurunan keanekaragaman hayati dapat dicegah dengan cara melakukan pelestarian
(konservasi) keanekaragaman hayati. Tujuan tersebut adalah sebagai berikut
a. Menjamin kelestarian fungsi ekosistem sebagai penyangga kehidupan
b. Mencegah terjadinya kepunahan sepesies yang disebabkan oleh kerusakan habitat
dan pemanfaatan yang tidak terkendali.
c. Menyediakan sumber plasma nutfah untuk mendukung pengembangan dan budiaya
kultivar-kultivar tanaman pangan, obat-obatan maupun hewan ternak
Pelestarian keanekaragaman hayati untuk berbagai keperluan tanpa memperhatikan
kelestariannya akan mengakibatkan kerugian yang besar, contohnya kelangkaan flora
dan fauna karena hilangnya habitat dan kerusakan ekosistem. Hal ini harus dicegah agar
keanekaragaman hayati dapat tetap menopang kehidupan. Oleh karena itu kelestarian
keanekaragaman hayati harus terus dipelihara.

28
BAB III
KESIMPULAN

1. Keragaman adalah suatu kondisi dalam masyarakat dimana terdapat perbedaan dalam
berbagai bidang terutama suku bangsa, ras, agama, ideologi, budaya “masyarakat yang
majemuk”
2. Implementasi keragaman meliputi aspek agama, adat istiadat dan suku bangsa
3. Pengelolaan keanekaragaman hayati (PKH) meliputi aspek perencanaan, pemanfaatan,
pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.
4. Keragaman hayati (biodiversitas) sangat erat hubungannya dengan masyarakat tanpa
memandang tingkatan penguasaan teknologi, status sosial ekonomi maupun budaya.
5. Pengendalian kerusakan terhadap keanekaragaman hayati dapat dilakukan melalui tindakan
pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan.
6. Pelestarian keanekaragaman hayati kelestarian keanekaragaman hayati harus terus dipelihara
agar dalam berbagai keperluan tanpa memperhatikan kelestariannya yang mengakibatkan
kerugian yang besar dapat teratasi.

29

Anda mungkin juga menyukai