Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 1

Nama : Riyan Antony


NIM : 041459796
UPBJJ : Jakarta
Program Studi : Ilmu Komunikasi
Mata Kuliah : Perbandingan Sistem Komunikasi

1. Selama era Orde Baru di Indonesia, yang berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998, terdapat
pembatasan yang signifikan terhadap kebebasan berekspresi dan berpendapat, serta pengendalian
media yang ketat oleh pemerintah. Berikut adalah beberapa aspek penting terkait kebebasan
berekspresi, berpendapat, dan kehidupan media pada era Orde Baru:

Pembatasan Kebebasan Berekspresi dan Berpendapat:

- Pemerintah Orde Baru di bawah Presiden Soeharto menekan keras segala bentuk kritik politik
terhadap rezimnya. Kritik terhadap pemerintah, partai politik, atau militer dianggap subversif dan
dilarang.
- Kebebasan pers dan pendapat sangat terbatas, dengan konsekuensi hukum yang serius bagi
individu atau organisasi yang dianggap melanggar aturan ini.

Pengendalian Media:

- Pemerintah Orde Baru memiliki kontrol yang ketat terhadap media massa. Media cetak, televisi,
dan radio dikendalikan oleh pemerintah atau orang-orang yang dekat dengan pemerintah.
- Kebijakan sensor dan pengawasan ketat diterapkan, sehingga berita yang merugikan pemerintah
atau berpotensi menciptakan ketidakstabilan politik seringkali dihindari atau dicensor.

Pembatasan Terhadap Kritik terhadap Pemerintah:

- Orang-orang yang mencoba mengkritik pemerintah atau menyuarakan pendapat yang


bertentangan dengan pandangan pemerintah seringkali menghadapi ancaman, penangkapan, atau
tindakan represif lainnya.

Pembatasan terhadap Organisasi Masyarakat Sipil:

- Organisasi masyarakat sipil dan kelompok advokasi seringkali ditekan dan dibatasi oleh
pemerintah. Mereka perlu mendapatkan izin dari pemerintah untuk beroperasi, dan sering kali
dipantau ketat.

Propaganda dan Kultus Kepribadian:


- Media Orde Baru sering digunakan untuk mempromosikan pemerintah dan membangun citra
positif Presiden Soeharto. Terdapat propagandisasi yang kuat terhadap kepemimpinan
pemerintah.

Censorship dan Self-Censorship:

- Media, baik yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta, sering melakukan otonensor dan
mempraktikkan self-censorship untuk menghindari konflik dengan pemerintah.

Di era Orde Baru, terdapat pembatasan yang ketat, sementara di era sekarang, terdapat peningkatan
kebebasan yang lebih besar. Berikut perbedaan utama:

Era sekarang.

- Peningkatan kebebasan berekspresi.


- Media yang lebih bebas.
- Proliferasi media sosial
- Aktivitas organisasi sipil yang lebih bebas.
- Demokratisasi.

2. Ranah publik, merupakan konsep yang pertama kali dikemukakan oleh filsuf Jerman, Jurgen
Habermas. Konsep ini merujuk pada ruang atau arena di mana warga negara dapat berdiskusi,
berdebat, dan berpartisipasi dalam isu-isu politik dan sosial secara terbuka. Public sphere
memainkan peran penting dalam mewujudkan demokrasi, dan berikut adalah beberapa cara di
mana public sphere dapat berkontribusi:
- Peningkatan partisipasi warga negara.
- Pertukaran ide dan pandangan.
- Mengawasi pemerintah.
- Pembentukan opini publik.
- Membangun identitas demokratis.

Media massa memainkan peran penting dalam menciptakan dan memelihara public sphere. Berikut ini
adalah beberapa kontribusi utama media massa dalam membentuk ranah publik:

- Menyediakan Akses ke Informasi: Media massa, termasuk surat kabar, televisi, radio, dan
platform berita online, menyediakan akses ke berita dan informasi yang relevan. Ini
memungkinkan warga negara untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang isu-isu
politik, sosial, dan ekonomi yang memengaruhi mereka.
- Memfasilitasi Diskusi dan Debat: Media massa memberikan platform untuk diskusi dan debat
tentang isu-isu penting. Program wawancara, panel diskusi, surat pembaca, dan komentar di situs
berita online adalah contoh bagaimana media massa membantu mendorong warga negara untuk
berbicara tentang isu-isu yang mereka pedulikan.
- Memajukan Isu-isu Penting: Media massa memiliki kekuatan untuk memajukan isu-isu penting
yang mungkin tidak mendapatkan perhatian yang cukup dalam politik atau masyarakat. Melalui
pemberitaan yang berfokus pada masalah-masalah seperti hak asasi manusia, lingkungan, dan
kesejahteraan sosial, media massa dapat memicu perdebatan dan perubahan.
- Mengawasi Pemerintah dan Kekuasaan: Media massa memiliki peran penting dalam mengawasi
pemerintah dan lembaga-lembaga kekuasaan. Investigasi jurnalisme, pelaporan korupsi, dan
ekspose mengenai penyalahgunaan kekuasaan membantu mempertahankan akuntabilitas
pemerintah dan mendorong tindakan yang sesuai dengan hukum.

3. Dalam era informasi modern, media massa memiliki peran yang sangat penting dalam proses
politik dan komunikasi. Oleh karena itu, elite politik memanfaatkannya untuk mencapai tujuan
politik dan memengaruhi opini publik. Elite politik perlu memanfaatkan media massa sebagai
media komunikasi mereka karena alasan-alasan berikut:
- Mencapai Audiens yang Luas: Media massa seperti televisi, surat kabar, radio, dan platform
media sosial memiliki jangkauan yang sangat luas. Dengan menggunakan media massa, elite
politik dapat mencapai audiens yang sangat besar dalam waktu singkat. Ini penting untuk
menyebarkan pesan politik mereka kepada sebanyak mungkin orang.
- Membentuk Opini Publik: Media massa memiliki peran penting dalam membentuk opini publik.
Elite politik dapat menggunakan media ini untuk mempengaruhi pandangan dan persepsi
masyarakat terhadap berbagai isu politik dan kebijakan. Dengan memiliki kendali atas narasi
yang disajikan oleh media, mereka dapat mencoba membentuk dukungan masyarakat untuk
agenda mereka.
- Meningkatkan Reputasi dan Citra: Media massa dapat digunakan untuk membangun atau
memperbaiki citra dan reputasi seorang elite politik. Mereka dapat memberikan wawancara,
berbicara di acara publik, atau menyebarkan konten yang merinci pencapaian mereka dalam
jabatan politik. Ini dapat membantu mereka mendapatkan dukungan publik dan memenangkan
pemilihan.
- Mendukung Kampanye Pemilihan: Saat kampanye pemilihan, media massa menjadi alat utama
bagi elite politik untuk mencapai pemilih potensial. Mereka dapat menggunakan iklan politik,
debat kandidat, dan penampilan di berbagai platform media untuk mempromosikan diri dan pesan
kampanye mereka.

4. Peran media yang ideal dalam masyarakat demokratis adalah yang mendukung prinsip-prinsip
demokrasi itu sendiri. Ini mencakup beberapa aspek penting:
- Informasi yang Akurat dan Seimbang: Media harus menyediakan informasi yang akurat,
terpercaya, dan seimbang kepada masyarakat. Ini penting agar warga dapat membuat keputusan
yang berdasarkan fakta dan pemahaman yang baik tentang isu-isu yang ada.
- Beragam dan Mewakili: Media harus mencerminkan beragamnya pandangan, suara, dan
kelompok dalam masyarakat. Ini termasuk memberi ruang kepada berbagai perspektif politik,
sosial, dan budaya, serta memberikan platform bagi kelompok-kelompok yang mungkin kurang
terwakili dalam media tradisional.
- Kemandirian dan Kebebasan: Media yang ideal harus independen dari tekanan politik atau
ekonomi yang dapat memengaruhi pelaporan mereka. Kebebasan pers adalah dasar penting dalam
masyarakat demokratis.
- Akuntabilitas: Media harus dapat dipertanggungjawabkan atas pelaporannya. Ini berarti mereka
harus memiliki mekanisme internal dan eksternal yang memungkinkan masyarakat untuk
mengkritik, mengawasi, dan mengajukan keluhan terhadap pelaporan yang dianggap tidak akurat
atau bias.

Contoh : Media memberikan informasi tentang berita dan peristiwa terkini, seperti laporan berita
televisi, situs berita online, atau koran harian. Ini membantu individu tetap terinformasi tentang isu-
isu penting yang memengaruhi masyarakat, negara, dan dunia.
5. Peran media dalam pembangunan sistem politik yang demokratis sangat signifikan. Media
memiliki dampak besar dalam mendukung dan memperkuat prinsip-prinsip demokrasi, seperti
partisipasi warga, akuntabilitas pemerintah, transparansi, dan pengambilan keputusan yang
berdasarkan informasi yang akurat. Berikut adalah beberapa cara di mana media memainkan
peran penting dalam pembangunan sistem politik yang demokratis:
- Menyediakan Informasi: Media memiliki tanggung jawab utama dalam memberikan informasi
yang akurat dan terpercaya kepada masyarakat. Informasi yang disampaikan melalui berita,
laporan, dan artikel dapat membantu warga untuk memahami isu-isu politik, program pemerintah,
dan calon-calon pemilihan umum. Ini memungkinkan warga untuk membuat keputusan yang
berdasarkan fakta.
- Menekan Diskriminasi dan Ketidaksetaraan: Media juga dapat memainkan peran penting dalam
memerangi diskriminasi dan ketidaksetaraan dalam politik. Mereka dapat menyoroti isu-isu
seperti hak-hak minoritas, hak perempuan, dan isu-isu sosial lainnya untuk mempromosikan
kesetaraan dalam sistem politik.
- Pendidikan Politik: Media juga berperan dalam pendidikan politik masyarakat. Mereka
membantu warga memahami struktur politik, proses pemilihan, dan sistem hukum. Ini penting
untuk memastikan bahwa warga memiliki pengetahuan yang cukup untuk berpartisipasi dalam
proses politik.

Sumber : Prajarto, Nunung. Rahmitasari Hayu Diyah. (2023). Perbandingan Sistem Komunikasi.
Univesitas Terbuka

https://setneg.go.id/baca/index/peran_penting_media_dalam_membangun_demokrasi

Demikian yang dapat saya sampaikan

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai