Anda di halaman 1dari 14

SOSIOLOGI EKONOMI

MASYARAKAT KONSUMEN

1. Lailatul Fajriyah. 17.60201.1.065, Semester 5, Kelas 02


2. Shintya Dewi S. 17.60201.1.098, Semester 5, Kelas 02
3. Tristiana Yunita Sari. 17.60201.1.107, Semester 5, Kelas 02
4. Widyawati Puspita R. 17.60201.1.115, Semester 5, Kelas 02
LOGIKA SOSIAL KONSUMSI

Konsumsi pada dasarnya adalah mata rantai


terakhir dalam rangkaian aktivitas ekonomi tempat
diubahnya modal, dalam bentuk uang menjadi
komoditas-komoditas melalui proses produksi
material (Lee, 2006: 3).
Dalam pemikiran Adam Smith,
masyarakat yang kapitalistik dan rasional
ADAM SMITH umumnya baru membeli dan mengonsumsi
sesuatu ketika mereka membutuhkan, dan
itu pun dengan dasar pertimbangan yang
serba rasional: mengalkulasi untung rugi
dan dibayangkan masyarakat senantiasa
mencari komoditas dengan harga yang
terendah karena disitulah sifat rasional
masyarakat bekerja (Skousen, 2006: 15-54).
Tetapi, apa yang dipikirkan dan dikembangkan Jean P. Baudrillad
berbeda dengan apa yang dibayangkan Adam Smith.

BAUDRILLAD

Dimata Baudrillad, logika sosial konsumsi tidak akan


berfokus pada pemanfaatan nilai guna barang dan jasa oleh
individu, namun terfokus pada produksi dan manipulasi
sejumlah penanda sosial (Ritzer, dalam Baudrillad, 2006: xxii).
Masyarakat konsumsi, dalam
banyak hal tidak akan pernah
terpuaskan dan tidak akan
mampu memuaskan
kebutuhan konsumsi mereka,
semata demi satu perbedaan,
sehingga kecenderungan
semacam ini pelan namun
pasti akan melahirkan
masyarakat konsumer yang
rakus dan mengidap
ketidakpuasan tanpa henti
atau tidak akan pernah
berakhir.
KONSUMSI, INDUSTRI BUDAYA DAN
BUDAYA POPULER

Di era masyarakat industrial yang didominasi kekuatan kapitalisme,


Mazhab Frankfurt meyakini bahwa masyarakat mengonsumsi produk-produk
budaya umumnya tidak didorong karena kebutuham, tetapi lebih disebabkan
oleh konstruksi dan logika hasrat yang dibentuk oleh daya tarik budaya populer.
Seperti yang dikatakan Adorno, kita hidup dalam suatu masyarakat
komoditas, yakni masyarakat yang didalamnya berlangsung produksi barang-
barang, bukan terutama bagi pemuasan keinginan dan kebutuhan manusia, tetapi
demi profit atau keuntungan. Dalam pandangan Adorno, kebutuhan manusia
terpuaskan hanya secara insidental, namun hal itu tidak mudah dihindari karena
batas dan perbedaan antara realitas dan simulasi kenyataan yang dibentuk iklan
dan media massa menjadi makin baur.
• Industri budaya, menurut Mazhab
Frankfurt, membentuk selera dan
kecenderungan massa, sehingga
mencetak kesadaran mereka dengan
cara menanamkan keinginan mereka
atas kebutuhan-kebutuhan palsu. Dua
ciri utama yang menandai industri
budaya yaitu standardisasi dan
individualisme semu. Di era sekarang
ini, boleh dikata tidak ada tahap
kehidupan manusia yang terlepas
dari pengaruh kekuatan industri
budaya. Apa yang dikenakan
masyarakat, apa yang dilihat, dan apa
yang dikonsumsi, nyaris semua
adalah konsekuensi dari kuatnya
pengaruh industri budaya dalam
memasarkan dan memanipulasi
selera pasar.
• Budaya populer adalah budaya massa, yang diproduksi
industri budaya untuk pasar massal (Strinati, 2007: 12).
Tujuan produksi budaya massa, seperti dikatakan Adorno
(1991) sudah barang tentu adalah keuntungan. Siapa pun,
ketika menjadi sasaran iklan dan ditawari berbagai produk
budaya populer, maka ia cenderung tak kuasa untuk
menolak. Dengan didukung teknologi informasi dan
kekuatan media massa, proses massalisasi produk budaya
yang ditawarkan kekuatan kapitalisme memang sulit ditolak.
OBJEK KONSUMSI MASYARAKAT
Ada dua objek sasaran yang paling banyak menjadi lahan bagi kekuatan kapitalis
untuk menawarkan produk-produk industri budaya yang mereka hasilkan:

Pertama, tubuh manusia, yakni seluruh inci demi inci bagian dari tubuh
manusia yang semuanya seolah tidak ada yang luput menjadi target sasaran
produk-produk budaya, tubuh adalah bagian inheren dari masyarakat
komsumsi yang sering kali menjadi objek masyarakat menanamkan investasi
psikologis, atau yang dalam istilah Marxian masyarakat telah
memfetetisasikan tubuh mereka. Boleh dikata, sebagian besar uang yang
dimiliki masyarakat dikeluarkan untuk merawat, mempercantik, membentuk
tubuh ideal, membuat tubuh lebih halus, termasuk melakukan berbagai diet
dan minum obat, vitamin atau bahkan melakukan operasi untuk membentuk
tubuh yang dalam konstruksi berpikir masyarakat sebagai tubuh yang
didambakan.
Kedua, seksualitas. Objek konsumsi yang berkaitan
erat dengan tubuh, khususnya kecantikan tubuh adalah
seksualitas. Dalam pandangan baudrillard, bukan
hanya seksualitas telah mewarnai segala hal yang
ditawarkan untuk konsumsi, namun seksualitas itu
sendirilah kerap kali yang ditawarkan untuk
dikonsumsi. Dalam masyarakat konsumsi, erotisme
dalam bentuk yang komerial cenderung mendominasi,
mengontrol, dan menggoyahkan potensi hasrat yang
eksplosif.
KONSUMSI SINERGISTIK

Ketika produk industri budaya mengalami proses


komodifikasi dan diproduksi secara massal untuk membidik
target pasar yang seluas-luasnya, salah satu konsekuensi yang
tidak terhindarkan adalah munculnya perilaku konsumsi yang
sinergistik (synergistic consumption).
Konsumsi sinergistik adalah gabungan dari sekian
banyak aktivitas leisure, hobi, dan perilaku keranjingan,
seperti menonton filmnya, membeli mainanya, membeli
novelnya, memakai kostum, membeli dan bermain video
game, dan menelusuri web interaktif (Erni,2006).
FAKTOR DI BALIK KEMUNCULAN
MASYARAKAT KONSUMEN

masyarakat konsumsi sesungguhnya adalah sebuah fenomena baru yang muncul


bersamaan dengan perubahan sosial masyarakat menuju masyarakat industri dan
post industrial.

perkembangan dan munculnya masyarakat konsumsi dalam banyak hal berkaitan


dengan perubahan budaya, gaya hidup, dan konstruksi sosial atau cara berpikir
masyarakat yang terhegemoni oleh tanda dan produk budaya yang dihasilkan
kekuatan kapitalisme.

Masyarakat konsumen muncul dan mengalami proses perkembangan yang pesat


seiring dengan meningkatnya kemakmuran masyarakat dan meningkatnya
performance kondisi perekonomian. Ketika kehidupan dan kesejahteraan sosial
membaik, dan masyarakat memiliki uang yang cukup, bahkan berlebih, maka mereka
bukan saja memiliki waktu senggang untuk melakukan berbagai aktivitas pleasure,
tetapi juga dukungan dana untuk liburan dan membeli berbagai barang konsumsi.
CONTOH MASYARAKAT KONSUMEN

ADA VIDEO GAES HEHE...

Anda mungkin juga menyukai