Anda di halaman 1dari 17

PENGARUH FILSAFAT ISLAM TERHADAP

PERADABAN : AGAMA, POLITIK, BUDAYA,


EKONOMI DAN IPTEK
DI SUSUN

OLEH :

KELOMPOK 12

AWANG HERMAWAN : (3032019033)

Jurusan : Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Semester :3

Fakultas : Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah

Mata Kuliah : Filsafat Islam

Dosen Pembimbing : Dr. Arief Muammar, S.H.I., M.Pem.I

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) LANGSA

TAHUN AJARAN 2020


KATA PENGANTAR
Segala puji bagi tuhan yang maha esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah Filsafat Islam ini
dengan baik. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memahami Pengaruh Filsafat
Islam Terhadap Peradaban : Agama, Politik, Budaya, Ekonomi Dan Iptek yang
disajikan berdasarkan referensi dari berbagai sumber.

Penyusun membuat makalah ini dengan berbagai rintangan. Baik itu yang
datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang


telah banyak membantu penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kekurangan. Penyusun mohon untuk kritik dan
sarannya.

Langsa, 05 Januari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
C. Tujuan Masalah .................................................................................................... 1
BAB II ................................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 2
A. Pengaruh Filsafat Islam Terhadap Peradaban : Agama, Politik, Budaya,
Ekonomi, dan Iptek ...................................................................................................... 2
1. Pengertian Filsafat Islam.................................................................................. 2
2. Faktor-Faktor Timbulnya Filsafat Islam........................................................ 5
3. Perkembangan Filsafat Islam ............................................................................. 7
4. Hubungan Filsafat Islam dengan Agama, Politik, Budaya, Ekonomi dan
Iptek ........................................................................................................................... 8
BAB III............................................................................................................................. 13
PENUTUP ........................................................................................................................ 13
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah Islam telah lahir sejak 1400 tahun silam. Sepanjang sejarah itu,
selain menyiarkan ajaran agama, para pemimpin Islam juga turut menyebarkan
budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi pada setiap wilayah masyarakat yang
didatanginya. Sejak zaman Nabi Muhammad, Islam telah menyebar luas hingga ke
luar wilayah jazirah Arab. Dan pada masa-masa puncak kejayaan kekuasaan para
khalifah agung, Islam merambah masuk (sebagian menjadi penguasa) di Afrika,
Asia Pasifik, dan Eropa bahkan juga ke Amerika.

Islam yang begitu cepat menyebar hampir ke seluruh dunia membawa


pandangan baru dan nilai-nilai baru dalam kehidupan masyarakat. Islam datang
dengan membawa pesan-pesan untuk sebuah kemajuan peradaban yang bernilai dan
bertuju pada kebahagiaan yang haq bagi seluruh ummat manusia. Peradaban yang
dibangun di atas pondasi ilmu yang kuat. Kedudukan ilmu pengetahuan dalam
Islam, adalah pegetahuan sebagai kebudayaan. 2 Islam yang sangat memperhatikan
bahkan menjunjung tinggi ilmu pengetahuan.

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan Pengaruh Filsafat Islam Terhadap Peradaban : Agama, Politik,


Budaya, Ekonomi, dan Iptek ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Pengaruh Filsafat Islam Terhadap Peradaban : Agama,
Politik, Budaya, Ekonomi, dan Iptek ?

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengaruh Filsafat Islam Terhadap Peradaban : Agama, Politik, Budaya,
Ekonomi, dan Iptek
1. Pengertian Filsafat Islam
Sebagaimana pendapat umum, bahwa filsafat adalah pengetahuan tentang
kebijaksanaan dan prinsip-prinsip mencari kebenaran. Berfilsafat berarti berpikir
rasional-logis, mendalam dan bebas (tidak terikat dengan tradisi, dogma agama)
untuk memperoleh kebenaran. Filsafat sebagaimana pengertiannya semula
termasuk bagian dari pengetahuan, sebab pada permulaannya (zaman Yunani
Kuno) filsafat identik dengan pengetahuan (baik teoretik maupun praktik). Akan
tetapi lama kelamaan ilmu-ilmu khusus menemukan kekhasannya sendiri untuk
kemudian memisahkan diri dari filsafat. Gerak spesialisasi ilmu-ilmu itu semakin 3
cepat pada zaman modern, pertama ilmu-ilmu eksakta, lalu diikuti oleh ilmu-ilmu
sosial seperti: ekonomi, sosiologi, sejarah, psikologi dan seterusnya.1
Ilmu merupakan suatu pengetahuan yang mencoba menjelaskan rahasia alam
agar gejala alamiah tersebut tak lagi merupakan misteri. Pengetahuan pada
hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang objek tertentu,
termasuk di dalamnya adalah ilmu. Dengan demikian ilmu merupakan bagian dari
pengetahuan yang diketahui oleh manusia di samping berbagai pengetahuan
lainnya, seperti seni dan agama. Objek kajian filsafat meliputi objek material dan
objek formal, fisik dan metafisik, termasuk Tuhan, alam dan manusia, sedangkan
objek formalnya adalah hakikat dari segala sesuatu yang ada (yang wujud), baik
yang fisik maupun yang metafisik.
Ilmu (Ilmu Pengetahuan) Berbeda dengan filsafat, ilmu berusaha memahami
alam sebagaimana adanya, dan hasil kegiatan keilmuan merupakan alat untuk
meramalkan dan mengendalikan gejala-gejala alam. Pengetahuan keilmuan
merupakan sari penjelasan mengenai alam yang bersifat subjektif dan berusaha
memberikan makna sepenuhnya mengenai objek yang diungkapkannya. Berbeda

1
Sidi, Gazalba,Sistematika Filsafat, PT Bulan Bintang Jakarta, Tahun 1992, hal 64-67

2
dengan filsafat, ilmu hanya membatasi diri pada objeknya yang empiris dan terukur
dari manusia dan alam nyata (fisik). Ilmu mencoba mengembangkan sebuah model
yang sederhana mengenai dunia empiris dengan mengabstraksikan realitas menjadi
beberapa variabel yang terikat dalam sebuah hubungan yang bersifat rasional. Ilmu
mencoba mencarikan penjelasan mengenai alam yang bersifat umum dan
impersonal.
Ilmu filsafat sendiri adalah ilmu yang sudah dipelajari sejak zaman dahulu.
Mulanya berawal dari budaya bangsa Yunani yang para tokohnya dikenal hingga
saat ini seperti Aristoteles, socrates dan lain sebagainya. Istilah filsafat berasal dari
bahasa Arab “falsafah” dan dalam bahasa Yunani “Philoshopia” atau “philein”
yang memiliki arti mencintai atau sophia memiliki arti kebijaksanaan. Sehingga
ilmu filsafat dikenal sebagai ilmu yang mempelajari hasil pemikiran dari manusia.
Hal ini juga merupakan pandangan hidup seseorang.2
Ilmu filsafat terus mengalami perkembangan terdapat cabang ilmu filsafat
baru yaitu mengenai filsafat islam. Filsafat islam merupakan ilmu filsafat yang
mempelajari hakikat dalam pemahaman suatu ilmu berdasarkan nilai-nilai dan
ajaran agama. Sehingga meskipun filsafat adalah adaptasi budaya yunani, namun
tetap saja filsafat islam memiliki kaidah dan aturan tersendiri dalam penerapannya.
Sehingga kedua jenis filsafat ini akan berbeda. Karena sudah menganut ajaran
masing-masing agama, khususnya pada filsafat islam.
Dalam perspektif Islam, filsafat merupakan upaya untuk menjelaskan cara
Allah menyampaikan kebenaran atau yang haq dengan bahasa pemikiran yang
rasional. Sebagaimana kata Al-Kindi (801-873M), bahwa filsafat adalah
pengetahuan tentang hakikat hal-ihwal dalam batas-batas kemungkinan manusia.
Ibn Sina (980-1037M) juga mengatakan, bahwa filsafat adalah menyempurnakan
jiwa manusia melalui konseptualisasi hal ihwal dan penimbangan kebenaran
teoretis dan praktis dalam batas-batas kemampuan manusia. Karena dalam ajaran
Islam di antara nama-nama Allah juga terdapat kebenaran, maka tidak terelakkan
bahwa terdapat hubungan yang erat antara filsafat dan agama. Pada zaman dulu di

2
Ibid., hal 100-105

3
kalangan umat Islam, filsafat Islam merupakan kisah perkembangan dan kemajuan
ruh. Begitu pula mengenai ilmu pengetahuan Islam, sebab menurut al-Qur’an
seluruh fenomena alam ini merupakan petunjuk Allah, sebagaimana diakui oleh
Rosental, bahwa tujuan filsafat Islam adalah untuk membuktikan kebenaran wahyu
sebagai hukum Allah dan ketidakmampuan akal untuk memahami Allah
sepenuhnya, juga untuk menegaskan bahwa wahyu tidak bertentangan dengan akal.
Filsafat Islam jika dibandingkan dengan filsafat umum lainnya, telah mempunyai
ciri tersendiri sekalipun objeknya sama. Hal ini karena filsafat Islam itu tunduk dan
terikat oleh norma-norma Islam. Filsafat Islam berpedoman pada ajaran Islam. Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa filsafat Islam adalah merupakan hasil
pemikiran manusia secara radikal, sistematis dan universal tentang hakikat Tuhan,
alam semesta dan manusia berdasarkan ajaran Islam.
Harun Nasution menggunakan istilah filsafat dengan “falsafat” atau
“falsafah”. Karena menurutnya, filsafat berasal dari kata Yunani, Philein dan
Sophos. Kemudian orang Arab menyesuaikan dengan bahasa mereka falsafah atau
falsafat dari akar kata falsafa-yufalsifufalsafatan wa filsafan dengan akar kata
(wazan) fa’lala. Musa Asy’arie (2002:6) menjelaskan, bahwa hakikat filsafat Islam
adalah filsafat yang bercorak Islami, yang dalam bahasa Inggris dibahasakan
menjadi Islamic Philosophy, bukan the Philosophy of Islam yang berarti berpikir
tentang Islam. Dengan demikian, Filsafat Islam adalah berpikir bebas, radikal
(radix) yang berada pada taraf makna, yang mempunyai sifat, corak dan karakter
yang dapat memberikan keselamatan dan kedamaian hati. Dengan demikian,
Filsafat Islam tidak netral, melainkan memiliki keberpihakan (komitmen) kepada
keselamatan dan kedamaian (baca: Islam).
5 Menurut Al-Farabi dalam kitabnya Tahshil as-Sa’adah, filsafat berasal dari
Keldania (Babilonia), kemudian pindah ke Mesir, lalu pindah ke Yunani, Suryani
dan akhirnya sampai ke Arab. Filsafat pindah ke negeri Arab setelah datangnya
Islam. Karena itu filsafat yang pindah ke negeri Arab ini dinamakan filsafat Islam.
Walaupun di kalangan para sejarawan banyak yang berbeda pendapat dalam
penamaan filsafat yang pindah ke Arab tersebut. Namun kebanyakan di antara
mereka menyimpulkan, bahwa filsafat yang pindah tersebut adalah filsafat Islam.

4
Filsafat islam mengajarkan beragam hal mengenai agama seperti ketuhanan,
kitab, kerasulan, hubungan antar manusia dan sesamanya serta dengan lingkungan.
Ilmu filsafat islam juga mencakup ilmu tasawuf atau biasa disebut dengan ilmu
kebatinan. Dengan beragam hal yang dipelajari dalam filsafat islam ini yang
membedakan filsafat islam dengan ilmu filsafat lainnya.

2. Faktor-Faktor Timbulnya Filsafat Islam


Timbulnya filsafat dalam dunia Islam dapat dilihat dari beberapa faktor, yaitu :
a. Faktor dorongan ajaran Islam
Untuk membuktikan adanya Allah, Islam menghendaki agar umatnya
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi. Dan penciptaan tersebut tentu ada
yang menciptakannya. Pemikiran yang demikian itu kemudian menimbulkan
penyelidikan dengan pemikiran filsafat.
Para ahli mengakui bahwa bangsa Arab pada abad 8-12 tampil ke depan
(maju) karena dua hal: pertama, karena pengaruh sinar al-Qur’an yang memberi
semangat terhadap kegiatan keilmuan, kedua, karena pergumulannya dengan
bangsa asing (Yunani), sehingga ilmu pengetahuan atau filsafat mereka dapat
diserap, serta terjadinya akulturasi budaya antar mereka (Ghallab: 121). Agama
Islam selalu menyeru dan mendorong umatnya untuk senantiasa mencari dan
menggali ilmu. Oleh karena itu ilmuwan pun mendapatka perlakuan yang lebih dari
Islam, yang berupa kehormatan dan kemuliaan. Al-Qur’an dan as-Sunnah mengajak
kaum muslimin untuk mencari dan mengembangkan ilmu serta menempatkan
mereka pada posisi yang luhur Beberapa ayat petama yang diwahyukan
Muhammad s.a.w. menandaskan pentingnya membaca, menulis dan belajar-
mengajar.3 Allah menyeru: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang
Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan
Tuhanmulah yang paling Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan
qalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (QS. Al-
Alaq: 1-5). Sebagian ahli tafsir berpendapat, Al-Razi misalnya, bahwa yang
dimaksud dengan “iqra” dalam ayat pertama itu berarti “belajar” dan “iqra” yan

3
Kaelan, Pendidikan Pancasila. PT Paradigma Yogyakarta Tahun 2011, hal 98-101

5
kedua berarti “mengajar”. Atau yang pertama berarti “bacalah dalam shalatmu” dan
yang kedua berarti “bacalah di luar shalatmu” (Binti Syathi’, 1968:20. Bandingkan
dengan Jawad Maghniyah 1968: 587, Abdul Halim Mahmud, 1979:55-56).
Zamakhsyari berpendapat, bahwa yang dimaksud dengan “qalam” adalah “tulisan”.
Karena tanpa tulisan semua ilmu tidak dapat dikodifikasikan, seandainya tidak ada
tulisan maka tidaklah tegak persoalan agama dan dunia (Mahmud, 1979:23 lihat
juga Abu Hayan, tt.: 492). Dan tentang penciptaan alam, al-Qur’an menjelaskan
bahwa Malaikat pun diperintahkan untuk sujud kepada Adam setelah Adam
diajarkan nama-nama: “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda)
seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Malikat dan berfirman:
‘Sebutkanlah kepada-Ku namanama benda itu, jika kamu memang orang-orang
yang benar’. Mereka menjawab: ‘Maha suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui
selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Engkau Yang Maha Mengetahui
lagi Maha Bijaksana (QS. Al-Baqarah: 31-32).
b. Faktor Perpecahan di Kalangan Umat Islam (intern)
Setelah khalifah Islam yang ketiga, Usman bin Affan terbunuh, terjadi
perpecahan dan pertentangan di kalangan umat Islam. Perpecahan dan pertentagan
tersebut pada mulanya adalah karena persoalan politik. Tetapi kemudian merembet
ke bidang agama dan bidang-bidang lain. Untuk membela dan mempertahankan
pendapatpendapat mereka serta untuk menyerang pendapat lawan-lawannya,
mereka berusaha menggunakan logika dan khazanah ilmu pengetahuan di masa
lalu, terutama logika Yunani dan Persi, sampai akhirnya mereka dapat berkenalan
dan mendalami pemikiran-pemikiran yang berasal dari kedua negeri tersebut.
Kemudian mereka membentuk filsafat sendiri, yang dikenal dengan nama filsafat
Islam.
c. Faktor Dakwah Islam
Islam menghendaki agar umatnya menyampaikan ajaran Islam kepada
sesama manusia. Agar orang-orang yang diajak masuk Islam itu dapat menerima
Islam secara 7 rasional, maka Islam harus disampaikan kepada mereka dengan
dalil-dalil yang rasional pula. Untuk keperluan itu diperlukan filsafat.
d. Faktor Menghadapi Tantangan Zaman (ekstern)

6
Zaman selalu berkembang, dan Islam adalah agama yang sesuai dengan
segala perkembangan. Tetapi hal itu bergantung kepada pemahaman umatnya.
Karena itu setiap zaman berkembang, menghendaki pula perkembangan pemikiran
umat Islam terhadap agamanya. Pengembangan pemikiran tersebut berlangsung di
dalam filsafat.
e. Faktor Pengaruh Kebudayaan Lain
Setelah daerah kekuasaan meluas ke berbagai wilayah, umat Islam berjumpa
dengan bermacam-macam kebudayaan. Mereka menjadi tertarik, lalu
mempelajarinya dan akhirnya terjadi sentuhan budaya diantara mereka. Hal ini
banyak sekali ditemukan dalam beberapa teori filsafat Islam, misalnya “teori
emanasi” dari Al-Farabi.

3. Perkembangan Filsafat Islam


Jika pada umumnya kajian keislaman hanya terpusat pada al-Qur’an, al-
Hadits, Kalam, Fiqh serta ilmu gramatika bahasa (nahwu, sharaf, balaghah), maka
pada periode berikutnya, setelah kemenangan Islam ke berbagai wilayah, kajian itu
berkembang dalam berbagai disiplin ilmu: filsafat, kedokteran, astronomi, fisika
dan ilmu-ilmu sosial. Kenyataan ini bisa dibuktikan pada masa kegemilangannya,
antara abad 8-15 Masehi, dari dinasti Abbasiyah (750-1258) hingga jatuhnya
Granada (1492). Perluasan wilayah Islam dimulai sejak khalifah Abu Bakar As-
Shiddiq hingga dinasti ‘Abbasiyah. Berturut-turut jatuh ke tangan Islam adalah,
wilayah: Damsyik (629), seluruh Syam dan Irak (673), Mesir hingga Maroko (645),
Persi (646), Samarkand (680) dan seluruh Andalusia (719). Satu abad kemudian
(setelah hijrah), negara Islam telah membentang dari teluk Biskaya di sebelah barat
hingga Turkestan (Tiongkok) dan India yang melebihi imperium Romawi pada
puncak kejayaannya. Bahwa jauh sebelum umat Islam menaklukkan wilayah Timur
Dekat, Syria merupakan tempat bertemunya dua negara “super power” waktu itu,
Roma dan Persia. Bangsa Syria memang memiliki peran penting dalam
menyebarkan ilmu pengetahuan dan peradaban Yunani ke Timur dan Barat,
terutama kaum Monofisit¯ dan Nestorian¯. Hanya saat itu ilmu pengetahuan
(seperti kedokteran) tetap merupakan pengetahuan sekuler dan dengan demikian

7
kedudukannya lebih rendah daripada pengobatan spiritual yang merupakan hak
istimewa para pendeta. Sebagaimana kata De Boer (1961:13), bahwa berdasarkan
peraturan mazhab Nisibi, mulai tahun 590, kitab-kitab suci 8 dilarang dibaca dalam
satu ruangan dengan buku-buku mengenai profesi keduniaan (sekuler). Di pusat-
pusat ilmu pengetahuan, seperti di Antokiah, Ephesus dan Iskandariah,
penterjemahan buku-buku Yunani ke dalam berbagai bahasa, terutama bahasa Syria
(Suryani) tetap dilakukan dan tetap memiliki pengaruh yang besar, bahkan setelah
pusat-pusat kota itu ditaklukkan oleh umat Islam. Ketika pemikiran-pemikiran
Yunani itu merasuk pada umat Kristiani dan mewarnai pemikiran tokoh gereja,
Nestorius, Uskup Constantinopel, maka serta merta mendapat tantangan keras dari
kaum konservatif dan ortodoks, sehingga pada tahun 481, ajaran-ajarannya dilarang
oleh gereja. Tetapi meski begitu, Nestorius dan sebagian pengikutnya tetap tidak
mau tunduk dan malah melarikan diri ke Syria. Di sinilah ia mengembangkan ilmu
pengetahuan dan filsafat Yunani itu dan bahkan mendirikan sekolahsekolah serta
tetap aktif menterjemah.

4. Hubungan Filsafat Islam dengan Agama, Politik, Budaya, Ekonomi dan


Iptek
a. Hubungan Filsafat islam dengan Agama
Agama merupakan pernyataan pengharapan manusia dalam dunia yang besar
atau jagat raya, karena ada jalan hidup yang benar yang perlu ditemukan. Manusia
menjadi penganutnya yang setia terhadap agama karena manurus keyakinannya
agama telah memberikan sesuatu yang sangat berharga bagi hidupnya yang tidak
mungkin dapat diuji dengan pengalaman maupun oleh akal sepert halnya menguji
kebenaran sains dan filsafat karena agama lebih banyak menyangkut perasaan dan
keyakinan.
Agama merupakan sesuatu yang ada, karena keberadaanya itulah makanya
agama dikatakan pengkajian filsafat. Landasan agama atau tauhid meurupakan
landasan utama yang perlu diperhatikan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari untuk keselamatan di dunia dan menjadi bekal di akhirat nanti.
Dimana dapat dikatakan hubungan filsafat islam dengan agama diantaranya
adalah setiap orang diharapkan merenung dalam hikmah untuk menjadi proses

8
pendidikan dan usaha-usaha pendidkan suatu bangsa guna mempersiapkan generasi
muda dan warga negara agar beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dan menjadi warga negara sadar dan insaf tentang hidup serta mempunyai tauladan
yang dapat dijadikan perinsip dan keyakinan.
b. . Hubungan Filsafat dengan Politik
Berfilsafat berarti bergulat dengan masalah-masalah dasar manusia dan
membantu manusia untuk memecahkannya. Kenyataan ini tentu membawa filsafat
pada pertanyaanpertanyaan tentang tatanan masyarakat secara keseluruhan yang
nota bene adalah juga bidang politik. Dan di situ biasanya filsafat muncul sebagai
kritik.
Dalam usaha kritisnya ini, filsafat menuntut agar segala klaim atas hak untuk
menata masyarakat dapat dipertanggungjawabkan dengan benar dan tidak
membiarkan segala macam kekuasaan menjadi mapan begitu saja.
c. Hubungan Filsafat dengan Kebudayaan
Pada dasarnya kebudayaan adalah semua ciptaan manusia yang berlangsung
dalam kehidupan. Perlu disadari bahwa manusia sebagai pribadi, masyarakat,
bangsa dan negara hidup dalam suatu sosial budaya. Maka membutuhkan pewarisan
dan pengambangan sosial budaya yang dilakukan melalui pendidikan. Agar
pendidikan berjalan dengan baik. Maka membutuhkan filosofis dan ilmiah berbagai
sifat normatif dan pedoman pelaksanaannya. Karena pendidikan harus secara
fungsamental yang berazas filosofis yang menjamin tujuan untuk meningkatkan
perkembangan sosial budaya, martabat bangsawan, kewibawaan dan kejayaan
negara.
Pentingnya kebudayaan untuk mengembangkan suatu pendidikan dalam
budaya nasional mengupayakan, melestarikan dan mengembangkan nilai budaya-
budaya dan pranata sosial dalam menunjang proses pengembangan dan
pembangunan nasional serta melestarikan nilai-nilai luruh budaya bangsa.
Merencanakan kegairahan masyarakat untuk menumbuhkan kreaktivtas ke arah
pembaharuan dalam usaha pendidikan yang tanpa kepribadian bangsa.
Kebudayaan mempunyai fungsi yang besar bagi manusia dan masyarkat,
berbagai macam kekuatan harus dihadapi seperti kekuatan alam dan kekuatan lain.

9
Selain itu manusia dan masyarakat memerlukan kepuasan baik secara spritual
maupun materil. Manusia merupakan makhluk yang berbudaya, melalui akalnya
manusia danpat mengembangkan kebudyaan. Begitu pula manusia hidup dan
tergantung apa kebudayaan sebagai hasil ciptaanya. Kebudayaan memberikan
aturan bagi manusia dalam mengolah lingkungan dengan teknologi hasil
ciptaannya. Dan kebudayaan juga diharapkan dengan pendidikan yang akan
mengembangkan dan membangkitkan budaya-budaya dulu, agar dia tidak punah
dan terjaga untuk selamanya. Oleh karena itu, dengan adanya filsfat, kita dapat
mengetahui tentang hasil karya manusia yang akan menimbulkan teknologi yang
mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia terhadap alam
lingkungannya.
d. Hubungan Filsafat dengan Ekonomi
Filsafat mengajarkan kita pada kesadaraan, kemauan, kemampuan manusia
sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk individual, makhluk social sebagai
ciptaan Allah SWT..Berdasarkan perkembangan waktu dari masa ke masa, akan
terlihat bagaimana pola pikir-pola pikir atau gagasan atau ide manusia terlihat sejak
manusia ada di muka bumi ini. Sejarah telah mencatat bahwa manusia pertama di
muka bumi ini adalah Adam dan Siti Hawa. Sejak adanya manusia dimuka bumi
ini, tentunya seiring pula dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan yang ada antara lain pemahaman tentang adanya kebutuhan
hidup secara ekonomis, biologis, dan penerapan ilmu lainnya. Walaupun secara
teoritik tentang ilmu pengetahuan belum Nampak, namun aplikasi (penerapan) dari
ada ilmu pengetahuan tersebut telah dilakukan. Sebagai contoh mengenai
penerapan Ilmu ekonomi yang mengkaji dan melaksanakan aktifitas kelangsungan
hidup manusia. Praktek ekonomi sudah dilaksanakan sejak manusia dalam
melangsungkan dan mempertahankan hidupnya.
e. Hubungan Filsafat dengan IPTEK
Dengan perkembangan pemikiran manusia selalu diwarnai oleh
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang melingkupinya. Hal ini
tentunya berbanding lurus dengan upaya manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya sehari-hari. Teknologi adalah sarana yang digunakan manusia untuk

10
memenuhi kebutuhannya. Seiring dengan perkembangan di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi, pemanfaatan ilmu pengetahuan dan turunannya yang
berbentuk teknologi ini, meluas bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan manusia
secara sempit. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat mendorong
manusia mendayagunakan sumber daya alam lebih efektif dan efisien. Pemanfaatan
teknologi meluas pada upaya penghapusan kemiskinan, penghapusan jam kerja
yang berlebihan, penciptaan kesempatan untuk hidup lebih lama dengan perbaikan
kualitas kesehatan manusia, membantu upaya-upaya pengurangan kejahatan,
peningkatan kualitas pendidikan, dan sebagainya. Bahkan secara lebih
komprehensif, ilmu pengetahuan dan teknologi juga dimanfaatkan pemerintah
dalam menunjang pembangunannya. Puncaknya, perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi bukan saja membantu manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
sehari-hari.Perkembangan ilmu pengetahuandan teknologi dapat menaikkan
kualitas manusia dalam keterampilandan kecerdasannya untuk 11 meningkatkan
kemakmuran serta inteligensimanusia.4 Lebih jauh, ilmu pengetahuan dan
teknologi berhasil mendatangkan kemudahan hidup bagi manusia.
Puncaknya, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bukan saja
membantu manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Lebih jauh,
ilmu pengetahuan dan teknologi berhasil mendatangkan kemudahan hidup bagi
manusia. Bendungan, kalkulator, mesin cuci, kompor gas, kulkas, OHP, slide, TV,
tape recorder, telephon, komputer, satelit, pesawat terbang, merupakan produk-
produk teknologi yang, bukan saja membantu manusia memenuhi kebutuhan
hidupnya, tetapi membuat hidup manusia semakin mudah. Manfaat-manfaat inilah
yang mula-mula menjadi tujuan manusia mengembangkan ilmu pengetahuan
hingga menghasilkan teknologi. Mulai dari teknologi umanusia purba yang paling
sederhana berupa kapak dan alat-alat sederhana lainnya. Sampai teknologi modern
saat ini, yang perkembangannya jauh lebih pesat dari perkembangan teknologi
sebelumnya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini sanggup

4
Ibid., hal 107-111

11
membawa berkah bagi umat manusia berupa kemudahan-kemudahan hidup, yang
sebelumnya tidak pernah terpikirkan dalam benak manusia.

12
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagaimana pendapat umum, bahwa filsafat adalah pengetahuan tentang
kebijaksanaan dan prinsip-prinsip mencari kebenaran. Berfilsafat berarti berpikir
rasional-logis, mendalam dan bebas (tidak terikat dengan tradisi, dogma agama)
untuk memperoleh kebenaran. Filsafat sebagaimana pengertiannya semula
termasuk bagian dari pengetahuan, sebab pada permulaannya (zaman Yunani
Kuno) filsafat identik dengan pengetahuan (baik teoretik maupun praktik).
Para ahli mengakui bahwa bangsa Arab pada abad 8-12 tampil ke depan
(maju) karena dua hal: pertama, karena pengaruh sinar al-Qur’an yang memberi
semangat terhadap kegiatan keilmuan, kedua, karena pergumulannya dengan
bangsa asing (Yunani), sehingga ilmu pengetahuan atau filsafat mereka dapat
diserap, serta terjadinya akulturasi budaya antar mereka.

13
DAFTAR PUSTAKA
Ar-Razi, Rasail Al-Falsafiyah. 2010. e-book. www. Al-mostafa.com.
Gazalba, Sidi. 1992. Sistematika Filsafat. Jakarta: PT Bulan Bintang.
Kaelan. 2011. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: PT Paradigma.
Poerwadarminto, W.J.S. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta Timur: PT
Balai Pustaka.
Yatim, Badri. 2010. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

14

Anda mungkin juga menyukai