Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Demokrasi merupakan dasar dari berbangsa, yang pada umumnya


memberikan pengertian bahwa adanya kesempatan untuk rakyat dalam ikut serta
memberikan ketentuan dalam masalah-masalah mengenai kehidupannya,
termasuk dalam kebijakan pemerintah karena kebijakan tersebut dapat
menentukan kehidupannya. Dengan kata lain dalam suatu negara demokrasi
terdapat kebebasan-kebebasan masyarakat untuk berpartisipasi yang diatur dalam
perundang-undangan. Agar masyarakat dapat berperan serta dalam mempengaruhi
proses pembuatan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah, maka perlu adanya
sarana atau media yang akan digunakan dalam partisipasi tersebut. Sarana yang
dimaksud adalah pers, yang diharapkan dapat menjadi salah satu sarana yang
dapat digunakan dalam menyalurkan partisipasi masyarakat.
Dalam proses demokratisasi faktor komunikasi dan media massa
mempunyai fungsi penyebaran informasi dan kontrol sosial. Pers merupakan
media komunikasi antar pelaku pembangunan demokrasi dan sarana penyampaian
informasi dari pemerintah kepada masyarakat maupun dari masyarakat kepada
pemerintah secara dua arah. Komunikasi ini diharapkan menimbulkan
pengetahuan, pengertian, persamaan persepsi dan partisipasi masyarakat, sehingga
demokrasi dapat terlaksana sebagai lembaga sosial pers. Pers berkewajiban
membentuk kesamaan kepentingan antara masyarakat dan negara sehingga wajar
apabila pers berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan kepentingan
pemerintah dan masyarakat. Untuk itu dibutuhkan keterbukaan pers secara baik
dan benar dalam mengajukan kritik terhadap sasaran yang manapun sejauh itu
benar-benar berkaitan dengan proses input. Demokrasi sering kali datang
bersamaan dengan mobilisasi rakyat, yakni rakyat yang berbagai unsur
masyarakat terbawa dalam suatu massa yang mencari identitasnya dengan
berbagai unjuk rasa. Mobilisasi yang demikian bisa saja terkendali yang mendesak
agar dilakukan negosiasi-negosiasi untuk peralihan kearah demokrasi. Atau

1
mungkin juga berbentuk suatu massa yang sulit terbendung, seperti yang pernah
terjadi di Indonesia yang dimana terjadi mobilisasi massa secara besar-besaran
yang dipelopori oleh mahasiswa untuk menumbangkan rezim pemerintahan yang
otoriter dan menciptakan demokrasi. Mobilisasi massa atau gerakan revolusioner
yang terjadi di Indonesia pada bulan Mei 1998, didukung oleh berbagai kalangan,
hal tersebut juga tidak lepas dari dukungan dan peran pers. Ada banyak peranan
yang dilakukan oleh pers dalam suatu negara dan dalam mewujudkan demokrasi.
Namun, agar pers mampu menjalankan peranannya terutama dalam menunjang
demokratisasi maka perlu adanya kebebasan pers dalam menjalankan tugas serta
fungsinya secara professional.
Selain itu globalisasi yang semakin populer dalam kehidupan bangsa

membuktikan bahwa pentingnya peranan Pers dalam suatu negara. Untuk bisa

menyesuaikan diri dengan kebudayaan global, masyarakat Indonesia perlu mem-

peroleh informasi yang bebas hambatan. Sebab, hanya dengan informasi yang
bebas hambatan saja mereka bisa (I) Berhubungan dengan rnasyarakat di

daerah/negara lain dengan cepat; (2) Menyalurkan aspirasi dan ekspresi yang

menjadikan mereka bisa akrab satu sama lain, meskipun berjauhan tempat

tinggal; (3) Mengakses semua hasil-hasil kebudayaan yang muncul di berbagai

daerah/negara; dan ( 4) Meningkatkan partisipasi mereka dalam kehidupan

sosial dan politik yang menyangkut seluruh daerah/negara. Singkatkata, informasi

bebas hambatan mampu memberdayakan masyarakat. Barangkali ada orang

yang menjadi tersentak dengan kenyataan ini. Bukankah untuk bisa menyiarkan

informasi yang bebas harnbatan pers nasional perlu mengubah penampilan

mereka yang sekarang? Memang, pers nasional perlu mengubah penampilan

mereka.

2
Peranan pers dalam masyarakat demokrasi, Pers adalah salah satu sarana

bagi warga negara untuk mengeluarkan pikiran dan pendapat serta memiliki

peranan penting dalam negara demokrasi. Pers yang bebas dan bertanggung

jawab memegang peranan penting dalam masyarakat demokratis dan merupakan

salah satu unsur bagi negara dan pemerintahan yang demokratis. Menurut Miriam

Budiardjo, bahwa salah satu ciri negara demokrasi adalah memiliki pers yang

bebas dan bertanggung jawab. Sedangkan, Inti dari demokrasi adalah adanya

kesempatan bagi aspirasi dan suara rakyat (individu) dalam mempengaruhi

sebuah keputusan.Dalam Demokrasi juga diperlukan partisipasi rakyat, yang

muncul dari kesadaran politik untuk ikut terlibat dan andil dalam sistem

pemerintahan.Pada berbagai aspek kehidupan di negara ini, sejatinya masyarakat

memiliki hak untuk ikut serta dalam menentukan langka kebijakan suatu Negara.

pers merupakan pilar demokrasi keempat setelah eksekutif, legislatif dan

yudikatif. Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan

peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia

diseluruh dunia dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya

populer,dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara

menjadi bias. Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik

yang sama dengan internasionalisasi sehigga kedua istilah ini sering

dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang

dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara.

3
berbagai kendala yang membuat pers nasional "terpasung", dilepaskan.

SIUUP (surat izin usaha penerbitan pers) yang berlaku diera Orde baru tidak

diperlukan lagi, siapa pun dan kapan pun dapat menerbitkan penerbitan pers

tanpa persyaratan yang rumit. Dan euforia reformasi pun hampir masuk, baik

birokrasi pemerintahan maupun masyarakat mengedepankan nuansa

demokratisasi. Namun, dengan maksud menjunjung asas demokras, sering terjadi

"ide-ide" yang permunculannya acap kali melahirkan dampak yang merusak

norma-norma danetika. Bahkan cenderung mengabaikan kaidah profesionalisme,

termasuk bidang profesi kewartawanan dan pers pada umumnya. Malah kalangan

instansi pemerintahan swasta dan masyarakat ada yang berpandangan sinis

terhadap aktivitas jurnalistik yang dicap tidak lagi menghormati hak-hak

narasumber.

1.2. Rumusan Masalah

2. Apakah definisi dan ruang lingkup pers dalam masyarakat demokrasi?

3. Apakah definisi dan ruang lingkup globalisasi?

4. Apakah peran pers dalam menghadapi era globalisasi?

1.3. Tujuan

2. Untuk mengetahui definisi dan ruang lingkup pers dalam masyrakat

demokrasi

3. Untuk mengetahui definisi dan ruang lingkup globalisasi

4. Untuk mengetahui peran pers dalam menghadapi era globalisasi

4
1.4. Manfaat

1. Manfaat teoritis

makalhini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan hasanah bgi

siapapun yang membaca mengenai pers dan globalisasi.

2. Manfaat praktis

Menambah wawasan bagi penyaji mengenai permasalahan yang terjadi

dilingkup masyarakat tentang bank syariah untuk selanjutnya dijadikan sebagai

acuan dalam bersikap dan berperilaku

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi dan ruang lingkup pers dalam masyarakat demokrasi

Istilah “ pers “ berasal dari kata persen (Belanda) atau press (inggris) yang keduanya

memiliki arti menekan atau mngepres itu menunjuk pada mesin cetak kuno yang harus ditekan

keras untuk menghasilkan karya cetak pada lembaran.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) istilah “pers” memiliki beragam makna, yaitu:

a. Usaha percetakan dan penerbitan

b. Usaha pengumpulan dan penyiaran berita

c. Penyiaran berita melalui surat kabar, majalah dan radio

d. Orang yang bekerja dalam penyiaran berita

e. Media penyiaran berita seperti surat kabar, majalah, radio televisi dan film

Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan

jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan mengolah dan menyampaikan

informasi baik dalam bentuk tulisan, gambar,suara, serta data grafik maupun dalam segala jenis

media lainya. ( menurut UU No.40 thn 1999) Intinya adalah berbagai jenis media massa seperti

surat kabar, majalah, radio, televisi dan internet. Dalam arti luas pers diartikan sebagai semua

media baik cetak maupun elektronik (Koran, radio, tv dll) Dalam arti sempit pers diartikan

sebagai media cetak saja (Koran, majjalah dll)

A. Pengertian pers menurut para ahli

1. Menurut L. Taufik, seorang ahli jurnalistik, pers adalah usaha-usaha dari alat

komunikasi massa untuk memenuhi kebutuhan anggota-anggota masyarakat terhadap

6
penerangan, hiburen, keinginan mengetahui peristiwa-peristiwa, atau berita-berita yang

telah atau akan terjadi di sekitar mereka khususnya dan di dunia umumnya.

2. Menurut Weiner, seorang ahli jurnalistik, pers memiliki tiga arti. Pertama, wartawan

media cetak.Kedua, publisitas atau peliputan.Ketiga, mesin cetak-naik cetak.

3. Menurut J.C.T. Simorangkir, seorang tokoh hukum, pers dibedakan menjadi dua

pengertian sebagai berikut. Pers dalam arti sempit, artinya hanya terbatas pada pers

cetak, yaitu surat kabar, majalah, dan tabloid. Pers dalam arti luas, yaitu meliputi segala

penerbitan, bahkan termasuk pers elektronik, siaran radio, dan siaran televisi.

B. Ciri-Ciri Pers

Berdasarkan pengertian pers seperti diuraikan di depan, pers memiliki ciri-ciri tertentu.

Ciri-ciri pers seperti berikut.

1. Periodesitas, artinya pers harus terbit secara teratur dan periodik. Periodesitas

mengedepankan irama terbit, jadwal terbit, dan konsistensi atau keajekan.

2. Publisitas, artinya pers ditujukan atau disebarkan kepada khalayak dengan sasaran yang

sangat heterogen, baik dari segi geografis maupun psikografis.

3. Aktualitas, artinya informasi apa pun yang disuguhkan media pers harus mengandung

unsur kebaruan, menunjuk pada peristiwa yang benar-benar baru atau sedang terjadi.

4. Universalitas, artinya memandang pers dari sumbernya dan keanekaragaman materi

isinya.

5. Objektivitas, merupakan nilai etika dan moral yang harus dipegang teguh olen surat kabar

dalam menjalankan profesi jurnalistiknya.

Indonesia memiliki komitmen yang jelas untuk mewujudkan masyarakat yang berbangsa

dan bernegara yang demokratis ssesuai yang diamanatkan dalam pasal 28 UUD 1945 Yang

7
menyatakan : kemerdekaan berserikat dan berkumpul,.....dst. yang lebih lanjut dijabarkan dalam

UU pers no 40 tahun 1999.

C. Peran dan fungsi pers dalam Negara demokrasi

Adapun peran dan fungsi pers yang dimaksud adalah:

1. Sebagai media komunikasi

2. Memberikan informasi kepada masyarakat dalam bentuk berita

3. Sebagai media pendidikan

4. Pemberitaan mengandung nilai dan norma tertentu dalam masyarakat yang baikSebagai

media hiburan

5. Menegakkan nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi hokum, dan

HAM, serta menghormati kebhinekaan. Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi

yang tepat, akurat dan benar.

D. Misi Pers

Pers Pancasila dilahirkan oleh bangsaIndonesiakarena falsafah negaranya adalah

Pancasila.Saat ini belum ditemukan definisi yang tepat dari sebutan pers Pancasila.Namun,

beberapa tokoh pers memberi pendapat sifat dari pers Pancasila.Pers Pancasila adalah pes yang

melihat segala sesuatunya proporsional.Pers Pancasila hendaknya mencari keseimbangan dalam

berita atau tulisannya demi kepentingan semua pihak sesuai dengan konsensus demokrasi

Pancasila.Pers sebagai lembaga kemasyarakatan yang bergerak dibidang pengumpulan dan

penyebaran informasi mempunyai misi ikut mencerdaskan masyarakat, menegakkan keadilan

dan memberantas kebatilan.Selama melaksanakan tugasnya, pes terkait erat dengan tata nilai

sosial yang berlaku dalam masyarakat.Dalam kehidupan sosial, masyarakat mempunyai hak

untuk mengetahui segala hal yang berkaitan dengan hajat hidup mereka.Untuk itulah, pes sebagai

8
lembaga kemasyarakatan dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan infomasi bagi

masyarakatnya.

E. Kode etik Jurnalistik dan etika pers

Salah satu perwujudan kemerdekaan negara Republik Indonesia adalah kemerdekaan

mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan sebagaimana diamanatkan oleh Pasal 28 Undang-

Undang asar 1945.Oleh sebab itu, kemerdekaan pers wajib dihormati oleh semua pihak.

Mengenai negara Republik Indonesia adalah negara berdasarkan hukum sebagaimana

diamanatkan dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945, seluruh wartawan Indonesia

menjunjung tinggi konstitusi dan menegakkan kemerdekaan pers yang bertanggung jawab,

mematuhi norma-norma profesi kewartawanan, memajukan kesejahteraan umum dan

mencerdaskan kehidupan bangsa, memperjuangkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan

keadilan sosial berdasarkan Pancasila. Kode etik junalistik tersebut haus ditaati dan dilaksanakan

seluruh wartawanIndonesia.

Etika pers adalah etika dari semua orang yang terlibat dalam kegiatan pers. Etika pers

adalah filsafat dibidang moral pers, yaitu mengenai kewajiban-kewajiban pers, baik dan

buruknya pers, pers yang benar, dan pers yang mengatur tingkah laku pers atau dengan kata lain,

etika pers itu berbicara tentang apa yang seharusnya dilakukan oleh orang-orang yang terlibat

dalam kegiatan pers. Etika pers mempermasalahkan bagaimana seharusnya pers itu dilaksanakan

agar dapat memenuhi fungsinya dengan baik.

F. Sejarah Perkembangan Pers

Kegiatan jurnalistik pertama dikenal dalam sejarah adalah bulletin Acta Diurna artinya

peristiwa harian pada masa romawi kuno abad 1 SM dengan dipampang di alun-alun, sedangkan

bulletin berita yang disebarkan kepada kalayak ramai fitemukan di Cina sekitar tahun 750 M.

9
Abad ke 15 penyebaran berita dengan cepat dan luas berkat ditemukannya mesin cetak karya

Johannes Gutenberg di Jerman. Mula-mula surat kabar hanya memuat 1 lembar saja dan berisi 1

berita, pada abad 16 dan 17 di Jerman, Belanda dan Inggris surat kabar dan majalah dibuat dalam

berbagai ukuran dan lembar malahan pengaruhnya makin meluas bukan saja hanya berita tapi

juga berdampak pada politik. Jurnalisma pada abad ke 19 menjadi lebih berpengaruh karena

adanya metode produksi masal revolusi industri dan meningkatnya angka melek huruf.Pada akhir

abad 19 dan awal abad 20 kantor-kantor berita memanfaatkan penemuan telegram untuk

mengirim berita secara cepat melalui kabel.

G. Perkembangan Pers di Indonesia

Sejarah pers di Indonesia baru dimulai pada abad ke 20 ketika Rd. Mas Tirto Adhi Surjo

menerbitkan mingguan Soenda Berita pada 17 Agustus 1903. Pada 1 Januari tahun 1907 Tirto

dkk menerbitkan mingguan medan Prijaji dan sering mengkritik korupsi serta pemborosan

terhadap pejabat belanda maupun pribumi, akibatnya dia sering dipenjara. Setelah merdeka

harian Mas Tirto yaitu Indonesia Merdeka yang dipimpin Mochtar Lubis sering berbenturan

dengan kebijakan politik dan penyelewengan- penyelewengan pemerintah bahkan pada tahun

1954 Presiden Soekarno pernah dikritiknya.

H. Kebebasan pers dan Dampak penyalahgunaan media massa dalam Masyarakat

Demokratis di Indonesia

1. Pers Indonesia Era Orde Baru

Pers adalah lembaga kemasyarakatan yang merupakan subsistem dari sistem

kemasyarakatan tempat ia beroperasi bersama-sama dengan subsistem lain. Dengan demikian,

pers tidak hidup secara mandiri, tetapi memepengaruhi dan dipengaruhi oleh lambaga-lambaga

kemasyarakatan lainnya.Bersama-sama dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya pers

10
berada dalam keterikatan oganisasi yang benama negara dengan pemerintah sebagai perencana

dan pelaksana pencapaian tujuannya.Eksistensi pers dipengaruhi bahkan ditentukan oleh falsafah

dan sistem politik negara tempat pers itu hidup.

2. Pers Indonesia Pasca Reformasi

Wajah persIndonesiapada masa reformasi berbeda dengan pers Indonesia

sebelumnya.Sekarang dengan bergulirnya reformasi, persIndonesiakelihatan lebih bergairah

dibandingkan sebelumnya. Selain sisi kebebasan berekspresi dari pers kita, pihak pemerintah,

telah membuka “kran” dalam kemudahan memdapatkan Surat Izin Usaha Penerbitan Pers

(SIUPP) sehingga jumlah penerbitan pers meningkat drastis dibanding masa sebelumnya.

3. Dampak penyalahgunaan kebebasan madia massa

Pers di Indonesia harus mempersiapkan diri untuk menghadapi dilema antara

komitmennya terhadap kebenaran dan hasrat yang kuat untuk melakukan self censorship demi

terhindar dari pemberitaan yang menyinggung kepekaan-kepekaan

masyarakat.PersIndonesiaharus berhati-hati agar ungkapan “diadili oleh pers” tidak berubah

menjadi “mengadili pers” sebab kebebasan sebenarnya merupakan sarana untuk mencapai

perdamaian.Untuk itu, persIndonesiaharus berhati-hati agar kebebasan ini tidak disalahgunakan,

2.2. Definisi dan Ruang Lingkup Globalisasi

Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya

ialahuniversal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan

sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh

wilayah. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja

(working definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang

memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan

11
membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu

tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis,

ekonomi dan budaya masyarakat.

Globalisasi adalah perkembangan kontemporer yang mempunyai pengaruh dalam

mendorong munculnya berbagai kemungkinan tentang perubahan dunia yang akan berlangsung.

Pengaruh globalisasi dapat menghilangkan berbagai halangan dan rintangan yang menjadikan

dunia semakin terbuka dan saling bergantung satu sama lainnya. Globlalisasi akan membawa

perspektif baru tentang konsep “Dunia Tanpa Tapal Batas” yang saat ini diterima sebagai realita

masa depan yang akan mempengaruhi perkembangan budaya dan membawa perubahan baru.

Menurut kamus bahasa, globalisasi didefinisikan sebagai fenomena yang menjadikan dunia

mengecil dari segi perhubungan manusia.Hal ini dimungkinkan karena perkembangan teknologi

yang sangat cepat.

A. Pengertian Globalisasi menurut para ahli

1. Menurut Princeton N. Lyman, Globalisasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat atas saling

ketergantungan dan hubungan antara negara-negara di dunia dalam hal perdagangan dan

keuangan.

2. Menurut Malcolm Waters, Globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat bahwa

pembatasan geografis pada keadaan sosial-budaya menjadi kurang penting, yang terjelma di

dalam kesadaran orang.

3. Menurut Thomas L. Friedman, Globalisasi memiliki Dimensi Ideologi dan Teknologi.

Dimensi Ideologi, yaitu kapitalisme dan pasar bebas, sedangkan Dimensi Teknologi adalah

teknologi informasi yang telah menyatukan dunia.

12
B. Aspek-Aspek Globalisasi

1. Globalisasi Informasi dan Komunikasi

Informasi dan komunikasi yang didukung tekhnologi canggih semakin efisien dan efektif.

Contoh : Telepon, Radio, Televisi, Internet dapat mengatasi jarak jauh menjadi dekat,dapat

digunakan berkomunikasi antar warga suatu negara dengan nwarga negara lain yang saling

berjauhan. Barang yang ditawarkan lewat televisi dankoran lebih mudah dikenal konsumen.

Industri wisata suatu negara ditawarkan lewat media massa sehingga meningkatkan arus

wisatawan, pernyataan seseorang dengan cepat dapat disiarkan lewat radio, Tv , koran dan

internet.

2. Globalisasi Ekonomi

Globalisasi ekonomi merupakan pengintegrasian ekonomi nasional bangsa-bangsa

kedalam sistem ekonomi global baik yang menyangkut pasokan, permintaan transportasii, tenaga

kerja, bahan mentah, distribusi serta pemasran. Globalisasi ekonomi menghendaki persaingan

bebas melalui mekanisme pasar sehingga mekainisme oasar itulah yang menentukan apakah

produk dari sebuah negara dapat bersaing atau tidak. Pola ekonomi globalinilah yang

memunculkan neoliberalisme. Pasar dikuasai negara maju dan negara miskin semakin

terpinggirkan sehingga menimbulkan kesenjangan ekonomi. Oleh karena itu globalisasi ekonomi

jauh dari keadilan sosial, serta jauh dari kesejahteraan rakyat baik secara nasional maupun

internasional.

13
3. Globalisasi Hukum

Globalisasi adalah mengaburkan batas-batas kenegaraan dibidang hukum sehingga

tidakada lagi negara yang dapat mengklaim bahwa ia menganut sistem hukumnasional secara

absolut. Kini telah terjadi saling mempengaruhi antar sistem hukum, termasuk Indonesia. Contoh

Adanya aspirasi masyarakat yang menghendaki adanya perubahan dan keadilan.

4. Globalisasi Politik

Globalisasi politik menyangkut isu demokratisasi dan hak asasi manusia. Kesadaran

warganegara diberbagai belahan dunia untuk berartisipasi di bidang politik semakin meningkat,

demikian halnya dengan HAM yaitu kemampuan dan kesadaran untuk menghargai HAM dan

menegakkannya semakin tumbuh dimana-mana.

5. Globalisasi Ilmu Pengetahuan

Masa depan adalah peradaban yang didominasi ilmu pengetahuan. IPTEK menjadi

sumber kekuatan untuk mewujudkan kemakmuran. Globalisasi IPTEK memunculkan kesadaran

pentinfgnya pemamfaatan ilmu pengetahuan dan tekhnologi untuk mengolah potensi alam untuk

kemaslahatan hidup orang banyak. Seperti rekayasa genetika, kloning, perkembangan komputer,

dan lain-lain.

6. Globalisasi Budaya

Globalisasi budaya melalui Tv, film, musik dllmenyebabkan pertemuannya budaya-

budaya dari berbagai negarayang dapat menyebabkan fusi atau peleburan menjadi budaya baru

yang produktif. Globalisasi dapat membantu menegakkan kembali asal ususl

etnis,membangkitkan tradisi dan landasan-landasan religius. Tetapi globalisasi budaya juga dapat

menimbulkan berbagai gaya hiduppermisif yaitu gaya hidup yang tidak perduli pada nilai moral

dan etika.

14
7. Glonalisasi Agama

Globalisasi dapat menyentuh agama-agama ,terutama yang berkaitan dengan norma,

nilai, dan makna agama. Disatu sisi dengan kemajuan informasi dan telekomunikasi dapat

berakibatpositif bagi agama-agama, misalnya, penyiaran nilai-nilai agama dan sebaliknya

menyiarkan jauh dari nilai keagamaan serta dapat menimbulkan singkritisme atau mencari

alternatif kepercayaan lainnya yang mereka yakini.

C. Ciri-ciri Globalisasi

Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena

globalisasi di dunia :

1. Perubahan dalam Konstantin ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti

telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi

demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita

merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.

2. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung

sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan

multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO).

3. Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi,

film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi

dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam

budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.

4. Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis

multinasional, inflasi regional dan lain-lain.

15
5. Meningkatnya arus keuangan yang ditandai dengan makin tingginya mobilitas modal,

investasi, pembelian melalui internet.

D. Pengaruh Globalisasi Bagi Kehidupan

Pengaruh dari Globalisasi sudah mencakup berbagai aspek dalam kehidupan, baik dalam aspek

ekonomi, informasi dan teknologi, budaya, ilmu pengetahuan maupun hokum.

1. Globalisasi Ekonomi

Tidak ada definisi yang baku atau standar mengenai globalisasi ekonomi, tetapi secara

sederhana globalisasi ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses dimana semakin banyak

negara yang terlibatdalam kegiatan ekonomi dunia.Era globalisasi membuka peluang sekaligus

tantangan bagi pengusaha Indonesia termasuk usaha kecil, karena pada era ini daya saing produk

sangat tinggi, live cycle product relatif pendek mengikuti trend pasar, dan kemampuan inovasi

produk relatif cepat. Ditinjau dari sisi ekspor, liberalisasi berdampak positif terhadap produk

tekstil/pakaian jadi , akan tetapi kurang menguntungkan sektor pertanian khususnya produk

makanan.

2. Globalisasi Informasi dan Teknologi

Globalisasi Informasi dan Teknologi sangat berpengaruh dengan kelangsungan

komunikasi antar manusia di seluruh dunia, karena dimanapun manusia itu tinggal, tetap dapat

berkomunikasi satu sama lain meskipun terpisah jarak yang sangat jauh sekalipun.

3. Globalisasi Budaya

Globalisasi budaya identik dengan budaya pop yang bersifat fleksibel dan berubah-ubah.

Budaya pop awalnya merupakan hegemoni budaya Barat (terutama Amerika), ditandai dengan

merebaknya gaya hidup Amerika melalui industri budayanya seperti musik, olahraga, mode

pakaian, dan film-film Amerika yang akhirnya menyebar ke seluruh dunia. Dengan adanya

16
globalisasi budaya ini, seluruh budaya didunia dapat dengan bebas dilakukan oleh orang orang di

Negara berbeda, sehingga sering kali terjadi hilangnya suatu budaya tertentu ataupun

pergabungan antara budaya yang akhirnya melahirkan budaya baru.

4. Globalisasi Ilmu Pengetahuan

Globalisasi Ilmu pengtahuan telah memberikan manfaat yang sangat besar bagi

kehidupan umat manusia. Berlangsung nya globalisasi ilmu pengetahuan memberikan ruang luas

kepada manusia untuk semakin giat belajar dan menambah pengetahuaannya. Karena setiap ilmu

pengetahuan baru yang ditemukan oleh Negara tertentu akan cepat menyebar dan turut

diterapkan pula di Negara lain.

5. Globalisasi Hukum

Memahami dinamika globalisasi dengan segala dimensinya, maka globalisasi juga akan

memberi pengaruh terhadap hukum. Globalisasi hukum akan menyebabkan peraturan-peraturan

negara-negara berkembang mengenai investasi, perdagangan, jasa-jasa dan bidang-bidang

ekonomi lainnya mendekati negara-negara maju .Globalisasi hukum juga membuat suatu negara

tidak lagi dapat mengklaim bahwa mereka adalah penganut suatu system hokum nasional secara

mutlak. Karena hokum tesebut dapat dengan mudah diadopsi oleh Negara lain.

E. Dampak Globalisasi Positif Dan Negatif

Proses globalisasi yang berlangsung sangat cepat menembus batas – batas ruang dan

waktu antar Negara telah membawa perubahan sangat besar bagi Negara-Negara di dunia. Tidak

ada negara yang mampu menutup diri dari perkembnagn yang terjadi.Mau tidak mau setiap

Negara harus mampu menghadapi derasnya arus globalisasi.

Arus globalisasi tentu saja memberikan berbagai dampak dalam kehidupan, baik itu

dampak positif maupun dampak negatif, antara lain adalah sebagai berikut :

17
1. Bidang Politik

- Dampak Positif

 Pemerintahan dijalankan dengan terbuka ( transparan ).

 Meningkatkan partisipasi rakyat dalam pemerintahan.

 Mendorong kreativitas rakyat sehingga menjadi alat control dan pengawas yang efektif

untuk mengawasi pemerintahan.

- Dampak Negatif

 Semakin lunturnya nilai – nilai politik yang telah mendasar yang berdasarkan

kekeluargaan, musyawarah mufakat dan gotong royong.

 Semakin menguatnya nilai – nilai politik yang berdasar semangat individualis,

kelompok dan tirani minoritas

2. Bidang Hukum, Pertahanan dan Keamanan

- Dampak Positif

 Semakin menguatkan jaminan pelaksanaan HAM

 Menguatkan hokum dan pembuatan UU yang berpihak pada kepentingan bersama

terutama pada rakyat kecil

- Dampak negative

 Peran masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban berkurang karena telah

menjadi tugas pihak yang berwajib

 Akan semakin banyak pihak yang ingin memisahkan diri dari suatu megarah karena

terpengaruh oleh kasus –kasus dinegara lain

18
3. Bidang Ekonomi

- Dampak Positif

 Dapat memperluas pasar untuk memproduksi barang dalam negeri hingga ke luar negeri

 Mendorong masyarakat untuk belomba lomba menghasilkan produk berkualitas tinggi

 Memudahkan memperoleh tambahan modal, baik dari dalam maupun luar negeri

- Dampak Negatif

 Membuka masuk untuk investasi luar negeri yang juga berpotensi dapat menguasai

perekonomian dalam negeri yang tentu saja akan memperburuk kondisi perekonomian.

 Memperlebar kesenjangan antara perekonomian Negara maju dan Negara berkembang

4. Bidang Sosial dan Budaya

- Dampak positif

 Memajukan pola pikir masyarakat

 Mudahnya mengadopsi budaya budaya yang baik dari Negara lain

- Dampak negative

 Mudahnya masuk budaya dari luar yang tidak sesuai dengan budaya Negara asal

 Luturnya semangat dan nilai – nilai yang telah mengakar

 Merusak moral bangsa akibat dari kurang nya penyaringan dari budaya yang masuk

19
F. Implikasi Globalisasi Terhadap Bangsa Dan Negara

Semua perubahan itu akan berimplikasi (melibatkan) pada hal-hal sebagai berikut :

1. Perumus kebijakan di tingkat nasional, yaitu peningkatan srategi dan langkah-langkah

operasional untuk menciptakan iklim yang menguntungkan dunia usaha,aparat, penegak

hukum dll.

2. Pelaku ekonomi, daya saing makin banyak maka perlu untuk mempertahankan dan

meningkatkan pasar bagi hasilproduksinasional.

3. Pemerintah, dapat memainkan peran sebagai fasilitator, bimbingan, kepada cendekiawan

dan tenaga ahli untuk meninbgkatkan daya saing dalam kancah internasional.

4. Bagi dunia Usaha, harus lebih jeli mempelajari peluang yang ada di pasar danmenigkatkan

produksi dan daya saing perusahaannya.

20
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

sebagian masyarakat demokrasi sudah terbiasa dengan kata globalisasi. Semua orang

tentu tertuju tetapi melihat kesiapan menghadapi era globalisasi tentulah belum siap sebab belum

terlalu memaknai seluk beluk kebudayaan global. Persoalan tersebut terjadi dikarenakan

kurangnya informasi yang sampai ketelinga masyarakat. Sementara itu suka tidak suka

globalisasi menggelinding terus keseluruh Negara-negara dibelahan dunia. Persoalan

menyangkut globalisasi harus ditangani secara serius yaitu dari segi arus informasi sebab itulah

permasalahan utama dalam era globalisasi inilah tugas yang harus diemban oleh pers.

SARAN

Pers tidak perlu mengalarni kepanikan media menghadapi perkembangan informasi

superhighway dan teknologi media cyberspace. Khalayak tidak akan begitu saja berpaling pada

informasi superhighway. Tetapi, kalau pers nasional masih "berasyik-asyik" dengan diri sendiri,

tanpa informasi superhighway, khalayak akan berpaling dari pers nasional. Pers nasional perlu

memelihara kepedulian terhadap kepentingan yang lebih tinggi, yaitu

mengutamakan kepentingan khalayak dalam segala pemberitannya. Untuk itu perlu

profesionalitas dan kesetiakawanan pers nasional. Kesetiakawanan ini akan terbentuk bila

semua pers nasional berinteraksi dalam kelornpok-kelompok yang lebih kecil secara intensif,

baik membicarakan aspek bisnis maupun aspek sosial pers.

Pers perlu mengusahakan informasi yang mencerdaskan k.halayak.. Upaya ini, sesungguh-

nya, berkaitan dengan komitmen pemerintah pada pers nasional. Kalau selama ini kornitmen

pemerintah pada pers nasional diwujudkan dalam dua bentuk, yaitu: ( 1) Mernbiarkan pers

21
nasional terbit setiap hari dan (2) Memberikan kemudahan bagi penerbitan pers nasional maka

sudah saatnya pemerintah memberikan komitmen dalam dua bentuk yang lain, yaitu:

( l) memberikan kebebasan kepada pers nasional menyiarkan berita sesuai dengan Kode Etik

Jurnalistik PWI dan Undang-Undang dan (2) Merangsang pers nasional untuk menyiarkan berita

yang memelihara akal sehat khalayak dan tidak memasyarakatkan sikap "suka-tidak suka”.

22
DAFTAR PUSTAKA

Thomas Tokan Pureklolon. 2016. Komunikasi Politik Mempertahankan Integritas Akademisi,

Politikus, dan Negarawan. Jakarta : PT Gramedia Pustka Utama.

Eriyanto. 2011. Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. Yogyakarta :

PT LKiS Printing Cemerlang

Fajar Junaedi. 2015. Jurnalisme Penyiaran dan Reportase Televisi.Jakarta : PRENADAMEDIA

Group

Morissan, M.A. 2010. Teori Komunikasi Massa.Bogor : PT Ghalia Indonesia

J.B. Wahyudi. 2008. Media Komunikasi Massa Televisi. Bandung: PT Penerbit Alumni.

Hamad, Ibnu. 2011. Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa: Sebuah Studi Critical
Discourse Analysis terhadap Berita-berita Politik. Jakarta: Granit.
Lan, May. 2013. Pers, Negara dan Perempuan: Refleksi atas Praktik Jurnalisme Gender
pada Masa Orde Baru. Yogyakarta: Kalika.

Sastropoetro, Santoso. 2012. Propaganda salah satu bentuk Komunikasi Massa. Bandung

Edward Cecil, Smith. 1986. Pembredelan pers di Indonesia. Jakarta: Pustaka Grafitipers.

Sastropoetro, R. A. Santoso. 1991. Propaganda; salah satu bentuk komunikasi massa. 1991:
Penerbit alumni.

Yearly, Steven. 1996. Sociology, Environmentalism, Globalization. London,


Thou• sand Oaks, New Delhi: Sage Publications.

Website

AKURAT.co. 2018.Hinca : Sebagai Mantan Dewan Pers Saya Kecewa Aksi 212 Tidak

Diliput Media. Diakses dari https://akurat.co/news/id-423633-read-hinca-sebagai-mantan-dewan-

pers-saya-kecewa-aksi-212-tidak diliput-media. Pada tanggal 22 Januari 2019 pukul 9:51 WIB.

23

Anda mungkin juga menyukai