Anda di halaman 1dari 97

DK-4 SISTEM

PENCERNAAN DAN
METABOLISME
Shofiah Nur Rohmah
1906288000
IBD2 B3
1. ORGAN-ORGAN
SISTEM PENCERNAAN

SISTEM PENCERNAAN
Tortora, G., & Derrickson, B.
(2014). Principles of anatomy and
physiology (13th ed., pp. 887). Hoboken:
Wiley.
MULUT
Komponen dari mulut :

01 02 03
Bibir Langit-langit /Palatum Lidah

 Sebagai organ cerna :  Membentuk atap lengkung  Terdiri dari otot rangka
mengambil, menuntun rongga mulut dan yang bekerja secara
dan menampung memisahkan mulut dari volunteer
makanan di mulut. rongga hidung  Berfungsi : menuntun
 Sebagai non cerna :  Memungkinkan untuk makanan di dalam mulut
berbicara dan bernapas dan mengunyah saat mengunyah,
reseptor sensorik. berperan dalam berbicara
 Terdapat uvula yang
berperan dalam menutup dan terdapat kuncup
saluran hidung saat menelan pengecap
MULUT
Komponen dari mulut :

04 05
Gigi Liur / Saliva

 Pemotongan makanan oleh  Pemecahan molekul karbohidrat


gigi insicors (polisakarida) menjadi disakarida
 Pengoyakan makanan oleh oleh enzim ptyalin
caninus  Mempermudah proses menelan
 Pengunyahan makanan dengan membasahi partikel
oleh premolar dan molar makanan, serta menghasilkan
mucus yang kental dan licin
 Memiliki sifat antibakteri dengan
adanya lisozim
PENCERNAAN MEKANIK DAN
KIMIAWI

● Pencernaan mekanis dalam mulut yaitu dengan mengunyah atau


mastikasi dimana makanan digiling dan ditumbuk oleh gigi dan dicampur
dengan air liur. Sehingga makanan menjadi lunak, fleksibel dan mudah
mengunyah

● Enzim amylase dan lipase berkontribusi dalam pencernaan kimiawi di


mulut. Enzim amylase akan mencerna zat pati. Enzim lipase berfungsi
untuk memecah trigliserida menjadi asam lemak dan digliserida
FARING

Fungsi
● Sebagai saluran bersama untuk
sistem pencernaan ( penghubung
mulut dan esophagus) dan sistem
pernapasan (memberi akses
antara saluran napas hidung
dengan trakea)

● Mendorong bolus ke arah esofagus


(Otot Konstriktor Pharyngeal)

● Menaikkan laring selama penelanan


(Otot palatopharyngeus)
esophagus

● Fungsi : Mengalirkan lobus dari faring menuju lambung dengan gaya peristaltic

● Di setiap ujung kerongkongan, muskularis menjadi sedikit lebih menonjol dan


membentuk dua sfingter — sfingter esofagus bagian atas yang terdiri dari otot
rangka, dan sfingter esofagus bagian bawah (LES) yang terdiri dari otot polos

● Sfingter esofagus bagian atas mengatur pergerakan makanan dari faring ke


kerongkongan.
Sfingter esofagus bagian bawah mengatur pergerakan makanan dari
kerongkongan ke perut
PROSES MENELAN

● Menelan dimulai ketika bolus dipaksa ke belakang rongga mulut dan ke


dalam orofaring oleh pergerakan lidah ke atas dan ke belakang
terhadap langit-langit mulut
● Bolus merangsang reseptor di orofaring, yang mengirimkan impuls ke
pusat deglutisi di medula oblongata dan ton bawah batang otak
● Impuls yang kembali menyebabkan langit-langit lunak dan uvula
bergerak ke atas untuk menutup nasofaring, yang mencegah makanan
dan cairan yang tertelan memasuki hidung rongga
● suatu kontraksi dan relaksasi lapisan melingkar dan longitudinal
muscularis, mendorong bolus ke depan
● Saat bolus mendekat ujung esofagus, sfingter esofagus bagian bawah
mengendur dan bolus bergerak ke perut. Lendirnya disekresi oleh
kelenjar esofagus melumasi bolus dan mengurangi gesekan
LAMBUNG

● Lambung memiliki empat daerah utama: kardia, fundus, tubuh, dan pylorus
1. Cardia : mengelilingi pembukaan lambung yang superior.
2. Fundus merupakan bagian yang membulat superior ke dan di sebelah kiri kardia
3. Lebih rendah dari fundus adalah bagian tengah perut yang besar, yang disebut body
4. Pylorus merupakan daerah perut yang terhubung ke duodenum

● Fungsi :
1. Mencampur air liur, makanan, dan gastric juice untuk membentuk chyme.
2. Berfungsi sebagai tempat penyimpanan makanan sebelum dilepaskan ke usus halus
3. Menghasilkan gastric juice, mengandung HCl (membunuh bakteri dan mendenaturasi
protein), pepsin(mulai pencernaan protein), faktor intrinsik (bantu penyerapan vitamin
B12), dan gastric lipase (membantu pencernaan dari trigliserida).
4. Sekresi gastrin ke dalam darah
USUS HALUS

Terdiri dari 3 bagian :


1. Duodenum/ usus 12 jari berfungsi untuk memecah komponen dari lambung menjadi
komponen yang lebih kecil sehingga dapat digunakan oleh tubuh
2. Jejunum atau usus kosong
3. Ileum, berfungsi untuk penyerapan garam, vitamin B dan komponen makanan yang
tidak diserap oleh Jejunum

Fungsi :
1. Segmentasi yang mencampur chyme dengan gastric juice dan membawa makanan
bersentuhan mukosa untuk penyerapan; peristaltik mendorong chyme melalui usus
kecil.
2. Menyelesaikan pencernaan karbohidrat, protein, dan lipid; dimulai dan melengkapi
pencernaan asam nukleat.
3. Menyerap sekitar 90% nutrisi dan air yang melewati sistem pencernaan.
Dinding usus halus terususn dari 4 lapisan :

1. Mukosa : tersusun dari lapisan epitalium, lamina propia dan otot


muskularis
2. Submukosa
3. Muskularis
4. Serosa
USUS BESAR

● Secara struktural, empat wilayah utama Fungsi dari kolon :


usus besar adalah sekum, usus besar,
rektum, dan saluran anal 1. Haustral churning, peristalsis,
● Sekum membentuk kantong buntu di dan peristaltik massa
bawah pertemuan antara usus halus mendorong isi usus besar ke
dalam rektum.
dan usus besar di katup ileosekum.
2. Bakteri di usus besar
● Tonjolan kecil seperti jari di dasar mengubah protein menjadi
sekum adalah apendiks, suatu jaringan asam amino, memecah asam
limfoid yang mengandung limfosit amino, dan menghasilkan
● Kolon terdiri dari 3 bagian : beberapa vitamin B dan
vitamin K.
1. Kolon asenden
3. Menyerap air, ion, dan vitamin.
2. Kolon transversum 4. Proses defekasi
3. Kolon desenden
2. KELENJAR-KELENJAR
PENCERNAAN DAN
FUNGSINYA

SISTEM PENCERNAAN
Kelenjar-Kelenjar Sistem Pencernaan

Tortora, G., & Derrickson, B. (2014). Principles of anatomy


and physiology (13th ed., pp. 895). Hoboken: Wiley.
KELENJAR SALIVA
Fungsi : Mensekresikan saliva ke rongga mulut.

01 02 03
Kelenjar
Kelenjar Kelenjar
Parotid
Submandibular Sublingual

 Terletak inferior dan  Terletak di dasar  Terletak di bawah lidah


anterior dari telinga dan di mulut. dan superior terhadap
antara kulit dengan otot kelenjar submandibular.
masseter.  Fungsi :
 Fungsi : Menyekresikan
 Fungsi : Mensekresikan Mensekresikan saliva
saliva ke seluruh
saliva ke rongga mulut ke rongga mulut
permukaan bawah
bagian gigi belakang dan bagian bawah, tepat
mulut.
rahang atas melalui saluran di bagian lateral
parotis. frenulum lingual.
Principles of Anatomy and Physiology,12th ed. (2009)
PANKREAS

● Merupakan sebuah kelenjar memanjang yang terletak di belakang dan


bagian bawah lambung, tepatnya di atas lengkung pertama duodenum.
● Dalam sistem pencernaan, pankreas berperan sebagai jaringan eksokrin.
● Pankreas eksokrin menyekresikan getah pencernaan yang mengandung
enzim-enzim yang dikeluarkan oleh sel asinus dan larutan NaHCO3 yang
disekresikan sel duktus ke dalam lumen duodenum.
● Larutan NaHCO3 merupakan cairan yang memiliki fungsi menciptakan pH
yang sesuai (netral/sedikit basa) agar enzim-enzim pankreas dapar berfungsi
optimal.
Introduction to Human Physiology. 8th ed. (2013)
ENZIM-ENZIM YANG
DIHASILKAN PANKREAS

ENZIM ENZIM AMILASE ENZIM LIPASE


PROTEOLITIK
Merupakan enzim  Merupakan satu-satunya
 Merupakan enzim yang
yang mencerna enzim di seluruh saluran
mencerna protein.
karbohidrat (pati). pencernaan yang dapat
 Terdiri dari enzim
tripsinogen, mencerna lemak.
kimotripsinogen, dan  Fungsi : menghidrolisis
prokarboksipeptidase
trigliserida makanan
yang berfungsi mencerna
menjadi monogliserida
protein menjadi peptida.
dan asam lemak.
Organ-Organ Sistem Pencernaan

Tortora, G., & Derrickson, B. (2014). Principles of anatomy and physiology (13th ed., pp. 907). Hoboken: Wiley.
Liver
Organ-Organ Sistem Pencernaan
Fungsi
○ Tempat metabolisme karbohidrat
○ Tempat metabolisme lemak
○ Tempat metabolisme asam amino
○ Produksi dan sekresi garam empedu
○ Mengeluarkan toksin
○ Memproses obat dan hormone
○ Ekskresi bilirubin
○ Fagositosis
○ Produksi garam empedu untuk emulsifikasi dan pencernaan lipid
○ Aktivasi vitamin D
○ Penyimpanan glikogen, Vitamin A, B12, D, E, K, besi, dan tembaga
PANKREAS Organ-Organ Sistem Pencernaan EMPEDU Organ-Organ Siste

 Sekresi cairan pankreas,  Menyimpan dan


cairan campuran alkalin menyalurkan garam
dari enzim peneernaan empedu melalui common
(amilase, tripsin, lipase), air, bile duct
dan ion ke dalam usus
halus oleh sel-sel eksokrin,
sel acinar, dan sel epitel
 Sekresi insulin dan
glukagon ke dalam
peredaran darah untuk
mengatur kadar gula darah
(sel endokrin)
3. PEMBULUH DARAH
VASKULARISASI SISTEM
PENCERNAAN

SISTEM PENCERNAAN
Pembuluh Darah Vaskularisasi Sistem Pencernaan

Martini, F., Nath, J., Bartolomew, E., Ober, W., Garrison, C., Welch, K., & Hutchings, R.
(2012). Fundamentals of Anatomy and Physiology (9th ed., p746). San Francisco: Benjamin
Cummings.
Pembuluh Darah Vaskularisasi Sistem Pencernaan

Martini, F., Nath, J., Bartolomew, E., Ober, W., Garrison, C., Welch, K., & Hutchings, R. (2012). Fundamentals of Anatomy and
Physiology (9th ed., p754). San Francisco: Benjamin Cummings.
CABANG ARTERI HEPATIKA

● Arteri hepatic (common hepatic artery) : untuk mendarahi hati


○ Arteri hepatica propria: menuju hati
○ Arteri hepatica kanan: mendarahi lobus kanan hati
○ Arteri hepatica kiri: mendarahi lobus kiri hati
● Arteri gastrica dextra: mendarahi kurvator minor lambung.
● Arteri gastroduodenal: mendarahi duodenum dan lambung
● Arteri gastroepiploik kanan : mendarahi kurbatur mayor lambung
● Arteri pankreatik duodenal superior: mendarahi duodenum dan kepala
pankreas.
CABANG ARTERI SELIAKA

● Arteri gastrica sinistra (left gastic artery) : mendarahi kurvatir


minor
● lambung
● Arteri lienalis (splenic artery)
● Arteri penkreatik : mendarahi leher, badan, dan ekor pankreas
● Arteri gastroepiploik kiri : mendarahi kurvatur mayor lambung
● Arteri brevis : mendarahi fundus lambung , Arteri yang mendarahi
limpa
CABANG ARTERI MESENTRIK
SUPERIOR

● Arteri pankreatik duodenal inferior : mendarahi duodenum dan kepala


pankreas
● Percabangan ileal dan jujenal
● Arteria coliaca dextra (right colic artery) : mendarahi colon ascendens
● Percabangan ileocolic
○ Percabangan ileocolis superior : mendarahi colon ascendens
○ Percabangan ileocolic inferior
a) Cabang ileal : mendarahi ileum
b) Cabang caecal : mendarahi caecum
c) Cabang appendicular : mendarahi appendiks
d) Cuban colic : mendarahi bagian awal
● Arteri coliaca media (middle colic artery) : mendarahi 2/3 bagian awal colon
transversus
CABANG ARTERI MESENTRIK
INFERIOR

● Arteria coliaca sinistra : mendarahi 1/3 bagian terakhir colon transversus dan colon
descendans.
● Arteria sigmoidea : mendarahi bagian awal sigmoid colon.
● Arteria rectalis/hemorrhoidalis superior : mendarahi bagian akhir sigmoid colon
dan bagian awal rektum.

Dengan percabangan lanjutan:


● Arteria rectalis/hemorrhoidalis media : mendarahi bagian tengah rectum.
● Arteria rectalis/hemorrhoidalis inferior : mendarahi bagian akhir rektum dan juga
kanalis an
VENA
Darah dari lambung dibawa oleh:

● Vena gastroepiploik kanan (darah dari kurvatur mayor)


● Vena pylorus (vena gastrica dextra) (darah dari kurvatur -minor)
● Vena gastrica brevis (darah dari fundus lambung)
● Darah dari pankreas dan limpa dibawa oleh vena lienalis
● Darah dari usus halus, caecum, colon ascendens, dan 2/3 awal colon
transversus dibawa oleh vena mesenterik superior.
● Darah dari 1/3 akhir colon transversus, colon descendens, sigmoid, rektum,
dan kanalis anal dibawa oleh vena
4. PERSARAFAN
SISTEM PENCERNAAN

SISTEM PENCERNAAN
Pleksus Saraf
Intrinsik

Pleksus Saraf
Ekstrinsik

Tortora, GJ, Derrickson, B. 2012. Principles of Anatomy & Physiology 13th Edition. United States of America: John Wiley & Sons, Inc.
INTRINSIK

• Sistem saraf ini


dinamakan Enteric
Nervous System
(ENS).
• Membentang dari
esophagus hingga
anus.
• ENS terbagi 2 :
Pleksus Submukosal
dan Pleksus
Myenterik

Tortora, GJ, Derrickson, B. 2012. Principles of Anatomy & Physiology 13th Edition. United States of America: John Wiley & Sons, Inc.
Pleksus saraf yang mengontrol bagian
dari sistem saraf enteric terhadap
saluran pencernaan terbagi menjadi dua,
yaitu:
i. Myenteric plexus atau Auerbach’s
plexus  terletak pada bagian terluar
di antara otot longitudinal dan otot
sirkuler. Pleksus ini berfungsi dalam
mengontrol pergerakan
gastrointestinal.
ii. Submocosal Plexus atau Meissner’s
Plexus  terletak pada lapisan
Submokosal. Pleksus ini berfungsi
untuk mengontrol sekresi dan
peredaran darah lokal.
Tortora, GJ, Derrickson, B. 2012. Principles of
Anatomy & Physiology 13th Edition. United
States of America: John Wiley & Sons, Inc.
EKSTRINSIK

• Bagian dari saraf otonom


• Stimulasi saraf parasimpatis yang
menginervasi saluran GI menyebabkan
peningkatan sekresi dan motilitas GI
(Gastrointestinal) dengan meningkatkan
aktivitas neuron ENS
• Saraf simpatis yang memasok saluran
GI menyebabkan penurunan sekresi
dan motilitas GI dengan menghambat
neuron ENS

image : kart.com

Sherwood L. Human physiology: from cells to systems. 9th ed. Boston: Cengage Learning; 2016.
Sherwood L. Human physiology: from cells to systems. 9th ed. Boston: Cengage Learning; 2016.
5. PROSES DASAR
PENCERNAAN

SISTEM PENCERNAAN
V

Silverthorn, D., Hill, D., & Silverthorn, D. (2009). Student workbook for Human physiology, an integrated approach, fifth edition (5th ed., p.688). San Francisco,
Calif.: Benjamin Cummings.
Silverthorn, D., Hill, D., & Silverthorn, D. (2009). Student workbook for Human physiology, an integrated approach, fifth edition (5th ed., p.709). San Francisco, Calif.: Benjamin
Cummings.
MOTILITAS

● Merupakan kontraksi otot yang mencampur dan mendorong maju isi saluran cerna
● Berupa 2 tipe gerakan, yaitu:
○ Gerakan mendorong (propulsif), gerakan yang mendorong maju isi saluran cerna, dengan
kecepatan pergerakan bervariasi bergantung pada fungsi yang dilakukan oleh berbagai
bagian saluran cerna
■ Ex: transit makanan melalui esofagus berlangsung cepat, karena struktur ini hanya
berfungsi sebagai saluran dari mulut ke lambung
○ Gerakan mencampur, memiliki fungsi ganda:
■ Mencampur makanan dengan getah pencernaan, gerakan ini meningkatkan
pencernaan makanan
■ Gerakan ini mempermudah penyerapan dengan memaparkan semua bagian isi
saluran cerna ke permukaan serap saluran cerna
SEKRESI

● Sistem pencernaan mengeluarkan sekresi eksokrin dan endokrin


● Kelenjar pencernaan eksokrin ditemukan pada lapisan saluran pencernaan dan
pada organ-organ pencernaan tambahan
● Kelenjar pencernaan endokrin diatur sebagai sel-sel tunggal yang tersebar di
sepanjang saluran pencernaan untuk mengatur fungsi pencernaan
● Sekresi pencernaan terdiri dari air, elektrolit, dan konstituen organik spesifik (enzim,
garam empedu atau mukus)
● Sekresi membutuhkan energi
● Hasil sekresi pencernaan akan direabsorpsi kembali ke dalam darah setelah
melakukan fungsinya dalam pencernaan
DIGESTI

● Fungsi: mengurai biokimiawi (karbohidrat, protein, lemak) struktur kompleks


makanan menjadi satuan-satuan yang lebih kecil dan dapat diserap oleh enzim-
enzim yang diproduksi dalam sistem pencernaan
● Proses:
○ Bentuk paling sederhana karbohidrat adalah gula sederhana monosakarida,
misalnya glukosa, fruktosa, dan galaktosa
○ Protein dalam makanan terdiri dari berbagai kombinasi asam amino yang
disatukan oleh ikatan peptide yang kemudia dipecah menjadi asam amino
penyusun dan beberapa polipeptida kecil
○ Sebagian besar lemak dalam makanan berada dalam bentuk trigliserida yang
kemudian dipecah menjadi monogliserida
○ Pencernaan dilakukan dengan hidrolisis enzimatik
ABSORPSI

● Penyerapan terjadi di usus halus

● Melalui proses penyerapan, unit-unit kecil makanan yang dapat


diserap yang dihasilkan oleh pencernaan, bersama dengan air,
vitamin, dan elektrolit, dipindahkan dari lumen saluran cerna ke
dalam darah atau limfe
6. FASE-FASE PROSES
PENCERNAAN

SISTEM PENCERNAAN
CEPHALIC PHASE

1. Terjadi ketika kita memikirkan, melihat, mencium, dan


merasakan makanan.
2. Fase ini mempersiapkan lambung untuk menerima
makanan.
3. Sekresi saliva oleh kelenjar saliva oleh reflex
terkondisikan akibat saraf parasimpatetik.
4. Saraf parasimpatetik berupa saraf kranial vagus
menstimulasi pleksus saraf submukosa (pleksus
Meissner) dalam memicu sekresi kelenjar lambung.
5. Sekresi cairan lambung oleh kelenjar lambung juga
diakibatkan oleh hormon gastrin.
6. Cairan lambung berupa HCl, pepsinogen, mukus,
faktor intrinsik, dan hormon gastrin.
7. Fase ini dapat diperkuat atau dicegah oleh keadaan
emosi kita.
CEPHALIC PHASE

● Mengaktifkan pusat saraf di korteks


serebral, hipotalamus, dan batang otak.
● Batang otak kemudian mengaktifkan
saraf fasial (CN VII), glossofaring (CN VIII)
dan vagus (CN X).
● Saraf fasial dan glosofaring
menstimulasikan kelenjar saliva untuk
mensekresi saliva.
● Saraf vagus menstimulasikan kelenjar di
pencernaan untuk mensekresi getah
lambung.
GASTRIC PHASE

1. Dimulai ketika makanan mencapai


lambung.
2. Berlangsung selama 3-4 jam.
3. Local Response
● Melebarnya dinding lambung, akibat
makanan yang masuk.
● Pelebaran dinding lambung ini
menyebabkan disekresikannya
histamine pada lapisan lamina propria
(lapisan dibawah sel kolumnar lambung).
● Histamine menempel pada reseptor di
sel parietal.
● Sel parietal mensekresikan lebih banyak
asam.
GASTRIC PHASE

4. Neural Response
a) Stretch receptors dan chemoreceptors menyebabkan stimulasi dari
submukosal (Meissner) dan myenteric (Auerbach) pleksus.
b) Myenteric pleksus yang terstimulasi akan mengalami kontraksi kuat di
muscularis externa yang disebut mixing waves.
c) Submukosal pleksus yang terstimulasi akan memicu sekresi kelenjar lambung
untuk pencernaan.

5. Hormonal Response
Adanya peptida dan asam amino menstimulasi sekresi hormon gastrin oleh G cells.
GASTRIC PHASE

Regulasi Neural

● Makanan yang masuk menstimulasi reseptor regang pada dinding lambung dan
kemoreseptor karena adanya perubahan pH (protein menjadi penyangga bagi
asam lambung.
● Dari reseptor, impuls saraf menuju pleksus submukosal, yang mengaktifkan
saraf parasimpatik dan enterik.
● Hasilnya memberikan gerakan peristaltis dan terus menstimulasikan sekresi
getah lambung.
● Gerak peristaltik mencampur makanan dengan getah lambung, saat gerakan
kuat, makanan terdorong ke usus.
● pH berkurang menjadi keadaan normal dan dinding lambung meregang
kembali karena makanan telah lewat dari lambung, dan sekresi getah lambung
berhenti.
GASTRIC PHASE

Regulasi Hormon

● Sekresi lambung diatur oleh hormon gastrin, yang disekresikan oleh sel G pada
kelenjar lambung sebagai respon stimuli yang tadi.
● Gastrin memasuki pembuluh darah, bergerak mengelilingi tubuh, dan mencapai
organ target di sistem pencernaan.
● Gastrin menstimulasikan kelenjar lambung untuk mensekresi getah lambung
dalam jumlah yang besar.
● Juga meningkatkan kontraksi sfinkter esofagus bawah untuk mencegah naiknya
getah lambung (reflux), meningkatkan gerak lambung, dan merelaksasikan
sfinkter pilorus, yang memicu pengosongan lambung.
● Sekresi gastrin terhambat saat pH getah lambung dibawah 2.0 dan sebaliknya.
● Umpan balik negatif ini membantu menyediakan pH rendah supaya kerja pepsin
optimal, membunuh mikroba, dan denaturasi protein dalam lambung.
INTESTINAL PHASE

1. Dimulai ketika chyme masuk ke dalam duodenum.


2. Fungsi dari fase ini adalah untuk mengontrol kecepatan
pengosongan lambung untuk memastikan bahwa usus siap
mengabsorpsi sari makanan.
3. Neural Response Duodenum mulai melebar dan menstimulasi
stretch receptor dan chemoreceptors menstimulasi terjadinya
refleks enterogastric (refleks yang menghambat produksi
gastrin dan kontraksi lambung, serta menstimulasi kontraksi
sphincter pyloric)
4. Hormonal Response
a) Cholecystokinin (CCK) dan Gastric inhibitory peptide (GIP)
disekresikan akibat oleh adanya lipid dan karbohidrat di
duodenum.
b) Sekretin disekresi ketika pH duodenum kurang dari 4,5. Hal ini
berfungsi untuk memicu pengeluaran ion bikarbonat dalam
netralisasi keasaman chyme.
c) G cells mensekresikan gastrin untuk mempercepat proses
gastric phase.
7. METABOLISME
MAKROMOLEKUL
(KARBOHIDRAT, PROTEIN,
LIPID)

SISTEM PENCERNAAN
Metabolisme

Katabolisme Anabolisme
A. METABOLISME KARBOHIDRAT

● Polisakarida dan disakarida dihidrolisis menjadi glukosa


(80%), fruktosa , dan galaktosa selama proses pencernaan.
● Metabolisme karbohidrat merupakan metabolisme glukosa
● Metabolisme karbohidrat dibutuhkan untuk :
1. Produksi ATP
2. Sintesis asam amino, glikogen dan trigliserida
KATABOLISME GLUKOSA

● Sebelum glukosa digunakan oleh Proses respirasi sellular:


sel, ia harus melewati membrane
plasma dan masuk ke sitososl
1. Glikolisis
● Glukosa masuk melalui difusi 2. Pembentukan asetil ko-A
difasilitasi via molekul GluT (family
3. Siklus krebs
transporter)
4. Transpor elektron
● Proses katabolisme glukosa
dikenal dengan respirasi selular
Secara keseluruhan
A. GLYCOLISIS
• Satu molekul glukosa (6C) dioksidasi
menghasilkan:
– 2 molekul asam piruvat (3C)
– 2 molekul NADH
– 2 molekul ATP
– 2 molekul H2O
• Reaksi ini tidak membutuhkan oksigen, dapat
terjadi secara aerobic maupun an aerobic
• Reaksi kimia memisahkan 6C molekul glukosa
menjadi 3C
• Menggunakan enzim phosphofrucktokinase
yang mengkatalisis step 3 (next slide)
• Jikas enzim phosphofructokinase rendah,
glukosa tidak mengalami glikolisis tetapi
menjadi glikogen
10 TAHAP GLIKOLISIS

1. Fosforilasi glukosa, pemindahan gugus fosfat dari ATP ke


glukosa atom C nomor 6 sehingga membentuk glukosa-6-
fosfat.
2. Glukosa-6-fosfat dikatalisis oleh enzim
fosfoglukoiseomerase membentuk isomer fruktosa-6-
fosfat
3. Fruktosa-6-fosfat mengikat fosfat yang dilepaskan ATP
menjadi fruktosa-1,6-bifosfat
4. Enzim aldolase menguraikan fruktosa-1,6-bisfosfat
menjadi dua senyawa yang beratom 3C
5. Enzim mengatalisis perubahan bolak-balik antara
kedua gula beratom 3C tersebut
6. Gliseraldehida fosfat dioksidasi oleh transfer
elektron sehingga H+ ditambahkan ke NAD+
membentuk NADH. Energi yang dilepaskan mengikat
gugus fosfat dalam sitosol membentuk 1,3-
bisfosfogliserat
7. Gugus fosfat ditransfer ke ADP sehingga
menghasilkan ATP. Gula berubah menjadi 3-
fosfogliserat
8. Enzim fosfogliseromutase memindahkan gugus
fosfta sehingga terbentuk 2-fosfogliserat
9. Enzim enolase membentuk ikatan ganda dalam
substrat membentuk fosfoenolpiruvat (PEP)
10. ATP dihasilkan dengan mentransfer gugus fosfat
dari PEP ke ADP sehingga PEP berubah menjadi asam
piruvat (beratom 3C)
B. PEMBENTUKAN ASETIL KO-A

• Langkah transisi yang menyiapkan asam piruvat untuk


masuk ke dalam siklus Krebs
• Pengubahan molekul asam piruvat (3C) menjadi asetil ko-A
(2C)
• menghasilkan NADH+ H+ karbon dioksida (CO2)
• Enzim pyruvate dehydrogenase di matrix mitokondria
mengubah asam pyruvate menjadi asetil dengan
memindahkan Co2
• Kehilangan Co2 dinamakan dekarboksilasi
• Asetil menempel di koenzim A dinamakan asetil ko-A
C. SIKLUS KREBS

● Proses oksidasi asetil ko-A dan menghasilkan


CO2, ATP, NADH+H+ dan FADH2
● Reaksi aerobic
● Asetil ko-A yang telah mengalami dekarboksilasi
siap memasuki siklus krebs
● Dimulai dengan produksi asam sitrat
● Berakhir dengsn produksi asam oksaloasetat
● Di setiap siklus akan menghasilkan 3 NADH +H+
dan 1 FADH2
● Dibutuhkan 2 putaran untuk 1 molekul glukosa
terkatabolis
● NADH dan FADH2 merupakan outcome
terpenting untuk menghasilkan ATP di transpor
elektron
8 REAKSI SIKLUS KREBS

1. Ikatan kimia antara asetil dan koA


pecah, acetyl group masuk siklus
2. Isomerization
3. Dekarboksillasi oksidatif
4. Dekarboksilasi oksidatif +
penangkapan coA membentuk
succinic coA
5. Substrate level phosforilation
6. Dehydrogenation
7. Hydration(penambahan molekul air)
8. dehydrogenation
D. TRASNPOR ELEKTRON

● Mengoksidasi NADH+H+ dan FADH2 , kemudian transfer


electron dilakukan oleh electron carrier

● Di respirasi sellular, oksigen sebagai penerima electron


terakhir

● Mekanisme pembentukan ATP menghubungkan reaksi kimia


dengan pompa ion hydrogen (chemiosmosis)
PROSES CHEMIOSMOSIS

1. Energi dari NADH +H+ yang


melewati protein transport
digunakan untuk memompa H+
menuju space antar membrane
mitokondria
2. Konsentrasi H+ di ruang antar
membrane tinggi
3. Sintesis ATP saat H+ masuk
kembali ke matriks mitokondria
TIGA LANGKAH POMPA PROTON
DAN SINTESIS ATP
SUMMARY RESPIRASI
SELULAR

● Setiap 1 molekul glukosa


menghasilkan 26-28 ATP

● 23-25 ATP berasal dari


NADH, dan 3 berasal dari
FADH2
ANABOLISME GLUKOSA

● Anabolisme glukosa meliputi


pembentukan glikogen
(penyimpanan glukosa) dan sintesis
glukosa dari lipid dan protein yang
dirombak
1. GLYCOGENESIS 2. GLYCOGENOLISIS

● Yaitu penyimpanan glukosa


• Yaitu pelepasan glukosa
● Jika glukosa tidak dibutuhkan
untuk pembentukan ATP, • Ketika tubuh
membutuhkan ATP,
glukosa membentuk
hepatosit merombak
polisakarida menjadi glikogen, glikogen menjadi glukosa ,
sebagaai penyimpanan kemudia dilepaskan ke
karbohidrat di tubuh darah untuk dibawa ke
● Hormon insulin ( pancreatic otot
beta cells), meransang
hepatosit dan sel otot untuk
melakukan glikogenesis
● Tubuh menyimpan glikogen
75% di sel otot dan selebihnya
di sel hati
Diaktivasi oleh
glucagon
(Pancreatic
alpha cells)
dan epinefrin
dari medulla
adrenal
3. GLUKONEOGENESIS

● Pembentukan glukosa dari protein dan


lemak
● Ketika kekurangan glikogen dan tidak
ada asupan dari makanan, maka tubuh
akan mengkatabolisasi lemak
(tryglicerides) dan protein.
● 60% asam amino dapat digunakan
untuk glukoneogenesis
● Cortisol: merangssang pecahnya
protein menjadi asam amino
● Asam laktat, gliserol, dan amino dapat
dikonversi di hati menjadi glukosa
B. METABOLISME PROTEIN

KATABOLISME PROTEIN

● Distimulasi oleh kortisol di adrenal korteks


● Protein dari sel yang rusak diubah menjadi asam amino
● Sebelum asam amino dikonversi menjadi ATP asam amino
harus diubah bentuknya menjadi moelkul di siklus krebs
atau yang mampu memasuki siklus krebs, seperti asetil CoA
KATABOLISME
PROTEIN

Proses ini menghasilkan ATP


dari siklus krebs dan tranpor
protein
2. ANABOLISME PROTEIN

● Anabolisme protein 
Dari 20 asam amino, 10 merupakan asam
pembentukan ikatan peptide
amino essential dan tidak dapat disintesis
membentuk protein baru oleh tubuh manusia:
● Terjadi di ribosom a. Isoleucineleucine
● Diatur oleh DNA dan RNA b. Lysine
● Distimulasi oleh tyroid hormone, c. Methionine
insulin, estrogen dan d. Phenylalanine
testosterone e. Threonine
f. Tryptophan
● Semakin banyak asam amino
g. Valine
essential dan nonessential, Dua lainnya dibentuk ketika masih kecil
pembentukan protein semakin a. Arginine
cepat b. histidine
C. METABOLISME LIPID

1. KATABOLISME
LIPID: LYPOLISIS
Agar lipid dapat dioksidasi, lipid
harus dipisahkan menjadi gliserol
dan asam lemak (oleh epinefrin dan
norepinefrin).
Lipolisis dilakukan oleh enzim lipase
2. ANABOLISME LIPID :
LIPOGENESIS

● Pembentukan glukosa dapat dilakukan di sel hati dan sel adiposa


● Lipogenesis terjadi ketika manusia mengonsumsi lebih banyak
kalori dibanding kebutuhannya
● Kelebihan karbohidrat, protein dan lemak akan mengakibatkan
terbentuknya trigliserida
RANGKAIAN PROSES
METABOLISME LIPID
Summary :

● Tiga molekul
penting
dalam
metabolism:
1. Glukosa 6-
phosfat
2. Asam piruvat
3. Asetil CoA
8. REFLEKS
DEFEKASI

SISTEM PENCERNAAN
REFLEKS DEFEKASI

● Ketika mass movement di kolon mendorong tinja ke dalam rektum, peregangan


yang terjadi di rektum merangsang reseptor regang di dinding rektum, memicu
refleks defekasi.
● Retleks ini menyebabkan sfingter anus internus (otot polos) melemas dan rektum
dan kolon sigmoid berkontraksi lebih kuat. Jika sfingter anus eksternus (otot
rangka) juga melemas, terjadi defckasi.
● Jika keadaan tidak memungkinkan defekasi, pengencangan sfingter anus eksternus
secara sengaja dapat mencegah defekasi meskipun refleks defekasi telah aktif. Jika
defekasi ditunda, dinding rektum yang semula teregang secara perlahan melemas
dan keinginan untuk buang air besar mereda hingga pergerakan massa berikutnya
mendorong lebih banyak tinja ke dalam rektum dan kemhali meregangkan rektum
serta memicu refleks defekasi.

Sherwood, L. (2010). Human Physiology From Cells to System (7th ed.). Belmont, CA: Brooks/Cole.
● Defekasi biasanya dibantu oleh kontaksi otot
abdomen dan ekspirasi paksa dengan glotis
tertutup secara bersamaan. Semua hal ini
akan membantu mendorong tinja keluar.

● Catatan : di anus terdapat dua jenis otot,


yakni otot polos yang involunter (sfingter
anus internus) dan otot rangka yang
involunter (sfingter anus eksternus).

Sherwood, L. (2010). Human Physiology From Cells to System (7th ed.). Belmont, CA: Brooks/Cole.
Stretch receptors memicu dua refleks yang penting untuk kontrol defekasi

01 03
LONG SHORT REFLEX
REFLEX

 Dimediasi oleh persarafan  Dimediasi oleh sistem


parasimpatis di dalam saraf enterik lokal di
saraf panggul. Refleks ini dinding rektal yang
merangsang gerakan massa memicu serangkaian
yang mendorong tinja kontraksi peristaltik di
menuju rektum dari kolon rektum yang
desendens dan kolon memindahkan feses ke
sigmoid. arah anus.

Martini, F., Nath, J., Bartolomew, E., Ober, W., Garrison, C., Welch, K., & Hutchings, R. (2012). Fundamentals of Anatomy and Physiology (9th ed.). San Francisco:
Benjamin Cummings.
Martini, F., Nath, J., Bartolomew, E., Ober, W., Garrison, C.,
Welch, K., & Hutchings, R. (2012). Fundamentals of
Anatomy and Physiology (9th ed.). San Francisco:
Benjamin Cummings.
9. KESEIMBANGAN ENERGI
DAN CARA TUBUH
MEMPERTAHANKAN
KESEIMBANGAN ENERGI
TERSEBUT

SISTEM PENCERNAAN
KESEIMBANGAN ENERGI

Kondisi dimana energi yang


masuk sesuai dengan
proporsi yang keluar

Energi tubuh yang tidak


seimbang akan
diseimbangkan dengan
metabolism dan regulasi
asupan makanan

Sherwood, L., & Sherwood, L. (2013). Introduction to human physiology (8th ed.). Pacific Grove,
Calif.: Brooks/Cole.
PEMBAGIAN KESEIMBANGAN ENERGI

Cara tubuh menyeimbangkan energi


terbagi tiga, diantaranya adalah:
Keseimbangan energi
positif, yakni ketika jumlah Keseimbangan negatif,
Keseimbangan netral, energi dalam makanan yang yakni ketika jumlah energi
yakni ketika energi yang masuk lebih banyak dari makanan yang masuk
dimiliki tubuh sama dengan daripada jumlah energi lebih kecil dari pada yang
energi yang dikeluarkan yang dikeluarkan, kelebihan dikeluarkan atau
tubuh pada proses energi yang masuk tetapi dibutuhkan, tubuh harus
eksternal maupun tidak digunakan melainkan mengunakan simpanan
internalnya. akan disimpan di dalam energi untuk memenuhi
tubuh, terutama sebagai kebutuhan tersebut.
jaringan lemak.

Sherwood, L., & Sherwood, L. (2013). Introduction to human physiology (8th ed.). Pacific Grove, Calif.: Brooks/Cole.
Cara tubuh menyeimbangkan energi

•Homeostasis Tubuh

•Faktor kimia dalam tubuh yang menginformasikan kondisi


tubuh

•Beberapa informasi digunakan untuk pengaturn asupan


makanan jangka pendek, membantu mengontrol ukuran
makanan, dan frekuensi yang dapat membuat berat badan
tubuh relative konstan dalam jangka Panjang.
10. PENGATURAN SUHU
TUBUH DAN HUBUNGANNYA
DENGAN KESEIMBANGAN
ENERGI

SISTEM PENCERNAAN
Pengaturan Suhu Tubuh dan Hubungannya dengan Keseimbangan
Pengaturan suhu tubuh Energi
menggunakan energi
output hasil
metabolisme yang
dihasilkan untuk
mempertahankan
keseimbangan energi
(pemakaian atau
pemanfaatan dari
energi yang masuk
melalui makanan)

Silverthorn, DU., (2016). Human physiology : an integrated approach. (7th ed., pp.746). London: Pearson Education Inc.
DAFTAR PUSTAKA

Hall JE . Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology. 13th ed. Elsevier : Philadelphia ; 2016

Martini, F., Nath, J., & Bartholomew, E. (2012). Fundamentals of Anatomy & Physiology (9th ed.). San
Francisco: Pearson Education, Inc.

Sherwood, Lauralee. 2016. Human Physiology: From Cells to Systems Ninth Edition. USA: Cencage
Learning.

Silverthorn, DE. (2010). Human Physiology: An Integrated Approach. 5th ed. San Fransisco, CA: Pearson
Education.

Tortora, G., & Derrickson, B. (2009). Principles of Anatomy and Physiology (12th ed.). United States of
America: John Wiley & Sons, Inc.

Anda mungkin juga menyukai