Anda di halaman 1dari 10

Pengertian ekonomi politik secara sempit menurut Vincent Moscow, dapat

diartikan sebagai kajian tentang hubungan sosial, khususnya yang berhubungan

dengan kekuasaaan dalam bidang produksi, distribusi, dan konsumsi sumber daya

dalam komunikasi.

Salah satu definisi ekonomi politik yang dilontarkan oleh Mosco yaitu,

sebuah studi mengenai hubungan sosial, hubungan kekuatan yang satu sama lain

berhubungan dan membentuk produksi, distribusi, dan konsumsi dari sumber daya

termasuk komunikasi. Komponen itulah yang dilakukan perusahaan media,

memproduksi surat kabar, film, video ataupun program televise.

Mendistribusikannya produknya ke pasar, dimana nantinya konsumen

memutuskan apa yang akan dibaca atau ditontonnya. Dan pada akhirya, keputusan

konsumen ini menjadi tolak ukur perusahaan dalam mengambil kebijakan. Selain

itu, kajian ekonomi politik juga menggiring kita untuk memahami pengaruh dari

kekuasaan, sebuah konsep bagaimana seseorang mendapatkan apa yang mereka

inginkan bahkan ketika orang lain tidak ingin mereka untuk mendapatkannya.

Definisi yang lebih umum dari ekonomi politik adalah studi tentang

kontrol dan kelangsungan hidup dalam kehidupan sosial. Kontrol mengacu kepada

bagaimana masyarakat mengatur dirinya sendiri, mengelola urusan dan

menyesuaikan diri, atau gagal untuk beradaptasi, dengan perubahan yang tak

terelakkan bahwa semua masyarakat menghadapi. Sementara kelangsungan hidup

berarti bagaimana orang menghasilkan apa yang mereka butuhkan untuk


mereproduksi diri mereka sendiri dan untuk menjaga kemana arah/tujuan hidup

masyarakat. Menurut penafsiran ini, kontrol adalah proses politik karena

membentuk hubungan dalam masyarakat, dan kelangsungan hidup terutama

ekonomi karena menyangkut proses produksi dan reproduksi.

Menurut Mosco, salah satu pengaruh dari kajian ekonomi politik dalam

komunikasi adalah keterkaitan peningkatan konsumsi massa dan media sebagai

bisnis besar, reaksi terhadap behaviorisme dan neo-klasik ekonomi didasarkan

pada pembelajaran dan pembuatan kebijakan komunikasi.

Kajian ekonomi politik sebenarnya juga menjadi fokus kajian pada

perspektif klasik, yaitu untuk kajian yang memandang bahwa proses ekonomi

pada media tersebut murni merupakan proses ekonomi yang terosiolasi dari faktor

politik dan kekuasaan. Perspektif kajian ini disebut ekonomi politik liberalis yang

kemudian disebut dengan ekonomi media. Media hanya dipandang sebagai

saluran dalam proses pertukaran komoditas dipasar bebas guna berkompetisi dan

memberikan manfaat dan kepuasan terhadap khalayaknya.

Dalam hal ini Mosco merumuskan empat karakteristik penting mengenai

ekonomi-politik.

Pertama, ekonomi-politik merupakan bagian dari studi mengenai

perubahan sosial dan transformasi sejarah. Dimana ekonomi-politik kritis ini

berusaha menjelaskan secara memadai bagaimana perubahan-perubahan dan


dialektika yang berkaitan dengan posisi dan peranan media komunikasi dalam

sistem kapitalisme global .

Kedua, ekonomi-politik mempunyai minat dalam menguji keseluruhan

sosial atau totalitas dari hubungan sosial yang meliputi bidang ekonomi, politik,

sosial dan budaya dalam suatu masyarakat, serta menghindari dari kecenderungan

mengabstraksikan realitas-realitas sosial ke dalam bidang teori ekonomi maupun

teori politik.

Ketiga, berhubungan dengan filsafat moral, artinya hal ini mengacu

kepada nilai-nilai sosial (wants about wants) dan konsepsi mengenai praktek

sosial. Prinsip-prinsip keadilan, kesetaraan dan public good merupakan referensi

utama dari pertanyaan moral mendasar ekonomi-politik. Perhatian ini tidak hanya

ditujukan pada “what is” (apa itu), tetapi “what ought be” (apa yang seharusnya).

Misalnya saja studi ekonomi pilitik kritis yang concern terhadap peranan media

dalam membangun konsesus dalam masyarakat kapitalis yang ternyata penuh

distorsi. Dalam masyarakat yang tidak sepenuhnya egaliter, kelompokkelompok

marginal tidak mempunyai banyak pilihan selain menerima dan bahkan

mendukung sistem yang memelihara subordinasi mereka terhadap kelompok

dominan.

Keempat, karakteristiknya praxis, yakni suatu ide mengacu kepada

aktivitas manusia dan secara khusus mengacu pada aktivitas kreatif dan bebas

dimana orang dapat menghasikan dan mengubah dunia dan diri mereka.
Jadi bisa dikatakan bahwa titik perhatian ekonom politik adalah terhadap

alokasi sumber daya didalam masyarakat yang kapitalis, misalnya menganalisis

mengenai kepemilikan dan kontrol berarti menganalisa mengenai hubungan

kekuasaan, sistem kelas, dan bentuk ketidakadilan struktur.

Terdapat tiga konsep penting yang ditawarkan oleh Moscow untuk

mengaplikasikan pendekatan ekonomi politik pada kajian komunikasi, yaitu

komodifikasi (Commodification), spasialisasi (Spatialization), dan Strukturasi

(Structuration)

a. Komodifikasi

Komodifikasi berhubungan dengan bagaimana proses transformasi barang

dan jasa beserta nilai gunanya menjadi suatu komoditas yang mempunyai nilai

tukar di pasar. Komodifikasi terdiri dari komudifikasi isi, khalayak, dan pekerja.

Proses transformasi dari nilai guna menjadi nilai tukar, dalam media massa

selalu melibatkan para awak media, khalayak dan pasar,. Pekerja media dituntut

untuk memproduksi dan mendistribusikan produknya kepada konsumen yang

beragam, karena nilai tambah dari komodifikasi akan sangat ditentukan sejauh

mana produk media tersebut dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. 

Menurut Vincet Moscow, terdapat tiga bentuk komodifikasi dalam media

1. Komodifikasi Isi

Komodifikasi isi, yakni proses mengubah pesan dan sekumpulan data

ke dalam sistem makna menjadi produk-produk yang dapat dipasarkan.

Sebagai contoh, beberapa media massa sengaja menyajikan informasi-


informsi bertema sensasional, mistik maupun informasi yang

mengandung sensualitas untuk mendapatkan keuntungan

sebanyakbanyaknya. Komodifikasi isi menjadi pusat perhatian kajian

ekonomi politik media dan komunikasi. Ketika pesan atau isi

komunikasi diperlakukan sebagai komoditas, ekonomi politik

cenderung memusatkan kajian pada konten media. Tekanan pada

struktur dan konten media ini bisa dipahami terutama bila dilihat dari

kepentingan perusahaan media global dan pertumbuhan dalam nilai

konten media

2. Komodifiasi Khalayak,

yakni proses media menghasilkan khalayak untuk kemudian

„menyerahkanya‟ kepada pengiklan.. Ganham, (dalam Mosco: 12)

mengatakan bahwa audiens merupakan komoditi yang sangat penting

dalam komodifikasi media. Pada proses ini, perusahaan media

memproduksi khalayak melalui sesuatu program/tayangan untuk

selanjutnya dijual kepada pengiklan. Terjadi proses kerja sama yang

saling menguntungkan antara perusahaan media dan pengiklan, dimana

perusahaan media digunakan sebagai sarana untuk menarik khalayak,

yang selanjutnya di jual kepada pengiklan.

3. Komodifikasi Tenaga Kerja,

yakni proses pemanfaatan pekerja sebagai penggerak kegiatan

produksi, sekaligus distribusi dalam rangka menghasilkan komoditas

barang dan jasa.


Jika disimpulkan, dalam proses komodifikasi ini, sesuatu diproduksi bukan

atas dasar nilai guna, tetapi lebih pada nilai tukar. Artinya sesuatu di produksi

bukan semata-mata memiliki kegunaan bagi khalayak, tetapi lebih karena sesuatu

itu bisa dipertukarakan di pasar. Dengan demikian orientasi produksi bukan untuk

memenuhi kebutuhan objektif masyarakat tetapi lebih mendorong akumulasi

modal. Konstruksi terhadap suatu komoditi, akan dipresentasikan melaui iklan.

Iklan disini bukan hanya berfungsi sebagai sarana promosi suatu komoditi, tetapi

telah menjadi komoditi itu sendiri. Komodifikasi sering dikaitkan dengan

komersialisasi, namun ada perbedaan kecil diantara keduanya, jika komersialisasi

merujuk pada nilai tukar ekonomi semata, maka komodifikasi merujuk pada

semua nilai tukar.

Persaingan dalam pasar media yang sangat kompetitif memaksa media

untuk memperoduksi produk/informasi yang bisa dijadikan komoditas yang

kemudian memberikan keuntungan untuk perusahaan atau media tersebut. Hal ini

sangat penting karena tanpa keuntungan, tentu saja media tidak bisa terus

berkembang atau bahkan beroperasi. Adanya komodifikasi kadang

menghilangkan esensi dari isi berita yang seharusnya didapatkan masyarakat,

karena informasi yang disajikan hanya sekedar untuk menenuhi keinginan pasar.

b. Spasialisasi

“Communication processes and technologies are central to the spatialization

process throughout the wider political economy. Spatialization is particulary

significant in the communication industries”. Spasialisasi berhubungan dengan


proses pengatasan atau paling tepat dikatakan sebagai transformasi batasan ruang

dan waktu dalam kehidupan sosial. Dapat dikatakan juga bahwa spasialisasi

merupakan proses perpanjangan institusional media melalui bentuk korporasi dan

besarnya badan usaha media. Spasialisasi ini terdiri dari dua yaitu, spasialisasi

vertikal dan horizontal.

Spasialisasi merupakan konsep yang befokus pada ruang dan waktu yang

biasanya menjadi kendala. Dengan perkembangan teknologi komunikasi, ruang

dan waktu tidak lagi menjadi sebuah masalah. Tentu ini juga didukung oleh

globalisasi yang memungkinkan fleksibilitas dalam pengontrolan sebuah

industri. Dalam mempromosikan produk, mendistribusikan produk, dulunya

membutuhkan banyak peralatan seperti perlengkapan, transportasi dan banyak

waktu. Namun dengan konsep spasialisasi dengan menggunakan teknologi yang

menghilangkan batasan-batasan jarak dan juga waktu mempermudah proses

produksi dan distribusi sebuah produk.

Sebagaimana televisi dapat membawa pesan dalam waktu yang sangat

cepat, secara langsung tanpa dibatasi oleh jarak yang waktu, bagaimana kita dapat

mengetahui keadaan di belahan dunia lain secara langsung, dalam waktu yang

bersamaan. Beberapa perusahaan juga bisa mengatur bisnisnya secara global

hanya dengan menggunakan tekonologi komunikasi, sehingga memungkinkan

mereka mengakses pasar lebih cepat dan mereka dapat bergerak cepat ketika

kondisi pasar sedang kurang menguntungkan.


Contoh lainnya dari spasialisasi adalah seperti adanya berita live (real

time), interaktif (komunikasi dua arah), streaming informasi secara online,

merupakan contoh pendistribusian produk media yang jelas sudah berubah jauh

dari sebelumnya. Dengan kemudahan yang diproduksi spasialisasi melalui

globalisasi, bisa dilihat bahwa saat ini kecanggihan yang ada dalam

mendistribusikan informasi telah merubah struktur perusahaan seperti media.

Itulah mengapa, dalam konsep spasialisasi, struktur kelembagaan dan pekerja

media sangat penting, karena itulah yang mempengaruhi kecepatan penyampaian

produk media yang akan disuguhkan kepada khalayak. Semakin besar perusahaan

media, semakin banyak jaringan yang dimilikinya, maka seamkin cepat pula

produknya mendunia.

Dalam ekonomi politik media, spasialisasi sebagai suatu cara untuk

memahami hubungan power-geometris bagi proses menetapkan ruang, khususnya

ruang yang dilalui arus komunikasi.57 Lebih lanjut, Moscow membahas

spasialisasi dengan integrasi secara vertikal dan horizontal. Integrasi vertikal

adalah konsentrasi perusahaan dalam satu jalur usaha atau garis bisnis yang

memperluas kendali sebuah perusahaan atas produksi. Pada prakteknya, integrasi

vertikal adalah cross-ownership (kepemilikan silang) beberapa jenis media seperti

surat kabar, stasiun radio, majalah, dan tabloid oleh suatu grup perusahaan media

massa. Integrasi horizontal adalah ketika sebuah perusahaan yang berada di jalur

media yang sama membeli sebagain besar saham pada media lan, yang tidak ada
hubungannya langsung dengan bisnis aslinya atau ketika perusahaan mengambil

alih sebagain besar saham atau perusahaan yang sama sekali tidak bergerak dalam

bidang media

c. Strukturasi

“Structuration belances the tendency in political economic analysis to feture

structures, typically business and governmental institutions, by addressing and

incorporating the ideas of agency, social relations, social process, and social

practice”.Strukturasi berkaitan dengan relasi ide antar agen masyarakat, proses

sosial dan praktik sosial dalam analisis struktur. Strukturasi dapat digambarkan

sebagai proses dimana struktur sosial saling ditegakkan oleh para agen sosial, dan

bahkan oleh masing-masing bagian dari struktur mampu bertindak melayani

bagian yang lain. Strukturasi, yakni proses penggabungan agensi manusia (human

agency) dengan proses perubahan sosial ke dalam jenis struktur-struktur. Dengan

kata lain, strukturasi merupakan keterkaitan antar struktur dan human agency

sebagai dualitas yang bisa menjamin keberlangsungan suatu sitem (media).

Dengan memberikan posisi-posisi jabatan struktur yang adala dalam kelompok

tersebut, diharapkan dapat memainkan peranan penting dalam setiap bidang yang

telah diembannya.

Strukturasi ini menyeimbangkan kecenderungan dalam analisis ekonommi

politik untuk menggambarkan struktur seperti lembaga bisnis dan pemerintahan

dengan menunjukan dan menggambarkan ide-ide agensi, hubungan sosial dan

proses serta praktek sosial.


Dalam ekonomi politik media, sangat penting memperhatikan apa yang

harus diproduksi, apa yang bisa bertahan di masyarakat dalam tujuan

kemasyarakatan. Sehingga setiap produk/informasi yang disampaikan sesuai

denagn struktur masyarakat yang ada. Setiap media memiliki petanya sendiri, ke

kelas sosial mana informasi ini akan disampaikan, karena hal ini juga berpengaruh

terhadap kontinuitas media tersebut kedepannya.

Karena itu setiap media memiliki ciri khasnya sendiri, produk apa yang

ditawarkan, dan kepada siapa produk tersebut ditawarkan. Dan tentu semuanya

tak terlepas dari untuk politik dan ekonomi media, seperti pemilik modal dan

pihak pengiklan. Sebelum menyampaikan suatu pesan pada khalayak, media

melewati proses yang panjang, dari produsennya sampai ke konsumennya, dari

sana kemudian terlihat feedback, produk apa saja yang dipilih oleh masyarakat

yang sudah terstruktur, yang hal ini akan kembali mempengaruhi pasar media itu

sendiri.

Anda mungkin juga menyukai