Disusun :
Afifah Nuryanez Fauziyyah (017141001)
Annisa Furu (017141004)
FATTAHUL MULUK
PAPUA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat
dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah “Manajemen Qolbu
Sebagai Inti Pendidikan Akhlaq ” ini tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Akhlaq
Tasawuf . Sehubungan dengan tersusunnya makalah ini kami menyampaikan
terima kasih kepada bapak Nimbar Asyari,M.Pd selaku dosen pengampu mata
kuliah Akhlaq Tasawuf.
Penyusun
Kelompok 1
DAFTAR ISI
1
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................3
C. Tujuan Masalah....................................................................................................3
D. Manfaat Penulisan................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
PEMBAHASAN...............................................................................................................5
A. Pengertian Manajemen Qolb...............................................................................5
B. Konsep Manajemen Qolbu..................................................................................9
C. Manfaat Manajemen Qalbu..............................................................................11
D. Pengertian Pendidikan Akhlak..........................................................................14
E. Tujuan Pendidikan Akhlak................................................................................18
BAB III...........................................................................................................................23
PENUTUP.......................................................................................................................23
A. Kesimpulan.........................................................................................................23
B. Saran...................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................25
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak nya tragedi aksi dan tindak kekerasan (violence) akhir-
akhir ini yang sering kali kita saksikan. Bahkan hal tersebut sering
bermuculan dan menghiasi di berbagai informasi media masa dan media
online. Sebagai contoh adalah tawuran antar pelajar, pembunuhan,
penganiayaan, dan tindak anarkis lainnya. Itu merupakan bahwa bangsa
kita mengalami krisis akhlaq dan disamping itu juga masih banyak krisis
akhlaq yang lainnya. krisis akhlak yang lain, seperti mabuk-mabukkan,
penyalahgunaan narkotika, suap dan lain sebagainya. Krisis multi dimensional
yang menimpa bangsa ini, salah satu penyebabnya -dan boleh jadi ini
merupakan sebab yang paling utama- adalah karena terjadinya krisis moral
atau akhlak. Krisis moral terjadi karena sebagian besar orang tidak mau
lagi mengindahkan tuntunan agama, yang secara normative mengajarkan
kepada pemeluknya untuk berbuat baik, meninggalkan perbuatan-
perbuatan maksiat dan munkarat1.
1
Secara umum kedudukan akhlak adalah universal. Nilai-nilai
standar tentang akhlak sudah di hujamkan oleh Allah Swt. Kedalam jiwa
manusia sejak mereka lahir. Sebagaimana Firman Allah Swt:
3 Ibid. hal.6
4 Ibid. hal 147
2
Artinya: (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna.
Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih
(QS. As-yua’raa’: 88-89)
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut
C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
3
D. Manfaat Penulisan
1. Untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Akhlaq Tasawuf
terkait dengan materi Manajemen Qolb sebagai inti Pendidikan Akhlaq.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Qolb
4
Manajemen Qolbu terdiri dari dua kata, yaitu Manajemen dan Qolbu. Menurut
Suryanto Ismail Manajemen adalah suatu hal penting yang menyentuh,
mempengaruhi dan bahkan merasuki hampir seluruh aspek kehidupan manusia
layaknya darah dalam raga.6 Juga telah dimengerti bahwa dengan manajemen,
manusia mampu mengenali kemampuannya berikut kelebihan dan
kekurangannya sendiri. Manajemen menunjukkan cara-cara yang lebih efektif
dan efisien dalam pelaksanaan suatu pekerjaan. Manajemen telah
memungkinkan kita untuk mengurangi hambatan-hambatan dalam rangka
pencapaian suatu tujuan. Manajemen juga memberikan prediksi dan imajinasi
agar dapat mengantisipasi perubahan lingkungan yang serba cepat.
صلغييررا اسيو سكبلييررا السلىَ اسيجللله قلىَ ذللنكيم اسيقسسطس لعينسد ال سواسيقسونم للللشتتسهاَسدلة سواسيدنْتتىَ اسلل تسيرتستتاَبنيوا
سولس تسيسئْنميوآْ اسين تسيكنسيوهن س.....
.... َس سعلسيينكيم نجسناَلح اسلل تسيكتسبنيوسها اللل اسين تسنكيوسن تلسجاَسرةر سحاَ ل
ضسرةر تنلديينريونْسسهاَ بسيينسنكيم فسلسيي س
“ …… Dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun
besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu lebih adil di
sisi Alloh dan lebih dapat menguatkan persaksiat dan lebih dekat kepada
tidak (menimbulkan) keraguanmu, (tulislah muamalahmu itu) kecuali jika
muamalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan diantara kamu,
maka tidak ada dosa bagi kamu (jika) kamu tidak menulisnya …..” (Al
Baqoroh : 282 )
5
atau meningkatkan produktivitas.7Adapun koordinator Dakwah Islam DKI
merumuskan pengertian Idarah adalah perencanaan dan pengendalian
segala sesuatu secara tepat guna.8
6
6. Actuating; Pola pekerjaan teradu. Dalam shahih Muslim disebutkan :
“Tolong-menolong sesama muslim seperti sebuah bangunan yang kukuh
teguh karena saling sokong menyokong.
Searah dengan makna yang kedua ini, banyak ahli tassawuf yang
mendefinisikan kata Qolbu sehingga penulis tidak bisa menyebutkan satu
persatu definisinya. Namun yang perlu difahami bahwa hati (Qalbu) tersebut
adalah bagian (komponen) utama manusia yang berpotensi menyerap
(memiliki daya tanggap atau persepsi) yang dapat mengetahui dan mengenal,
yang ditujukan kepadanya segala pembicaraan, penilaian, kecaman dan
pertanggung jawaban (Gymastiar, 2003 : 25)
Qolbu adalah dari hati nurani atau lubuk hati paling dalam, yang
merupakan sarana terpenting yang telah dikaruniakan Allah kepada manusia.
Hati adalah tempat bersemayam niat, yakni yang menentukan nilai perbuatan
seseorang : Berharga ataukah sia-sia, mulia atau nista. Niat ini selanjutnya
diproses oleh akal pikiran agar bisa direalisasikan dengan efekif dan efisien
oleh jasad kita dalam bentuk amal perbuatan. (Gymnastiar, 2004 : xvii)
7
Hati juga disebut sebagai sesuatu yang ada di dalam tubuh manusia
yang dianggap sebagai tempat (pusat) segala perasaan batin dan tempat
menyimpan menyimpan pengertian-pengertian (perasaan-perasaan, dsb). Arti
lainnya, hati merupakan pusat pemahaman / internalisasi. Pusat Instutional
Intelectual (II). Pusat memori dari semua amal (baik buruk). Indera perasaan
(rasa halus) untuk penerapan hal yang abstrak. Indera hati (mata dan telinga
hati), untuk pencerapan alam ghaib (Majalah Manajemen Qolbu, 2002 : 15)
Hati manusia itu memiliki komponen sifat hidup dan mati. Dalam
tataran ini, hati manusia diklasifikasikan menjadi tiga :
a. Qolbu Shahih (hati yang suci). Yaitu hati yang sehat dan bersih dari setiap
nafsu yang menentang perintah dan larangan Allah, dan dari setiap
penyimpangan yang menyalahi keutamaan-Nya.
b. Qolbun Mayyit (hati yang mati). Yaitu hati yang tidak pernah mengenal
Ilahnya; tidak menyembah-Nya, tidak mencintai atau ridha kepada-Nya.
Akan tetapi, ia berdiri berdampingan dengan syahwatnya dan
memperturutkan keinginannya. Walaupun hal ini menjadikan Allah dan
murka dibuatnya.
8
B. Konsep Manajemen Qolbu
Sebenarnya Manajemen Qolbu bukanlah hal baru dalam Islam. Konsep ini
pengelolaan hati atau Qolbu (Gymnastiar, 2004 : xvii) dan dibeberkan dengan
cara yang aktual dengan inovasi dan kreativitas dakwah yang sesuai dengan
9
Selanjutnya Imam Al-Ghazali mengungkapkan bahwa tubuh manusia
diibaratkan sebagai sebuah kerajaan, maka hati tak lain adalah “rajanya”.
Tentu saja, dia harus senantiasa di tata agar mamu menghadapi berbagai
Fenomena kehidupan dengan sikap dan tindakan terbaik. Dalam hal ini
Rasulullah SAW, bersabda, “Ketahuilah di dalam jasad ada segumpal daging
(mudgah), bila ia sehat maka sehatlah seluruhnya dan bila ia rusak maka
rusaklah seluruh tubuhnya, ketahuilah bahwa itu adalah hati.” (HR Bukhori
Muslim) (Gymnastiar, 2004 : xvii). Menyimak dari itu dikemaslah dalam
bahasa yang lebih aktual. Manajemen Qalbu artinya bagaimana mengelola hati
supaya potensi positifnya bisa berkembang maksimal mengiringi kemampuan
berfikir dan bertindak sehingga sekujur sikapnya menjadi positif, dan potensi
negatifnya segera terdeteksi dan dikendalikan sehingga tidak berbuah menjadi
tindakan yang negatif (Gymnastiar, 2003 : 150)
(18 :ت للسغمد ج سواتلقنيوا اس قلىَ اللن اس سخبلييلر بلسماَ تسيعسملنيوسن )الحشر سيآَييسهاَ الللذييسن اسمننيوا اتلقنيوا اس سويلتسينظنير نْسيف ل
س لماَ قسلدسم ي
10
Konsep Manajemen Qalbu memiliki nilai praktis yang ditilik dari
tiga segi. Pertama, manusia memiliki potensi yang berupa jasad, akal dan
Qalbu. Jasad atau fisik menjalankan sebuah keputusan yang merupakan
produk akal-akal pikiran mampu mengefektifkan tindakan seseorang, dan
Qalbu membuat sesuatu yang diwujudkan fisik dan akal menjadi berharga.
Sehingga dengan hal yang bersih maka potensi jasad dan akal akan
terkendali dengan baik.
11
reaksi yang dikeluarkannya menjadi positif dan jauh dari hal-hal mudharat.
Dengan kata lain, setiap aktivitas lahir dan batinnya telah tersaring sedemikian
rupa oleh proses Manajemen Qalbu. Karena itu, yang muncul hanyalah satu,
yaitu sikap yang penuh kemuliaan dengan pertimbangan nurani yang tulus.
Dengan demikian, dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa melalui konsep
Manajemen Qalbu, seseorang bisa diarahkan agar menjadi sangat peka dalam
mengelola sekecil apapun potensi yang ada dalam dirinya sendiri maupun
makhluk Allah lainnya. Lebih dari itu, dapat memberi kemaslahatan di dunia
juga di akhirat kelak (Gymnastiar, 2004 : xvii – xviii)
12
hati pulalah yang menyebabkan kita selalu hidup dalam penderitaan
(Manajemen Qalbu, 2002 : 4, 6, 8)
Jika seseorang hatinya bersih (dalam hal ini mampu dibuat bersih oleh
diri orang itu), maka dia akan menjadi “pusat” segala aktivitas di bumi.
Seluruh perhatian orang, baik orang yang suka berbisnis, orang yang suka
berdakwah, dia akan menyedot orang yang suka mengembangkan SDM,
maupun siapa saja. Orang yang hatinya dapat dibuat bersih, secara otomatis
akan membuat geraknya memiliki magnet luar biasa. Kata-katanya akan
meyakinkan lawan bicaranya. Sikapnya akan menunjukkan sebuah keadaan
bahwa hanya ridha Allah yang diharapkan. Akal pikiran hanya akan
memikirkan hal-hal yang baik dan bermanfaat. Akal pikiran kemudian terus
membuka dirinya untuk terus maju dan mereguk pengetahuan yang membuat
orang yang memiliki akan pikiran seperti ini akan tidak dipusingkan oleh iri
hati, dengki dan sombong. Hatinya yang bersih membuat percepatan luar biasa
bagi perkembangan akal pikiran tersebut. Seseorang yang bersih hatinya akan
memperhatikan dirinya agar senantiasa menguntungkan orang lain. Seseorang
yang mampu memahami dan kemudian mengembangkan dirinya lewat hati
yang bersih, akan senantiasa menunjukkan seluruh gerakan atau kiprahnya
untuk mendapatkan Ridha Allah SWT. Tidak ada yang ditujunya kecuali Allah
SWT. Setiap hari, bahkan setiap detik, perbaikan diri yang dilandasi oleh
kebersihan hati senantiasa diterbangkan untuk menuju Allah. Hanya Allah-lah
yang mengisi hari-harinya. Hanya Allah-lah yang senantiasa mengatur gerak-
gerik dirinya. Hanya Allah-lah yang kemudian berhak menentukan akan
menjadi apa dirinya (Gymnastiar, 2003 : 227 – 230).
13
dan mengatur hati sehingga dapat mencapai kesempurnaan manusiawi
(insan kamil) dan berusaha merealisasikan kebahagiaan hidup baik di
dunia maupun di akherat.
14
atau pengaturan. ‘Adat / ta’awwud diartikan pembiasaan, dan tadrib bisa
diartikan pelatihan.
.صندنريوا للسيفسعاَسل بلنسهنيولسمة سوينيسمر لمين سغييلر سحاَسجمة السلىَ فليكمر سولرسوايسمة ايلنخيل ن
ق لعسباَسرةل سعين هسييئْسمة لفي النليف ل
س سرالسسخمة سعينسهاَ تس ي
15
Artinya : “Akhlak adalah ungkapan tentang sikap jiwa yang menimbulkan
perbuatan-perbuatan dengan mudah dengan tidak memerlukan
pertimbangan atau pemikiran terlebih dahulu. (Djazuli, 1992 :
2).
”Akhlak adalah istilah bagi sesuatu sifat yang tertanam kuat dalam diri,
yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan dengan mudah dan ringan, tanpa
perlu berfikir dan merenung. Jika dari sifat tersebut terlahir perbuatan-
perbuatan yang indah menurut akal dan syari’at, dengan mudah, maka sifat
tersebut dinamakan dengan akhal yang baik. Sedangkan jika darinya
terlahir perbuatan-perbuatan buruk, maka sifat tersebut dinamakan akhlak
yang buruk.”
16
Ilmu yang darinya dapat diketahui jenis-jenis keutamaan dan keutamaan
itu adalah terwujudnya keseimbangan antara tiga kekuatan, yaitu :
kekuatan itu adalah kekuatan marah, kekuatan syahwat.
- Dan selain keduanya yang menjadi dasar bagi selain kedua hal itu
(Mahmud, 2004 : 32, 33, 34).
Beliau menjelaskan bahwa ilmu akhlak itu dapat diberikan pengertian sebagai
berikut :
a. Ilmu yang menyelidiki perjalanan hidup manusia di muka bumi ini dan
perbuatan, perkataan dan hal ikhwal manusia dalam hidup mereka dan
b. Ilmu yang menyelidiki gerak jiwa manusia, apa yang dibiasakan mereka
dari perbuatan dan perkataan dan menyingkap hakikat baik dan buruk.
bahwa akhlak tingkah laku yang melekat pada diri seseorang yang mana
tingkah laku itu telah dilakukan berulang-ulang dan terus menerus sehingga
17
menjadi suatu kebiasaan dan perbuatan yang dilakukan karena dorongan jiwa
Tujuan akhlak adalah menciptakan manusia sebagai makhluk yang tinggi dan
sempurna serta membedakan dengan makhluk-makhluk lainnya. Akhlak
hendak menjadikan manusia bertindak baik terhadap manusia, terhadap
sesama makhluk dan kepada Allah Tuhan yang menciptakan kita.
Tujuan utama pendidikan akhlak dalam Islam adalah agar manusia berada
dalam kebenaran dan senantiasa berada dijalan yang lurus, jalan yang telah
digariskan oleh Allah SWT. Inilah yang akan mengantarkan manusia kepada
kebahagiaan si dunia dan di akhirat.
18
Pendidikan akhlak dalam islam memang berbeda dengan pendidikan-
pendidikan moral lainnya. Karena pendidikan akhlak dalam islam lebih
menitik beratkan pada hari esok, yaitu hari kiamat beserta hal-hal yang
berkaitan dengannya, seperti perhitungan anal, pahala, dan dosa. Akhlak
seseorang akan dianggap mulia jika perbuatannya mencerminkan nilai-nilai
yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Dalam kesempatan kali ini,
secara umum akan dijabarkan hal-hal yang termasuk akhlak terpuji.
- Menghindarkan diri dari sifat tamak, pelit, dan semua sifat yang
tercela.
- Tidak kaku dan bersikap keras dalam berinteraksi dengan orang lain.
19
2. Menurut Barmawai Umary mengemukakan, bahwa tujuan ilmu akhlak
adalah supaya perhubungan kita dengan Alloh dan dengan sesama
makhluk tetap terpelihara dengan baik dan harmonis.
5. Menurut Ali Hasan (1998) bahwa tujuan pokok akhlak adalah agar
setiap orang berbudi (berakhlak) bertingkah laku (tabiat); perangai.
20
e. Membiasakan siswa bersopan santun dalam berbicara dan bergaul
baik di sekolah maupun diluar sekolah.
21
5. Mempersiapkan insan beriman dan saleh yang mau merasa bangga
dengan persaudaraan sesama muslim dan selalu memberikan hak-
hak persaudaraan tersebut, mencintai dan membenci hanya karena
Alloh, dan sedikitpun tidak kecut oleh celaan orang hasad selama
dia berada di jalan yang benar.
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Qolbu adalah suatu ide atau metode baru yang ditawarkan oleh penulis untuk
atau metode yang baru ini dapat meningkatkan mutu pendidikan akhlak yang
akhlak berbasis manajemen qolbu adalah senantiasa menghiasi diri dari sifat-
dan kekhawatiran atas segala sesuatu yang tidak berguna dengan cara
tekad yang kuat, mau mengevaluasi diri dan senantiasa berkemauan kuat
akhlak seperti: kesabaran, kejujuran, keteladanan. Dan ada tiga materi pokok
23
yang terkait dengan manajemen qolbu yaitu keutamaan hati, mengenal potensi
B. Saran
dewasa ini. Dan dengan sistem yang tepat diharapkan peserta didik dapat
mereka.. agar ketika dewasa nanti mereka sudah terbiasa dengan tingkah laku
yang positif.
24
sendiri. Artinya baik buruk, terpuji atau tercelanya akhlak seseorang adalah
DAFTAR PUSTAKA
Machendrawaty, Agus Ahmad Safei
http://hadirukiyah.blogspot.com/2009/06/inovasi-pendidikan-akhlak-
berbasis.html
25