PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak dahulu hingga sekarang, masih berlangsung kontroversi luas
dan sengit tentang pokok persoalan distribusi pendapatan antar berbagai
golongan rakyat disetiap Negara demokratis di dunia. Hal ini disebabkan
kesejahteraan ekonomi rakyat sangat tergantung pada cara distribusi
seluruh pendapatan nasional. Dikemukakan bahwa teori distribusi
hendaknya dapat mengatasi masalah distribusi pendapatan di antara
berbagai kelas rakyat. Teori ekonomi modern mengenai distribusi
merupakan suatu teori yang menetapkan harga jasa produksi. Teori
distribusi factorial, atau fungsional membantu kita untuk menentukan
harga jasa yang diberikan oleh bermacam-macan faktor produksi.
Adapun perbedaan dalam kehidupan manusia merupakan ketetapan
Allah. Dengan perbedaan inilah manusia mempunyai peran lebih diantara
makhluk lain di kehidupan ini. Disamping itu perbedaan ini membawa
pentingnya makna kerja sama antara satu orang dengan orang lain dalam
memenuhi kepentingan hidupnya. Perbedaan merupakan bagian yang
tidak dapat dipisahkan, tetapi dengan perbedaan ini bukan menjadi alasan
manusia antara satu orang dengan orang lain untuk melegitimasi
kedudukannya di hadapan Allah sebagai makhluk mulia atau hina.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat ditarik beberapa rumusan masalah, yakni:
1. Apa pengertian dari Distribusi itu sendiri?
2. Apa saja macam-macam dari teori-teori Distribusi?
3. Dalil-dalil apa sajakah yang berkaitan dengan Distribusi?
C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah diatas, dapat diketahui bahwa tujuan dari penulisan
makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui tujuan dari distribusi.
2. Untuk mengetahui macam-macam teori-teori distribusi.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis dalil yang berkaitan dengan distribusi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Distribusi
Distribusi adalah suatu proses penyampaian barang atau jasa dari
produsen ke konsumen dan para pemakai, sewaktu dan dimana barang
atau jasa tersebut diperlukan. Proses distribusi tersebut pada dasarnya
menciptakan faedah (utility) waktu, tempat, dan pengalihan hak milik.
Dalam menciptakan ketiga faedah tersebut, terdapat dua aspek
penting yang terlibat di dalamnya yaitu:
1. Lembaga yang berfungsi sebagai saluran distribusi (Channel of
distribution/marketing channel).
2. Aktivitas yang menyalurkan arus fisik barang (Physical distribution).
Sedangkan menurut Afandi, secara garis besar, pendistribusian
dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar
dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada
konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis,
jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan). Pihak yang melakukan
kegiatan distribusi disebut sebagai distributor.
Dengan kata lain, proses distribusi merupakan aktivitas pemasaran
yang mampu:
1. Menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi-fungsi pemasaran
yang dapat merealisasikan kegunaan/utilitas bentuk, tempat, waktu,
dan kepemilikan.
2. Memperlancar arus saluran pemasaran (marketing channel flow)
secara fisik dan non-fisik.
Yang dimaksud dengan arus pemasaran adalah aliran kegiatan
yang terjadi di antara lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat di dalam
proses pemasaran. Arus pemasaran tersebut meliputi arus barang fisik,
arus kepemilikan, arus informasi, arus promosi, arus negosiasi, arus
pembayaran, arus pendanaan, arus penanggungan risiko, dan arus
pemesanan.
Dalam pelaksanaan aktivitas-aktivitas distribusi, perusahaan
kerapkali harus bekerja sama dengan berbagai perantara (middleman) dan
saluran distribusi (distribution channel) untuk menawarkan produknya ke
pasar.
B. Saluran Distribusi
Menurut Winardi (1989:299) yang dimaksud dengan saluran
distribusi adalah sebagai berikut :
“ Saluran distribusi merupakan suatu kelompok perantara yang
berhubungan erat satu sama lain dan yang menyalurkan produk-produk
kepada pembeli.“
Sedangkan menurut Sedangkan Philip Kotler (1997:140)
mengemukakan bahwa :
“ Saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling
tergantung dan terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu barang atau
jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi “.
Saluran distribusi pada dasarnya merupakan perantara yang
menjembatani antara produsen dan konsumen. Perantara tersebut dapat
digolongkan kedalam dua golongan, yaitu ; Pedagang perantara dan Agen
perantara. Perbedaannya terletak pada aspek pemilikan serta proses
negoisasi dalam pemindahan produk yang disalurkan tersebut.
1. Pedagang Perantara
Pada dasarnya, pedagang perantara (merchant middleman) ini
bertanggung jawab terhadap pemilikan semua barang yang
dipasarkannya atau dengan kata lain pedagang mempunyai hak atas
kepemilikan barang. Ada dua kelompok yang termasuk dalam
pedagang perantara, yaitu ; pedagang besar dan pengecer. Namun tidak
menutup kemungkinan bahwa produsen juga dapat bertindak sekaligus
sebagai pedagang, karena selain membuat barang juga
memperdagangkannya.
2. Agen Perantara
Agen perantara (Agent middle man) ini tidak mempunyai hak
milik atas semua barang yang mereka tangani.
C. Distribusi Fisik
Distribusi fisik merupakan aspek penting kedua dalam rangka
menjadikan suatu produk tersedia bagi konsumen dalam jumlah, waktu,
dan tempat yang tepat.
Dewan Manajemen Distribusi Fisik Nasional Amerika Serikat
mendefinisikan distribusi fisik sebagai berikut : “ Suatu rangkaian
aktivitas yang luas mengenai pemindahan barang jadi secara efisien dari
akhir batas produksi kepara konsumen, serta didalam beberapa hal
mencakup pemindahan bahan mentah dari suatu pembekal keawal batas
produksi “.
D. Sistem Distribusi
Sistem distribusi bertujuan agar benda-benda hasil produksi sampai
kepada konsumen dengan lancar, tetapi harus memperhatikan kondisi
produsen dan sarana yang tersedia dalam masyarakat, dimana sistem
distribusi yang baik akan sangat mendukung kegiatan produksi dan
konsumsi.
Dalam penyaluran hasil produksi dari produsen ke konsumen,
produsen dapat menggunakan beberapa jenis sistem distribusi yang dapat
dikelompokkan:
1. Distribusi langsung, dimana produsen menyalurkan hasil produksinya
langsung kepada konsumen.
2. Distribusi semi langsung, dimana penyaluran barang hasil produksi
dari produsen ke konsumen melalui badan perantara milik produsen itu
sendiri.
Dalam hal ini, islam menjadikan distribusi sebagai koridor bagi
produksi. Adapun gagasan mengenai hubungan ini diantaranya, yaitu:
1. Sistem ekonomi Islam memandang hukum-hukum (norma-norma)
yang dibawahnya sebagai hukum yang permanen, tetap, serta valid
disetiap zaman dan disegala tempat.
2. Islam memandang proses produksi yang dijalankan oleh pekerja
sebagai sebuah fase dimana berlaku hukum umum distribusi.
Penggalian mata air, penebangan kayu di hutan, penambangan mineral,
semua itu adalah proses produksi.
3. Ketika level dan potensi produksi meningkat, dominasi manusia atas
alam pun meningkat. Lalu akan tiba saatnya dimana manusia dengan
kemampuan produksinya mengeksploitasi alam dengan skala yang
lebih besar dan jangkauan yang lebih luas.
E. Teori-Teori Distribusi
Konsep dasar kapitalis dalam permasalahan distribusi adalah
kepemilikan (private) pribadi. Makanya permasalahan yang timbul adalah
adanya perbedaan mencolok pada kepemilikan, pendapatan harta pusaka
peninggal leluhurnya masing-masing. Milton H. Spencer (1977), menulis
bukunya contemporary Economics. “Kapitalisme merupakan sebuah
system organisasi ekonomi yang dicirikan oleh hak milik private
(individu) atas alat-alat produksi dan distribusi (tanah, pabrik-pabrik,
jalan-jalan kereta api, dan sebagainya) dan pemanfaatannya untuk
mencapai laba dalam kondisi-kondisi yang sangat kompetitif .
Teori Keadilan Distribusi
1. Teori Egalitarianisme
Teori Egalitarianisme didasarkan atas prinsip pertama. Mereka
berpendapat bahwa kita baru membagi dengan adil bila semua orang
yang mendapat bagian yang sama ( Equal ). Membagi dengan adil
berarti sama rata. Jika karena alasan apa saja tidak semua orang
mendapat bagian yang sama menurut egalitarianisme pembagian itu
tidak adil betul.
2. Teori Sosialistis
Teori Sosialistis tentang keadilan distributive memilih prinsip
kebutuhan sebagai dasarnya. Menurut mereka masyarakat diatur
dengan adil, jika kebutuhan semua warga terpenuhi, seperti kebutuhan
akan sandang, pangan, papan. Secara konkret, sosialisme terutama
memikirkan masalah–masalah perkerjaan bagi kaum buruh dalam
konteks industrialisasi.
3. Teori Liberalistis
Liberalisme justru menolak pembagian atas dasar kebutuhan sebagai
tidak adil. Karena manusia adalah makhluk bebas, kita harus membagi
menurut usaha–usaha bebas dari individu–individu bersangkutan.
Yang tidak berusaha tak mempunyai hak pula untuk memperoleh
sesuatu. Liberalisme menolak sebagai sangat tidak etis sikap Free
Rider benalu yang menumpang hidup pada usaha lain tanpa
mengeluarkan air keringat sendiri.
Lembaga hak milik swasta merupakan elemen paling pokok dari
kapitalisme. Para individu memperoleh perangsang agar aktiva mereka
dimanfaatkan seproduktif mungkin. Hal tersebut sangat mempengaruhi
distribusi kekayaan serta pendapatan karena individu-individu
diperkenankan untuk menghimpun aktiva dan memberikannya kepada ahli
waris secara mutlak apabila mereka meninggal dunia.
1. Sewa
Sewa menurut Ricardo adalah bagian hasil tanah yang dibayar
kepada tuan tanah untuk penggunaan kekayaan tanah asli dan tak dapat
merusak. Menurut dia sewa adalah surplus diferensial.
2. Upah
Teori upah yang pada umumnya diterima adalah teori produk
menejerial. Menurut teori ini upah ditentukan keseimbangan antara
kekuatan permintaan dan persediaan.
Pengisapan terhadap buruh oleh para majikan dilarang dalam
islam. Dalam hal ini adalah membesarkan hati untuk mengutip
pernyataan Nabi Muhammad SAW bahwa :
“ Manusia tidak berhak atas bagian yang tidak diberikan tuhan
kepadanya, tuhan memberikan kepada setiap orang haknya, oleh
karena itu jangan mengganggu apa yang dimiliki oleh orang lain”.
3. Mekanisme Pasar
Dalam konsep ekonomi islam penentuan harga dilakukan oleh
kekuatan kekuatan pasar, yaitu kekuatan permintaan dan kekuatan
penawaran. Dalam konsep islam pertemuan permintaan dengan
penawaran tersebut haruslah terjadi secara rela sama rela, tadak ada
pihak yang merasa terpaksa untuk melakukan transaksi pada tingkat
harga tersebut.
4. Zakat
Zakat merupakan pukulan hebat bagi kapitalisme. Sayangnya,
terjadi kesalahpahaman mengenai zakat. Beberapa dari mereka
menganggapnya sebagai suatu amal pribadi, padahal zakat adalah
pajak wajib atas tabungan dan harta benda berdasarkan suku yang
berbeda beda, mulai dari dua sampai dua puluh persen.
Penelitian-penelitian yang berkaitan dengan dampak kegiatan zakat
didalam suatu perekonomian dewasa ini belum banyak berkembang.
Karena unsur zakat dalam system ekonomi konvensional bukan
merupakan suatu variabel utama dalam struktur teori yang ada. Dalam
struktur ekonomi konvensional unsure utama dalam kebijakan fiscal
adalah unsure-unsur yang berasal dari berbagai jenis pajak sebagai
sumber penerimaan pemerintah dan unsure-unsur yang berkaitan
dengan variabel pengeluaran pemerintah.
BAB III
KASUS
http://www.matadunia.id/2016/10/makalah-distribusi.html
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3220486/masalah-distribusi-bikin-harga-
beras-naik