Anda di halaman 1dari 10

UTILITAS BANGUNAN

Muchamad Chadaffi (3115 040 614)

JANUARY 1, 2016
LINTAS JALUR DIPLOMA IV
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
1. Baku Mutu Air Bersih

a. Pengertian
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan industri terdapat pengertian mengenai Air Bersih yaitu air yang
dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan
kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan dapatdiminum apabila dimasak.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 16
Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, didapat
beberapa pengertian mengenai :
a) Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air baku
adalah air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah
dan/atau air hujan yangmemenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk
airminum.
b) Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan
atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum.
c) Air limbah adalah air buangan yang berasal dari rumah tangga termasuk tinja
manusia dari lingkungan permukiman.
d) Penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan air minum untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat,
bersih, dan produktif.
e) Sistem Penyediaan Air Minum yang selanjutnya disebut SPAM merupakan
satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan sarana air
minum.
f) Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang bertujuan membangun,
memperluas dan/atau meningkatkan sistemfisik (teknik) dan non fisik
(kelembagaan, manajemen,keuangan, peran masyarakat, dan hukum) dalam
kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air minum kepada
masyarakat menuju keadaan yang lebih baik.
g) Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan merencanakan,
melaksanakan konstruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi, memantau,
dan/atau mengevaluasi sistem fisik (teknik) dan non fisik penyediaanair
minum.
h) Penyelenggara pengembangan SPAM yang selanjutnya disebut Penyelenggara
adalah badan usaha miliknegara/badan usaha milik daerah, koperasi, badan
usaha swasta, dan/atau kelompok masyarakat yang melakukan
penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan air minum.

b. Sumber Air Bersih


Berdasarkan petunjuk Program Pembangunan Prasarana Kota Terpadu (P3KT)
Propinsi Jawa Timur tahap ke II perihal Pedoman Perencanaan dan Desain Teknis
Sektor Air Bersih yang dikeluarkan oleh Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya
PEMDA Tk. I Jawa Timur disebutkan bahwa sumber air baku yang perlu diolah
terlebih dahulu adalah:
a) Mata air
Yaitu sumber air yang berada di atas permukaan tanah. Debitnya sulit untuk
diduga, kecuali jika dilakukan penelitian dalam jangka beberapa lama. Sumber
air semacam ini yang terbesar di Jawa Timur terdapat di daerah Umbulan -
Pasuruan yang berhulu di Gunung Bromo.
b) Sumur dangkal (shallow wells)
Yaitu sumber air hasil penggalian ataupun pengeboran yang kedalamannya
kurang dari 40 meter.
c) Sumur dalam (deep wells)
Yaitu sumber air hasil penggalian ataupun pengeboran yang kedalamannya
lebih dari 40 meter.
d) Sungai
Yaitu saluran pengaliran air yang terbentuk mulai dari hulu di daerah
pegunungan/tinggi sampai bermuara di laut/danau. Secara umum air baku yang
didapat dari sungai harus diolah terlebih dahulu, karena kemungkinan untuk
tercemar polutan sangat besar.
e) Danau dan Penampung Air (lake and reservoir)
Yaitu unit penampung air dalam jumlah tertentu yang airnya berasal dari aliran
sungai maupun tampungan dari air hujan.
c. Standar Kualitas Air Baku (BM. Surbakty, 1986 : 11)
Air bersifat universal dalam pengertian bahwa air mampu melarutkan zat-zat
yang alamiah dan buatan manusia. Untuk menggarap air alam, meningkatkan
mutunya sesuai tujuan, pertama kali harus diketahui dahulu kotoran dan
kontaminan yang terlarut di dalamnya. Pada umumnya kadar kotoran tersebut
tidak begitu besar.
Dengan berlakunya baku mutu air untuk badan air, air limbah dan air bersih,
maka dapat dilakukan penilaian kualitas air untuk berbagai kebutuhan.
DiIndonesia ketentuan mengenai standar kualitas air bersih mengacu pada
Peraturan Menteri Kesehatan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 416 tahun
1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih. Berdasarkan SK
Menteri Kesehatan 1990 Kriteria penentuan standar baku mutu air dibagi dalam
tiga bagian yaitu:
a) Persyaratan kualitas air untuk air minum.
b) Persyaratan kualitas air untuk air bersih.
c) Persyaratan kualitas air untuk limbah cair bagi kegiatan yang telah beroperasi.
Mengingat betapa pentingnya air bersih untuk kebutuhan manusia, maka
kualitas air tersebut harus memenuhi persyaratan, yaitu :
a) Syarat fisik, antara lain:
Air harus bersih dan tidak keruh
Tidak berwarna
Tidak berasa
Tidak berbau
Suhu antara 10-25 C (sejuk)
b) Syarat kimiawi, antara lain:
Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun
Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan
Cukup yodium
PH air antara 6,5 9,2
c) Syarat bakteriologi, antara lain:
Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera, dan
bakteri patogen penyebab penyakit.

d. Sistem Penyediaan Air Bersih


Sistem penyediaan air bersih meliputi besarnya komponen pokok antara lain:
unit sumber baku, unit pengolahan, unit produksi, unit transmisi, unit distribusi
dan unit konsumsi.
a) Unit sumber air baku merupakan awal dari sistem penyediaan air bersih yang
mana pada unit ini sebagai penyediaan air baku yang bisa diambil dari air
tanah, air permukaan, air hujan yang jumlahnya sesuai dengan yang
diperlukan.
b) Unit pengolahan air memegang peranan penting dalam upaya memenuhi
kualitas air bersih atau minum, dengan pengolahan fisika, kimia, dan
bakteriologi, kualitas air baku yang semula belum memenuhi syarat kesehatan
akan berubah menjadi air bersih atau minum yang aman bagi manusia.
c) Unit produksi adalah salah satu dari sistem penyediaan air bersih yang
menentukan jumlah produksi air bersih atau minum yang layak didistribusikan
ke beberapa tandon atau reservoir dengan sistem pengaliran gravitasi atau
pompanisasi.
d) Unit produksi merupakan unit bangunan yang mengolah jenis-jenis sumber air
menjadi air bersih.
e) Teknologi pengolahan disesuaikan dengan sumber air yang ada.

e. Pengolahan air bersih


Konservasi air dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu :
a) Meningkatkan pemanfaatan air permukaan dan air tanah
b) Meningkatkan efisiensi air irigasi
c) Meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah
(Lindsay, RK dan kawan-kawan, Teknik Sumber Daya Air jilid 2, Erlangga,
Jakarta, 1995)
Pengolahan air memerlukan suatu proses yang berturut-turut dapat diuraikan
sebagai berikut:
a) Tahap pertama ialah penyusunan dan pengendapan pendahuluan dari air baku.
Air baku yang diambil dari sungai atau sumber lain mula-mula dimasukkan
dalam suatu kolam besar dan dilakukan proses pengendapan pendahuluan,
sehingga material yang mengambang akan berkurang karena turun ke dasar
kolam, demikian juga dengan warna akan berkurang karena efek sinar
matahari, benda-benda yang dapat membusuk akan mengalami proses
pembusukan dan melalui proses oksidasi, kegiatan bakteri dan kandungan
bakteri akan berkurang. Lamanya air baku dalam pengendapan pendahuluan
ini dapat mencapai 2-3 hari. Untuk menjaga agar kolam pengendapan
pendahuluan ini tetap berfungsi dengan baik maka pembersihan lumpur
endapan harus dilakukan secara berkala.
b) Proses aerasi, ialah mengusahakan agar air tersebut mengalami kontak secara
luas denga udara, untuk megurangi dan menghilangkan rasa dan bau, serta gas
seperti karbondioksida, metan, dan hydrogen sulfida, menambah pH dengan
mengurangi karbondioksida, mengurangi panas (temperatur). Proses ini
dilakukan kadang-kadang dengan cara mencurahkan air dari atas ke bawah
sehingga terjadi kontak dengan udara secara luas, atau dapat juga dengan
meniupkan udara ke dalam air melalui proses mekanis.
c) Proses pemurnian air (coagulation) ini dilakukan dalam suatu bak besar,
dimana air yang telah mengalami proses aerasi tadi dicampur dengan bahan-
bahan yang dapat memurnikan air. Bahan-bahan koloid, yang mengambang
dapat dipisahkan dengan cara yaitu membuat bahan-bahan tersebut menyatu
satu sama lain dengan menambahkan material seperti alumunium soda (tawas),
yang dapat mengikat kandungan yang terapung itu dan deteksi kebocoran pada
pipa air.

2. Baku Mutu Air Minum


Di Indonesia, standar baku mutu untuk air minum yang berlaku saat ini adalah
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 907/MENKES/SK/VII/2002
tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum.
Air yang kita gunakan sehari-hari baik untuk keperluan mandi, mencuci atau MCK
haruslah memenuhi standar baku mutu air bersih. Sedangkan untuk minum harus
memenuhi Standar Baku Air Minum. Air yang terlihat jernih belum tentu bersih dan
layak di gunakan. Apabila air yang kita gunakan telah tercemar maka dapat dipastikan
bahwa air tersebut sudah tidak memenuhi syarat air bersih apalagi untuk diminum.
Bagaimana cara kita mengetahui air itu layak konsumsi atau tidaknya bisa kita lakukan
pengecekan di Laboratorium kesehatan. Dalam hal ini pemerintah sudah mengatur dan
menetapkan kriteria air bersih dan air minum dalam keputusan mentri kesehatan.
Air yang akan dicek biasanya terbagi menjadi 3 unsur yaitu Fisika, Kimia dan
Mikrobiologi. Uraiannya sebagai berikut :
a) Syarat Fisika.
Warna
Air yang layak dikonsumsi tidak berwarna (jernih), apabila air berwarna, itu
menandakan air tersebut sudah tercemar oleh banyak kontaminan.
Bau
Air yang berbau dapat menjadi indikasi air tersebut tidak layak konsumsi dan
telah tercemar.
Rasa
Air normal tidaklah berasa.
TDS (Total Disolve Solid)
TDS adalah jumlah zat padat yang terlarut dalam air, nilainya adalah maksimal
1000 utuk air bersih dan 100 untuk air minum.
Kekeruhan
Terjadi karena banyak faktor, bisa tercampur oleh tanah, debu, pasir, dan zat
lainnya yang tidak larut dalam air. Air yang baik tidak memiliki nilai
kekeruhan.
b) Syarat Kimia
Besi (Fe)
Dalam jumlah kecil zat besi dibutuhkan oleh tubuh untuk pembentukan sel-sel
darah merah. Kandungan zat besi di dalam air yang melebihi batas akan
menimbulkan gangguan dalam tubuh, juga dapat berpengaruh pada perabot
rumah, keramik, kran air dan akan menimbulkan warna kuning dan berkarat.
Mangan (Mn)
Mangan bersifat toksik terhadap organ pernafasan. Standar kualitas ditetapkan
0,05 0,5 mg/l dalam air. Secara Fisik mangan dapat menimbulkan kerak
hitam pada dinding kolam, ataupun didalam pipa.
Kesadahan
Standar kesadahan total adalah 500 mg/l, jika melebihi akan dapat
menimbulkan beberapa resiko seperti : a) mengurangi efektivitas sabun, b)
terbentuknya lapisan kerak putih pada alat dapur, c) kemungkinan terjadi
ledakan pada boiler, d) sumbatan pada pipa air.
Ph
Adalah nilai tingkat keasaman atau basa dari air. Nilai pH yang normal antara
6 8. apabila nilah pH kurang dari 6 disebut asam dan sebaliknya jika melebihi
8 disebut basa.
Nitrit (NO2) dan Nitrat (NO3)
Kadar maksimun yang diperbolehkan untuk Nitrat dan Nitrit dibagi menjadi 4
kelas air. Nitrat untuk Kelas 1 2 kadar maksimumnya 10 mg/l sedangkan
untuk kelas 3 4 kadar maksimumnya 20 mg/l. Nitrit untuk Kelas 1 3 kadar
maksimumnya 0,06 mg/l sedangkan untuk kelas 4 tidak dipersyaratkan.
Timbal (Pb)
Logam berat yang dapat menjadi penyebab pencemaran air salah satunya
adalah logam timbal (Pb). Air sumur yang tercemar logam timbal (Pb) dapat
menimbulkan adanya risiko bagi kesehatan apabila dikonsumsi. Daya racun
timbal yang akut pada perairan alami menyebabkan hambatan perkembangan
mental pada anak, kerusakan pada ginjal, sistem reproduksi, hati, dan otak,
serta sistem syaraf pusat, dan bisa menyebabkan kematian.
c) Syarat Mikrobiologi
Bakteri coli. Bakteri coliform metupakan grup bakteri Gram negatif berbentuk
batang dan beberapa galur dari bakteri tersebut, terutama Escherichia coil
diketahui dapat mengakibatkan diare pada manusia dan hewan. Dapat juga
menyebabkan kematian. Menurut dua standar nasional yang mengatur kualitas
air minum, yaitu SNI 01 3553 - 1996 (Standar Nasional Indonesia) dari
Departemen Perindustrian dan Perdagangan, serta Peraturan Menteri
Kesehatan No 907/Menkes/SK/VII/2002, air minum harus memenuhi
persyaratan tingkat kontaminasi nol untuk keberadaan bakteri coliform ini.
Untuk lebih jelasnya bisa melihat tabel berikut ini :
a) Air Minum -> KepMenKes No. 907/MENKES/SK/VII/2002
No Parameter Satuan Persyaratan Teknik Pengujian
FISIKA
1. Bau - tidak berbau Organoleptik
2. Rasa - normal Organoleptik
3. Warna TCU maks.15 Spektrofotometri
4. Total Padatan Terlarut (TDS) mg/l maks. 1000 Gravimetri
5. Kekeruhan NTU maks. 5 Spektrofotometri
o
6. Suhu C Suhu udara 3oC Termometer
KIMIA
7. Besi (Fe) mg/l maks 0.3 AAS
8. Kesadahan sebagai CaCO3 mg/l maks. 500 Titrimetri
9. Klorida (Cl) mg/l maks 250 Argentometri
10. Mangan (Mn) mg/l maks 0.1 AAS
11. pH - 6.5 - 8.5 pH meter
12. Seng (Zn) mg/l maks. 8 AAS
13. Sulfat (SO4) mg/l maks 250 Spektrofotometri
14. Tembaga (Cu) mg/l maks. 1 AAS
15. Klorin (Cl2) mg/l maks. 5 Titrimetri
16. Amonium (NH4) mg/l maks 0.15 Spektrofotometri (Nesler)
KIMIA ANORGANIK
17. Arsen (As) mg/l maks. 0.01 AAS
18. Fluorida (F) mg/l maks 1.5 Spektrofotometri
19. Krom heksavalen (Cr6+) mg/l maks 0.05 AAS
20. Kadnium (Cd) mg/l maks. 0.003 AAS
21. Nitrat (NO3) mg/l maks 50 Spektrofotometri (Brusin)
22. Nitrit (NO2) mg/l maks 3 Spektrofotometri (NED)
23. Sianida (CN) mg/l maks 0.07 Destilasi
24. Timbal (Pb) mg/l maks. 0.01 AAS
25. Raksa (Hg) mg/l maks 0.001 AAS
MIKROBIOLOGI
24. Ecoli APM/100ml negatif MPN
25. Total Bakteri Koliform APM/100ml negatif MPN

b) Air Bersih Permenkes No. 416/Men. Kes/Per./IX/1990


No. Parameter Satuan Standar Teknik Pengujian
A. FISIKA
1. Bau - - Organoleptik
2. Jumlah Zat Padat Terlarut mg/l 1.500 Gravimetri
3. Kekeruhan NTU 25 Spektrofotometri
4. Rasa - - Organoleptik
o
5. Suhu C Suhu udara 1-30C Temometer
6. Warna TCU 50 Spektrofotometri
B. KIMIA
a. Kimia Anorganik
1. Air Raksa (Hg) mg/l 0.001 AAS
2. Arsen (As) mg/l 0.05 AAS
3. Besi (Fe) mg/l 1.0 AAS
4. Fluorida (F) mg/l 1.5 Spektrofotometri
5. Kadmium (Cd) mg/l 0.005 AAS
6. Kesadahan sebagai CaCO3 mg/l 500 Titrimetri
7. Klorida (Cl-) mg/l 600 Argentometri
8. Kromium, valensi 6 (Cr6+) mg/l 0.05 AAS
9. Mangan (Mn) mg/l 0.5 AAS
10. Nitrat (NO3) mg/l 10 Spektrofotometri (Brusin)
11. Nitrit (NO2) mg/l 1.0 Spektrofotometri (Nesler)
12. pH - 6.5-9.0 pH meter
13. Selenium (Se) mg/l 0.01 -
14. Seng (Zn) mg/l 15 AAS
15. Sianida (CN) mg/l 0.1 Destilasi
16. Sulfat (SO4) mg/l 400 Spektrofotometri
17. Timbal (Pb) mg/l 0.05 AAS
b. Kimia Organik
1. Detergent mg/l 0.50 Spektrofotometri
2. Zat Organik mg/l 10.00 Gravimetri
3. Pestisida Gol. Organo Fosfat mg/l 0.00 -
4. Pestisida Gol. Organo Klorida mg/l 0.00 -
5. Pestisida Gol. Organo mg/l 0.00 -
Karbamat
C. MIKROBIOLOGIK
1. MPN (Golongan Coliform) Per 100 ml 50 MPN

3. Baku Mutu Kebisingan


a. Pengertian
Berdasarkan keputusan menteri negara lingkungan hidup nomor KEP-
48/MENLH/11/1996 tentang baku tingkat kebisingan terdapat pengertian
mengenai kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan
dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan
manusia dan kenyamanan lingkungan. Tingkat kebisingan adalah ukuran energi
bunyi yang dinyatakan dalam satuan Desibel disingkat dB. Baku tingkat
kebisingan adalah batas maksimal tingkat kebisingan yang diperbolehkan dibuang
ke lingkungan dari usaha atau kegiatan sehingga tidak menimbulkan gangguan
kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan.
b. Baku tingkat kebisingan

Peruntukan Kawasan - Lingkungan Tingkat kebisingan


Kegiatan DB (A)
A. Peruntukan kawasan
Perumahan dan pemukiman 55
Perdagangan dan Jasa 70
Perkantoran dan Perdagangan 65
Ruang Terbuka Hijau 50
Industri 70
Pemerintahan dan Fasilitas Umum 60
Rekreasi 70
Khusus:
1. Bandar udara *)
2. Stasiun Kereta Api *)
3. Pelabuhan Laut 70
4. Cagar Budaya 60

B. Lingkungan Kegiatan
1. Rumah Sakit atau sejenisnya 55
2. Sekolah atau sejenisnya 55
3. Tempat ibadah atau sejenisnya 55

Keterangan :
*)
disesuaikan dengan ketentuan Menteri Perhubungan

Anda mungkin juga menyukai