Anda di halaman 1dari 25

INTEGRASI, INTERKONEKSI MATEMATIKA AGAMA DAN

BUDAYA

Proposal

Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Palopo untuk Melakukan Penelitian Skripsi dalam Rangka Penyelesaian
Studi Jenjang Sarjana pada Program Studi Tadris Matematika

Diajukan oleh
PUTRI VISTA
17 0204 0075

Pembimbing :
Dwi Risky Arifanti, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PALOPO
2020
1

A. Latar Belakang Masalah


Pasal 1 UU RI No. 20 Tahun 2003 mendefinisikan pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan dalam undang-undang tersebut
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokrasi serta bertanggung jawab.1
Ilmu merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Banyak
ayat-ayat Alquran dan hadits nabi yang menganjurkan manusia untuk
menuntut ilmu. Dalam Q.S. Al-Alaq (96) ayat 1-5 Allah telah berfirman yang
artinya “bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan”. Ayat
tersebut memerintahkan kepada setiap umat manusia untuk membaca sebagai
wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad saw.
Dalam Q.S. Al-ghasiyah (88) ayat 17-30 juga dijelaskan nahwa:
“Tidakkah mereka perhatikan bagaimana unta diciptakan, langit ditinggikan,
gunung ditegakkan dan bumi dihamparkan”. Ayat-ayat tersebut jika diresapi
maknanya secara mendalam, sebenarnya juga merupakan perintah dan anjuran
menggali ilmu pengetahuan seluasnya dengan melakukan riset terhadap alam
semesta. Pengetahuan adalah suatu yang diketahui oleh manusia melalui
pengalaman, informasi, perasaan atau melalui intuisi. Ilmu pengetahuan
merupakan hasil pengolahan akal (berpikir) dengan perasaan tentang suatu
yang diketahui. Sebagai makhluk berakal, manusia mengamati sesuatu. Hasil

1
Mutijah, “Model Integrasi Matematika Dengan Nilai-Nilai Islam Dan Kearifan Lokal Dalam
Pembelajaran Matematika” Volume 1, No. 2 (2018).
pengamatan itu diolah sehingga menjadi ilmu pengetatuhuan. Dengan ilmu
pengetahuan itu dirumuskannya ilmu baru yang akan digunakan dalam usaha
memenuhi kebutuhan hidupnya dan menjangkau jauh diluar kemampuan
fisiknya.2
Mata pelajaran matematika adalah salah satu yang menjadi perhatian
utama dan dalam kenyataannya, matematika masih merupakan pembelajaran
yang sulit dipelajari oleh siswa bahkan merupakan pelajaran yang menakutkan
bagi sebagian besar siswa. Matematika terorganisasikan dari unsur-unsur yang
tidak didefenisikan, definisi, aksioma, dan dalil yang dapat dibuktikan
kebenarannya (Russefansi, 1989:41). Matematika merupakan salah satu
cabang ilmu yang dinilai dapat memberikan kontribusi positif dalam memacu
ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini sejalan dengan pendapat ahli bahwa
matematika mempunyai peranan yang sangat esensial untuk ilmu ain,
utamanya sains dan teknologi (Hudoyo, 1988:51-52). Sehingga matematika
menjadi sangat penting dalam upaya peningkatan mutu pendidikan dan
potensi peserta didik.3
Kata integrasi berasal dari kata integrated memiliki arti pertama
sedangkan menurut Triano dalam uliah mahalani, integrasi merupakan
pembauran, perpaduan atau panggabungan dari dua obyek atau lebih hingga
menjadi kesatuan yang bulat dan utuh, yang kedua berarti bersatunya
bersatunya antar bagian menjadi satu, yang ketiga berarti menghilangkan
hambatan. Integrasi dapat dikatakan sebagai keterpaduan atau dalam
pembelajaran disebut dengan pembelajaran terpadu. Sedangkan interkoneksi
dari kata interconnection yang berarti menghubungkan yang satu dengan yang
lain. Konsep interkoneksi dalam pembelajaran yaitu bahwa suatu ilmu, baik
ilmu alam, sosial, humaniora, dan ilmu agama tidak dapat berdiri sendiri. Jadi,

2
Mutia, “Mengenal Matematika Dalam Perspektif Islam” Nolume 2, No. 2 (2017).
3
Ega Gradini, Septia Wahyuni, and Ansor, “Efektivitas Penerapan Pembelajaran Matematika
Qu‟ani DALAM PEMBELAJARAN HIMPUNAN” Vol. 1, No.1 (Juni 20017): 20.
3

integrasi-interkoneksi merupakan upaya untuk mempertemukan ilmu-ilmu


sains atau ilmu-ilmu sosial kedalam ilmu-ilmu agama.4
Matematika terintegrasi bukan hal yang baru, mengingat matematika
sebagai queen of science memberikan layanan kepada bidang lain terkait
dengan matematika yang bisa diterapkan pada bidang lainnya, misalnya
seringkali mendengar adanya Science technology engineering and
mathematics (STEM), dan integrated mathematics, science, and technology
yang dikenal dengan IMaST (Satchwell & Loepp, 2002). IMaST Sebagai
salah satu kurikulum yang mengintegrasikan matematika sains dan teknologi
tidak hanya mengintegrasikan pada beberapa materi saja namun sudah pada
ketentuan yang dituangkan dalam sebuah kurikulum terintegrasi. Tantangan
awal yang dihadapi oleh Proyek IMaST adalah untuk merancang kerangka
kerja yang dapat disepakati oleh ketiga disiplin ilmu.5
Agama, budaya, dan pembelajaran merupakan elemen-elemen yang
saling mendukung dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan/pendidikan
nasional. Koentjaraningrat dalam Suwarsono (2015) menyatakan bahwa
budaya (kebudayaan) adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia yang
harus dibiasakannya dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan
karyanya itu. Menurut Heron dan Barta dalam Suwarsono (2015) juga
menyatakan bahwa budaya dipandang sebagai dialek kelompok atau
seseorang, geografi lokal atau pandangan dunia daripada pandangan yang
terbatas semata mata terfokus pada artefak (benda sejarah/arkeologi)
kelompok atau etnis (suku bangsa, biasanya berdasarkan garis keturunan)
seseorang. Dituliskan dalam Arwanto (2017), budaya merupakan suatu
kebiasaan yang mengandung unsur-unsur nilai penting dan fundamental yang

4
Dismiani BR Karo, “Pengaruh Pembelajaran Swngan Pendekatan Interkoneksi Matematika
Al-Quran Tehadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Islam AN-NUR Prima Meda T.A
2017/2018” (2018).
5
Hamdan Sugilar, Tika Karlina Rachmawati, and Ida Nuraida, “Integrasi, Interkoneksi
Matematika Agama Dan Budaya,” 2019.
diwariskan dari generasi ke generasi. Tisngati dalam Misnasanti, dkk (2016)
menyatakan bahwa adat budaya merupakan salah satu kearifan lokal yang
merupakan potensi daerah dan menjadi keunggulan lokal yang dapat dijadikan
sebagai sumber belajar dalam pembelajaran.
Pendidikan dan kebudayaan merupakan satu kesatuan yang saling
mendukung dan menguatkan. Kebudayaan menjadi dasar falsafah pendidikan
sementara pendidikan menjadi penjaga utama kebudayaan karena peran
pendidikan membentuk orang untuk berbudaya. Era sekarang ini perlu
pencegahan dan pengantisipasian pada peningkatan degradasi moral.
Pendidikan yang menitikberatkan pada kualitas manusia yang berbudi pekerti
luhur, beradab, dan berwawasan keilmuan yang mumpuni selanjutnya menjadi
tuntutan pada era sekarang ini. Ki Hadjar Dewantara dalam Indriaini (2016)
menyatakan bahwa tugas lembaga pendidikan bukan hanya mengajar untuk
menjadikan orang pintar, pandai, berpengetahuan, dan cerdas tetapi untuk
menumbuhkan budi pekerti dalam kehidupan agar supaya menjadi manusia
yang berpribadi, beradab, dan berbudaya. 6
Diketahui bahwa integrasi dan interkoneksi itu terkait satu sama lain,
sebuah ilmu akan lengkap manakala ada integrasi atau interkoneksi satu
dengan yang lain dan kadang ada ilmu berkembang melalui kedua hal
tersebut. Seperti matematika yang terintegrasi akan lebih kontekstual jika
diintegrasikan atau diinterkoneksikan dengan ilmu atau bidang yang lain.
Dengan dasar inilah peneliti mengangkat judul “Integrasi, Interkoneksi
Matematika Agama dan Budaya”.
B. Rumusam Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang tersebut, maka rumusan masalah
yang diperoleh sebagai berikut:

6
Mutijah, “Model Integrasi Matematika Dengan Nilai-Nilai Islam Dan Kearifan Lokal Dalam
Pembelajaran Matematika.”
5

1. Bagaimana prinsip, teori dan metode integrasi dan interkoneksi


matematik ?
2. Bagaimana interkoneksi matematika agama dan budaya ?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pertanyaan rumusan masalah diatas maka tujuan
penelitian sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui prinsip, teori dan bagaimana metode integrasi dan
interkoneksi matematik.
2. Untuk mengetahui interkoneksi matematika agama dan budaya.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis yaitu penelitian ini diharapkan dapat memberi kejelasan
dan pemahaman tentang integrasi dan interkoneksi matematika.
2. Srcara Praktis yaitu sebagai tambahan penjelasan wawasan dan ilmu
bagi penulis dan pembaca.
E. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Operasional
1. Definisi Operasional
Definisi operasional diperlukan untuk menghindari terjadinya
kekeliruan interpretasi pembaca terhadap istilah-istilah yang terkandung
dalam judul.
Adapun defenisi operasional penelitian ini dapat disefenisikan sebagai
berikut :
a. Integrasi merupakan pembauran, perpaduan atau panggabungan dari
dua obyek atau lebih hingga menjadi kesatuan yang bulat dan utuh, yang
kedua berarti bersatunya bersatunya antar bagian menjadi satu, yang ketiga
berarti menghilangkan hambatan.
b. Interkoneksi Konsep interkoneksi dalam pembelajaran yaitu bahwa
suatu ilmu, baik ilmu alam, social, humaniora, dan ilmu agama tidak dapat
berdiri sendiri.
c. Agama adalah sistem yang mengatur tentang keimanan (kepercayaan)
dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta tata kaidah yang
behubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.
d. Budaya atau kebudayaan berasal dari Bahasa sansekerta yaitu
buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi, diartikan sebagai
hal-hal yang berkaitan dengan budi,dan akal manusia.
2. Ruang linkup penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini seputar juranl-jurnal yang
berhubungan dengan judul.
F. Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Peneliti menemukan laporan penelitian yang relevan dengan judul
penelitian ini, yaitu :
1. Penelitian yang dilakukan Hamdan Sugilar Dkk yang berjudul
“Integrasi, interkoneksi matematika agama dan budaya” menunjukkan bahwa
prinsip integrasi terdiri dari kaloborasi penuh, tindakan refleksi, dukungan
eksternal, proses yang berkelanjutan, focus program, pemecahan masalah dan
guru adalah kuncinya, metode integrasi dan interkoneksi memberikan
pemahaman kepada siswa bahwa matematika sangat bermanfaat dan sangat
dekat dengan kehidupan sehari-harinya, cara menyajikan metode integrasi dan
interkoneksi adalah dengan kolaborasi antar bidang merumuskan materi yang
dapat diintegrasikan dengan menyatukan semua mata pelajaran dan
pengalaman.7
Berdasarkan hasil peneliti sebelumnya yang dilakukan oleh Hamdar
Sugilar Dkk terdapat persamaan
2. Penelitian yang dilakukan Mutijah yang berjudul “Model integrasi
matematika dengan nilai-nilai islam dan kearifan lokal dalam pembelajaran
matematika” menunjukkan bahwa berdasarkan pada model integrasi

7
Sugilar, Rachmawati, and Nuraida, “Integrasi, Interkoneksi Matematika Agama Dan
Budaya.”
7

matematika dan kearifan lokal budaya dikembangkan atas dasar teori


pembelajaran berbasis kearifan lokal. Sedangkan model integrasi matematika
dengan nilai-nilai islam dan kearifan lokal budaya dikembangan atas dasar
gagasan dari teori irisan himpunan antara model integrasi matematika dan
Alquran dengan model integrasi matematika dan kearifan lokal budaya. 8
Berdasarkan hasil peneliti sebelumnya yang dilakukan oleh Mutijah
terdapat persamaan dan perbedaan
G. Kajian Pustaka
1. Prinsip Implementasi Integrasi Matematika Sains dan Teknologi
Terdapat istilah yang berkaitan erat dengan integrasi diantaranya
intradisiplin, intredisiplin dan integrasi ketiganya dapat dibedakan sebagai
berikut: kurikulum intradiciplinary ditandai dengan intruksi yang berfokus
pada satu disiplin. Seorang interdispliner kurikulum adalah salah satu dimana
fokus pengajaran adalah pada satu disiplin ilmu, dan satu atau lebih disiplin
ilmu lain digunakan untuk mendukung atau memfasilitasi konten dalam
domain pertama sedangkan kurikulum terpadu adalah kurikulum dimana
seorang guru, atau guru, secara eksplisit mengasimilasi konsep dari lebih
banyak dari satu disiplin selama intruksi (Huntley, 1998). Penerapan
kurikulum integrasi merupakan proses yang berat. Kecuali satu guru
bertanggung jawab atas keseluruhan kurikulum, dua atau lebih guru harus
bekerja bersama. Ini memerlukan waktu perencanaan bersama, dan waktu
adalah komoditas berharga di sekolah menengah. Masalah lain yang
mempengaruhi implementasi adalah penjadwalan, ruang kelas (termasuk
penyimpanan), keterampilan manajemen kelas guru, dan kemampuan guru
untuk melakukan transisi ke pedagogi konstruktivis.

8
Mutijah, “Model Integrasi Matematika Dengan Nilai-Nilai Islam Dan Kearifan Lokal Dalam
Pembelajaran Matematika.”
Terdapat hambatan dalam menerapkan matematika integrasi dimana
seorang guru tentunya hanya menguasai satu disiplin ilmu saja, namun hal
ini dapat dijadikan sebagai tantangan kepada guru untuk belajar dan belajar
melalui pelatihan penerapan sains dan teknologi pada matematika. Model
program pengembangan profesional perlu dikembangkan untuk guru
teknologi untuk mempelajari konten matematika dan sains.9

Hubungan antara integrasi dan interkoneksi budaya dan agama


terhadap matematika. Pada integrasi masalah yang dibahas merupakan
masalah yang diintegrasikan sedangkan pada interkoneksi ada keterkaitan
antar materi pada matematika atau pada bidang lain dengan konteks
masalah masih matematika. Perilaku individu di homogenisasi dengan
cara-cara tertentu melalui mekanisme seperti pendidikan untuk
membangun perilaku masyarakat, yang pada gilirannyamenghasilkan apa
yang kita sebut budaya. Untuk tindakan pendidikan yang efektif tidak
hanya berdasarkan pengalaman intens dalam pengembangan kurikulum
yang diperlukan, tetapi juga investigasi dan metode penelitian yang dapat
menyerap dan memahami etnomatematika.

2. Integrasi Matematika Agama


Integrasi matematika dengan agama maksudnya mengintegrasikan
matematika dengan kehidupan beragama. Istilah ini bisa disebut
matematika terintegrasi Islam dapat dibentuk matematika benuansa islam
misalnya masalah matematika yang konteks masalahnya berhubungan
dengan ritual beribadah. Model matematika terintegrasi dan Alquran terdiri
dari : mengembangkan matematika dari alquran , menggunakan
matematika untuk melaksanakaan alquran , menggunakan matematika
untuk menguak keajaiban matematis alquran, menggunakan matematis

9
Sugilar, Rachmawati, and Nuraida , “Integrasi, Interkoneksi Matematika Agama dan
Budaya.”.
9

untuk menjelaskan alquran, menggunakan matematika untuk


menyampaikan Alquran, dan mengajarkan matematika dengan nilai-nilai
alquran (Rosmanidar, 2017). Mempelajari matematika disertai dengan
memaknai Alquran yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pandangan qurani secara komprehensif mengisyaratkan konsep tafakkur
yang dipandang sebagai hal yang sangat penting dari setiap pemikiran
kreatif atau kemajuan peradaban di segala aspek kehidupan (tafsir, 2009).
Pembelajarn terintegrasi keilmuan tidak sekedar mencocokkan atau
memaksakan kaitan antara matematika dengan Alqur‟an namun lebih dari
itu memahami dan memaknai Al-Qur‟an kemudian dikaitkan dengan
matematika atau memahami dan memaknai matematika yang selanjutnya
dipandang berdasarkan Al-Qur‟an. Upaya melaksanakan pembelajaran
terintegrasi matematika dan Al-Qur‟an tidak cukup sekedar diwacanakan.
Matematika dalam islam dapat diartikan sebagai belajar matematika dari
Alquran atau mengkaji matematika pada Al-Quran. Istilah ini bukan
memaksakan kaitan matematika dengan Alquran tetapi memahami Alquran
dengan baik kemudian menganalisa Alquran yang memuat unsur
matematika.
Contohnya :

Allah SWT berfirman:

‫ع ٰ ٰٓلى ا َ ْن يَّأْت ُ ْىا ِب ِمثْ ِل ٰهذَا ْالقُ ْر ٰا ِن َْل‬


َ ‫س َو ْال ِج ُّه‬ ِْ ‫ت‬
ُ ‫اْل ْو‬ ِ ‫قُ ْل لَّ ِئ ِه اجْ ت َ َم َع‬
‫ظ ِهي ًْرا‬ َ ‫ض‬ ُ ‫َيأْت ُ ْىنَ ِب ِمثْ ِل ٖه َولَ ْى َكب َن َب ْع‬
ٍ ‫ض ُه ْم ِل َب ْع‬
"“Katakanlah, sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk
membuat yang serupa (dengan) Al-Qur‟an ini, mereka tidak akan membuat
yang serupa dengannya, sekalipun mereka saling membantu satu sama
lain”.
Artinya :
Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat; dan
tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi
cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al Kitab
menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan
supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab dan orang-orang mu'min itu tidak
ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan
orang-orang kafir (mengatakan): "Apakah yang dikehendaki Allah dengan
bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?" Demikianlah Allah
menyesatkan orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk
kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan tidak ada yang mengetahui
tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. Dan Saqar itu tiada lain hanyalah
peringatan bagi manusia.
Contoh soal matematika integrasi:
1. Soal matematika sekolah :
Suatu tabung berada di dalam prisma tegak segitiga. Tabung tersebut
tepat menyinggung prisma pada alas, tutup, dan semua sisi prisma. Alas
prisma berbentuk segitiga sama sisi dengan panjang sisi 6 cm dan tinggi
prisma adalah 20 cm. Volume tabung tersebut adalah..
11

Soal matematika terintegrasi :


Suatu tabung berada di dalam prisma tegak segitiga. Tabung tersebut
tepat menyinggung prisma pada alas, tutup, dan semua sisi prisma. Alas
prisma berbentuk segitiga sama sisi dengan panjang sisi banyaknya ayat
pada surat At Takasur dan tinggi prisma adalah banyaknya ayat pada surat
Al Kafirum . Volume tabung tersebut adalah.
2. Soal matematika sekolah :
Misalkan persamaan 𝑎𝑥2 −𝑏𝑥 −𝑐 = 0, 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 kuadrat dengan a
jumlah dua suku pertama barisan kuadrat, b jumlah dua suku pertama
barisan bilangan genap dan c hipotenusa dari segitiga siku-siku 3 cm dan 4
cm. Usman bin Affan. Persamaan kuadrat yang akar-akarnya saling
berkebalikan adalah... a = 2, b = 5, c =12
Soal matematika terintegrasi :
Misalkan persamaan 𝑎𝑥2 − 𝑏𝑥 − 𝑐 = 0,𝑎𝑎𝑛 kuadrat dengan a masa
kekholifahan Abu Bakar, b masa kekholifahan Ali bin Abi Tholib dan c
masa kekholifahan Usman bin Affan. Persamaan kuadrat yang akar-
akarnya saling berkebalikan adalah... a = 2, b = 5, c =12
Integrasi matematika pada tabel 2 merupakan contoh dari bentuk soal
integrasi mengembangkan matematika dari Al-Quran. Melalui integrasi
berarti masalah yang terkait dengan matematika merupakan contoh real
bahwa matematika sangat bermanfaat bagi kehidupan. Siswa akan merasa
bahwa matematika dekat dengan kehidupannya. Sedangkan interkoneksi
berarti matematika menjadi solusi bagi bidang lain atau interkoneksi bisa
saja keterkaitan antara materi sesame matematika atau masalah bidang lain
yang diselesaikan dengan matematika. Masalah yang diajukan pada model
pembelajaran terintegrasi dan interkoneksi akan berdampak pada
kemampuan matematis dan literasi karena untuk mampu memahami
masalah yang disajikan tentu harus mengetahui terlebih dahulu tentang
informasi yang berkaitan masalah tersebut dengan terlebih dahulu
membaca.10
Integrasi sains (matematika) dan agama (islam) bertujuan untuk
menyeimbangkan sisi intelektual dan spiritual. Namun untuk umat islam
(muslim) juga berguna untuk mengenang kejayaan matematikawan muslim
dalam pengembangan ilmu pengetahuan (matematika) seperti Al
Khawarizmi sebagai tokoh terbesar dalam ilmu aljabar dan aritmatika, Ibn
AlHaytham sebagai salah seorang fisikawan muslim terkemuka selain juga
sebagai ahli astronomi, filosofi, kedokteran, dan ahli matematika dalam
bidang geometri dan aritmatika, Al-Biruni seorang ahli kronologi, geografi
matematika, fisika, kimia, mineralogi, sejarah, antropologi, agama,
kedokteran, astrologi, puisi, dan ahli matematika di bidang geometri,
aritmatika (termasuk bilangan π), trigonometri, Omar Khayyam ahli di
bidang geometri dan aljabar, serta Al Tusi seorang ahli geometri dan
trigonometri (Mohamed, 2001). Sejarah tokoh-tokoh matematika tersebut
menunjukkan bahwa matematikawan muslim mengembangkan matematika
terintegrasi dengan agama karena selain mereka ilmuwan juga tokoh agama
islam.11
3. Integrasi Matematika Budaya

Ethnomathematics mempelajari aspek-aspek budaya matematika yang


merupakan sebuah pendekatan dalam matematika dengan memasukkan
unsur budaya Ini menyajikan konsep matematika dari kurikulum sekolah
dengan cara di mana konsep-konsep ini terkait dengan pengalaman budaya
dan sehari-hari siswa, sehingga meningkatkan kemampuan mereka untuk
menguraikan koneksi yang bermakna dan memperdalam pemahaman
mereka tentang matematika. Contoh bentuk atap rumah dan penyebutan

10
Sugilar, Rachmawati, and Nuraida.
11
Mutijah, “Model Integrasi Matematika Dengan Nilai-Nilai Islam Dan Kearifan Lokal
Dalam Pembelajaran Matematika.”
13

bilangan yang khas, seperti salikur, salawѐ, dan sawidak di Kampung Naga
Tasikmalaya, motif batik, motif tenun kain tapis di Bandar Lampung.
Penerapan perspektif etnomathematis dalam kurikulum matematika sekolah
membantu mengembangkan pembelajaran intelektual, sosial, emosional,
dan politik siswa dengan menggunakan rujukan budaya mereka sendiri
yang unik untuk menanamkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
mereka. Kurikulum semacam ini menyediakan cara bagi siswa untuk
mempertahankan identitas mereka sambil berhasil secara akademis(Rosa &
Orey, 2011).

Kecenderungan menuju pendekatan etnomathematis untuk kurikulum


dan pedagogi matematika mencerminkan perkembangan komprehensif
dalam pendidikan matematika. Pendekatan etnomatik dimaksudkan untuk
membuat matematika sekolah lebih relevan dan bermakna bagi siswa dan
untuk mempromosikan kualitas pendidikan secara keseluruhan. Menurut
Rosa dan Orey (2003), pendekatan matematika ini disajikan sebagai respon
budaya terhadap kebutuhan siswa dengan membuat hubungan antara latar
belakang budaya dan matematika mereka. Kelas yang menggunakan jenis
kurikulum etnomathematis ini akan penuh dengan contoh yang
menggambarkan pengalaman siswa sendiri dan pengalaman yang umum di
lingkungan budaya mereka.

Dalam melakukan hal itu, etnomatematika bertujuan untuk menarik


dari pengalaman budaya dan praktik siswa dari pembelajar individu,
komunitas, dan masyarakat pada umumnya(Rosa & Orey, 2011).
kurikulum ethnomathematics memenuhi kebutuhan yang diungkapkan oleh
pendukung reformasi kurikulum karena kurikulum ini membantu siswa
untuk belajar matematika dan membuat hubungan antara subjek sekolah ini
dengan pengalaman dan pengetahuan mereka sebelumnya.12

Salah satu cara untuk menanamkan nilai budi pekerti yang luhur
adalah dengan mengintegrasikan kearifan lokal ke dalam proses
pembelajaran. Mengintegrasikan kearifan lokal dalam pembelajaran
berfungsi mendesain pembentukan karakter individu, secara tidak langsung
individu akan mendapatkan gambaran yang utuh atas identitas dirinya dan
identitas dirinya sebagai anggota masyarakat yang terikat dengan budaya
yang telah dipelihara oleh para pendahulunya. Selain itu pendidikan
berbasis kearifan lokal mengembangkan individu peserta didik mampu
mengembangkan pengetahuannya yang bersumber pada kearifan lokal
masyarakat setempat, memiliki keterampilan dalam memahami masyarakat
pada proses kehidupan, dan memiliki sikap dan perilaku yang selaras
dengan kearifan lokal tersebut (Lukluah, 2016).

Ruang lingkup kearifan lokal sangat luas, tergantung dari perspektif


apa yang digunakan dalam memandang kearifan lokal itu sendiri. Kearifan
lokal milik bangsa Indonesia sangat banyak dan beraneka ragam karena
Indonesia terdiri dari bermacam-macam suku bangsa, berbicara dalam
aneka bahasa daerah, dan menjalankan ritual adat yang berbeda-beda
pula.13

4. Interkoneksi Matematika agama dan Budaya


Interkoneksi adalah adanya saling hubungan antara yang satu dengan
yang lain. Integrasiinterkoneksi dua kata yang berbeda, tapi memiliki
makna dan tujuan yang sama yaitu menghubungkan dan mengkaitkan dua

12
Sugilar, Rachmawati, and Nuraida, “Integrasi, Interkoneksi Matematika Agama Dan
Budaya.”
13
Mutijah, “Model Integrasi Matematika Dengan Nilai-Nilai Islam Dan Kearifan Lokal
Dalam Pembelajaran Matematika.”
15

bidang ilmu yang dianggap terpisah dan berbeda. Interkoneksi dapat


dimaknai juga dengan keterhubungan antar bidang atau dalam bidang yang
sama namun berbeda masalah, mengaitkan konsep matematika baik antar
konsep dalam matematika itu sendiri maupun mengaitkan konsep
matematika dengan konsep dalam bidang lainnya. Misalnya tentang
teorema Pythagoras dapat di interkoneksi dengan dimensi tiga kubus dan
balok, trigonometri dan konsep jarak pada geometri atau dengan bidang
lain. Misalnya masalah yang ada pada fisika dapat dikerjakan dengan
konsep matematika yaitu vektor. Pada integrasi sudah terpadu atau
menyatu dalam masalah yang disajikan misalnya tentang keterkaitan
matematika dalam alquran tentang bilangan genap, ganjil, prima dan
sebagainya. Tujuan dari integrasi interkoneksi ini adalah untuk bisa
memahami kehidupan manusia yang kompleks secara terpadu dan
menyeluruh.
Konsep integrasi interkoneksi pada agama agar tidak terjadi
pemisahan antara ilmu aga dengan ilmu umum. Melainkan bahwa hakikat
semua ilmu dari Allah Swt sebagai maha pemilik ilmu. Dalam konteks
keilmuan adanya integrasi interkoneksi menunjukkan bahwa ilmu tidak
bisa berdiri sendiri tetapi saling adanya keterhubungan. Integrasi
merupakan sebuah sistem yang mengalami pembauran hingga menjadi
suatu kesatuan yang utuh sedangkan pada interkoneksi keterhubungan
antara sub atau jaringan.

Terdapat hubungan antara integrasi dan interkoneksi budaya dan agama


terhadap matematika. Pada integrasi masalah yang dibahas merupakan
masalah yang diintegrasikan sedangkan pada interkoneksi ada keterkaitan
antar materi pada matematika atau pada bidang lain dengan konteks
masalah masih matematika. Perilaku individu dihomogenisasi dengan cara-
cara tertentu melalui mekanisme seperti pendidikan untuk membangun
perilaku masyarakat, yang pada gilirannya menghasilkan apa yang kita
sebut budaya. Untuk tindakan pendidikan yang efektif tidak hanya
berdasarkan pengalaman intens dalam pengembangan kurikulum yang
diperlukan, tetapi juga investigasi dan metode penelitian yang dapat
menyerap dan memahami ethnomatematika.

Dinamika pendidikan Islam di Indonesia menunjukan di otonomi


pendidikan, baik pendidikan Islam maupun pendidikan Umum. Umat Islam
selama ini memahami bahwa pendidikan Islam dan Umum telah tampak
dalam pelajaran umum dan juga pelajaran agama. Pendidikan Islam sering
dinobatkan hanya untuk kepentingan orang-orang yang tidak mampu atau
miskin, memproduk orang yang eksklusif, fanatik, dan bahkan pada tingkat
yang sangat menyedihkan yaitu terorisme pun dianggap berasal dari
lembaga pendidikan Islama. Inilah yang disebut sebagai marginalisasi
pendidikan Islam. Selain itu kualitas pendidikan Islam disebut sangat
terbelakang atau kurang berkualitas.

Pandangan M. Amin Abdullah tentang pendidikan Islam dalam


pendekatan integrasi-interkoneksi mengurai tentang basis pendekatan
integrasi-interkoneksi M. Amin Abdullah dalam konsep pendidikan Islam.
Memiliki akar yang sangat jelas dalam dunia ilmu pengetahuan kedudukan
pendidikan Islam mencakup hadlarah al-nash, hadlarah al-„ilm, dan
hadlarah al-falsafah adalah upaya mempertemukan kembali antara ilmu-
ilmu keislaman (islamic science) dengan ilmu-ilmu umum (modern
science). Pentingngnya ilmu pengetahuan yang menyatu atau bertegur sapa
dalam ruang lingkup dialog keilmuan.14

14
Abdullah Diu, “Pemikiran M. Amin Abdullah Tentang Pendidikan Islam Dalam
Pendekatan Integrasi-Interkoneksi” Volume.3, No. 1 (June 2018).
17

H. Kerangka Berfikir

I. Metode Penelitian dan Jenis Penelitian

Dalam suatu penelitian, terlebih dahulu perlu dipahami metodologi


penelitian, metodologi penelitian yang dimaksud merupakan pengetahuan
tentabg langkah-langkah berurutan dan logis tentang pencairan data yang
berkaitan dengan masalah-masalah tertentu. Penelitian merupakan suatu
metode studi yang dilakukan seseorang melalaui penyelidikan yang hati-hati
dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang
tepat pada masalah tersebut.

Penelitian ini merupakan metode penelitian kualitatif. Menurut Gogdan dan


Guba pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan
data berupa diskriptif. sedangkan jenis penelitian ini merupakan penelitian
kepustakaan (studi literature) yaitu serangkaian penelitian yang berkaitan
dengan metode pengumpulan data pustaka studi pustaka, dengan menemukan
referensi dan hasil-hasil riset yang berkaitan dengan integrasi dan interkoneksi
bidang ilmu. Langkah penelitian melalui literature, analisis konten, dan
review jurnal data yang dikumpulkan dalam penelitian ini bersifat deskriptif
dalam bentuk kata-kata atau gambar.
Penelitian yang baik harus berawal dari realitas atau suatu yang nyata,

realita persoalannya yang jelas sehingga diperlukan solusi atau tanggapan

yang jelas dan juga nyata melalui proses penelitian yang ilmiah.

Digunakannya pendekartan kualitatif pada penelitian ini dikarenakan sebuah

pertimbangan yaitu dari perumusan masalah, penelitian ini menuntut untuk

menggunakan model kualitatif, yaitu peneliti ingin mengetahui kajian

mengenai materi dalam Al-Qur‟an, sedangkan untuk jenis penelitiannya,

mengguakan analisis isi (Content Analysis) dengan study literature.

Analisis ini adalah suatu teknik penelitian untuk membuat referensi-

referensi yang dapat ditiru (repicable) dan sahih data dengan memperhatikan

konteksnya, sebagai suatu teknik penelitian, analisis ini mencakup prosedur-

prosedur khusus untuk pemprosesan dalam data ilmiah dengan tujuan

memberikan pengetahuan, membukja wawasan baru dan menyajiakn fakta.

Selain itu digunakannya analisis ini dalam penelitian ini untuk meneliti

dokumen atau kitab yang berupa Al-Qur‟an, dengan menggunakan analisis ini

secara kualitatif terhadap Al-Qur‟an, peneliti mampu mengetahui apa saja

kaitan antara materi matematika dengan Al-Qur‟an.

J. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2020 di

jurusan program studi tadris matematika, Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Palopo.
19

K. Subyek Penelitian

Yang dimaksud subyek penelitian ini bisa diartikan sebagai sasaran

penelitian. Peneliti mendapat beberapa referensi dari Al-Quran dan jurnal-

jurnal yang dapat dijadikan sebagai sasaran penelitian atas dasar dan

pertimbangan bahwa masih banyak yang perlu dikaji dari dalam Al-Qur‟an

dan jurnal-jurnal, baik isinya maupun sistematika penyusunannya. Begitu

banyak keistimewaan yang terdapat di dalam Al-Qur‟an, yang mampu

dikaitkan dengan agama dan budaya dalam matematika.

L. Data dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini bersifat deskriptif dalam

bentuk kata-kata atau gambar, sumber data adalah subjek dari mana data dapat

diperoleh dan menunjukkan informasi. Sumber data dalam hal ini terbagi

menjadi dua data yaitu data primer dan data sekunder, dalam hal ini data

primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung, sementara data

sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang ada.

1. Data Primer

Data primer merupakan data pokok yang diperlukan untuk

memperoleh informasi yang diperlukan dalam penelitian, atau data

langsung yang relevan dengan objek penelitian. Sumber data dalam data

primer penelitian ini adalah berupa jurnal-jurnal dan Al-Qur‟an.

2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data baku pelengkap untuk mendukung

penelitian ini, data tersebut berupa data pelengkap sebagai pendukung

melengkapi isi, sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah berupa

tulisan terdahulu yang membahas mengenai pemikiran integrasi dan

interkoneksi matematika agma dan budaya.

M. Instrumen Penelitian

Sebuah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi

yang bermanfaat utuk menjawab permasalahan penelitian adalah instrument

penelitian. Dalam penelitian kualitatif, yang menajadi alat penelitian atau

instrument adalah peneliti itu sendiri, karena pemahaman yang ingin dicapai

dalam penelitian kualitatif, itulah mengapa instrument penelitiannya adalah

peneliti itu sendiri, sejauh mana peneliti dapat memahami gejala yang diteliti

bukan ditentukan oleh daftar observasi yang telah dirancangnya, tetapi

ditentukan oleh kemampuannya memahami gejala yang diamati.

N. Teknik Analisis Data

Data yang telah diperoleh akan dianalisis pada taha pini sehingga dapat

ditarik kesimpulan. Karenanya analisis data merupakan langkah yang

terpenting dalam suatu penelitian. Peneliti ini menggunakan teknik analisis

model Miles and Huberman dalam penelitian ini. Menurut (Miles and

Huberman dalam Sugiyono, 2005:91) “mengemukakan bahwa aktivitas

analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secera terus
21

menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh”. Aktivitas analisis data

yaitu data reduction, data display, and conclusion drawing/verivication15.

1. Reduksi Data

Reduksi data (data reduction), mereduksi data berarti merangkum,

memiliki hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting.

Dalam penelitian ini, peneliti terlebih dahulu mengumpulkan materi-materi

matematika secara lengkap dan mencari ayat-ayat di Al-Qur‟an dan

mengkoneksikan dengan budaya dan agama. Kemudian data yang yang

direduksi akan memberikan sedikit gambaran yang lebih jelas, dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan

mencarinya bila diperlukan. Dalam penelitian ini, data diperoleh melalui Al-

Quran dan beberapa jurnal-jurnal yang dibaca, kemudian data tersebut di

rangkum dan diseleksi dan memfokuskan pada pemustaka, ksususnya yang

berhubungan dengan kenyamanan dalam membaca.

2. Penyajian Data

Langkah selanjutnya setelah data direduksi ada;ah penyajian data (data

display), peneliti mendisplay atau menyajikan data. Dalam penulisan

kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dengan bentuk uraian singkat, teks

yang bersifat naratif. Penyajian data dilakukan dengan mengelompokkan data

sesuai dengan sub babnya masing-masing. Data yang telah didapatkan dari

15
Iit Yulista, “INTERKONEKSI MATEMATIKA PADA MATERI SUDUT DALAM AL-
QUR‟AN” (2018).
sumber tulisan maupun dari sumber pustaka, selain itu juga menyajikan hasil

wawancara dari informan yaitu pemustaka yang sedang membaca di ruang

perpustakaan.

3. Simpulan/Verifikasi

Langkah yang terakhir dilakukan dalam analisis data kualitatif peneliti

adalah simpulan/verivikasi penarikan (conclusion drawing/verivication),

kesimpulan dan verivikasi. Simpulan awal yang dikemukakan peneliti masih

bersifat sementara dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti yang kuat

yang mendukung pada tahap pengumpulan data b erikutnya. Adapun simpulan

peneliti dalam penulisan kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya

belum pernah ada atau temuan data berupa deskripsi atau gambaran suatu

objek yang sebelumnya kurang jelas sehingga menjadi jelas setelah diteliti.

O. Teknik Keabsahan Data

Kesalahan dalam sebuah penelitian merupakan hal yang wajar terjadi,

baik dalam penelitian yang menggunakan metode kualitatif yaitu penelitian

berlatar belakang alamiah, yang mengandalkan manusia sebagai instrument

utamanya, maka kesalahan tersebut bisa saja muncul dari dalam peneliti atau

informan, begitu juga pada penelitian yang menggunakan metode kuantitatif.

Untuk menghindari adanya kesalahan tersebut, perlu diadakan pengecekan

kembali terhadap data-data yang sudah dikumpulkan. Karena kebenaran

peneliti yang menggunakan metode kualitatif sangat bergantung pada data-

data yang didapatnya. Hal ini perlu dilakukan sebelum data tersebut diproses
23

menjadi suatu laporan. Dengan demikian, ketika laporan disajikan dapat

terhindar dari adanya kesalahan, maka dalam penelitian kualitatif ada

beberapa macam uji keabsahan data dengan peningkatan ketekunan dan

pengecekan ahli yang membidangi. Di dalam penelitian ini peneliti

menggunakan teknik keabsahan data sebagai berikut.

a. Ketekunan Pengamatan

Dalam teknik pengamatan, peneliti melakukan pengamatan dan

pencatatan yang sistematik terhadap subyek penelitian. Ketekunan

pengamatan ini bermaksud untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur

dengan situasi yang relevan dengan persoalan penelitian, dengan kata lain,

peneliti menelaah dan mempelajari kembali data-data yang terkait dengan

fokus penelitian sehingga data tersebut dapat dipahami dan tidak diragukan.

b. Pengecekan Ahli

Pengecekan ahli dalam penelitian kualitatif setara dengan validasi oleh

ahli dalam penelitian dan pengembangan. Teknik ini dilaksanakan dengan

cara mengekspos hasil sementara dan hasil aktif yang diperoleh dalam bentuk

diskusi dan konsultasi dengan rekan ahli dan teman sejawat yang ahli di

bidang yang terkait, tentunya rekan yang memiliki pengetahuan dan

pengalaman dalam bidang yang diteliti, sehingga peneliti dapat memperbaiki

persepsi dan pandanagn dan analisis yang sedang dilakukan.


DAFTAR PUSTAKA
BR Karo, Dismiani. “Pengaruh Pembelajaran Swngan Pendekatan Interkoneksi
Matematika Al-Quran Tehadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII
SMP Islam AN-NUR Prima Meda T.A 2017/2018,” 2018.
Diu, Abdullah. “Pemikiran M. Amin Abdullah Tentang Pendidikan Islam Dalam
Pendekatan Integrasi-Interkoneksi” Volume.3, No. 1 (June 2018).
Gradini, Ega, Septia Wahyuni, and Ansor. “Efektivitas Penerapan Pembelajaran
Matematika Qu‟ani DALAM PEMBELAJARAN HIMPUNAN” Vol. 1, No.1
(Juni 20017): 20.
Mutia. “Mengenal Matematika Dalam Perspektif Islam” Nolume 2, No. 2 (2017).
Mutijah. “Model Integrasi Matematika Dengan Nilai-Nilai Islam Dan Kearifan Lokal
Dalam Pembelajaran Matematika” Volume 1, No. 2 (2018).
Sugilar, Hamdan, Tika Karlina Rachmawati, and Ida Nuraida. “Integrasi,
Interkoneksi Matematika Agama Dan Budaya,” 2019.
Yulista, Iit. “INTERKONEKSI MATEMATIKA PADA MATERI SUDUT DALAM
AL-QUR‟AN,” 2018.

Anda mungkin juga menyukai