Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Liberalisme berpengaruh terhadap perkembangan paham demokrasi dan
nasionalisme atas bangsa-bangsa di dunia. Setiap individu mempunyai hak
untuk menjalankan kepentingan yang diwujudkan dalam sistem demokrasi
liberal sehingga melahirkan fungsi parlemen sebagai lembaga pemerintahan
rakyat. Seterusnya, pemilihan umum dilakukan untuk memilih para anggota
parlemen, dan setiap orang berhak memberikan satu suara. Dalam pemilu
sering terjadi persaingan mencari kekuasaan politik. Masuknya seseorang
menjadi anggota parlemen otomatis akan berpengaruh terhadap penetapan
undang-undang atau jatuh bangunnya sebuah kabinet.
Bagi bangsa yang sedang terjajah, liberalisme sejalan dengan
pertumbuhan paham nasionalisme yang sama-sama menginginkan
terbentuknya negara yang berpemerintahan sendiri. Kesadaran tersebut tumbuh
karena setiap bangsa memiliki hak untuk menentukan nasibnya sendiri.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengenalan Liberalisme?
2. Apa definisi Liberalisme?
3. Bagaimana bentuk prilaku Liberalisme?
4. Bagaimana masyrakat liberal berbasis akhlak karimah?
5. Apa dampak bagi masyrakat?

C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui Pengenalan Liberalisme
2. Mengetahui definisi Liberalisme
3. Mengetahui bentuk prilaku Liberalisme
4. Mengetahui masyrakat liberal berbasis akhlak karimah
5. Mengetahui dampak bagi masyrakat

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengenalan Liberalisme
Pemikiran liberal (liberalisme) adalah satu nama di antara nama-nama
untuk menyebut ideologi Dunia Barat yang berkembang sejak masa
Reformasi Gereja dan Renaissans yang menandai berakhirnya Abad
Pertengahan (abad V-XV). Disebut liberal, yang secara harfiah berarti bebas
dari batasan (free from restraint), karena liberalisme menawarkan konsep
kehidupan yang bebas dari pengawasan gereja dan raja (Adams, 2004:20). Ini
berkebalikan total dengan kehidupan Barat Abad Pertengahan ketika gereja
dan raja mendominasi seluruh segi kehidupan manusia.1
Ada tiga konsep dasar dari Ideologi Liberalisme yakni Kehidupan,
Kebebasan dan Hak Milik (Life, Liberty and Property). Ketiga konsep dasar
tersebut bersumber pada nilai-nilai pokok, diantaranya:
1. Kesempatan yang sama. (Hold the Basic Equality of All Human Being).
Bahwa manusia mempunyai kesempatan yang sama, di dalam segala
bidang kehidupan baik politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan. Namun
karena kualitas manusia yang berbeda-beda, sehingga dalam
menggunakan persamaan kesempatan itu akan berlainan tergantung
kepada kemampuannya masing-masing. Terlepas dari itu semua, hal ini
(persamaan kesempatan) adalah suatu nilai yang mutlak dari demokrasi.
2. Treat the Others Reason Equally (Perlakuan yang sama)
Dengan adanya pengakuan terhadap persamaan manusia, dimana setiap
orang mempunyai hak yang sama untuk mengemukakan pendapatnya,
maka dalam setiap penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi baik
dalam kehidupan politik, sosial, ekonomi, kebudayaan dan kenegaraan
dilakukan secara diskusi dan dilaksanakan dengan persetujuan dimana
hal ini sangat penting untuk menghilangkan egoisme individu.
1
Adams, Ian. Ideologi Politik Mutakhir (Political Ideology Today), (Penerjemah Ali
Noerzaman. Yogyakarta : Penerbit Qalam 2004)h.56

2
3. Government by the Consent of The People or The Governed
(pemerintahan dengan persetujuan dari yang diperintah)
Pemerintah harus mendapat persetujuan dari yang diperintah. Pemerintah
tidak boleh bertindak menurut kehendaknya sendiri, tetapi harus bertindak
menurut kehendak rakyat.
4. Berjalannya hukum (The Rule of Law).
Fungsi Negara adalah untuk membela dan mengabdi pada rakyat.
Terhadap hal asasi manusia yang merupakan hukum abadi dimana seluruh
peraturan atau hukum dibuat oleh pemerintah adalah untuk melindungi
dan mempertahankannya. Maka untuk menciptakan rule of law, harus ada
patokan terhadap hukum tertinggi (Undang-undang), persamaan dimuka
umum, dan persamaan sosial. Yang menjadi pemusatan kepentingan
adalah individu (The Emphasis of Individual)
5. Negara hanyalah alat (The State is Instrument).
Negara itu sebagai suatu mekanisme yang digunakan untuk tujuan-tujuan
yang lebih besar dibandingkan negara itu sendiri. Di dalam ajaran Liberal
Klasik, ditekankan bahwa masyarakat pada dasarnya dianggap, dapat
memenuhi dirinya sendiri, dan negara hanyalah merupakan suatu langkah
saja ketika usaha yang secara sukarela masyarakat telah mengalami
kegagalan.
6. Dalam liberalisme tidak dapat menerima ajaran dogmatisme (Refuse
Dogatism).
Hal ini disebabkan karena pandangan filsafat dari John Locke (1632
1704) yang menyatakan bahwa semua pengetahuan itu didasarkan pada
pengalaman. Dalam pandangan ini, kebenaran itu adalah berubah.

B. Bentuk-bentuk prilaku Liberalisme


Bentuk-bentuk liberalism dibedakan menjadi 4 bentuk, antara lain
liberalisme Sosiologis, liberalisme Interdepedensi, liberalisme Institusional,
dan liberalisme Republikan. Dari 4 bentuk tersebut akan dijabarkan sebagai
berikut:

3
1. Liberalisme Sosiologis
HI tidak hanya mempelajari hubungan antar pemerintah, tetapi juga
hubungan antar individu, kelompok dan masyarakat swasta. Hubungan
non-pemerintah lebih bersifat kooperatif dibanding hubungan pemerintah.
Dunia dengan jumlah transnasional yang besar akan lebih damai.
2. Liberalisme Interdepedensi
Modernisasi meningkatkan tingkat interdepedensi antar negara. Aktor
transnasional semakin penting, kekuatan militer adalah instrumen yang
kurang berguna dan kesejahteraan menjadi tujuan dominan negara-negara,
bukan keamanan. Interdepedensi kompleks menunjukan Hubungan
Internasional yang lebih damai
3. Liberalisme Institusional
Institusi internasional memajukan kerjasama antar negara. Institusi
mengurangi masalah yang berkenaan dengan ketidak percayaan antar
negara dan mengurangi rasa ketakutan satu sama lain.
4. Liberalisme Republikan
Negara-negara demokratis tidak berperang satu sama lain. Hal ini
disebabkan budaya dalam negri yang menyelesaikan konflik secara damai,
tergantung pada nilai-nilai moral bersama dan pada hubungan kerjasama
ekonomi dan interdepedensi yang saling menguntungkan.
Sedangkan bentuk-bentuk liberalisme menurut Timothy Dunne dibedakan
menjadi 3, yaitu:
1. Liberal Internasionalisme
\Tatanan alami diKORUPSI oleh pemimpin-pemimpin negara yang tidak
demokratis dan menjalan kan kebijakan yang usang, seperti perimbangan
kekuasaan (balance of power). Kontak antar masyarakat dunia, melalui
perdagangan dan perjalanan, akan memfasilitasi hubungan internasional
2. Liberal Idealisme
Meskipun ada persamaan antara liberal internasionalisme dengan idealis
tentang kekuatan opini publik dunia, keduanya berbeda dalam hal

4
pembentukan tatanan dunia. Bagi idealis, kebebasan negara adalah bagian
dari masalah hubungan internasional dan bukan bagian dari solusinya.
3. Liberal Institusionalisme
Aliran ini melihat pada fungsi-fungsi yang tidak bisa dijalan kan oleh
negara. Fokus pada aktor-aktor baru, seperti korporasi internasional,
organisasi non pemerintah dan pola-pola baru dalam interaksi, seperti
saling ketergantungan dan intergrasi.

C. Masyarakat liberal Berbasis Akhlakul Karimah


Membangun Masyarakat Berbasis Akhlakul Karimah Pengertian Akhlak
Karakteristik Akhlak dan Etika Islam Faktor Pembentuk Akhlak Manusia
Kelompok: Akhlak merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab, yang
memiliki arti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Akhlak
sebenarnya merupakan sifat dasar manusia yang telah ada pada diri manusia
sejak ketika dia lahir dan akan terus melekat pada jiwa manusia untuk
mendorongnya melakukan tindakan-tindakan yang tidak melalui pertimbangan
fikiran terlebih dahulu.2
Etika Islam mengajarkan dan menuntun manusia kepada tingkah laku yang
baik dan menjauhkan diri dari tingkah laku yang buruk. Etika Islam
menetapkan bahwa yang menjadi sumber moral, ukuran baik buruknya
perbuatan, didasarkan kepada ajaran Allah SWT. Etika Islam bersifat universal
dan komprehensif, dapat diterima dan dijadikan pedoman oleh seluruh umat
manusia di segala waktu dan tempat. Etika Islam mengatur dan mengarahkan
fitrah manusia ke jenjang akhlak yang luhur dan meluruskan perbuatan
manusia.
Perwujudan akhlak dalam kehidupan manusia mengalami perbedaan.
Faktor Internal 1. Insting (Naluri) Naluri merupakan tabiat yang dibawa
manusia sejak lahir, atau merupakan suatu pembawaan asli dari manusia itu

2
Budiardjo, Miriam.1992. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

5
sendiri. Berbagai naluri lain seperti naluri takut, naluri memiliki maupun naluri
ber-Tuhan
Manusia mendapatkan warisan fisik dan mental, mulai dari sifat-sifat
umum sampai sifat-sifat khusus seperti sifat kemanusiaan, akal pikiran,
perasaan, maupun kekhasan lain yang berupa identitas (lahiriyah) seperti
warna kulit, dll. Dalam hubungan ini dikemukakan dalam Al-Quran Hai
manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan, dan kami menjadikan kalian beberapa bangsa dan suku-
suku bangsa, supaya kalian saling mengenal satu sama lain.
Salah satu kekuatan yang berlindung di balik tingkah laku manusia
adalah kemauan keras yang menggerakkan manusia untuk berbuat dengan
sungguh-sungguh. Karena sifat ini telah dianjurkan oleh Allah SWT yang
terdapat dalam Al-Quran Hendaklah engkau tabah seperti ketabahan Rasul-
rasul yang memiliki kehendak yang keras (surah 42: 35).
Dalam diri manusia terdapat suatu kekuatan yang sewaktu-waktu
memberikan peringatan (isyarat) jika tingkah laku manusia berada di ambang
bahaya dan keburukan. Kekuatan tersebut adalah suara batin atau dlamir.
Fungsi dari suara batin adalah untuk memperingatkan bahayanya perbuatan
buruk dan berusaha mencegahnya. Selain itu juga untuk mendorong manusia
melakukan perbuatan yang baik (kewajiban).
Kebiasaan adalah suatu perbuatan yang selalu diulang-ulang sehingga menjadi
mudah dikerjakan. Kebiasaan mempunyai pengaruh yang kuat bagi diri
manusia karena dengan adanya kebiasaan maka manusia akan mau melakukan
perbuatan yang dia jadikan kebiasaan tersebut.
Faktor Eksternal
1. Lingkungan
Lingkungan (milieu) adalah suatu yang melingkupi suatu tubuh yang
hidup, misalnya tumbuh-tumbuhan, keadaan tanah, udara dan keadaan
lingkungan pergaulan manusia.

6
2. Akhlak kepada Allah
Beribadah kepada Allah, yaitu melaksanakan perintah Allah untuk
menyembah-Nya sesuai dengan perintah-Nya. Makna dari beribadah ini
adalah untuk membuktikan kepatuhan dan ketundukan terhadap perintah
Allah SWT. Berakhlak kepada Allah melalui ibadah ini antara lain dapat
dilakukan melalui ibadah shalat.Berdzikir kepada Allah, yaitu mengingat
Allah dalam berbagai situasi dan kondisi, baik secara lisan maupun dalam
hati. Berdzikir kepada Allah melahirkan ketenangan dan ketentraman hati.
Sebagaimana diungkapkan dalam firman Allah: Ingatlah, dengan dzikir
kepada Allah akan menentramkan hati. (Surah 13: 28)Berdoa kepada
Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah. Doa merupakan inti ibadah,
karena hal tersebut merupakan pengakuan atas keterbatasan dan
ketidakmampuan manusia, sekaligus pengakuan kemahakuasaan Allah
atas segala sesuatu.
Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada
Allah dan menunggu hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu
keadaan. Tawakal merupakan tahapan yang dilakukan sesudah kita
melakukan ikhtiar atau usaha. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran
Dan kepunyaan Allah-lah segala rahasia langit dan bumi, dan kepada-
Nyalah dikembalikan segala urusan. Oleh karena itu sembahlah Dia dan
bertawakallah kepada-Nya. Dan sekali-kali Tuhanmu tidak akan
melupakan apa yang kamu kerjakan. (surah 11: 123)
Tawaduk kepada Allah, adalah sikap rendah hati di hadapan Allah.
Mengakui bahwa dirinya rendah dan hina di hadapan Allah Yang
Mahakuasa, karena manusia diciptakan dari bahan yang hina nilainya,
yaitu tanah.
3. Akhlak kepada diri sendiri
Ridha, menurut bahasa artinya rela atau menerima segala sesuatu yang
terjadi dengan perasaan senang hati. Orang yang ridha menyadari bahwa
segala sesuatu yang terjadi itu merupakan kehendak Allah SWT.

7
Adil, menurut bahasa adalah meletakkan sesuatu pada tempatnya atau
dapat juga berarti tidak berat sebelah, tidak memihak, seimbang atau
memposisikan diri untuk menyamakan antara hak dan kewajiban. Allah
SWT memerintahkan kepada Hamba-Nya yang beriman supaya dapat
berlaku adil.
Syukur, adalah sikap berterima kasih atas pemberian nikmat Allah yang
tidak bisa terhitung banyaknya. Syukur diungkapkan dalam ucapan dan
perbuatan. Syukur dalam ucapan maupun lisan dapat diwujudkan dalam
bentuk ucapan hamdalah, sedangkan syukur dengan ucapan dapat
dilakukan dengan menggunakan dan memanfaatkan nikmat Allah sesuai
dengan seharusnya.3
Akhlak kepada orang tua adalah berbuat baik kepada keduanya (birrul
walidain) dengan ucapan dan perbuatan. Allah memerintahkan manusia
untuk berbakti kepada kedua orang tua kita dengan cara mengajak manusia
untuk menghayati pengorbanan yang diberikan ibu ketika mengandung,
melahirkan, merawat dan mendidik anaknya
4. Akhlak kepada orang tua

D. Dampak Liberalisme dalam masyrakat


Perkembangan zaman dan globalisasi sebagai salah satu dampak yang
menyebabkan perkembangan liberalisme masuk yang mampu mempengaruhi
sektor-sektor yang ada dalam masyrakat. Hal ini memiliki unsur yang berkaitan
dengan penjajahan dan kolonialisme. Terlebih lagi hal-hal itu juga berkaitan
dengan adanya perang dunia maka terjadinya paham baru yang bernama
liberalisme juga ada unsur berkaitan dengan perang dunia. Kemajuan paham-
paham yang ada di dunia ini merupakan salah satu bukti pemikiran manusia
yang kadang tertekan dengan paham atau aliran yang telah ada lebih dulu di
banding dengan aliran baru ini. Aliran liberalisme merupakan aliran yang
tumbuh akibat dari tekanan dari dogma agama yang senantiasa mempengaruhi
3
Hidayat, Nuim. & Husaini, Adian Islam Liberal : Sejarah, Konsepsi, Penyimpangan,
dan Jawabannya. (Jakarta: Gema Insani Press) 2002)h.81

8
masyarakat pada masa itu. System liberalism ini dianggap merugikan jika di
terapkan di Indonesia, karena beberapa alasan yaitu
1. Sulit melakukan pemerataan pendapatan. Karena persaingan bersifat
bebas, pendapatan jatuh kepada pemilik modal atau majikan. Sedangkan
golongan pekerja hanya menerima sebagian kecil dari pendapatan.
2. Pemilik sumber daya produksi mengeksploitasi golongan pekerja,
sehingga yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin.
3. Sering muncul monopoli yang merugikan masyarakat.
4. Sering terjadi gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasi
budaya oleh individu yang sering terjadi
5. Karena penyelenggaran pers dilakukan oleh pihak swasta, pemerintah sulit
untuk mengadakan dan memberikan kontrol. Sehingga pers sebagai media
komunikasi dan media masa sangat efektif menciptakan image
dimasyarakat sesuai misi kepentingan mereka.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam bidang agama, penerapan paham liberalisme berarti bahwa setiap
individu bebas memilih dan menentukan agamanya sendiri. Hal ini sangat
berbeda, misalnya situasi pada masa sebelum terjadinya Reformasi Gereja
masyarakat Eropa diwajibkan untuk memeluk agama yang dianut rajanya.
Selain itu, liberalisme di bidang agama ini menghendaki adanya kebebasan
berfikir individu. Artinya, individu mempunyai hak untuk mengungkapkan
ekspresinya dan bukan berdasar atas kehendak gereja. Gejala tersebut pada
akhirnya melahirkan Reformasi Gereja yang kemudian memunculkan agama
baru, yaitu Kristen Protestan.
Di bidang pers, politik liberalis memungkinkan seorang wartawan bebas
memuat berita apa pun yang ia ketahui, sementara para sastrawan bebas
mengeluarkan pendapat dan ungkapan hatinya. Masyarakat umum berhak
membaca dan menilai sendiri tulisan-tulisan para wartawan dan sastrawan
tersebut. Demikian artikel yang menjelaskan definisi, ciri-ciri dan
perkembangan paham liberalisme di dunia.

B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, semoga dapat menambah
pengetahuan, wawasan serta bermanfaat bagi kita semua. Saya menyadari akan
ketidak sempurnaan makalah ini, untuk itu kritik dan saran dari teman-teman
yang membangun sangat bermanfaat untuk memperbaiki makalah selanjutnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Adams, Ian. 2004. Ideologi Politik Mutakhir (Political Ideology Today),


Penerjemah Ali Noerzaman. Yogyakarta : Penerbit Qalam
Anshar, Endang Saifuddin. 1997. Piagam Jakarta Juni 1945 Sebuah Konsesus
Nasional Tentang Dasar Negara Republik Indonesiai (1945-1949). Jakarta: Gema
Insani Press
Budiardjo, Miriam.1992. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama
Husaini, Adian & Hidayat, Nuim. 2002. Islam Liberal : Sejarah, Konsepsi,
Penyimpangan, dan Jawabannya. Jakarta: Gema Insani Press)
\

11
AKHLAK MASYRAKAT LIBERAL
MAKALAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Terstruktur dalam Mata Kuliah

Disusun Oleh:
Kurnia Wahyuni 1610204017
Destra Rahayu 1610204151
Aisil Eza Putra

Dosen Pembimbing:
ANGIL DORIA VENOZA,

JURUSAN HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYRIAH


INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI (IAIN) KERINCI
T.A.2017/2018

12

Anda mungkin juga menyukai