Kelas: C Semester V
i
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Tiada dzat yang patut disembah selain hanya kepada
Allah, hanya Kepada-Nya lah manusia berserah diri, meminta pertolongan, meminta ampunan,
serta mensyukuri nikmat yang telah diberikan-Nya berupa kehidupan. Namun, tidak lupa kita
bersalawat serta salam kepada jujungan kita yaitu Nabi Muhammad SAW. Kalau bukan berkat
bimbingan beliau, kita tidak akan tahu bagaimana mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat
berkat Agama yang telah dibawanya yaitu Agama Islam. Dan Tidak lupa pula kami ucapkan
terima kasih kepada bapak “Dr. Syukri, M. Pd” selaku dosen pengampu mata kuliah yang telah
memberikan tugas ini kepada kami serta membimbing kami dalam menyusun makalah ini.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas makalah Metodik Khusus PAI. Harapan
kami semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca dan
penulis. Makalah ini, kami akui masih banyak kekurangan oleh karena itu kami harapkan
kepada pembaca makalah ini untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun.
Penyusun Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
COVER.........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................................
C. Tujuan ...............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................2
A. Kesimpulan ........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode merupakan cara untuk menyampaikan materi Pendidikan dan pembelajaran
kepada peserta didik dan peserta belajar. Metode sangat menentukan sampai atau tidaknya
pesan materi pembelajaran kepada pelajar. Metode juga penentu apakah pelajar paham atau
tidak akan materi pembelajaran yang mereka pelajari. Metode dipandang sebagai saran
paling ampuh untuk mentrasfer suatu informasi atau ilmu kepada orang lain. Dengan metode
pula, pesan atau informasi ilmu pengetahuan dapat dikuasai suatu ilmu. Sebaliknya, salah
memilih metode mengakibatkan pesan atau informasi ilmu pengetahuan tidak sampai
(gagal). Dalam pandangan ram yulis, pendidik harus jeli memilih metode yang tepat sesuai
dengan karakter peserta didik dan pesan ilmunya mudah diterima oleh peserta didik.1
Penyampaian matri pelajaran agama islam Memiliki metode khusus, Baok menyangkut
Pendidikan maupun pembelajaran. Bagi pelajaran agama, islam mempunyai metode khusus
yang disampaikan dan dipraktikkan kepada pelajar agar mereka mampu memahami aspek-
aspek dan nilai-nilai yang terkandung dalam Pendidikan islam secara tepat dan benar.
Adanya pemahaman nilai-nilai Pendidikan islam dapat diharapkan peserta didik dan peserta
belajar terbiasa dan terdidik dengan ilmu yang diterima dan diyakininya. Metode khusus
dikatakan berhasil jika metode itu sesuai dan cocok dengan materi khusus pula, sebab
metode khusus merupakan salah satu factor yang ikut menentukan tercapainya suatu tujuan
pengajaran secara khusus.
Pada dasarnya metode pengajaran Agama sama dengan penngajar ilmu-ilmu umum
lainnya, Namun dalam ilmu agama islam banyak memiliki materi abstrak atau gaib, maka
diperlukan metode khusus agar materi ilmu pengetahuan umum yang lainnya, seperti ilmu
pengetahuan alam, matematika, dan olahraga.
1
RamaYulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Kalam Mullia, 2001, halm, 5
1
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
MBTI (Myer-Briggs type indicator), Bahwa siswa sekolah menengah lebih suka belajar aktif
daripada belajar reflektif abstrak, dengan rasio lima berbanding 1.3
Ketiga manusia memiliki kecerdasan yang bermacam-macam. Berdasarkan pendapat
howard gardner (1993) bahwa kecerdasan seseorang meliputi unsur-unsur kecerdasan
matematika, logika, kecerdasan Bahasa, kecerdasan musical, kecerdasan fisual special,
kecerdasan kinestetik, kecerdasan interpersonal, dan kecerdasan naturalis secara perinci ada
delapan kecerdasan manusia dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Kecerdasan Matematika-logika, kecerdasan ini menujukan kemampuan seseoarang dalam
berpikir secara induktif dan deduktif, berpikir menurut aturan logika, memahami dan
menganalisis pola angka-angka, serta memecahkan masalah dengan menggunakan
kemampuan berpikir.
b. Kecerdasan Bahasa, kecerdasan ini menunjukan kemampuan seseorang untuk
menggunakan Bahasa atau kata-kata, baik secara tertulis maupun lisan, dalam berbagai
bentuk yang berbeda untuk mengekspresikan gagasan-gagasannya.
c. Kecerdasan musical, kecerdasan ini menunjukan kemampuan seseorang untuk peka
terhadap suara-suara noferbal yang berbeda disekelilingnya, termasuk dalam hal ini adalah
nada dan irama. Mereka juga lebih mudah mengingat sesuatu dan mengekspresikan
gagasan-gagasan apabila dikaitkan dengam musik.
d. Kecerdasan visual-spesial, kecerdasan ini menunjukan kemampuan seseorang untuk
memahami secara lebih mendalam hubungan antar objek dan ruang. Kemampuan
membayangkan suatu bentuk nyata dan kemudian memcahkan berbagai masalah
sehubungan dengan kemampuan ini adalah hal yang menonjol pada jenis kecerdasan
visual-spesial.
e. Kecerdasan Kinestetik, kecerdasan ini menunjukan kemampuan seseorang untuk secara
aktif menggunakan bagian-bagian atau seluruh tubuhnya untuk berkomunikasi dan
memecahkan berbagai masalah. Hal ini dapat dijumpai pada peserta didik yang unggul
pada salah satu olahraga.
f. Kecerdasan interpersonal, kecerdasan ini menunjukan kemampuan seseorang peka
terhadap perasaan orang lain. Serta kecerdasan yang menunjukan kemampuan seseoarang
untuk peka terhadap perasaan diri sendiri.
3
Siberman, Melvin L.,Aktife Learning: 101 Strategis To teach and subject, Bandung: Nusa Media, 2006,
halm 29
4
g. Kecerdasan Naturalis, Kecerdasan ini menunjukan kemampuan seseorang untuk peka
terhadap lingkungan Alam, misalnya senang berada didalam ruang lingkp alam. Peserta
didik dengan kecerdasan seperti ini cendrung suka mengobservasi lingkungan alam seperti
aneka macam flora fauna dan sebagainya.
Berdasarkan tiga perbedaan tersebut, Maka tidak ada celah seorang guru Pendidikan
agama islam menerapkan satu macam metode Ketika menyampaikan pesan ilmu pengetahuan
kepada peserta belajar. Jika seorang guru Pendidikan agama islam dengan cerobah
menggunakan satu macam metode, maka dipastikan siswa atau peserta belajar bosan dan
kurang menarik perhatiannya dan lebih menyakitkan adalah ada potensi siswa tidak paham
materi yang sudah disampaikan guru/dosen karena adanya perbedaan gaya belajar. Misalnya,
seseorang guru agama islam menyampaikan materi haji dengan metode ceramah, sementara
gaya belajar siswa adalah visual atau kinestetik, maka siswa tersebut besar kemungkinan tidak
paham karena dia harus dibantu dengan media (alat peraga) atau disuruh praktik sendiri cara
haji tersebut, bukan sekedar diceramahkan saja.
5
bhasa arab secara ummum semua mutlak dapat menggunakan alat peraga yang membantu
memperjelas materi. Penggunaan proses pembelajaran berbasis alat peraga merupakan aplikasi
teori belajar al-bayan yang mengutamakan fungsi mata sebagai penjelasan teori. Mengapa media
khusus atau alat peraga penjelas materi sangat penting Ketika proses pembelajaran pada semua
materi Pendidikan agama islam, karena media khusus atau alat peraga pembelajaran dapat
menghasikan pemahaman siswa sangat kuat dan lama ingat.
Menurut Zakiah Drajat dan kawan-kawan bahwa alat peraga pembelajaran memiliki manfaat
yang sangat baik dan dapat membantu siswa memahami materi pelajaran dengan baik serta
mendorong siswa belajar serius. Ada beberapa permasalan yang harus diperhatikan guru agama
islam sehubungan dengan penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran sebagai berikut:
a. Penggunaan setiap jenis alat peraga harus dengan tujuan tertentu, dengan sebuah
persiapan yang teliti, guru akan dapat menentukan penggunaan alat peraga yang khusus,
jadi alat peraga hanyalah merupakan alat untuk mencapai sebuah tujuan belajar.
b. Alat peraga digunakan untuk membantu memberi gambaran yang cukup jelas tentang
objek-objek, tempat-tempat, orang-orang, dan peristiwa-peristiwa yang berhubungan
dengan masalah yang dipelajari.
c. Alat peraga digunakan bila membantu mendorong minat dan memutuskan perhatian
murid pada hal-hal yang diinginkan.
d. Alat peraga merupakan alat yang sangat bernilai untuk membantu kesimpulan dan
menggambarkan hubungan-hubungan diantara vahan-bahan yang dipelajari.
e. Murid harus diajar bagaiamana mengguanakan bahan-bahan ilustrasi tertentu. Mereka
harus tau apa yang dicari dan bagaimana menginterpretasikannya.
f. Beberapa alat peraga tertentu harus dipersiapkan lebih lanjut untuk mencegah
pemborosan waktu dan kegiatan kelas.
g. Penggunaan alat peraga harus di cek untuk mengetahui apakah tujuan yang diinginkan
tercapai, dan sudah ada persiapan untuk perbaikan konsep-konsep yang keliru.
h. Murid harus diberanikan untuk memanfaatkan alat-alat peraga dalam belajar dan dalam
kegiatan-kegiatan kelas dimana alat-alat itu dapat membantu masalah yang didiskusikan.4
4
Syukri, Metode Khusus Pendidikan Dan Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Prenada Mediagrup, 2019,
halm 8-18.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tidak ada celah seorang guru Pendidikan agama islam menerapkan satu macam metode
Ketika menyampaikan pesan ilmu pengetahuan kepada peserta belajar. Jika seorang guru
Pendidikan agama islam dengan cerobah menggunakan satu macam metode, maka dipastikan
siswa atau peserta belajar bosan dan kurang menarik perhatiannya dan lebih menyakitkan
adalah ada potensi siswa tidak paham materi yang sudah disampaikan guru/dosen karena
adanya perbedaan gaya belajar. Misalnya, seseorang guru agama islam menyampaikan materi
haji dengan metode ceramah, sementara gaya belajar siswa adalah visual atau kinestetik, maka
siswa tersebut besar kemungkinan tidak paham karena dia harus dibantu dengan media (alat
peraga) atau disuruh praktik sendiri cara haji tersebut, bukan sekedar diceramahkan saja.
7
DAFTAR PUSTAKA
Siberman, Melvin L.,Aktife Learning: 101 Strategis To teach and subject, Bandung: Nusa Media, 2006
Syaiful Bahri Djamarah, aswan Zaen, strategi belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2006
Syukri, Metode Khusus Pendidikan Dan Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Prenada Mediagrup, 2019