PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketika reformasi tahun 1998 digulirkan di Indonesia, pers nasional bangkit dari
keterpurukannya dan kran kebebasan pers dibuka lagi yang ditandai dengan berlakunya
UU No.40 Tahun 1999. berbagai kendala yang membuat pers nasional "terpasung",
dilepaskan. SIUUP (surat izin usaha penerbitan pers) yang berlaku diera Orde baru tidak
diperlukan lagi, siapa pun dan kapan pun dapat menerbitkan penerbitan pers tanpa
persyaratan yang rumit. Dan euforia reformasi pun hampir masuk, baik birokrasi
pemerintahan maupun masyarakat mengedepankan nuansa demokratisasi. Namun, dengan
maksud menjunjung asas demokras, sering terjadi "ide-ide" yang permunculannya acap
kali melahirkan dampak yang merusak norma-norma danetika. Bahkan cenderung
mengabaikan kaidah profesionalisme, termasuk bidang profesi kewartawanan dan pers
pada umumnya. Malah kalangan instansi pemerintahan swasta dan masyarakat ada yang
berpandangan sinis terhadap aktivitas jurnalistik yang dicap tidak lagi menghormati hak-
hak narasumber.
Penampilan pers nasional/daerah pun banyak menuai kritik dan dituding oleh
masyarakat. Sementara disisi alin banyak contoh kasus dan kejadian yang menimpa media
massa, dan maraknya initmidasi serta kekerasan terhadap wartawan. Pada tahun 2003-
2004, perkara yang menarik perhatian public yaitu menimpa dua massa media nasional
Harian "Kompas" dan grup MBM "Tempo" digugat grup PT Texmaco ke PN Jakarta
Selatan. Kedua perkara tersebut kemudian dicabut ketika proses perkaranya sedang
berjalan dipersidangan. Dalam kasus "Rakyat Merdeka" majelis hakim memutuskan
bahwa pemred Rakyat merdeka dihukum karena terbukti turut membantu penyebaran.
Peningkatan kuantitas penerbitan pers yang tajam (booming), tidak disertai dengan
pernyataan kualitas jurnalismenya. Sehingga banyak tudingan "miring" yang dialamatkan
pada pers nasional.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian, Fungsi dan Peran serta perkembangan pers dalam pertumbuhan
Indonesia?
2. Bagaimanakan yang dimaksud dengan pers yang bebas dan bertanggung jawab
sesuai kode etik?
1
3. Bagaimana dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarakat
indonesia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian, Fungsi dan Peran serta perkembangan pers dalam
pertumbuhan Indonesia.
2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan pers yang bebas dan bertanggung jawab
sesuai kode etik.
3. Untuk mengetahui dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam
masyarakat indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
b. Mendidik
Melaui berbagai macam tulisan atau pesan yang dimuat, pers dapat mendidik
masyarakat atau pembacanya. Dengan demikian, pers mempunyai kontribusi yang penting
dalam memberikan pendidikan dalam kehidupan masyarakat Berbangsa dan bernegara.
Demi mewujudkan kemajuan dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
d. Hiburan
Hampir semua media massa dan media cetak maupun media elektronik memberikan
layanan hiburan kepada warga masyarakat pengguna media tersebut. Agar dapat
memberikan kesenangan para pembaca, sebagai upaya relaksasi dari
kejenuhan,menghidupkan kembali sisi emosional masyarakat,dan memberikan sentuhan
pada diri mereka secara alamiah sehingga bisa menyatu dengan alam.
4
g. Pencipta Wahana Demokratisasi
Pers diyakini mampu menciptakan wahana demokratisasi. Karena melalui pers, orang
atau warga negara dapat mengemukakan pendapat, pandangan dan keinginan untuk
diketahui dan dipahami khalayak serta mendapat perhatian dari pihak pemerintah.
Sebaliknya melalui pers, pemerintah dapat menyampaikan informasi atau mensolisasikan
kebijakan-kebijakan yang di ambil. Maka pers sangat berperan dalam mendidik dan
mengarahkan warga masyarakat untuk berdemokrasi dan menciptakan wahana
demokratisasi. .
B. Pers Yang Bebas Dan Bertanggung Jawab Sesuai Kode Etik Jurnalistik Dalam
Masyarakat Demokratis Di Indonesia
Bahwa pertumbuhan pers di Indonesia banyak dipengaruhi oleh model pers liberal
khususnya Amerika Serikat. Namun, pers indonesia diharapkan menunjukkan citra ke-
Indonesiannya. Pers yang bebas dan merdeka serta bertanggung jawab merupakan konsep
yang didambakan dalam pertumbuhan persdi indonesia.
5
Tugas jurnalistik perlu mengakkan tiga pilar utama kejurnalistikan, yaitu sebagai
baerikut:
a. Pilar utama Kode etik
Kode etik jurnalistik merupakan pilar utama yang pertama yang berfungsi sebagai
landasan moral kaidah penuntun, dan memberi arah pada wartawan dalam menjalankan
tugasnya.
b. Pilar Utama Norma Hukum
Kode etik dan norma hukum saling berkaitan erat karena apa yang dilarang oleh kode
etik juga dilarang oleh norma hukum, demikian pula sebaliknya, namun keduanya
mempunyai sisi pendekatan yang berbeda.
c. Pilar Utama Profesionalisme
Keterampilan untuk mengemas dan mengamu berita sedemikian rupa sehingga pesan
yang akan disampaikan kepada publik dapat diterima dan dimengerti dengan jelas.
7
c)Tidak menyiarkan berita, tulisan atau gambar yang menyesatkan, memutarbalikkan
fakta, bersifat fitnah, cabul, sadis dan sensasi yang berlebihan.
d)Tidak menerima imbalan untuk menyiarkan berit atau tidak menyiarkan berita yang
dapat merugikan sesorang atau pihak tertentu.
2. Cara penberitaan yang dilakukan wartawan Indonesia
a) Menyajikan berita secara berimbang, adil, cermat, dan berkualitas.
b)Menghormati dan menjunjung tinggi pribadi seseorang, tidak merugikan nama baik dan
perasaan susila seseorang, kecuali menyangkut kepentingan umum.
c) Menhormati asas praduga tak bersalah, prinsip adil, dan jujur.
d)Dalam pemberitaan kejahatan susila tidak menyebut nama dan identitas korban. Selain
itu penyebutan identitas pelaku kejahatan yang masih di bawah umur juga dilarang.
e) Dalam penulisan judul harus mencerminkan isi berita.
3. Wartawan Indonesia dalam mencari/memperoleh sumber berita
a) Dengan cara sopan dan terhormat
b)Secepatnya mencabut atau meralatsetiap pemberitaan yang ternyata kurang akurat dan
memberi hak jawab secara propesional.
c) Meneliti kebenaran sumber berita.
d)Tidak melakukan plagiat, tidak mengutip berita, tulisan atau gambar tanpa menyebut
sumbernya.
e)Menyebut sumber berita, kecuali atas permintaan yang bersangkutan untuk tidak
disebutkan nama dan identitasnya.
f)Menghormati ketentuan embargo dan tidak menyiarkan informasi yang oleh sumber
berita diminta untuk dirahasiakan (of the record).
Sejumlah kendali yang akan membatasi pers untuk bersikap membabibuta atau
kebebasan yang kelewat batas. Yang berkaitan dengan pers dapat dijabarkan sebagai
berikut:
a.Aspek Moral Individu, adalah individu seorang wartawan atau individu praktisi humas.
Artinya apakah ia memiliki cukup moral untuk menulis sesuatu atau praktisi humas dalam
menyiarkan siaran persnya.
b.Kode Etik Profesi, Bila kendali diatas masih dilanggar, maka kendali berikutnya adalah
kode etik. Dalam menjalankan profesinya insan pers harus memegang teguh kode etik
sehingga tidak kebablasan.
c.Prinsip-prinsip Ekonomi dan Bisnis, Media massa saat ini telah menjadi suatu usaha
yang banyak diminati. Sulit untuk menjumpai media massa yang mengesampingkan
8
media bisnis. Hal ini dapat kita maklumi karena untuk menerbitkan sebuah media massa
membutuhkan investasi yang besar.
d.Norma dan Tata Nilai Masyarakat, masyarakat mempunyai tata nilai dan norma-norma
yang dipegang teguh dan dijunjung tinggi. Oleh karenanya insan pers atau yang akan
membuat pernyataan pers harus memperlihatkan hal ini.
e.Undang-undang hukum pidana, merupakan kendali yang terakhir bila batasan-batasan
diatas diabaikan. Hukum pidana tidak dapat diabaikan oleh praktisi pers karena berakibat
dia berurusan dengan aparat penegak hukum.
A. Kesimpulan
1.Pers nasional mengalami pasang surut sesuai dengan situasi dan kondisi tapi terus ada
bersama bangsa indonesia yang tumbuh dan berkembang sejak awal pertumbuhannya
sampai sekarang
2.Pers indonesia pada masa sekarang ini menganut sistem pers yang bebas dan
bertanggung jawab. Konsep ini mengacu pada teori pers tanggung jawab sosial. Prinsip
yang terkandung dalam teori ini adalah bahwa kebebasan yang dimiliki menuntut tanggung
jawab yang sepadan. Oleh karenanya pers bebas untuk berkarya dan berekspresi, namun
harus dapat dipertanggungjawabkan
3.Pada dasarnya globalisasi terjadi ketika ditetapkannya formasi sosial global baru yang
ditandai dengan diberlakukannya suatu mekanisme perdagangan melalui penciptaan
kebijakan free trade secara global dan berhasilnya penandatanganan kesepakatan
internasional tentang perdagangan pada bulan april tahun 1994 di Maroko
4.Penyebaran budaya barat telah terjadi sejak adanya perjalanan bangsa eropa barat untuk
menemukan tempat-tempat baru guna mendapatkan bahan mentah dan pasaran industri
pada masa industrialisasi. Penyebaran budaya barat lebih intensif pada era abad ke 20 ini
seiiring dengan penemuan teknologi informasi dan komunikasi modern.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dengan baik dan dapat memotivasi siswa
untuk memperbaikinya apabila terdapat kekurangan dan juga dapat memerikan perubahan
dalam kehidupan masyarakat indonesia tentang dampak-dampak negativ yang ada dalam
pers dan globalisasi.
10