Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL SKRIPSI

Efektivitas Model Pembelajaran Auditory Intellectualy Repetition


(AIR) terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika pada
Materi Aritmetika Sosial Siswa Kelas VII SMP N 1 Suruh
Tahun Pelajaran 2022/2023

Oleh:

Nama : Yunita Rahayu

NIM : 23070190081

Dosen Pembimbing : Muhammad Istiqlal, M.Pd.

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SALATIGA
TAHUN 2022
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan merupakan suatu unsur yang sangat penting karena pendidikan


adalah proses utama dalam kamajuan peradaban untuk menjamin kelangsungan
hidup bangsa. Pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan sumber
daya manusia yang berkualitas. Menurut UU No. 20 Tahun 2003, pendidikan yaitu
usaha sadar dan terencana dalam mewujudkan kondisi dan proses pembelajaran
dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya agar
memiliki kekuatan spiritual keagamaan,kepribadian, pengendalian diri, akhlak mulia,
kecerdasan, dan keterampilan yang dibutuhkan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. (Hasbullah, 2013:4)

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada semua jenjang
pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Bahkan matematika
sudah diajarkan di taman kanak-kanak secara informal. Matematika sering dikatakan
sebagai pelajaran yang sukar, mungkin karena yang sifatnya abstrak, penuh angka,
rumus, dan memerlukan latihan. Melihat dari sisi tersebut pada dasarnya dalam
pembelajaran matematika sangat penting bagi guru untuk mengetahui karakteristik
siswanya agar mempermudah proses belajar mengajar. Pembelajaran matematika jika
berhasil dapat menghasilkan siswa yang memiliki kemampuan pemecahan masalah,
kemampuan komunikasi, kemampuan penalaran, kemampuan pemahaman dan
kemampuan yang lain dengan baik serta mampu memanfaatkan kegunaan
matematika dalam kehidupan sehari-hari, baik didalam menyelesaikan soal yang
diberikan pada saat belajar maupun pada kehidupan nyata (Heruman, :4).

Kode etik guru ada sembilan item yang salah satunya berbunyi “guru berusaha
memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan
dan pembinaan” (Asdiqoh, 2012:4). Dalam kaitan belajar mengajar guru perlu
mengadakan komunikasi dan hubungan yang baik dengan siswa. Hal ini dilakukan
agar mendapatkan informasi secara lengkap mengenai siswa dan menciptakan proses
belajar mengajar yang menyenangkan dan optimal. Oleh karenanya salah satu

1
kesuksesan pembelajaran di kelas adalah kesiapan guru dalam pembelajaran serta
pengenalan karakter siswa (Solikah, 2019:2).

Proses pembelajaran akan berlangsung secara efektif dan efisien jika dalam
pembelajaran menggunakan model Pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
peserta didik. Dalam proses belajar di SMP N 1 Suruh, hasil belajar yang dicapai
oleh siswa masih cukup rendah. Penyebab rendahnya keberhasilan belajar siswa
adalah rendahnya kemampuan siswa dalam kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa. Misalnya siswa diberi soal dengan tipe yang sama tetapi hanya
berbeda angkanya, ternyata siswa kesulitan dalam menyelesaikan masalah tersebut.

Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan membuat siswa lebih tertarik
dalam mengikuti pembelajaran, sehingga siswa lebih termotivasi dan mudah
memahami konsep materi. Diimbangi inovasi dalam pembelajaran dapat mendukung
model pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah
Auditory Intellectually Repetition (AIR). Menurut Yennita et al. (2011), model
pembelajaran AIR menganggap bahwa suatu pembelajaran akan efektif jika
memperhatikan tiga hal, yaitu Auditory (mendengar), Intellectully (berpikir), dan
Repetition (pengulangan). Hasil penelitian Ainia et al. (2012), menyatakan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan model AIR dapat mengakibatkan siswa memiliki
kemampuan yang lebih dalam pemahaman, kreativitas dan keaktifan dalam
pembelajaran, kemampuan memecahkan masalah dan daya ingat yang kuat (linuwih,
2014: 159).

Pada dasarnya tujuan akhir dalam pembelajaran adalah menghasilkan siswa


yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memahami dan memecahkan
masalah yang akan dihadapi. Menurut Gagne (2008), pemecahan masalah dipandang
sebagai suatu proses untuk menemukan komunikasi dari sejumlah aturan yang dapat
diterapkan dalam upaya mengatasi situasi yang baru. Dengan menerapkan model
pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) siswa secara bertahap
dibimbing untuk dapat mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilan sendiri dalam
pemecahan masalah sehingga pada akhirnya siswa dapat memahami konsep
matematika (Ayu, 2018: 2). Dan suatu strategi dalam meningkatkan kemandirian
dalam berfikir.

2
Berdasarkan ulasan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik mengadakan
penelitian dengan judul "Efektivitas Model Pembelajaran Auditory Intellectualy
Repetition (AIR) terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika pada
Materi Aritmetika Sosial Siswa Kelas VII SMP N 1 Suruh Tahun Pelajaran
2022/2023."

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, rumusan masalah dalam


penelitian ini adalah:

Apakah terdapat perbedaan rata-rata kemampuan pemecahan masalah


matematika siswa yang memperoleh model pembelajaran Auditory Intellectually
Repetition (AIR) dari siswa yang memperoleh model pembelajaran konvensional
pada materi aritmetika sosial siswa kelas VII SMP N 1 Suruh Tahun Pelajaran
2022/2023?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang dapat dicapai pada penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata kemampuan pemecahan


masalah matematika siswa yang memperoleh model pembelajaran Auditory
Intellectually Repetition (AIR) dari siswa yang memperoleh model pembelajaran
konvensional pada materi aritmetika sosial siswa kelas VII SMP N 1 Suruh Tahun
Pelajaran 2022/2023?

D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan khususnya tentang


model pembelajaran yang inovatif yaitu model Auditory Intellectually Repetition
(AIR) terhadap kemampuan pemecahan masalah materi aritmetika sosial. Selain itu,
penelitian ini juga diharapkan dapat memperkaya hasil-hasil penelitian yang sudah
dilakukan sebelumnya dan dapat menjadi rujukan untuk penelitian selanjutnya.

3
2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Diharapkan dapat menjadi sarana pengembangan diri dan menambah


pengetahuan terkait dengan penelitian yang menggunakan model pembelajaran
Auditory Intellectually Repetition (AIR)

b. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam memperluas


pengetahuan dan wawasan tentang alternatif model pembelajaran yaitu model
pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) dalam pembelajaran
matematika.

c. Bagi Siswa

Penelitian ini dapat memberikan siswa agar lebih mengerti dan memahami
dalam pembelajaran matematika dan diharapkan siswa dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

d. Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat menjadi masukan untuk peningkatan kemampuan


pemecahan masalah matematika siswa

E. DEFINISI OPERASIONAL

1. Efektivitas Pembelajaran

Efektivitas pembelajaran adalah ukuran keberhasilan dari suatu proses


interaksi antar siswa maupun antara siswa dengan guru dalam situasi edukatif untuk
mencapai tujuan pembelajaran (Afifatu, 2015: 17). Deassy dan Endang (2018 : 2)
menyatakan bahwa efektivitas pembelajaran adalah belajar yang bermanfaat dan
bertujuan bagi peserta didik yang memungkinkan peserta didik untuk belajar
keterampilan spesifik, ilmu pengetahuan dan sikap dengan mudah, menyenangkan,
dan dapat terselesaikan tujuan pembelajaran sesuai harapan (Fathurrahman, 2019:
844)

4
Pembelajaran dikatakan efektif jika memenuhi kriteria pembelajaran yang
efektif sebagai berikut:

Rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang


menggunakan model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) lebih
dari siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi
aritmetika sosial.

2. Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR)

Model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) merupakan tipe


pembelajaran interaksi guru dan siswa di dalam kelas yang menyangkut strategi,
pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan
kegaiatan belajar mengajar. Menurut Yennita et al. (2011), model pembelajaran AIR
menganggap bahwa suatu pembelajaran akan efektif jika memperhatikan tiga hal,
yaitu Auditory (mendengar), Intellectully (berpikir), dan Repetition (pengulangan).

3. Kemampuan Pemecahan Masalah

Kesumawati (Chotimah, 2014) menyatakan kemampuan pemecahan masalah


matematis adalah kemampuan megidentifikasi unsur-unsur yang diketahui,
ditanyakan, dan kecukupan unsur yang diperlukan, mampu membuat atau menyusun
model matematika, dapat memilih dan mengembangkan strategi pemecahan, mampu
menjelaskan dan memeriksa kebenaran jawaban yang diperoleh.

F. SISTEMATIKA PENULISAN

Penelitian skripsi ini menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut.


1. Bagian Awal
Bagian awal meliputi: lembar cover.
2. Bagian Inti
Bagian inti penelitian ini terdiri dari:
BAB I: PENDAHULUAN
Bab pendahuluan ini memuat: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian,
manfaat penelitian, definisi operasional, dan sistematika penulisan.
BAB II: LANDASAN TEORI

5
Bab landasan teori ini peneliti akan menyajikan landasan teori yang terdiri dari
landasan teori, kajian pustaka, dan hipotesis penelitian.

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN


Bab metodologi penelitian ini memuat uraian tentang metode dan langkah-langkah
penelitian secara operasional yang meliputi: jenis penelitian, lokasi dan waktu
penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, instrumen penelitian, uji coba
instrumen penelitian, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN

Bagian ini berisi tentang laporan hasil penelitian yang meliputi: deskripsi data,
analisis data, dan pembahasan.
BAB V: PENUTUP

Bab V atau bab terakhir dari penelitian ini memuat dua hal pokok, yaitu kesimpulan
dan saran.
3. Bagian Akhir
Bagian akhir penelitian ini berisi data pendukung dan bukti-bukti terkait sesuai
dengan aktivitas penyusunan skripsi. Bagian akhir memuat daftar pustaka, lampiran,
daftar riwayat hidup penulis dan data lain yang mendukung.

6
BAB II

LANDASAN TEORI

A. LANDASAN TEORI

1. Pembelajaran

Gagne dan Briggs dalam Akhirrudin dkk (2019:12) mengartikan instruction atau
pembelajaran ini adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar
siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa
untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat
internal. Menurut Siregar dan Nara (2015:13) pembelajaran merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan dengan sengaja, terarah, dan terencana oleh pebelajar untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Definisi ringkas yang dikemukakan Degeng dalam Gasong (2018:64) tentang


pembelajaran yakni upaya untuk membelajarkan siswa. Hal, ini sejalan dengan
Akhirrudin dkk (2019:18) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah separangkat
tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan
memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperan terhadap rangkaian
kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa.

Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan


sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. pembelajaran adalah proses untuk
membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

2. Efektivitas Pembelajaran

Miarso (2004) mengatakan bahwa efektivitas pembelajaran merupakan salah


satu standart mutu pendidikan dan sering kali diukur dengan tercapainya tujuan, atau
dapat juga diartikan sebagai ketepatan dalam mengelola suatu situasi, ”doing the
right things”. Menurut Supardi (2013) pembelajaran efektif adalah kombinasi yang
tersusun meliputi manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur
diarahkan untuk mengubah perilaku siswa ke arah yang positif dan lebih baik sesuai

7
dengan potensi dan perbedaan yang dimiliki siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Hamalik (2001) menyatakan bahwa
pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan
belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada siswa untuk belajar.
Deassy dan Endang (2018 : 2) menyatakan bahwa efektivitas pembelajaran adalah
belajar yang bermanfaat dan bertujuan bagi peserta didik yang memungkinkan
peserta didik untuk belajar keterampilan spesifik, ilmu pengetahuan dan sikap
dengan mudah, menyenangkan, dan dapat terselesaikan tujuan pembelajaran sesuai
harapan (Fathurrahman, 2019:844).

Dengan demikian dapat diartikan bahwa efektivitas pembelajaran adalah


perilaku mengajar yang efektif oleh pendidik yang mampu memberikan pengalaman
baru dengan strategi khusus untuk mencapai tujuan pembelajaran.

3. Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR)

Menurut (Joyce, 1992:4) Model pembelajaran adalah suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam perencanaan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam
tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk
didalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum dan lain-lain.

Menurut (Soekanto, dkk (dalam Nurulwati, 2000:10) Model pembelajaran


adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan tertentu dan berfungsi
sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan aktivitas belajar - mengajar. Jadi, model pembelajaran adalah
seperangkat prosedur yang sistematis sebagai perancang bagi para pendidik untuk
mencapai tujuan belajar.

Model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) merupakan tipe


pembelajaran interaksi guru dan siswa di dalam kelas yang menyangkut strategi,
pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan
kegaiatan belajar mengajar.

Adapun kelebihan dari model pembelajaran AIR menurut Fathurrohman


(2018:124) adalah sebagai berikut: a) Melatih pendengaran dan keberanian siswa
untuk mengungkapkan pendapat (Auditory), b) Melatih siswa untuk memecahkan

8
masalah secara kreatif (Intellectualy), c) Melatih siswa mengingat kembali tentang
materi yang telah dipelajari (Repetition), d) siswa menjadi lebih aktif dan
kreatif.Adapun kelebihan model pembelajaran AIR menurut Sihalolo dalam (Azizah,
dkk, 2016:312), “Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe AIR adalah sebagai
berikut :a) Melatih pendengaran dan keberanian siswa untuk mengungkapkan
pendapat, b) Melatih siswa untuk memecahkan masalah secara kreatif, c) Melatih
siswa untuk mengingat kembali tentang materi yang telah dipelajari, d) Siswa
menjadi lebih aktif dan kreatif”.Selanjutnya kelebihan model pembelajaran AIR
menurut Shoimin (2013:30) adalah sebagai berikut : a)Siswa lebih berpartisipasi
aktif dalam pembelajaran dan sering mengekspresikan idenya, b)Siswa memiliki
kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan secara
komprehensif, c)Siswa dengan kemampuan rendah dapat merespons permasalahan
dengan cara mereka sendiri, d) Siswa secara instrinsik termotivasi untuk memberikan
bukti atau penjelasan, dan f)Siswa memiliki pengalaman banyak untuk menemukan
sesuatu dalam menjawab permasalahan.

Kemudian kelemahan model pembelajaran AIR menurut Shoimin (2013:31)


adalah berikut: a) Membuat dan menyiapkan masalah yang bermakna bagi siswa
bukanlah hal yang mudah, b) mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami
siswa sangat sulit sehingga banyak siswa mengalami kesulitan bagaimana merespons
permasalahan yang diberika, c) siswa dengan kemampuan tinggi bisa merasa ragu
atau mencemaskan jawaban mereka (Simamora, 2019:32). Sedangkan menurut
Fathurrohman (2018:124), “Kelemahan dari model pembelajaran AIR yaitu: dalam
model pembelajaran AIR terdiri atas 3 aspek, maka sekilas pembelajaran ini
membutuhkan waktu yang lama”.Jadi dapat disimpulkan bahwa lebih banyak
kelebihan dibandingkan dengan kelemahan pada model pembelajaran AIR dan
kelemahan model pembelajaran AIR dapat diatasi dengan cara pembentukan
kelompok pada aspek Auditory dan Intellectualy.

4. Kemampuan Pemecahan Masalah

Kemampuan adalah kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam


tugas dalam suatu pekerjaan. Menurut Haryono dalam (Hasibuan, 2016: 26)
mengatakan bahwa, “Kemampuan adalah suatu kesanggupan, kecakapan,
kompetensi seseorang secara sadar yang menghasilkan nilai atau kepandaian untuk

9
menciptakan sesuatu yang dikehendaki”. Sejalan dengan pendapat ahli sebelumnya,
Haryanti (2018:103) juga berpendapat bahwa, “Kemampuan adalah suatu
kesanggupan dalam melakukan sesuatu.”(Simamora, 2019:30)

Masalah adalah sesuatu yang dibutuhkan penyelesaian karena terdapat


ketidaksesuaian antara teori dengan kenyataan yang terjadi. Menurut Sugiyono
(2009:52) masalah diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya denga
napa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan dengan
pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksana.

Menurut Cagne dalam (Azizah,dkk, 2016:306) berpendapat bahwa, ”Pemecahan


masalah adalah tipe belajar yang tingkatnya paling tinggi dan kompleks dibandingkan
dengan tipe belajar lainnya.” Menurut Suherman, dkk dalam (Sahrudin, 2016:19),
”Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting
karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaiannya mahasiswa dimungkinkan
memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah
dimilikinya untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin (Simamora,
2019:30),” Jadi, pemecahan masalah merupakan suatu proses mencari masalah serta
mencari solusi penyelesaian atas masalah tersebut.

Kesumawati (Chotimah, 2014) menyatakan kemampuan pemecahan masalah


matematis adalah kemampuan megidentifikasi unsur-unsur yang diketahui,
ditanyakan, dan kecukupan unsur yang diperlukan, mampu membuat atau menyusun
model matematika, dapat memilih dan mengembangkan strategi pemecahan, mampu
menjelaskan dan memeriksa kebenaran jawaban yang diperoleh.

5. Aritmetika Sosial

Aritmatika merupakan bagian dari matematika yang mempelajari tentang


operasi dasar bilangan (penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian).
Aritmatika sosial merupakan salah satu cabang matematika yang sering dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari. Cabang ilmu ini erat kaitannya dengan perhitungan
keuangan di ritel. Aritmatika sosial sama dengan mempelajari bilangan dengan
operasi sederhana.Dalam artimetika sosial ini akan dibahas tentang kegiatan yang
terkait dengan dunia perekonomian, antara lain: penjualan, pembelian, keuntungan,
kerugian, bunga, pajak, bruto, neto, dan tara.

10
1. Persentase Keuntungan
Persentase keuntungan digunakan untuk mengetahui persentase keuntungan
dari suatu penjualan terhadap modal yang dikeluarkan.
Misal : PU = Persentase keuntungan
HB = Harga beli (modal)
HJ = Harga jual (total pemasukan)
Persentase keuntungan dapat ditentukan dengan rumus
HJ−HB
PU 100 %
HB
2. Persentase Kerugian
Persentase kerugian digunakan untuk mengetahui persentase kerugian dari
suatu penjualan terhadap modal yang dikeluarkan.
Misal : PR = Persentase kerugian
HB = Harga beli (modal)
HJ = Harga jual (total pemasukan)
Persentase kerugian dapat ditentukan dengan rumus
H B−H J
PR 100 %
HB
3. Pajak Jika diskon adalah potongan atau pengurangan nilai terhadap nilai atau
harga awal, maka sebaliknya pajak adalah pertambahan nilai suatu barang
atau jasa yang wajib dibayarkan oleh masyarakat kepada Pemerintah.
4. Neto diartikan sebagai berat bersih
5. Bruto diartikan sebagai berat kotor
6. Tara selisih antara bruto dengan neto
7. Persentase Neto dan Tara Misal diketahui Neto = N, Tara = T, dan Bruto = B
Persentase Neto = % N, Persentase Tara = % T
Persentase neto dapat dirumuskan
N
%N 100 %
B
Persentase tara dapat dirumuskan
T
%T 100 %
B

B. KAJIAN PUSTAKA

11
1. Penelitian yang dilakukan oleh Rizky Ayu (2018) yang berjudul "Efektivitas
Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) terhadap Peningkatan
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika di SMP Muhammadiyah 47 Sunggal
TP.2017/2018." Hasil penelitian memaparkan bahwa model pembelajaran Auditory
Intellectually Repetition (AIR) lebih efektif dibandingkan dengan model
pembelajaran konvensional terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa SMP kelas VIII SMP Muhammadiyah 47 Sunggal.

2. Penelitian yang dilakukan oleh I Made Adi Palguna, Ni Nyoman Parwati, Dewa
Gede Hendra Divayana (2020) yang berjudul "Pengaruh Model Pembelajaran
Auditory, Intellectually, Repetition Berbantuan Media Pembelajaran I-Spring
Terhadap Motivasi dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMA."
Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan yang diperoleh bahwa model pembelajaran
AIR berbantuan media pembelajaran I-Spring berpengaruh signifikan terhadap
motivasi dan kemampuan memecahkan masalah matematika.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Irmayanti (2019) yang berjudul "Pengaruh Model
Auditory Intellectually Repetition (AIR) terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika dan Self Efficacy Siswa." Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dapat
memecahkan masalah kesesuaian matematis dan signifikansi self-efficacy siswa
terhadap model pembelajaran Auditory Intellectualual Learning dan model
Repetition.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Deka Hakimin, Yeni Asmara, Sarkowi (2021) yang
berjudul "Pengaruh Model Auditory Intellectually Repetition (AIR) terhadap Hasil
Belajar Sejarah Kerajaan Islam di Sumatera Siswa Kelas X SMK Yadika
Lubuklinggau." Berdasarkan hasil pengamatannya menunjukkan bahwa model
pembelajaran Auditory, Intelectually and Repetition dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Model pembelajaran Auditory, Intelectually andRepetition dapat
dijadikan alternatif bagi guru dalam menyampaikan materi pelajaran, membantu
mengaktifkan kemampuan siswa untuk bersosialisasi dengan siswa lain. Siswa
terbiasa bekerja sama dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk belajar,
sehingga hal ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

C. HIPOTESIS PENELITIAN

12
Menurut (Sugiyono, 2013:64) Hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah
dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban
yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada
fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga
dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian,
belum jawaban yang empirik. Berdasarkan hal tersebut maka dalam penelitian ini
diperoleh hipotesis sebagai berikut:

H0: Tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika


siswa yang memperoleh model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition
(AIR) dari siswa yang memperoleh model pembelajaran konvensional pada materi
aritmetika sosial siswa kelas VII SMP N 1 Suruh Tahun Pelajaran 2022/2023.

H1: Terdapat perbedaan rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika siswa


yang memperoleh model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) dari
siswa yang memperoleh model pembelajaran konvensional pada materi aritmetika
sosial siswa kelas VII SMP N 1 Suruh Tahun Pelajaran 2022/2023.

13
BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan


metode penelitian Quasi Experimental Design (desain eksperimen semu). Menurut
Sugiyono (2018;13) data kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan
positivistic (data konkrit), data penelitian berupa angka-angka yang akan diukur
menggunakan statistik sebagai alat uji penghitungan, berkaitan dengan masalah yang
diteliti untuk menghasilkan suatu kesimpulan.

Adapun desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-posttest


control groups design, artinya dalam desain ini kelompok eksperimen maupun
kelompok kontrol dipilih secara acak dan masing-masing dilakukan dua kali ujian,
yaitu pretest dan posttest. Kedua kelompok ini mendapatkan perlakuan pengajaran
yang sama dari sisi tujuan maupun materi

B. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP N 1 Suruh yang berada di Kec. Suruh Kab.
Semarang Tahun pelajaran 2022/2023.
2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran
2022/2023 sesuai dengan kalender akademik sampai dengan selesai.

C. POPULASI DAN SAMPEL


1. Populasi

14
Sugiyono (2015:80) menyebutkan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII
SMP N 1 Suruh tahun pelajaran 2022/2023.

2. Sampel

Sampel menurut Sugiyono (2017:81), adalah bagian dari jumlah dan


karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Metode pengambilan sampel yang
digunakan adalah cluster random sampling. Kelas yang akan di teliti adalah kelas VII A
sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Auditory
Intellectually Repetition (AIR) dan kelas VII E sebagai kelas kontrol dengan menggunakan
model pembelajaran konvensional.

D. VARIABEL PENELITIAN
Variabel penelitian adalah objek penelitian yang bervariasi. Variabel penelitian yang
diteliti adalah sebagai berikut :

1. Variabel bebas : Model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR).

2. Variabel terikat : Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi


aritmetika sosial

E. INSTRUMEN PENELITIAN
Sugiyono (2015:102) memaparkan bahwa instrumen penelitian merupakan suatu
alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang
diamati.Dengan kata lain, instrumen penelitian adalah alat mengumpulkan data
penelitian.
a. Soal Tes

Instrumen tes dalam penelitian ini terdari dari dua tes, yaitu: tes awal (pretest)
dan tes akhir (posttest). Pretest digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa sebelum diberikan perlakuan. Sedangkan
posttest untuk mengukur tingkat kemampuan pemecahan masalah matematika siswa
setelah diberikan perlakuan.

b. Dokumentasi

15
Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan penulis untuk mengetahui data nama-
nama siswa pada populasi yang akan diteliti dan hasil penilaian tengah semester genap
kelas VII SMP N 1 Suruh tahun pelajaran 2021/2022.

F. UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN


a. Uji Validitas Instrumen

Pada penelitian ini pengujian validasi yang digunakan adalah validasi konstruksi
(pendapat para ahli) dan metode korelasi product moment siswa kelas VII SMP N 1 Suruh.
Dikatakan valid pada taraf signifikan 5% jika r hitung ≥r tabel.

b. Uji Rehabilitasi Instrumen

Setelah uji validitas dilakukan, selanjutnya uji reliabilitas digunakan untuk


mengetahui tingkat konsistensi jawaban tetap atau konsistensi untuk diujikan kapan
saja instrumen tersebut akan disajikan.

Menurut Arikunto (2012), reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian


bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Pada penelitian ini digunakan
uji reliabilitas dihitung dengan menggunakan bantuan program SPSS 24.0 for
windows dengan teknik uji reliabilitas Cronbach’s Alpha.

G. METODE PENGUMPULAN DATA

a. Tes

Tes menurut Anastasi dalam Widodo (2018:73) adalah suatu pengukuran yang
objektif dan standar terhadap sampel perilaku. Tes merupakan alat atau prosedur
yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan
cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan (Arikunto, 2015:67).

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tiap-tiap sampel tentang


kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang dianalisis dari nilai pretest
dan posttest. Tes yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tes untuk mengukur
pemahaman konsep matematis siswa dalam menyelesaikan soal-soalmatematika.
Bentuk tes yang diberikan dalam penelitian ini berupa soal uraian sebanyak 5 butir
soal.

16
b. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan penulis untuk mengetahui data


nama-nama siswa pada populasi yang akan diteliti dan hasil penilaian tengah
semester genap kelas VII SMP N 1 Suruh tahun pelajaran 2021/2022.

H. TEKNIK ANALISIS DATA

Sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui efektivitas model


pembelajaran Auditory Intellectualy Repetition (AIR) dengan model pembelajaran
konvensional terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa, maka perlu dilakukan
analisis data. Tahap-tahap analisis data adalah sebagai berikut.

1. Analisis Data Tahap Awal


a. Uji normalitas data tahap awal
b. Uji homogenitas data tahap awal
c. Uji perbedaan dua rata-rata
2. Analisis Data Tahap Akhir
a. Uji normalitas data tahap akhir
b. Uji homogenitas data posttest dan N-Gain
c. Uji hipotesis
d. Uji Hipotesis Pertama (Uji Independent Sample T Test)
e. Uji Hipotesis Kedua (Uji Independent T Test skor N-Gain)

17
DAFTAR PUSTAKA

Akhiruddin, Sujarwo, Atmowardoyo, & H, N. 2019. Belajar dan


Pembelajaran.Gowa: CV. Cahaya Bintang Cemerlang

Arikunto, Suharsimi. 2015. Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran, Ed. 2, Cet. 4.


Jakarta: Bumi Aksara.

Ayu, Rizky, 2018. Efektivitas Model Pembelajaran Auditory Intellectually


Repetition (AIR) terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika di SMP Muhammadiyah 47 Sunggal TP.2017/2018. Skripsi.
Medan: Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Medan

Djamaluddin, Ahdar, Wardana. 2019. Belajar dan Pembelajaran 4 Pilar


Peningkatan Kompetensi Pedagogis. Jakarta: CV. KAAFFAH LEARNING
CENTER

Fathurrahman, Arif, dkk. 2019. Peningkatan Evektivitas Pembelajaran Melalui


Peningkatan Kompetensi Pedagogik dan Teamwork. Jurnal Manajemen
Pendidikan Vol.7, No.2

Fitria R, 2018. Pengembangan Bahan Ajar Matematika Berbantuan Aplikasi


Microsoft Mathematics pada Siswa Kelas XI. Skripsi tidak diterbitkan.
Lampung: Jurusan Pendidikan Matematika UIN Raden Intan Lampung.

Hakimin, Deka, Yeni Asmara, Sarkowi. 2021. Pengaruh Model Auditory


Intellectually Repetition (AIR) terhadap Hasil Belajar Sejarah Kerajaan
Islam di Sumatera Siswa Kelas X SMK Yadika Lubuklinggau. Jurnal
Prespektif Pendidikan Vol 15, No 1

Irmayanti, 2019. Pengaruh Model Auditory Intellectually Repetition (AIR) terhadap


Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika dan Self Efficacy Siswa.
Jurnal Pendidikan dan Matematika Vol 8, No 2

18
Linuwih, S, N. O. E. Sukwati. 2014. Efektivitas Model Pembelajaran Auditory
Intellectually Repetition (AIR) terhadap Pemahaman Siswa pada Konsep
Energi Dalam. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Vol 10, No 2

Mawaddah, Siti, Hana Anisah.2015. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis


Siswa pada Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Generatif (Generative Learning) di SMP. Jurnal Pendidikan
Matematika, Volume 3, Nomor 2

Palguna, I Made Adi, Ni Nyoman P, Dewa G. H. D, 2020. Pengaruh Model


Pembelajaran Auditory, Intellectually, Repetition Berbantuan Media
Pembelajaran I-Spring Terhadap Motivasi dan Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika Siswa SMA. Jurnal Teknologi Pembelajaran Indonesia
Vol 10, No 2

Rohmawati, Afifatu.2015. Efektivitas Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Usia Dini


Volume 9, Edisi 1

Simamora, Irna Purwati. 2019. Evektivitas Model Pembelajaran Auditory


Intellectually Repetition (AIR) dengan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Siswa di SMK Kesehatan Sidimpun Husada. Jurnal MathEdu
(Mathematic Education Journal) Vol. 2 , No. 2

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Widodo. 2018. Metode Penelitian. Populer & Praktis Ed. 1, Cet. 2. Depok: Rajawali
Pers.

19
INSTRUMEN PENELITIAN

1. Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest

KISI-KISI SOAL PRETEST DAN POSTTEST KEMAMPUAN


PEMECAHAN MASALAH

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Suruh


Kelas/Semester : VII/2
Tahun Pelajaran : 2021/2022
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Aritmetika Sosial

Bentuk Nomor
Kompetensi Dasar Indikator Soal
Soal Soal
3.9 Mengenal dan Siswa dapat Uraian 1
menganalisis menyelesaikan masalah
berbagai situasi sehari-hari yang berkaitan
terkait aritmetika dengan untung, rugi,
sosial (penjualan, presentase untung dan
pembelian, potongan, presentase rugi.
keuntungan, Siswa dapat Uraian 2
kerugian, bunga menyelesaikan masalah
tunggal, persentase, sehari-hari yang berkaitan
bruto, neto, tara). dengan untung, rugi,
presentase untung dan
4.9 Menyelesaikan presentase rugi.
masalah berkaitan Siswa dapat Uraian 3
dengan aritmetika menyelesaikan masalah
sosial (penjualan, sehari-hari yang berkaitan

20
pembelian, potongan, dengan diskon, pajak,
keuntungan, bruto, netto, dan tara.
kerugian, bunga Siswa dapat Uraian 4
tunggal, persentase, menyelesaikan masalah
bruto, neto, tara). sehari-hari yang berkaitan
dengan diskon, pajak,
bruto, netto, dan tara.
Siswa dapat Uraian 5
menyelesaikan masalah
sehari-hari yang berkaitan
dengan bunga tunggal

2. Soal Pretest dan Posttest


SOAL PRETEST DAN POSTTEST KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH

Nama :
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : VII / 2
Alokasi Waktu : 40 Menit

PETUNJUK : Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!

1. Pak Andi membeli sepeda bekas dengan harga Rp. 1.000.000 dan
mengeluarkan biaya perbaikan sebesar Rp. 300.000. setelah melakukan
perbaikan kemudian sepeda tersebut dijual seharga 2.000.000. tentukan
presentase untung yang di dapatkan pak Andi!
2. Rendi membeli 25 kg jamur tiram dengan harga Rp400.000. Kemudian ia
menjual jamur tiram tersebut dengan harga Rp22.000/kg. Apabila seluruh
jamur tiram habis terjual, hitunglah berapa banyak keuntungan yang
didapatkan Rendi!
3. Pak Joko memiliki kerupuk mentah sebanyak 200 karung dengan bruto 8000
kg. Jika tara dari setiap karung kerupuk adalah 1,5 %, hitunglah neto kerupuk
dalam masing-masing karung!
4. Toko Anugrah memberikan promo diskon sebesar 12,5 %. Ibu Candra

21
membeli 2 celana dan 3 baju. Harga satu celana adalah Rp80.000 dan harga
satu baju adalah Rp72.000. Berapakah uang yang harus dibayar Ibu Candra
setelah mendapat diskon?
5. Salsa menabung di bank sebesar Rp2.000.000 dengan suku bunga tunggal 6%
pertahun. Pada saat diambil uang Anna menjadi Rp2.080.000. Tentukan lama
Anna menabung di bank tersebut!
3. Jawaban Pretest dan Postest Kemampuan Pemecahan Masalah

22
No. Jawaban Skor
Maks.
1. Diketahui:
 Pak Andi membeli sepeda bekas seharga Rp.
1.000.000 5

 Biaya perbaikan Rp. 300.000


 Sepeda dijual seharga 2.000.000
Ditanyakan: Berapa persentase untung yang
didapatkan Pak Andi?
Dijawab: 15
 Menentukan modal awal
Modal awal = harga pembelian + biaya
perbaikan = 𝑅𝑝1.000.000 + 𝑅𝑝300.000 =
𝑅𝑝1.300.000
 Menghitung keuntungan
Untung = Harga jual – modal awal
= 𝑅𝑝2.000.000 − 𝑅𝑝1.300.000
= 𝑅𝑝700.000
 Menghitung persentase untung
untung
Presentase untung= x 100 %
hargabeli
700.000
= X 100 %
1.000.000
7
¿ X 100 %
10
=70 %
2. Diketahui : 5
 Rendi membeli 25 kg jamur tiram dengan
harga Rp400.000
 Rendi menjual jamur tiram tersebut dengan
harga Rp22.000,-/kg
Ditanyakan :
 Apabila seluruh jamur tiram habis terjual,
berapa banyak keuntungan yang Rendi
dapatkan ?

Dijawab: 15
Menentukan modal awal Rendi
Modal Awal = 𝑅𝑝400.00023÷ 25 𝑘𝑔 = 𝑅𝑝16.000/𝑘𝑔
Menghitung untung
Untung = harga jual – harga beli = 𝑅𝑝22.000 −

Anda mungkin juga menyukai