Anda di halaman 1dari 14

PANDANGAN ISLAM TERHADAP FILSAFAT MATERIALISME DAN

IDEALISME, PANDANGAN HIDUP MUSLIM SERTA PEMBERDAYAAN


FUNGSI MAJID DI TENGAH-TENGAH MASYARAKAT

A. FILSAFAT MATERIALISME DAN IDEALISME


Latar Belakang
Mulai dari keturunan Adam dan Hawa atau sejak awal perjalanan hidup
manusia di bumi ini, jalan akal pikiran dan perasaan hati manusia sudah mulai
berbeda. Tetapi di antara manusia itu ada yang beranggapan bahwa itu semua
adalah penyebab dari derita dan duka nestapa.
Manusia adalah makhluk yang termulia kejadiannya dibandingkan dengan
makhluk lainnya. Kelebihan tersebut bukan hanya jarena susunan dan bentuk
tubuh, akal pikiran dan perasaan hati nuraninya. Lebih dari itu Allah menurunkan
kepada manusia itu wahyu, petunjuk untuk menjelaskan mana yang benar dan
salah, baik dan buruk.
Diantara umat manusia itu masih banyak yang beranggapan hidup
materialisme, mereka beranggapan bahwa materi itu adalah di atas segalanya,
materi adalah satu-satunya kenyataan dan ukuran kebahagiaan hidup dan banyak
pula yang berpandangan hidup idealisme. Mereka berangggapan bahwa dunia
materi itu adalah maya, semu dan bayangan.
Pengertian Pandangan Hidup
Pandangan hidup adalah konsep yang dimiliki seseorang atau segolongan
masyarakat dalam menanggapi, menyikapi, dan menerangkan segala masalah
dunia. Pandangan hidup kadang kala disebut sebagai falsafah hidup dan way of
life (cara atau jalan hidup) karena ini pada dasarnya adalah sama. Falsafah berarti
ilmu yang berintikan logika, estetika, metafisika dan epistemologi mengenai
hakkat segala yang ada, dan yang mendasari alam pikiran dan perilaku hidup

seseorang atau segolongan dalam suatu masyarakat. Sedangkan way of life adalah
jalan hidup rohani, yaitu jalan pikiran dan perasaan hati seseorang atau
segolongan dari masyarakat dalam menanggapi dan menyikapi segala masalah
yang ada (Tim Penyusun Kamus, 1990:h.242).
Diukur dengan Itikad (keyakinan hidup) Muslim, maka pandangan hidup
manusia pada garis besarnya dibagi dua, yaitu pandangan hidup non Muslim dan
pandangan hidup Muslim. Pandangan hidup non Muslim pada garis besarnya
dibagi dua juga yaitu pandangan hidup Materialisme dan Pandangan hidup
Idealisme.
Filsafat Materialisme
Ditinjau dari sudut bahasa, materi berarti benda, bahan dan segala sesuatu
yang tampak oleh panca indera, dan sebagai bahan untuk membuat barang lain;
bahan mentah untuk bangunan seperti pasir, kayu dan kapur. (Tim Penyusun
Kamus, 1990:h.556).
Ditinjau dari sudut filsafat, materialisme beranggapan bahwa materi adalah
satu-satunya kenyataan, dasar, hakikat, serta awal dan akhir dari segala sesuatu
yang ada. Sedang idea itu adalah bayangan seakan-akan ada padahal tidak ada.
Kesadaran adalah produk dari perkembangan historis materi. Otak manusia adalah
alat yang luar biasa rumitnya dari wujud materi (a property of unusually complex
material body, the human brain).
Akibat yang semestinya materi itu abadi, tidak diciptakan oleh siapapun
dan tidak ada kekuatan supernatural. Begitu pula dengan malaikat, jin, setan,
jannah, neraka, tidak ada dengan sendirinya. Dengan demikian pandangan hidup
materialisme adalah satu jalan pikiran dan perasaan hati seseorang atau
segolongan masyarakat yang beranggapan bahwa materi itu adalah satu-satunya
kenyataan, dan satu-satunya ukuran keberhasilan, berhasil atau tidak berhasilnya
perjuangan seseorang, segolongan masyarakat, bangsa, atau agama.

Komunisme
Komunisme adalah salah saru ideologi dalam bidang politik yang
menganut ajaran Karl Marx dan Friedrich Engels yang menghapuskan hak milik
perseorangan dan menggantikannya dengan milik bersama (Tim Penyusun
Kamus, 1990:h.454). Karl Marx menamakan uraiannya yang ditulis bersama
Engels dengan nama Manifesto Komunis.
Masyarakat komunis adalah masyarakat yang diatur menurut prinsip:
From each accroding to his ability, to each according to his needs, Hal ini
menurut mereka belum dapat tercapai, yang ada baru masyarakat Sosialis yang di
dalamnya berlaku prinsip, From each according to his ability, to each according
to his works, (H.M Rosyidi, 1966:h.11)
Karl Marx berpendapat bahwa alam kebendaan ini adlah hakikat yang
sebenarnya (fundamental relity) bukan akal pikiran, dan perasaan hati. Bendalah
yang berwujud lebih dahulu, sesudah itu barulah akal pikiran dan perasaan hati.
Historical Materialism
Historical Materialism artinya materialisme dalam memahami sejarah.
Pada pokoknya Historical Materialism didasarkan pada dua pikiran: (1) Sebab
ekonomi adalah benar sifatnya mendasar (economic causes are fundamental), (2)
sebab-sebab tersebut menjalankan peranannya menurut prinsip Dialectical
Materialism.
Pokok pikiran Karl Marx yang pertama terdapat dalam Manifesto
Komunis yang menerangkan bahwa ada dua faktor dalam produksi yaitu The
productive forces and the productive relations which drive from them Kedua
faktor tersebut adalah dinamakan substructure dan yang pokok. Di samping itu
segala manifestasi jiwa manusia yang terlihat dalam agama, hukum, dan
kebudayaan adalah merupakan superstructive dan hanya merupakan hal yang
nomor dua. Dengan kata lain, jiwa dengan segala manifestasinya adalah
superstructure yang ditentukan oleh faktor ekonomi.

Negara dan Revolusi


Karl Marx dalam Manifesto Komunis mengatakan bahwa nehara adalah
Executive Committee dari Kaum Borjuis (hartawan dan bangsawan). Engels
berkata: The state is nothing more than a machine for the apprehension of one
class by another.
Karl Marx dan Engels mengatakan bahwa Negara adalah suatu kejahatan
(Evil) karena negara adalah akibat dari adanya kelas. Dalam masyarakat yang
tidak berkelas dengan sendirinya negara itu tidak ada (H. M. Rasyidi, 1966 :h.2122)
Filsafat Idealisme
Dari sudut bahasa idea berarti rancangan yang tersusun dalam pikiran,
gagasan, dan cita-cita yang ada dalam pikiran (Tim Penyusun Kamus, 1990 :
h.319). Ditinjau dari sudut filsafat, idealisme beranggapan bahwa idea adalah
unsur pokok, dasar, hakikat dari segala yang ada. Idea juga dapat dikatakan segala
sesuatu yang berada di belakang materi atau nilai rohaniah seperti keyakinan,
kebaikan, keadilan, kasih sayang, kebenaran, persatuan dan persaudaraan.
Pandangan Hidup Idealisme adalah satu jalan akal pikiran dan perasaan
hati yang beranggapan bahwa idea adlah satu-satunya kenyataan dan satu-satunya
ukuran keberhasilan tercapai atau tidak tercapainya suatu tujuan, serta berhasil
atau tidak berhasilnya perjuangan seseorang, segolongan masyarakat, bangsa, atau
negara adalah idea. (Endang Saifuddin Anshari, 1986 : h. 221)
Agatma Budha
Agama Budah didirikan oleh Siddharta Gautama (lahir 563 SM dan wafat
483 SM). Putera Raja Suddhodana, di Ibukota Kerajaan Sakya yang bernama
Kapilawastu, Ibunya bernama Maya, sedangkan istrinya adalah Yasodhara.
Mereka hanya memiliki seorang anak bernama Rahula (Hasbullah Bakri, 1973: h.
16)

Ajaran Pokok Agama Budha


Dalam garis besarnya ajaran agama Budha dibagi enam, yaitu: Dharma,
Anytia, Anatman, Karma, Nirwana, dan Sangha.
1. Dharma
Dharma berarti ajaran pokok. Dharma dirumuskan dalam empat kebenaran
mulia atau Catur Aria Socca yaitu a. Dakkha (derita) b. Samudaya (penyebab)
c. Nirodha (lenyapnya) dan d. Magga (jalan lenyapnya Dukkha)
a. Hidup manusia adalah dakkha (derita) yang tiada akhirnya, manusia
mengalami penderitaan terus-menerus, mulai dari lahir bayi menangis,
dewasa dan tua, sakit dan mati.
b. Samudaya (penyebab)nya adalah desakan keinginan dan kebutuhan manusia
yang terus menerus tanpa batas (tannha). Sementara itu alat pemuas
kebutuhan dan keinginan manusia itu sangat terbatas. Keadaan inilah yang
menyebabkan manusai tidak dapat memenuhi semua keinginan dan
kebutuhannya, tak puas dan menderita (dakkha). Akibatnya manusia harus
lahir kembali sesudah mati, dewasa dan tua, sakit dan mati demikian
seterusnya. Satu mata rantai yang tiada putus-putusnya, kecuali dengan
Nirodha.
c. Nirodha adalah pemadaman, melenyapkan dukkha yaitu berakhirnya hawa
nafsu sepenuhnya tanpa sisa. Manusia lepas, bebas dan tiada lagi
berkeinginan terhadap materi, hal-hal yang bersifat duniawi seperti harta,
tahta, dan wanita.
d. Magga adalah jalan mulia berunsur delapan kebenaran untuk melenyapkan
dukkha; (a) pikiran yang benar (samma dithi), (b) cita-cita yang benar
(samma sarkappa), (c) ucapan yang benar (samma vaca), (d) perbuatan yang
benar (samma kammanta), (e) hidup yang benar (samma ajiva), (f)
mempelajari hukum yang benar (samma vayama), (g) perasaan hati yang
benar (samma sati), (h) semedi yang benar (samma samadhi) (Krisnanda
Wijaya Mukti, 2001: 25)
2. Anitya

Anitya artinya tidak kekal (fana) di dunia ini tidak ada sesuatu yang
kekal, tidak ada sesuatu yang sungguh-sungguh tetap ada. Segala sesuatu dapat
berubah dan menjadi sesuatu yang baru.
Akibatnya yang semestinya dari ajaran anitya, tidak meyakini adanya
individualitas, sebab individualitas hanyalah suatu anggapan palsu dalam diri
manusia akibat ke tidak tahuan tentang alam dan diri manusia yang berubah
terus.
3. Anatman
Anataman artinya tidak ada jiwa. Ini adalah akibat yang semestinya dari
anitya, yang mengajarkan bahwa segala sesuatu itu pasti berubah, tidak ada
yang kekal termasuk jiwa manusia.
Totalitas nama manusia disebut Nama Rupa, yang dimaksud dengan nama
adalah rohani, sedangkan rupa adalah jasamani. Jadi nama rupa adalah keadaan
rohani termasuk (perasaan, kesadaran, dan pengetahuan) dan keadaan jasmani
(pada hakikatnya terdiri dari empat unsur yaitu tanah, api, air, dan udara).
Nama rupa ini sebenarnya tidak ada sebab hanya wujud sementara, tidak kekal
dan terus berubah. Manusia hanyalah berupa jasmani dan rohani tanpa wujud
pribadi yang tetap. Menurut ajaran anatman pengertian aku hanyalah
bayangan wadah pengertian dari lima macam shandha (bagian) yaitu rupa
(bentuk), wedana (perasaan), samjna (pengamatan), wijnaur (kesadaran) dan
samskara (keinginan).
Ajaran anatman bertentangan dengan agama Hindu (aliran wedanta) yang
menganggap bahwa jiwa manusia itu adalah wujud pribadi ketuhanan yang
terkurung oleh tubuh (Hasbullah Bakri, 1973: 21)
4. Karma
Karma berarti kelahiran kembali, yang dilahirkan adalah watak serta sifatsifat manusia, bukan jiwanya. Oleh karena itu, kematian bukanlah akhir, sebab
karena mati itu juga berlanjut dengan kelahiran kembali. Melalui lahir dan mati
dari alam yang satu ke alam yang lain, para makhluk mengalami lingkaran
tumimbal lahir.

Kesimpulannya, manusia bukanlah baru mulai sejak kelahirannya, tetapi


manusia melanjutkan permainan yang sudah disediakannya dalam bakak
sebelumnya.
5. Nirwana
Nirwana berarti lepas dari dakkha atau penderitaan, akhir dari hawa nafsu
dan keinginan, dan tujuan akhir hidup manusia. Nirwana adalah suatu keadaan
bahagia yang tidak indrawi, benar-benar ada dan dapt dirasakan, tetapi sukar
untuk diungkapkan bagi yang belum mengalaminya.
Dua Aspek Nirwana
Nirwana memiliki dua aspek : aspek pertama, yang dicapai oleh Arhat sewaktu
masih hidup, disebut nirwana dengan sisa atau Saupadiseva. Dalam nirwana ini
seorang Biku adalah Arhat yang telah melenyapkan semua noda, telah
memenuhi kehidupan sucinya, telah melakukakn apa yang telah dilakukannya,
tidak lagi menanggung beban, telah mencapai tujuan, menghancurkan
belenggu-belenggu penjelmaan dan sepenuhnya terbebas melalui pengetahuan
yang sempurna.
6. Sangha
Sangha adalah jemaah atau persekutuan para Biku, Pengikut agama
Buddha dibagi dua yaitu para Biku dan Upasaka (kaum awam) para biku
adalah inti kaum Buddhist, kehidupannya diatur dalam kitab Wiyana Pitaka
dengan aturan dasar kehidupan biku yaitu kemiskinan, hidup membujang dan
ahimsa (tanpa kekerasan).
Kehidupan Biku tercantum dalam ajaran Dasa sila, sebagai berikut: (1)
tidak boleh membunuh, (2) tidak boleh mencuri, (3) tidak boleh berdusta, (4)
tidak boleh minum-minuman keras, (5) tidak boleh berbuat mesum, (6) tidak
boleh makan sebelum waktunya, (7) tidak boleh mengunjungi pesta (menari
dan menyanyi), (8) tidak boleh bersolek, (9) tidak boleh tidur di atas kasur,
(10) tidak boleh menerima hadiah uang dan perhiasan (larangan untuk
golongan Upasaka hanya nomor 1 sampai 5.
B. PANDANGAN ISLAM TERHADAP FILSAFAT MATERIALISME DAN
IDEALISME
1. Materialisme

Islam bukan falsafat, oleh karena itu ajaran islam buka materialisme dan
bukan pula idealisme.
Dalam Al-Quran: 1) Materi itu bukan hakikat segala yang ada, tidak ada
dengan sendirinya, ada penciptanya, bahkan ada yang menciptakan segala sesuatu.
(QS. Ar Radu, 13 : 16-17). 2) Materi itu bukan awal dan akhir segala yang ada,
tetapi Allahlah awal dan akhir segala yang ada (QS, 57: 3-5)
2. Idealisme
Al-Quran sependapat dengan pandangan hidup idealisme yang beranggapan
bahwa idea itu nyata dan ukuran keberhasilan, tetapi bukan satu-satunya
kenyataan dan bukan pula satu-satunya ukuran keberhasilan hidup atau
perjuangan seseorang, golongan, masyarakat, bangsa dan negara.
3. Pandangan Islam terhadap Filsafat Materialisme dan Idealisme
Aristoteles mengatakan bahwa alam semesta ini bergerak tidak asal bergerak,
akan tetapi bergerak dengan putaran yang teratur, melingkar dengan tujuan.
Tujuan ini membuat gerakan-gerakan tersebut tidak mekanis sifatnya, tetapi
berkaitan satu sama lain. Kejadian, perkembangan atau gerakan bola planet yang
paling jauh menentukan gerakan bola-bola planet lainnya. Akhirnya ia
menyatakan dengan yakin bahwa gerakan-gerakan itu digerakan oleh penggerak
yang tidak bergerak. Dialah penggerak pertama, pusat semua gerakan, yaitu Tuhan
Yang Maha Esa mengatur alam semesta (M.M. Syarif, 1963: 94-95, 104)
Materi dan idea bukan dua hal yang bertentangan, tetapi dua hal yang saling
membutuhkan. Materi dan idea kedua-kuanya relatif, keduanya ciptaan Allah,
bergantung pada Allah.
Materi itu substansinya sama dengan dunia atau segala sesuatu yang bersifat
kebendaan seperti harta, tahta dan wanita. Dunia berasal dari kata dana berarti
dekat. Sedangkan idea itu substansinya segala sesuatu yang bersifat immateri,
lawan dari dunia, jauh, akhirat, sesuatu bersifat spiritual.
Dengan demikian gemerlapnya tahta, intan, permata dan wanita dianggap
rendah nilainya dibandingkan degan nilai keadilan, kasih sayang, persaudaraan,
keimanan, keikhlasan hati, kedisiplinan dan keteladanan. Walaupun akhirat lebih
tinggi nilainya daripada dunia tetapi Al-Quran memperingatkan supaya mukmin
jangan mengabaikan nasib di dunia ini (QS, 28;37)
Kesimpulan

Idea dan materi bukanlah dua hal yang bertentangan melaikan dua hal yang
saling membutuhkan dan berhubungan. Idea dan materi, keduanya adalah relative,
kedua-duanya ciptaan Allah dan bergantung pada Allah. Allah adalah sumber dari
segala sumber. Yang Maha Mengatur langit dan bumi, pencipta segala yang ada.
Yang Maha Tunggal lagi Maha Perkasa (QS Al-Radu, 13:16).
C. PANDANGAN HIDUP MUSLIM
Pandangan hidup Muslim adalah pandangan Muslim yang setia terhadap
Islam dalam masalah asasi hidup manusia. Dengan kata lain Muslim yang berkaca
mata Al-Quran, Sunnah Rasul dan Ijtihad.
Faktor-faktor Pandangan Hidup Muslim
1. Dasar hidup Muslim, yaitu a) Sunatullah yang tertulis, al-Quran, Sunatullah
yang tidak tertulis, adalah ayat, atau firman Allah yang tidak tertulis yaitu
Hukum alam ciptaan Allah di alam semesta ini. b) Sunnah Rasul dan c) Ijtihad.
2. Tujuan hidup Muslim dalam hubungan vertikal, kepada Allah yaitu Rodhiatan
mardhiah dan dalam hubungan horizontal Rahmatan lil alamin
3. Cara mencapai tujuan hidup Muslim dengan jalan Ibadah
4. Alat hidup Muslim atau alat perjuangan Muslim selama masih bernafas adalah
harta dan diri. Dalam hal ini Allah menyatakan: sesungguhnya orang benarbenar beriman adalah mereka yang beriman kepada Allah dan RasulNya dan
kemudian mereka tidak ragu-ragu untuk berjihad dengan harta dan diri
mereka di jalan Allah. Mereka itulah orang benar imannya. (QS. Al-Hujurat,
49:15) Harta dan diri yaitu segala sesuatu yang kita miliki dan kuasai baik
harta bergerak dan tidak bergerak, jiwa raga, rohani dan jasmani, hak,
kecakapan, kekuasaan, kedudukan, kewibawaan, pikiran, perasaan, kemauan,
kecantikan, kegantengan, kemampuan dan sebagainya.
5. Fungsi Hidup Muslim yaitu menjadi Khalifah dan Dai.
Khalifah berarti mandataris/wakil Allah di Bumi ini, bertugas untuk
menterjemahkan sifat-sifat Allah di dalam kenyataan peri kehidupan dan
penghidupan sehari-hari sesuai kemampuan dan bidang masing-masing secara
bahasa dan filsafat.
Fungsi Hidup Muslim yang kedua adalah Dai. Dai secara bahasa adalah
penyeru atau orang mengajak. Sedang secara istilah adalah orang yang

mengajak kepada kebaikan dan menyuruh berbuat maruf (segala perbuatan


yang mendekatkan diri kepada Allah) dan mencegah dari yang mungkar (segala
perbuatan yang menjauhkan diri dari Allah)
6. Teladan Hidup Muslim. Teladan Hidup Muslim adalah Muhammad Rasulullah
SAW. Allah menyatakan: sungguh telah ada pada diri Rasulullah itu suri
tauladan yang baik bagi kamu sekalian. Yaitu bagi orang yang mengharapkan
Ridha Allah, kedatangan hari Akhir dan banyak Zikir (ingat) Allah dalam hati,
kata dan perbuatan/perilakunya (QS. Al-Ahzab, 32:31)
7. Teman Hidup Muslim. Teman Hidup Muslim adalah kawan seperjuangan, dan
teman senasib sepenanggungan selama masih hidup. Teman Hidup Muslim
dalam arti luas adalah setiap muslim yang sama-sama ber-Pandangan Hidup
Muslim yaitu sama-sama beriman kepada Rukun Iman, beramal saleh, dan
bertaqwa kepada Allah.
8. Lawan Hidup Muslim. Lawan Hidup Muslim adalah syetan dan orang yang
dimasuki sifat-sifat syetan, yaitu orang-orang kafir, musyrik, fasik, zalim,
munafiq, dan mutraf/mutrafin.
Kesimpulan
Menyatukan kembali pandangan hidup ummat, menyatukan faktor-faktor
pandangan hidup muslim antara lain dengan jalan menyatukan Tujuan Hidup
Ummat Islam dalam hubungan vertikal yaitu mencapai ridha dan kasih sayang
Allah dan dalam hubungan horizontal yaitu rahmatan lil alamin (mendatangkan
rahmat, manfaat, kebaikan, keuntungan dan faedah) bagi segenap makhluk, alam
semesta, terhadap sesama muslim, non muslim, lingkungan, masyarakat, bangsa
dan negara serta memalingkan manusia muslim dari tujuan-tujuan lain seperti
harta kekayaan, kedudukan, kesenangan, kemewahan dan sebagainya yang tidak
diridhai allah SWT.
D. Pemberdayaan Fungsi Masjid Di Tengah Tengah Masyarakat Islam
a. Pengetian Masjid
Dalam pengertian sehari-hari, kita mengenal masjid sebagai bangunan tempat
shalat kaum Muslimin. Dari segi bahasa, kata tersebut diambil dari akar kata

sajada, yasjadu, sujud. Yang artinya patuh, taat, dan tunduk dengan penuh
hormat.hakikat masjid adalah tempat dimana saja yang berfungsi untuk
melakukan segala kegiatan yang mengandung kepatuhan kepada Allah semata.
Allah menyatakan : Sesungguhnya masjid-masjid itu adalah milik Allah, karena
itu janganlah kamu mengabdi kepada apa dan siapapun selain/hanya kepada
Allah.(QS. Al-Jin, 72-18) dan Rasullah bersabda : Telah dijadikan untukku dan
untuk ummatku bumi sebagai masjid dan sarana penyucian diri. (H.R.Bukhori dan
Muslim). Orang-orang yang memakmurkan/mengurus masjid-masjid Allah itu
hanya;lah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, mendirikan
shalat, mengeluarkan zakat dan tidak ada rasa takut kepada apa dan siapa pun
kecuali kepada Allah. (QS. At-taubah, 9 : 18).
Itulah sebabnya mengapa masjid bukan sembarangan bengunan, tetapi
bangunan milik Allah atau Baitullah dan pengurusnya, bukan sembarang
pengurus, tetapi pengurus yang benar-benar beriman dan bertakwa kepada
Allah atau sebagai Khalifah dan Dai yang memenuhu syarat memakmurkan
masjid, menegakkan dan memperjuangkan agama Allah bersama jamaah
secara utuh sesuai dengan kemampuan masing-masing dan bidang masingmasing.
b. Sejarah Keberadaan Masjid Di Zaman Rasullah
Menilik pada sejarah di zaman Muhammad Rasullullah hal yang pertama
dilakukan oleh Rasullullah setelah hijrah dari Mekkah ke Madinah adalah
membangun masjid Quba.
Di Indonesia
Ketika peradaban Islam masuk ke Indonesia, masjid kemudian menjadi pusat
kegiatan masyarakat. Baik itu para wali, tokoh Islam, pembesar, pimpinan perang,
prajurit, pedagang, hingga rakyat jelata bersama-sama memakmurkan masjid.
c. Menelaah Fungsi-Fungsi Masjid

Bila kita telaah dan kita rinci fungsi-fungsi dari suatu masjid kurang lebih dapat
dijabarkan sebagai berikut :
1. Aspek Disiplin
2. Aspek Persamaan Derajat
3. Aspek Kemanusiaan
4. Aspek Ukhuwah dan Kuatnya Ikatan
II. Fungsi Aktivitas
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Tempat Ibadah Khusus


Tempat Berinteraksi Masyarakat
Interaksi Pendidikan
Kesenian dan Keolahragaan
Fasilitas Kesehatan
Penguat Ekonomi Umat

d. Syarat untuk memaksimalkan masjid sekitar


Dari sekian banyak fungsi masjid yang telah disebutkan, sedemikian luasnya
fungsi masjid dapat di upayakan apabila :
1. Ada upaya peningkatan kualitas SDM dan pemberdayaan optimal dari
SDM jamaah masjid yang ada.
2. Menjadikan masjid sebagai pusat masyarakat yang mendukung dan
mengupayakan kesejahteraan masyarakat.
3. Re-organisasi kepengurusan masjid dengan manajemen terbuka, tidak
terpisah/tertutup, serta mengoptimalkan berbagai potensi yang ada.
e. Realita keberadaban masjid saat ini.
Setelah kita menelaah sejarah keberadaan masjid di zaman Rasullullah dan
berbagai fungsi masjid yang bisa kita kembangkan dari keberadaan masjid itu
sendiri, mari kita bandingkan dengan realita keberadaan masjid di zaman sekarang
ini, di Indonesia,di Lingkungan sekitar kita.

Berikut di perinci bebagai permasalahan yang berpusat pada masjid dan


menggeser sifat multi fungsi dari masjid itu sendiri, diantaranya :
1. Faktor pergeseran dan pengerucutan fungsi masjid.
2. Faktor perbedaan pandangan dan dominasi ulama.
3. Faktor ekonomi.
4. Faktor kesenjangan sholat berjamaah.
5. Faktor lemahnya sistem pendidikan Islam
6. Faktor organisasi dan skill manajemen
f. Bagaimana Meningkatkan Fungsi Masjid Yang Seutuhnya
Masjid serasa hanya sebuah bangunan bisu jauh dari banyaknya orang-orang yang
sholat berjamaah, jauh dari orang-orang yang memakmurkannya, dan jauh dari
fungsi optimal yang dicapainya. Sebuah solusi agar masjid benar benar dapat di
fungsikan sebagaimana seharusnya.

1. Segi fisik bangunan


a. Lahan dan bangunan masjid
b. Arsitektur seni yang memolesnya
c. Teknologi yang menyokong berbagai fungsi masjid
2. Segi manajemen dan kapabilitas
a. Hindari masjid dari pergeseran dan pengerucutan fungsinya.
b. Buat masjid universal bagi seluruh umat Islam tanpa memilah-milih
aliran politik dan organisasi sehingga dapat menjadi corong pemersatu
islam.
c. Luruskan kembali konsep dominasi ulama pada lingkungan masjid
d. Masjid menjalankan Syariah yang aktif (ekonomi mandiri, seni, dan
tidak hanya ekonomi yang bersifat pasif/mengandalkan sumbabangan )
e. Budayakan sholat berjamaah dengan lingkungan sekitar masjid.
f. Kembalikan kegiatan-kegiatan pendidikan Islam dan Ilmu pengetahuan
umum dilokasi masjid.
g. Tingkatkan profesionalitas pengurus masjid yang jujur, kredibel, dan
kreatif inovatif.
Dengan demikian masjid merupakan moadal atau aset terbesar ummt Islam. Hal
ini bisa kita lihat dari banyaknya fungsi-fungsi masjid yang sesungguhnya di
samping tempat sholat dan dzikir, masjid di sini berarti juga tempat dimana saja

yang berfungsi untuk melaksanakan segala aktifitas manusia yang mencerminkan


kepatuahan kepada Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai