3. Hambatan yang berasal dari pesan. Hambatan dalam berkomunikasi juga dapat
timbul dari informasi atau pesan yang ingin disampaikan. Dalam hal ini. Hambatan
tersebut dapat timbul dari faktor seperti:
a Isi pesan yang sangat kompleks.
Jumlah pesan yang terlalu banyak dan membingungkan dapat menjadi hambatan
dalam komunikasi. Dalam menyampaikan komunikasi yang kompleks, sebaiknya
tidak dilakukan hanya dengan berbicara, tapi harus juga disampaikan melalui
penyampaian visual seperti gambar atau rekaman.
b. Isi pesan yang berisi berita duka atau mengecewakan.
Dalam kasus int, komunikator harus tetap menyampaikan informasi yang berisi berita
duka atau mengecewakan dengan penyampaian yang menunjukkan rasa empati.
Sebab pesan yang berisi berita duka merupakan informasi yang sensitif dan tidak
mudah untuk diterima oleh pendengar
4. Media
Media juga dapat menjadi hambatan pada proses komunikasi. Hambatan yang dapat
terjadi adalah pada masalah teknologi komunikasi, seperti telepon, microphone, dll.
Contoh ketika seseorang sedang berbicara menggunakan microphone, tiba-tiba terjadi
kesalahan teknis microphone yang menyebabkan suara komunikator tidak terdengar
jelas. Selain itu, media pembelajaran yang digunakan oleh guru dapat menjadi
hambatan dalam pencapaian indikator belajar anak di sekolah jika media
pembelajaran yang digunakan oleh guru tidak relevan dengan apa yang dibutuhkan
dalam pencapaian indikator belajarnya.
Pendekatan Pelayanan Kesehatan Dokter Keluarga (Pendekatan Holistik dr. Febri
Endra Budi Setyawan, M.Kes
4. Hambatan sosiologis
Hambatan karena adanya perbedaan yang cukup lebar dalam aspek kebudayaan, adat
istiadat, kebiasaan, persepsi, dan nilai-nilai yang dianut sehingga kecenderungan,
kebuthan, serta harapan-harapan kedua belah pihak yang berkomunikasi juga berbeda.
1. Aneka Etnik
Belasan ribu pulau yang membentang dari Sabang sampai Marauke merupakan
kekayaan alam Indonesia yang tidak ternilai harganya. Tiap tiap pulau dihuni oleh
etnik yang berbeda. Pulau-pulau besar seperti pulau Jawa, Sumatra, Sulawesi,
Kalimantan, Papua terbagi menjadi beberapa bagian, dimana tiap bagian memiliki
budaya yang berbeda. Pulau-pulau kecil yang terpencil pun umumnya memiliki
budaya yang khas dan unik. Akan tetapi, kekayaan Indonesia yang sering menjadi
kebanggaan bangsa Indonesia kadang-kadang dapat menjadi faktor menghambat
dalam kegiatan komunikasi massa.
2. Perbedaan Norma Sosial
Perbedaan budaya sekaligus juga menimbulkan perbedaan norma sosial yang
berlaku pada masing-masing etnik. Norma sosial dapat didefinisikan sebagai
sesuatu cara, kebiasaan, tata krama, dan adat istiadat yang disampaikan secara
turun temurun, yang dapat memberikan petunjuk bagi seseorang untuk bersikap
dan bertingkah laku dalam masyarakat. Norma sosial mencerminkan sifat-sifat
yang hidup pada suatu masyarakat dan dilaksanakan sebagai alat pengawas secara
sadar dan tidak sadar oleh masyarakat terhadap anggota-anggotanya. Norma
sosial, di satu pihak memaksakan suatu perbuatan dan lain pihak melarangnya,
sehingga secara langsung merupakan suatu alat agar anggota-anggota masyarakat
menyesuaikan perbuatan-perbuatannya dengan norma sosial tersebut. Dengan kata
lain, norma sosial itu dikenal, diakui, dihargai, dan kemudian ditaati dalam
kehidupan sehari-hari. Mengingat beragamannya norma sosial yang berlaku di
Indonesia, maka tidak tertutup kemungkinan terdapat pertentangan nilai, dalam
hal kebiasan dan adat istiadat yang dianggap baik bagi suatu masyarakat, dianggap
tidak baik bagi masyarakat lainnya dan sebaliknya.
3. Kurang Mampu Berbahasa Indonesia
Keragaman etnik menyebabkan keragaman bahasa yang digunakan dalam
pergaulan sehari-hari. Dapat dikatakan, jumlah bahasa yang ada di Indonesia
adalah sebanyak etnik yang ada. Seperti kita ketahui, norma bahwa masyarakat
Batak memiliki berbagai macam bahasa. Masyarakat di Papua dan Kalimantan
juga demikian keadaannya. Kita ambil contoh, suatu saat pemerintah akan
mengeluarkan kebijakan baru yang harus segera diketahui dan dilaksanakan oleh
seluruh masyarakat Indonesia. Cara yang paling tepat dan cepat untuk
mengomunikasikan pesan itu adalah melalui media massa (radio siaran, surat
kabar, dan televisi). Sesuai dengan karakteristik media massa, dalam waktu
bersamaan pesan akan diterima oleh sejumlah besar komunikan. Masalah akan
timbul manakala komunikan tidak bisa berbahasa Indonesia, atau kemampuan
berbahasa Indonesianya minimal. Ini berarti pesan tidak sampai pada mereka
secara sempurna. Dalam menanggulangi masalah ini, penyuluh atau para petugas
penyuluh, atau para opinion leader untuk mengkomunikasikan kebijakan dan
program pemerintah dengan menggunakan bahasa daerah setempat.
Komunikasi Massa By Prof. Dr. Khomsahrial Romli, M.Si.
Beberapa cara untuk mencegah dan menanggulangi hambatan yang terjadi antara lain:
a. Mempersiapkan pesan yang akan disampaikan dengan baik.
b. Meminta penjelasan lebih lanjut dari komunikator
c. Mengulangi pesan yang disampaikan.
d. Menambahkan dengan bahasa Isyarat dalam menyampaikan pesan.
e Mengakrabkan antara pengirim dan penerima.
f Menyampaikan pesan jelas dan tidak panjang lebar.
g. Mengurangi mata rantai dalam menyampaikan pesan
h. Memperhatikan status, pengetahuan dan bahasa komunikan.
Upaya Mengatasi Hambatan Komunikasi Komunikasi yang efektif tergantung pada kualitas dari
proses komunikasi baik pada tingkat individu maupun pada tingkat organisasi. Komunikasi yang
efektif terjadi apabila perilaku komunikan (sasaran) sebagai reaksi dari kehendak pesan sesuai yang
diinginkan oleh komunikator. Banyaknya hambatan dari proses penyampaian atau penerimaan
pesan akan menimbulkan perilaku yang tidak diinginkan oleh kehendak pesan artinya komunikasi
tidak efektif. Oleh karena itu, bila komunikasi efektif harus berusaha mengatasi hambatan dalam
berkomunikasi. Memperbaiki komunikasi dalam organisasi berkaitan dengan melakukan proses yang
akurat mulai dari penyandian, penyampaian pesan, penguraian, dan umpan balik pada tingkat
organisasi, mencuiptakan dan memonitor saluran komunikasi yang tepat. Adapun beberapa cara
dalam mengatasi masalah komunikasi diantaranya:
a. Meningkatkan umpan balik, kesalahpahaman dapat dikurangi apabila proses umpan balik dapat
dilakukan dengan baik. Mekanisme umpan balik dalam organisasi sama pentingnya dengan
komunikasi antar pribadi.
b. Empati, pada dasarnya merupakan komunikasi yang dilakukan beroreantasi pada penerima,
komunikator harus menempatkan diri sebagai penerima sehingga proses penyandian, penggunaan
bahasa, disesuaikan dengan kondisi penerima.
c. Pengulangan, hal ini dapat membantu pendengaran atau penerima untuk menginterpretasikan
pesan yang tidak jelas atau sulit untuk dapat memahami pada saat pertama kali didengar.
d. Menggunakan bahasa yang sederhana agar penerima pesan dapat memahami isi pesan yang
disampaikan.
e. Penentuan waktu yang efektif, agar pesan yang disampaikan tersusun dengan baik ringkas dan
mudah dipahami.
f. Mendengarkan secara selektif, komunikasi adalah masalah memahami dan dipahami. Untuk
mendorong seseorang mengemukakan keinginannya, perasaannya, dan emosinya adalah
mendengarkan secara seksama.
g. Mengatur arus informasi, maksudnya komunikasi diatur mutunya, jumlahnya dan cara
penyampaiannya dimana informasi yang disampaikan harus sitematis, ringkas, dan memiliki bobot
tingkat kepentingan yang cukup
http://eprints.umm.ac.id/26996/1/jiptummpp-gdl-johandwisa-35775-2-babi.pdf