Dosen Praktikum: 1. Dr. Ir. Sugeng Santoso M.sc 2. Dra. Dewi Sartiami, M.si
DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Atraktan merupakan bahan pemikat yaitu suatu bahan kimia yang tergolong pestisida dimana bahan aktifnya bersifat memikat jasad sasaran yang biasanya khusus untuk serangga tertentu. Penggunaan perangkap aroma merupakan perangkap yang paling banyak digunakan petani terutama untuk pengendalian serangga lalat buah baik pada cabai, mangga dan lain-lain. Lalat buah merupakan hama utama pada budidaya tanaman hortikultura. Hama ini menyebabkan buah muda jatuh atau buah berbelatung sehingga kualitasnya menurun. Berbagai cara pengendalian lalat buah telah dilakukan, salah satunya adalah dengan menggunakan atraktan dengan bahan aktif metil eugenol. Metil Eugenol merupakan atraktan yang sering digunakan untuk mengendalikan lalat buah Bactrocera sp. Zat ini bersifat volatile atau menguap dan melepaskan aroma wangi dengan radius mencapai 20-100 m, tetapi jika dibantu oleh angin jangkauan bisa mencapai 3 km. Atraktan sintetik sudah banyak beredar dipasaran tetapi harganya cukup mahal, dapat menimbulkan iritasi pada kulit, dan belum tentu berhasil dalam pengaplikasiannya. Selain dari bahan kimia sintetik, metil eugenol juga dapat dibuat secara langsung dari beberapa tanaman seperti tanaman cengkeh, kayu putih, daun wangi, dan selasih (Kardinan, 2003). Penggunaan atraktan merupakan cara pengendalian hama lalat buah yang ramah lingkungan, Karena baik komoditas yang dilindungi maupun lingkungannya tidak terkontaminasi oleh atraktan. Selain itu atraktan ini tidak membunuh serangga bukan sasaran (serangga berguna seperti lebah madu, serangga penyerbuk atau musuh alami hama), karena bersifat spesifik, yaitu hanya memerangkap hama lalat buah, sehingga tidak ada risiko atau dampak negatif dari penggunaannya. Namun ada pula yang berpendapat atraktan kurang baik untuk upaya pengendalian lalat buah karena hanya menangkap serangga jantan saja (Primatani, 2006). 1.2 Tujuan Tujuan dari praktikum percobaan atraktan kali ini adalah untuk mengetahui keefektifan atraktan (Metil eugenol) dalam menarik serangga khususnya lalat buah di lapangan. BAB II BAHAN DAN METODE 2.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah metil eugenol beberapa ml, kapas, kertas label, alat perangkap yang terbuat dari wadah plastik berlubang, kawat penggantung, tanaman jeruk, tanaman belimbing, tanaman manggis, tanaman mangga dan insektisida.
2.2 Metode Pertama-tama, wadah plastik yang sudah berlubang diberi kawat untuk menempelkan kapas dan kawat penggantung. Pada saat pemakaian, wadah plastik di letakan dengan bagian yang lubang di samping kiri dan kanan. Kemudian teteskan metil eugenol dan insektisida dengan menggunakan jarum suntik sebanyak 2 ml dan ditempelkan pada kapas. Alat perangkap di bawa ke pertanaman dan digantung dan dibiarkan selama satu minggu. Setelah satu minggu, alat perangkap diambil dari pertanaman. Lalat buah yang terperangkap diambil dan masukan ke dalam wadah plastik kecil, kemudian lalat buah yang terperangkap diidentifikasi. BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Pengamatan Tabel Data Percobaan Antraktan Kelompok Inang Spesies yang teramati Rasio kelamin Jumlah individu yang teramati Jantan Betina 1 Belimbing Bactrocera dorsalis Bactrocera cucurbitae Bactrocera carambolae - - 26 - - 6 32 Belimbing Bactrocera dorsalis Bactrocera cucurbitae Bactrocera carambolae - - 18 - - 3 21 2 Manggis Bactrocera dorsalis Bactrocera cucurbitae Bactrocera carambolae 39 1 - - - - 40 Belimbing Bactrocera dorsalis Bactrocera cucurbitae Bactrocera carambolae 64 1 - - - - 65 3 Belimbing Bactrocera dorsalis Bactrocera cucurbitae Bactrocera carambolae - - 32 - - - 32 Belimbing Bactrocera dorsalis Bactrocera cucurbitae Bactrocera carambolae - - 15 - - - 15 4 Belimbing Bactrocera dorsalis Bactrocera cucurbitae Bactrocera carambolae 5 - 9 - - - 14 Belimbing Bactrocera dorsalis Bactrocera cucurbitae Bactrocera carambolae 7 - 7 - - - 14 5 Mangga Bactrocera dorsalis 58 - 69 Bactrocera cucurbitae Bactrocera umbrossum 1 11 - - Mangga Bactrocera dorsalis Bactrocera cucurbitae Bactrocera umbrossum 8 - - - - - 8 6. jeruk Bactrocera dorsalis Bactrocera cucurbitae Bactrocera carambolae 17 - - - - - 17 Jeruk Bactrocera dorsalis Bactrocera cucurbitae Bactrocera umbrossum - - 2 - - - 2
3.2 Pembahasan Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa jumlah lalat buah yang paling banyak tertangkap adalah pada tanaman buah mangga dengan jumlah 69 ekor dengan komposisi Bactrocera dorsalis 58 ekor, Bactrocera cucurbitae 1 ekor dan Bactrocera umbrossum 11 ekor. Pada dasarnya lalat buah tertarik pada warna kuning dan aroma buah masak atau aroma amonia yang dikeluarkan oleh beberapa jenis bunga dan buah (Klinik tanaman ipb, 2009). Sedangkan buah mangga sendiri memiliki warnanya paling menarik dan aromanya yang tajam dibandingkan buah lain yang menjadi bahan pengamatan. Begitu juga dengan belimbing, jumlah lalat buah yang tertangkap jumlahnya hampir mendekati buah mangga yaitu 65 ekor dengan komposisi Bactrocera dorsalis 64 ekor dan Bactrocera cucurbitae 1 ekor. Hal ini juga menunjukkan bahwa belimbing juga memiliki warna yang menarik dan aroma yang cukup tajam. Selain itu ada tanaman jeruk yang memiliki jumlah tangkapan maksimal yaitu 17 ekor dari jenis Bactrocera dorsalis, lebih sedikit dari pada mangga, belimbing, dan manggis. Hal ini karena jeruk pada saat masak tidak mengeluarkan aroma yang tajam dan warnanya pun tidak cerah sehingga lalat buah tidak begitu tertarik dengan buah jeruk. Berdasarkan data pengamatan jenis lalat buah yang paling banyak tertangkap Bactrocera dorsalis dan Bactrocera carambolae sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua jenis lalat ini yang paling banyak menjadi hama pada tanaman buah. 3.3 Foto pengamatan Gambar pengamatan praktikum jeruk.
PENUTUP KESIMPULAN Pengendalian populasi lalat buah dapat digunakan dengan menggunakan atraktan metil eugenol. Namun atraktan ini hanya dapat digunakan untuk memikat lalat buah jantan saja sehingga tidak dapat digunakan untuk menarik lalat buah betina. Metil eugenol ini memiliki kelemahan dalam aplikasinya karena mudah menguap sehingga jumlah serangga jantan yang tertangkap menurun dari hari kehari. Jumlah lalat buah yang diamati terbanyak, yaitu pada pertanaman belimbing dan mangga. Sifat dari lalat buah sendiri memiliki ketertarikan pada aroma yang khas dan warna yang cerah. Dan jenis lalat yang paling banyak menjadi hama pada buah adalah Bactrocera dorsalis dan Bactrocera carambolae. DAFTAR PUSTAKA Kusnaedi. 1999. Pengendalian Hama tanpa Pestisida. Jakarta: Penebar Swadaya. [13 Mei 2010]. [Anonim].2008. Pengendalian Lalat Buah. Terhubung berkala. http://www.pustaka-deptan.go.id/publikasi/wr261044.pdf [12 Mei 2012] [Anonim]. 2012.Aplikasi Penggunaan Atraktan Nabati. oleh: Prima Tani. http://primatani.litbang.deptan.go.id. [13 Mei 2012]. Kardinan, A. 2003.Tanaman Pengendali Lalat Buah. hal 46. Jakarta: PT Agro Media Pustaka.
Prosiding Seminar Nasional PEI Cabang Palembang 2018: Fungi entomopatogenik Cordyceps militaris sebagai agen biokontrol hama ulat api di tanaman kelapa sawit