Anda di halaman 1dari 10

BAGIAN II

KOTA BEKASI

MENUJU KOTA METROPOLITAN


A. PENINGKATAN INFRASTRUKTUR
Sebagai wilayah perkotaan yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta, Kota Bekasi
awalnya merupakan salah satu wilayah yang difungsikan sebagai kota penyangga.
Namun, pada perkembangannya Kota Bekasi menjadi kota metropolitan sendiri.
Peningkatan jumlah penduduk, perkembangan industri dan infrastruktur yang pesat,
bisa bersaing dengan ibu kota, Jakarta. Perkembangan luar biasa ini tentu berdampak
pada masalah-masalah perkotaan yang umum dihadapi.
Kemacetan pada jam-jam sibuk menjadi salah satu persoalan yang siap dihadapi
Pemerintah Kota Bekasi. Tingginya intensitas dan mobilitas kendaraan serta masyarakat
merupakan pendorong peningkatan pengguna jalan di wilayah Kota Bekasi sehari-hari,
khususnya jam-jam sibuk. Kenyataannya, masyarakat yang secara administratif tercatat
sebagai penduduk Kota Bekasi adalah sekitar 2,8 juta jiwa. Setiap harinya ribuan
kendaraan melewati wilayah Kota Bekasi dengan estimasi sekitar 7 juta jiwa berlalulalang diwilayah Kota Bekasi.
Meski begitu, Pemerintah Kota Bekasi melihat posisi ini positif. Kota Bekasi yang
mengandalkan perdagangan dan jasa akan mendapatkan manfaat dari mobilitas
masyarakat yang terus meningkat. Dibutuhkan strategi dan kebijakan dalam
menghadapi gelombang populasi dan menjadikan posisi ini sebagai peluang.
BANGUN JALAN LAYANG DAN JALAN TOL BARU
Ledakan jumlah penduduk, arus komuter warga, perkembangan industri dan jasa
dihadapi Pemerintah Kota Bekasi dengan berbagai kebijakan. Kerangka rencana
strategis disusun untuk mendukung perkembangan Kota Bekasi untuk beberapa tahun
bahkan puluhan tahun mendatang. Mengatasi aksesibilitas dan mobilitas masyarakat
yang tersendat, Pemerintah Kota Bekasi merencanakan solusi terbaik, termasuk
bekerjasama dengan swasta.
Untuk mengurai arus kendaraan, beberapa pembangunan jalan dilakukan, termasuk
membangun moda transportasi moderen sebagai alternatif mengurangi penggunaan
kendaraan bermotor. Salah satu jalan layang yang mendapat perhatian pemerintah
adalah Jalan Agus Salim. Dengan membangun jalan layang, arus lintas kendaraan dari
utara menuju selatan atau pusat kota bisa menggunakan akses langsung ini. Jalan layang
akan melintasi Simpang Bulan-Bulan, Jalan Perjuangan dan berakhir di lokasi Perumahan
Green River City.

Selain jalan layang, Pemerintah Kota Bekasi kembali menghidupkan proyek jalan tol
yang mandek yaitu, Jalan Tol Becakayu (Bekasi-Cawang-Kampung Melayu). Jalan tol ini
diperkirakan rampung tahun 2017. Pembangunan Tol Casablanca- Kampung MelayuJakasampurna sepanjang 11 kilometer dan Jakasampurna-Duren Jaya (Bekasi Timur)
sepanjang 10,4 kilometer diharapkan untuk mengurai kemacetan di DKI Jakarta dan
Kota Bekasi.
BANGUN STADION BERTARAF INTERNASIONAL
Stadion Patriot merupakan ikon baru Kota Bekasi. Stadion bernilai Rp 460 miliar dengan
luas sembilan hektar ini berkapasitas 30.000 penonton merupakan stadion bertaraf
internasional. Tahap pertama pembangunan yaitu tribun barat dan timur sudah
rampung dan dilengkapi bangku penonton serta rumput lapangan untuk bermain sepak
bola. Tribun barat berbatasan dengan Jalan Guntur, tribun timur berbatasan dengan
Jalan Jendral Ahamd Yani.
Pembangunan tahap dua akan dilanjutkan tahun 2015, dengan menargetkan
penyelesaian tribun utara dan selatan. Tribun selatan berbatasan dengan Jalan
Tangkuban Perahu, tribun Utara berbatasan dengan hutan kota, Jalan Jendral Sudirman.
Dengan kapasitas penonton yang besar, disediakan lahan parkir yang mampu
menampung sekitar 15.000 kendaraan roda dua dan roda empat.
Anggaran pembangunan stadion merupakan dana dari APBD Provinsi Jawa Barat dan
APBD Kota Bekasi, dengan perbandingan 90 persen ditanggung Pemerintah Kota Bekasi,
selebihnya dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Pembanguan tahap I dimulai pada
2011, tahap IIA tahun 2012, tahap IIB tahun 2013 (APBD murni), tahap IIB (APBD
perubahan) dan tahap III pada tahun 2014-2015.
Hingga kini, telah rampung pembangunan tahap II dan diresmikan bertepatan dengan
HUT 17 Kota Bekasi. Meski tribun utara dan selatan belum rampung dikerjakan,
namun stadion sudah dapat digunakan untuk bermain sepak bola. Sedangkan di sisi
utara, akan dipercantik dengan hutan kota yang semakin tertata rapi dengan luas sekitar
8,8 hektare. Stadion Patriot memiliki empat pintu masuk yakni dua akses berada di
tribun Timur melalui Jalan Ahmad Yani dan dua akses lainnya berada di tribun Barat
melalui Jalan Guntur.
LAYANAN SATU ATAP DI PERKANTORAN 10 LANTAI
Guna mendukung kinerja pemerintah dalam menyiapkan dan melayani masyarakat
secara cepat, Pemerintah Kota Bekasi membangun gedung kantor berlantai sepuluh,
untuk menampung dinas-dinas serta SKPD yang selama ini terpisah-pisah. Bangunan ini
diresmikan bertepatan dengan perayaan HUT Kota Bekasi yang ke 17 pada Maret Tahun
2014. Sejak bangunan ini diresmikan, pelayanan satu atap dilakukan Pemerintah Kota
Bekasi. Pembangunan ini merupakan salah satu prestasi membanggakan bagi
Pemerintah Kota Bekasi.

PELETAKAN BATU PERTAMA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD)


Infrastruktur lainnya yang diproyeksikan Pemerintah Kota Bekasi dalam mencapai visi
misinya adalah proyek pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah Non Kelas yang
dikhususkan bagi warga tidak mampu. Peletakan batu pertama secara resmi sudah
dilakukan Wali Kota Bekasi pada Maret 2014. Rumah sakit ini berada di Jalan Mayor
Oking dan bersinergi langsung dengan RSUD Kota Bekasi.
PEMBANGUNAN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI RUTILAHU DI 12 KECAMATAN
Kendala ketersediaan rumah layak huni juga diprioritaskan Pemerintah Kota Bekasi. Di
beberapa kecamatan, masih terdapat rumah-rumah tidak layak huni. Pemerintah Kota
Bekasi menargetkan pembangunan rumah layak huni masyarakat di 12 kecamatan.
Tujuannya, untuk membantu masyarakat miskin memiliki rumah yang layak dan
mendukung kesehatan lingkungan.
PENGEMBANGAN RSUD KOTA BEKASI
Meningkatkan layanan kesehatan kepada masyarakat merupakan salah satu program
strategis Pemerintah Kota Bekasi. Ketersediaan sarana prasarana rumah sakit untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat ditandai dengan peningkatan jumlah ruang-ruang
rumah sakit di RSUD Kota Bekasi. Selain membangun Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
khusus bagi masyarakat kurang mampu, Pemerintah Kota Bekasi juga meningkatkan
jumlah kapasitas tempat tidur RSUD Kota Bekasi, sehingga mampu menampung
ketersediaan tempat tidur bagi masyarakat.
MOU TRIPARTIT MENGATASI KEMACETAN
Pemerintah Kota Bekasi akan melebarkan 19 titik jalur kemacetan untuk mengurai
simpul kemacetan yang selama ini terjadi. Jalan KH. Noer Ali salah satunya dengan
proyeksi sisi selatan jalan Kalimalang selebar dua sampai tiga meter. Pelebaran jalan
dimulai pada sisi selatan Jalan Kalimalang dari depan Metropolitan Mall Bekasi sampai
Sumber Arta, jalan yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta.
Jalan ini akan mengurai kemacetan yang terjadi akibat dibukanya pintu exit Tol Bekasi
Barat 3. Pemerintah Kota Bekasi juga memulai pekerjaan program pelebaran jembatan
di Jalan Joyo Martono, depan pintu masuk Tol Bekasi Timur. Pelebaran jembatan ini
akan mengurangi titik kemacetan Kota Bekasi, akibat penyempitan jalan di sepanjang
jembatan depan pintu Tol Bekasi Timur. Pembangunan 19 titik jalur kemacetan ini akan
bersinergi dengan Pemerintah DKI Jakarta dan Pemerintah Pusat, termasuk
pembangunan jalur monorel Jakarta-Bekasi dan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu
(Becakayu).
2.300 PAKET PROYEK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
Tahun 2015 dicanangkan sebagai Tahun Infrastruktur oleh Pemerintah Kota Bekasi.
Pembangunan jembatan di atas tol di ruas perempatan Bulak Kapal yang berada di sisi
utara pintu tol Bekasi Timur merupakan salah satunya. Untuk mengurai kemacetan di

ruas ini, pemerintah akan membangun jalan simpang Bulak Kapal dan dua ruas jalan
layang yang menyeberangi perlintasan kereta api.
Selain itu, ada tiga ruas jalan layang yang dibangun. Pertama, jalan layang yang
menghubungkan Jalan Joyo Martono dan Jalan Pahlawan, jalan layang menghubungkan
Jalan Juanda dan Jalan Joyo Martono dan yang ketiga adalah jalan layang yang
menghubungkan Jalan Pahlawan melintasi rel kereta api ke Jalan Diponegoro arah ke
Tambun.
Jalan bawah tanah (underpass) menghubungkan Jalan Juanda dan Jalan Diponegoro
sebagai jalan utama juga akan dibangun untuk meningkatkan aksesibilitas perlintasan.
Inilah beberapa dari 2.300 proyek infrastruktur yang diprogramkan Pemerintah Kota
Bekasi sepanjang tahun 2015. Selain itu, akan ada perbaikan jalan-jalan utama, sanitasi
dan fasilitas umum lainnya.

B. PROGRES MENUJU KOTA METROPOLITAN


Keberadaan Kota Bekasi begitu penting bagi wilayah DKI Jakarta. Kota Bekasi merupakan
salah satu alternatif terbaik untuk berbagai fasilitas publik seperti pemukiman,
perdagangan dan sentral bisnis. Kota Bekasi mampu memerankan tugasnya sebagai
satelit Kota Jakarta dan berbenah menuju kota mandiri dengan segala kelengkapan
fasilitas yang sudah dimiliki.
Dalam berbagai literatur, Kota Bekasi begitu menginspirasi banyak orang tidak hanya
investor yang ingin menanamkan sahamnya di berbagai bidang strategis. Kota Bekasi
juga menjadi sumber inspirasi bagi para seniman untuk menuangkan kreasinya, antara
lain muncul dalam puisi Krawang-Bekasi karya Chairil Anwar dan dalam dua novel
karya Pramoedya Ananta Toer yang berjudul Kranji-Bekasi Jatuh (1947) serta Di Tepi Kali
Bekasi (1951). Karya-karya tersebut lahir pada masa revolusi kemerdekaan Indonesia.
Progres Kota Bekasi menuju Kota Metropolitan bukan lagi isapan jempol semata. Kota
Bekasi telah menancapkan pondasi kuat menuju kemandirian dan dasar pembentukan
kota metropolitan. Keberadaan pusat-pusat perbelanjaan, cluster-cluster perumahan
dari level terendah sampai termahal menjadikan Kota Bekasi kuat dalam kemandirian.
Zona industri, pendukung ketersediaan lapangan kerja juga memperkaya tahapantahapan menuju kota metropolitan.
PEMBANGUNAN TRANSPORTASI PUBLIK MODEREN AEROMOVEL
Ketersediaan transportasi publik yang baik, terencana dan sustainable merupakan ciri
kota metropolitan. Transportasi publik yang baik berikut fasilitas pendukung merupakan
layanan yang akan membantu mobilitas masyarakat dan meminimalisir penggunaan
kendaraan pribadi di jalan-jalan utama. Pemerintah Kota Bekasi telah membuat progres
baik dalam masalah mengatasi transportasi publik. Salah satunya dengan moda

transportasi moderen, Aeromovel. Transportasi mirip dengan monorel dan Mass Rapit
Transit (MRT).
Secara teknis moda transportasi massal Aeromovel sama dengan monorel. Bedanya,
Aeromovel menggunakan tenaga angin yang penggeraknya berbentuk blower di bawah
kereta dan lebih ringan karena tidak ada mesin. Alat transportasi seperti ini sebenarnya
sudah ada di Indonesia dan digunakan di tempat wisata Taman Mini Indonesia Indah
(TMII).
Transportasi massal aeromovel dikerjakan pada 2015 ini dibiayai investor swasta.
pembangunan lintasan sepanjang 3,2 kilometer direncanakan selesai dalam delapan
bulan. Proyek ini dikerjakan tanpa merusak lingkungan atau pepohonan karena tiang
pancang lebih kecil dibanding monorel atau MRT. Transportasi massal ini mampu
mengangkut sekitar 250 orang dengan 25 rangkaian.
Sebagai langkah awal, jalur yang akan dilintasi Aeromovel akan dibangun tiga stasiun,
Perumahan Kemang Pratama, Summarecon dan Harapan Indah, dengan panjang jalur
sekitar 12 kilometer. Lokasi ini dipilih karena infrastukturnya sudah memadai.
Aeromovel akan memudahkan masyarakat mengakses pusat perbelanjaan, pusat moda
transportasi massal lainnya dan lokasi strategis lainnya, sehingga sinergi dengan
perencanaan transportasi pemerintah pusat dan DKI Jakarta.
Analoginya, masyarakat Bekasi yang berada di Rawalumbu akan menggunakan
Transjakarta, bisa naik Aeromovel dari Kemang Pratama menuju Harapan Indah,
kemudian naik busway ke Jakarta. Proyek ini sudah dibahas dengan pihak konsorsium
yang diusulkan PT Cakar Bumi Integrasi (CBI).
KETERSEDIAAN FASILITAS PUBLIK
Fasilitas publik moderen sangat erat kaitannya dengan Kota Metropolitan. Bagaimana
dengan fasilitas publik yang dimiliki Kota Bekasi? Secara umum, fasilitas publik menuju
Kota Metropolitan sudah on track. Lihat saja kemegahan Stadion Patriot, jalan-jalan
menuju wilayah perumahan kota mandiri seperti Kota Harapan Indah, Kemang Pratama,
Galaxi City hingga Summarecon Bekasi, empat area popular yang menjadikan Kota
Bekasi bergairah.
Kendala utama terdapat pada jalan-jalan utama, termasuk yang membutuhkan sinergi
dengan pemerintah pusat dan daerah sekitar Kota Bekasi. Seperti jalan negara, jalan tol
dan juga sinergi jalan-jalan serta transportasi publik yang menghubungkan daerah Kota
Bekasi, Kabupaten Bekasi, Depok dan DKI Jakarta. Dibutuhkan persuasi yang elegan dan
menguntungkan dua pihak dalam pembangunan sinergi dua daerah, khususnya
mengatasi aksesibilitas jalan raya di Kota Bekasi.
Secara umum, kualitas layanan publik di Kota Bekasi sudah baik. Seperti layanan
kesehatan, terdapat puluhan rumah sakit swasta dan RSUD yang melayani masyarakat.

Di bidang pendidikan, ribuan sekolah TK, ratusan Sekolah Dasar sampai tingkat
SMA/SMK tersebar di semua kecamatan di Kota Bekasi. Sedangkan untuk pendukung
kebutuhan masyarakat, terdapat 14 pusat perbelanjaan besar dan puluhan supermarket
untuk memenuhi kebutuhan warganya.
Prioritas Pemerintah Kota Bekasi tahun 2015 ini adalah meningkatkan kualitas fasilitas
umum seperti jalan-jalan dan juga meningkatkan mobilitas masyarakat, termasuk
mengurangi kemacetan akibat populasi kendaraan yang melintasi Kota Bekasi yang
begitu tinggi. Upaya lain dalam mendukung pelayanan publik, Pemerintah Kota Bekasi
telah berhasil membangun perkantoran satu atap, sehingga masyarakat, investor dan
komunitas bisnis lainnya bisa mendapatkan pelayanan maksimal.
PROGRAM LINGKUNGAN BERKELANJUTAN
Komitmen Pemerintah Kota, stake holder dan masyarakat dalam menjaga lingkungan
sudah memasuki tahap menggembirakan. Keterlibatan masyarakat dan perusahaan
menjaga lingkungan Kota Bekasi diharapkan mampu meningkatkan kualitas lingkungan.
Aturan-aturan dalam Perda memungkinkan ketersediaan lahan atau Ruang Terbuka
Hujau (RTH) Kota Bekasi semakin baik.
Pergerakan dan pertumbuhan pemukiman, termasuk berdirinya beberapa kota mandiri
merupakan obyek utama penerapan program lingkungan berkelanjutan. Setiap
developer diwajibkan menyediakan RTH sesuai kuota yang ditentukan pemerintah kota,
sesuai kepadatan wilayah masing-masing. Selain masalah ketersediaan lahan hijau,
Pemerintah Kota Bekasi juga meningkatkan penerapan program lingkungan seperti
pengolahan sampah secara mandiri oleh masyarakat, penghijauan dan penerapan
hemat energi.
PEMBAGIAN ZONA STRATEGIS
Guna mewujudkan Kota Bekasi sebagai lokasi hunian dan usaha kreatif yang nyaman,
dengan peningkatan kualitas lingkungan hidup yang berkelanjutan, Pemerintah Kota
Bekasi melakukan penataan ruang dan wilayah, menjaga lingkungan untuk 20 tahun
mendatang. Berdasarkan Visi dan Misi serta karakteristik wilayah Kota Bekasi, potensi
Kota Bekasi sebagai kota kreatif yang ihsan melingkupi pengembangan jasa,
perdagangan, permukiman, industri kecil menengah, merupakan salah satu
pertimbangan dalam merumuskan arah penataan ruang kota Bekasi.
Selain berbagai potensi diatas, permasalahan daya tampung dan daya dukung
lingkungan Kota Bekasi, baik secara internal (untuk mendukung pesatnya perkembangan
Kota Bekasi) maupun secara eksternal (untuk mendukung pesatnya perkembangan
Kawasan Jabodetabek-Punjur), faktor penting dalam pertimbangan tujuan penataan
ruang wilayah masa depan Kota Bekasi.
Berdasarkan aspek penataan ruang wilayah nasional, arahan kebijakan yang berkaitan
dengan penataan ruang wilayah Kota Bekasi meliputi fungsi Kota Bekasi sebagai Pusat

Kegiatan Nasional (PKN). Arahan pengembangan revitalisasi fungsi Kota Bekasi,


revitalisasi dan pengembangan Kota Bekasi begitu pesat, maka fungsi kawasan lindung
dan ruang terbuka hijau yang begitu penting harus bisa dikendalikan dan dikembalikan
fungsinya, sejalan dengan perkembangan Kota Bekasi dimasa yang akan datang.
Berdasarkan Kebijakan Tata Ruang Wilayah Makro yang tertuang dalam RTRW Nasional,
RTRW Propinsi Jawa Barat, maupun RTRW Kawasan Tertentu Jabotabek, serta posisi
wilayah Kota Bekasi yang berbatasan dengan wilayah DKI Jakarta, memiliki peran
sebagai pengimbang (counter magnet) ibukota Negara Republik Indonesia (Jakarta).
Berbagai kebijakan pembangunan digariskan Pemerintah Kota Bekasi, berorientasi pada
kepentingan nasional (terutama Jakarta).
Dalam struktur tata ruang wilayah makro, Kota Bekasi diarahkan pengembangannya
sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), sekaligus menjadi bagian dari kawasan
pengimbang (counter magnet) DKI Jakarta. Kegiatan-kegiatan utama diarahkan
pengembangannya pada sektor jasa, perdagangan, industri dan permukiman. Kebijakan
pembangunan ini sangat strategis dan dominan, sehingga sangat besar pengaruhnya
terhadap perkembangan dan pembangunan di Kota Bekasi.
MENDUKUNG PEMUKIMAN VERTIKAL
Pengembangan hunian di Kota Bekasi difokuskan pada pembangunan vertikal, seiring
semakin terbatasnya lahan. Saat ini, luas area terbuka untuk pembangunan yang tersisa
hanya berkisar 30%-40%. Pengembangan properti jenis rumah tapak (landed house)
akan diminimalisir untuk mencapai kuato ruang terbuka hijau yang belum memenuhi
harapan. Pengembangan hunian oleh para developer diarahkan pada pembangunan
properti jenis apartemen. Dari sisi perizinan, pemukiman horizontal sudah diminimalisir
dan pembangunan terbatas pada klaster-klaster kecil.
Pengembangan properti vertikal diberikan jaminan kepastian hukum dalam proses
birokratis perencanaan dan pembangunannya, sehingga menstimuli investasi dalam
pembangunan apartemen. Pemerintah Kota Bekasi juga fokus pada pengembangan
rumah susun bagi masyarakat kelas menengah dan menengah bawah. Selama ini
penggunan lahan dengan peruntukan pembangunan banyak digunakan untuk industri,
pusat bisnis dan sektor jasa. Saat ini, tersisa 8 persen lahan untuk pengembangan
hunian. Meski begitu, pembangunan rumah tapak dengan skala besar masih
dimungkinkan dengan metode revitalisasi kawasan tua.
PEMENUHAN KUOTA RTH
Ruang Terbuka Hijau (RTH) wilayah Kota Bekasi memang menjadi salah satu dilema
berat yang dihadapi pemerintah kota saat ini. Perencanaan Kota Bekasi sebagai kota
hijau, mendukung tujuan menjadi kota metropolitan, terkendala lahan hijau yang tersisa
hanya 13 persen dari total luas wilayah Kota Bekasi. Salah satu strategi yang diambil
pemerintah adalah memperketat aturan RTH bagi kawasan pemukiman, RTH untuk
kota-kota mandiri dan RTH untuk unit-unit bisnis.

Rencana Pemerintah Kota Bekasi mengalihfungsikan kawasan padat penduduk di tiga


kecamatan menjadi hutan kota dan taman bermain, diharapkan bisa meningkatkan
kuaota RTH dan menjadi sarana umum bermain bagi masyarakat. Lahan terbuka yang
dimiliki Kota Bekasi saat ini 2.900 hektare dari total luas wilayah Kota Bekasi 21.409
hektare. Luas lahan ini masih jauh di bawah standar nasional untuk tata ruang, dimana
lahan terbuka minimal 30 persen dari total luas wilayah.
Ketersediaan lahan terbuka hijau diharapkan tidak saja untuk menjaga tata kota yang
baik, fasilitas buat masyarakat, tetapi juga bisa mengurangi resioko banjir. Untuk
menunjang agenda tata ruang ini, Pemerintah Kota Bekasi menghimbau seluruh
bangunan baru memakai konsep vertikal. Desain bangunan ke atas, bukan melebar
supaya tidak boros lahan. Aturan bangunan vertikal itu telah ada dalam Peraturan
Daerah Kota Bekasi Nomor 10 tahun 2007, tentang bangunan vertikal.
Selain masalah ruang terbuka hijau, Dinas Tata Ruang juga akan menata kawasan
pemukiman kumuh di RW 25 Kelurahan Margahayu, Bekasi Timur. Bangunan rumah di
wilayah itu sangat padat, tidak memiliki sirkulasi udara, dan lembab. Kondisi tata ruang
Kota Bekasi mulai menyesuakan Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2009, tentang tata
ruang di wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi).
TEMATIK SEKTORAL PENDUKUNG PEREKONOMIAN
Dalam rangka Kota Bekasi menuju Kota Metropolitan, dibutuhkan dukungan
perekonomian yang berdampak langsung bagi wilayah dan masyarakat. Pemerintah pun
menjadikan perekonomian sebagai tulang punggung pergerakan utama dalam mencapai
tujuan Kota Bekasi sebagai Kota Mandiri dan Metropolitan baru. Secara umum, Kota
Bekasi sudah berada dalam kondisi perekonomian yang kuat. Terdapat berbagai pusat
bisnis yang mendorong PDRB dan kawasan-kawasan pemukiman mandiri.
Dalam Visi Misi Pemerintah Kota Bekasi 2013-2018, meningkatkan perekonomian
merupakan salah satu prioritas utama. Pengembangan usaha difokuskan pada usaha
mikro, usaha kecil dan menengah, termasuk peningkatan investasi serta upaya
menciptakan iklim usaha yang kondusif. Tematik perekonomian ini diharapkan sesuai
dengan kualitas dan kemampuan SDM masyarakat Kota Bekasi.
Misi ini diharapkan meningkatkan perkonomian melalui peningkatan kapasitas dan
perluasan sektor usaha bagi pelaku usaha yang menggeliat di wilayah Kota Bekasi.
Upaya membentuk daya saing perekonomian kota, pemerintah mencanangkan berbagai
program yang menitikberatkan pada usaha-usaha kreatif, seperti produk pengolahan
makanan, industri kecil dan perdagangan.
BIDANG EKONOMI
1. Mendorong tumbuh dan berkembangnya kegiatan usaha masyarakat.

2. Membangun iklim usaha yang kondusif dan peningkatan kualitas SDM untuk
menekan tingkat pengangguran terbuka.
3. Penguatan kelembagaan koperasi.
4. Peningkatan aksesibilitas permodalan.
5. Pengembangan usaha perdagangan.
6. Pengembangan pariwisata.
7. Mendorong Peningkatan Investasi melalui Deregulasi kebijakan investasi.
BIDANG FISIK SEBAGAI PENDUKUNG PEREKONOMIAN
1. Pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur.
2. Peningkatan pra sarana dan sarana transportasi.
3. Pengendalian kepadatan perumahan dan permukiman.
4. Pengendalian pemanfaatan ruang sesuai RTRW Kota Bekasi 2011 2031.
5. Peningkatan kualitas lingkungan hidup.
6. Peningkatan prasarana dan sarana air bersih dan sanitasi masyarakat.
BIDANG SOSIAL BUDAYA
1. Pengembangan budaya yang berorientasi pada konservasi dan kemajemukan
budaya.
2. Peningkatan layanan pendidikan wajib belajar 12 tahun.
3. Peningkatan kualitas layanan kesehatan.
4. Penanganan masalah kesejahteraan sosial melalui peran serta masyarakat dan
penguatan kelembagaan.
5. Peningkatan peran pemuda dan perempuan dalam pembangunan.
6. Peningkatan kesejahteraan keluarga.
7. Peningkatan layanan administrasi kependudukan.
8. Pengembangan prasarana dan sarana komunikasi.
9. Peningkatan kualitas perencanaan pembangunan.
10. Peningkatan peran serta lembaga kemasyarakatan dalam pembangunan.
11. Reformasi Birokrasi untuk mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik.
12. Peningkatan ketentraman dan ketertiban.
PROGRAM PRIORITAS TAHUN 2014
- Peningkatan dan Pengembangan pengelolaan keuangan daerah
- Peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan
KDH
- Optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi
- Penanganan pengaduan masyarakat
- Penataan Peraturan Perundang-undangan
- Peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur
- Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
- Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa
- Pengembangan data/informasi
- Peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunan daerah

Perencanaan pembangunan daerah


Penataan Administrasi Kependudukan
Peningkatan pelayanan perijinan
Peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan
Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan

Anda mungkin juga menyukai