Anda di halaman 1dari 29

1 | Peranan Pers dalam Masyarakat Demokrasi

2 | Peranan Pers dalam Masyarakat Demokrasi


BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Istilah pers tidak asing terdengar di telinga kita semua, berbicara tentang
pers berarti akan menyangkut aktivitas jurnalistik. Terkadang istilah pers,
jurnalistik, dan komunikasi massa menjadi tercampur baur dan saling tertukar
pengertiannya. Apabila pers merupakan salah satu bentuk komunikasi massa,
maka jurnalistik merupakan kegiatan untuk mengisinya.

3 | Peranan Pers dalam Masyarakat Demokrasi


Beberapa ahli politik berpendapat bahwa pers merupakan kekuatan keempat
dalam sebuah negara setelah legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Pendapaat
tersebut sekiranya tidak berlebihan karena kenyataannya pers dapat
menciptakan/membentuk opini masyarakat luas, sehingga mampu menggerakkan
kekuatan yang sangat besar. Dalam era demokratisasi ini, pers telah merasakan
kebebasan sehingga peranan dan fungsi pers dapat dirasakan dan dinikmati
masyarakat. Pada masa reformasi ini, kebebasan pers telah di buka lebar-lebar.
Pers mendapatkan kebebasan untuk melakukan kritik social terhadap
pemerintah. Pers bebas untuk bergerak dalam melakukan pemberitaan. Meskipun
bebas, tetapi pers tetap bertanggung jawab dalam pemberitaannya. Pemerintah
pun tetap melakukan control terhadap kebebasan pers dalam kehidupan sehari-
hari.

II. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah fungsi dan peranan pers?


2. Bagaimanakah perkembangan pers di Indonesia?
3. Bagaimanakah maksud pers yang bebas dan bertanggung jawab?

III. Tujuan

1. Untuk mengetahui fungsi dan peranan pers.


2. Untuk mengetahui perkembangan pers di Indonesia.
3. Untuk mengetahui maksud pers yang bebas dan bertanggung jawab.

BAB II
PEMBAHASAN

I. Pengertian Pers

4 | Peranan Pers dalam Masyarakat Demokrasi


Istilah pers berasal dari kata persen bahasa Belanda atau press bahasa
Inggris, yang berarti menekan yang merujuk pada mesin cetak kuno yang harus
ditekan dengan keras untuk menghasilkan karya cetak pada lembaran kertas.
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia kata pers berarti :
A. alat cetak untuk mencetak buku atau surat kabar,
B. alat untuk menjepit atau memadatkan,
C. surat kabar dan majalah yang berisi berita,
D. orang yang bekerja di bidang persurat kabaran.
Menurut UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers, Pers adalah lembaga sosial dan
wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik yang meliputi
mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan
informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data
dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak,
media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia.

II. Fungsi Pers


Menurut UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers, disebutkan dalam pasal 3
fungsi pers adalah sebagai berikut :
a. Sebagai Media Informasi, ialah pers itu memberi dan menyediakan
informasi tentang peristiwa yang terjadi kepada masyarakat, dan masyarakat
membeli surat kabar karena memerlukan informasi.
b. Fungsi Pendidikan, ialah pers itu sebagi sarana pendidikan massa (mass
Education), pers memuat tulisan-tulisan yang mengandung pengetahuan
sehingga masyarakat bertambah pengetahuan dan wawasannya.
c. Fungsi Menghibur, ialah pers juga memuat hal-hal yang bersifat hiburan
untuk mengimbangi berita-berita berat (hard news) dan artikel-artikel yang
berbobot. Berbentuk cerita pendek, cerita bersambung, cerita bergambar,
teka-teki silang, pojok, dan karikatur.
d. Fungsi Kontrol Sosial, terkandung makna demokratis yang didalamnya
terdapat unsur-unsur sebagai berikut :

5 | Peranan Pers dalam Masyarakat Demokrasi


1. Social particiption yaitu keikutsertaan rakyat dalam
pemerintahan.

2. Socila responsibility yaitu pertanggungjawaban pemerintah


terhadap rakyat.

3. Socila support yaitu dukungan rakyat terhadap pemerintah.

4. Social Control yaitu kontrol masyarakat terhadap tindakan-


tindakan pemerintah.

e. Sebagai Lembaga Ekonomi, yaitu pers adalah suatu perusahaan yang


bergerak dibidang pers dapat memamfaatkan keadaan disekiktarnya sebagai
nilai jual sehingga pers sebagai lembaga sosial dapat memperoleh
keuntungan maksimal dari hasil prodduksinya untuk kelangsungan hidup
lembaga pers itu sendiri.

III. Peranan Pers


Menurut pasal 6 UU No. 40 tahun 1999 tentang pers, perana pers adalah
sebagai berikut :
1. Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui.
2. Menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya
supremasi hukum, hak asasi manusia, serta menhormati kebhinekaan.
3. Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat
dan benar.
4. Melakukan pengawasan,kritik, koreksi dan saran terhadap hal-hal yang
berkaitan dengan kepentingan umum.
5. Memperjuangkan keadilan dan kebenaran.

IV. Perkembangan Pers di Indonesia

6 | Peranan Pers dalam Masyarakat Demokrasi


A. Di Masa Penjajahan Belanda dan Jepang
Penjajah Belanda sangat mengetahui pengaruh surat kabar terhadap
masyarakat indonesia, karena itu mereka memandang perlu membuat UU untuk
membendung pengaruh pers Indonesia karena merupakan momok yang harus
diperangi. Menurut Suruhum pemerintah mengeluarkan selain KUHP tetapi
belanda mengeluarkan atruan yang bernama Persbreidel Ordonantie, yang
memberikan hak kepada pemerintah Hindia Belanda untuk menghentikan
penerbitan surat kabar atau majalah Indonesia yang dianggap berbahaya.
Kemudian belanda juga mengeluarkan Peraturan yang bernama Haatzai
Artekelen, yautu berisi pasal-pasal yang mengancam hukuman terhadap siapapun
yang menyebarkan perasaan permusuhan, kebencian, serta penghinaan terhadap
pemerintah Nederland dan Hindia Belanda, serta terhadap sesutu atau sejumlah
kelompok penduduk Hindia Belanda.
Demikian halnya pada pendudukan Jepang yang totaliter dan pasistis,
dimana orang-orang surat kabar (pers) Indonesia banyak yang berjuang tidak
dengan ketajaman penanya melainkan dengan jalan lain seperti organisasi
keagamaan , pendidikan, politik. Hal ini menunjukkan bahwa di masa Jepang pers
Indonesia tertekan.
Walaupun pers tertekan dimasa Jepang namun ada beberapa keuntungan
antara lain :
1. Pengalaman yang diperoleh para karyawan pers indonesia bertambah.
Terutama dalam penggunaan alat cetak yang canggih ketimbang Zaman belanda.
2. Penggunaan bahasa Indonesia dalam pemberitaan makin sering dan
luas.
3. Adanya pengajaran untuk rakyat agar berpikir kritis terhadap berita
yang disajikanoleh sumber-sumber resmi Jepang.
B. Di Masa Orde Lama
Pers di masa demokrasi liberal (1949-1959) landasan kemerdekaan pers
adalah konstitusi RIS 1949 dan UUD Sementara 1950, yaitu Setiap orang berhak
atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat. Isi pasal ini kemudian
dicantumkan dalam UUD Sementara 1950. Awl pembatasan pers adalah efek

7 | Peranan Pers dalam Masyarakat Demokrasi


samping dari keluhan wartawan terhadap pers Belanda dan Cina, namun
pemerintah tidak membatasi pembreidelan pers asing saja tetapi terhadap pers
nasional.
Pers di masa demokrasi terpimpin (1956-1966), tindakan tekanan terhadap
pers terus berlangsung yaitu pembreidelan terhadap harian Surat Kabar Republik,
Pedoman, Berita Indonesia dan Sin Po di Jakarta. Upaya untuk pembatasan
kebebasan pers tercermin dari pidato Menteri Muda penerangan RI yaitu Maladi
yang menyatakan .....Hak kebebasan individu disesuaikan denga hak kolektif
seluruh bangsadalam melaksanakan kedaulatan rakyat. Hak berpikir, menyatakan
pendapat, dan memperoleh penghasilan sebagaimana yang dijamin UUD 1945
harus ada batasnya yaitu keamanan negara, kepentingan bangsa, moraldan
kepribadian indonesia, serta tanggung jawab kepada Tuhan YME.
C. Pers Di Masa Orde Lama
Pada awal kepemimpinan orde baru menyatakan bahwa membuang jauh
praktik demokrasi terpimpin diganti dengan demokrasi Pansasila, hal ini
mendapat sambutan positif dari semua tokoh dan kalangan, sehingga lahirlah
istilah pers Pancasila. Menurut sidang pleno ke 25 Dewan Pers bahwa Pers
Pancasila adalah pers Indonesia dalam arti pers yang orientasi, sikap, dan tingkah
lakunya didasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Hakekat pers
Pancasila adalah pers yang sehat, pers yang bebas dan bertanggung jawab dalam
menjalankan fungsinya sebagai penyebar informasi yang benar dan objektif,
penyalur aspirasi rakyat, dan kontrol sosial yang konstruktif.
Masa kebebasan ini berlangsung selama delapan tahun disebabkan
terjadinya pristiwa malari (Lima Belas Januari 1974) sehingga pers kembali
seperti zaman orde lama. Dengan peristiwa malari beberapa surat kabar dilarang
terbit termasuk Kompas. Pers pasca peristiwa malari cenderung pers yang
mewakili kepentingan penguasa, pemerintah atau negara. Pers tidak pernah
melakukan kontrol sosial disaat itu. Pemerintah orde baru menganggap bahwa
pers adalah institusi politik yang harus diatur dan dikontrol sebagaimana
organisasi masa dan partai politik.
D. Pers Di Era Reformasi

8 | Peranan Pers dalam Masyarakat Demokrasi


Kalangan pers kembali bernafas lega karena pmerintah mengeluarkan UU
No. 39 tahun 1999 tentang Hak Azasi manusia dan UU no. 40 tahun 1999 tentang
pers. Dalam UU Pers tersebut dengan tegas dijamin adanya kemerdekaan pers
sebagai Hak azasi warga negara (pasal 4) dan terhadap persnasioal tidak lagi
diadakan penyensoran, pembreidelan, dan pelarangan penyiaran (pasal 4 ayat 2).
Dalam mempertanggungjawabkan pemberitaan di depan hukum, wartawan
memiliki hak tolak agar wartawan dapat melindungi sumber informasi, dengan
cara menolak menyebutkan identitas sumber informasi, kecuali hak tolak gugur
apabila demimkepentingan dan ketertiban umum, keselamatan negara yang
dinyatakan oleh pengadilan.

V. Teori-Teori Tentang Pers


A. Teori pers otoritarian : Teori ini menganggap Negara sebagai
ekspresi tertinggi dari pada kelompok manusia, yang mengungguli
masyarakat dan individu. Negara adalah hal yang sangat penting yang
dapat membuat manusia menjadi manusia seutuhnya anpa Negara
manusia menjadi primitif tidak mencapai tujuan hidupnya. Oleh karena
itu pers adalat alat penguasa untuk menyampaikan keinginannya kepada
rakyat.
Prinsip-prinsipnya :
· Media selamanya tunduk pada penguasa
· Sensor dibenarkan tak dapat diterima.
· Kecaman terhadap penguasa dan penyimpangannya
kebijakannya.
· Wartawan tidak memiliki kebebasannya
B. Teori Pers Libertarian : Teori menganggab bahwa pers merupakan
sarana penyalur hati nurani rakyat untuk mengawasi dan menetukan

9 | Peranan Pers dalam Masyarakat Demokrasi


sikap terhadap kebijakan pemerintah. Pers berhadapan dengan
pemerintah Pers bukanlah alat kekuasaan pemerintah.Teori ini
menganggab sensor sebagai hal yang Inkonstitusional.
Tugas-tugasnya :
· Melayani kebutuhan ekonomi (iklan)
· Melayani kehidupan politik
· Mencari keuntungan (kelangsungan hidupnya)
· Menjaga hak warga Negara (control social)
· Memberi hiburan.
Ciri-cirinya :
· Publikasi bebas dari penyensoran
· Tidak memerlukan ijin penerbitan, pendistribusian
· Kecaman terhadap pejabat, partai politik tidak dipidana
· Tidak adak kewajiban untuk mempublikasikan segala hal
· Tidak ada batas hukum dalam mencari berita
· Wartawan mempunyai otonomi professional.
C. Pers Tanggung Jawab Sosial, mengemukakan bahwa kebebasan
pers harus disertai dengan tanggung jawab kepada masyarakat,
kebebasan pers perlu dibatasi oleh dasar moral, etika dan hati nurani
insan pers sebab kemerdekaan pers itu harus disertai tanggung jawab
kepada masyarakat.
D. Teori Pers Komunis, menyatakan pers adalah alat pemerintah atau
partai yang berkuasa dan bagian integral dari negara sehingga pers itu
tunduk kepada negara. Ciri-ciri pers Komunis adalah :
· Media dibawah kendali kelas pekerja karena pers melayani kelas
tersebut.
· Media tidak dimiliki secara pribadi.
· Masyarakat berhak melakukan sensor.

VI. Sifat Pers

10 | Peranan Pers dalam Masyarakat Demokrasi


 Sifat (Falsafah) Pers, mencangkup sbb :

• Liberal Democration press (Pers Demokrasi liberal)

• Communist press (Pers. Komunis)

• Authoritarian press (Press Otoriter)

• Freedom and Responsibility press (Pers Bebas dan Bertanggung jawab) •


Development press (Pers pembangunan), dan

• Five Foundation press (Pers pancasila)

 Sifat pers Indonesia adalah :

1. Perjuangan

2. Mencerahkan wawasan rakyat

3. Bebas mengemukakan apa yang ada

4. Bertanggung jawab social

5. Memenuhi tuntutan globalisasi Sayang saya tidak dapat


mendokumentasikannya secara lebih detail.

VII. Kode Etik Jurnalistik


Kemerdekaan berpendapat, berekspresi, dan pers adalah hak asasi manusia
yang dilindungi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Deklarasi Universal
Hak Asasi Manusia PBB.Kemerdekaan pers adalah sarana masyarakat untuk
memperoleh informasi dan berkomunikasi, guna memenuhi kebutuhan hakiki dan
meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Dalam mewujudkan kemerdekaan
pers itu, wartawan Indonesia juga menyadari adanya kepentingan bangsa,
tanggung jawab sosial, keberagaman masyarakat, dan norma-norma agama.Dalam
melaksanakan fungsi, hak, kewajiban dan peranannya, pers menghormati hak
asasi setiap orang, karena itu pers dituntut profesional dan terbuka untuk dikontrol
oleh masyarakat.

11 | Peranan Pers dalam Masyarakat Demokrasi


Untuk menjamin kemerdekaan pers dan memenuhi hak publik untuk
memperoleh informasi yang benar, wartawan Indonesia memerlukan landasan
moral dan etika profesi sebagai pedoman operasional dalam menjaga kepercayaan
publik dan menegakkan integritas serta profesionalisme. Atas dasar itu, wartawan
Indonesia menetapkan dan menaati Kode Etik Jurnalistik: Pasal 1 : Wartawan
Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan
tidak beritikad buruk. Penafsiran :

a. Independen berarti memberitakan peristiwa atau fakta sesuai dengan suara


hati nurani tanpa campur tangan, paksaan, dan intervensi dari pihak lain termasuk
pemilik perusahaan pers.

b. Akurat berarti dipercaya benar sesuai keadaan objektif ketika peristiwa


terjadi.

c. Berimbang berarti semua pihak mendapat kesempatan setara.

d. Tidak beritikad buruk berarti tidak ada niat secara sengaja dan semata-
mata untuk menimbulkan kerugian pihak lain.

Pasal 2 : Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam


melaksanakan tugas jurnalistik. Cara-cara yang profesional adalah:

a. Menunjukkan identitas diri kepada narasumber;

b. Menghormati hak privasi;

c. Tidak menyuap;

d. Menghasilkan berita yang faktual dan jelas sumbernya;

e. Rekayasa pengambilan dan pemuatan atau penyiaran gambar, foto,


suara dilengkapi dengan keterangan tentang sumber dan ditampilkan secara
berimbang;

f. Menghormati pengalaman traumatik narasumber dalam penyajian


gambar, foto, suara;

12 | Peranan Pers dalam Masyarakat Demokrasi


g. Tidak melakukan plagiat, termasuk menyatakan hasil liputan wartawan
lain sebagai karya sendiri;

h. Penggunaan cara-cara tertentu dapat dipertimbangkan untuk peliputan


berita investigasi bagi kepentingan publik.

Pasal 3 : Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara


berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta
menerapkan asas praduga tak bersalah. Penafsiran :

a. Menguji informasi berarti melakukan check and recheck tentang


kebenaran informasi itu.

b. Berimbang adalah memberikan ruang atau waktu pemberitaan kepada


masing-masing pihak secara proporsional.

c. Opini yang menghakimi adalah pendapat pribadi wartawan. Hal ini


berbeda dengan opini interpretatif, yaitu pendapat yang berupa interpretasi
wartawan atas fakta.

d. Asas praduga tak bersalah adalah prinsip tidak menghakimi seseorang.

Pasal 4 : Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan
cabul. Penafsiran :

a. Bohong berarti sesuatu yang sudah diketahui sebelumnya oleh wartawan


sebagai hal yang tidak sesuai dengan fakta yang terjadi.

b. Fitnah berarti tuduhan tanpa dasar yang dilakukan secara sengaja


dengan niat buruk.

c. Sadis berarti kejam dan tidak mengenal belas kasihan.

d. Cabul berarti penggambaran tingkah laku secara erotis dengan foto,


gambar, suara, grafis atau tulisan yang semata-mata untuk membangkitkan nafsu
birahi.

13 | Peranan Pers dalam Masyarakat Demokrasi


e. Dalam penyiaran gambar dan suara dari arsip, wartawan mencantumkan
waktu pengambilan gambar dan suara.

Pasal 5 : Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas


korban kejahatan susila dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi
pelaku kejahatan. Penafsiran :

a. Identitas adalah semua data dan informasi yang menyangkut diri


seseorang yang memudahkan orang lain untuk melacak.

b. Anak adalah seorang yang berusia kurang dari 16 tahun dan belum
menikah.

Pasal 6 : Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima


suap. Penafsiran :

a. Menyalahgunakan profesi adalah segala tindakan yang mengambil


keuntungan pribadi atas informasi yang diperoleh saat bertugas sebelum informasi
tersebut menjadi pengetahuan umum.

b. Suap adalah segala pemberian dalam bentuk uang, benda atau fasilitas
dari pihak lain yang mempengaruhi independensi.

Pasal 7 : Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber


yang tidak bersedia diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai
ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan “off the record” sesuai dengan
kesepakatan. Penafsiran :

a. Hak tolak adalak hak untuk tidak mengungkapkan identitas dan


keberadaan narasumber demi keamanan narasumber dan keluarganya.

b. Embargo adalah penundaan pemuatan atau penyiaran berita sesuai


dengan permintaan narasumber.

c. Informasi latar belakang adalah segala informasi atau data dari


narasumber yang disiarkan atau diberitakan tanpa menyebutkan narasumbernya.

14 | Peranan Pers dalam Masyarakat Demokrasi


d. “Off the record” adalah segala informasi atau data dari narasumber yang
tidak boleh disiarkan atau diberitakan.

Pasal 8 : Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan


prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras,
warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa serta tidak merendahkan martabat
orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani. Penafsiran :

a. Prasangka adalah anggapan yang kurang baik mengenai sesuatu


sebelum mengetahui secara jelas.

b. Diskriminasi adalah pembedaan perlakuan.

Pasal 9 Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang


kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik. Penafsiran :

a. Menghormati hak narasumber adalah sikap menahan diri dan


berhati-hati.

b. Kehidupan pribadi adalah segala segi kehidupan seseorang dan


keluarganya selain yang terkait dengan kepentingan publik.

Pasal 10 Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita


yang keliru dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca,
pendengar, dan atau pemirsa. Penafsiran :

a. Segera berarti tindakan dalam waktu secepat mungkin, baik karena ada
maupun tidak ada teguran dari pihak luar.

b. Permintaan maaf disampaikan apabila kesalahan terkait dengan


substansi pokok.

Pasal 11 Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara
proporsional. Penafsiran :

15 | Peranan Pers dalam Masyarakat Demokrasi


a. Hak jawab adalah hak seseorang atau sekelompok orang untuk
memberikan tanggapan atau sanggahan terhadap pemberitaan berupa fakta yang
merugikan nama baiknya.

b. Hak koreksi adalah hak setiap orang untuk membetulkan kekeliruan


informasi yang diberitakan oleh pers, baik tentang dirinya maupun tentang orang
lain.

c. Proporsional berarti setara dengan bagian berita yang perlu diperbaiki.

VIII. Pengaruh Pers


A. Dampak Positif Pers

Dampak positif dari pers adalah sejalan dengan fungsi pers yaitu :

1. Memberi ruang kepada publik untuk menginformasikan segala sesuatu


yang berguna untuk khalayak umum dari semua golongan yang ada dalam
masyarakat.

2. Dapat memberi tambahan wawasan nusantara dalam kehidupan


bernegara ataupun memberi ruang pendidikan secara umum.

3. Tiap-tiap individu secara bebas dapat menyampaikan pendapatnya


melalui media masa sehingga membantu dan memicu tiap individu untuk
berkreasi menyampaikan pendapat dengan adanya kolom kontak pembaca, serta
setiap wartawan mengulas suatu masalah yang beraneka ragam.

3. Munculnya berbagai bentuk media masa seperti internet dan lain-lain,


hal ini menunjukkan cermin dari perkembangan teknologi sekarang ini sehingga
akan memacu untuk ingin tahu dan memajukan pola pikir setiap individu yang
mengikutinya.

B. Dampak Negatif Pers

1. Dapat mempengaruhi tingkah laku, pola pikir seseorang secara tidak


sadar.

16 | Peranan Pers dalam Masyarakat Demokrasi


2. Dapat menimbulkan ketagihan akan hal yang disenangi orang, karena
perkembangan mode yang ditampilkan oleh pers cenderung mempengaruhi trend
dan gaya anak muda zaman sekarang salah satunya trend berbusana, model
potongan rambut, dan trend perawatan tubuh.

3. Dapat menimbulkan pola konsumtif seseorang. Contohnya adalah


banyaknya iklan di media baik media elektronik maupun media massa yang dapat
meningkatkan seseorang ingin berbelanja secara berlebihan.

4. Dapat menimbulkan pemahaman tertentu, seperti berita yang menghasut


ataupun mengadu domba. Hal ini terjadi terhadap suatu kasus yang potensial
untuk berkembang sara atau menimbulkan emosi XI.

IX. Pemanfaatan Media Massa dalam Kehidupan Sehari-Hari


Media massa (cetak atau elektronik), sesungguhnya merupakan alat yang
sangat ampuh untuk mempengaruhi atau pun mengubah opini publik. Melalui
media massa, terutama elektronik segala informasi tidak lagi dibatasi oleh ruang
dan waktu. Televisi dan Internet adalah jendela dunia; cukup di dalam rumah dan
kita dapat mengakses informasi yang terjadi setiap hari di seluruh dunia. Media
massa adalah alat pemberdayaan dan peningkatan kualitas pengetahu an
masyarakat. Sebagai pengguna media, kita bertanggung jawab menjadikan media
semakin berdaya memberdayakan dan mendidik masyarakat. Pemanfaatan media
massa dalam kehidupan sehari-hari juga sejalan dengan tugas pers itu sendiri :

1. harus dimanfaatkan sebagai pembuka ruang pembicaraansistem politik


untuk mendebatkan berbagai masalah kemasyarakatan,

2. harus dimanfaatkan sebagai pencerah pengetahuan masyarakat,

3. harus digunakan untuk melindungi hak rakyat,

4. dapat digunakan untuk memberdayakan ekonomi nasional,

5. adalah salah satu sarana hiburan.

X. Dampak Positif dan Negatif Kebebasan Pers

17 | Peranan Pers dalam Masyarakat Demokrasi


Dalam dunia pers saat ini mempunyai dua wajah baru yang menghiasinya,
wajah yang satu adalah kebebasan pers mempunyai dampak positif dan satu yang
satunya lagi mempunyai dampak negatif bagi kehidupan social dan
bermasyarakat.

Tulisan ini mencoba membahas masalah kebebasan pers di Indonesia yang


menjadi gambaran kehidupan bernegara dalam suatu Negara.

Dalam era reformasi kebebasan pers menjadi hal yang diinginkan rakyat
Indonesia, karena pada zaman rezim orde baru, pers lebih dipersempit ruang
geraknya, dan publikasi dan informasi berita sangat sulit diakses oleh rakyat
Indonesia. Dan akhirnya setelah reformasi terjadi, pers seakan berada pada
tempatnya kembali yaitu lebih terbuka atau transparan dan menyentuh semua
golongan masyarakat di Indonesia baik yang tinggal di kota maupun di pelosok
pedesaan.

Kebebasan pers adalah hak yang diberikan oleh konstitusi atau


perlindungan hukum yang berkaitan dengan media atau bahan-bahan yang
dipublikasikan seperti menyebarluaskan, percetakan dan penerbitan melalui surat
kabar, majalah, buku atau dalam material lainnya tanpa adanya campur tangan
atau perlakuan sensor dari pemerintah.

Berarti kebebasan pers disini mempunyai kekuatan hukum dengan


perlindungan dari pemerintah dan pers mempunyai sifat netral dengan semua
kejadian atau informasi yang diberikan (tidak memihak pihak manapun) dan
dalam hal ini pers dituntut lebih jujur dalam menginformasikan berita, dan
pemerintah tidak boleh campur tangan dalam dunia pers. Serta pers menjunjung
tinggi azas – azas, norma – norma, kaidah – kaidah agama dan adat istiadat
disuatu wilayah agar dapat tercipta suatu keselarasan hidup yang harmonis
khalayak umum pada intinya.

A. Dampak Positif Kebebasan Pers

18 | Peranan Pers dalam Masyarakat Demokrasi


Dampak positif dari pers adalah sejalan dengan fungsi pers dalam
kedudukannya yaitu memberi ruang kepada publik untuk menginformasikan
segala sesuatu yang berguna untuk khalayak umum dari semua golongan yang ada
dalam masyarakat, dan dapat memberi tambahan wawasan nusantara dalam
kehidupan bernegara ataupun memberi ruang pendidikan secara umum.

B. Dampak Negatif Kebebasan Pers

Dampak negatif yang ditimbulkan oleh Pers sangatlah banyak apabila


masyarakat tidak bisa memilah mana yang harus ditonton atau didengarkan,
apalagi untuk golongan muda, yang sangatlah rawan dengan dampak buruk
kebebasan Pers, karena pers dampak mempengaruhi tingkah laku, pola pikir
seseorang secara tidak sadar dan dapat menimbulkan ketagihan akan hal yang
disenangi pemirsa, karena perkembangan mode yang ditampilkan oleh pers
cenderung mempengaruhi tred dan gaya anak muda zaman sekarang salah satunya
trend berbusana, model potongan rambut, dan trend perawatan tubuh. Saat ini saja
kebebasan Pers yang sudah tersentuh arus globalisasi dapat memimbulkan pola
konsumtif seseorang. Contohnya adalah banyaknya iklan di media baik media
elektronik maupun media massa yang dapat meningkatkan seseorang ingin
berbelanjaan secara berlebihan.

Untuk kedepannya kebebasan Pers haruslah diimbangi oleh pemikiran


pemikiran yang logis yang akan memberi contoh positif untuk kalangan muda
agar bangsa ini lebih bisa menguatkan jati dirinya sendiri tanpa haruslah meniru
atau berpatokan oleh bangsa asing, karena sesuatu yang dari luar tidaklah
semuanya baik dan benar.

Dan akhirnya bangsa ini bisa memberi contoh kebebasan pers yang positif,
jujur, benar – benar transparan, menjunjung tinggi norma, nilai, kaidah agama dan
adat istiadat kepada dunia luar. Berikut ini adalah fungsi Pers dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara :

19 | Peranan Pers dalam Masyarakat Demokrasi


1. Fungsi pengawasan (surveillance) : Pers sebagai penyediaan informasi
tentang jalannya pemerintahan suatu bangsa, informasi suatu Negara, keadaan
social, budaya , politik dan ekonomi suatu negara.

2. Fungsi penghubungan (correlation) : dimana Pers menghubungkan kebijakan


pemerintah dengan rakyatnya secara timbale balik dan bisa sebagai alat
menemukan suatu solusi dalam suatu masalah

3. Fungsi pentransferan budaya (transmission) : sebagai arah untuk peputaran


dan transfer pendidikan dan budaya atau memwariskan budaya dari golongan tua
kepada golongan yang lebih muda.

4. Fungsi hiburan (entertainment) : Pers juga memberi sarana untuk


mengekspresikan hasil karya seseorang dan mempertujukkan hiburan kepada
masyarakat.

XI. Dampak Dari Penyalahgunaan Kebebasan Pers


Kebebasan pers adalah kebebasan media komunikasi baik melalui media
cetak maupun melalui media elektronik. Dengan demikian kebebasan pers
merupakan suatu yang sangat fundamental dan penting dalam demokrasi karena
menjadi pilar yang ke 4 setelah lembaga eksekutif, lembaga legislatif dan lembaga
yudikatif.

Jadi, pers yang bebas berfungsi sebagai lembaga media atau aspirasi rakyat
yang tidak bisa diartikulasikan oleh lembaga formal atau resmi tetapi bisa
diartikulasikan melalui pers atau media massa. Pers yang bebas tidak bertanggung
jawab, sering menimbulkan dampak yang tidak baik bagi masyarakat. Dewasa ini,
penggunaan pers atau media massa sebagai sarana komunikasi sangatlah
menguntungkan karena kita bisa mendapatkan berita yang hangat dengan cepat
tanpa mengeluarkan uang yang banyak.

Media komunikasi modern seperti radio, televisi dan lainnya dengan muda
dapat kita gunakan. Dengan media komunikasi tersebut pertukaran nilai-nilai
budaya antar bangsa akan cepat terjadi. Padahal belum tentu sesuai dengan

20 | Peranan Pers dalam Masyarakat Demokrasi


budaya-budaya indonesia. Program ditayangkan seperti kejahatan, perangdan hal-
hal yang menjurus pornografi dapat menimbulkan dampak negatif yang menjurus
pada kemerosotan moral masyarakat. Hal tersebut tentu dapat membahayakan
bangsa ini, karena dampak yang ditimbulkan akan mengancam kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat. Faktor-faktor penyebab penyalahgunaan kebebasan
berpendapat dan berbicara di muka diantaranya adalah:

1. Lebih mengutamakan kepentingan ekonomis (oriented bisnis)

2. Campur tangan pihak ketiga

3. Keberpihakan

4. Kepribadian

5. Tidak mempertimbangkan kondisi sosial budaya masyarakat.

Sedangkan bentuk-bentuk penyalahgunaan kebebasan berpendapat dan


berbicara melalui media massa diantaranya dapat berupa :

1. Penyiaran berita/informasi yang tidak sesuai dengan kode etik jurnalistik,


seperti penyebutan nama tersangka dan gambar lengkap tersangka untuk
melengkapi informasi kriminal.

2. Peradilan oleh pers (trial by press) seperti berita yang menyimpulkan bahwa
seorang atau golongan atau instansi telah melakukan kesalahan tanpan melalui
informasi yang seimbang dan lengkap tanpa melalui proses peradilan. 3.
Membentuk opini yang meyesatkan, seperti penulisan berita yang tidak yang tidak
memperhatikan objektifitas dan membela kepentingan tertentu sehingga disadari
atau tidak disadari rangkaian informasi yang disampaikan dapat menyesattkan
pola pikir pembaca dan penontonnya.

4. Berisi tulisan/siaran yang bersifat profokatif seperti isi berita dan tayangan yang
mengarahkan pembaca dan penontonnya untuk membenci individu, golongan,
pejabat, atau instansi tertentu.

21 | Peranan Pers dalam Masyarakat Demokrasi


5. Iklan yang menipu, yaitu iklan yang bersifat tidak jujur, menipu, menyesatkan,
dan merugikan suatu pihak baik secara morill, material maupun kepentingan
umum.

6. Pelanggaran terhadap kitab undang-undang hukum pidana (KUHP), seperti:

a. Pasal 37 KUHP: Barang siapa menyiarkan, mempertontongkan


tau menempelkan tulisan atau gambar yang isinya menghina presiden atau
wakil presiden dengan niat supaya diketahui oleh orang banyak dihukum
selama-lamanya satu tahun atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 4.500.000
Jika sitersalah melakukan kejahatan itu dalam jabatannya dan pada
melakukan kejahatan itu belum lewat dua tahun sesudah pemidanaannya
yang dahulu menjadi tetap karena karena kejahatan yang semacam maka ia
dipecat dari jabatannya.

b. Pasal 154 KUHP: “barang siapa dimuka umum menyatakan


prasan permusuhan, kebencian, atau penghinaan terhadap kepala
pemerintahan indonesia dihukum penjara selama-lamanya tujuh tahun atau
denda sebanyak-banyaknya Rp.4.500.000

c. Pasal 155 KUHP: Barang siapa yang menyiarkan,


mempertontongkan atau menempelkan surat atau gambar yang isinya
menyatakan perasaan kebencian tau penghinaan terhadap pemerintah
indonesia dengan maksud supaya isi surat atau gambar itu diketahui orang
banyak dihukum penjara selama-lamanya 4 tahun atau denda sebanyak-
banyaknya Rp. 4.5000.000 Peraturan perundang-undangan yang mengatur
tentang cara penyalur kebebasan berpendapat dan berbicara malaui media
massa harus dipatuhi oleh semua pihak bukan saja insan pers. Meskipun
pemerintah telah berusaha membuat peraturan untuk mengatur kebebasan
pers, namun kebebasan pers yang tidak bertanggung jawab,
penyalahgunaan kebebasan berpendapat dan berbicara melalui media
massa masih saja terjadi.

22 | Peranan Pers dalam Masyarakat Demokrasi


7. Penyalahgunaan kebebasan berpendapat dan berbicara melalui media massa
selain membawa dampak negatif ada kalanya juga memberikan dampak yang
positif. Penyalahgunaan kebebasan berpendapat dan berbicara dapat berdampak
pada semua pihak baik dalam lingkup individu, masyarakat ataupun negara.
Berikut dampak-dampak penyalahgunaan kebebasan pers.

XII. Upaya Pemerintah dalam Mengendalikan Pers


Kontrol Pemerintah atas pers yang paling umum diterapkan di seluruh
duniaadalah sensor (cencorship). Bahkan dalam negara dengan kebebasan pers
yang cukup luas seperti di Amerika pun masih berlaku sensor. Sensor berarti
pengawasan dan kontrol informasi atau gagasan yang beredar dalam suatu
masyarakat. Di masa modern, sensor berarti pengawasan atas buku, majalah,
pertunjukan, film, program televisi dan radio, laporan berita, dan media
komunikasi lain dengan tujuan mengubah atau menghilangkan bagian tertentu
yang dianggap tidak dapat diterima atau tidak sopan.

Suatu materi media yang tidak dapat diterima mungkin disebabkan oleh
muatannya yang dianggap tidak mengindahkan moral atau tidak beretika,
bertentangan dengan nilai masyarakat atau “tidak pada tempatnya”, subversif, atau
dapat dianggap makar atau mencederai keamanan nasional.

Sensor bahkan cukup ketat diterapkan di berbagai bentuk lembaga di negara


yang masyarakatnya paling demokratis sekalipun. Saat ini banyak orang
(termasuk sementara kalangan pendukung kebebasan), menolak sikap permisif
(serba boleh) dalam bidang seni dan media massa. Mereka menyebut hal itu
menghina “selera masyarakat”, mencemari masyarakat yang beradab dan nilai
kesopanan, dan bahkan merongrong peradaban itu sendiri.

Dalam negara demokratis modern, ada prinsip-prinsip dasar konstitusional


yang diterima umum : Keyakinan beragama seseorang dan cara-cara beribadah
adalah hal yang sangat pribadi.

Di Inggris, konflik agama merongrong sikap toleransi, yang menyebabkan


adanya sensor atas ekspresi politik maupun keagamaan. Pada tahun 1962

23 | Peranan Pers dalam Masyarakat Demokrasi


misalnya, peraturan tentang perizinan bagi penerbitan pers menciptakan lembaga
pengawas yang memiliki kekuasaan menginvestigasi dan menekan penerbitan
yang tidak disukai oleh pemerintah. Sekalipun begitu, Abad ke 18 dimulai, surat
kabar Inggris makin banyak, buku-buku dengan subjek beraneka ragam
diterbitkan, dan sensor yang tidak logis perlahan dikurangi. Kebebasan pers
muncul secara bertahap, berkat keputusan hukum dan penolakan masyarakat
terhadap penindasan politik

Kecuali selama periode singkat di Perancis setelah revolusi 1789, sensor


politik terus berkembang di eropa daratan hingga munculnya pemerintahan
Republik di pertengahan abad ke 19. Pada tahun 1930-an, gelombang baru sensor
politik melanda Eropa, khususnya rejim totaliter Jerman, Italia, dan Spanyol.
Namun sejak akhir perang dunia II, sensor politik mulai berkurang di negara-
negara Barat.

Sensor oleh negara tetap ketat di Uni Soviet dan negara-negara lain dimana
oposisi politik ditekan dengan hanya mengizinkan keberadaan satu partai saja.
Negara-negara dengan satu partai menentukan secara langsung gagasan dan
informasi yang akan diterbitkan, disirkulasikan, dan diajarkan. Ketika penerbit,
penulis, atau lembaga penyiaran dianggap telah melewati batas politik atau moral
yang ditentukan oleh UU atau hukum pemerintahan, mereka akan dihukum,
denda, dipenjara, atau dibredel, dilarang untuk terbit lagi, atau saluran
komunikasinya ditutup. Pengasingan atas warga negara dari Uni Soviet telah
mengungkap adanya pelecehan hak asasi. Diantara yang diasingkan adalah para
ilmuwan dan orang-orang yang terpelajar, seperti ALEXANDR I.
SOLZHENITSYN, yang menerima hadiah nobel dalam bidang Literatur tahun
1970, dan ANDREY D. SAKHAROV, yang memenangkan nobel Perdamaian
tahun 1975.

Namun hingga akhir 1980-an, Uni Soviet di bawah pemerintahan President


Mikhail Gorbachev memperlonggar sensor media sebagai bagian gerakan

24 | Peranan Pers dalam Masyarakat Demokrasi


reformasi pemerintahan secara umum. Meningkatnya kebebasan segera berakibat
pada runtuhnya Uni Soviet dan beberapa pemerintahan komunis lainnya.

Pada pertengahan tahun 1970-an INDIA menerapkan sensor ketat sebagai


bagian dari kebijakan keadaan darurat, sementara ARGENTINA nyaris
menghentikan seluruh terbitan asing. Bahkan di negara demokratis seperti
Perancis, pemerintah memperkarakan surat kabar LE MONDE pada tahun 1980
karena menerbitkan lima artikel selama tiga tahun sebelumnya, yang dianggap
mendeskriditkan pengadilan Perancis.

Di INDONESIA, pengendalian itu ditempuhmulai dari sensor, penerbitan


SIUPP, pendirian Departemen penerangan, pemberlakuan UU Pers, hingga yang
paling ekstrim, pembredelan. Sejak Reformasi sudaj tidak ada lagi SIUPP dan
Departemen Penerangan. Akan tetapi, sensor dan UU Pers merupakan perangkat
yang masih bisa difungsikan oleh pemerintah untuk “mengatur” kehidupan pers.
Setelah mengalami masa penderitaan cukup panjang, akhirnya pada tahun 1999
pers Indonesia memasuki masa yang begitu bebasnya setelah Reformasi. Menteri
Penerangan RI dibawah Presiden Habibie membebaskan pers dari semua belenggu
termasuk ketentuan izin yang sempat menjadi komoditas bisnis yang begitu
mewah. Bahkan tahun 2001, pers Indonesia dinyatakan sebagai pers terbebas di
Asia oleh JWB (Journalist Without Borders).

Banyak yang menganggap bahwa kebebasan itu disebabkan karena


perjuangan pers berhasil dalam menghapus pembredelan, dan memasuki era
penyelesaian sengketa pers melalui hukum. Pada tahun itu UUD 1945
diamandemen, dalam Pasal 28 F UUD 1945 kita menjamin kebebasan pers,
sedangkan Pasal 28 J UUD 1945 membatasinya kembali. Jaminan kebebasan pers
dibatasi oleh jaminan kebebasan warga.

UU yang harus diataati dan berlaku terhadap warga negara Indonesia yang
lain, juga berlaku terhadap warga pers. Ia dianggap pembredelan PREVENTIF;
artinya adanya ancaman pidana cukup untuk penyensoran diri sendiri (“self-
cencorship”). Itu benar, namum demikian, perlu kita akui juga bahwa sistem

25 | Peranan Pers dalam Masyarakat Demokrasi


hukum pidana menganut metode pembedaan, pertama atas pelaku (dader), peserta
pelaku (mededader), dan pembantu pelaku (medeplichtige). Penjabarannya dalam
praktik pers, metode tersebut berakibat dalam pembedaan antara penulis, redaktur,
dan penerbit atau pencetak.

Bagimana dengan sensor ? Pelarangan buku di Indonesia sangat marak pada


zaman ORBA.. Semasa Hindia Belanda dikeluarkan REGLEMEN tahun 1858
mengenai kewajiban pencetak untuk mengirimkan contoh cetakannya pada
pembesar setempat. Lagi, tahun 1913 dengan dikeluarkannya reglemen sejenis.
Pada jaman Jepang semua buku terbutan bahasa Belanda dilarang. Juga buku
berbahasa Inggris. Karena bahasa Inggris merupakan bahasa musuh utama Jepang,
Inggris dan Amerika Serikat.

26 | Peranan Pers dalam Masyarakat Demokrasi


BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa :

1) Fungsi dan peranan pers yaitu memberikan layanan terhadap hak


masyarakat untuk mengetahui, menegakkan nilai-nilai demokrasi dan mendorong
terwujudnya demokratisasi, mendorong tegaknya supremasi hukum,dan tegaknya
jaminan HAM. Pers juga berperan mengembangkan pendapat umum berdasar
informasi yang tepat, akurat, dan benar.

2) Perkembangan pers di Indonesia terbagi atas enam periode yaitu pers


Indonesia pada masa penjajahan belanda, penjajahan jepang, masa revolusi
mempertahankan kemerdekaan, masa Orde Lama, masa Orde Baru, dan Masa
Reformasi, dimana proses perkembangannya sangat beragam.

3) Pers yang bebas dan bertanggung jawab adalah Pers bebas untuk
berkarya dan berekspresi, tetapi harus dapat dipertanggungjawabkan. Dalam
praktiknya bertanggung jawab diartikan sebagai bertanggung jawab kepada
pemerintah.

B. SARAN

Saran penulis adalah agar masyarakat dapat mengetahui tentang fungsi dan
peranan pers dalam menjalankan tugasnya, dan agar masyarakat juga mengetahui
bahwa dalam kerja pers juga diikat oleh Undang-undang dan tidak bekerja dengan
semena-mena. Masyarakat harus tahu bahwa pers memikul tanggung jawab atau
beban yang sangat berat.

27 | Peranan Pers dalam Masyarakat Demokrasi


DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Sobur, Alex. (2001). Etika Pers Profesionalisme dengan Nurani. Bandung :


Humaniora Utama Press. hlm. 145

Eisy, M Ridlo. (2007). Peranan Media dalam Masyarakat. Jakarta : Dewan Pers.
hlm. 65

Rauf, Ismet. Adam, Saleh Danny. (2002). Catatan Politik Pengalaman Wartawan
Antara. Jakarta : Antara Pustaka Utama. hlm. 8

Eisy, M Ridlo. (2007). Peranan Media dalam Masyarakat. Jakarta : Dewan Pers.
hlm. 60

Sumber Internet:

http://blogsederhanaanaksekolah.blogspot.co.id/2017/02/makalah-peranan-pers-
dalam-masyarakat.html

http://fitriastutiws.blogspot.co.id/2014/10/kata-pengantar-denganmemanjatkan-
puji.html

28 | Peranan Pers dalam Masyarakat Demokrasi


29 | Peranan Pers dalam Masyarakat Demokrasi

Anda mungkin juga menyukai