Muhammad Rofis Pradana, Ahmad Aji Purnomo, Muhammad Reza Firdaus, Farid
Fathur Rohman
Abstrak
Risiko adalah suatu potensi terjadinya suatu peristiwa yang tidak kita inginkan
dan apabila tidak dikelola dapat menimbulkan kerugian. Manajemen Risiko yaitu
merupakan suatu metode dalam identifikasi, kuantifikasi, menentukan sikap,
menetapkan solusi, serta melakukan monitoring risiko. Tujuan dari penelitian ini
yaitu untuk mengetahui konsep manajemen risiko dalam sudut pandang Islam.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik dokumentasi
dalam pengumpulan data-datanya. Hasil dari penelitian ini yaitu Islam
memandang risiko sebagai peluang, namun dalam Islam risiko yang
diperbolehkan adalah yang bersifat expected risk. Manajemen risko dalam Islam
yaitu suatu tindakan menjaga harta guna kemashlahatan manusia. Konsep dasar
manajemen risiko dalam Islam tertuang dalam QS Surah Yusuf ayat 47-49 yang
berisi pengelolaan risiko oleh nabi Yusuf akibat bencana kekeringan.
Pendahuluan
Setiap hari kita menghadapi risiko, baik itu risiko yang terjadi pada
perorangan (manusia) ataupun risiko yang terjadi pada suatu perusahaan. Dalam
definisi umum, risiko dapat diartikan sebagai akibat atau deviasi realisasi dari
rencana yang telah disusun. Hal ini mungkin terjadi secara sadar maupun tidak
sadar (tak diduga) sebelumnya. Meskipun suatu aktivitas perusahaan telah
direncanakan sebaik mungkin, namun tetap saja mengandung ketidakpastian
bahwa nanti akan berjalan sepenuhnya sesuai dengan rencana. Oleh karena itu,
individu maupun perusahaan berusaha melindungi diri dan aktivitasnya,
mengantisipasi dan meminimalisir risiko dengan melakukan langkah-langkah
preventif. Agar risiko tidak menghalangi kegiatan perusahaan dan untuk
meminimalkan ketidakpastian, risiko harus diatur dengan sebaik-baiknya.
Pengaturan risiko berlaku bagi individu, perusahaan termasuk dalam hal ini
perbankan syariah.
1
Untuk melakukan manajemen risiko, pertama-tama harus diidentifikasi
risiko-risiko apa saja mungkin terjadi dan, risiko-risiko yang mungkin dihadapi.
Kemudian, dilakukan pengukuran dan penentuan besarnya risiko agar akhirnya
dapat dicarikan jalan keluar untuk menghadapi atau menangani risiko-risiko yang
mungkin terjadi dan dihadapi. Oleh karena itu, pihak manajemen suatu
perusahaan harus dapat menyusun strategi yang tepat, informatif dan komunikatif
untuk memperkecil ataupun mengendalikan setiap risiko. Terkait dengan upaya
untuk melakukan manajemen risiko, ketika menyusun strategi manajemen risiko,
beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh pihak manajemen risiko adalah: (i)
risiko apa saja yang dihadapi perusahaan, (ii) bagaimana dampak risiko itu
terhadap kehidupan bisnis perusahaan, (iii) risiko apa yang harus dihadapi sendiri,
(iv) risiko apa yang harus dipindahkan kepada pihak lain, dan (v) metode
manajemen risiko apa yang sesuai dan efisien untuk menghadapi setiap risiko. 1
Risiko merupakan komponen yang tidak bisa dipisahkan dari setiap
kegiatan termasuk kegiatan ekonomi, karena masa depan adalah hal yang sangat
sulit diprediksi dan tidak ada satupun orang di dunia yang dengan pasti
mengetahui masa depan. Kehidupan manusia dengan berbagai macam kegiatan
yang dilakukan baik disadari ataupun tidak akan selalu berhadapan dengan suatu
kondisi yang menimbulkan kerugian baik harta, benda, dan sebagainya Biasanya
pengambilan keputusan yang dilakukan tidak melihat besarnya risiko yang akan
dialami tetapi keuntungan yang akan diperoleh, hal ini karena sikap manusia yang
ambisius dalam memperoleh keuntungan yang setinggi-tingginya dan
meninggalkan kesulitan.2
1
Veithzal Rivai dan Rifki Ismal, ISLAMIC RISK MANAGEMENT FOR ISLAMIC BANK (Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama, 2013), 55-56.
2
Wiwik Saidatur Rolianah dan Kholid Albar, Manajemen Risiko Bisnis Dalam Perspektif Islam
(Gresik: Guepedia, 2019), 11.
2
prosedur dan metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur,
memantau dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha bank.3
Rumusan Masalah
Penelitian Terdahulu
3
Andrianto dan Anang Firmansyah, MANAJEMEN BANK SYARIAH Implementansi Teori dan
Praktek (Surabaya: CV. Penerbit Qiara Media, 2019), 238.
3
activities syariah specific activities. Penelitian terbut menghasilkan
beberapa kesimpulan yang menarik seperti:
a. Sasaran kebijakan manajemen risiko adalah
mengidentifikasi, mengukur, mamantau dan mengendalikan
jalanya kegiatan usaha bank dengan tingkat risiko yang
wajar secara terarah, terintegrasi, dan berkesinambungan.
Dengan demikian, manajemen risiko berfungsi sebagai
filter atau early warning system terhadap kegiatan bank.
b. Manjemen risiko dalam perbankan syariah mempunyai
karakter yang berbeda yang diakibatkan risiki-risiko yang
khas dari perbankan syariah itu sendiri. Letak perbedaannya
pada apa yang dinilai bukan apa yang diukur.
c. Penerapan manajemen risiko dapat meningkatkan
shareholder value, memberikan gambaran kepada pengelola
bank akan kemungkinan kerugian suatu waktu,
meningkatkan metode dan proses pengambilan keputusan
yang sistematis yang didasari ketersediaan informasi
sebagai dasar pengukuran yang akurat.
d. Penerapan manajemen risiko pada bank syariah harus
disesuaikan dengan tujuan, kebijakan usaha, kompleksitas
usaha serta kemampuan bank.
e. Penerapan manajemen risiko paling kurang memuat
penerapan manajemen risiko secara umum.
2. Rizki Ramadyan, Model Sistem Manajemen Risiko Perbankan
Syariah Atas Transaksi Usaha Masyarakat (2014).
Dalam penelitian tersebut mengulas kajian mengenai konsep
manajemen risiko yang diterapkan oleh perbankan syariah di
Indonesia. Hal tersebut didasari oleh kompleksitas risiko yang
dihadapi perbankan syariah bila dibandingkan dengan perbankan
konvensional. Adapun hasil dari penelitian yang menarik untuk
4
ditulis yaitu risiko-risiko yang unik dan khusus menurut karakter
sistem bagi hasil mudharabah dan musyarakah.
a. Tidak terbatasnya jenis-jenis risiko seperti risiko kredit,
pasar, likuiditas, operasional, hukum, reputasi, stratejik, dan
kepatuhan.
b. Terdapat risiko investasi ekuitas dan tingkat return. Risiko
tersebut akan dikelola oleh perbankan dengan ketentuan
prinsip syariah serta memenuhi ketentuan yang berlaku
mengenai penerapan manajemen risiko yang berlaku oleh
bank. Selain itu kebutuhan khusus bank dalam mengelola
sistem bagi hasil dan risikonya yang berupa pengetahuan
yang cukup tentang esensi bank syariah dan kegiatan
bisnisnya.
3. Fasiha Kamal, Manajemen Resiko Dan Resiko Dalam Islam
dengan hasil pembahasan Manajemen risiko, Membuat keputusan
yang baik dalam menghadapi ketidakpastian dan risiko mungkin
dimulai pada awal keberadaan manusia. Ketergantungan manusia
atas manusia untuk menjelaskan masa akan datang, seperti ketika
manusia ingin mengetahu masa depan yang tidakpasti, maka
manusia meramalkan masa depan dengan beberapa kemungkinan,
maka tercipta ketergantungan kepada peramal, imam, pendeta dan
lainnya. Dengan demikian manajemen risiko sudah teraplikasi
dalam kehidupan manusia dari masa kemasa.
Pengelolaan risiko dapat ditemukan pada Piagam
Hammurabi (codex Hammurabi), yang dibuat pada tahun 2100
sebelum masehi. Piagam tersebut mencantumkan peraturan dimana
pemilik kapal dapat meminjam uang untuk membeli kargo; namun
bila dalam perjalanan kapalnya tenggelam atau hilang, ia tidak
perlu mengembalikan uang pinjaman tersebut. Masa ini disebut
sebagai zaman pertama manajemen risiko, di mana perusahaan
hanya melihat risiko non-entrepreneurial (seperti misalnya
5
keamanan). Perspektif Islam dalam pengelolaan risiko suatu
organsiasi dapat dikaji dari kisah Yusuf dalam mentakwilkan
mimpi sang raja pada masa itu. Kisah ini termaktub dalam Qur’an. 4
4. Supriyo, Manajemen Resiko Dalam Perspektif Islam hengan hasil
pembahasan menejemen risiko bagi manusia sangatlah penting
untuk dilaksanakan dalam menjalani kehidupan di dunia ini.
Dengan pengelolaan menejemen risiko yang dilakukan oleh
manusia berarti manusia telah mampu menjaga amanah yang telah
diberikan oleh Allah sebagai sang pencipta segala isi atas
kehidupan ini.5
5. Ahmad Royani, Analisa Kritis Konsep Manajemen Resiko Dalam
Perspektif Islam, dengan hasil pembahasan bahwasannya Islam
telah membicarakan manajemen resiko sejak 14 abad yang lalu,
adanya konsep ketidakpastian dalam ekonomi Islam menjadi salah
satu pilar penting proses manajemen risiko Islami. Secara natural,
dalam kegiatan usaha, di dunia ini tidak ada seorangpun yang
menginginkan usaha atau investasinya mengalami kerugian.
Bahkan dalam tingkat makro, sebuah negara juga mengharapkan
neraca perdagangannya yang positif.6
6. Trimulato, Manajemen Risiko Berbasis Syariah, dalam penelitian
ini dibahas bahwa kapasitas manajemen risiko yang efsien adalah
bagaimana bank Syari’ah mampu menempatkan posisi secara
strategis dalam pasar global dengan mereduksi semua risiko. Tidak
adanya sistem manajemen risiko yang sehat dan kuat dapat
4
Fasiha Kamal, Managemen Resiko dan Resiko dalam Islam, Jurnal Muamalah: Volume IV, No.
2 Agustus 2014.
5
Supriyo, Manajemen Resiko Dalam Perspektif Islam, Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro, e-
ISSN 2442-9449 Vol.5. No.1 (2017) 130-142.
6
Ahmad Royani, Analisa Kritis Konsep Manajemen Resiko Dalam Perspektif Islam, Jurnal Studi
Islam dan Sosial, Volume 11. No. 2 (2018).
6
menghilangkan bank Syari’ah dari kemampuannya dalam
mengatasi risiko, dan dapat mengurangi kontribusi potensialnya. 7
Kajian Pustaka
1. Pengertian Risiko
Risiko adalah suatu ketidak pastian akan suatu hal yang akan
terjadi di masa depan dengan sebuah keputusan yang diambil pada saat ini
dengan berdasar kepada berbagai pertimbangan.Menurut Vaughan dan
Elliot mengartikan risiko sebagai berikut:
a. Risk is the chance of lose
Risiko merupakan kesempatan terjadinya kerugian. Hal ini
berkaitan dengan keterbukaan akan kemungkinan kerugian.
b. Risk is Probability of loss
Risiko merupakan kemungkinan kerugian.
c. Risk is uncertainly
Risiko adalah ketidakpastian.
d. Risk is the dispersion of actual from expected results
Risiko adalah penyebaran hasil aktual dari hasil yang diharapkan.
e. Risk is probability of any outcome different from the one expeted
Risiko adalah probabilitas suatu outcome berbeda dengan outcome
yang diharapkan.8
Risiko dapat didefinisikan sebagai suatu potensi terjadianya suatu
peristiwa ( events ) yang dapat menimbulkan kerugian. Risiko yaitu suatu
kemungkinan akan terjadinya hasil yang tidak diinginkan, yang dapat
menimbulkan kerugian apabila tidak diantisipasi serta tidak dikelola
7
Trimulato, Manajemen Risiko Berbasis Syariah, Jurnal Ekonomi Syariah dan Filantropi Islam,
Vol. 1, No. 1, Juni 2017, p-ISSN: 2580-3360 e-ISSN: 2581-2874.
8
Indra Siswanti., dkk, Manajemen Risiko Perusahaan(Medan: Yayasan Kita Menulis, 2020) , 2-3.
7
sebagaimana mestinya.9 Adapun pengertian risiko menurut para ahli,
diantaranya:
1) Menurut Ricky W. Griffin dan Ronald J. Ebert, risiko adalah
Uncertainty about future events ( ketidakpastian tentang kejadian masa
depan ).
2) Menurut Joel G. Siegel dan Jae K. Shim, mendefinisikan risiko pada
tiga hal, yaitu :
a. Pertama adalah keadaan yang mengarah kepada sekumpulan
hasil khusus, dimana hasilnya dapat diperoleh dengan
kemungkinan yang telah diketahui oleh pengambilan
keputusan.
b. Kedua adalah variasi dalam keuntungan, penjualan atau
variabel keungan lainnya.
c. Ketiga adalah kemungkinan dari sebuah masalah keuangan
yang mempengaruhi kinerja operasi perusahaan atau posisi
keuangan, seperti risiko ekonomi, ketidakpastian politik, dan
masalah industri.
1) Risiko murni
Risiko murni merupakan bentuk risiko yang hanya memiliki dua efek pada
perusahaan yaitu rugi dan break even. Contoh dari risiko ini seperti
kebakaran, kecelakaan serta pencurian.
2) Risiko spekulatif
9
Andrianto dan Anang Firmansyah, MANAJEMEN BANK SYARIAH Implementansi Teori dan
Praktek , 238.
10
Ida Ayu Made Sasmita Dewi, MANAJEMEN RISIKO (Denpasar: UNHI Press, 2019), 42.
8
Risiko spekulatif merupakan bentuk risiko yang memilik tiga dampak bagi
perusahaan yaitu perusahaan bisa rugi, perusahaan bisa untung ataupun
break even.
3) Risiko partikular
Risiko partikular merupakan risiko yang bersumber dari individu dan
berdampak secara lokal.
4) Risiko fundamental
Risiko fundamental merupakan risiko yang bersumber bukan dari individu
dan berdampak luas.11
a) Risiko Strategi
Menurut Djohanputro (2008) risiko strategi adalah risiko yang dapat
mempengaruhi eksposur korporat dan eksposur strategis sebagai akibat
keputusan stratgis yang kurang sesuai dengan karakteristik lingkungan
usaha secara internal maupun eksternal. Risiko staretgi bisa dilatar
belakangi akibat fenomena politik maupun lingkungan ekonomi yang tentu
hal tersebut berhubungan dengan hal-hal makro diluar perusahaan.
Risiko strategi secara sederhananya muncul karena tidak
matangnya risiko yang diambil suatu perusahaan yang berdampak kepada
ketidak pastian terhadap usahanya. Risiko strategi paling umum dijumpai
saat fase pengembangan produk oleh suatu perusahaan guna
memenangkan persaingan pasar dan menjaga eksistensi perusahaan
tersebut.
b) Risiko Legal dan Kepatuhan
Menurut Whalley M. 2016 risiko hukum merupakan risiko kerugian
finansial atau bahkan reputasi yang diakibatkan oleh ketidaksadaran
maupun kesalahpahaman, ketidakpedulian terhadap hukum maupun
11
Irdawati., dkk, Pengantar Manajemen Risiko dan Asuransi(Medan: Yayasan Kita Menulis,
2021), 2.
9
peraturan yang berlaku untuk bisnis (produk, proses maupun layanan).
Risiko kepatuhan sangat eratdengan risiko hukum dikarenakan risiko
kepatuhan merupakan dampak yang didapat perusahaan akibat perusahaan
tidak memenuhi ketentuan dalam bidang peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Seperti kepatuhan membayar pajak, kepatuhan terhadap
sistem gaji yang berlaku. Bila ketentuan ketentuan tersebut tidak
dilaksanakan oleh perusahaan maka hal tersebut berdampak pada kerugian
finansial hingga penutupan tempat usaha.
c) Risiko Operasional
Menurut Djohanputro (2008) risiko operasional merupakan potensi
penyimpangan dari hasil yang diharapkan karena tidak berfungsinya suatu
sistem, sumber daya manusia, teknologi, maupun faktor lainya. Risiko
operasional muncul pada dua tingkatan teknis dan organisasi. Risiko
operasional mengarah pada hal yang sangat tidak diharapkan oleh
perusahaan karena sering terjadi dalam kegiatan sehari-hari perusahaan.
Contoh yang pailng umum terjadi risko operasional diakibatkan oleh
kesalahan manusia seperti dalam hal input data. Namun dalam kasus
tertentu risiko operasional bisa muncul dari akibat bencana alam,
kebakaran, maupaun sebab eksternal lain.
d) Risiko Finansial
Menurut Jorion (2007) risiko finansial diakibatkan adanya pergerakan
pada pasar finansial yang tidak dapat diperkirakan. Risiko ini berkaitan
dengan kerugian yang mungkin dihadapi dalam pasar finansial, seperti
kerugian akibat pergerakan tingkat suku bunga atau kegagalan dalam
obligasi finansial. Risiko keuangan adalah risiko yang berkaitan dengan
biaya ekstra yang menyebabkan kerugian pada finasial perusahaan. Secara
umum risiko ini dipicu oleh kredit maupun hutang. Kategori risiko
finansial lebih mengacu pada arus masuk dan keluar uang dalam bisnis
perusahaan. Dalam pasar modal risiko keuangan timbul karena adanya
pergerakan pasar finansial yang tidak dapat diprediksi. Risiko ini berkaitan
dengan kerugian yang mungkin dihadapi dalam pasar finansial.
10
e) Risiko Reputasi
Risiko reputasi merupakan dampak positif maupun negatif yang dihasilkan
oleh reputasi yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi.
Reputasi merupakan nama baik perusahaan oleh karena itu bila reputasi
sebuah perusahaan hancur maka menyebabkan kerugian berupa
ketidakpercayaan pelanggan.
f) Risiko Kredit
Menurut Hardanto (2006) risiko kredit merupakan suatu kerugian yang
diakibatkan kegagalan dalam memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo.
Risiko ini muncul karena suatu perusahaan menjalankan transaksi kredit.
Risiko ini berlaku bagi perusahaan yang menjalankan usahanya pada
bidang pembiayaan ataupun memberikan pinjaman uang seperti bank,
koperasi, maupun perusahaan pembiayaan lainya. Risiko kredit ini timbul
karena pihak penerima kredit atau pembiayaan mengalami gagal bayar
maka pihak perusahaan yang memberikan pinjaman atau kredit akan
mengalami kerugian. Untuk meminimalisir risiko ini maka perlu
melakukan analisa yang baik bagi calon nasabah seperti kemampuan
finansial, karakter, prospek usaha, hingga jaminan atas kredit tersebut.
g) Risiko Pasar
Risiko pasar dapat dijelaskan sebagai risiko dari fluktuasi Nilai Aktiva
Bersih (NAB) yang disebabkan oleh perubahan sentimen pasar keuangan
seperti saham dan obligasi yang menjadi aset dalam pengelolaan
portofolio reksa dana. Risiko ini juga biasa disebut dengan risiko
sistematik karena sifatnya yang pasti terjadi dan tidak dapat dihindari oleh
investor. Risiko ini dipengaruhi oleh banyak faktor dan cenderung terjadi
dalam jangka waktu pendek.12
2. Manajemen Risiko
a. Konsep Manajemen Risiko Konvensional
Manajemen Risiko muncul semenjak terjadinya financial
saster pada 1990an. Ditemukannya metode vaR (value ata Risk)
12
Irdawati., dkk, Manajemen Risiko Perusahaan, 6-12.
11
menjadi andil besar pertumbuhan manajemen risiko dari tahun ke
tahun. Hal ini menghasilkan paradigma baru bahwa perusahaan
pada dasarnya melakukan bisnis pengelolaan risiko. Konsep ini
dicontohkan sebagai berikut:
Hazard Peril Losses
1) Risk dan Uncertanly
Walaupun risiko sangat erat keterikatanya dengan ketidak
pastian, namun keduanya memiliki perbedaan. Ketidakpastian
merupakan kondisi yang ditimbulkan dari kurangnya
pengetahuan, informasi atau pemahaman mengenai suatu
keputusan. Ketidakpastian memunculkan keragu-raguan dan
keragu-raguan memunculkan risiko bila keragu-raguan tersebut
besar maka potensi risiko yang muncul juga besar.
2) Risk dan Opportunity
Kejadian di masa yang akan datang tidak dapat diprediksi
secara pasti dapat menyebabkan kondisi baik atau kondisi
buruk. Dalam hal ini jika berdampak baik maka akan menjadi
peluang (opportunity), namun bila berdampak buruk hal
tersebut manjdi risiko.
3) Eksposur
Eksposur merupakan tingkat kemungkinan terburuk atau bisa
disebut tingkat maksimum kerugian yang akan dialam jika
suatu peristiwa atau transaksi terjadi. Misalnya contoh, dengan
fokus pemberian kredit pada Usaha Kecil dan Menengah hal ini
akan meningkatkan risiko tertentu seperti risiko gagal bayar
sehingga dapat dikatakan bank yang terfokus memberikan
kredit Usaha Kecil dan Menengah memiliki eksposur dari
risiko gagal bayar yang lebih tinggi.
4) Volatilitas
Volatilitas merupakan tingkat variabilitas hasil potensial.
Semakin tinggi volatilitas maka semakin besar tingkat risiko.
12
5) Probabilitas
Probabilitas adalah ukuran mengenai seberapa besar
kemungkinan terjadinya risk event tertentu. Tingginya risk
event menunjukkan probabilitas yang tinggi juga.
6) Severitas
Severitas merupakan besarnya tingkat kerugian yang rill yang
akan dialami. Severitas merupakan pasangan dari probabilitas.
7) Peril
Peril adalah sesuatu yang menyebabkan timbulnya kerugian
atau dapat dikatakan suatu bencana atau peristiwa yang
menimbulkan kerugian atau bermacam kerugian.
8) Hazard
Hazard merupakan kondisi-kondisi yang berumber dari
karakter suatu objek yang berpotensi meningkatkan frekuensi
dari kerugian.
9) Moral hazard
Moral hazard yaitu sikap mental seseorang yang sifatnya
negatif disengaja untuk menimbulkan potensi kerugian pihak
lain, namun menguntungkan dirinya.
10) Morale hazard
yaitu sikap mental yang tidak memperhatikan risiko atau sikap
kecerobohan.
11) Losses
Merupakan kondisi negatif yang diakibatkan dari suatu
peristiwa
12) Expected Risk
Expected risk merupakan ketidakpastian yang bisa diperkirakan
yang manjadi ranah kajian manajemen risiko.
13) Unexpected Risk
Unexpected risk merupakan ketidakpastian yang belum
diperkirakan.
13
14) Risk Event
Risk event merupakan terjadinya sebuah peristiwa yang
mengakibatkan timbulnya potensi kerugian.
15) Risk Loss
Risk loss adalah kerugian yang timbul sebagai konsekuensi dari
terjadinya risk event. Bentuk kerugian ini bisa berupa finansial
maupun non finansial.
16) Upside risk
Upside risk merupakan jenis risiko yang menguntungkan.
17) Downside risk
Downside risk merupakan jenis risiko yang merugikan.
18) Pure risk
Pure risk merupakan risiko yang menghasilkan outcome yang
merugikan.
19) Speculative risk
Speculatif risk merupakan risiko yang menghasilkan bisa
positif outcome atau bisa juga negatif outcome.
20) Systemic risk
Systemic risk merupakan risiko dalam konteks perbankan
dimana kegagalan sebuah bank akan menghancurkan
perekonomian skala nasional.
21) Stand alone risk
Stand alone risk merupakan risiko total dari sekumpulan aset
atau investment assets yang terdiri dari universifable risk
ditambah diversible risk.
22) Systematic risk
systematic risk merupakan risiko pasar yang disebabkan
variabel-variabel eksternal perusahaan yang sifatnya tidak
dapat dikendalikan.
23) Specific risk
14
Merupakan risiko yang melekat dengan internal pada sebuah
perusahaan tertentu yang dapat.13
b. Konsep Manajemen Risiko Dalam Perspektif Ekonomi Islam
Dalam perspektif Islam risiko dianggap sebagai hal yang
positif. Risiko usaha dikaitkan dengan konsep keadilan maka setiap
hasil keuntungan usaha dihasilkan dari keterlibatan dalam
menghadapi risiko usaha. Meskipun ekonomi Islam memandnag
risiko sebagai hal yang positif. Namun belum komperhensifnya
konsep risiko dalam sudut pandang Islam. Konsep Islam
memandang risiko hanya dalam aspek gharar dan maisir.
Dalam gharar profil risiko usaha bersifat “expected risk”
berhadapan orang lain yang lebih lemah karena tidak mengetahui
risiko yang bersifat unexpected risk. Dan pihak yang “expected
risk” mengetahui bahwa jika transaksi dilakukan maka ada
kepastian “loss” yang akan diderita pihak yang lemah. Bila pihak
yang unexpected risk masih menghadapi potensi loss maupun risk
loss dan tidak berupa kepastian loss, maka transaksi exchange
tersebut tidak termasuk gharar. Sementara didalam maisir kedua
pihak atau lebih sama-sama tidak mengetahui profil risiko atau
keduanya melihat risiko sebagai unexpected risk.
Islam memberikan landasan mengenai prinsip manajemen
risiko meliputi:
a. Ruang lingkup risiko yang dianggap positif yaitu
keditakpastian yang sifatnya expected atau bisa diperkirakan
b. Jenis risiko unexpected sifatnya haram.
c. Gharar dan maisir: Larangan bersifat temporer
d. Gharar dan maisir: Larangan bersifat spesifik
13
Veithzal Rival, Rifki Ismail, Islamic Risk Management For Islamic Bank (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2013), 104-107.
15
1) Dalam konteks manajemen risiko, speculative risk
berarti risiko yang outcome risikonya bukan hanya
mengandung kemungkinan kerugian, namun juga
mengandung kemungkinan keuntungan.
2) Gharar dan maisir tidak bertentangan dengan
speculative risk menurut versi risk management.
Tindakan spekulatif yang dilarang dalam Islam disini
berada di dalam risk manajemen.
3) Spekulasi yang dilarang dalam Islam yaitu spekulasi
yang “salah satu atau kedua pihak yang terlibat
transaksi atau usaha tidak memiliki pengetahuan
tentang profil risiko transaksi atau risiko usahanya”.
Singkatnya spekulatif dilarang bila bersifat unexpected
bagi salah satu atau semua pihak.14
Metodologi Penelitian
Pembahasan
14
Veithzal Rival, Rifki Ismail, Islamic Risk Management For Islamic Bank , 108-109.
15
Albi Anggito, Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif(Sukabumi: CV. Jejak, 2018), 8.
16
Abdi Mirzaqon T, Studi Kepustakaan Mengenai Landasan Teori dan Praktik Konseling
Expressive Writing, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya. 4
16
Manajemen risiko didefinisikan sebagai suatu metode logis dan sistematik
dalam identifikasi, kuantifikasi, menentukan sikap, menetapkan solusi, serta
melakukan monitor dan pelaporan risiko yang berlangsung pada setiap aktifitas
atau proses.17
Dalam dunia industri, pelaku ekonomi merasa perlu adanya pemikiran guna
menjalankan bisnisnya. Pemikiran manajemen digunakan untuk mengatur
kegiatan produksi, kegiatan pemasaran barang, dan menjaga hubungan baik antara
produsen dan karyawan. Dengan manajemen, memungkinkan untuk melakukan
inovasi, mengembangkan fasilitas dan teknik kegiatan produksi dalam dunia
industry. Kristalisasi pemikiran manejemen mulai berkembang pada kurun waktu
tersebut, dan terus berkembang serta mengalami berbagai pembaharuan. Tidak
lepas hal yang cukup penting bagi perusahaan mengenai manajemen risiko. Untuk
mengahadapi risiko yang mungkin akan dihadapi.
Manajemen risiko dalam Islam yaitu kegiatan dalam menjaga amanah Allah
pada harta kekayaan dengan tujuan kemashlahatan manusia. Konsep dasar
17
Ferry N. Idroes, Manajemen Risiko Perbankan, (Jakarta: Rajawali pers, 2008), 5.
18
Fachmi Basyaib, Manajemen Risiko, (Jakarta: PT. Grasindo, 2007), 9-10.
17
manajemen risiko sudah dituliskan dalam Al-Qur’an sekitar 14 abad yang lalu.
Salah satu cerita yang sangat indah dalam al-qur’an adalah mengenai nabi Yusuf
a.s yang dalam satu bagiannya diperkenalkan bagaimana cara mengelolah risiko.
Allah SWT berfirman:
ي ِِ
َ الْغَافل
Dilanjutkan, melopat ke selanjutnya tentang jawaan Nabi Yusuf a,s Allah SWT
berfirman.
18
َُّوه ِِف ُسْنبُلِوِ إََِّّل قَلِ ًيَل ِِمَّا ََتْ ُكلُو َن ّت
ُ ص ْد ُُْت فَ َذ ُر َ ِال تَ ْزَر ُعو َن َسْب َع ِسن
َ ي َدأ ًًَب فَ َما َح َ َق
ِ ك سبع ِش َد ٌاد َيْ ُكلْن ما قَدَّمتُم ََل َّن إََِّّل قَلِ ًيَل ِِمَّا ُُْت
صنُو َن ّتَُّ ََيِِْت ِم ْن ِ ِ ِ
ُ ْْ ََ َ ٌ ْ َ َ ََيِِْت م ْن بَ ْعد ََٰذل
ِ اث النَّاس وفِيوِ ي ع
ص ُرو َن ِِ َ ِبَ ْع ِد ََٰذل
ْ َ َ ُ ُ َك َع ٌام فيو يُغ
“ (47) Yusuf berkata: "Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya)
sebagaimana biasa; maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan
dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan. (48) Kemudian sesudah itu akan
datang tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan
untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu
simpan. (49) Kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia
diberi hujan (dengan cukup) dan dimasa itu mereka memeras anggur". (QS.
Yusuf; 47-49).19
Dari kisah tersebut, bisa dikatakan bahwa pada tujuh tahun kedua akan
timbul kekeringan yang dahsyat. Ini merupakan suatu risiko yang menimpa negeri
Yusuf tersebut. Namun dengan adanya mimpi sang raja yang kemudian
ditakwilkan oleh Yusuf maka kemudian Yusuf telah melakukan pengukuran dan
pengendalian atas risiko yang akan terjadi pada tujuh tahun kedua tersebut. Hal ini
dilakukan Yusuf dengan cara menyarankan kepada rakyat seluruh negeri untuk
menyimpan sebagian hasil panennya pada panenan tujuh tahun pertama demi
menghadapi paceklik pada tujuh tahun berikutnya. Dengan demikian maka
terhindarlah bahaya kelaparan yang mengancam negeri Yusuf tersebut. Sungguh
suatu pengelolaan risiko yang sempurna. Proses manajemen risiko diterapkan
Yusuf melalui tahapan pemahaman risiko, evaluasi dan pengukuran, dan
pengelolaan risiko.
19
Trimuloto, “MANAJEMEN RISIKO BERBASIS SYARIAH”, Jurnal Ekonomi Syariah dan
Filantropi Islam Vol. 1, No. 1, Juni 2017, 97-98.
19
kegiatan usaha atau investasi, namun kita tidak bisa memastikan apa yang akan
kita dapatkan dari hasil investasi tersebut, apakah untung atau rugi. Hal ini
merupakan sunnatullah atau ketentuan Allah seperti yang disampaikan kepada
Nabi Muhammad saw, 1400an tahun yang silam dalam Surat Luqman ayat 34
berikut:20
Kesimpulan
20
Fasiha Kamal, ”Manajemen Resiko dan Resiko Dalam Islam”, Jurnal Muamalah: Volume IV,
No. 2, Agustus 2014, 97.
20
Daftar Pustaka
21