Anda di halaman 1dari 17

MANAJEMEN HUBUNGAN LEMBAGA PENDIDIKAN

DENGAN MASYARAKAT
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Manajemen
Humas dan Layanan Publik” yang diampu oleh

Rif’atun, M.Pd

Disusun Oleh :

Andini Latifah (202103002)

Indri Nurul Fadillah (202103006)

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH MANGGALA

BANDUNG

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan
hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah “Manajemen
Hubungan Lembaga Pendidikan dengan Masyarakat” ini tepat pada waktunya.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rif’atun,M.Pd. selaku dosen
pengampu “Manajemen Dan Administrasi Sekolah” yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah wawasan pengetahuan sesuai bidang studi yang kami
tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Bandung,November 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2

C. Tujuan ......................................................................................................... 2

BAB II ..................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3

A. Pengertian dan Tujuan Hubungan Lembaga Pendidikan Dengan


Masyarakat .................................................................................................. 3

B. Bentuk Kerjasama Sekolah dengan Masyarakat ......................................... 5

C. Jenis-jenis Hubungan Sekolah dan Masyarakat .......................................... 6

D. Peningkatan Dan Pendayagunaan Partisipasi Masyarakat .......................... 7

E. Hambatan atau Kendala yang Dihadapi Lembaga Pendidikan Dalam


Kerjasama Dengan Masyarakat................................................................... 8

BAB III.................................................................................................................. 11

PENUTUP ............................................................................................................. 11

A. Kesimpulan ............................................................................................... 11

B. Saran.......................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sekolah adalah lembaga pendidikan yang mana tempat memberi dan
menerima pelajaran yang sesuai dengan bidangnya, pada umumnya sekolah
menyelenggara kegiatan Pendidikan Formal. Sekolah merupakan sistem
terbuka terhadap lingkungan termasuk masyarakat yang menjadi
pendukungnya. Sebagaimana sistem terbuka, sekolah juga selalu siap
menerima warga masyarakat, terhadap ide-ide yang disampaikan,
kebutuhan-kebutuhan mereka dan terhadap nilai-nilai yang ada di
masyarakat. Sebaliknya masyarakat juga membuka diri untuk menerima
dan mengakomodir terhadap aktivitas-aktivitas sekolah.
Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada dan terjadi
dalam proses pendidikan, karena kelompok benda-benda atau lingkungan
pendidikan ikut berperan serta dalam usaha mengembangkan dirinya.
Dalam hal ini manajemen pendidikan menaruh perhatian kepada lingkungan
yang berwujud manusia yaitu masyarakat dalam mewujudkan suatu proses
pendidikan yang bermutu.
Untuk menciptakan situasi dan kondisi yang harmonis antara pihak
pengelola sekolah dan masyarakat, maka sangat dibutuhkan kerja sama dan
kontak dari kedua pihak secara simultan dan komprehensif. Hubungan
masyarakat telah di fomulasikan dengan cara yang berbeda-beda tergantung
pada lembaga atau organisasi yang membuat formulasi tersebut. Dengan
adanya hubungan sekolah dengan masyarakat, sekolah dapat mengetahui
sumber-sumber yang ada dalam masyarakat yang kemudian di daya
gunakan untuk kepentingan kemajuan pendidikan anak di sekolah.
Di pihak lain, masyarakat juga dapat mengambil manfaat dengan
turut mengenyam dan menyerap ilmu pengetahuan sekolah. Dari sini
kehidupan masyarakat akan di tingkatkan. Oleh karenanya, masyarakat

1
2

dapat mengerti dan memahami tujuan pendidikan dan pelaksanaan


pendidikan yang berlangsung di sekolah tersebut.

B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan membahas dan menjelaskan beberapa hal
yang menjadi rumusan masalah yaitu:
1. Apa itu lembaga pendidikan?
2. Apa tujuan adanya hubungan lembaga pendidikan dengan
masyarakat?
3. Bagaimana bentuk kerjasama lembaga pendidikan dengan
masyarakat?
4. Apa saja jenis-jenis hubungan sekolah dengan masyakarat?
5. Bagaimana meningkatkan dan pendayagunaan hubungan pendidikan
dengan masyarakat?
6. Apa saja hambatan lembaga pendidikan dalam melakukan kerjasama
dengan masyarakat?

C. Tujuan
Tujuan makalah ini diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui apa itu lembaga pendidikan
2. Dapat mengetahui tujuan adanya hubungan lembaga pendidikan
dengan masyarakat.
3. Dapat mengetahui bentuk kerjasama lembaga pendidikan dengan
masyarakat.
4. Dapat mengetahui jenis-jenis hubungan sekolah dengan masyarakat.
5. Dapat mengetahui bagaimana cara meningkatkan dan
pendayagunaan hubungan pendidikan dengan masyarakat.
6. Dapat mengetahui hambatan lembaga pendidikan dalam melakukan
kerja sama dengan masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Tujuan Hubungan Lembaga Pendidikan Dengan


Masyarakat
Sekolah dan masyarakat adalah lingkungan hidup yang tidak dapat
dipisahkan. Sekolah sebagai tempat belajar sedangkan lingkungan
masyarakat merupakan tempat implikasi dari proses pendidikan dan
pengajaran disekolah. Apa dan bagaimana belajar disekolah selalu dikaitkan
dengan kegunaanya bagi peningkatan hidup dan kehidupan dimasyarakat.
Di dalam sejarah pendidikan di kemukakan bahwa sejak zaman
pendidikan China kuno dan Yunani kuno telah dijumpai adanya sekolah
sebagai lembaga pendidikan. Perkataan “sekolah” berasal dari perkataan
Yunani :schola” yang artinya waktu nganggur atau waktu senggang. Bangsa
Yunani kuno mempunyai kebiasaan menggunakan waktu senggangnya
untuk berdiskusi guna menambah ilmu dan mencerdaskan akal.
Husemas adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dan
masyarakat untuk meningkatkan pengertian masyarakat tentang kebutuhan
serta kegiatan pendidikan serta mendorong minat dan kerjasama masyarakat
yang dilakukan secara berkesinambungan dalam peningkatan dan
pengembangan sekolah.
Manajemen yang penting di sekolah adalah manajemen hubungan
masyarakat (humas), karena sekolah berada di tengah-tengah masyarakat
dan selalu berhubungan dalam menjalin kerja sama yang pedagogis dan
sosiologis yang menguntungkan kedua bela pihak. Terjalinnya kerja sama
antara pihak sekolah dengan masyarakat tentunya akan lebih mempermudah
untuk terciptanya pendidikan yang diharapkan. Lembaga pendidikan
sekolah adalah sub-sub sistem dari sistem pendidikan, yang terdiri atas
beberapa unsur yang fungsional saling terkait antara satu dengan yang
lainnya. Lambat laun usaha tersebut diselenggarakan secara teratur dan
terencana (secara formal), sehingga akhirnya timbullah sekolah sebagai

3
4

lembaga pendidikan formal yang bertugas untuk menambah ilmu


pengetahuan dan kecerdasan akal.
Lembaga Pendidikan merupakan sebuah bagian yang penting dalam
kehidupan seorang peserta didik, sesuai dengan pendidikan nasional
lembaga pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa, serta bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
Pelibatan masyarakat bertujuan untuk melengkapi kekurangan dan
membantu lembaga pendidikan. Hal ini berarti lembaga pendidikan sekolah
mempunyai tujuan untuk mengembangkan semua potensi yang di miliki
manusia yaitu mulai dari tahapan kognisi, yakni pengetahuan dan
pemahaman siswa terhadap ajaran agama dan pengetahuan umum, untuk
selanjutnya di lanjutkan dengan tahapan efeksi, yaitu terjadinya proses
internalisasi ajaran, nilai agama dan pengetahuan ke dalam diri siswa, dalam
arti menghayati dan meyakini.
Tugas lembaga pendidikan pada intinya adalah sebagai wadah untuk
memberikan pengarahan, bimbingan dan pelatihan agar manusia dengan
segala potensi yang di milikinya (jasmani dan rohani) yang di berikan Tuhan
Yang Maha Esa dapat di kembangkan dengan sebaik-baiknya.
Esensi hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat adalah
untuk meningkatkan keterlibatan, kepemilikan dan dukungan dari
masyarakat terutama dukungan moral dan finansial. Dalam arti yang
sebenarnya hubungan lembaga pendidikan sekolah dengan masyarakat
adalah untuk menjalin kerja sama dan bersam-sama bertanggung jawab
terhadap keberhasilan dan kemajuan pendidikan, sehingga akan di butuhkan
peningkatan intensitas dan ekstensitas hubungan lembaga pendidikan
sekolah dengan masyarakat.
5

B. Bentuk Kerjasama Sekolah dengan Masyarakat


Agar terciptanya sebuah hubungan yang baik dan lebih erat antara
sekolah dengan masyarakat tentunya kedua belah pihak harus menjalin
sebuah kerja sama. Berikut beberapa bentuk kerja sama sekolah dengan
masyarakat antara lain:
1. Berkunjungnya pihak sekolah (guru) ke rumah peserta didik
Tentunya cara ini bermanfaat bagi kedua belah pihak
dikarenakan anak selalu merasa diperhatikan, untuk orang tua juga
akan termotivasi untuk mengadakan sebuah kerja sama dengan
pihak sekolah. Bagi pihak sekolah dan guru juga mendapatkan
manfaat karena bisa secara langsung melakukan observasi dan
wawancara untuk lebih mengenal peserta didik.
2. Berkunjungnya masyarakat (orang tua) ke sekolah
Apabila ada sebuah acara yang diselenggarakan pihak
sekolah dan memungkinkan untuk dihadiri pihak masyarakat seperti
acara pameran sebuah hasil karya, kegiatan keagamaan dan lain
sebagainya. Tentunya cara ini juga akan semakin membuat
hubungan sekolah dengan masyarakat semakin baik.
3. Case conference
Dalam hal ini adanya rapat yang biasanya dalam konteks
bimbingan dan konseling yang berkaitan dengan proses yang ada di
sekolah dan masyarakat.
4. Badan pembantu sekolah
Lembaga atau organisasi masyarakat dan pihak sekolah
ditujukan untuk menjalin kerja sama antar keduanya agar bisa
tercapainya tujuan untuk memajukan mutu sekolah dan mempererat
hubungan antar kedua belah pihak.
5. Mengadakan surat menyurat antara sekolah dengan masyarakat
Pada waktu-waktu tertentu surat menyurat memang
diperlukan, tujuannya untuk membaiki pendidikan peserta didik
misalnya seperti pemberian surat peringatan dari pihak sekolah
6

kepada orang tua jika anaknya membuat kesalahan yang berulang


bahkan fatal. Selain itu surat menyurat juga bermanfaat untuk orang
tua agar bisa memantau anaknya di sekolah.
6. Adanya daftar rapot atau nilai
Selain surat menyurat, rapot juga merupakan sebuah
penghubung antara sekolah dengan orang tua murid. Dengan adanya
rapot pihak sekolah dapat membri saran agar orang tua mendorong
anaknya untuk lebih giat lagi mengembangkan bakat dan apa yang
sudah diraihnya.
Itulah bentuk kerja sama antara sekolah dengan masyarakat. Agar
kerja sama tersebut berjalan efektif dan mendapat respon yang baik dari
masyarakat, maka pihak sekolah dangan asyarakat harus terus memelihara
hubungan harmonis tersebut dengan cara saling menjalin komunikasi antar
kedua belah pihak sehingga dapat mendorong tanggung jawab dan minat
dari masyarakat dalam memajukan sekolah. Semakin lancar komunikasi
pihak sekolah dengan masyarakat maka semakin besar keberhasilan kerja
sama sekolah dengan masyarakat.

C. Jenis-jenis Hubungan Sekolah dan Masyarakat


Ada 3 jenis hubungan sekolah dan masyarakat yaitu sebagai berikut:
1. Hubungan edukatif, sebuah hubungan kerja sama antara pihak sekolah
dengan orang tua dalam hal mendidik peserta didik. Hubungan kerja
sama lainnya berusaha untuk memenuhi fasilitas-fasilitas yang
diperlukan dalam pembelajaran peserta didik di sekolah maupun di
sekolah. Dengan adanya hubungan edukatif ini, sekolah dan orang tua
peserta didik diharapkan mampu menyelesaikan masalah-masalah yang
ada sehingga mampu meningkatkan mutu pendidikan bagi peserta
didik.
2. Hubungan kultural, sebuah hubungan kerja sama antara pihak sekolah
dan masyarakat dengan adanya saling mengembangkan dan membina
kebudayaan masyarakat di tempat sekolah tersebut. Untuk bisa
7

menjalankan hubungan kultural ini maka pihak sekolah harus


mengerahkan peserta didik agar berpartisipasi dalam membantu
kegiatan- kegiatan sosial yang ada di masyarakat. Sehingga para peserta
didik memiliki rasa bertanggung jawab terhadap lingkungan dan
masyarakat.
3. Hubungan institusional, hubungan kerja sama antara pihak sekolah
dengan lembaga-lembaga yang resmi baik itu pemerintah maupun
swasta contohnya seperti hubungan kerja sama sekolah dengan kepala
pemerintahan setempat, dengan sekolah-sekolah lain, dengan
perusahaan negara atau swasta, jawatan penerangan, pertanian,
peternakan dan perikanan.

D. Peningkatan Dan Pendayagunaan Partisipasi Masyarakat


Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah
(sekolah), keluarga dan masyarakat. Ini mengisyaratkan bahwa orang tua
murid dan masyarakat mempunyai tanggung jawab untuk berpartisipasi,
Partisipasi yang tinggi dari orang tua murid dalam pendidikan di sekolah
merupakan salah satu ciri dari pengelolaan sekolah yang baik, artinya sejauh
mana masyarakat dapat diberdayakan dalam proses pendidikan di sekolah
adalah indikator terhadap manajemen sekolah yang bersangkutan.
Pemberdayaan masyarakat dalam pendidikan ini merupakan sesuatu yang
esensial bagi penyelenggaraan sekolah yang baik (Kumars, 1989). Adapun
cara masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan dapat ditempuh dengan
beberapa cara, diantaranya :
1. Berperan aktif dalam diskusi mengenai sekolah dan pembinaan
sekolah di lingkungan masing-masing.
2. Menyebarluaskan pesan-pesan mengenai pentingnya menyelesaikan
pendidikan dasar sembilan tahun baik pertemuan masyarakat,
maupun melalui pertemuan agama.
8

3. Melakukan dialog dengan pejabat pemerintah setempat agar mereka


lebih peduli atas kebutuhan-kebutuhan sekolah, baik secara
perorangan maupun kelompok (organisasi).
4. Memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk berpartisipasi
dalam perkumpulan sosial dan budaya di masyarakat, serta
menyediakan waktu untuk belajar bagi mereka di rumah di bawah
pengawasan orang tua.
5. Menghadiri rapat di sekolah apabila mereka diundang .
6. Berkomunikasi melalui surat, telepon dan majalah sekolah untuk
mengkomunikasikan berbagai hal seputar kegiatan pendidikan, juga
dapat menginformasikan hambatan dan kemajuan anak dalam
belajar sekaligus memberikan masukan atau umpan balik kepada
sekolah.

E. Hambatan atau Kendala yang Dihadapi Lembaga Pendidikan Dalam


Kerjasama Dengan Masyarakat
Grant dan Ray (Suriansyah, 2014:64) menyatakan ada sejumlah
hambatan yang ditemui dalam membangun keterlibatan keluarga di sekolah
mencakup aspek : economics, self efficacy, intergeneration, time demand,
cultural norms and value class room culture and past experience.
1. Economics (lack of money and transportation) ekonomi
(kekurangan uang dan transportasi).
Orangtua murid/keluarga yang memiliki tingkat ekonomi
masih rendah sering disibukkan dengan pekerjaan sehari-hari untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kesibukan ini
menyebabkan mereka cenderung sulit untuk berpartisipasi/terlibat
aktif dalam berbagai kegiatan bersama sekolah.
2. Self efficacy (lack of confident in ability to help, language
consideration) atau kebahagiaan sendiri (kurangnya percaya diri
dalam kemampuan untuk membantu, pertimbangan bahasa).
9

Hambatan ini berkaitan dengan kurangnya percaya diri dari


masyarakat atau orangtua murid akan kemampuan untuk membantu
sekolah, demikian juga dengan pihak sekolah sendiri sering muncul
perasaan ketidak percayaan akan kemampuan untuk mampu
membantu orangtua murid dalam mengatasi masalah-masalah
pendidikan anak di rumah, akibatnya hubungan klaboratif tidak
dilakukan secara optimal.
3. Intergenrational faktor (their parents uninvolved) atau faktor
antargenerasi (orangtua mereka tidak terlibat).
Faktor ini merupakan salah satu faktor yang dapat
mengganggu terciptanya kemitraan dan keterlibatan orangtua murid
dan masyarakat terhadap pendidiakn di sekolah. Orang tua murid
yang usianya sangat tua atau tokoh masyarakat yang sudah sepuh
cenderung tidak mau terlibat banyak dalam berbagai kegiatan
kolaboratif, meskipun sebenarnya keterlibatan mereka sangat
dibutuhkan oleh sekolah. Sehingga sering sekolah tetap
menyantumkan nama tokoh dalam struktur tim atau komite tertentu
di sekolah tetapi sebenarnya mereka tidak bisa banyak berbuat di
sekolah.
4. Time demands (work related, child care, elder care) atau faktor
tuntutan waktu
Hal ini berhubungan dengan pekerjaan, perawatan anak,
perawatan orangtua. Faktor waktu merupakan salah satu hal yang
menjadi pertimbangan bagi masyarakat dan orangtua murid untuk
terlibat dalam berbagai kegiatan kolaborasi untuk membantu
sekolah. Lebih-lebih masyarakat atau orangtua murid di pedesaan
dengan pekerjaan petani, lebih banyak waktu di sawah yang
mengakibatkan tidak memiliki waktu yang cukup dalam kegiatan
kolaboratif atau partisipasinya. Dalam kondisi seperti ini diperlukan
kreativitas guru dan kepala sekolah dalam melakukan manajemen
hubungan sekolah dengan masyarakat.
10

5. Culture norms and values (teacher as expert) atau faktor norma dan
nilai budaya (guru sama dengan seorang ahli).
Faktor budaya yang melekat dan pandangan yang kuat
seakan-akan guru adalah seorang ahli (expert) sehingga memiliki
kemampuan untuk mengatasi segala masalah yang ada sudah sangat
kuat. Akibatnya, orangtua sering menyerahkan sepenuhnya
keberhasilan pendidikan anaknya kepada pihak sekolah, karena
pihak sekolah dianggap sebagai pihak yang memiliki kemampuan
untuk membentuk anak-anak mereka. Kepala sekolah perlu
meyakinkan guru dan orangtua murid serta masyarakat, bahwa
sehebat apapun guru dan sekolah tidak akan mampu membuat anak
berprestasi luar biasa tanpa dukungan orangtua murid dan
masyarakat demikian pula sebaliknya.
6. Classroom culture (not viewed as welcoming to parents) atau faktor
budaya kelas yang tidak terbuka menyambut orangtua murid sebagai
tamu.
Keterbukaan sekolah dan kelas untuk partisipasi orangtua
murid dan masyarakat masih belum optimal. Ada keraguan pihak
guru dan sekolah akan keterlibatan optimal mereka, terkadang
muncul ketakutan kalau orangtua murid dan masyarakat melakukan
intervensi pada hal-hal teknis yang menjadi kewenangan guru.
Sekolah dan guru takut dicampuri tugas dan kewenangannya dan
takut sekolah justru menjadi bermasalah dengan keterlibatan
orangtua murid dan masyarakat secara optimal di sekolah.
7. Past experience (negatif experiences with school) atau faktor
pengalaman masa lalu (pengalaman negatif dengan sekolah).
Sekolah sering memiliki pengalaman negatif akibat
keterlibatan orangtua murid dan masyarakat terhadap sekolah. Hal
ini membawa dan mempengaruhi sekolah untuk enggan berbuat
banyak dalam membangun kemitraan yang optimal.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa sekolah dan
masyarakat adalah lingkungan hidup yang tidak dapat dipisahkan. Sekolah
sebagai tempat belajar sedangkan lingkungan masyarakat merupakan
tempat implikasi dari proses pendidikan dan pengajaran disekolah.
Lembaga pendidikan sendiri bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab. Adapun bentuk kerjasama
sekolah dengan masyarakat yaitu berkunjungnya pihak sekolah kerumah
peserta didik, masyarakat berkunjung ke sekolah, adanya case conference,
dibentuknya badan pembantu sekolah, dan juga mengadakan surat menyurat
antar sekolah dan masyarakat. Jenis-jenis hubungan sekolah dengan
masyarakat yang dapat terjalin seperti hubungan edukatif, kultural, dan
institusional. Partisipasi yang tinggi dari orang tua murid dan juga
masyarakat dalam pendidikan di sekolah merupakan salah satu ciri dari
pengelolaan sekolah yang baik. Ada juga sejumlah hambatan yang ditemui
dalam membangun keterlibatan keluarga di sekolah mencakup aspek
economics, self efficacy, intergeneration, time demand, cultural norms and
value class room culture and past experience.

B. Saran
Menurut kami masih banyak hal-hal yang berhubungan dengan kerja
sama sekolah dengan masyarakat yang masih belum terlaksana dengan baik,
bahkan ada juga yang sama sekali tidak terlaksana. Mungkin karena
kurangnya kesadaran bahwa sangat pentingnya adanya hubungan yang baik
antara sekolah dengan masyarakat agar terciptanya peserta didik yang lebih
baik. Dengan begitu akan lebih baik jika ditingkatkan lagi pengetahuan

11
12

tentang hubungan sekolah dan masyarakat, tujuannya, bentuk partisipasinya


agar bisa terjalinnya hubungan yang baik sekolah dan masyarakat.
12

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Putri. 2019. Hubungan Sekolah dengan Masyarakat. Padang:


Universitas Negeri Padang.

Irawanda, Gita, dan M. Bachtiar. (2020). Manajemen Hubungan Sekolah dan


Masyarakat. Jurnal Administrasi, Kebijakan, dan Kepemimpinan
Pendidikan (JAK2P), 1(1), 25-36.

Jabar, Cepi Safruddin Abdul, dkk. 2016. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta:


UNY Press.

Juhji, Bernadheta Nadeak, dkk. 2020. Manajemen Humas pada Lembaga


Pendidikan. Bandung: Widina Bhakti Persada Bandung.

M, Suardi. (2017). Analisis Manajemen Humas dalam Upaya Meningkatkan


Partisipasi Masyarakat Terhadap Lembaga Pendidikan. Kelola:
Journal of Islamic Education Management, 2(2), 117-126.

Perni, Ni Nyoman. (2018). Tantangan dalam Manajemen Sekolah Dasar. Adi


Widya: Jurnal Pendidikan Dasar, 3(1), 37-48.

Rahmat, Abdul. 2016. Manajemen Humas Sekolah. Yogyakarta: Media


Akademi.

Sahertian, Piet A. 1982. Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan. Surabaya:


Usaha Nasional.

Sari, April Yona Dwieka. (2020). Pengelolaan Hubungan Sekolah dengan


Masyarakat di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Koto Tangah Kota
Padang. Jurnal Bahana Manajemen Pendidikan, 3(2), 915-919.

14
13

Suriansyah, Ahmad. 2014. Manajemen Hubungan Sekolah dengan


Masyarakat dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta:
Rajawali Pers.

Umar, Munirwan. (2016). Manajemen Hubungan Sekolah Dan Masyarakat


Dalam Pendidikan. Jurnal Edukasi: Jurnal Bimbingan
Konseling, 2(1), 18-29.

14

Anda mungkin juga menyukai