Anda di halaman 1dari 18

BAB 3 PERANAN PERS

Standar Kompetensi
3. Mengevaluasi peranan pers dalam masyarakat demokrasi.
Kompetensi Dasar
3.1. Medeskripsikan pengertian, fungsi dan peran srta perkembangan pers di
Indonesia.
3.2. Menganalisis pers yang bebas dan bertanggungjawab sesuai kode etik
jurnalistik dalam masyarakat demokratis di Indonesia.
3.3. Mengevaluasi kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media
massa dalam masyarakat demokratis di Indonesia.
I. PENGERTIAN PERS
A. Istilah pers berasal dari kata persen bahasa Belanda atau press bahasa Inggris,
yang berarti menekan yang merujuk pada mesin cetak kuno yang harus ditekan
dengan keras untuk menghasilkan karya cetak pada lembaran kertas.
B. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia kata pers berarti: 1) alat cetak untuk
mencetak buku atau surat kabar, 2) alat untuk menjepit atau memadatkan, 3) surat
kabar dan majalah yang berisi berita, 4) orang yang bekerja di bidang persurat
kabaran.
C. Menurut UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers, Pers adalah lembaga sosial dan
wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik yang meliputi
mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan
informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data
dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media
elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia.
II. FUNGSI PERS
Menurut UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers, disebutkan dalam pasal 3 fungsi pers
adalah sebagai berikut :
A. Sebagai Media Informasi, ialah perrs itu memberi dan menyediakan informasi
tentang peristiwa yang terjadi kepada masyarakat, dan masyarakat membeli surat
kabar karena memerlukan informasi.
B. Fungsi Pendidikan, ialah pers itu sebagi sarana pendidikan massa (mass
Education), pers memuat tulisan-tulisan yang mengandung pengetahuan sehingga
masyarakat bertambah pengetahuan dan wawasannya.
C. Fungsi Menghibur, ialah pers juga memuat hal-hal yang bersifat hiburan untuk
mengimbangi berita-berita berat (hard news) dan artikel-artikel yang berbobot.
Berbentuk cerita pendek, cerita bersambung, cerita bergambar, teka-teki silang,
pojok, dan karikatur.
D. Fungsi Kontrol Sosial, terkandung makna demokratis yang didalamnya terdapat
unsur-unsur sebagai berikut:
1. Social particiption yaitu keikutsertaan rakyat dalam pemerintahan.
2. Socila responsibility yaitu pertanggungjawaban pemerintah terhadap rakyat.
3. Socila support yaitu dukungan rakyat terhadap pemerintah.
4. Social Control yaitu kontrol masyarakat terhadap tindakan-tindakan pemerintah.
E. Sebagai Lembaga Ekonomi, yaitu pers adalah suatu perusahaan yang bergerak
dibidang pers dapat memamfaatkan keadaan disekiktarnya sebagai nilai jual
sehingga pers sebagai lembaga sosial dapat memperoleh keuntungan maksimal dari
hasil prodduksinya untuk kelangsungan hidup lembaga pers itu sendiri.
III. PERANAN PERS
Menurut pasal 6 UU No. 40 tahun 1999 tentang pers, perana pers adal;ah sebagai
berikut :
1. Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui.
2. Menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi
hukum, hak asasi manusia, serta menhormati kebhinekaan.
3. Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat dan
benar.
4. Melakukan pengawasan,kritik, koreksi dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan
dengan kepentingan umum.
5. Memperjuangkan keadilan dan kebenaran.
IV. PERKEMBANGAN PERS DI INDONMESIA
A. Di Masa Penjajahan Belanda dan Jepang
Penjajah Belanda sangat mengetahui pengaruh surat kabar terhadap
masyarakat indonesia, karena itu mereka memandang perlu membuat UU untuk
membendung pengaruh pers Indonesia karena merupakan momok yang harus
diperangi. Menuru Suruhum pemerintah mengeluarkan selain KUHP tetapi belanda
mengeluarkan atruan yang bernama Persbreidel Ordonantie, yang memberikan hak
kepada pemerintah Hindia Belanda untuk menghentikan penerbitan surat kabar atau
majalah Indonesia yang dianggap berbahaya. Kemudian belanda juga
mengeluarkan Peraturan yang bernama Haatzai Artekelen, yautu berisi pasal-pasal
yang mengancam hukuman terhadap siapapun yang menyebarkan perasaan
permusuhan, kebencian, serta penghinaan terhadap pemerintah Nederland dan
Hindia Belanda, serta terhadap sesutu atau sejumlah kelompok penduduk Hindia
Belanda.
Demikian halnya pada pendudukan Jepang yang totaliter dan pasistis,
dimana orang-orang surat kabar (pers) Indonesia banyak yang berjuang tidak
dengan ketajaman penanya melainkan dengan jalan lain seperti organisasi
keagamaan , pendidikan, politik. Hal ini menunjukkan bahwa di masa Jepang pers
Indonesia tertekan.
Walaupun pers tertekan dimasa Jepang namun ada beberapa
keuntungan antara lain :
1. Pengalaman yang diperoleh para karyawan pers indonesia bertambah.
Terutama dalam penggunaan alat cetak yang canggih ketimbang Zaman belanda.
2. Penggunaan bahasa Indonesia dalam pemberitaan makin sering dan luas.
3. Adanya pengajaran untuk rakyat agar berpikir kritis terhadap berita yang
disajikanoleh sumber-sumber resmi Jepang.
B. Di Masa Orde Lama
Pers di masa demokrasi liberal (1949-1959) landasan kemerdekaan
pers adalah konstitusi RIS 1949 dan UUD Sementara 1950, yaitu Setiap orang
berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat. Isi pasal ini
kemudian dicantumkan dalam UUD Sementara 1950. Awl pembatasan pers adalah
efek samping dari keluhan wartawan terhadap pers Belanda dan Cina, namun
pemerintah tidak membatasi pembreidelan pers asing saja tetapi terhadap pers
nasional.
Pers di masa demokrasi terpimpin (1956-1966), tindakan tekanan
terhadap pers terus berlangsung yaitu pembreidelan terhadap harian Surat Kabar
Republik, Pedoman, Berita Indonesia dan Sin Po di Jakarta. Upaya untuk
pembatasan kebebasan pers tercermin dari pidato Menteri Muda penerangan RI
yaitu Maladi yang menyatakan .....Hak kebebasan individu disesuaikan denga hak
kolektif seluruh bangsadalam melaksanakan kedaulatan rakyat. Hak berpikir,
menyatakan pendapat, dan memperoleh penghasilan sebagaimana yang dijamin
UUD 1945 harus ada batasnya yaitu keamanan negara, kepentingan bangsa,
moraldan kepribadian indonesia, serta tanggung jawab kepada Tuhan YME.
C. PERS DI MASA ORDE BARU
Pada awal kepemimpinan orde baru menyatakan bahwa membuang jauh
praktik demokrasi terpimpin diganti dengan demokrasi Pansasila, hal ini mendapat
sambutan positif dari semua tokoh dan kalangan, sehingga lahirlah istilah pers
Pancasila. Menurut sidang pleno ke 25 Dewan Pers bahwa Pers Pancasila adalah
pers Indonesia dalam arti pers yang orientasi, sikap, dan tingkah lakunya didasarkan
pada nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Hakekat pers Pancasila adalah pers yang
sehat, pers yang bebas dan bertanggung jawab dalam menjalankan fungsinya
sebagai penyebar informasi yang benar dan objektif, penyalur aspirasi rakyat, dan
kontrol sosial yang konstruktif.
Masa kebebasan ini berlangsung selama delapan tahun disebabkan
terjadinya pristiwa malari (Lima Belas Januari 1974) sehingga pers kembali seperti
zaman orde lama. Dengan peristiwa malari beberapa surat kabar dilarang terbit
termasuk Kompas. Pers pasca peristiwa malari cenderung pers yang mewakili
kepentingan penguasa, pemerintah atau negara. Pers tidak pernah melakukan
kontrol sosial disaat itu. Pemerintah orde baru menganggap bahwa pers adalah
institusi politik yang harus diatur dan dikontrol sebagaimana organisasi masa dan
partai politik.
D. PERS DI ERA REFORMASI
Kalngan pers kembali bernafas lega karena pmerintah mengeluarkan UU
No. 39 tahun 1999 tentang Hak Azasi manusia dan UU no. 40 tahun 1999 tentang
pers. Dalam UU Pers tersebut dengan tegas dijamin adanya kemerdekaan pers
sebagai Hak azasi warga negara (pasal 4) dan terhadap persnasioal tidak lagi
diadakan penyensoran, pembreidelan, dan pelarangan penyiaran (pasal 4 ayat 2).
Dalam mempertanggungjawabkan pemberitaan di depan hukum, wartawan memiliki
hak tolak agar wartawan dapat melindungi sumber informasi, dengan cara menolak
menyebutkan identitas sumber informasi, kecuali hak tolak gugur apabila
demimkepentingan dan ketertiban umum, keselamatan negara yang dinyatakan oleh
pengadilan.
V. PERS YANG BEBAS DAN BERTANGGUNG JAWAB SESUAI KODE ETIK
JURNALISTIK
A. Landasan Hukum Pers Indonesia
1. Pasal 28 UUD 1945, berbunyi kemerdekaan berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan, dan sebagainya ditetapkan dengan
Undang-Undang.
2. Pasal28 F UUD 1945, berbunyi setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan
memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya,
serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan
menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.
3. Tap MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Azasi Manusia pada pasal 20 dan
21 yang bebunyi :
-Pasal 20 : Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi
untuk mengembangkan pribadi di lingkungan sosialnya.
-Pasal 21 : Setiap orang berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala
jenis saluran yang tersedia.
4. UU N0. 39 tahun 2000 pasal 14 ayat 1 dan 2 :
-Ayat 1 yaitu Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi
untuk mengembangkan pribadi di lingkungan sosialnya.
-Ayat 2 yaitu Setiap orang berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala
jenis saluran yang tersedia.
5. UU No. 40 Tahun 1999 tentang pers pasal 2 dan pasal 4 ayat 1 :
-Pasal 2 berbunyi Kemerdekaan pers adalah salah satu wujud kedaulatan rakyat
yang berasaskan prinsip-prinsip demokrasi, keadilan, dan supremasi hukum.
-pasal 4 ayat 1 berbunyi Kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi
warganegara.
B. DEWAN PERS
Menurut UU No. 40 tahun 1999 tentang pers pada pasal 15 ayat 1
menyatakan Dewan Pers yang independen dibentuk dalam upaya mengembangkan
kemerdekaan pers dan meningkatkan kehidupan pers nasional. Fungsi-fungsi
dewan pers adalah :
1. Melindungi kemerdekaan pers dari campur tangan pihak lain.
2. Melaksanakan pengkajian untuk pengembangan pers.
3. menetapkan dan mengawasi pelaksanaan Kode Etik Jurnalistik.
4. Memberikan pertimbangan dan mengupayakan penyelesaian pengaduan
masyarakat atas kasus-kasus yang berhubungan dengan pemberitaan pers.
5. Mengembangkan komunikasi antara pers, masyarakat, dan pemerintah.
7. Memfasilitasi organisasi-organisasi pers dalam menyususn peraturan di bidang
pers dan meningkatkan kualitas profesi kewartawanan.
8. Mendata perusahaan pers (Pasal 15 ayat 2).
C. ANGGOTA DEWAN PERS
Keangotaan dewan pers terdiri dari :
1. Wartawan yang dipilih oleh organisasi wartawan
2. Pimpinan perusahaan pers yang dipilih oleh orhganisasi perusahaan pers.
3. Tokoh masyarakat, ahli bidang pers atau komunikasi dan bidang lainnya yang
dipilih oleh arganisasi perusahaan pers;
4. ketua dan wakil ketua dipilih dari dan oleh anggoata.
5. Keanggotaan dewan pers ditetapkan dengan keputusan Presiden.
6. Masa Jabatan anggota tiga tahun dan dapat dilpilih kembali untuk satu periode.
D. LANDASAN PERS NASIONAL :
1. Landasan idiil adalah Falsafah Pancasila (Pembukaan UUD 1945).
2. Landasan Konstitusi adalah UUD 1945
3. Landasan Yuridis adalah UU Pokok Pers yaitu UU No. 40 tahun 1999.
4. Landasan Profesional adalah Kode Etik Jurnalistik
6. Landasan Etis adalah tata nilai yang berlaku di masyarakat.
VI. KEBEBASAN PERS
Kebebasan pers di Indonesia merupakan hal yang baru sehingga rawan
gangguan. Secara umum ada dua macam gangguan :
1. Pengendalian kebebasan pers yaitu masih ada pihak-pihak yang tidak suka
dengan adanya kebebasan pers, sehingga mereka ingin meniadakan kebebasan
pers.
2. Penyalahgunaan kebebasan pers yaitu insan pers memamfaatkan kebebasan
yang dimilikinya untuk melakukan kegiatan Jurnalistik yang bertentangan dengan
fungsi dan peranan yang diembannya. Oleh karena itu tantangan terberat bagi
wartwan adalah kebebasan pers itu sendiri.
Ad 1 Pengendalian Kebebasan Pers : ada 4 faktor ayng menyebabkan
terjadinya pengendalian kebebasan pers, yaitu :
a. Distorsi peraturan perundang-undangan, contoh dalam UUD 1945 pasal 28
sudah sangat jelas menjamin kebebasan pers, tidak ada sensor, tidak ada breidel,
setiap warganegar dapat malakukan perusahaan pers (UU No. 11 tahun 1966).
Namun muncul UU No. 21 tahun 1982 tentang pokok pers. Di dalamnya mengatur
tentang Surat Ijin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) serta menteri penerangan dapat
membatalkan SIUPP walaupun tidak menggunakan istilah breidel.
b. Perilaku Aparat, yaitu perilaku aparat dengan cara menelpon redaktur,
mengirimkan teguran tertulis ke redaksi media massa, membreidel surat kabar dan
majalah, kekerasan fisik pada wartawan, menangkap, memenjarakan, bahkan
membunuh wartawan.
c. Pengadilan Massa, Ketidak puasan atau merasa dirugikan atas suatu berita
dapat menimbulkan pengadilan massa dengan menghukum menurut caranya
sendiri, menteror, penculikan pengrusakan kantor media massa, dll.
d. Perilaku pers sendiri, perolehan laba menjadi lebih utama daripada penyajian
berita yang berkualitas dan memenuhi standar etika jurnalistik, karena iming-iming
keuntungan yang lebih besar.
Ad.2. Penyalahgunaan Kebebasan Pers, seperti penyajian berita atau informasi
yang tidak akurat, tidak objektif, bias, sensasional, tendensius, menghina,
memfitnah, menyebarkan kebohongan, fornografi, menyebarkan permusuhan,
mengeksploitasi kekerasan, dll.
VII. TEORI-TEORI TENTANG PERS
1.Teori pers otoritarian : Teori ini menganggap Negara sebagai ekspresi tertinggi
dari pada kelompok manusia, yang mengungguli masyarakat dan individu. Negara
adalah hal yang sangat penting yang dapat membuat manusia menjadi manusia
seutuhnya anpa Negara manusia menjadi primitif tidak mencapai tujuan hidupnya.
Oleh karena itu pers adalat alat penguasa untuk menyampaikan
keinginannya kepada rakyat.
Prinsip-prinsipnya :
a. Media selamanya tunduk pada penguasa
b. Sensor dibenarkan tak dapat diterima.
c. Kecaman terhadap penguasa dan penympangannya
kebijakannya d. Wartawan tidak memiliki
kebebasannya
2. Teori Pers Libertarian : Teori menganggab bahwa pers merupakan sarana
penyalur hati nurani rakyat untuk mengawasi dan menetukan sikap terhadap
kebijakan pemerintah. Pers berhadapan dengan pemerintah Pers bukanlah alat
kekuasaan pemerintah. Teori ini menganggab sensor sebagai hal yang
Inkonstitusional.
Tugas-tugasnya :
a. Melayani kebutuhan ekonomi (iklan)
b. Melayani kehidupan politik
c. Mencari keuntungan (kelangsungan hidupnya)
d. Menjaga hak warga Negara (control social)
e. Memberi hiburan.
Ciri-cirinya :
a. Publikasi bebas dari penyensoran
b.Tidak memerlukan ijin penerbitan, pendistribusian
c. Kecaman terhadap pejabat, partai politik tidak dipidana
d.Tidak adak kewajiban untuk mempublikasikan segala hal
. e. Publikasi kesalahan dilindungi sama dengan
publikasi kebenaran sepanjang menyangkut opini dan keyakinan.
f. Tidak ada batas hukum dalam mencari berita
g. Wartawan mempunyai otonomi professional.
3. Pers Tanggung Jawab Sosial, mengemukakan bahwa kebebasan pers harus
disertai dengan tanggung jawab kepada masyarakat, kebebasan pers perlu dibatasi
oleh dasar moral, etika dan hati nurani insan pers sebab kemerdekaan pers itu harus
disertai tanggung jawab kepada masyarakat.
4. Teori Pers komunis, menyatakan pers adalah alat pemerintah atau partai yang
berkuasa dan bagian integral dari negara sehingga pers itu tunduk kepada negara.
Ciri-ciri pers Komunis adalah :
a. Media dibawah kendali kelas pekerja karena pers melayani kelas tersebut.
b. Media tidak dimiliki secara pribadi.
c. Masyarakat berhak melakukan sensor.
VIII. KODE ETIK JURNALISTIK
Kemerdekaan berpendapat, berekspresi, dan pers adalah hak asasi manusia
yang dilindungi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Deklarasi Universal
Hak Asasi Manusia PBB. Kemerdekaan pers adalah sarana masyarakat untuk
memperoleh informasi dan berkomunikasi, guna memenuhi kebutuhan hakiki dan
meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Dalam mewujudkan kemerdekaan pers
itu, wartawan Indonesia juga menyadari adanya kepentingan bangsa, tanggung
jawab sosial, keberagaman masyarakat, dan norma-norma agama. Dalam
melaksanakan fungsi, hak, kewajiban dan peranannya, pers menghormati hak asasi
setiap orang, karena itu pers dituntut profesional dan terbuka untuk dikontrol oleh
masyarakat.
Untuk menjamin kemerdekaan pers dan memenuhi hak publik untuk
memperoleh informasi yang benar, wartawan Indonesia memerlukan landasan moral
dan etika profesi sebagai pedoman operasional dalam menjaga kepercayaan publik
dan menegakkan integritas serta profesionalisme. Atas dasar itu, wartawan
Indonesia menetapkan dan menaati Kode Etik Jurnalisti:
Pasal 1
Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat,
berimbang, dan tidak beritikad buruk.
Penafsiran
a. Independen berarti memberitakan peristiwa atau fakta sesuai dengan suara hati
nurani tanpa campur tangan, paksaan, dan intervensi dari pihak lain termasuk
pemilik perusahaan pers.
b. Akurat berarti dipercaya benar sesuai keadaan objektif ketika peristiwa terjadi.
c. Berimbang berarti semua pihak mendapat kesempatan setara.
d. Tidak beritikad buruk berarti tidak ada niat secara sengaja dan semata-mata untuk
menimbulkan kerugian pihak lain.
Pasal 2
Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan
tugas jurnalistik.
Penafsiran
Cara-cara yang profesional adalah:
a. menunjukkan identitas diri kepada narasumber;
b. menghormati hak privasi;
c. tidak menyuap;
e. menghasilkan berita yang faktual dan jelas sumbernya; rekayasa pengambilan dan
pemuatan atau penyiaran gambar, foto, suara dilengkapi dengan keterangan tentang
sumber dan ditampilkan secara berimbang;
f. menghormati pengalaman traumatik narasumber dalam penyajian gambar, foto,
suara;
g. tidak melakukan plagiat, termasuk menyatakan hasil liputan wartawan lain sebagai
karya sendiri;
h. penggunaan cara-cara tertentu dapat dipertimbangkan untuk peliputan berita
investigasi bagi kepentingan publik.
Pasal 3
Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang,
tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas
praduga tak bersalah.
Penafsiran
a. Menguji informasi berarti melakukan check and recheck tentang kebenaran informasi
itu.
b. Berimbang adalah memberikan ruang atau waktu pemberitaan kepada masing-
masing pihak secara proporsional.
c. Opini yang menghakimi adalah pendapat pribadi wartawan. Hal ini berbeda dengan
opini interpretatif, yaitu pendapat yang berupa interpretasi wartawan atas fakta.
d. Asas praduga tak bersalah adalah prinsip tidak menghakimi seseorang.
Pasal 4
Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.
Penafsiran
a. Bohong berarti sesuatu yang sudah diketahui sebelumnya oleh wartawan sebagai
hal yang tidak sesuai dengan fakta yang terjadi.
b. Fitnah berarti tuduhan tanpa dasar yang dilakukan secara sengaja dengan niat
buruk.
c. Sadis berarti kejam dan tidak mengenal belas kasihan.
d. Cabul berarti penggambaran tingkah laku secara erotis dengan foto, gambar, suara,
grafis atau tulisan yang semata-mata untuk membangkitkan nafsu birahi.
e. Dalam penyiaran gambar dan suara dari arsip, wartawan mencantumkan waktu
pengambilan gambar dan suara.
Pasal 5
Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan
susila dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan.

Penafsiran
a. Identitas adalah semua data dan informasi yang menyangkut diri seseorang yang
memudahkan orang lain untuk melacak.
b. Anak adalah seorang yang berusia kurang dari 16 tahun dan belum menikah.
Pasal 6
Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap.
Penafsiran
a. Menyalahgunakan profesi adalah segala tindakan yang mengambil keuntungan
pribadi atas informasi yang diperoleh saat bertugas sebelum informasi tersebut
menjadi pengetahuan umum.
b. Suap adalah segala pemberian dalam bentuk uang, benda atau fasilitas dari pihak
lain yang mempengaruhi independensi.
Pasal 7
Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak
bersedia diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan
embargo, informasi latar belakang, dan “off the record” sesuai dengan kesepakatan.
Penafsiran
a. Hak tolak adalak hak untuk tidak mengungkapkan identitas dan keberadaan
narasumber demi keamanan narasumber dan keluarganya.
b. Embargo adalah penundaan pemuatan atau penyiaran berita sesuai dengan
permintaan narasumber.
c. Informasi latar belakang adalah segala informasi atau data dari narasumber yang
disiarkan atau diberitakan tanpa menyebutkan narasumbernya.
d. “Off the record” adalah segala informasi atau data dari narasumber yang tidak boleh
disiarkan atau diberitakan.
Pasal 8
Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka
atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit,
agama, jenis kelamin, dan bahasa serta tidak merendahkan martabat orang lemah,
miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani.

Penafsiran
a. Prasangka adalah anggapan yang kurang baik mengenai sesuatu sebelum
mengetahui secara jelas.
b. Diskriminasi adalah pembedaan perlakuan.
Pasal 9
Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya,
kecuali untuk kepentingan publik.

Penafsiran
a. Menghormati hak narasumber adalah sikap menahan diri dan berhati-hati.
b. Kehidupan pribadi adalah segala segi kehidupan seseorang dan keluarganya selain
yang terkait dengan kepentingan publik.
Pasal 10
Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru
dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan
atau pemirsa.
Penafsiran
a. Segera berarti tindakan dalam waktu secepat mungkin, baik karena ada maupun
tidak ada teguran dari pihak luar.
b. Permintaan maaf disampaikan apabila kesalahan terkait dengan substansi pokok.
Pasal 11
Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara proporsional.
Penafsiran
a. Hak jawab adalah hak seseorang atau sekelompok orang untuk memberikan
tanggapan atau sanggahan terhadap pemberitaan berupa fakta yang merugikan
nama baiknya.
b. Hak koreksi adalah hak setiap orang untuk membetulkan kekeliruan informasi yang
diberitakan oleh pers, baik tentang dirinya maupun tentang orang lain.
c. Proporsional berarti setara dengan bagian berita yang perlu diperbaiki.

Penilaian akhir atas pelanggaran kode etik jurnalistik dilakukan Dewan Pers.
Sanksi atas pelanggaran kode etik jurnalistik dilakukan oleh organisasi
wartawan dan atau perusahaan pers.
BAB 4 DAMPAK GLOBALISASI

Standar kompetensi:
4. Mengevaluasi Dampak Globalisasi
Kompetensi dasar :
4.1. Mendeskripsikan proses, aspek, dan dampak globalisasi dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
4.2. Mengevaluasi pengaruh globalisasi terhadap kehidupan bangsa dan negara.
4.3. Menentukan sikap terhadap pengaruh dan implikasi globalisasi terhadap
bangsa dan negara.
4.4. mempresentasikan tulisan tentang pengaruh globalisasi terhadap bangsa dan
negara Indonesia.

A. Pengertian Globalisasi :

1. Menurut Kamus Bahasa Indonesia, Globalisasi adalah proses masuk ke ruang


lingkup dunia. Globalisasi berasal dari kata globe/global yaitu dunia atau bola dunia.
Dapat pula diartikan sebagai hal-hal kejadian secara menyeluruh dalam berbagai
bidang kehidupan sehingga tidak tampak lagi batas-batas yang mengikat secara
nyata.
2. Globalisasi adalah suatu keadaan yang mendunia dimana hubungan sosial dan
saling ketergantungan antar negara dan antar manusia semakin besar, batas-batas
kedaulatan suatu negara dan bangsa menjadi kabur serta keputusan atau kegiatan
dibelahan dunia yang satu dapat mempengaruhi keputusan belahan dunia yang lain.
3. Secara literal, globalisasi adalah sebuah perubahan sosial berupa bertambahnya
keterkaitan diantara masyarakat dan elemen-elemennya yang terjadi akibat
transkulturasi dan perkembangan tekhnologi di bidang transportasi dan komunikasi
yang memfasilitasi pertukaran budaya dan ekonomi internasional.

B. Proses Globalisasi :

Dimulai ketika Vasco da Gama dan Christopher Columbus dari Eropa 500
tahun lalu untuk berdagang, namun hal ini menjadi awal munculnya kehndak
menguasai wilayah bangsa lain untukmenghisap kekayaan bangsa lain
( kolonialisme), maka saat itulah sudah mulai tertanam benih-benih yang namanya
Globalisasi. Oleh karena itu globalisasi merupakan kelanjutan darai kolonialisme.
Era kolonialisme merupakan juga era perkembangan paham kapitalisme di Eropa.
Paham kapitalisme dikembangkan oleh Adam Smith, Kapitalisme adalah suatu
sistem ekonomi yang mengatur proses produksi dan pendistribusian barang dan
jasa. Ciri-ciri kapitalisme adalah : 1) Sebagian besar sarana produksi dan distribusi
dimiliki individu. 2) barang dan jasa diperdagangkan dipasar bebas (free market)
yang bersifat kompetitif, 3) modal baik berupa uang atau dalam bentuk kekayaan
lainnya diinvestasikan kebarbagai usaha untuk mendapatkan keuntungan atau laba.
Proses berikutnya dilanjutkan dengan era pembangunan, yang ditandai
dengan penekanan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang berpusat pada
negara sendiri. Ketika era pembanguna mengalami krisis maka dunia masuk pada
era baru yaitu globalisasi. Pada era globalisasi ini negara-negara didorong untuk
menjadi bagian dari pertumbuhan ekonomi global. Aktor utamanya bukan lagi
negara sebagai mana di era pembangunan,melainkan perusahaan-perusahaan
transnasional (Trannational Corporations, TNCs) dan bank-bank transnasional
(Transnational Banks, TNBs), Bank Dunia dan IMF (International Monetary Fund)
atau dana moneter internasional, WTO, APEC (Asia Fasific Economic Cooperation),
dll. Semua proses globalisasi digerakkan oleh idiologi neoliberalisme. Ciri pokok
neoliberalisme adalah :
1. Perusahaan swasta bebas dari campur tangan pemerintah ( buruh, harga,
investasi,dll).
2. Hentikan subsidi negar kepada rakyat dan privatisasi perusahaan milik negara.
3. Penghapusan idiologi kesejahteraan bersama dan pemilikan bersama karena itu
menghalangi pertumbuhan.

Penomena/tanda-tanda globalisasi :

1. Meningkatnya perdagangan global.


2. Meningkatnya aliran modal Internasional,investasi langsung luar negeri.
3. Meningkatnya aliran data lintas batasmelaui internet,telepon dan satelit komunikasi.
4. Adanya desakan dari belahan bumi lain untuk mengadili penjahat perang,
menyerukan keadilan.
5. Meningatnya pertukaran budaya internasional melaui felm hollywood, bollywood dan
mandarin.
6. Menyebarnya pahammultikulturalisme sereta semakin besar akses individu terhadap
berbagai macam budaya.
7. Meningkatnya perjhalanan turis lintas negara.
8. Meningkatnya imigrasi termasuk yang ilegal.
9. Berkembangnya infrastruktur telekomunikasi global.
10. Berkembangnya sistem keuangan global.
11. Meningkatnyaaktivitas perekonomian dunia yang dikuasai oleh perusahaan-
perusahaan multinasional.
12. Menigkatnya eran organisasi internasiuonal seperti WTO, IMF, Bank Dunia yang
menangani urusan transaksi internasional.

Pandangan Mengenai Proses Globalisasi ada 3 yaitu :

1. Kaum Skeptis : berpendapat mereka mengakui bahwa kontak antar bangsa


sekarang ini lebih besar di bandingkan dengan era sebelumnya tetapi tidak cukup
terintegrasi untuk membentuk perekonomian global sebab kegiatan ekonomi dunia
terbagi dalam 3 blok perdagangan dunia seperti ; Uni Eropa, Amerika Utara dan Asi
Pasifik. Oleh sebab itu yang terjadi sekarang bukan globaliosasi ekonomi dunia
tetapi Regionalisasi perekonomian dunia.
2. Kaum Hiperglobalis : berpendapat bahwa globalisasi adalah gejala yang sangat
nyata yang konsekwensinya dapat dirasakan di hampir semua tempat di dunia.
Masing-masing negara tidak lagi mampu mengontrol perekonomian mereka karena
perkembangan perdagangan dunia yang pesat. Kemampuan para politikus negara
sangat terbatas dalam menangani isu lintas batas sehuingga mereka kehilangan
tentang sistem pemerintahan yang ada, sebab kebijakan ekonomi dipegang oleh 3
aktor ekonomi dunia yaitu, WTO (world Trade Organization), IMF (International
Moneter Fund ) dan World Bank.
3. Kaum Transformatif : mengatakan Tatanan global mengalami perubahan tetapi
masih banyak pola lama yang masih bertahan seperti pemerintah masih tetap
memiliki kekuasaan. Perubahan sekarang ini tidak hanya terjadi di bidang ekonomi
tetapi terjadi juga di bidang politik, sosial budaya. Globalisasi biukan proses satu
arah tetapi aliran dua arah antara gambar, informasi dan npengaruh. Negara
mengadakan restrukturisasi diri untuk menjawab berbagai organisasi ekonomi dan
sosial yang baru.

Debat Mengenai Globalisasi :

Kaum Skeptis Kaum Kaum Tranformatif


Hiperglobalis

Apanya yang Blok-blok perdagangan Suatu abad Tingkat


baru global kesalingterkaitan
masyarakat global
seperti sekarang ini
belum pernah
terjadi sebelumnya
Ciri dominan Dunia kurang begitu Kap[italisme Globalisasi yang
saling bergantung global, ekstensif dan
dibandingkan tahun pemerintahan intensif
1890 an global,
masyarakat
madani global
Kekuasaan Diperkuat atau Berkurang atau Dibentuk kembali
pemerintahan meningkat terkikis (restructured)
nasional
Kekuatan Pemerintah dan pasar Kapitalisme dan Gabungan
pendorong tekhnologi kekuatan
Globalisasi modernitas

Pola Stratifikasi Meningkatnya Terkikisnya Arsitektur tatanan


marjinalisasi di belahan bentuk hirarki dunia yang baru
dunia bagian selatan lama
Tema dominan Kepentingan nasional McDonal, Tranformasi
Madonna, Masyarakat politik
Marlirn Manroe,
dll
Konseptualisas Sebagai Sebagai Sebagai penataan
i Globalisasi internasionalisai dan penataan kembali bubungan
regionalisasi penataan antar kawasan dan
kembali tindakan dari
kerangka
tindakan
kejauhan
manusia
Arah yang mau Blok-blok Peradaban
Tidak menentukan
dituju regional/benturan global integrasi dan
peradaban fragnentasi global
Ringkasan Internasionalisasi Berakhirnya Globalisasi yang
Argumen tergantung pada negara bangsa mengubah
persetujuan dan (mentranformasi)
dukungan pemerintah kekuasaan
nasional
pemerintah dan
politik dunia
C. Aspek-Aspek Globalisasi :

1. Globalisasi Informasi dan Komunikasi :


Informasi dan komunikasi yang didukung tekhnologi canggih semakin efisien dan
efektif. Contoh : Telepon, Radio, Televisi, Internet dapat mengatasi jarak jauh
menjadi dekat,dapat digunakan berkomunikasi antar warga suatu negara dengan
nwarga negara lain yang saling berjauhan. Barang yang ditawarkan lewat televisi
dankoran lebih mudah dikenal konsumen. Industri wisata suatu negara ditawarkan
lewat media massa sehingga meningkatkan arus wisatawan, pernyataan seseorang
dengan cepat dapat disiarkan lewat radio, Tv , koran dan internet.
2. Globalisasi Ekonomi :
Globalisasi ekonomi merupakan pengintegrasian ekonomi nasional bangsa-bangsa
kedalam sistem ekonomi global baik yang menyangkut pasokan, permintaan
transportasii, tenaga kerja, bahan mentah, distribusi serta pemasran. Globalisasi
ekonomi menghendaki persaingan bebas melalui mekanisme pasar sehingga
mekainisme oasar itulah yang menentukan apakah produk dari sebuah negara dapat
bersaing atau tidak. Pola ekonomi globalinilah yang memunculkan neoliberalisme.
Pasar dikuasai negara maju dan negara miskin semakin terpinggirkan sehingga
menimbulkan kesenjangan ekonomi. Oleh karena itu globalisasi ekonomi jauh dari
keadilan sosial, serta jauh dari kesejahteraan rakyat baik secara nasional maupun
internasional.
3. Globalisasi Hukum :
Globalisasi adalah mengaburkan batas-batas kenegaraan dibidang hukum sehingga
tidakada lagi negara yang dapat mengklaim bahwa ia menganut sistem
hukumnasional secara absolut. Kini telah terjadi saling mempengaruhi antar sistem
hukum, termasuk Indonesia. Contoh Adanya aspirasi masyarakat yang
menghendaki adanya perubahan dan keadilan.
4. Globalisasi Politik :
Globalisasi politik menyangkut isu demokratisasi dan hak asasi manusia.
Kesadaran warganegara diberbagai belahan dunia untuk berartisipasi di bidang
politik semakin meningkat, demikian halnya dengan HAM yaitu kemampuan dan
kesadaran untuk menghargai HAM dan menegakkannya semakin tumbuh dimana-
mana.
5. Globalisasi Ilmu Pengetahuan :
Masa depan adalah peradaban yang didominasi ilmu pengetahuan. IPTEK menjadi
sumber kekuatan untuk mewujudkan kemakmuran. Globalisasi IPTEK
memunculkan kesadaran pentinfgnya pemamfaatan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi untuk mengolah potensi alam untuk kemaslahatan hidup orang banyak.
Seperti rekayasa genetika, kloning, perkembangan komputer, dll.
6. Globalisasi Budaya :
Globalisasi budaya melalui Tv, film, musik dllmenyebabkan pertemuannya budaya-
budaya dari berbagai negarayang dapat menyebabkan fusi atau peleburan menjadi
budaya baru yang produktif. Globalisasi dapat membantu menegakkan kembali asal
ususl etnis,membangkitkan tradisi dan landasan-landasan religius. Tetapi globalisasi
budaya juga dapat menimbulkan berbagai gaya hiduppermisif yaitu gaya hidup yang
tidak perduli pada nilai moral dan etika.
7. Glonalisasi Agama :
Globalisasi dapat menyentuh agama-agama ,terutama yang berkaitan dengan
norma, nilai, dan makna agama... Disastu sisi dengan kemajuan informasi dan
telekomunikasi dapat berakibatpositif bagi agama-agama, misalnya, penyiaran nilai-
nilai agama dan sebaliknya menyiarkan jauh dari nilai keagamaan serta dapat
menimbulkan singkritisme atau mencari alternatif kepercayaan lainnya yang mereka
yakini.

D. Pengaruh Globalisasi :

1. Bidang politik :
a. Menyebarnya nilai politik barat seperti unjuk rasa yang kadang mengabaikan
kepentingan umum.
b. Lunturnya nilai politik yang ebrsifat kekeluargaan, mufakat dan gotong royong.
c. Politik semakin bersifat tirani, diktator mayoritas.
d. Akuntabilitas jabatan publik semakin mendapat sorotan masyarakat.
e. Semakin banyak parpol, LSM yang menyuarakan HAM, lingkungan yang ditunggangi
pihak tertentu.
f. Melemahnya kedaulatan negara.
g. Masalah lokal selau dikaitkan ke dalam konteks global.
h. Organisasi internasional sangat berkuasa.
i. Hubungan Internasional lancar, multi senrtris dan saling ketergantungan.

2. Bidang Ekonomi :
a. Modal besar semakin kuat yang lemah tersingkir.
b. Pemerintah sebagai regulasi (penata, pengatur) ekonomi yang ditetapkan menurut
kemauan pasar.
c. Berkurangnya sibsidi terhadap sektor ekonomi rakyat.
d. Persaingan harga dan kualitas semakin tinggi sejalan dengan kebutuhan
masyarakat.
e. Liberalisasi perdagangan barang, jasa layanan dan komoditi lainnya.
f. Investasi asing langsung.
g. Peredaran uang secara langsung tanpa batas negara.
h. Kebebasan gerak para pekerja

3. Bidang sosial Budaya :


a. Masuknya nuilai barat yang ditiru bangsa mmelalui internet, parabola, dll.
b. Memudarnya apresiasi terhadap budaya daerah sepereti : hedonisme(kenikmatan
sesaat), individualiusme( kepentingan diri sendiri), pragmatisme (yang
menguntungkan), permisif (tidak tabu lagi), dan konsumerisme (senang memakai
barang yang kurang berguna).
c. Lunturnya kepedulian dan kesetiakawanan sosial.
d. Semakin memudarnya nilai agama.

4. Bidang Hukum dan Pertahanan :


a. menguatnya supremasi hukum dan HAM.
b. Semakin vbanyaknya produk hukum yang memihak kepada kepentingan rakyat.
c. Semakin menguatnya tuntutan terhadap tugas, kinerja penegak hukum seperti jaksa,
hakim dan polisi.
d. Menguatnya supremasi sipil menundukkan tentara dan polisi sebatas penjaga
keamanan.
e. Peran masyarakat berkurang dalam menjaga keamanan dan ketertiban karena hal
itu menjadi tugas polisi dan tentara.
f.
E. Sisi Positif dan Negatif Globalisasi :

NO Sisi Positif Sisi negatif


1 Liberalisasi barang , jasa dan-Arus masuk
komoditi lainnya memberikanperdagangan luar
peluang bagi indonesia ikutnegeri
bersaing merebut pasarmenyebabkan
perdagangan luar negeridefisit perdagangan
terutama hasilpertanian,tekstilnasional.
dan baha tambang. -Maraknya
Bidang jasa indonesia punyapenyelundupan
peluang untuk menarikbarang ke
wisatawan mancanegaraindonesia.
untuk menikmati keindahan-Masuknya
alam, budaya tradisional yangwisatawan ke
beraneka ragam. Indonesia
melunturkan nilai
luhur bangsa.
2 Ada kecendrungan-perusahaan dalam
perusahaan asingnegeri lebih tertarik
memindahkan operasibermitra
produksi perusahaannya keperusahaan luar
negara berkembang dengannegeri. Akibatnya
tujuan keuntungan geografisindustri dalam
(bahan baku, areal luas,negeri sulit
tenaga kerja murah). berkembang.
Indonesia memiliki peluang-Terjadi kerusakan
untuk dipilih menjadi tempatlingkungan dan
baru perusahaan itu. polusi limbah
industri.
-Bila perusahaan
asing tersebut
nantinya pindah
atau pulang
kamung maka akan
terjadi pemutusan
hubungan kerja
secara besar-
besaran.
3 Kecendrungan global-Perkembangan
terbatasnya investasiperusahaan
langsung luar negeri akannasional mejadi
memberipeluang bagi pasarlambat karena
modal Indonesia seperti BEJinvestasinya lebih
(Bursa Efek Jakarta)banyak malalui
untukmeningkatkan bursa efek dari
transaksinya tanpa sainganpada mendirikan
investor asing. perusahaan baru.

4 Peredaran uang secara-Maraknya


langsung dan tanpa bataskejahatan
negara memiliki aspek positif,pembobolan
antara lain para pengusaharekening bank
dapat melakukan transaksimelaui jaringan
tanpa batas ruang dan waktu,online.
memberi peluang bank-Banyaknya
Indonesia untuk berebutpemalsuan mata
peluang jasa layanan kartuuang baik rupiah
kredit,transferantar bank, ATMmaupun asing.
dll.
5 Kebebasan gerak para-Maraknya pekerja
pekerja yang semakinilegal.
menggelobal memberikan-banyaknya
kesempatan pekerjapelanggaran HAM
indonesia untuk memperolehterhadap TKI di luar
pekerjaan di perusahaannegeri.
asing baik di dalam negeri
atau luar negeri.
6 Kecenderungan melemahnya-Gagalnya berbagai
negara daat dipakai sebagaiprogram
alat uji empiris terhadappembangunan
pemerintah RI sejauh mananasional karena
pemerintah dapat melakukanpemerintah harus
lobi diplomatik untukmemenuhi tuntutan
menyeimbangkan kekuatanlembaga
dengan negara luar dan maju. internasional atau
pemilik modal dari
luar negeri.
-Maraknya
demonstrasi yang
berakhir rusuh.
7 Meski organisasi internasional-Melemahnya posisi
seperti Bank Dunia, WTO,tawar-menawar
IMF menunjukkandalam proses
kecendrungan sangatdilomasi yang
berkuasa dalam hubungandilakukan
internasional, namun sisipemerintah
positifnyaadalah memberiIndonesia.
peluang pada menteri-munculnya rasa
ekonomi dan keuangan danketidak adilan
perwakila diluar negeri untuglobal yang
melakukan lobi diplomatikberpengaruh pada
untuk menemukan jalansikap apatis dalam
keluar dalam penyelesainapergaulan
persoala ekonomi Indonesia. Internasional.
8 Distribusi citra (image) dan-Munculnya
informasi global terutamasikapmaterialistis,
malalui media elektronikgaya hidup
seperti TV, Video dan Internetkonsumtif dan
memberikan sikap positif : 1)mentalitas instan.
Menjadi sarana pendidikan -Maraknya
bagi orang Indonesia untukpornografi dan
meningkatkan pengetahuanpornoaksi.
dan keterampilannya. 2)-Melemahnya nilai
Memudahkan memperolehluhur bangsa.
barang-barang manufaktur
berkat citra global.
9 Globalisasi turisme-Maraknya
internasional memberikanpenyelundupan
sumbangan positif sepertiobat terlarang.
menambah lapangan kerja-Maraknya penyakit
baru agen perjalanan,masyarakat seperti
meningkatkan pendapatan(prostitusi,
hotel, transportasi,dll perdagangan
wanita,kawin
kontrak).
-Berkembangnya
penyakit menular
seperti HIV-AIDS,
plu Babi.

F. Sikap Terhadap Globalisasi :

1. Mengelola Globalisasi, yang harus dilakukan adalah merumuskan kebijakan politik


luar negeri yang lebih realistis dan konstruktif. Halini dicapai melalui :
a. Menegaskan kembali ASEAN sebagai pilar utama politik luar negeri Indonesia.
b. Memfokuskan perhatian indonesia pada kebutuhan untuk mengembangkan interaksi
dann hubungan baik dengan Jepang, Korsel, Cina dan India. Dalam rangka
pembentukan pasar bebas Asia Timur (East Asia Free Trade).
c. Memadang penting upaya mengembangkan dengan sesama negara berkembang
melalui forum OKI, G7, GNB, Eropa dan AS.

2. Memperkuat akar kebangsaan, dengan cara berusaha mengeksplorasi kekuatan


lokal dari segi pemikiran maupun aksi dalamrangkamemberdayakan diri masyarakat
Indonesia. Dari segi Pemikiran berupaya terus untuk menumbuh kembangkan
usaha kecil dan menengah (UKM) di masyarakat. Masih banyak masyarakat
indonesia mencari napkah diluar pertanian,misalnya usaha warung, jasa,pedagang
eceran, dll. Dari segi aksi adalah dengan cara menghidupkan kembali program
Inpres desa tertinggal (IDT), Koperasi Kredit, Meningkatkan kualitas Sumber daya
manusia (SDM),penggunaan produk dalam negeri, revitalasi kawasan
wisata,pembanguna solidaritas bangsa,dll.
Dalam peningkatan SDM selain peningkatan wawasan dan keterampilan perlu
dilakukan pengembangan kepribadian melalui : 1) Penangkalan terhadap kekuatan
negatif (kesenangan berlebihan, konsumtif, mentalitas by-pass, dan instant. 2).
Proses keteladanan 3). Perluasanpenggunaan iptek dan keterampilan. 4).
Peningkatan kehidupanreligius seseorang.
3. Memamfaatkan globalisasi untuk pembangunan melalui kebijakan ekonomi,
pengembangan institusi serta penyesuaian nilai etika.
4. Memiliki wawasan global dengan cara tidak menerapkannya secara berlebihan
( gaya hidup).
G. Implikasi Globalisasi terhadap Bangsa dan negara :

Semua perubahan itu akan berimplikasi (melibatkan) pada hal-hal sebagai berikut :
1. Perumus kebijakan di tingkat nasional, yaitu peningkatan srategi dan langkah-
langkah operasional untuk menciptakan iklim yang menguntungkan dunia
usaha,aparat, penegak hukum dll.
2. Pelaku ekonomi, Daya saing makin banyak maka perlu untuk mempertahankan dan
meningkatkan pasar bagi hasilproduksinasional.
3. Pemerintah, dapat memainkan peran sebagai fasilitator, bimbingan, kepada
cendekiawan dan tenaga ahli untuk meninbgkatkan daya saing dalam kancah
internasional.
4. Bagi dunia Usaha, harus lebih jeli mempelajari peluang yang ada di pasar
danmenigkatkan produksi dan daya saing perusahaannya.

Anda mungkin juga menyukai