Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU HAMA TUMBUHAN DASAR


PERCOBAAN ATRAKTAN




Kelompok 6:

1. Elin Tasliah (A34100021)
2. Aan Rizka Pajarina (A34100052)
3. Martua Fransisco Silitonga (A34100067)
4. Dian Novitasari (A34100072)
5. Zulaika (A34100094)
6. M. Ridho Rasid (A34100106)










Dosen Praktikum:
1. Dr. Ir. Sugeng Santoso M.sc
2. Dra. Dewi Sartiami, M.si




DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Atraktan merupakan bahan pemikat yaitu suatu bahan kimia yang tergolong
pestisida dimana bahan aktifnya bersifat memikat jasad sasaran yang biasanya
khusus untuk serangga tertentu. Penggunaan perangkap aroma merupakan
perangkap yang paling banyak digunakan petani terutama untuk pengendalian
serangga lalat buah baik pada cabai, mangga dan lain-lain. Lalat buah merupakan
hama utama pada budidaya tanaman hortikultura. Hama ini menyebabkan buah
muda jatuh atau buah berbelatung sehingga kualitasnya menurun. Berbagai cara
pengendalian lalat buah telah dilakukan, salah satunya adalah dengan
menggunakan atraktan dengan bahan aktif metil eugenol.
Metil Eugenol merupakan atraktan yang sering digunakan untuk
mengendalikan lalat buah Bactrocera sp. Zat ini bersifat volatile atau menguap
dan melepaskan aroma wangi dengan radius mencapai 20-100 m, tetapi jika
dibantu oleh angin jangkauan bisa mencapai 3 km. Atraktan sintetik sudah banyak
beredar dipasaran tetapi harganya cukup mahal, dapat menimbulkan iritasi pada
kulit, dan belum tentu berhasil dalam pengaplikasiannya. Selain dari bahan kimia
sintetik, metil eugenol juga dapat dibuat secara langsung dari beberapa tanaman
seperti tanaman cengkeh, kayu putih, daun wangi, dan selasih (Kardinan, 2003).
Penggunaan atraktan merupakan cara pengendalian hama lalat buah yang
ramah lingkungan, Karena baik komoditas yang dilindungi maupun
lingkungannya tidak terkontaminasi oleh atraktan. Selain itu atraktan ini tidak
membunuh serangga bukan sasaran (serangga berguna seperti lebah madu,
serangga penyerbuk atau musuh alami hama), karena bersifat spesifik, yaitu
hanya memerangkap hama lalat buah, sehingga tidak ada risiko atau dampak
negatif dari penggunaannya. Namun ada pula yang berpendapat atraktan kurang
baik untuk upaya pengendalian lalat buah karena hanya menangkap serangga
jantan saja (Primatani, 2006).
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum percobaan atraktan kali ini adalah untuk mengetahui
keefektifan atraktan (Metil eugenol) dalam menarik serangga khususnya lalat
buah di lapangan.
BAB II
BAHAN DAN METODE
2.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah metil
eugenol beberapa ml, kapas, kertas label, alat perangkap yang terbuat dari
wadah plastik berlubang, kawat penggantung, tanaman jeruk, tanaman
belimbing, tanaman manggis, tanaman mangga dan insektisida.

2.2 Metode
Pertama-tama, wadah plastik yang sudah berlubang diberi kawat untuk
menempelkan kapas dan kawat penggantung. Pada saat pemakaian, wadah
plastik di letakan dengan bagian yang lubang di samping kiri dan kanan.
Kemudian teteskan metil eugenol dan insektisida dengan menggunakan jarum
suntik sebanyak 2 ml dan ditempelkan pada kapas. Alat perangkap di bawa ke
pertanaman dan digantung dan dibiarkan selama satu minggu. Setelah satu
minggu, alat perangkap diambil dari pertanaman. Lalat buah yang
terperangkap diambil dan masukan ke dalam wadah plastik kecil, kemudian
lalat buah yang terperangkap diidentifikasi.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan
Tabel Data Percobaan Antraktan
Kelompok Inang Spesies yang teramati
Rasio kelamin Jumlah
individu
yang
teramati
Jantan Betina
1
Belimbing
Bactrocera dorsalis
Bactrocera cucurbitae
Bactrocera
carambolae
-
-
26
-
-
6
32
Belimbing
Bactrocera dorsalis
Bactrocera cucurbitae
Bactrocera
carambolae
-
-
18
-
-
3
21
2
Manggis
Bactrocera dorsalis
Bactrocera cucurbitae
Bactrocera
carambolae
39
1
-
-
-
-
40
Belimbing
Bactrocera dorsalis
Bactrocera cucurbitae
Bactrocera
carambolae
64
1
-
-
-
-
65
3
Belimbing
Bactrocera dorsalis
Bactrocera cucurbitae
Bactrocera
carambolae
-
-
32
-
-
-
32
Belimbing
Bactrocera dorsalis
Bactrocera cucurbitae
Bactrocera
carambolae
-
-
15
-
-
-
15
4
Belimbing
Bactrocera dorsalis
Bactrocera cucurbitae
Bactrocera
carambolae
5
-
9
-
-
-
14
Belimbing
Bactrocera dorsalis
Bactrocera cucurbitae
Bactrocera
carambolae
7
-
7
-
-
-
14
5 Mangga Bactrocera dorsalis 58 - 69
Bactrocera cucurbitae
Bactrocera
umbrossum
1
11
-
-
Mangga
Bactrocera dorsalis
Bactrocera cucurbitae
Bactrocera
umbrossum
8
-
-
-
-
-
8
6.
jeruk
Bactrocera dorsalis
Bactrocera cucurbitae
Bactrocera
carambolae
17
-
-
-
-
-
17
Jeruk
Bactrocera dorsalis
Bactrocera cucurbitae
Bactrocera
umbrossum
-
-
2
-
-
-
2

3.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa jumlah lalat
buah yang paling banyak tertangkap adalah pada tanaman buah mangga
dengan jumlah 69 ekor dengan komposisi Bactrocera dorsalis 58 ekor,
Bactrocera cucurbitae 1 ekor dan Bactrocera umbrossum 11 ekor. Pada
dasarnya lalat buah tertarik pada warna kuning dan aroma buah masak atau
aroma amonia yang dikeluarkan oleh beberapa jenis bunga dan buah (Klinik
tanaman ipb, 2009). Sedangkan buah mangga sendiri memiliki warnanya
paling menarik dan aromanya yang tajam dibandingkan buah lain yang
menjadi bahan pengamatan. Begitu juga dengan belimbing, jumlah lalat buah
yang tertangkap jumlahnya hampir mendekati buah mangga yaitu 65 ekor
dengan komposisi Bactrocera dorsalis 64 ekor dan Bactrocera cucurbitae 1
ekor. Hal ini juga menunjukkan bahwa belimbing juga memiliki warna yang
menarik dan aroma yang cukup tajam. Selain itu ada tanaman jeruk yang
memiliki jumlah tangkapan maksimal yaitu 17 ekor dari jenis Bactrocera
dorsalis, lebih sedikit dari pada mangga, belimbing, dan manggis. Hal ini
karena jeruk pada saat masak tidak mengeluarkan aroma yang tajam dan
warnanya pun tidak cerah sehingga lalat buah tidak begitu tertarik dengan
buah jeruk. Berdasarkan data pengamatan jenis lalat buah yang paling banyak
tertangkap Bactrocera dorsalis dan Bactrocera carambolae sehingga dapat
disimpulkan bahwa kedua jenis lalat ini yang paling banyak menjadi hama
pada tanaman buah.
3.3 Foto pengamatan
Gambar pengamatan praktikum jeruk.


PENUTUP
KESIMPULAN
Pengendalian populasi lalat buah dapat digunakan dengan menggunakan
atraktan metil eugenol. Namun atraktan ini hanya dapat digunakan untuk memikat
lalat buah jantan saja sehingga tidak dapat digunakan untuk menarik lalat buah betina.
Metil eugenol ini memiliki kelemahan dalam aplikasinya karena mudah menguap
sehingga jumlah serangga jantan yang tertangkap menurun dari hari kehari. Jumlah
lalat buah yang diamati terbanyak, yaitu pada pertanaman belimbing dan mangga.
Sifat dari lalat buah sendiri memiliki ketertarikan pada aroma yang khas dan warna
yang cerah. Dan jenis lalat yang paling banyak menjadi hama pada buah adalah
Bactrocera dorsalis dan Bactrocera carambolae.
DAFTAR PUSTAKA
Kusnaedi. 1999. Pengendalian Hama tanpa Pestisida. Jakarta: Penebar
Swadaya. [13 Mei 2010].
[Anonim].2008. Pengendalian Lalat Buah. Terhubung berkala.
http://www.pustaka-deptan.go.id/publikasi/wr261044.pdf [12 Mei
2012]
[Anonim]. 2012.Aplikasi Penggunaan Atraktan Nabati. oleh: Prima Tani.
http://primatani.litbang.deptan.go.id. [13 Mei 2012].
Kardinan, A. 2003.Tanaman Pengendali Lalat Buah. hal 46. Jakarta: PT
Agro Media Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai