Proposal Skripsi
Oleh:
Nur Fitriana
015.19.052.02
Alhamdulillahirabbil alamin. Segala puji dan syakur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT karena atas berkat rahmat dan hidayahNyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal skripsi dengan judul “ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENDISTRIBUSIAN
DANA ZAKAT DI BAZNAS OKU”. Sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada
junjungan alam Baginda Besar Nabi Muhammad SAW.
Proposal skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mengerjakan skripsi pada
program strata-1 di Jurusan Ekonomi Syariah, Sekolah Tinggi Agama Islam, Baturaja.
Kebahagiaan yang tak ternilai bagi penulis secara pribadi adalah dapat mempersembahkan
yang terbaik kepada kedua orangtua, seluruh pihak keluarga dan pihak-pihak yang telah ikut
andil dalam penyelesaian karya ilmiah ini.
Terwujudnya proposal skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah
mendorong dan membimbing penulis, baik tenaga, ide-ide, maupun pemikiran. Oleh karena
itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
semoga Allah SWT memberikan perlindungan, kesehatan, dan pahala yang berlipat ganda
atas segala kebaikan yang telah dicurahkan kepada penulis selama ini.
Secara khusus penulis menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada kedua
orang tua tercinta, Bapakku tersayang Zakaria dan Ibuku tersayang Tuti Handayani dengan
segala kebaikannya telah merawat, mengasuh, dan mendidik peneliti dari kecil hingga
menjadi sosok putri dengan segala kemampuannya mampu mengenyam pendidikan yang
layak. Dan juga kepada empat saudaraku tersayang yang selalu memberi semangat dan
motivasi. Terima kasih atas segala dukungan, motivasi, dan do’a yang tiada henti kalian
haturkan kepada Allah SWT. Semoga tetap berada dalam lindungan-Nya. Aamiin.
Dan secara khusus pula penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak MP. Yose Rizal Fajri, SE, M.Si selaku Ketua STAI Baturaja.
2. Bapak Reza Fahlevi, M.Pd.I selaku Kepala Prodi Ekonomi Syariah.
3. Seluruh Dosen STAI Baturaja yang telah memberikan kesempatan, membina, serta
memberikan kemudahan kepada penulis dalam menimbah ilmu pengetahuan sejak
awal kuliah sampai dengan penyelesaian proposal skripsi ini.
Segala usaha dan upaya telah dilakukan penulis untuk menyelesaikan proposal skripsi
ini dengan sebaik mungkin. Namun penulis menyadari sepenuhnya bahwa proposal skripsi ini
tidak luput dari berbagai kekurangan sebagai akibat keterbatasan kemampuan. Oleh karena
itu, saran dan kritik serta koreksi dari berbagai pihak demi perbaikan dan penyempurnaan
proposal skripsi ini akan penulis terima dengan baik.
Dan akhirnya penulis akhiri dengan rasa syukur kepada Allah SWT Raja dari segala
Raja, pencipta Jagad Raya dan penguasa Ilmu Pengetahuan, dengan segala kelemahan dan
kekurangan semoga proposal skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi setiap langkah. Aamiin...
Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb.
Baturaja, 2019
Penulis
NUR FITRIANA
NIM 015.19.052.02
ABSTRAK
Pokok permasalahan penelitian ini adalah apakah anilisis pengelolaan dan pendistribusian
dana zakat di BAZNAS OKU sudah optimal atau belum. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana BAZNAS mengelolah, mendistribusikan dan mendayagunakan zakat
secara baik dan sesuai prosedur dari Badan Amil Zakat.
Jenis metode penelitan yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan
metode pendekatan jenis sumber data yang di gunakan yaitu data primer dan data skunder.
Selanjutnya, metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan
penelusuran referensi. Analisa data yang dilakukan dengan menganalisis data secara khusus
kemudian mengambil kesimpulan secara umum.
Saya persembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat saya sayangi dan
kasihi Ibunda dan Ayahanda tercinta, sebagai rasa hormat, tanda bakti dan rasa terima kasih
karena telah mengasihi dan mendoakan dengan tulus sepanjang waktu yang tak mungkin
dapat saya balas dengan selembar kertas yang bertuliskan kata persembahan. Terima kasih
ayah, terima kasih ibu telah menjadi motivator dalam hidupku.
BAB I
PENDAHULUAN
Zakat sudah berlangsung dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari hari bentuk
redistribusi pendapatan yang kaya kepada yang miskin. Pelaksanaan zakat secara individual
dilakukan dengan mengikuti tradisi yang telah berlaku turun temurun, tanpa pemahaman
yang kaffah. Akhirnya terlah berhasil diberlakukan UU tentang zakat NO. 38 tahun 1999
mengenai pengelolahan zakat.
Mengingat banyaknya hal di masyarakat yang belum sesuai dengan teladan Rasulullah
dalam pelaksanaan dan pembayaran zakat, maka ketika program sosialisasi diluncurkan dan
dijalankan secara insentif, telah timbul anggapan dikalangan tertentu bahwa Badan Amil
Zakat ( BAZNAS) sok tau, paling tau dan lain sebagainya. Untuk melaksanakan amanah-
amanah yang sangat berat tersebut maka badan pengurus zakat Badan Amil Zakat
(BAZNAS) hanya menerima secarik kertas, sebuah keppres, tanpa diberi dana operasional
atau zero budget. Seiring berjalannya waktu, ternyata sulit memperoleh pendanaan guna
membiayai operasional Badan Amil Zakat (BAZNAS). Dalam menghitung zakat berlaku
azas menghitung zakat sendiri untuk itu di perlukan kejujuran dan ketulusan dalam mencatat
semua penghasilan, harta kekayaan dan pengeluarannya serta wajib zakat, infak dan
sedekahnya serta shadakah, zakat dan infak yang telah ditunaikan, persoalan catat mencatat
yang menyangkut kekayaan harus selalu dilakukan oleh pribadi atau perseorangan. Namun di
banyak negara termasuk di Indonesia hal ini menjadi kebiasaan untuk dilakaukan disetiap
negara.
Zakat adalah ibadah maliyah ijtimiyah yang memiliki posisi yang sangat penting,
strategis dan menentukan, baik dilihat dari sisi ajaran umat islam maupun dari sisi
pembangunan kesejahteraan umat. Maksud dari penjelasan diatas adalah bagaimana kita
sesama umat muslim saling berbagi satu sama lain dengan mengeluarkan sebagian hak
muslim lain yang ada pada diri kita dengan cara bersedekah melalui zakat dengan ikhlas dan
tidak mengumbar umbar apa yang kita sedekahkan kepada mereka, dan sedekah yang kita
berikan melalui zakat itu akan menjadi pembersih dari harta yang kita miliki.
B. Rumusan Masalah
Dalam penyusunan skripsi ini sebelum penulis mengadakan penelitian lebih lanjut
kemudian menyusunnya menjadi satu karya ilmiah, maka langkah awal yang penulis tempuh
adalah mengkaji lebih dahulu terhadap skripsi-skripsi terdahulu yang mempunyai judul yang
hampir sama dengan penulis teliti. Maksud pengkajian ini adalah agar dapat diketahui bahwa
apa yang penulis teliti sekarang tidak sama dengan peneliti dari skripsi-skripsi terdahulu.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat kualitatif, maksud dari
penelitian lapangan adalah penelitian yang datanya penulis peroleh dari lapangan, baik data
secara lisan maupun secara tertulis (dokumen) dengan ditambah instrumen wawancara
sebagai alat bantu untuk mendapatkan data yang lebih detail dan terpercaya.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana data dapat diperoleh.
Berdasarkan sumbernya, data dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
sumber data primer dan sumber data skunder. Adapun penjelasan lebih rincinya adalah
sebagai berikut:
a. Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data. Dalam hal ini data diperoleh dari sumber data yang ada di
BAZNAS OKU melalui wawancara.
b. Data skunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data. Sumber data skunder yang dimaksud disini adalah sumber yang
berupa data yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini,
seperti buku-buku, laporan-laporan, maupun media lainnya yang bersifat
menunjang dalam penelitian ini.
Adapun subyek dalam penelitian ini adalah pengurus BAZNAS OKU dan mutahik atau
warga binaan, sedangkan obyek penelitiannya adalah pengelolaan dan pendistribusian zakat.
Adapun lokasi penelitiannya adalah BAZNAS OKU.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara:
a. Wawancara
Wawancara atau kuesioner lisan, adalah percakapan dengan maksud tertentu yang
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan
terwawancar yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.dalam hal ini peneliti
melakukan tanya-jawab atau wawancara secara langsung kepada pengurus atau
pemimpin BAZNAS OKU dan 4 mustahik.
b. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya.
Data yang akan dikumpulkan dalam metode dokumentasi meliputi profil BAZNAS
OKU serta teori-teori tentang zakat dan upaya yang dilakukan dalam pendistribusian
zakat.
c. Fokus Penelitian
Proses analisa data merupakan suatu proses yang digunakan untuk menelaah data
secara mendalam. Proses analisa dapat dilakukan pada saat bersamaan dengan
pelaksanaan pengumpulan data meskipun pada umumnya dilakukan setelah data
terkumpul. Guna memperoleh gambaran yang jelas dalam memberikan, menyajikan,
dan menyimpulkan data, maka dalam penelitian ini digunakan metode analisa deskriptif
kualitatif, yakni suatu analisa penelitian yang dimaksud untuk mendiskripsikan suatu
situasi tertentu yang bersifat faktual secara sistematis dan akurat.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan gambaran dan pemahaman yang sistematis, maka dalam penulisan
skripsi ini disusun sistematika penulisan sebagai berikut:
Sejarah berdirinya BAZNAS OKU, Visi dan Misi BAZNAS OKU, Letak Geografis
BAZNAS OKU, Struktur Organisasi BAZNAS OKU.
BAB V: PENUTUP
TINJAUAN TEORITIS
Zakat adalah sejumlah harta yang wajib dikeluarkan oleh pemeluk agama Islam untuk
diberikan kepada golongan yang berhak menerima, seperti fakir miskin dan semacamnya,
sesuai dengan yang ditetapkan oleh syariah. Dalam Alquran dan Hadist disebutkan, “Allah
memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah” (QS. Al-Baqarah[2]: 276); “Ambillah zakat
dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka”
(QS. At-Taubah[9]: 103); “Sedekah tidak akan mengurangi harta” (HR. Tirmizi).
Sementara itu dalam terminology ilmu fiqih, zakat diartikan sebagai “sejumlah harta
tertentu yang diwajibkan Allah untuk disertakan kepada orang-orang yang berhak
menerimanya dengan persyaratan tertentu”. Bila dihubungkan dengan pengertian secara
kebahasaan, maka definisa konsep zakat tersebut menunjukan bahwa zakat yang dikeluarkan
tersebut akan menjadi berkah, tumbuh, berkembang, suci dan baik.
Menurut komplikasi hukum syariah, zakat ialah harta yang wajib disisihkan oleh
seorang muslim atau lembaga yang dimiliki oleh muslim untuk diberikan kepada yang berhak
menerimanya. Menurut ensiklopedia Islam, zakat berasal dari bahasa arab yaitu zakah berarti
mensucikan, memberkahi, dan meningkatkan. Mengeluarkan zakat berarti menyucikan harta
dan keserakahan. Zakat juga berarti kebijakan fiskal yang dapat memastikan keadilan sosial,
serta sebentuk pemberian amal yang disebutkan berkali-kali dalam Alquran maupun hadist.
Zakat adalah rukun islam ketiga yang diwajibkan dimadinah pada bulan Syawal tahun kedua
Hijrah setelah diwajibkannya puasa Ramadhan, selain itu zakat merupakan ibadah maliyah
yang mempunyai dimensi dan fungsi sosial ekonomi atau pemertaan karunia Allah dan juga
merupakan solidaritas sosial, pernyataan rasa kemanusiaan dan keadilan, pembuktian
persaudaraan Islam, pengikat persatuan umat dan bangsa, sebagai pengikat batin antara
golongan kaya dengan miskin dan sebagai penghilang jurang yang menjadi pemisah antara
golongan yang kuat dengan yang lemah.
Menurut agama Islam tidak semua umat Islam dikenakan hukum untuk menunaikan
zakat atau disebut muzakki. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh wajib zakat
menurut jumhur ulama ialah:
a. Muslim, muslim adalah sebutan bagi orang yang beragam Islam pada dasarnya
semua muslim wajib mengeluarkan zakat sampai ada katentuan yang membatalkan
ketentuan tersebut.
b. Merdeka, artinya seorang muslim yang berstatus sebagai budak tidak wajib
berzakat, kecuali zakat fitrah. Zaman sekarang perbudakan dalam Islam sudah tidak
ada.
c. Berakal, seperti halnya kewajiban yang lain, membayar zakat tidak diwajibkan bagi
orang yang mengalami kejiwaan, kewajiban ini gugur sebagaimana kewajiban
sholat, puasa, haji dan sebagainya.
d. Baligh. Selain zakat fitrah,seorang muslim yang terkena kewajiban membayar zakat
adalah mereka yang memasuki usia baligh (zakat maal) sedangkan zakat fitrah
wajib untuk semua umat islam tanpa terkecuali.
Adapun uraian persyaratan harta yang wajib dizakatkan menurut Hafidhuddin adalah
sebagai berikut:
Pertama, al-milk at-tam yang berarti harta itu dikuasai secara penuh dan dimiliki secara
sah, yang didapat dari usaha, bekerja, warisan, atau pemberian yang sah, dimungkinkan untuk
dipergunakan diambil manfaatnya, atau kemudian disimpan. Diluar itu seperti hasil korupsi,
kolusi, suap, atau perbuatan cela lainnya, tidak sah dan tidak akan diterima zakatnya. Dalam
hadist riwayat Imam Muslim, Rasulullah bersabda bahwa Allah SWT tidak akan menerima
zakat/sedekah dari harta yang khulul (didapatkan dengan cara bathil).
Kedua, an-namaa adalah harta yang dikembang jika diusahakan atau memiliki potensi
untuk berkembang misalnya harta perdagangan, peternakan, pertanian, deposito mudharabah,
usaha bersama, obligasi dan lain sebagainya.
Ketiga, telah mencapai nisab, harta itu telah mencapai ukuran tertentu. Misalnya, untuk
hasil pertanian telah mencapai jumlah 653 Kg, emas perak sudah senilai 85 gram emas,
peternakan sapi telah mencapai 30 ekor, dan sebagainya.
Keempat, telah melebihi kebutuhan pokok, yaitu kebutuhan minimal yang diperlukan
seorang dan keluarganya yang menjadi tanggungannya untuk kelangsungan hidupnya.
Kelima, telah mencapai satu tahun (haul), untuk harta-harta tertentu, misalnya
perdagangan. Akan tetapi, untuk tanaman dikelurkan zakatnya pada saat memanennya.
Dari penjelasan persyaratan tentang zakat diatas dapatlah diketahui bahwa zakat pada
dasarnya adalah kewajiban bagi seorang muslim, yang telah mencapai nisab dan masanya
telah setahun serta mencukupi syarat-syarat yang diwajibkan zakat,juga keadaan piutang itu
juga tetap wajib dikeluarkan zakatnya sewaktu ia sudah dibayar.
2. Pengertian Infaq
3. Pengertian Shadaqah
Shadaqah berasal dari kata shadaqa yang berarti benar. Adapun secara terminologi
syariat shadaqah makna asal nya adalah tahqiqu syai’in bisyai’i, atau
menetapkan/menerapkan sesuatu pada sesuatu. Shadaqah ialah segala bentuk nilai kebajikan
yang tidak terikat oleh jumlah, waktu dan juga yang tidak terbatas pada materi tetapi juga
dapat dalam bentuk non materi, misalnya menyingkirkan rintangan dijalan, menuntun orang
yang buta, memberikan senyuman dan wajah yang manis kepada saudaranya, menyalurkan
syahwatnya pada istri.
4. Jenis-jenis zakat
Secara garis besar zakat terjadi menjadi 2 macam, yaitu Zakat Fitrah dan Zakat Maal
(zakat harta). Zakat Fitrah merupakan zakat yang wajib dibayarkan dibulan Ramadhan
sedangkan Zakat Maal (zakat harta) yaitu baguan dari harta kekayaan seseorang yang
termasuk juga badan hukum yang wajib dikeluarkan untuk golongan orang-orang tertentu
setelah dimiliki selama jangka waktu tertentu dan dalam jumlah minimal tertentu. Zakat Maal
memiliki tiga segi :
a. Segi ibadah
Adalah pada sisi ini disyaratkan niat menurut sebagian para ulama, dan amal untuk
melaksanakan perintah Allah SWT.
b. Segi sosial
Adalah masyarakat dari sebagian keluarga, terutama mereka fakir miskin yang
mempunyai hak zakat tersebut. Mereka membutuhkan bantuan dari masyarakat
lainnya yang berkecukupan. Begitu juga mereka yang mempunyai banyak utang,
para budak dan ibnu sabil. Seperti inilah Rasulullah SAW, menyuruh Muadz Ibn
Jabal ketika mengirinya ke yaman pada tahun 10 H, untuk mengambil zakat dari
para orang kaya dan menyerahkannya kepada fakir miskin dan mereka yang berhak
menerimanya.
c. Segi ekonomi
Adalah pada sisi ketiga yang merupakan sisi pelengkap dari zakat. Walaupun
masalah ekonomi merupakan pembahasan yang sudah sering dilakukan dalam
usaha mengembangkan keuangan.
5. Tujuan zakat
a. Mengangkat derajat fakir miskin dan membantunya keluar dari kesulitan hidup
serta penderitaan.
b. Membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh gharimin, ibnusabil, dan
mustahiq lainnya.
c. Membentangkan dan membina tali persaudaraan sesema umat Islam dan manusia
pada umumnya.
d. Menghilangkan sifat kikir pemilik harta.
e. Membersihkan sifat dengki dan iri dari orang-orang miskin.
f. Menjembatani jurang pemisah antara yang kaya dengan yang miskin dalam suatu
masyarakat.
g. Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri seseorang, terutama pada
mereka yang mempunyai harta.
h. Mendidik manusia untuk disiplin menunaikan kewajiban dan menyerahkan hak
orang lain yang ada padanya.