Anda di halaman 1dari 7

Makalah Pendidikan Kewarganegaraan

“Tanggung Jawab Media Terhadap Berita Bagi


Rakyat”

Dosen Pengampu:
Nani Mediatati / MU115P

Disusun Oleh: Chornelia Fanny / 212018037

Universitas Kristen Satya Wacana


SALATIGA
2019
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Media massa merupakan salah satu bentuk kemajuan teknologi dalam bidang informasi
dan komunikasi. Pengaruh media massa berbeda-beda terhadap setiap individu. Hal ini
disebabkan karena adanya perbedaan pola pikir, perbedaan sifat yang berdampak pada
pengambilan sikap, hubungan sosial sehari-hari, dan perbedaan budaya. Perubahan sosial
dimasyarakat berorientasi pada upaya untuk meninggalkan unsur-unsur yang mesti
ditinggalkan, berorientasi pada pembentukan unsur baru, serta berorientasi pada nilai-nilai
yang telah ada pada massa lampau.
Tanpa sadar media massa telah membawa masyarakat masuk kepada pola budaya yang
baru dan mulai menentukan pola pikir serta perilaku masyarakat. Perubahan pola tingkah laku
yang paling terasa ialah dari aspek gaya hidup dan di dalam lingkungan generasi muda.
Dampak yang ditimbulkan media massa beraneka ragam, misalnya: terjadinya perilaku
menyimpang dari norma-norma sosial dan nilai-nilai budaya yang perilaku menyimpang
tersebut dianggap sebagai bagian dari trend masa kini. Dampak lainnya yaitu kecenderungan
makin meningkatnya pola hidup konsumerisme yang menuntut gaya hidup serba instant serta
membuat menurunnya minat belajar dikalangan generasi muda.
Akses informasi melalui media massa ini sejalan dengan asas demokrasi, dimana adanya
tranformasi secara menyeluruh dan terbuka yang mutlak bagi negara yang menganut paham
demokrasi, sehingga ada persebaran informasi yang merata. Namun, pada pelaksanaannya,
banyak faktor yang menghambat proses komunikasi ini, terutama disebabkan oleh
keterbatasan media massa dalam menjangkau lokasi-lokasi di pedalaman.
PEMBAHASAN

A. Pengertian Media Massa


Pers adalah alat cetak untuk mencetak buku/surat kabar, yang berisi berita dan orang
yang bekerja di bidang persurat kabaran. Pengertian menurut UU No 11 tahun 1966 tentang
ketentuan-ketentuan pokok pers. Menyatakan bahwa pers adalah lembaga kemasyarakatan
alat revolusi yang mempunyai karya sebagai salah satu media komunikasi massa yang bersifat
umum.
Menurut J.C.T Simorangkir. Pers memiliki 2 arti :
1. Arti sempit : hanya terbatas pada surat kabar, majalah dan tabloid.
2. Arti luas : bukan hanya dalam arti sempit, namun mencakup juga radio, televisi, dan film.

B. Tanggung Jawab Media Terhadap Berita Rakyat


Jika ditelusuri lebih jauh konsep tanggung jawab sosial media massa, asumsi dasarnya
didefnisikan dari pemikiran rasionalisme tentang manusia. Menurut Aristoteles, manusia
adalah mahluk hidup yang mempunyai logos, sebagai sarana mencari dasar kenyataan
(kebenaran).
Melalui fikirannya manusia dapat mengatur hidupnya selaras dengan kaidah-kaidah
yang keahliannya dapat diuji sendiri (self evident). Melalui dasar rasio manusia akan
mengetahui dirinya sendiri serta dunianya. Dari akar filsafat rasionalisme tersebut akhirnya
dapat dikembangkan dalam menuntun tanggung jawab perilaku komunikasi manusia, dari
lingkungan terkecil sampai terbesar seperti negara. Termasuk dalam hal ini upaya
mengembangkan sistem komunikasi, melalui kemampuan rasionya itu manusi akan berfikir
tentang perbuatan dan akibat, hak dan kewajiban, serta pemilihan peran dan tanggung
jawabnya.
Dengan demikian, bekal rasio yang dimilikinya akan bertanggung jawab atas segala
tindakan dan perbuatannya. Dalam membangun sistem komunikasi manusia yang
bertanggung jawab atas perilaku, kelembagaan, kebijakan komunikasnya. Teori normatif
adalah teori yang dikembangkan berdasarkan hasil observasi dari para peneliti, tanpa
melakukan pengujian atau eksperimen tarhadap teori yang dikembangkan. Keempat teori
normatif tersebut adalah; Authoritarian Theory, Libertarian Theory, Social Responsibility
Theory, dan Soviet-Totalitarian Theory.
Media massa atau pers memiliki beban tanggung jawab dan fungsi pelayanan yang
berbeda-beda. Keempat teori tersebut menggambarkan tarik menarik di antara kepentingan
pihak penguasa terhadap pers/media. Teori Otoriter yang berkembang pada abad 16-17 di
kerajaan Inggris, merupakan sistem pengendalian media atau pers oleh kerajaan. Pers harus
mengabdi kepada kepentingan kerajaan dan bertanggung jawab pada kerajaan atau
pemerintahan. Oleh karena itu media massa tidak dibenarkan untuk melakukan kritik terhadap
mesin-mesin politik atau pemilik kekuasaan.
Sementara itu di pihak lain, media massa yang memiliki kebebasan untuk
mengekspresikan kepentingannya muncul dalam Teori Libertarian yang berkembang di
Amerika Serikat dan sekitarnya. Media massa memiliki hak-hak yang luas dan berperan
sebagai kelompok dengan keleluasaan yang istimewa dalam menjalankan peran sebagai
informasi, penghibur, dan yang lebih penting lagi melakukan kontrol terhadap kepentingan
atau kebijakan pemerintah.
Media menurut teori ini hanya bertanggung jawab kepada pasar atau market, karena
mereka dihidupi oleh pasar. Namun dengan demikian media tetap mengabdi kepada nilai-nilai
kebenaran dan kejujuran yang juga merupakan bentuk upaya kontrol secara mandiri atau self-
righting process of truth. Selanjutnya dalam tanggung jawab media menurut Teori Soviet
Totalitarian adalah mengabdi kepada keberhasilan dan keberlanjutan sistem sosialis Soviet
terutama pada kepentingan partai politik komunis. Sistem ini berkembang di negara Uni
Soviet sebelum pecah, dan negara-negara komunis baik di Asia maupun Eropa Timur.
Sedangkan sistem pers yang sebenarnya menunjukkan konsep tanggung jawab media
terdapat dalam sistem pers atau sistem media Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility).
Konsep tanggung jawab media atau pers senantiasa dihubungkan dengan kata sosial yang
berupaya menunjukkan pada suatu konsep tentang kewajiban media untuk mengabdi terhadap
kepentingan masyarakat.
Pengertian kerangka teoritis tanggung jawab untuk media, merupakan perkawinan dari
konsep-konsep tentang; prinsip kebebasan dan pilihan individual, prinsip kebebasan media,
dan prinsip kewajiban media terhadap masyarakat. Nampaknya sulit untuk menerapkan tarik-
menarik kepentingan yang harus dijalankan sebagai tanggung jawab media, tetapi secara
teoritis, Teori ini memiliki dua kerangka, yaitu:
 Pengembangan lembaga publik, tetapi mandiri, untuk mengelola siaran, pengembangan
mana pada gilirannya akan sangat berpengaruh terhadap peningkatan cakupan dan
kekuatan politis dari tanggung jawab sosial.
 Pengembangan profesionalisme lebih lanjut sebagai sarana untuk mencapai standar
prestasi yang lebih tinggi, pada saat yang sama mempertahankan pengaturan oleh media
sendiri.
Dalam kerangka teori tanggung jawab sosial, menurut Denis McQuail (1991) makna
tanggung jawab media massa antara lain:
1. Media menerima dan memenuhi kewajiban tertentu kepada masyarakat.
2. Kewajiban media terutama dipenuhi dengan menetapkan standar yang tinggi atau
profesional tentang keinformasian, kebenaran, ketepatan, objektivitas, dan keseimbangan.
3. Dalam menerima dan menerapkan kewajiban tersebut, media dapat mengatur diri sendiri
di dalam kerangka hukum dan lembaga yang ada.
4. Media menghindari segala sesuatu yang mungkin menimbulkan kejahatan, kerusakan
atau ketidaktertiban umum atau penghinaan terhadap minoritas etnik atau agama.
5. Media secara keseluruhan hendaknya bersifat pluralis dan mencerminkan kebhinekaan
masyarakatnya, dengan memberikan kesempatan yang sama untuk mengungkapkan
berbagai sudut pandang dan hak untuk menjawab.
Tanggung jawab utama media massa adalah mengatur dan memberi petunjuk pemikiran,
kebudayaan, dan tingkah laku kepada masyarakat guna membenahi dan menjauhkan
pemikiran, kebudayaan.
Dari rangkuman tanggung jawab media tersebut, dapat dijabarkan sebagai berikut yaitu:
1. Media massa, dengan cara dan berbagai metode persuasi yang positif, harus aktif
membina dan menghidupkan nilai-nilai mulia pada pribadi-pribadi masyarakat, seperti
perhatian pada etika, senang bekerja, rasa tanggung jawab, rasa percaya diri, serta
keberanian jiwa dan raga.
2. Media harus mampu mendukung penguasaan pada ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kemajuan ilmu pengetahuan akan meningkatkan tekhnologi, dan hal ini dengan sendiri
akan memajukan taraf hidup manusia sekaligus memberikan kebaikan kepada negara.
3. Media bertanggung jawab dalam menciptakan tempat-tempat atau wahana rekreasi dan
permainan penting bagi masyarakat.
4. Keadilan sosial juga merupakan point-point yang harus dibuat oleh media massa untuk
membangun komitmen dan menjunjung peradaban.
5. Dalam membangun perhatian masyarakat, media harus melakukannya secara konstruktif
dan positif. Misalnya tidak melakukan paksaan.
C. Kesimpulan
Perbandingan kondisi yang ada tentang media massa di Indonesia dan kajian
konseptual, menunjukkan sebuah kesenjangan yang nyata. Pers dan media Indonesia belum
mampu menunjukkan profesionalisme peran dan tanggung jawabnya. Hal ini bisa dibuktikan
dengan komentar atau suara dari parlemen dan komentar masyarakat.
Namun, dengan demikian tidak sepenuhnya pihak media massa atau pers sendiri
yang disudutkan. Kondisi demikian di antaranya dipicu oleh kondisi internal pers atau media
itu sendiri. Salah satu hal yang dibicarakan misalnya rendahnya tingkat pendidikan SDM
media khususnya wartawan, rendahnya tingkat pendapatan atau gaji wartawan atau yang
menyebabkan mereka tidak mampu menghadapi tuntutan kebutuhan dasar mereka.
D. Saran
Demikianlah makalah ini saya buat, semoga dapat menambah pengetahuan, wawasan
serta bermanfaat bagi kita semua. Saya menyadari akan ketidak sempurnaan makalah ini,
untuk itu jika ada kesalahan penulisan, saya memohon maaf dan untuk memperbaiki
makalah selanjutnya, saya usahakan menjadi lebih sempurna dan bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA

Littlejoh, Stephen W., Theories of Human Communication,


California: Wadsworth, 1989.
McQuail, Denis, Teori Komunikasi Massa, Jakarta: Erlangga, 1991.
Severin, Werner J., dan James W. Tankard Jr., Communication Theories: Origins,
Methodes, and Uses in the Mass Media, New York: Longman, 1991.

Anda mungkin juga menyukai