NIM : 042359786
SOAL
JAWAB
1. Dari pertanyaan yang diberikan diatas, terkait sistem politik otokrasi yang
diterpakan pada masa Era Orde Baru yang berlangsung dari tahun 1966
hingga 1998 di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto, tentunya praktik
politik dan kebebasan berekspresi pada masa itu sangatlah terbatas.
Berdasarkan pandangan saya, maka dapat saya sampaikan beberapa ciri praktik
negara otoriter di Indonesia pada masa Era Orde Baru ini ;
Dalam hal ini pemerintah sangat memiliki power, terutama dalam kendali penuh
terhadap media massa, termasuk surat kabar, televisi, dan radio. Stasiun televisi
dan radio utama dikendalikan oleh pemerintah atau keluarga Soeharto pada masa
tersebut.
Pemerintah Orde Baru malakukan kendali terhadap semua lini, salah satunya juga
terhadap organisasi masyarakat sipil dan aktivis mereka yang seringkali mendapat
tekanan dari pemerintah, sehingga kebebasan berserikat dan berorganisasi pada
masa itu dibatasi. Dan bahkan, terdapat beberapa organisasi yang dianggap
subversif oleh Pemerintah Orde Baru dilarang.
Bagi masyarakat yang memberikan kritik terhadap pemerintah atau Soeharto pada
masa tersebut, maka akan dilakukan tindakan represif berupa sanksi dihukum atau
diintimidasi. Dengan sikap dan tindakan yang dilakukan tersebut telah membuat
masyarakat merasa takut untuk menyuarakan pendapat kritis mereka karena
masyarakat takut akan tindakan represif yang dilakukan pemerintah orde baru.
Dengan jatuhnya rezim Orde Baru pada tahun 1998 dan masa era reformasi silam,
negara Indonesia-pun mengalami perubahan yang signifikan dalam hal kebebasan
berekspresi. Bahkan setelah era orde baru ini media massa menjadi lebih
independen, dan semakin banyak media swasta baru bermunculan. Dengan
berakhirnya era orde baru tersebut, kebebasan berpendapat, berkumpul, dan
berserikat telah bergerak keraha lebih positif secara signifikan.
2. Kebebasan Media,
Setelah era orde baru berlalu yang saat ini lebih akrab disebut era reformasi ini
telah membuat media massa di Indonesia memiliki lebih banyak kebebasan dalam
menyampaikan dan melaporkan berita dengan opini yang beragam. Saat ini telah
banyak media daring dan independen bermunculan, sehingga media telah leluasa
menyampaikan kritik terhadap pemerintah dengan mengpublikasikannya kepada
khalayak.
3. Partisipasi Publik,
Tentunya dengan telah masuk pada era reformasi ini, Indonesia telah mengadakan
pemilihan umum yang relatif bebas dan adil, dengan memberikan ruang dalam
kompetisi politik yang semakin terbuka tentunya.
2. Jika kita lihat dari maknanya, public sphere itu berarti ranah publik,
dimana konsep ranah publik ini merupakan sebuah konsep yang
diperkenalkan oleh seorang filsuf dari negara Jerman, yakni Jürgen
Habermas. Jürgen menciptakan konsep ini sebelumnya berdasarkan dari
dalam pemikirannya tentang demokrasi dan ruang publik. Untuk diketahui,
konsep ranah publik ini merujuk pada ruang sosial di mana warga negara
berkumpul untuk berdiskusi, berdebat, dan membahas isu-isu politik dan
sosial. Dimana public sphere berperan penting dalam mewujudkan
demokrasi, dan untuk media massa memainkan peran yang signifikan
dalam menciptakan dan memelihara ruang publik ini.
Adapun cara public sphere berperan dalam mewujudkan demokrasi dan kontribusi
media massa dalam menciptakan public sphere akan saya jabarkan dibawah ini ;
Dalam hal ini, Public sphere merupakan sebuah tempat dimana warga negara
dapat berpartisipasi aktif dalam melakukan diskusi dan perdebatan tentang
masalah-masalah penting. Dan hal telah menciptakan kesempatan bagi individu
untuk menyuarakan pendapat mereka, mendiskusikan isu-isu politik, dan
berkontribusi pada pembentukan opini publik. Dan disini untuk partisipasi publik
ialah salah satu pilar utama dari sebuah demokrasi, dan public sphere
memfasilitasi hal ini.
Di dalam public sphere, warga negara dapat secara leluasa mengkritik pemerintah,
memantau tindakan pemerintah, dan menuntut akuntabilitasnya. Sehingga diskusi
dan pemberitaan yang kritis tersebut telah memaksa pemerintah untuk
bertanggung jawab atas tindakan dan kebijakan mereka, yang merupakan fitur
penting dari sistem demokratis ini.
Pada ranah ini, peran public sphere membantu dalam membentuk opini publik
tentang isu-isu politik dan sosial. Dimana diskusi yang terbuka dan mendalam di
media massa dan platform sosial membantu individu membentuk pandangan
mereka sendiri tentang isu-isu ini, yang pada gilirannya dapat memengaruhi
pemilihan politik dan tindakan mereka.
Sementara itu, bagi kontribusi media massa dalam menciptakan public sphere
akan saya jabarkan juga dibawah ini ;
Untuk media massa yang independen dan profesional tentu harus menyediakan
pemberitaan yang netral dan berimbang tentang isu-isu politik dan sosial. Karna
hal ini penting untuk menjaga kredibilitas media tersebut dan juga untuk
memastikan bahwa setiap warga negara memiliki akses ke informasi yang akurat.
Dalam hal ini, media massa memainkan peranan yang penting dalam membawa
isu-isu politik dan sosial ke perhatian publik. Dimana mereka dapat
melaksanakannya dengan cara melakukan diskusi, wawancara, dan forum yang
memungkinkan untuk berbagai pandangan agar bisa didengar dan
dipertimbangkan.
Pada bidang ini, media massa memiliki peranan yang cukup banyak, dimana salah
satunya dan yang terutama pada platform online. Dalam hal ini. media massa
memberikan setiap warga negara kesempatan untuk berpartisipasi dalam diskusi
dan debat. Dengan menyediakan wadah atau ruang bagi setiap warga, seperti
contohnya surat pembaca, komentar online, dan media sosial adalah cara di mana
individu dapat berkontribusi pada public sphere.
Dan dari keseimpulan diatas, maka disini dapat kita liha bersama jika public
sphere dan media massa saling terkait dan saling memengaruhi. Dimana untuk
media massa yang independen, profesional, dan berkomitmen berperan dalam
menginformasikan dan menyamapaikan kepada setiap warga negara dengan
benar, sehingga dapat membantu menciptakan ruang publik yang sehat, yang pada
gilirannya berfungsi untuk mendukung demokrasi dengan memfasilitasi
partisipasi publik, pembentukan opini publik, dan akuntabilitas pemerintah.