Anda di halaman 1dari 7

1.

Pengertian Hambatan komunikasi


Komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan lambang yang
mengandung arti, baik berupa informasi, pemikiran, pengetahuan dan lainnya, dari
komunikator ke komunikan.
Komunikasi merupakan faktor yang penting dalam hubungan interpersonal
(Walgito, 2009) Lunandi (1992) menyatakan bahwa komunikasi adalah kegiatan
menyatakan suatu gagasan dan menerima umpan balik dengan cara menafsirkan
pernyataan tentang gagasan dan pernyataan orang lain. Komunikasi tidak hanya
sekedar menyampaikan pesan dari komunikator ke komunikan, tetapi ada umpan
balik dari pesan yang disampaikan.
Menurut Tubss dan Moss (dalam Mulyana, 2005), komunikasi dikatakan
efektif apabila orang berhasil menyampaiakan apa yang dimaksudkannya atau
komunikasi dinilai efektif apabila rangsangan yang disampaikan dan dimaksudkan
oleh pengirim atau sumber, berkaitan erat dengan rangsangan yang ditangkap dan
dipahami oleh penerima.
Effendy (2003) menyatakan bahwa beberapa ahli komunikasi menyatakan
bahwa tidaklah mungkin seseorang melakukan komunikasi yang sebenarbenarnya
efektif. Ada banyak hambatan yang dapat merusak komunikasi. Segala sesuatu yang
menghalangi kelancaran komunikasi disebut sebagai gangguan (noise).
DeVito (2009) menyatakan bahwa hambatan komunikasi memiliki pengertian
bahwa segala sesuatu yang dapat mendistorsi pesan, hal apapun yang menghalangi
penerima menerima pesan. Dari pengertian para ahli dapat disimpulkan bahwa
hambatan komunikasi adalah segala bentuk gangguan yang terjadi di dalam proses
penyampaian dan penerimaan suatu pesan dari individu kepada individu yang lain
yang disebabkan oleh faktor lingkungan maupun faktor fisik dan psikis dari individu
itu sendiri.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hambatan Komunikasi by SRIH PURNAMASARI -
2018 http://repository.uin-suska.ac.id/13786/7/7.%20BAB%20II_2018142PSI.pdf

2. Komponen Hambatan komunikasi


Komunikasi memiliki unsur-unsur di dalam proses pengkomunikasiannya, berikut
unsur komunikasi yang di kembangkan oleh Joseph de Vito, K. Sereno dan Erika
Vora yang menilai faktor lingkungan merupakan unsur yang tidak kalah pntingna
dalam mendukung terjadinya proses komunikasi ( Cangara, 2008).
1. Sumber
Sumber sering disebut pengirim, komunikator, atau dalam bahasa inggris
disebut source, sender, atau encoder sebagai pembuat atau pengirim pesan.
2. Pesan
Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang
disampaikan pengirim kepada penerima. Isinya dapat berupa pengetahuan,
informasi, hiburan, dan lain-lain.
3. Media
Media adalah sesuatu alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari
sumber kepada penerima. Dalam buku komunikasi massa, media adalah alat
yang dapat menghubungkan anatara sumber dengan penerima yang sifatnya
terbuka, imana setiap orang dapat melihat, membaca, dan mendengarnya.
Media dalam komunikasi massa dapat dikategorikan mendadi media cetak dn
media elektronik.
4. Penerima
Penerima adalah elmen pentinng dalam proses komunikasi karna merupakan
sasaran dari komunikasi yang ada. Jika suatu pesan tidak di terima oleh
penerima, maka akan menimbulkan berbaga masalah yang seringkali
menuntut perubahan, baik pada sumber,pesan, atau saluran.
5. Efek
Efek atau pengaruhadalah perubahan atau penguatan keyakinana pada
pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat dari penerimaan
pesan.
6. Umpan balik ( Feedback)
Feedback atau umpan balik adalah reaksi yang dikeluarkan penerima dan
dikembalikan kepada pengirim. Reaksi ini dapat berubah menjadi reaksi
positif ataupun negatif dan langsung dan tidak langsung, reaksi yang tidak
langsung biasanya dikarenakan adanya gangguan anatara media yang
digunakan sebagai penyalur pesan.
7. Lingkungan
Lingkungan adalah suatu faktor yang dapat mempengaruhi berjalannya
komunikasi, faktor tersebut dapat berubapa eksternal ataupun internal
https://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2014-2-01313-MC%20Bab2001.doc

3. Hambatan proses komunikasi


1. Hambatan yang berasal dari pengirim.
Hambatan yang berasal dari pengirim biasanya terjadi akibat adanya permasalah dari
individu yang akan menyampaikan pesan, seperti:
a. Kurang kepercayaan diri.
Tidak adanya percaya diri menimbulkan keraguan dan terkadang menyebabkan
sesorang menjadi kehilangan ide pesan yang ingin disampaikannya. Jika pemberi
pesan ragu dalam menyampaikan komunikasinya, maka si penerima informasi juga
akan menjadi lebih ragu lagi dalam menerima informasi tersebut.
b. Tidak terampil menyampaikan pesan. Dalam menyampaikan komunikasi sesorang
harus pandai dalam menyampaikan pesannya. Komunikator harus menyampaikan
informasi secara logis, sistematis dan tidak membingungkan. Komunikator juga harus
pandai memilih kata-kata yang mudah dipahami dalam berkomunikasi.
C Komunikator cenderung menyampaikan pesan untuk satu orang.
Dalam berkomunikasi dengan banyak orang perlu diperhatikan bahwa komunikator
tidak boleh terlihat hanya meyampaikan pesan untuk satu orang. Hal ini bisa terlihat
dari gestur, tatapan mata dan bahasa tubuh komunikator

2. Hambatan yang berasal dari penerima.


Terdapat beberapa hambatan yang terjadi pada penerima pesan sehingga komunikasi
tidak berjalan dengan lancar. Hambatan yang berasal dari penerima dapat berupa:
a. Selective attention.
Selective attention merupakan fenomena dimana seseorang menempatkan
perhatiannya bukan pada yang seharusnya dia perhatikan saat itu. Hal ini karena
biasanya seseorang hanya menaruh perhatian atau mau mendengar apa yang
disukainya atau dikehendakinya saja.
c. Selective perception.
Selective perception merupakan tindakan sesorang yang cenderung selalu memandang
masalah atau informasi seperti pengalamannya. Seseorang cenderung menafsirkan
sesuatu sesuai dengan pengalaman pribadi yang mungkin pernah dihadapinya.
d. Selective retention.
Selective retention maksudnya adalah bahwa komunikan tidak mengingat informasi
yang telah diberikan kepadanya, padahal sebenarnya ia telah mengerti dan memahami
apa isi dari informasi yang diberikan kepadanya. Pendengar cenderung mengingat apa
yang memang mereka inginkan untuk diingat, walaupun sebenarnya ia memahami isi
pesan yang diterimanya.

3. Hambatan yang berasal dari pesan. Hambatan dalam berkomunikasi juga dapat
timbul dari informasi atau pesan yang ingin disampaikan. Dalam hal ini. Hambatan
tersebut dapat timbul dari faktor seperti:
a Isi pesan yang sangat kompleks.
Jumlah pesan yang terlalu banyak dan membingungkan dapat menjadi hambatan
dalam komunikasi. Dalam menyampaikan komunikasi yang kompleks, sebaiknya
tidak dilakukan hanya dengan berbicara, tapi harus juga disampaikan melalui
penyampaian visual seperti gambar atau rekaman.
b. Isi pesan yang berisi berita duka atau mengecewakan.
Dalam kasus int, komunikator harus tetap menyampaikan informasi yang berisi berita
duka atau mengecewakan dengan penyampaian yang menunjukkan rasa empati.
Sebab pesan yang berisi berita duka merupakan informasi yang sensitif dan tidak
mudah untuk diterima oleh pendengar

4. Media
Media juga dapat menjadi hambatan pada proses komunikasi. Hambatan yang dapat
terjadi adalah pada masalah teknologi komunikasi, seperti telepon, microphone, dll.
Contoh ketika seseorang sedang berbicara menggunakan microphone, tiba-tiba terjadi
kesalahan teknis microphone yang menyebabkan suara komunikator tidak terdengar
jelas. Selain itu, media pembelajaran yang digunakan oleh guru dapat menjadi
hambatan dalam pencapaian indikator belajar anak di sekolah jika media
pembelajaran yang digunakan oleh guru tidak relevan dengan apa yang dibutuhkan
dalam pencapaian indikator belajarnya.
Pendekatan Pelayanan Kesehatan Dokter Keluarga (Pendekatan Holistik dr. Febri
Endra Budi Setyawan, M.Kes

4. Hambatan sosiologis
Hambatan karena adanya perbedaan yang cukup lebar dalam aspek kebudayaan, adat
istiadat, kebiasaan, persepsi, dan nilai-nilai yang dianut sehingga kecenderungan,
kebuthan, serta harapan-harapan kedua belah pihak yang berkomunikasi juga berbeda.
1. Aneka Etnik
Belasan ribu pulau yang membentang dari Sabang sampai Marauke merupakan
kekayaan alam Indonesia yang tidak ternilai harganya. Tiap tiap pulau dihuni oleh
etnik yang berbeda. Pulau-pulau besar seperti pulau Jawa, Sumatra, Sulawesi,
Kalimantan, Papua terbagi menjadi beberapa bagian, dimana tiap bagian memiliki
budaya yang berbeda. Pulau-pulau kecil yang terpencil pun umumnya memiliki
budaya yang khas dan unik. Akan tetapi, kekayaan Indonesia yang sering menjadi
kebanggaan bangsa Indonesia kadang-kadang dapat menjadi faktor menghambat
dalam kegiatan komunikasi massa.
2. Perbedaan Norma Sosial
Perbedaan budaya sekaligus juga menimbulkan perbedaan norma sosial yang
berlaku pada masing-masing etnik. Norma sosial dapat didefinisikan sebagai
sesuatu cara, kebiasaan, tata krama, dan adat istiadat yang disampaikan secara
turun temurun, yang dapat memberikan petunjuk bagi seseorang untuk bersikap
dan bertingkah laku dalam masyarakat. Norma sosial mencerminkan sifat-sifat
yang hidup pada suatu masyarakat dan dilaksanakan sebagai alat pengawas secara
sadar dan tidak sadar oleh masyarakat terhadap anggota-anggotanya. Norma
sosial, di satu pihak memaksakan suatu perbuatan dan lain pihak melarangnya,
sehingga secara langsung merupakan suatu alat agar anggota-anggota masyarakat
menyesuaikan perbuatan-perbuatannya dengan norma sosial tersebut. Dengan kata
lain, norma sosial itu dikenal, diakui, dihargai, dan kemudian ditaati dalam
kehidupan sehari-hari. Mengingat beragamannya norma sosial yang berlaku di
Indonesia, maka tidak tertutup kemungkinan terdapat pertentangan nilai, dalam
hal kebiasan dan adat istiadat yang dianggap baik bagi suatu masyarakat, dianggap
tidak baik bagi masyarakat lainnya dan sebaliknya.
3. Kurang Mampu Berbahasa Indonesia
Keragaman etnik menyebabkan keragaman bahasa yang digunakan dalam
pergaulan sehari-hari. Dapat dikatakan, jumlah bahasa yang ada di Indonesia
adalah sebanyak etnik yang ada. Seperti kita ketahui, norma bahwa masyarakat
Batak memiliki berbagai macam bahasa. Masyarakat di Papua dan Kalimantan
juga demikian keadaannya. Kita ambil contoh, suatu saat pemerintah akan
mengeluarkan kebijakan baru yang harus segera diketahui dan dilaksanakan oleh
seluruh masyarakat Indonesia. Cara yang paling tepat dan cepat untuk
mengomunikasikan pesan itu adalah melalui media massa (radio siaran, surat
kabar, dan televisi). Sesuai dengan karakteristik media massa, dalam waktu
bersamaan pesan akan diterima oleh sejumlah besar komunikan. Masalah akan
timbul manakala komunikan tidak bisa berbahasa Indonesia, atau kemampuan
berbahasa Indonesianya minimal. Ini berarti pesan tidak sampai pada mereka
secara sempurna. Dalam menanggulangi masalah ini, penyuluh atau para petugas
penyuluh, atau para opinion leader untuk mengkomunikasikan kebijakan dan
program pemerintah dengan menggunakan bahasa daerah setempat.
Komunikasi Massa By Prof. Dr. Khomsahrial Romli, M.Si.

5. Mengatasi Hambatan Komunikasi dalam Organisasi


Beberapa solusi yang dapat ditawarkan dalam mengatasi kendala-kendala yang muncul dalam
proses komunikasi organisasi antara lain:
1. Hubungan Antar Personal
Hubungan yang harmonis dengan orang-orang lain dalam tingkat pribadi,
antar teman, sesama sebaya ataupun dengan atasan, biasanya disebut hubungan
antar persona. Suatu anailisis khusus tentang hubungan antar pesona menyatakan
bahwa kita akan berhasil menciptakan komunikasi dalam organisasi bila melakukan
hal-hal berikut ini12
a. Menjaga kontak pribadi yang akrab tanpa menumbuhkan perasaan bermusuhan
b. Menetapkan dan menegaskan identitas kita dalam hubungan dengan orang lain
tanpa membesar-besarkan ketidaksepakatan.
c. Menyampaikan informasi kepada oranglain tanpa menimbulkan kebingunngan,
kesalahpahaman, penyimpangan, atau perubahan lainnya yang disengaja
d. Terlibat dalam pemecahan masalah yang terbuka tanpa menimbulkan sikap
mbertahan atau menghentikan proses
e. Membantu orang-orang lainnya untuk mengembangkan gaya hubungan persona
dan antar pesona yang efektif
f. Ikut serta dalam interaksi social informal tanpa terlibat dalam muslihat
Hubungan antar pesonal cenderung menjadi lebih baik bila kedua belah
pihak melakukan hal-hal berikut yaitu menyampaikan perasaan secara langsung
dan dengan cara yang hangat dan ekspresif, menyampaikan apa yang terjadi dalam
lingkungan pribadi mereka melalui penyingkapan diri, menyampaikan pemahaman
yang positif, hangat kepada satu sama lainnya dengan memberikan respons-respons
yang relevan dan penuh pengertian, bersikap tulus kepada satu sama lain dengan
menunjukan sikap menerima secara verbal maupun nonverbal, selalu
menyampaikan pandangan positif tanpa syarat terhadap satu sama lainnya dalam
perbincangan yang tidak menghakimi dan ramah, berterus-terang mengapa menjadi
sulit atau bahkan mustahil untuk sepakat satu sama lainnya dalam perbincangan
yang tidak menghakimi, cermat, jujur, dan membangun.
2. Hubungan Posisional
Hubungan posisional ditentukan dengan pendekatan struktur dan tugastugas
fungsional anggota organisasi. Menurut Koontz dan O’Donnel13 untuk
mengatasi kesalahan umum yang merintangi kinerja efektif dan efisien individu
dalam organisasi yang disebabkan ketidaklancaran proses komunikasi di organisasi
adalah:
a. Merencanakan penempatan / pengaturan jabatan secara benar
Sebagian dari kegagalan untuk merencanakan dengan benar lebih banyak
terletak pada pengaturan orang-orang dari jabatan yang diberikan dari atasan
sehingga pada akhirnya terjadi kegagalan dalam komunikasi horizontal dan vertikal
yang ada dalam organisasi. Untuk dapat mencairkan kondisi tersebut ada baiknya
melakukan rencana penempatan orang-orang yang ada di organisasi dengan
berdasarkan kemampuan dan kesenioritasan yang diakui oleh individu-individu yang ada
dalam organisasi
b. Berusaha menjernihkan hubungan
Kegagalan untuk menjernihkan hubungan organisasi menimbulkan
kecemburuan, percekcokan, ketidakamanan, ketidakefisienan,dan pelepasan
tanggung jawab lebih banyak dari kesalahan lainnya dalam pengorganisasian.
Untuk itu perlu adanya individu yang dapat menjadi jembatan untuk mencairkan
situasi kebekuan komunikasi horizontal dan vertikal antar sesama rekan dan antara
bawahan – atasan..
3. Hubungan Berurutan
Informasi disampaikan ke seluruh organisasi formal oleh suatu proses;
dalam proses ini orang dipuncak hierarki mengirimkan pesan; kepada orang kedua
yang kemudian mengirimkannya lagi kepada orang ketiga. Reproduksi pesan orang
pertama menjadi pesan orang kedua, dan reproduksi pesan orang kedua menjadi
pesan orang ketiga. Peran kunci dalam sistem ini adalah pengulang pesan (relayor).

Beberapa cara untuk mencegah dan menanggulangi hambatan yang terjadi antara lain:
a. Mempersiapkan pesan yang akan disampaikan dengan baik.
b. Meminta penjelasan lebih lanjut dari komunikator
c. Mengulangi pesan yang disampaikan.
d. Menambahkan dengan bahasa Isyarat dalam menyampaikan pesan.
e Mengakrabkan antara pengirim dan penerima.
f Menyampaikan pesan jelas dan tidak panjang lebar.
g. Mengurangi mata rantai dalam menyampaikan pesan
h. Memperhatikan status, pengetahuan dan bahasa komunikan.

Upaya Mengatasi Hambatan Komunikasi Komunikasi yang efektif tergantung pada kualitas dari
proses komunikasi baik pada tingkat individu maupun pada tingkat organisasi. Komunikasi yang
efektif terjadi apabila perilaku komunikan (sasaran) sebagai reaksi dari kehendak pesan sesuai yang
diinginkan oleh komunikator. Banyaknya hambatan dari proses penyampaian atau penerimaan
pesan akan menimbulkan perilaku yang tidak diinginkan oleh kehendak pesan artinya komunikasi
tidak efektif. Oleh karena itu, bila komunikasi efektif harus berusaha mengatasi hambatan dalam
berkomunikasi. Memperbaiki komunikasi dalam organisasi berkaitan dengan melakukan proses yang
akurat mulai dari penyandian, penyampaian pesan, penguraian, dan umpan balik pada tingkat
organisasi, mencuiptakan dan memonitor saluran komunikasi yang tepat. Adapun beberapa cara
dalam mengatasi masalah komunikasi diantaranya:
a. Meningkatkan umpan balik, kesalahpahaman dapat dikurangi apabila proses umpan balik dapat
dilakukan dengan baik. Mekanisme umpan balik dalam organisasi sama pentingnya dengan
komunikasi antar pribadi.
b. Empati, pada dasarnya merupakan komunikasi yang dilakukan beroreantasi pada penerima,
komunikator harus menempatkan diri sebagai penerima sehingga proses penyandian, penggunaan
bahasa, disesuaikan dengan kondisi penerima.
c. Pengulangan, hal ini dapat membantu pendengaran atau penerima untuk menginterpretasikan
pesan yang tidak jelas atau sulit untuk dapat memahami pada saat pertama kali didengar.
d. Menggunakan bahasa yang sederhana agar penerima pesan dapat memahami isi pesan yang
disampaikan.
e. Penentuan waktu yang efektif, agar pesan yang disampaikan tersusun dengan baik ringkas dan
mudah dipahami.
f. Mendengarkan secara selektif, komunikasi adalah masalah memahami dan dipahami. Untuk
mendorong seseorang mengemukakan keinginannya, perasaannya, dan emosinya adalah
mendengarkan secara seksama.
g. Mengatur arus informasi, maksudnya komunikasi diatur mutunya, jumlahnya dan cara
penyampaiannya dimana informasi yang disampaikan harus sitematis, ringkas, dan memiliki bobot
tingkat kepentingan yang cukup

http://eprints.umm.ac.id/26996/1/jiptummpp-gdl-johandwisa-35775-2-babi.pdf

Anda mungkin juga menyukai