NPM : 231110013443131
Kelas : Manajemen 03
Ekonomi atau Perekonomian adalah serangkaian besar kegiatan produksi dan konsumsi
yang saling terkait yang membantu dalam menentukan bagaimana sumber daya yang langka
dialokasikan. Produksi dan konsumsi barang dan jasa digunakan untuk memenuhi kebutuhan
mereka yang hidup dan beroperasi dalam perekonomian, yang juga disebut sebagai sistem
ekonomi Istilah "ekonomi" berasal dari bahasa Yunani, yaitu οἶκος (oikos) yang artinya
"keluarga, rumah tangga" dan νόμος (nomos) yang artinya "peraturan, aturan, hukum". Secara
garis besar, ekonomi diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga".
Secara umum ekonomi ini memiliki pengertian sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana cara
manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan menggunakan sumber daya yang
tersedia. Segala bentuk usaha dan upaya manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup tersebut
dalam rangka untuk mendapatkan kesejahteraan hidup. Ekonomi atau Urupan adalah ilmu sosial
yang mempelajari perilaku manusia dalam mengelola sumber daya yang terbatas dan
menyalurkannya ke dalam berbagai individu atau kelompok yang ada dalam suatu masyarakat.
Tindakan ekonomi dilakukan dengan memperhatikan kaidah yang disebut sebagai prinsip
ekonomi. Terdapat dua prinsip dasar dalam melakukan tindakan ekonomi. Pertama, ekonomi
dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan sebanyak mungkin dengan
memperhatikan pengeluaran sebagai bagian dari perhitungan keuntungan. Kedua, keuntungan
yang diperoleh sebisa mungkin hanya memerlukan pengeluaran sesedikit mungkin. Kedua
prinsip ini dijadikan sebagai pedoman umum untuk melakukan tindakan ekonomi. Hasil dari
penerapan prinsip ekonomi dapat diamati melalui tingkat efisiensi yang diukur melalui
perbandingan antara keuntungan yang diperoleh dan pengeluaran yang diperlukan selama
kegiatan ekonomi berlangsung. Suatu tindakan ekonomi dikatakan efisien bila suatu hasil dicapai
dengan pengorbanan yang paling sesuai dan diserta dengan penghematan biaya
Ekonomi banyak dibahas dalam sebuah ilmu khusus yang dikenal dengan nama ilmu
ekonomi, yang di dalamnya mencakup sosiologi. sejarah, antropologi, dan geografi. Beberapa
bagian ekonomi yang berupa ilmu terapan seperti produksi, distribusi, perdagangan, dan
konsumsi juga dibahas dalam ilmu lain seperti ilmu teknik, manajemen, administrasi bisnis, sains
terapan, dan keuangan. Ada banyak sektor dalam ekonomi, yang kemudian dikelompokkan
menjadi tiga sektor utama yaitu sektor primer, sektor sekunder, dan sektor tersier. Secara umum
teori ekonomi terbagi menjadi dua macam yaitu ekonomi mikro dan ekonomi makro
Ekonomi makro atau makroekonomi adalah studi tentang ekonomi secara keseluruhan,
makroekonomi menejelaskan perubahan ekonomi yanh mempengaruhi banyak masyarakat,
perusahaan, dan pasar. Ekonomi makro dapat digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk
memengaruhi target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga
kerja dan pencapaian keseimbangan neraca yang berkesinambungan.
Ekonomi makro dapat digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk memengaruhi target-
target kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian
keseimbangan neraca yang berkesinambungan. Dikatakan, ekonomi mikro adalah studi tentang
kecenderungan individu membuat pilihan dalam menanggapi perubahan insentif, harga, sumber
daya, dan metode produksi
Ilmu ekonomi sangat berperan penting dalam masyarakat dan memberikan dampak yang besar
bagi kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, terdapat pembagian-pembagian dalam ilmu
ekonomi. Menurut Alfred W. Stonier dan Douglas C. Hague membagi ilmu ekonomi menjadi 3
kelompok yaitu:
Adalah analisis ekonomi yang berusaha menjelaskan, mencari pengertian, hubungan sebab
akibat, dan cara kerja sistem ekonomi dalam Ilmu ekonomi teori dibagi lagi menjadi dua macam
yaitu ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro.
Yaitu analisis ekonomi teori untuk merumuskan kebijakan-kebijakan dan pedoman yang tepat
untuk menangani masalah ekonomi tertentu. Jadi, ilmu ekonomi terapan lebih bersifat praktis
dengan menerapkan pengertian ekonomi pada bidang-bidang atau masalah-masalah tertentu.
Misalnya, ekonomi di perusahaan, ekonomi moneter, ekonomi perbankan dan sebagainya.
b. masalah pokok dalam ekonomi
Masalah pokok ekonomi muncul karena kesepakatan yang dicapai antara kebutuhan
manusia yang tidak terbatas dan sumber daya yang terbatas. Kebutuhan manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya beragam. Di sisi lain, ketersediaan sumber daya yang tersedia
belum tentu memenuhi persyaratan ini
masalah utama ilmu ekonomi klasik dibagi menjadi tiga bagian, yaitu produksi, distribusi dan
konsumsi.
Masalah produksi.
Untuk memenuhi kebutuhan manusia, barang dan jasa harus disediakan. Untuk mencapai
tujuan tersebut, produsen harus mengetahui barang dan jasa apa yang dibutuhkan
masyarakat. Alhasil, untuk memenuhi permintaan yang begitu besar, produsen harus
mengetahui jenis barang dan jasa yang dibutuhkan konsumennya. Pada kenyataannya,
tidak semua kebutuhan dapat terpenuhi. Kebutuhan baru akan terpenuhi jika barang atau
jasa diproduksi. Dalam produksi, dibutuhkan berbagai macam sumber daya. Masalah
produksi ini akan dihadapi para pengusaha. Karena mereka dituntut untuk memproduksi
barang atau jasa dengan sumber daya yang ada, secara efisien dan semaksimal mungkin.
Kegiatan produksi dilakukan manusia dengan menempuh pengubahan bentuk maupun
tanpa mengubah bentuk. Perbuatan manusia untuk menambah nilai guna barang tanpa
mengubah bentuk disebut produksi jasa. Produksi jasa dibedakan menjadi dua yaitu
produksi jasa yang langsung dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan
produksi jasa yang ditujukan untuk meningkatkan nilai guna. Misalnya produksi jasa
yang langsung dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia antara lain,
pendidikan, pengobatan, angkutan penumpang, dan kecantikan. Sedangkan produksi jasa
yang ditujukan untuk meningkatkan nilai guna misalnya asuransi dan jasa pergudangan.
Adapun perbuatan manusia untuk menambah nilai guna barang dengan mengubah bentuk
atau sifat bahan dasar yang disebut produksi barang. Produksi barang dibedakan menjadi
2(dua) yaitu produksi barang konsumsi dan produksi barang modal. Barang konsumsi
yang dapat langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Kaum klasik tidak
begitu memperhatikan perbedaan kebutuhan da selera masing-masing individu yang
berbeda.
.Masalah distribusi. Umumnya bisnis distribusi memiliki sistem manajemen agar proses
bisnis menjadi optimal. Dengan skala perusahaan yang beragam, bisnis distribusi ada
yang sistem distribusi sederhana dan ada juga yang kompleks.
Kompleksnya bisnis distribusi membuat perusahaan rentan terhadap tantangan dan
permasalahan. Untuk dapat mengatasi permasalahan bisnis distribusi, perusahaan perlu
melakukan identifikasi permasalahan dengan akurat. Masalah lainnya adalah bagaimana
mendistribusikan produk dengan benar kepada konsumen. Distribusi adalah
pendistribusian barang atau jasa dari produsen ke konsumen, sehingga produk tersebut
tersebar luas. Intinya, tujuan distribusi adalah agar produk produsen tersebar lebih luas
dan menjangkau konsumen. Setelah produk dipasarkan, produk tersebut dapat
dikonsumsi. Apa pun cara yang dipilih, distributor (pelaku distribusi) dan produsen
(pelaku produksi) harus memperhatikan biaya dan kelancarannya, agar konsumen dapat
memperoleh barang dan jasa yang dibutuhkannya. Berikut beberapa permasalahan bisnis
distribusi yang umum terjadi :
Masalah konsumsi. Setelah barang dan jasa sampai ke konsumen, pertanyaan selanjutnya
adalah apakah akan mengkonsumsi atau membuang barang karena harga yang tidak
terjangkau. Ini adalah pertanyaan lain yang harus dijawab oleh pabrikan sebagai pabrikan
produk. Di sisi lain, sebagai konsumen kita harus bisa meningkatkan pendapatan untuk
mendapatkan produk yang kita inginkan. Suatu barang menjadi tidak berguna apabila
tidak sesuai dengan kebutuhan, selera, dan daya beli masyarakat. Kegiatan produksi dan
distribusi harus memperhatikan ketiga hal tersebut.
Contoh dari tiga masalah pokok ekonomi klasik ini adalah masalah yang harus dipertimbangkan
produsen saat memproduksi produk. Di sisi lain, konsumen juga dituntut untuk meningkatkan
daya beli agar dapat menyerap setiap produk yang dihasilkan produsen.
Pertanyaan apa dan berapa berkaitan dengan aspek pemenuhan kebutuhan, seperti
komoditas apa yang harus diproduksi dan berapa banyak komoditas tersebut diproduksi.
Masalah pokoknya adalah jenis dan jumlah produk yang harus dihasilkan. Misalnya,
barang apa yang harus diproduksi? apakah akan memproduksi makanan, obat-obatan,
buku, dan seterusnya. Tidak mungkin untuk memproduksi semua jenis benda pemuas
kebutuhan sesuai jumlah yang diinginkan masyarakat. Hal ini juga berkaitan dengan
alokasi sumberdaya yang dibutuhkan untuk memproduksi barang. Jika kita ingin
memproduksi banyak makanan, maka sumber daya untuk memproduksi obat-obatan akan
berkurang, dan sebaliknya. Selain itu, kita juga harus mempertimbangkan mengapa
pembangunan harus difokuskan ke sektor tertentu. Contohnya fokus untuk sektor
pertanian, mengapa bukan sektor industri dan seterusnya. Jika sudah diputuskan barang
apa yang diproduksi, maka langkah selanjutnya adalah berapa jumlah barang yang
diproduksi? Mengenai apa dan berapa barang yang diproduksi ini tergantung dengan
kondisi ekonomi dan sistem ekonomi negara yang bersangkutan
How (Bagaimana)?
Hal ini berkaitan dengan bagaimana komoditas tersebut diproduksi. Dalam hal ini, harus
dipertimbangkan pelaku, faktor-faktor produksi, dan teknik apa yang digunakan.
Misalnya harus mempertimbangkan metode atau teknologi apa yang harus digunakan
untuk memproduksi suatu barang. Secara rinci permasalahan bagaiman terdiri dari:
- Siapa yang akan melaksanakan kegiatan produksi?
- Sumber daya apa yang akan digunakan?
- Teknologi apa yang sesuai untuk diterapkan ?
- Berapa besar skala kuantitas produksinya?
Pertanyaan selanjutnya yang menjadi pertimbangan adalah untuk siapa suatu produk
dihasilkan. Dalam hal ini, masalah pendistribusian menjadi aspek penting yang harus
ditata sedemikian rupa, agar produk yang dihasilkan benar-benar tersalurkan dengan tepat
dan dapat memenuhi kebutuhan target. Permasalahan untuk siapa tidak hanya mengenai
siapa yang akan menikmati produk yang dihasilkan. Tetapi juga mencakup siapa-siapa
saja yang akan memperoleh manfaat dengan adanya produksi tersebut, termasuk pelaku
produksi
c. Sistem perekonomian
Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur kondisi perekonomian suatu
negara sesuai dengan kondisi kenegaraan dari negara itu sendiri. Setiap negara memiliki
sistem perekonomian yang berbeda-beda. Hal itu disebabkan setiap negara memiliki
ideologi, kondisi masyarakat, kondisi perekonomian, serta kondisi SDA yang berbeda-
beda. Sistem ekonomi dapat diartikan sebagai kegiatan produksi, konsumsi dan distribusi
yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Perbedaan mendasar antara
sebuah sistem ekonomi dengan sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu
mengatur faktor produksinya. Secara normatif, sistem perekonomian Indonesia mengacu
kepada pancasila dan UUD 1945, dan secara terperinci karakteristiknya tertuang dalam
UUD 1945 pasal 33: Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai
hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Bumi dan air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi
ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan
ekonomi nasional. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam
undang-undang. Negara tetap mengakui hak milik perorangan yang tidak bertentangan
dengan kepentingan publik. Masyarakat adalah bagian yang penting dalam sistem
ekonomi dengan kegiatan produksi yang dilakukan, dipimpin, dan diawasi oleh
masyarakat.
sistem ekonomi dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu sistem ekonomi
tradisional, komando, liberal/bebas, dan campuran.:
Sistem ekonomi komando atau terpusat atau sosialis merupakan sistem yang
menitikberatkan pada kekuasaan pemerintah dalam mengatur dan menata perekonomian
negaranya.Negara yang menerapkan sistem ekonomi komando adalah Kuba, Korea Utara,
China, dan Vietnam. Ciri-cirinya adalah sumber daya ekonomi dikuasai dan dimiliki negara,
tingkat harga dan bunga ditentukan pemerintah, kebebasan masyarakat berekonomi terbatas,
regulasi ekonomi ditetapkan pemerintah dan pembagian kerja diatur pemerintah.
Kekuatannya adalah pasar dalam negeri berjalan lancar, serta mudah melakukan distribusi
pendapatan. Selain itu, pemerintah mudah mengendalikan inflasi, pengangguran, atau
keburukan ekonomi; program pemerintah cepat terwujud; dan pengendalian serta
pengawasan mudah dijalankan. Kelemahannya adalah tidak ada kebebasan untuk berusaha,
hak milik perorangan tidak diakui, masyarakat tidak berkembang secara potensi maupun
kreativitas, terciptanya praktik monopoli, bergantung pada pemerintah, dan masyarakat tidak
bebas memiliki alat dan sumber daya.
8. Tingkat inflasi Kenaikan harga yang berlaku ditekan seminimal mungkin dimaksudkan
agar masyarakat tidak mengalami kesulitan dalam menjalankan kegiatan ekonominya.
Tujuan mempelajari ekonomi makro:
Dengan adanya ekonomi makro kita bisa mengetahui dengan jelas pendapatan nasional
negara. Dari sini, dapat terukur dengan jelas apakah perekonomian negara kita stabil atau
tidak. Kebijakan ekonomi yang nantinya akan diambil pun bisa lebih efektif dan efisien
memahami berbagai peristiwa ekonomi, merumuskan dan memperbaiki suatu kebijakan
ekonomi.
Inflasi
Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dalam jangka waktu tertentu.
Inflasi yang tinggi bisa berdampak pada daya beli masyarakat yang menurun, sehingga
mereka sulit memenuhi kebutuhan sehari-hari. Penyebab inflasi di Indonesia antara lain
kenaikan harga bahan bakar minyak, kenaikan harga pangan, serta tingginya biaya
produksi.
Korupsi
Korupsi adalah salah satu permasalahan utama di Indonesia yang berdampak pada
ekonomi makro. Korupsi bisa mengakibatkan pemborosan anggaran, memperlambat
pembangunan, serta merusak kepercayaan investor. Korupsi juga bisa menjadi
penghambat bagi reformasi ekonomi dan perbaikan tata kelola pemerintahan.
Bagaimana memproduksinya
Salah satu masalah ekonomi mikro adalah teknologi atau metode produksi apa yang akan
digunakan untuk memproduksi suatu barang, berapa jumlah tenaga kerja, jenis mesin,
dan bahan mentah apa yang akan digunakan Masalah lain yang harus ditangani adalah
bagaimana mengombinasikan faktor-faktor produksi yang ada agar berhasil guna dan
berdaya guna. Hal yang berkaitan dengan masalah ini adalah bagaimana melakukan
proses produksi seefisien mungkin sehingga prosesnya berjalan lancar dan menghasilkan
keuntungan. Terkait masalah produksi, terdapat tiga pertanyaan penting, yakni bagaimana
memanfaatkan sumber daya dalam produksi barang dan jasa yang diinginkan oleh
masyarakat dan mencegah penggunaan sumber daya dalam memproduksi barang atau
jasa yang tidak diingingkan oleh masyarakat. Selanjutnya, bagaimana memastikan bahwa
perusahaan-perusahaan yang memperoduksi barang dan jasa tersebut memperoleh
sumber daya yang dibutuhkan. Terakhir, bagaimana memastikan metode tertentu sebagai
kombinasi yang paling efisien.
Penjelasan:
Interaksi di pasar barang
Pasar merupakan tempat pertemuan antara permintaan dan penawaran. Pasar juga
menjadi tempat di mana penjual dan pembeli dapat bertemu untuk dapat melakukan
transaksi jual-beli.
Perilaku penjual dan konsumen
Keduanya memiliki sifat yang rasional, di mana penjual menginginkan keuntungan
maksimal, dan pembeli menginginkan kepuasan optimal dari segi Kualitas dan Harga
produk. Dalam menganalisis perilaku antara penjual dan pembeli, ada 3 asumsi yang
dapat diperhatikan yaitu aktivitas ekonomi antara penjual dan pembeli terjadi secara
terbuka dan rasional.
Elastisitas harga
Mempelajari bagaimana harga-harga suatu barang maupun jasa terbentuk di pasar.
Harga ini dipengaruhi oleh seberapa banyaknya jumlah permintaan. Konsep Elastisitas
dalam Kegiatan Ekonomi Industri Mempelajari bagaimana arus perputaran barang dan
jasa dapat terbentuk, juga menganalisis barang produksi, produsen, konsumen, dan
distribusi dalam hal kemungkinan rasional dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Pasar input
Mempelajari bagaimana produsen dapat memperoleh bahan-bahan produksi dengan
biaya seminimal mungkin namun menghasilkan barang atau jasa yang memiliki nilai jual
tinggi.
f. Perekonomian tradisional dan perekonomian modern
1. Perekonomian tradisional
Sistem ekonomi tradisional adalah sistem ekonomi yang didasarkan pada praktik,
norma, dan nilai-nilai yang telah ada dalam suatu masyarakat selama berabad-
abad. Dengan kata lain, sistem ekonomi tradisional adalah sistem ekonomi yang berdasar
pada adat istiadat, sejarah, dan kepercayaan turun-temurun. Sistem ekonomi tradisional
adalah sistem ekonomi yang identik diterapkan di masyarakat pedesaan dengan hasil
ekonomi berupa pertanian. Setidaknya, terdapat dua elemen utama dalam sistem ekonomi
tradisional yaitu menghargai tradisi dan minimnya jumlah limbah yang dihasilkan. dalam
sistem ekonomi tradisional, pemerintah tidak berhubungan langsung dalam aktivitas
ekonomi, tetapi hanya berperan sebagai penjaga ketertiban. Tujuan utama sistem
ekonomi tradisional adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari masyarakatnya,
bukan untuk mencari keuntungan. Sistem ekonomi tradisional adalah sistem ekonomi
dimana produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa didasarkan pada tradisi,
budaya, dan cara hidup yang telah berlangsung sangat lama. Sistem ekonomi tradisional
tidak didasarkan pada prinsip-prinsip pasar bebas atau perencanaan ekonomi sentral,
seperti yang terjadi dalam sistem ekonomi lainnya seperti kapitalisme atau
sosialisme. Sistem ekonomi tradisional sering ditemukan di masyarakat agraris atau
masyarakat yang hidup dalam kondisi terpencil. Umumnya, teknologi modern dan
perubahan ekonomi belum masuk pada masyarakat yang menganut sistem ekonomi ini.
1. Produksi untuk konsumsi sendiri Dalam sistem ekonomi tradisional, produksi utama
adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumsi keluarga atau komunitas setempat. Hasil
pertanian, kerajinan tangan, dan sumber daya lainnya diproduksi untuk memenuhi
kebutuhan dasar
2. Pembagian peran yang tergantung pada tradisi Peran dalam produksi dan distribusi
ditentukan oleh tradisi, dan sering kali diwariskan dari generasi ke generasi. Misalnya,
pekerjaan tertentu mungkin dianggap sebagai pekerjaan yang harus dilakukan oleh
keluarga tertentu atau kelompok tertentu
3. Sistem pertukaran barter Sistem ekonomi tradisional cenderung melibatkan pertukaran
barang-barang dan jasa dalam bentuk barter, bukan menggunakan mata uang atau uang
tunai.
5. Nilai-nilai sosial yang kuat Nilai-nilai sosial, budaya, dan agama sering kali
memainkan peran penting dalam mengatur sistem ekonomi tradisional. Produksi dan
konsumsi dapat terkait erat dengan upacara adat, ritual keagamaan, atau nilai-nilai
komunitas. Baca juga: Cara Prabowo Berantas Korupsi Bila Jadi Presiden: Naikan Gaji
PNS
2. Perekonomian modern
Ekonomi modern memiliki fokus yang lebih luas. Selain produksi dan
pertumbuhan ekonomi, ekonomi modern juga menyoroti isu-isu seperti ketimpangan
pendapatan, ketidaksetaraan sosial, ketahanan lingkungan, perubahan iklim, dan
pengaruh teknologi terhadap pasar dan pekerjaan.
Berpikir objektif, yakni dengan menerima segala sesuatu secara objektif dengan
menggunakan fikiran yang rasional.
karena untuk memenuhi kebutuhan akan barang dan jasa diperlukan faktor-faktor
produksi, adapun faktor produksi yaitu:
-Sumber daya alam
Sumber daya alam hayati adalah sumber daya alam yang berasal dari makhluk hidup,
yakni tumbuhan, hewan, dan juga mikroba. Pemanfaatan sumber daya alam hayati
bagi manusia biasanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia, yakni
sandang, pangan, dan papan.
-Tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan faktor produksi berbentuk manusia yang secara langsung
maupun tidak langsung menjalankan kegiatan produksi. Hasil produksi yang
dihasilkan oleh tenaga kerja bernilai ekonomis yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat. Kemampuan tenaga kerja diukur berdasarkan tingkat usia.
Tenaga kerja akan dihitung sebagai faktor produksi ketika manusia memiliki
kemampuan untuk bekerja. Faktor produksi tenaga kerja juga dikategorikan sebagai
faktor produksi asli. Dalam faktor produksi tenaga kerja, terkandung unsur fisik,
pikiran, serta kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja. Oleh karena itu, tenaga
kerja dapat dikelompokan berdasarkan kualitas (kemampuan dan keahlian) dan
berdasarkan sifat kerjanya.
Berdasarkan kualitasnya, tenaga kerja dapat dibagi menjadi tenaga kerja terdidik,
tenaga kerja terampil, dan tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih. Tenaga kerja
terdidik adalah tenaga kerja yang memerlukan pendidikan tertentu sehingga memiliki
keahlian di bidangnya, misalnya dokter, arsitek, akuntan, dan ahli hukum. Tenaga
kerja terampil adalah tenaga kerja yang memerlukan kursus atau pelatihan di bidang-
bidang keterampilan tertentu sehingga terampil di bidangnya. Misalnya tukang listrik,
montir, tukang las, dan sopir. Sementara itu, tenaga kerja tidak terdidik dan tidak
terlatih adalah tenaga kerja yang tidak membutuhkan pendidikan dan pelatihan dalam
menjalankan pekerjaannya. Misalnya tukang sapu, pemulung, dan lain-lain.
Berdasarkan sifat kerjanya, tenaga kerja dibagi menjadi tenaga kerja rohani dan
tenaga kerja jasmani. Tenaga kerja rohani adalah tenaga kerja yang menggunakan
pikiran, rasa, dan karsa. Misalnya guru, editor, konsultan, dan pengacara. Sementara
itu, tenaga kerja jasmani adalah tenaga kerja yang menggunakan kekuatan fisik dalam
kegiatan produksi. Misalnya tukang las, pengayuh becak, dan sopir.
-Actualing
Berupa pengarahan ataupun bimbingan dan memberikan motivasi kepada para tenaga
kerja atau karyawan terhadap bagian pekerjaan masing-masing.
-Controlling
bertujuan untuk melakukan kontrol atau evaluasi terhadap kinerja organisasi. Poin ini
juga berguna untuk memastikan bahwa apa yang sudah direncanakan, disusun, dan
dijalankan dapat berjalan sesuai dengan aturan main atau prosedur yang telah dibuat.