Anda di halaman 1dari 2

a. 1.

Struktur kognitif merupakan segala sesuatu pengetahuan yang awalnya dijadikan


landasan dalam melakukan pemahaman yang dapat merupakan landasan untuk
memahami dengan menafsirkan apapun yang ada di sekitar kita. Sehingga dalam hal
tersebut kita dapat memahami mengenai apa saja yang terjadi di alam sekitar kita.
2. A. Tahap Sensorimotor (0 - 24 Bulan)
Pertama ada tahap sensorimotor yang dialami oleh bayi baru lahir (0 bulan)
hingga usia 24 bulan atau 2 tahun. Di tahap awal kehidupan, si Kecil masih sangat
terbatas dari segi kemampuan. Namun, setiap anak terlahir dengan bawaan berupa
refleks dan rangsangan untuk mencari tahu dunianya. Perkembangannya
berdasarkan pada tindakan yang dilakukan secara bertahap. Ia juga belum mampu
mempertimbangkan apa saja keinginan, kepentingan, dan kebutuhan orang lain
yang membuatnya dianggap egosentris. Beberapa kemampuan yang dimiliki oleh
si Kecil di tahap usia ini antara lain:

o Suka memperhatikan sesuatu dengan waktu lama.


o Memperhatikan suatu objek sebagai hal yang tetap dan ingin merubah
letaknya.
o Melihat dirinya sendiri sebagai makhluk yang berbeda dari objek di
sekelilingnya.
o Mencari rangsangan melalui suara dan sinar lampu.
o Mengartikan sesuatu dengan cara memanipulasinya.
B. Tahap Pra-Operasional (2 - 7 Tahun)
Ciri utama perkembangan kemampuan kognitif si Kecil di tahap ini adalah
mulai berkembangnya konsep intuitif dan penggunaan simbol. Tahap pra-
operasional ini terbagi menjadi dua, yaitu:

Pre-operasional (2 - 4 tahun): si Kecil sudah mampu mengembangkan


konsepnya menggunakan bahasa sederhana yang sering mengalami kesalahan
dalam memahami suatu objek. Ciri-cirinya antara lain:

i. Mampu mengelompokkan objek secara tunggal dan mencolok.


ii. Mampu mengumpulkan benda-benda berdasarkan kriteria.
iii. Mampu menyusun beberapa benda secara berderet.
iv. Self counter yang sangat menonjol.

Intuitif (4 - 7 tahun): pengetahuan yang diperoleh si Kecil didasarkan pada


kesan yang agak abstrak. Ia dapat menyimpulkan, tapi belum mampu
mengungkapkannya dengan kata-kata. Untuk itu si Kecil di kategori usia ini
sudah mampu mengutarakan isi hatinya, khususnya bagi anak yang
mempunyai banyak pengalaman. Ciri-ciri si Kecil di tahap ini antara lain:

a) Sudah mulai mengenali hubungan secara logis atas hal-hal yang


lebih rumit.
b) Meski kurang menyadari, tapi si Kecil sudah dapat
mengkategorikan objek.
c) Dapat mewujudkan ide yang ada di pikirannya.
C. Tahap Operasional Konkret (7-11 Tahun)
Tahap ketiga perkembangan kemampuan kognitif anak adalah operasional
konkret yang dimiliki oleh anak di kategori usia 7-11 tahun. Berikut adalah
ciri-ciri perkembangan di tahapan ini:
2. Sudah mampu mengelompokkan objek atau situasi tertentu dan
mengurutkan sesuatu.
3. Kemampuannya dalam mengingat dan berpikir logis juga semakin
meningkat.
4. Memahami konsep sebab-akibat secara rasional dan sistematis.
5. Mulai dapat belajar membaca dan matematika.
6. Sikap egosentrisnya semakin berkurang secara perlahan.

D. Tahap Operasional Formal (Mulai 11 Tahun)


Memasuki usia pra-remaja, anak pada tahapan operasional formal memiliki
beberapa ciri sebagai berikut:

o Sudah menguasai penalaran dan berpikir secara abstrak.


o Mampu menarik kesimpulan dari informasi yang ia dapat.
o Memahami konsep yang bersifat abstrak, seperti nilai dan cinta.
o Sudah dapat melihat realitas yang terkadang bisa abu-abu, tidak melulu hitam
dan putih. Kemampuan ini sangat penting karena akan membantu ia melewati
masa peralihan dari fase remaja menuju fase dewasa.

3. Asimilasi,  Asimilasi : konsep Piaget yang merujuk pada kegiatan memasukkan


informasi baru ke dalam skema-skema yang sudah ada. Asimilasi dari sudut
biologis adalah integrasi antara elemenelemen eksternal (dari luar) terhadap
struktur yang sudah lengkap pada organisme. Asimilasi kognitif meliputi objek
eksternal menjadistruktur pengetahuan internal. Proses asimilasi ini didasarkan
atas kenyataan bahwa setiap saat manusia selalu mengasimilasikan informasi-
informasi yang sampai kepadanya, kemudian informasiinformasi tersebut
dikelompokan ke dalam istilah-istilah yang sebelumnya telah mereka ketahui.
4. Akomodasi. Konsep Piaget yang merujuk pada penyesuaian skema-skema yang
sudah ada agar cocok untuk mengolah informasi-informasi dan pengalaman-
pengalaman baru. Akomodasi adalah kemampuan menciptakan langkah baru atau
memperbarui atau menggabungkan berbagai istilah lama untuk menghadapi
tantangan baru. Akomodasi kognitif berarti mengubah struktur kognitif yang telah
dimiliki sebelumnya untuk disesuaikan dengan objek stimulus eksternal. Jadi
kalau pada asimilasi terjadi perubahan pada objeknya, maka pada akomodasi
perubahan terjadi pada subjeknya, sehingga manusia dapat menyesuaiakan diri
dengan objek yang ada di luar dirinya. Struktur kognitif yang sudah ada dalam diri
seseorang mengalami perubahan supaya sesuai dengan rangsanganrangsangan
objeknya. Dengan kata lain akomodasi adalah prosesmencocokkan teori ke dalam
praktik.
5. DISEQUILIBRIUM (Ketidakseimbangan): keadaan ketidak-seimbangan yang
mengawali perubahan kognisi. Perkembangan kognisi terjadi karena ada
tantangan yang dituntut pada anak. ketika anak menghadapi situasi baru yang
tidak bisa dijelaskan dengan pengaturan, diri yang sudah ada, anak mengalami
sensasi disequlibrium yang tidak menyenangkan. Secara naluriah, kita disarankan
untuk memperoleh pemahaman tentang dunia dan menghindari disequlibrium.
(Matt Jarvis, 2011:142).

Anda mungkin juga menyukai