Anda di halaman 1dari 7

MATA KULIAH : KEKUATAN POLITIK INDONESIA

NAMA ANGGOTA KELOMPOK 6


1. Alvina Septi Sekar Sari
2. Costan Demena
3. Dirina Wanimbo
4. Fonny Bukorsyom
5. Gen Sobolim
6. Melly L. P. Kbarek
7. Muliadi
8. Sance A. Rumboi
9. Virginia B. Hattu
10. Samuel Sigit (2019)

PERS DAN MEDIA MASSA SEBAGAI KEKUATAN POLITIK INDONESIA


1. MEDIA MASSA
a. Pengertian
Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan
jurnalistik yang meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan
menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data
dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik,
dan segala jenis saluran yang tersedia.

Media massa atau Pers adalah istilah yang mulai digunakan pada tahun 1920-an untuk
mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat
luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering disingkat menjadi media.

b. Fungsi
Menurut Harold D. Laswell (1936) ada empat fungsi sosial media massa:
1. Pengamatan sosial (social surveillance). Media massa hendaknya menyebarkan informasi dan
interpertasi yang objektif mengenai berbagai peristiwa yang terjadi di dalam dan di luar
lingkungan sosial dengan tujuan melakukan kontrol sosial agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
dinginkan.
2 . Korelasi sosial (social correlation). Media massa hendaknya memberikan informasi dan
interpretasi yang menghubungkan satu kelompok sosial dengan kelompok sosial lainnya atau
antara satu pandangan dan pandangan lainnya dengan tujuan mencapai konsensus.
3. Sosialisasi (socialization). Media massa hendaknya mewariskan nilai-nilai (yang baik) dari satu
generasi ke generasi lainnya atau dari satu kelompok ke kelompok lainnya.
4. Hiburan (entertainment). Media massa juga mempunyai tugas untuk memberikan hiburan
(yang sehat) dan kesenangan kepada masyarakat
c. Media Massa Menjadi Kekuatan Piolitik Indonesia
Fungsi media massa sebagai sarana komunikasi antara lembaga-lembaga publik
(pemerintah, parlemen, dan institusi ekonomi). Dimana Media massa juga merupakan salah satu
pembentuk opini publik yang dapat juga berkembang menjadi sebuah kebijakan apabila terdapat
atensi yang massif.
Posisi strategis media massa dalam proses politik bangsa berkenan dengan status sosial
politik. Media massa akan berpengaruh bagi proses konstruksi sosial, kendatipun sebenarnya
media massa sudah ditempatkan sebagai suatu pilar demokrasi, selain legislatif, eksekutif, dan
yudikatif.

2. Media Massa Dan Demokratisasi Bangsa


Proses demokratisasi bangsa berlangsung dengan makin diberi ruangnya media massa untuk
berperan aktif dalam proses pembangunan bangsa. Demokrasi dimengerti hanya sebagai
pemilihan umum yang berlangsung fair,jujur,dan adil sebagai suatu pemahaman demokrasi
minimalis. Demokrasi adalah suatu proses dalam sistem suatu negara menuju bentuk demokrasi.
Dalam satu ungkapan terkenal Abraham Lincoln memberikan pengertian demokrasi sebagai “
Government of the people, by the people and for the people”. Perkembangan demokrasi
ditentukan pula oleh kekuatan sosial politik yang eksis dimasyakat. Demokrasi dijadikan suatu
sistem alternatif dalam berbagai tatanan aktivitas masyarakat. Penggunaan media massa sebagai
sarana sosialisasi politik, promosi kebijakan-kebijakan politik pemerintahan telah mendorong
negara untuk mengatur penggunaan ranah public untuk kepentingan umum, bukan kepentingan
segelintir elite ekonomi atau elite politik untuk memenihu Hasrat kuasa mereka.Ketika
pengaturan tersebut yang disertai dengan pembentukan Komisi Penyiaran Indonesia(KPI) sebagai
institusi yang mengatur regulasi penyiaran dan sekaligus mengontrol media-media massa
elektronik, maka ruang bagi rakyat untuk memperoleh tontonan yang berkualitas setidaknya
dalam kaitan dengan politik bangsa. Media massa berfungsi sebagai sarana penghubung yang
efektif dalam menyampaikan pemberitaan-pemberitaan politik kepada rakyat. Penyampaiannya
dalam berbagai bentuk, antara lain berupa audio,visual,maupun audiovisual yang didalamnnya
terdapat symbol politik dan fakta politik.

Termasuk peran media massa dalam penjatuhan rezim orde baru tahun 1998. Gelombang
demontrasi massa menjelang dan pasca kejatuhan soeharto tahun1998, media massa hadir sebagai
satu kekuatan penting yang menginformasikan berbagai huru-hara politik , RCTI dan SCTV dua
televisi swasta yang cukup berpengaruh pada mass itu, bahkan SCTV dengan program liputan 6
cukup berhasil menginformasikan peristiwa-peristiwa politik actual yang terjadi , seperti
menyiarkan peristiwa penjarahan yang melanda Jakarta dalam huru-hara mei serta mewawancarai
berbagai tokoh politik yang berpengaruh pada mass aitu untuk mengomentari soal-soal actual
dalam politik nasional. SCTV dipandang sukses dengan pemberitaan politiknya, juga dianggap
sebagai media massa yang berpihak pada kepentingan rakyat luas, para mahasiwa. Media massa
mempercepat proses tranmisi informasi-informasi politik kepada masyarakat, bahkan kini melalui
media sosial seperti Facebook dan Twiter telah mempercepat proses penerimaan informasi-
informasi politik, ekonomi, budaya, hukum dan kemanusiaan yang terjadi di Indonesia.

3. Media Massa Dan Perubahan Politik

Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, pers sangat dibatasi oleh kepentingan
pemerintah. Pers dipaksa untuk memuat setiap berita dimana berita-berita itu harus tidak
bertentangan dengan pemerintah, Pada era lingkungan pemerintahan Soeharto ini untuk
mencari, kebebasan pers memang ada, tetapi terbatas, dan penyimpanan informasi
keterbatasan itu ditujukan untuk memperkuat status quo. Sehingga fungsi guna
membangun keseimbangan antar fungsi eksekutif,yudikatif, dan legislatif.

Faktanya, kebebasan pers pada saat itu tampak hanya sebagai wujud kebebasan
(bebasnya) pemerintah dalam mengatur ruang gerak pers dibidang pengelola penerbitan
pers atau media massa dan juga konsumen pers, untuk menentukan thema, materi, corak
dan arah substansi pers, apa saja yang boleh dan yang tidak boleh diterbitkan .

Setelah reformasi bergulir pada bulan Mei 1998, pers Indonesia mengalami perubahan
yang luar biasa, terutama dalam hal mengekspresikan kebebasannya. Fenomenà itu
ditandai dengan munculnya media-media baru, baik cetak maupun elektronik dengan
berbagaikemasannya. Keberanian pers dalam mengkritik penguasa juga menjadi ciri baru
dari kebebasan pers di Indonesia. Kondisi ini menunjukkan bahwa tidak ada lagi yang
ditakuti oleh pers, apakah itu peraturan -perundang-undangan, sanksi-sanksi, atau
eksistensi organisasi profesinya. Mereka • benar- benar masuk pada era kebebasan yang
riil bias dinikmati. Ibaratnya, pers yang awalnya "buta" sekarang bisa' melihat kembali.

4. Ekonomi Politik Dan Media Massa

5. Perlu Media Massa Yang Tidak Memihak

Bias terhadap pemberitaan media massa pada kasus-kasus politik seringkali


muncul karena media mempunyai koneksi tertentu dengan pemilik media yang secara
langsung ataupun tidak memiliki motif-motif politik. Oleh karena itu seringkali muncul
opini bahwa sebenarnya berita media massa dikerangka oleh kepentingan politik tertentu
untuk memengaruhi sikap dan perilaku politik sesuai dengan ideologi atau keinginan
pemilik media. Imbasnya kemudian berita media massa diyakini memiliki pengaruh
partisipan, yakni menguntung kan partai tertentu, dan sebaliknya menjatuhkan partai lain.

Keberpihakan media massa di Indonesia sendiri dapat kita lihat secara jelas pada
pemilu tahun 2014 dimana menurut data KPI, sebagaimana dilansir Koran Tempo pada
berita utamanya Senin, 26 Mei 2014 menyebutkan Metro TV menayangkan berita soal
Jokowi sebanyak 62 kali pada 6-15 Mei. Pada periode yang sama iklan kampanye di
Metro TV mencapai 96 kali. Bahkan usai deklarasi pemberitaan soal Jokowi di Metro TV
bisa mencapai 15 kali tiap hari. Hal tersebut melanggar aturan maksimal 10 kali setiap
hari dengan durasi masing-masing paling lama 30 detik. Sebaliknya, pemberitaan soal
Prabowo di Metro TV hanya 22 kali dan penayangan iklan kampanye Prabowo di Metro
TV nihil. Di sisi lain, TV One juga memperlihatkan keberpihakannya dengan menyiarkan
secara langsung deklarasi duet Prabowo-Hatta Rajasa dari Taman Makan Pahlawan
Kalibata pada Senin, 19 Mei lalu. Sementara pemberitaan Jokowi, TV One sebagaimana
diungkap koordinator divisi penelitian Remotivi Muhammad Heychael Jokowi
merupakan tokoh politik dengan berita negatif terbanyak di TV One, yaitu 30.7 persen.
Hal seperti ini lah yang membangun opini public bahwa media tidak bersikap netral
karena pemilik MetroTV, Surya Paloh sendiri merupakan ketua umum Partai Nasem
yang memang mendukung Jokowi-Jusuf Kalla sementara TV One,yakni Aburizal Bakrie
merupakan Ketua Umum DPP partai Golkar yang juga berkoalisi dengan pasangan
Prabowo-Hatta Rajasa. Secara umum, media massa, tidak hanya terindikasi sebagai
partisan,tapi juga gagal menjalankan perananya untuk bersikap netral dan objektif pada
Pemilu. Melihat adanya keberpihakkan media massa di Indonesia. Menurut pemaparan
diatas dapat dilihat secara jelas bahwa sebenarnya media massa di Indonesia belum bisa
mengimplementasikan fungsi nomor satu,yakni media massa hendaknya menyebarkan
informasi dan interpertasi yang objektif. Objektif disini dimaksudkan bahwa media massa
belum mampu memberikan informasi tanpa dipengaruhi pendapat atau pandangan
pribadi.

6. Pemilik Media Massa Sebagai Aktor Politik


Dunia globalisasi saat ini yang artinya dunia tanpa batas, dalam hal ini tentang media massa
berarti semua orang mampu serta dapat menyuarakan pendapatnya. Hal ini menjadikan bukan
hanya orang-orang penting dan berkuasa saja yang menjadi pemilik media massa akan tetapi
semua orang dapat menjadi pemilik media massa. Dengan ditambah banyaknya platform yang
tersedia di Indonesia seperti aksi demonstrasi untuk menyuarakan suara rakyat, media cetak
dan bahkan sosial media. Seperti yang diketahui bahwa sosial media dapat diakses oleh banyak
orang. Dari total jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 274,9 juta, pengguna internet di
Indonesia mencapai 202,6 juta orang atau sekitar 73.7%.

Kemudian, seperti dapat dilihat di bawah ini, bahwa media sosial yang paling sering digunakan
oleh masyarakat Indonesia setelah Youtube ialah Whatsapp, diikuti Instagram, Facebook serta
Twitter. Dimana platform-platform ini banyak digunakan untuk berbagi opini dan suara.

7. Hoax dan Media Massa


Seiring dengan perkembangan zaman, perkembangan media massa juga semakin pesat.
Jika dulu penyebaran informasi melalui surat kabar, di zaman moderen yang sudah serba
daring kian memudahkan orang-orang untuk mengakses informasi dimanapun mereka
berada. Namun, seiring perkembangan media massa yang pesat, juga tak luput dari
menyebarnya hoax. Lalu apa itu hoax?
Hoax merupakan kabar, informasi, atau berita palsu. Di dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) hoax memiliki arti sebagai berita yang bohong. Hoax adalah informasi
palsu yang dibuat untuk menutupi informasi sebenarnya. Dengan kata lain, hoax adalah
upaya pemutarbalikkan fakta dengan informasi yang meyakinkan namun tidak dapat
diverifikasi kebenarannya.
Media massa yang hari ini semakin berkembang tidak luput dari kejamnya hoax. Netizen
yang semakin pandai dalam penggunaan teknologi juga mudah terkena hoax dengan
banyaknya berita-berita yang tersebar di internet. Netizen terkadang menelan mentah-
mentah informasi yang mereka baca tanpa mencari tahu kebenarannya hingga pada
akhirnya informasi yang mereka baca tak jarang adalah sebuah hoax atau kebohongan
besar.
Mungkin kita masih ingat dengan kasus perundungan siswi SMP di Pontianak yang
bernama Audrey, yang pada tahun 2019 menggegerkan Indonesia bahkan kasus ini pun
terdengar sampai ke telinga aktris Bollywood, Kareena Kapoor. Tidak hanya itu, tagar
#JusticeForAudrey dan petisi untuk kasusnya pun menjadi sorotan di internet. Audrey
mendapat begitu banyak dukungan, baik dari kalangan masyarakat biasa maupun aktris.
Pengakuan Audrey yang mengatakan bahwa dia dikeroyok oleh 12 orang siswi SMA
hingga membuatnya depresi membuat netizen yang mengetahuinya menjadi prihatin. Tapi
siapa sangka? Berita-berita yang tersebar saat itu ternyata adalah hoax atau berita bohong
yang berhasil menipu dan membuat orang-orang bersimpati kepada Audrey.
Jika kita tidak hati-hati dalam menanggapi sebuah berita, maka kita akan terjatuh dalam
kejamnya hoax. Dan jika itu sudah terjadi, tak jarang kita menjadi menyesal telah menaruh
perhatian pada informasi itu. Lalu apa yang harus kita lakukan jika tidak ingin termakan
oleh hoax? Pada situs resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia
(KOMINFO), ada lima cara untuk terhindar dari hoax, yaitu:
a. Hati-hati Dengan Judul Yang Provokatif.
Seringkali berita hoax mengambil judul yang sensational dan provokatif, misalnya dengan
langsung menuduh atau menuding pihak tertentu. Isinya juga diambil dari berita media
massa resmi, namun isinya dirubah dan ditambah-tambah untuk menimbulkan persepsi
yang dikehendaki oleh pembuat hoax.

b. Cermati Alamat Situs


Periksalah informasi yang diperoleh dari situs jejaringn sosial seperti website yang
mencantukan alamat URL, apakah berasal dari situs yang belum terverifikasi sebagai situs
pers resmi, misal memakai domain blog, maka informasinya bisa dibilang meragukan.
c. Periksa Fakta
Hati-hati dari mana berita itu berasal dan siapa sumbernya. Apakah dari lembaga publik
seperti KPK atau Polri? Jangan cepat percaya bahwa informasi berasal dari ormas, politisi,
atau pengamat. Perhatikan keseimbangan sumber berita. Pembaca tidak mendapatkan
gambaran utuh jika hanya memiliki satu sumber.

d. Cek Keaslian Foto


Di era teknologi digital saat ini, kita tidak hanya dapat bekerja dengan konten dalam
bentuk teks, tetapi juga dengan konten lain dalam bentuk foto dan video. Pembuat
berita palsu juga dapat mengedit foto untuk memprovokasi pembaca. Gunakan mesin
pencari Google untuk memverifikasi keaslian foto. Dengan kata lain, seret dan lepas
foto Anda ke dalam kotak pencarian Gambar Google. Hasil pencarian menunjukkan
gambar serupa yang ditemukan di web sehingga Anda dapat membandingkannya.

e. Ikut Serta Grup Anti-Hoax


Ada banyak fanpage dan grup diskusi anti-hoax di Facebook, antara lain Forum Anti
Fitnah, Hasut dan Hoax (FAFHH), Fanpage & Grup Pembasmi Hoax Indonesia,
Fanpage The Indonesia Hoaxes, dan Grup Sekoci. Dalam grup diskusi ini, pengguna
internet juga dapat menanyakan apakah informasi tersebut salah dan melihat penjelasan
oleh pengguna lain. Semua anggota dapat berkontribusi untuk membuat kelompok
bekerja seperti crowdsource yang memanfaatkan kekuatan banyak orang.
8. Kesimpulan
Peran Media Massa saat ini sangat penting bagi semua orang. Media massa merupakan sarana
saluran resmi, Serta sarana berita untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat luas. Fakta
ini berdampak besar terhadap pers.Adapun fungsi- fungsi dari media massa. Cara-cara untuk
terhindar dari infomasi media massa yang palsu atau sering kali disebut Hoax. Pengaruh
pemikiran politik tidak terlepas dari media massa. Ada pula persaingan Politik orang-orang
penting berkuasa yang menjadi pemilik media massa. Dengan ditambah banyaknya platform
yang tersedia di Indonesia seperti aksi demonstrasi untuk menyuarakan suara rakyat, media cetak
dan bahkan sosial media. Menjalin hubungan dengan media massa untuk menjamin kelancaran
pesan politik yang ingin di sampaikan.

REFRENSI
Diskominfo., ‘Pengertian Hoax dan Cara Menangkalnya’, Diskominfo Kabuupaten
Badung, 2022, <https://diskominfo.badungkab.go.id/artikel/42985-
pengertian-hoax-dan-cara-menangkalnya> diakses tanggal 1 Oktober
2022.
Fadhil, H., ‘Berawal dari Bully di Medsos, Begini Kronologi Kasus Audrey’,
detiknews.com, 2019, <https://news.detik.com/berita/d-4506079/berawal-
dari-bully-di-medsos-begini-kronologi-kasus-audrey>, diakses tanggal 1
Oktober 2022.
Mashitoh, N. D., ‘Se-Indonesia Pernah Dibuat Geger Gegara Tipuannya, Begini Kabar
Gadis di Balik Justice For Audrey yang Ngaku Dianiaya 12 Siswi SMA
hingga Depresi’, Sosok.id, 2021, <
https://sosok.grid.id/read/412688780/se-indonesia-pernah-dibuat-geger-
gegara-tipuannya-begini-kabar-gadis-di-balik-justice-for-audrey-yang-
ngaku-dianiaya-12-siswi-sma-hingga-depresi?page=all>, diakses tanggal 1
Oktober 2022.
Yunita., ‘Ini Cara Mengatasi Berita “Hoax” di Dunia Maya’, kominfo.go.id, 2017, <
https://www.kominfo.go.id/content/detail/8949/ini-cara-mengatasi-berita-
hoax-di-dunia-maya/0/sorotan_media>, diakses tanggal 1 Oktober 2022.
https://media.neliti.com/media/publications/101204-ID-analisis-peran-dan-fungsi-pers-
sebelum-d.pdf
Ardiyanti, H. (2014). Keberpihakan Televisi pada Pemilu Presiden 2014. Jurnal Info Singkat, VI
(10), 14â, 20.

https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/
2014/05/140527_kpi_independensi_mediatv_pilpres

Anda mungkin juga menyukai