Anda di halaman 1dari 5

PANDANGAN SOSIOLOGI TERHADAP DISTRIBUSI

Distribusi berasal dari bahasa inggris Distribution (to distribute) yang berarti penyaluran.
Secara gramatikal bermakna membagikan, menyalurkan, menyebarkan, mengageni. Dalam
kamus bahasa Indonesia distribusi dimaksudkan sebagai penyaluran (pembagian,
pengiriman) kepada beberapa orang atau tempat.
Distribusi dapat dipahami sebagai proses penyaluran barang atau jasa kepada pihak lain.

Pandangan ekonomi klasik menjelaskan bahwa distribusi sebagai alokasi nilai-niai langka yang
dikaitkan dengan pertukaran sosial. Nilai-nilai langka biasanya dihubungkan dengan faktor-
faktor produksi sehingga barang dan jasa bernilai langka.

Pandangan sosiologi menjelaskan bahwa distribusi sebagai suatu perangkat jaringan


hubungan sosial yang melalaluinya orang mengalokasikan barang dan jasa.

Sifat barang :
1. Eksklusif
Artinya pengguna potensial harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh
penyedia. Permintaan akan diabaikan jika tidak memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan. Hubungan manusia dengan barang tidak bersifar langsung melainkan
hubungan bersyarat.
2. Konsumsi
Artinya satu barang hanya dapat dikonsumsi dengan kualitas dan kuantitas oleh satu
konsumen. Apabila lebih dari konsumen maka kualitas dan kuatitasnya akan berbeda.
Joint Consumption adalah barang yang dikonsumi bersama tanpa mengurangi kualitas dan
kuantitasnya.

Klasifikasi barang :
KUADRAN I (Common Pool Goods)
1. Barang yang sulit disediakan oleh pasar. Barang ini tersedia secara bebas dengan jumlah
yang besar, namun sangat mungkin habis karena tidak ada penyedia.
2. Masyarakat berkepentingan untuk mengatur kualitas dan kuantitas secara kolektif.
3. Partisipasi pihak lain untuk konsumsi sangat tinggi.
4. Kualitas dan kuantitas yang di konsumsi berbeda.
KUADRAN II (Privat Goods)
1. Partisipasi pihak lain dalam konsumsi sangat terbatas bahkan tidak mungkin.
2. Kualitas dan kuantitas adalah satu kesatuan yang tidak dapat dibagi-bagi.
3. Tingkat eksklusivitas tinggi
4. Tingkat individual tinggi
KUADRAN III (Tool Goods)
1. Kualitas dan kuantitasnya tidak dapat dipisahkan tetapi dari segi konsumsi dapat
dipisahkan oleh penggunaannya.
2. Partisipasi pihak lain sangat tinggi dengan prasyarat.
3. Volume konsumsi sama.
KUADRAN IV (Collective Goods)
1. Penyediaan dan pengorganisiran barang sebagian besar menjadi urusan dan kepentingan
kolektif.
2. Partisipasi pihak lain sangat tinggi untuk konsumsi.
3. Volumen konsumsi sama.
4. Eksklusivitas rendah.

Distribusi ditentukan oleh stratifikasi dalam masyarakat yang diletakkan pada 3 variabel
utama sosiologis :
1. Variabel kekuasaan (Power)
Menurut Weber, kekuasaan adalah kemungkinan dari orang-orang atau sekelompok
orang untuk mewujudkan kehendaknya dalam tindakan komunal, dimana kehendak itu
bertentangan dengan partisipan lain. Kekuasaan yang berada di tangan seseorang akan
memungkinkan proses distribusi. Semakin tinggi kekuasaan yang dimiliki, maka semakin
besar pula kemungkinan seseorang atau kelompok untuk mendistribusikan hasil produksi.
2. Variabel Keistimewaan (Privaliege)
Keistimewaan berhubungan erat dengan kekuasaan. Kekuasaan akan melahirkan hak
istimewa yang diperoleh oleh orang atau sekelompok orang yang berkuasa. Dalam proses
distribusi, hak istimewa adalah hak untuk mengontrol distribusi produksi.
3. Variabel Kehormatan (prestige)
Prestise berpengaruh terhadap dasar dari legitimiasi distribusi yang sedang berlangsung.
Semakin tinggi prestise seseorang maka semakin mudah bagi mereka untuk memelihara
dan memapankan proses distribusi yang menguntungkan bagi mereka.

Pola dan Sistem Distribusi Masyarakat


1. Masyarakat Agraris
Terdapat Eksploitasi Surplus, dimana tuan tanah memaksa kelompok produsen yang
tergantung secara ekonomi untuk surplus dari ladang mereka dan menyerahkan kepada
tuan tanah.
2. Masyarakat Industri (Modern)
Proses distribusi masyarakat industri terjadi melalui mekanisme pasar. Pola distribusi
ditentukan oleh permintaan dan penawaran.
3. Masyarakat Post-Industri (Post-Modern)
Pergerseran dari pabrikasi ke pelayanan dan pelayanan dan perluasan pasar. Pola
distribusi adalah lembaga keuangan internasional yang memiliki kebebasan melakukan
investasi tanpa mengenal batas-batas negara dan lapisan sosial.

Barang-barang/jasa dalam masyarakat didistribusikan kepada anggotanya melalui


mekanisme tertentu yang berkembang dan diterima oleh masyarakat. Mekanisme
pendistribusian ini menjadi lebih ketat ketika dilakukan untuk barang-barang yang bukan
bersifat privat. Secara Sosiologis terdapat tiga faktor yang membentuk kondisi tersebut, yaitu:

1. Faktor kategorisasi masyarakat terhadap barang (di dalamnya termasuk rasio jumlah
kebutuhan dan jumlah barang).
2. Faktor Pertahanan struktur masyarakat (kepentingan penghargaan status/ privilege)
3. Faktor politik dan kepentingan ekonomi (kepentingan power dan ekonomi).
Jenis-Jenis Distribusi
1. Resiprositas
Resiprositas adalah kewajiban membayar atau membalas kembali kepada orang atau
kelompok atas apa yang mereka berikan atau lakukan. Resiprositas terjadi apabila
hubungan timbal balik antara individu-individu atau kelompok dan kelompok memiliki
posisi dan peranan yang relatif sama.
Ada dua jenis resiprositas :
a. Resiprositas sebanding
Adalah kewajiban membayar atau membalas kembali kepada orang atau kelompok
lain secara setara, seringkali, langsung, dan terjadwal. Resiprositas sebanding
menekankan pada unsur kesetaraan antara apa yang diterima pada masa lampau
dengan apa yang diberikan kepada orang atau kelompok.
b. Resiprositas umum
Adalah kewajiban memberi atau membantu kelompok lain tanpa mengharapkan
pengembalian, pembayaran dan langsung.
2. Redistribusi
Sahlin (1976) mendefinisikan redistribusi sebagai perpindahan barang dan atau jasa yang
tersentralisasi, yang melibatkan proses pengumpulan kembali dari anggota-anggota suatu
kelompok melalui pusat dan pembagian kembali kepada anggota kelompok tersebut.
3. Pertukaran
Pertukaran merupakan distribusi yang dilakukan atau yang terjadi melalui pasar. Dalam
konsep sosiologi, pasar dibedakan sebagai :
a. Pasar (Market Place), pasar sebagai tempat pasar merupakan bentuk fisik dimana
barang dan jasa dibawa untuk dijual dan dimana pembeli bersedia membeli barang
dan jasa tersebut.
b. Pasar (Market), pasar suatu institusi sosial, yaitu struktur sosial yang memberikan
tatanan siap pakai bagi pemecahan kebutuhan sosial khususnya kebutuhan dasar
ekonomi dalam distribusi barang dan jasa.
Pasar ditandai oleh pertukaran yang ditujukan untuk penciptaan keuntungan dan
reinvenstasi keuntungan kedalam produksi, dimana harga ditetapkan pada prinsip
keseimbangan permintaan dan penawaran.

Anda mungkin juga menyukai